Anda di halaman 1dari 16

DENTAL SIDE TEACHING

STAINLESS STEEL CROWN

IDENTITAS
No. RM : T.20617
Nama Pasien : Theofillo Todar
Umur : 6 Tahun

KASUS
Pasien anak laki-laki berusia 6 tahun yang berdomisili di Airmadidi, datang ke
RSGM Universitas Sam Ratulangi untuk menambal gigi belakang kanan bawah
yang berlubang. Gigi tersebut mulai berlubang sejak ± 2 tahun yang lalu. Pasien
pernah merasa sakit ataupun nyeri spontan pada gigi tersebut. Pasien ingin giginya
dirawat.
Tanggal pemeriksaan : 26 Juli 2018
Gigi yang dirawat : Gigi 85

Riwayat kesehatan penderita yang perlu diperhatikan


- Riwayat penyakit menular : Tidak ada
- Riwayat penyakit yang diidap penderita : Tidak ada
- Riwayat alergi obat-obatan : Tidak ada

Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan gigi belakang kanan bawah yang berlubang dan
pasien ingin dirawat giginya.

Riwayat Gigi Terlibat


Gigi tersebut mulai berlubang sejak ± 2 tahun yang lalu. Pasien pernah merasa
sakit ataupun nyeri spontan pada gigi tersebut. Gigi tersebut telah dilakukan
perawatan sebelumnya.

Meliana Anastasya Mantiri|16014103015 | DST (Stainless Steel Crown) 1


Pemeriksaan subjektif
Rasa sakit : t.a.k

Pemeriksaan objektif
- Pembengkakan ekstra oral : t.a.k
- Pembengkakan intra oral : t.a.k
- Fistula : t.a.k
- Gigi karies : Pulpa
- Gigi perforasi : t.a.k
- Gigi berubah warna : t.a.k
- Perkusi sakit : t.a.k
- Tekanan sakit : t.a.k
- Gigi goyang : t.a.k
- Pembesaran kelenjar : t.a.k
- Jaringan lunak sensitif pada palpasi: t.a.k
- Fraktur pada mahkota : t.a.k
- Karang gigi : t.a.k
- Gingiva sekitar gigi : Normal
- Polip : t.a.k

Diagnosis Klinik : Nekrosis Pulpa

Rencana perawatan : Pembuatan mahkota stainless steel (stainless steel crown)

Prognosis : Baik karena pasien kooperatif, gigi tidak goyang dan


sudah pernah dilakukan perawatan saluran akar serta
erupsi gigi permanen pengganti masih lama.

Meliana Anastasya Mantiri|16014103015 | DST (Stainless Steel Crown) 2


Foto kedaan gigi sebelum perawatan

(a) Keadaan gigi sebelum dilakukan (b) Keadaan gigi setelah dilakukan perawatan pulpektomi
perawatan

(c) Gambaran radiografi gigi post


pulpektomi yang akan dibuatkan mahkota
stainless steel
Gambar 1. (a) Foto intraoral gigi 85 sebelum dilakukan perawatan pulpektomi (b) Foto intraoral
gigi 85 setelah dilakukan perawatan pulpektomi (c) Gambaran radiografi gigi post pulpektomi
yang akan dibuatkan mahkota stainless steel

Alat dan bahan yang disediakan:


No Alat dan bahan Fungsi dan kegunaan

1 Masker, handskun, celemek Digunakan sebagai alat proteksi diri ang


dapat mencegah infeksi silang

2 Nierbeken dan diagnostic set Digunakan sebagai wadah instrument


dan almamanterium untuk pemeriksaan
objektif

3 Contra angle handpiece (low Digunakan sebagai alat preparasi gigi

Meliana Anastasya Mantiri|16014103015 | DST (Stainless Steel Crown) 3


speed dan high speed)

4 Stone bur dan rubber wheel Digunakan untuk polesing pada crown
polish

5 Wooden blade Digunakan untuk meratakan atau


merapikan crown

6 Bite block Digunakan untuk membantu menahan


rahang/ stabilitas rahang saat membuka
mulut selama tindakan, mencegah
terjadinya trauma TMJ

