Anda di halaman 1dari 33

Pityrosporum Ovale

Laporan Kasus

Oleh
Raditya Kurnia Lukinanda
Pembimbing: dr. Hj. Buih Amartiwi, SP.KK
Pendahuluan
Pityrosporum =
Malassezia

Malassezia furfur, Malassezia


pachydermatis, Malassezia
sympodialis, Malassezia globosa,
Malassezia restricta, Malassezia
slooffiae, Malassezia obtusa

Malassezia adalah norma flora


pada kulit orang sehat
Malassezia

Pitiriasis Versikolor Pitirosporum Folikulitis


Pitiriasis Versikolor
• Azelaic acid
mengham
bat
tyrosinase
yg berperan
dalam
pembentuka
n melanin
• Malassezin

apoptosis
melanin
• Pitriacitrin,
pitrialactone

menyerap
UV &
fluoresensi
Pitirosporum Folikulitis
Identitas Pasien

• Nama : Sdr. R
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Usia : 26 tahun
• Alamat : di Jl. Seno Putro, Kota
Surabaya
• Tgl periksa : 9 November 2017
 Keluhan Utama
Gatal

 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan gatal pada badan terutama daerah punggung.
Pasien mengeluh gatal kambuh-kambuhan, terutama saat berkeringat.
Keluhan lebih gatal saat malam hari (-). Pasien sudah mengeluh gatal sejak
4 tahun yang lalu. Pasien juga mengeluh muncul bintil seperti jerawat pada
bagian yang gatal. Panas pada daerah gatal (-).
 Riwayat Penyakit Dahulu

alergi, asma, diabetes melitus, dan


hipertensi disangkal oleh pasien

 Riwayat Penyakit Keluarga

hipertensi, riwayat diabetes melitus,


riwayat penyakit alergi, asma dan
mengalami keluhan seperti pasien
disangkal.
 Riwayat Sosial

Pasien merupakan karyawan kantor.


Merokok (-). pasien tinggal di rumah
sendiri bersama keluarganya. Satu
rumah 4 orang, pasien sering memakai
jaket saat di luar rumah, dan pasien
rutin mandi dan mengganti baju.
KEADAAN UMUM
• Keadaan umum: Sehat
• Kesadaran : Compos mentis
• GSC : 456
Status Lokalis

Efloresensi regio punggung,


thorax, abdomen dan lengan
kanan bagian ekstensor
didapatkan lesi makula eritema
dengan papul dan pustule
berjumlah banyak dan menyebar.

Gambar. Regio punggung


Gambar. Regio thorax dan abdomen
Pemeriksaan Penunjang

• LED Jam I 2 (<10)


• LED Jam II 3 (<10)
• CRP 0,01 (<0,3)
Diagnosis
• pitirosporum
folikulitis
Tatalaksana

Medikamentosa Non Medikamentosa


• doxycycline cap 100mg • Edukasi cara menjaga
2x1 selama 7 hari higienitas
• ketoconazole tablet 200 • Edukasi untuk kontrol
mg 2x1 selama 7 hari rutin
• Fuson (asam fusidat)
cream 3x1
Tinjauan Pustaka
Definisi Etiologi
Folikulitis Malassezia atau
folikulitis pitirosporum adalah
penyakit pada folikel
pilosebasea yang disebabkan Malassezia furfur
oleh jamur Malassezia spp.,
berupa papul dan pustul
folikular, yang biasanya gatal
dan terutama berlokasi di
batang tubuh, leher, dan lengan
bagian atas.
Colonization
yeast of fungal
Gambar. Pitirosporum folikulitis

Gambar. Folikulitis
Epidemiologi

• Masyarakat yang tinggal di iklim hangat dan lembab


memiliki insiden yang lebih tinggi dari Pitirosporum folikulitis
• Pada tahun 2008 dari China menyebutkan bahwa 1,5% dari
semua pasien kulit di diagnosis dengan Pitirosporum ovale
folliculitis, sebagian besar dari mereka sehat, dan rata-rata
dewasa muda
• Rasio laki – perempuan 1:1
• Pitirosporum folikulitis sering terjadi pada anak muda, orang
dewasa muda dan usia tua yaitu pada mereka yang berusia
13–45 tahun
Faktor Predisposisi

