PITIRIASIS

VERSIKOLO
R
Preseptor : dr. Peppy Fourina, Sp. DV

Presentan
Anita Clara Siregar 2210070200151
Yusiana Nurrahmadania 2210070200067
Nur Rahmi zurni 2210070200113
 Pitiriasis Versikolor
Sering disebut panu/panau, tinea versicolor
Dermatomycoses furfuracea, tinea flava, liver spots, chromophytosis

Infeksi kulit superfisial kronik yang disebabkan oleh ragi genus Malassezia
 Pitiriasis Versikolor
Ragi lipofilik yang dulu disebut Pityrosporum Orbiculare dan Pityrosporum ovale

Genus Malassezia

• M. furfur • M. japonica,
• M. sympoidalis, • M. yamotoensis,
• M.globosa, • M. caprae,
• M.obtusa, • M. nana,
• M.rstricta, • M. equine,
• M. sloffiae, • dan M. cuniculi
• M. dermatis,
 Pitiriasis Versikolor
Ragi lipofilik yang dulu disebut Pityrosporum Orbiculare dan Pityrosporum ovale

Genus Malassezia

• Sifat dismorfik : bentuk ragi -> bentuk hifa

• Sifat lipofilik -> banyak berkolonisasi di area kaya kelenjar sebasea
Faktor Resiko
Pitiriasis
Versikolor
• Faktor genetik • Lingkungan yang hangat dan lembap
• Penyakit Cushing • Higienitas yang kurang
• Kortikosteroid sistemik dan antibiotic dalam • Penggunaan kontrasepsi oral
jangka lama
• Terapi imunosupresan
• Kurang gizi
 #2
Penyakit kulit akibat jamur di indonesia

1,1
50%
Negara tropis %
Iklim dingin (Swedia)

Pitiriasis >>
Versikolor
• Kondisi lembap, hangat atau banyak berkeringat
• Remaja dan dewasa muda
• Genetik / Pasien dengan immunocompromise

80% HIV/Aids
 Patofisiologi
Pitiriasis versikolor
Malassezia spp semula bentuk ragi -> bentuk miselia

Faktor Eksogen Faktor Endogen

• Suhu • Malnutrisi
• Kelembapan udara • Dermatitis seboroik
• Keringat • Hiperhidrosis
• Penutupan kulit dengan pakaian • Riwayat keluarga positif
atau kosmetik • Diabetes melitus
Patofisiologi
Pitiriasis versikolor
Makula hipopigmentasi
• Malassezia sp -> Asam dikarboksilat (as.azalea) -> mengganggu
pembentukan pigmen melanin
• Memproduksi metabolit (pityriacitrin) -> absorpsi sinar uv
DIAGNOSIS
 GAMBARAN KLINIS
• PREDILEKSI  BADAN BAGIAN ATAS, LEHER, PERUT,
EKSTREMITAS SISI PROKSIMAL

• TERKADANG DI WAJAH, KULIT KEPALA, AKSILA, LIPAT

PAHA, GENITALIA

• MAKULA HIPOPIGMENTASI ATAU HIPERPIGMENTASI,

TERKADANG ERITEMATOSA (DISKOLORISASI) MULAI
SEKITAR FOLIKEL, BERBATAS TEGAS, BERBAGAI
UKURAN

• SKUAMA HALUS (PITIRIASIFORMIS)

• DISKRET / KONFLUEN

• KELUHAN KOSMETIS...
 PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan dengan lampu wood

• Pemeriksaan ini dilakukan di ruangan yang gelap
beserta lampu wood yang akan digunakan untuk
mendiagnosis pasien.
• Hasil dari pemeriksaan ini kulit yang terkena pitiriasis
versikolor akan berfluoresensi menjadi kuning
keemasan
• Menunjukkan batas lesi yang terlihat jelas, sehingga
kita bisa mengetahui luas lesi,
 PEMERIKSAAN PENUNJANG