7 Glass lab Digunakan sebagai wadah mencampur


bahan pengisi saluran akar dan bahan
tumpatan

8 Dappen glass Digunakan sebagai tempat


alcohol,sterilisasi bur dan alat kecil
lainnya

9 Kapas Digunakan untuk membersihkan ,


mengeringkan, dan mengaplikasikan
bahan kedokteran gigi

10 Alkohol 70% Digunakan sebagai bahan larutan


antiseptic untuk tindakan pencegahan

11 Cotton roll dan cotton pellet Digunakan untuk mengisolasi daerah


kerja

12 Articulating papper Digunakan untuk saluran akar


mengecek anoklusi gigi

13 Caliper Digunakan untuk pengukuran gigi yang


akan dibuat crown

14 Gunting ujung membulat Digunakan untuk menggunting bagian

Meliana Anastasya Mantiri|16014103015 | DST (Stainless Steel Crown) 4


(round scissor) SSC yang akan dilakukan pengurangan

15 Crimping plier (tang paruh Digunakan untuk pembentukkan SSC


cembung-cekung) bagian sebelah dalam dan luar

16 Saliva ejector Digunakan untuk menyedot/menghisap


saliva pada kavitas sehingga membuat
daerah kerja menjadi kering

17 Rubber bowl dan spatula Digunakan untuk tempat bahan


plastic pencetakkan rahang atas dan bawah

18 Sendok cetak no. 1 Digunakan untuk mencetak rahang atas


dan bawah

19 Bahan cetak alginate Sebagai bahan pencetakkan

20 Stone gips dan gips putih Sebagai bahan cor cetakkan

21 Glass ionomer cement Sebagai bahan restoratif gigi untuk


(tergantung bahan yang mengisi gigi dan luting semen
tersedia)

22 Boxing segi tujuh Sebagai basis model study

23 Spatula semen dan plastic Untuk mengaduk bahan cement phospat


instrument tumpatan di atas missing slab atau glass
plate

24 Mata bur high speed dan low Sebagai alat preparasi gigi.
speed (round, fissure dan
tapered

1. PROSEDUR PERAWATAN
A. 26 Juli 2018
 Pengisian kartu status bagian

Meliana Anastasya Mantiri|16014103015 | DST (Stainless Steel Crown) 5


 Pengambilan foto intraoral pasien
 Melakukan perawatan pendahuluan, yaitu pulpektomi gigi 85
Instruktur : drg. Grace Sondakh, MARS
 9 Agustus 2018
Tumpatan GIC
Instruktur : drg. Grace Sondakh, MARS

B. Dental Side Teaching (DST)

C. Pengukuran gigi yang akan dibuatkan Stainless Steel Crown


Sebelum gigi dipreparasi terlebih dahulu jarak mesio-distal gigi yang akan
dibuatkan SSC di ukur menggunakan kaliper. Pengukuran ini bertujuan
untuk menetukan besarnya SSC yang akan digunakkan agar sesuai dan pas
dengan besarnya gigi.

D. Preparasi gigi
Sebelum dimulai pemasangan SSC, perlu dilakukan preparasi gigi
untuk mendapatkan adapatasi, stabilisasi, dan retensi yang baik. Preparasi
gigi dilakukan dengan tujuan pembuangan jaringan karies, membebaskan
titik kontak dengan gigi tetangga, dan pengurangan struktur gigi pada
seluruh bagian. Preparasi dianggap telah cukup bila SCC yang telah
disediakan dapat duduk dengan baik pada gigi. Adapun tahapan preparasi
gigi untuk pemasangan stainless steel crown pada gigi posterior ialah
sebagai berikut:

1. Pembuangan seluruh jaringan karies


Terlebih dahulu dilakukan pembuangan pada seluruh jaringan karies
menggunakan round bur dengan putaran rendah atau dengan
menggunakan excavator. Bila diperlukan pada tahap ini dapat
dilakukan pemberian anastesi lokal secara infiltrasi pada bagian labial
dan palatal jika gigi yang akan dipreparasi masih vital.
2. Mengurangi permukaan oklusal

Meliana Anastasya Mantiri|16014103015 | DST (Stainless Steel Crown) 6


Fisur-fisur yang dalam pada permukaan oklusal diambil hingga
kedalaman 1-1,5 mm menggunakan tappered diamond bur. Permukaan
oklusal diratakan hingga semua kedalamannya sama.

Gambar 2. Pengurangan permukaan oklusal


3. Mengurangi permukaan proksimal
Sebelum dilakukan preprasi, gigi tetangga dilindungi dengan matriks
band kemudian menggunakan fisurre diamond bur dengan posisi sudut
kira-kira 20º dan parallel dengan axis panjang gigi dilakukan
penggurangan sebanyak 1-1,5mm hingga subgingiva. Preparasi
dilakukan dengan gerakan mengikuti kontur proksimal gigi. Hasil akhir
proksimal harus dapat dilewati oleh sonde/exploler.

Gambar 3. Pengurangan permukaan proksimal

4. Mengurangi permukaan bukal dan lingual


Menggunakan fissure diamond bur permukaan bukal dan lingual
dikurangi sedikit sampai ke gingival margin dengan kedalaman ± 1-
1,5mm. kemudian sudut-sudut antara dua permukaan dibulatkan.

Meliana Anastasya Mantiri|16014103015 | DST (Stainless Steel Crown) 7


Gambar 4. Pengurangan permukaan bukal dan lingual (kiri) pembulatan sudut

(kanan)

5. Aplikasi pelindung pulpa


Apabila pembuangan jaringan karies telah mencapai dentin dan cukup
dalam sebaiknya dilakukan pengaplikasian kalsium hidroksida, yang
berfungsi melindungi pulpa terhadap iritasi.

E. Persiapan SSC sebelum dipasang


1. Pemilihan Ukuran SSC
SSC dipilih sesuai jarak mesio-distal gigi susu sebelum preparasi.
Jika jarak mesio-distal dari gigi yang akan dipreparasi sudah tidak dapat
diukur, maka dapat diambil jarak gigi tetangga sebelah mesial ke gigi
tetangga sebelah distal dari gigi yang akan dipreparasi. Bila gigi tetangga
tidak ada, dapat diambil ukuran dari gigi yang kontra lateral pada satu
rahang. Ukuran crown yang dipilih harus cukup besar agar dapat
beradaptasi dengan baik dibawah gingival margin.
2. Pemotongan SSC
Letakkan SSC yang sudah dipilih di atas gigi yang telah dipreparasi.
Tekan SSC ke arah gingiva. Beri tanda pada free margin gingiva di
permukaan bukal dan lingual. Kemudian lakukan pemeriksaan:
- Bila terlalu tinggi atau rendah maka oklusi tidak baik.
- Bila terlalu besar atau kecil, SSC tidak dapat masuk kedalam sulkus
gingiva.
Periksa apakah tepi SSC pada daerah aproksimal sudah baik. Tentukan
kelebihan SSC, kemudian kurangi bagian di bawah tanda yang telah
ditentukan sebelumnya sebanyak 0,5-1mm dengan stone bur atau
gunting sehingga ssc masuk ke sulkus gingiva 1 mm. SSC dicobakan

Meliana Anastasya Mantiri|16014103015 | DST (Stainless Steel Crown) 8


lagi dan perhatikan oklusi gigi geligi dan jika gingiva terlihat pucat
berarti SSC masih kepanjangan dan perlu pemotongan bagian
servikalnya.

3,5
Gambar 5. Pemotongan Stainless Steel Crown

3. Pembentukan SSC
Pembentukan SSC dilakukan menggunakan tang khusus, gunakan
tang paruh cembung untuk membentuk SSC bagian sebelah dalam dan
tang paruh cekung untuk membentuk SSC bagian sebelah luar jika crown
tidak masuk dengan baik. Bagian bukal, lingual, dan servikal dibentuk
dengan konfigurasi sesuai dengan gigi yang akan dipasangkan SSC.
Bagian servikal dibengkokan dengan plier pembengkok.
Selanjutnya dilakukan pengecekan kembali untuk melihat adaptasi akhir
pada bagian servikal. Bagian servikal harus benar-benar menempel pada
posisi gigi untuk mendapatkan retensi yang maksimal. Selain itu juga
dlakukan pengecekan oklusi agar tidak terjadi open bite.

Gambar 6. Pembentukan Stainless Steel Crown

4. Penghalusan SSC
Apabila SSC telah selesai dibuat langkah terakhir yang harus
dilakukan yakni penghalusan. Daerah margin SSC diasah kearah gigi dan
pinggiran dihaluskan/dilicinkan menggunakan stone bur dan rubber

Meliana Anastasya Mantiri|16014103015 | DST (Stainless Steel Crown) 9


wheel polish. Permukaan yang kasar dapat mengiritasi gingiva dan
memudahkan terjadi penumpukkan plak.

Gambar 7. Penghalusan Stainless Steel Crown

F. Pemasangan/Sementasi SSC
Setelah SSC dihaluskan, SSC dipersiapkan untuk dilakukan
pemasangan. Sebelumnya gigi dikeringkan dan dilakukan diisolasi
menggunakan cotton roll serta dibantu dengan saliva ejector yang
dipasang agar gigi tetap kering dan bebas dari saliva. Selanjutnya aduk
semen sampai konsistensi homogen lalu masukan kedalam SSC hingga
hampir penuh. Pasang SSC dari bagian lingual ke bukal, tekan dengan jari
sampai posisi yang tepat kemudin pasien diminta menggigit (oklusi
sentrik) dengan wooden blade yang diletakkan di atas gigi tersebut.
Selanjutnya bersihkan sisa kelebihan semen yang telah mengeras.

5
Gambar 8. Pemasangan Stainless Steel Crown

G. Evaluasi SSC
Hal-hal yang perlu diperhatikan
- Crown harus halus dan terpoles
- Tepi margina/servikal halus dan beradaptasi dengan baik serta masuk
kedalam gingiva 0,5-1mm dan tidak ada pemucatan gingiva

Meliana Anastasya Mantiri|16014103015 | DST (Stainless Steel Crown) 10


- Oklusi dilakukan dengan pengecekan menggunakan articulating
paper
- Tidak ada semen yang tertinggal
Selanjutnya pasien diinstruksikan untuk mengkonsumsi makanan lunak
selama satu hari dan menyikat gigi dua kali sehari setelah makan pagi
dan sebelum tidur malam serta dianjurkan membersihkan celah gingiva
dan papila interdental menggunakan dental floss.

4
Gambar 9. Proses pemasangan Stainless Steel Crown

H. Kontrol
Pasien diminta kontrol 1-2 minggu kemudian. Pada saat pasien datang
kontrol, dlakukan pemeriksaan subjektif dengan menanyakan pada pasien
apa ada keluhan ngilu selama ini dan apakah terasa ada yang mengganjal
saat mengunyah. Serta pemeriksaan objektif berupa pemeriksaan oklusi,
tepi SSC yang beradaptasi dengan gingva, perkusi, tekanan. Selanjutnya
pasien diberikan edukasi tentang merawat kesehatan gigi dan mulut.

Meliana Anastasya Mantiri|16014103015 | DST (Stainless Steel Crown) 11


LANDASAN TEORI
Stainless Steel Crown (SSC)

PENGERTIAN
Stainless Stell Crown (SSC) adalah mahkota logam yang dibuat oleh
pabrik dalam berbagai ukuran dan mempunyai bentuk anatomis sesuai gigi asli.
Materialnya mengandung 18% chromium dan 8% nikel. Adanya chromium
mengurangi korosi logam. Sejak diperkenalkan oleh Humphrey (1950) dalam
bidang kedokteran gigi anak, disamping sebagai retainer pada beberapa kasus,
SSC menjadi bahan restorasi pilihan dalam perawatan gigi sulung dengan
kerusakan gigi yang luas karena dapat menutupi seluruh mahkota gigi dan

Meliana Anastasya Mantiri|16014103015 | DST (Stainless Steel Crown) 12


membentuk kembali bentuk anatomi gigi serta lebih tahan lama dibandingkan
restorasi lainnya.

MACAM - MACAM SSC


Terdapat macam-macam jenis dari SSC sebagai berikut ini :
 Festooned : dengan merek Ni-Chro primary crown, keluaran ion –
3M(USA) adalah metal crown yang sudah dibentuk menurut anatomis
gigi, baik kontour oklusal, bukal atau lingual, proksimal dan tepi servikal.
Penyelesaian preparasi SSC jenis festooned ini tinggal membentuk atau
menggunting permukaan servikal mahkota tersebut.
 Unfestooned : dengan merek Sun – Platinum, keluaran Sankin, Jepang
adalah metal crown yang telah dibentuk permukaan oklusal saja sedangkan
bagian bukal/lingual dan servikal harus dibentuk dengan tang khusus.
Kedua macam bentuk mahkota harus dimanipulasi agar tetap baik
marginalnya.
 Open Face: Stainless steel crown open face merupakan stainless steel
crown baik festooned maupun unfustooned yang permukaan bukalnya
dibuang kemudian diisi dengan bahan tambal sewarna gigi misalnya
komposit atau akrilik. SSC open face dibuat untuk mengatasi masalah
estetik yang ditimbulkan oleh warna logam yang kontras dengan warna
gigi.
 Composite Bonding Stainless Steel Crown: Dengan perkembangan bahan
kedokteran gigi yang begitu pesat, selain mahkota pigura. Stainless steel
crown juga dapat di bonding atau dilapisi komposit pada seluruh
permukaannya sehingga nilai estetiknya lebih baik. Restorasi jenis baru ini
memiliki kekuatan yang baik dan warnanya dapat disesuaikan dengan
keinginan pasien.
Ada juga Macam-macam Stainless Steel Crown menurut bentuk mahkotanya,
dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. Untrimmed Crowns: Belum dikontur maupun dibentuk sehingga bentuk
bidang selain oklusal lurus. Membutuhkan banyak adaptasi dan memakan
waktu lama.

Meliana Anastasya Mantiri|16014103015 | DST (Stainless Steel Crown) 13


b. Pretrimmed Crowns: Crown jenis ini mempunyai sisi yang lurus dan
belum memiliki kontur tetapi sudah dalam keadaan sesuai dengan
lengkung tepi gingival. Masih membutuhkan beberapa adaptasi dan
manipulasi.
c. Precontoured Crowns: Crown jenis ini terkontur dengan baik namun
terkadang masih membutuhkan sedikit penyesuaian.

INDIKASI
SSC banyak digunakan dalam perawatan gigi anak–anak karena banyak
keuntungannya SSC merupakan suatu bahan restorasi yang ideal untuk mencegah
kehilangan gigi susu secara prematur.
1. Kerusakan yang meluas pada gigi susu.
Finn (1973) menyatakan pemakaian SSC sangat efektif untuk
perawatan karies rampan atau frekuensi kariesnya tinggi, dimana gigi
sudah banyak kehilangan struktur mahkota, sehingga tidak dapat ditambal
dengan bahan tambalan biasa.SSC merupakan restorasi mahota penuh,
menutupi gigi secara keseluruhan sehingga kemungkinan terjadinya
sekunder karies menjadi kecil.

2. Gigi Yang Mengalami Gangguan Pertumbuhan Dan


Perkembangan.
Kelainan hipoplastik akan merusak permukaan oklusal dari gigi molar
satu susu jika dijumpai adanya gangguan sistemik. Misalnya pada kasus
amelogenesis imperfekta dan dentinogenesis imperfekta akan merubah
morfologi gigi. Pemakaian gigi yang berlebihan merupakan faktor
predisposisi terjadinya abrasi pada bagian oklusal. Kelainan ini
menyebabkan gigimudah terkena karies, oleh karena permukaan oklusal
menjadi kasar yang dapat merupakan retensi dari plak. Lokasi dan
perluasan dari kerusakan hipoplastik tidak memungkinkan dibuat tambalan
amalgam, pemakaian SSC perlu dipertimbangkan.
3. Gigi Sesudah Perawatan Saluran Akar.

Meliana Anastasya Mantiri|16014103015 | DST (Stainless Steel Crown) 14


Hilangnya struktur gigi sesudah perawatan endodontik yang
meluas sampai di bawah perlekatan epitel, maka SSC merupakan
indikasi. Pada gigi molar sulung setelah pulpotomi dan perawatan
saluran akar, yang terbaik adalah dibuatkan restorasi dengan mahkota
logam. Hal ini disebabkan karena tidak hanya struktur jaringan gigi
yang umunya sudah rusak, tetapi dentin pada gigi yang non vital lebih
rapuh dan dapat menjadi fraktur oleh karena tekanan oklusal dari
kekuatan pengunyahan. Untuk mencegah kegagalan perawatan
sebaiknya digunakan restorasi mahkota logam. Hal ini disebabkan
karena pada umumnya gigi sulung dengan indikasi perawatan pulpa
kemungkinan besar telah memerlukan mahkota sebagai restorasi.
4. Sebagai Pegangan Dari Space Maintainer Atau Protesa.
SSC digunakan sebagai pegangan untuk space maintainer akar jika
gigi pegangan itu merupakan indikasi untuk pembuatan SSC. Pada
kasus – kasus bruxism yang berat. Gigi mungkin mengalami abrasi
sehingga SSC dibutuhkan untuk mengembalikan vertikal dimensi dan
mencegah kerusakan pulpa akibat trauma. Untuk mengoreksi single
crossbite anterior pada gigi susu. Untuk perawatan CBA, mahkota
dipasangkan terbalik pada gigi anterior atas ± 2 minggu sampai
maloklusi terkoreksi.

KONTRAINDIKASI
 Tidak ada retensi.
 Pada pasien dengan alergi atau sensitive terhadap nikel.
 Pasien yang tidak kooperatif.
 Pada gigi sulung yang akarnya sudah resobsi lebih dari setengah akar.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN


 Keuntungan SSC
Kerja lebih cepat, oleh karena mahkota SSC sudah tersedia sesuai dengan
ukuran dan bentuk gigi. Lebih tahan lama oleh karena terbuat dari logam

Meliana Anastasya Mantiri|16014103015 | DST (Stainless Steel Crown) 15


SSC dapat diselesaikan dalam 1 kali kunjungan, hal ini sangant baik
terutama untuk anak – anak.
 Kerugian SSC
Estetis kurang baik, warna mahkota SSC tidak sesuai dengan warna gigi
asli. Untuk mengatasinya maka pada bagian labial SSC tersebut digunting
dan dibuatkan jendela yang kemudian jendela tersebut diisi atau ditambal
dengan bahan yang sama warnanya dengan gigi misalnya self curring
acrylic, composit resin. Mudah terjadi penumpukan plak disekeliling
servikal sehingga dapat menyebabkan inflamasi gingiva.

PERTIMBANGAN KEBERHASILAN PENGGUNAAN SSC


Pembuangan karies dan yang dibutuhkan, tepat untuk terapi pulpa.
Pengurangan struktur gigi yang optimal untuk retensi mahkota yang adekuat.
Kurangnya kerusakan gigi tetangga setelah pembukaan kontak interproksimal.
Pemilihan ukuran mahkota yang tepat untuk menentukan panjang lengkungan.
Adaptasi marginal yang akurat dan kesehatan gingiva. Fungsi oklusal yang baik.
Prosedur penyemenan yang optimal.

BEBERAPA FAKTOR YANG DAPAT MENYEBABKAN KEGAGALAN SSC


Preparasi gigi yang tidak baik. Adaptasi mahkota yang tidak baik dan
kemudian disertai dengan retensi yang buruk. Metode sementasi yang tidak tepat
dengan mahkota yang lepas atau margin yang terbuka. Kegagalan perawatan
pulpa.

Meliana Anastasya Mantiri|16014103015 | DST (Stainless Steel Crown) 16

Anda mungkin juga menyukai