Faktor
eksternal

Faktor
Individu

Penyakit Obat-
Sistemik obatan
Gejala Klinis dan Pemeriksaan
Penunjang

• Gatal di tempat predileksi


• Klinis morfologi : terlihat
papul dan pustul
perifolikular dengan
diameter berukuran 2-3
mm, dengan peradangan
minimal.
• Tempat predileksi adalah :
dada, punggung, dan
lengan atas. Kadang –
kadang di leher dan jarang
di wajah.
KOH Examination

Histopathology (PSA Stain)


Diagnosis banding

• Acne vulgaris
• Folikulitis bakterial.
• Erupsi akneiformis
Penatalaksanaan

Oral
Topikal
terapi sistemik menggunakan
ketokonazol oral 200 mg/hari selama lotion selenium sulfide 2,5% dan
4 minggu, flukonazol oral 150 ciclopirox olamine cream 0,77%, dan
mg/minggu selama 2-4 minggu, dan ketoconazole shampoo 2%.
itrakonazol oral 200 mg/hari selama
2 minggu
Prognosis

Prognosis pasien secara umum baik. Infeksi berulang sangat


sering terjadi selama terdapat faktor predisposisi.
Pencegahan menggunakan selenium sulfide lotion 2,5% atau
ketokonazol cream 2% seminggu sekali dapat diberikan.
Pencegahan juga dapat dilakukan dengan itrakonazol 400 mg
atau oral flukonazol 200 mg 1 bulan sekali.
Pembahasan
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Temuan klinis
Diagnosis Pitirosporum Folikulitis pasien
Gejala
Gatal pada tempat predileksi (dada,
punggung, dan lengan atas) +
Muncul bintil merah +
Tanda
Papul dan pustul perifolikular dengan
diameter berukuran 2-3 mm, dengan
peradangan minimal +
Faktor predisposisi
Faktor eksternal
Suhu dan kelembaban udara yang tinggi +
Pakaian oklusif yg mendorong timbulnya
keringat +
Penggunaaan tabir surya, pelembab, lotion -
Faktor Individu
Kulit berminyak -
Kegemukan -
Kehamilan -
Stress atau kelelahan -
Penyakit sistemik
Diabetes Melitus -
Defisiensi imun ?
Obat-obatan
Antibiotik broad spektrum -
Oral steroid -
Pemeriksaan penunjang
KOH -
PAS stain (histopatologi) -
Pemeriksaan penunjang

• CRP  Parameter terjadinya inflamasi akibat


infeksi akut apabila nilainya tinggi. CRP juga
ditemukan dapat meningkat pada kondi infark
miokard, autoimun, dan sindrom metabolic 
nilai normal
• LED  Nilai interval waktu (tiap jam) sel darah
merah untuk mengendap. LED sendiri akan
mengalami peningkatan apabila dalam kondisi
inflamasi atau anemia.  nilai normal
Tatalaksana

Golongan Imidazol. Diberikkan


selama 4 minggu  pasien harus
Antifungal: Ketokonazol rutin kontrol

Pada pasien ini bertujuan untuk


mencegah folikulitis akibat bakterial,
dan antibiotik golongan tetrasiklin
Antibiotik: doksisiklin (Oral),
(doksisiklin) ini juga mempunyai
asam fusilat (topikal)
efek antiinflmasi yang dapat
menghambat aktifitas kelenjar
sebasea yang berlebihan dan
hyperkeratosis.
Prognosis pasien ini baik  Infeksi berulang sangat sering terjadi
selama terdapat faktor predisposes  Pencegahan menggunakan
selenium sulfide lotion 2,5% atau ketokonazol cream 2% seminggu
sekali dapat diberikan. Pencegahan juga dapat dilakukan dengan
itrakonazol 400 mg atau oral flukonazol 200 mg 1 bulan sekali.
Kesimpulan

• Diagnosa ditegakkan dengan gejala klinis dan pemeriksaan fisik


 Pemeriksaan penunjang KOH dan kultur dapat dilakukan 
diagnosis pasti infeksi jamur dan mengetahui infeksi bakteri
• Pengobatan pada pitirosporum folikulitis menggunakan antifungal
ketokonazol. Penggunaan antibiotic diberikan selama terdapat
indikasi
• Prognosis baik bila pengobatan dilakukan secara konsisten.
Mencegah terjadinya jamur perlu dilakukan dengan menjaga
higienitas dan faktor predisposisi lainnya.
• Pasien ini mengalami keluhan secara kronis berulang sehingga
pemberian antifungal preventif dan pemeriksaan apakah terjadi
imunodefisiensi pada pasien tersebut.

Anda mungkin juga menyukai