Anda di halaman 1dari 29

TUBERKULOSIS KUTIS

VERUKOSA

Presentan :
Citra Utama Larasati
Rezi Nurul Ilman Maulani

Pembimbing :
Dr. Sofwan S Rahman., Sp.KK

Stase Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung ( UNISBA )
RSUD R.Syamsudin, SH Sukabumi
2017
Definisi

Suatu gangguan pausibasilar yang disebabkan oleh


reinfeksi secara eksogen (inokulasi) pada individu yang
sebelumnya telah tersensitisasi dengan imunitas yang
baik.
Epidemiologi
- Angka kejadian tinggi di negara – negara berkembang

- Sering terjadi pada daerah tropis

- Di dunia, lebih sering terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita

- Di Indonesia, lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria


Etiologi

• Mycobacterium tuberculosis (paling sering)


• Mycobacterium bovis
• Mycobacterium atypical
Mycobacterium
tuberculosis
- bakteri aerob obligat
- tidak membentuk spora
- tidak berkapsul
- bersifat tahan asam
- berbentuk batang tipis dengan
ukuran sekitar 0,4 x 3 μm.
• Penyusun Struktur
Dinding Bakteri :
– Lipid  tersusun dari
asam mikolat yang
bersifat hidrofobik kuat,
wax dan fosfat.
– Protein
– Polisakarida seperti
arabinogalaktan dan
arabinomanan
• Sifat Pertumbuhan :
- Mati pada suhu 60 oC selama 15-20 menit
- Pada suhu 400 -450 C sukar tumbuh atau bahkan tidak
dapat tumbuh.
- Suhu optimal tumbuh 370 C
- Bertahan hidup pada kondisi yang kering hingga
berminggu-minggu, tetapi hanya dapat tumbuh di dalam
organisme hospes.
Faktor Resiko

• Individu dg imunitas tinggi terhadap


Mycobacterium tuberculosis
• Pegawai khusus / petugas medis yang
berhubungan dg material infeksius terkait
tuberkulosis kutis verukosa.
Klasifikasi
Classification 1
Mechanism of DIssemination Types of Lessions
propagation
Exogenous TB Chancre, Tb Verrucosa Cutis, Lupus Vulgaris
Endogenous Contagious Scrofuloderma, orificial tuberculosis
Hematogenous Acute miliary tb, metastatic tb abscess,
papulonecrotic tuberculid, lupus vulgaris
Lymphatic Lupus Vulgaris
Classification 2
Form
Multibacillary TB Chancre, Scrofuloderma, Tb Orificialis, Acute
milliary Tb,
Paucibacillary Tb Verrucosa Cutis, Lupus Vulgaris, Tuberculids
Patogenesis
Manifestasi
Klinis
• Predileksi : ujung ekstremitas (misal:punggung tangan),
permukaan dorsal dari sendi (misal:siku,lutut), dan bokong.
Dewasa: lesi biasanya di tangan atau
Anak-anak: lesi biasanya di ekstremitas bawah.
• Bentuk lesi: asimptomatik papul atau papulopustul kecil
disertai halo inflamasi berwarna ungu.
• Lesi menjadi hiperkeratorik
• Plak verucosa eritema dengan batas tidak tegas
• Umumnya soliter tetapi bisa juga multipel
Diagnosis
1. Anamnesis

• Keluhan utama

• Riwayat infeksi tuberkulosis sebelumnya

• Riwayat kontak dengan penderita TB

2. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik didapatkan gambaran klinis yang khas biasanya berbentuk bulan

sabit akibat penjalaran secara serpiginosa, yang berarti penyakit menjalar ke satu

jurusan diikuti penyembuhan di jurusan yang lain.


3. Pemeriksaan dermatologi
- papul atau papulopustul kecil disertai halo inflamasi berwarna
ungu
- hiperkeratorik
- Plak verucosa eritema dengan batas tidak tegas
Pemeriksaan
Penunjang

Pemeriksaan Bakteriologi

Pemeriksaan Histopatologi

Tes Tuberkulin

Reaksi berantai polimerase (PCR)

Pemeriksaan LED
Pemeriksaan Bakteriologi

• Sediaan Mikroskopik
– Spesimen : pus, jaringan kulit, jaringan KGB
– Pewarnaan : Ziehl Neelsen
– Hasil Pemeriksaan:
• bakteri berwarna merah pada dasar yang biru positif
• Jika positif  belum tentu M.tuberculosis, karena ada
bakteri lain yang juga tahan asam yaitu M.leprae
Dilihat di bawah mikroskop
• Kultur
Kultur dilakukan pada media Lowenstein-Jensen,
pengeraman pada suhu 370 C. Jika positif koloni
tumbuh dalam waktu 8 minggu. Kalau hasil
kultur positif, berarti pasti kuman tuberkulosis
Pemeriksaan Histopatologi

• Terdapat pseudoepitelial hiperplasia dengan hiperkeratosis


• Terdapat infiltrasi neutrofil dan limfosit
• Terdapat sel epiteloid dan giant cell di bagian atas dan tengah
dermis
Tes Tuberkulin

Tes ini hanya menunjukkan bahwa penderita pernah terinfeksi


tuberkulosis tetapi tidak dapat membedakan apakah infeksi
tersebut masih berlangsung aktif atau telah berlalu.
Reaksi berantai polimerase (PCR)

- Dapat digunakan untuk menentukan etiologi


- Spesimen dapat berupa jaringan biopsi
Pemeriksaan LED

Pada tuberkulosis kutis, LED mengalami peningkatan


artinya terjadi kerusakan jaringan. Tetapi LED ini
lebih penting untuk pengamatan obat daripada untuk
membantu menegakkan diagnosis
Penatalaksanaan

• Secara umum, penatalaksanaan dari


tuberkulosis kutis verukosa yaitu sama dengan
pengobatan tuberkulosis pada organ lain.
• Tuberkulosis kutis verukosa memberikan
respon baik terhadap obat antituberkulosis.
• Pengobatan melalui 2 tahapan yaitu:
1. Fase Inisial (8 minggu)
Rifampisin, INH, pyrazinamid, ethambutol
2. Fase Lanjutan (18 minggu)
Rifampisin, INH

• Dosis
Rifampisin : 10mg/kg/hari (max. 600mg)
INH : 5mg/kg/hari (max. 300mg)
Pyrazinamid : 25mg/kg/hari (max. 2000mg)
Ethambutol : 18mg/kg/hari (max. 1600mg)
Prognosis

Secara umum selama pengobatan tepat prognosisnya baik

• Quo ad vitam : ad bonam


• Quo ad fungsionam : ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad malam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai