Anda di halaman 1dari 13

1.

a nama pasien : nama diisi sesuai dengan nama lengkap pasien, dapat ditanyalkan langsung
atau dilihat pada kartu pengenal. Hal ini perlu diketahui untuk membedakan seorang penderita
dengan yang lainnya asal suku dan rasnya.
b. umur : sesuai dengan umur pasien ketika saat pemeriksaan. Usia mempengaruhi sistem dalam
tubuh. Usia juga menentukan bentuk, warna, serta ukuran gigi seseorang.
c. alamat/ nomor telepon : sesuai dengan alamat pasien saat ini atau alamat/no telepon yang
paling mudah dihubungi.

DESAIN GIGI TIRUAN


1. DESAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
Tahap Tahap Pembuatan Disain
Dalam pembuatan disain dikenal empat tahap yaitu :

Tahap I :

Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi (sadel)

Tahap II :

Menentukan macam dukungan dari setiap sadel

Tahap III :

Menentuka macam penahan

Tahap IV :

Menentukan macam konektor

Tahap I
Menentukan kelas dari masing masing Daerah Tak Bergigi

Daerah tak bergigi pada suatu lengkungan gigi dapat bervariasi ,dalam hal panjang,
macam, jumlah dan letaknya . semua ini akan mempengaruhi rencana pembuatan desain geligi
tiruan,baik dalam bentuk sadel ,konektor maupun dukungannya. Menurut Aplegate ,daerah tak
bergigi (DTG) dapat dibagi atas enam kelas dengan masing-masing indikasi protesanya (IP)
Kelas I
DTG : Berupa sadel berujung bebas (free end) pada kedua sisi
IP

: Protesa lepasan, dua sisi (bilateral) dan dengan perluasan basis ke distal

Kelas II
DTG : Berupa sadel berujung bebas (free end) satu sisi
IP

: Protesa lepasan, dua sisi dan dengan perluasan basis ke distal

Kelas III
DTG : Berupa sadel tertutup (paradental) ke dua gigi tetangganya kuat tetapi tidak
mampu
IP

memberikan dukungan sepenuhnya

: protesa lepasan, dua sisi dengan dukungan dari gigi

Kelas IV
DTG : Berupa sadel tertutup dan melewati garis tengah
IP
Kelas V

: Protesa cekat atau lepasan, dua sisi

DTG : Berupa sadel tertutup dan gigi tetangga bagian depan tidak kuat menerima
dukungan
IP

: Protesa lepasan dua sisi

Kelas VI
DTG : Berupa sadel tertutup dan kedua gigi tetangganya kuat
IP

: Protesa cekat atau lepasan, satu sisi dan dukungan dari gigi

Tahap II
Menentukan macam dukungan dari setiao sadel
Bentuk daerah tak bergigi ada dua macam yaitu daerah tertutup (paradental) dan daerah
berujung bebas (free end) . sesuai dengan sebutan ini, bentuk sadel dari geligi tiruan dibagi dua
macam yaitu sadel tertutup atau paradental (paradental sadle) .
Ada tiga pilihan untuk dukungan sadel paradental, yaitu dukungan dari gigi, dari mukosa,
atau dari gigi dan mukosa.(kombinasi) . sebaliknya, sadel berujung bebas, dukungan bias berasal
dari mukosa atau dari gigi dan mukosa (kombinasi) .
Dukungan terbaik untuk protesa sebagian lepasan hanya dapat diperoleh bila faktorfaktor berikut ini diperhatikan dan dipertimbangkan. Faktor-faktor tersebut adalah keadaan
jaringan pendukung, panjang sadel, jumlah sadel, dan keadaan rahang yang akan dipasang geligi
tiruan.
Tahap III

Menentukan jenis penahan


Dua macam penahan (Retainer), untuk geligi tiruan yaitu:

Penahan langsung (Direct Rentainer) ,yang diperlukan untuk setiap geligi tiruan

Penahan tak langsung (Indirect Retainer), yang tidak selalu dibutuhkan untuk
setiap geligi tiruan