2. Pemeriksaan dengan mikroskop Cahaya

• Preparat sediaan dibuat dari kerokan skuama pada lesi yang
diletakkan pada objek glass yang ditetesi dengan larutan KOH
20% sebanyak 1-2 tetes dan tinta parker
• dilaksanakan pemeriksaan menggunakan mikroskop cahaya
dengan pembesaran 10x10, dilanjutkan pembesaran 10x40.
• Hasilnya ditemukan hifa pendek tebal 2-5µ dan bersepta,
dikelilingi spora berukuran 1-2µ gambaran ini khas sphageti
and meatball atau banana and grapes.
DIAGNOSIS BANDING
Vitiligo
• Vitiligo adalah suatu hipomelanosis yang didapat
bersifat progresif
• Makula hipomelanosis yang khas berupa bercak putih
seperti putih kapur, bergaris tengah beberapa millimeter
sampai beberapa sentimeter, berbentuk bulat atau
lonjong dengan tepi berbatas tegas dan kulit pada
tempat tersebut normal dan tidak mempunyai skuama.
• Pada pemeriksaan dengan lampu Wood makula
amelanotik pada vitiligo tampak putih berkilau,
DIAGNOSIS BANDING
2. Pitiriasis Alba
• Pada mulanya lesi berwarna merah muda atau sesuai warna kulit
dengan skuama kulit diatasnya. Setelah eritema menghilang, lesi
yang dijumpai hanya hipopigmentasi dengan skuama halus.
• Lesi umumnya asimtomatik tetapi dapat juga terasa gatal dan
panas.
• Pada pemeriksaan histopatologi tidak ditemukan melanin di
stratum basal dan terdapat hiperkeratosis dan parakeratosis
• Kelainan dapat dibedakan dari Vitiligo dengan adanya batas yang
tidak tegas dan lesi yang tidak amelanotik
 DIAGNOSIS
BANDING
2. Pitiriasis Rosea
• Pitiriasis Rosea adalah erupsi kulit akut yang dimulai
dengan lesi eritema
• Sebagian penderita mengeluhkan gatal
• Dimulai dengan lesi di badan, soliter, berbentuk oval
dan anular, diameter kira0kira 3cm
• Ruam terdiri atas eritema dan skuama halus di pinggir
• Tempat predileksi di batang tubuh, lengan dan bagian
proksimal tungkai atas
PENATALAKSANAAN
TOPIKAL
● Sampo ketokonazol 2%
Oles daerah terinfeksi / seluruh badan 5 menit sebelum mandi, sekali/hari
selama 3 hari berturut-turut.
● Sampo selenium sulfida 2,5 %
Sekali/hari 15-20 menit selama 3 hari dan ulangi seminggu kemudian.
● Sampo zinc pyrhitione 1%
Oleskan diseluruh daerah terinfeksi, 7 – 10 menit sebelum mandi, sekali/
hari atau 3-4 kali seminggu.
● Khusus daerah wajah dan genital gunakan vehikulum solutio atau
golongan azol topikal ( krim mikonazol 2 kali/hari ).
● Krim terbinafin 1%
Oleskan daerah terinfeksi 2 kali / hari selama 7 hari.
PENATALAKSANAAN
SISTEMIK
● Untuk lesi yang luas atau sulit disembuhkan dengan topikal
gunakan terapi sistemik ketokonazole 200 mg/hari selama 10
hari.

ALTERNATIF
● Intrakonazol 200 mg/hari selama 7 hari atau 100 mg/hari
selama 2 minggu.
● Flukonazol 400 mg dosis tunggal atau 200 mg/minggu
selama 2-3 minggu.
PENATALAKSANAAN
Obat dihentikan apabila pada pemeruksaan fisik, lampu wood,
dan pemeriksaan mikologis langsung berturut-turut selang
seminggu telah negatif.
Pada kasus kronik berulang terapi pemeriharaan dengan topikal
tiap 1-2 minggu atau ketokonazole 2 x 200 mg/ hari sekali
sebulan.
PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam

Quo ad functionam : bonam

Quo ad sanactionam : dubia

 EDUKASI
• Beritahu pasien bahwa repigmentasi memerlukan waktu yang lama
bahkan sampai setelah sembuh.

• Menjaga agar kulit tetap kering.

• Mengurangi aktivitas yang membuat keringat berlebihan.

• Hindari pemakaian handuk atau pakaian bersama dengan orang lain.

• Menggunakan pakaian yang tidak ketat dan menyerap keringat.