Untuk menentukan penahan mana yang akan dipilih, maka perlu diperhatikan faktor:
a) Dukungan dari sadel
Hal ini berkaitan dengan indikasi dari macam cengkraman yang akan dipakai dan
gigi penyayangga yang ada atau diperlukan
b) Stabilisasi dari Geligi Tiruan
Ini berhubungan dengan jumlah dan macam gigi pendukung yang ada dan yang
akan dipakai
c) Estetika
Ini berhubungan dengan bentuk atau tipe cengkram serta lokasi dari gigi
penyangga
Tahap IV
Menentuka jenis konektor
Untuk protesa resin, konektor yang dipakai biasanya berbentuk pelat. Pada gigi tiruan
kerangka logam, bentuk konektor bervariasi dan dipilih sesuai indikasinya. Kadang-kadang pada
gigi tiruan kerangka logam ini digunakan lebih dari satu konektor.
Dasar pertimbangan penggunaan lebih dari satu konektor

1. Pengalaman pasien
Pembuatan protesa yang baru biasanya disesuaikan dengan disain protesa
yang lama, agar adaptasi pasien lebih mudah
2. Stabilisasi
Agar protesa lebih stabil, kadang-kadang diperlukan konektor tambahan yang
selain berfungsi untuk memperkuat geligi tiruan, juga berfungsi sebagai
penahan tak langsung.
3. Bahan Geligi Tiruan
Untuk geligi tirua resin, bahan tidak menjadi masalah karena umumnya
berupa pelat dari bahan yang berkekuatan hampir sama ; lain halnya dengan
kerangka logam yang modulus elatistasnya berbeda-beda.

Khusus untuk kasus berujung bebas, hal-hal berikut perlu di perhatikan :


1. Perlu diusahakan adanya penahan tak langsung
2. Disain cengkraman harus dibuat sedemikian sehingga tekanan kunyah yang
bekerja pada gigi penahan jadi seminimal mungkin
3.

Sandaran oklusal hendaknya diletakan menjauhi daerah tak bergigi

4.

Perlu dilakukan pencetakan ganda, agar keseimbagan penerimaan beban


kunyah antara gigi dan mukosa dapat dicapai

5. Dalam pembuatan disain perlu dipikirkan kemungkinannya perlunya


pelapisan atau panggantian basis dikemudian hari; dan hal ini harus mudah
dilakukan.

Klasifikasi Menurut Aplegate-Kennedy

Kelas I : daerah tak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang masih ada
dan berada pada ke dua sisi rahang (bilateral).

Kelas II : daerah tak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang masih ada,
tetapi berada hanya pada salah satu sisi rahang saja (unilateral).

Kelas III : daerah tak bergigi terletak di antara gigi-gigi yang masih ada di bagian
posterior maupun anteriornya dan unilateral.

Kelas IV : daerah tak bergigi terletak pada bagian anterior dari gigi-gigi yang
masih ada dan melewati garis tengah rahang.

Kelas V : daerah tak bergigi paradental dimana gigi asli anterior tidak dapat
dipakai sebagai gigi penahan atau tak mampu menahan daya kunyah

Kelas VI : daerah tak bergigi paradental dengan ke dua gigi tetangga asli dapat
dipakai sebagai gigi penahan

2. DESAIN GIGI TIRUAN LENGKAP

Desain Gigi Tiruan Lengkap adalah


1. Buat lekuk pengontrol pada dasar model kerja
Dengan tujuan agar keadaan model rahang pada artikulator waktu penyusunan gigi
geligi sesuai dengan keadaan model rahang sesudah geligi tiruan lengkap disalin
dengan akrilik pada waktu kita akan melakukan grinding selektip.
Tekniknya :

Dasar model keja dihaluskan dengan kertas amplas atau trimmer.

Buat 3 lekuk pengontrol yang diletakan:


Lekuk pertama di letakkan pada garis tengah dari dasar belakang model
kerja rahang atas dan rahang bawah.
Lekuk kedua dan ketiga dilatakkan tepat dibawah frenulum bukalis kiri
dan kanan dari dasar medel kerja rahang atas dan rahang bawah.

2. Pembuatan Kawat Penguat


Tujuannya adalah agar occlusal rims/gelangan gigit atau trial denture yang akan
dicoba dalam mulut pasien pada waktu menentukan M.M.R(maxilo Mandibular
Relationship)tidak berubah atau patah landasannya.
Pemakaian kawat penguat hanya apabila landasan geligi tiruan dibuat dari malam.

3. Penarikan Garis tengah model kerja rahang atas dan bawah


Untuk mendapatkan garis tengah pada model rahang , kita harus mempunyai 3 buah
Patokan yang tetap , dimana dari ke 3 titik yang dihubungkan tersebut baru diperoleh
satu garis .
Garis tengah model rahang atas adalah garis yang ditarik melalui titik-titik:
Frenulum labial atas
Titik pertemuan rugae palatinus kiri dan kanan
Titik tengah antara ke 2 fovea palatinus

Garis tengah model rahang bawah adalah garis yang ditarik melalui titik-titik:
Frenulum labial bawah
Titik tengah rahang bawah
Frenulum lingual
4. Penarikan garis puncak linggir
Gambar puncak linggir model kerja penting sekali karena pada waktu menyusun
gigi., pedoman kita ialah gigi geligi harus terletak diatas puncak linggir, bila tidak
maka saat artikulasi geligi tiruan akan lepas yang disebabkan karena daya kunyah
yang tidak jatuh pada puncak linggir rahang.

Puncak linggir model rahang atas melalui titik-titik:


Titik kaninus atas
Titik notch/lekukan pterygo maxilaris
Dan titik pertemuan puncak linggir anterior dengan garis tengah

Puncak linggir model rahang bawah melalui titik-titik


Titik kaninis bawah
Titik retromolar pad
Dan titik pertemuan puncak linggir anterior dengan garis tengah

DESAIN GIGI TIRUAN CEKAT


Adapun 5 macam desain gigi tiruan cekat yang perbedaannya terletak pada dukungan
yang ada pada masing masing ujung pontik. Kelima desain adalah
1. Fixed Bridge

Suatu gigi tiruan yang pontiknya didukung secara kaku pada kedua sisi oleh satu atau
lebih gigi penyangga. Pada bagian gigi yang hilang yang terhubung dengan gigi
penyangga,harus mampu mendukung fungsional dari gigi yang hilang. GTC
merupakan restorasi yang kuat dan retentif untuk menggantikan gigi yang hilang dan
dapat digunakan untuk beberapa gigi yang hilang.
2. Semi Fixed Bridge
Suatu gigi tiruan yang didukung secara kaku pada satu sisi. Biasanya pada akhir distal
dengan satu atau lebih gigi penyangga. Satu gigi penyangga akan menahan perlekatan
intracoronal yang memungkinkan derajat kecil pergerakan antara komponen rigid dan
penyangga gigi lainnya
3. Cantilever Bridge
Suatu gigi tiruan yang didukung hanya satu sisi oleh satu atau lebih abutment. Pada
cantilever bridge ini, gigi penyangga dapat mengatasi beban oklusal dan gigitan
4. Spring Cantilever Bridge
Suatu gigi tiruan yang didukung oleh sebuah bar yang dihubungkan ke gigi atau
penyangga gigi. Lengan dari bar yang berfungsi sebagai penghubung ini dapat
bervariasi panjangnya,tergantung pada posisi lengkung gigi penyangga dalam
kaitannya dengan gigi yang hilang. Lengan dari bar mengikuti kontur dari palatum
untuk memungkinkan adaptasi pasien
5. Compound Bridge
Ini merupakan gabungan atau kombinasi dari dua macam gigi tiruan cekat dan bersatu
menjadi suatu kesatuan.

Anda mungkin juga menyukai