Preeptor:
dr Zulmansyah., Sp.A ., M.kes
Risus sardonicus
Opistotonus
Antitoksin Antitoksin kuda atau manusia - Human tetanus immune globulin (100-300 IU/KgBB
Netralisasi terhadap luka i.m)
- Antitetanus serum (ATS) 50.000-100.000 IU, i.m
dan i.v (terlebih dahulu dilakukan tes kulit)
Terapi suportif selama fase akut Kontrol spasme otot - Diazepam (i.v bolus) 0,1-0,3 mg/kgBB/kali i.v. tiap
2-4 jam
- Dosis maksimal adalah 40mg/KgBB/hari
- Dalam keadaan berat diazepam drip 20
mg/kgBB/hari dirawat di PICU
- Dosis pemeliharaan 8 mg/KgBB/hari p.o. dibagi
dalam 6-8 dosis.
- Midazolam (i.v. infus/bolus)
Pemeliharaan jalan napas Trakeostomi
Pemeliharaan hemodinamik Penggantian volume yang cukup
Bila terjadi aktivitas simpatis berlebihan diberikan beta
blocker seperti propanolol atau dan bloker labetolol
Rehabilitasi Nutrisi
Fisioterapi
Imunisasi Terapi penuh dari tetanus
Desensitisasi cara Bedreskad
Berat, bersih, atau ATS 1500 IU Toks. 0,5 cc Toks. 0,5 cc ATS 1500 IU
cenderung tetanus
Toks. 0,5 cc Toks. 0,5 cc
Cenderung tetanus, ATS 1500 IU Toks. 0,5 cc Toks. 0,5 cc ATS 1500 IU
debrimen terlambat,m atau
Toks. 0,5 cc ABT Toks. 0,5 cc
tidak bersih
Hingga lengkap ABT ABT
Profilaksis
Keterangan :
ATS 1500 IU setara dengan HTIG (Humane Tetanus
Immunoglobuline) 250 IU.
Pada anak anak dosis ATS = dosis
dewasa
IA = Imunisasi aktif (dengan toksoid)
Toks = Toksoid (vaksin serap tetanus)
ABT = antibiotika dosis tinggi yang sesuai
untuk Clostridium tetani
Komplikasi
Komplikasi tetanus yang sering terjadi adalah pneumonia,
bronkopneumonia dan sepsis.
Komplikasi terjadi karena gangguan pada sistem respirasi
antara lain spasme laring atau faring yang berbahaya
karena dapat menyebabkan hipoksia dan kerusakan otak.
Spasme saluran nafas atas dapat menyebabkan aspirasi
pneumonia atau atelektasis.
Komplikasi pada sistem kardiovaskuler berupa takikardi,
bradikardia, aritmia, gagal jantung, hipertensi, hipotensi, dan
syok.
Kejang dapat menyebabkan fraktur vertebra atau kifosis.
Prognosis
Prognosis ditentukan oleh masa inkubasi, period of
onset, jenis luka, dan keadaan status imunitas
pasien.
Makin pendek masa inkubasi makin buruk
prognosis, makin pendek period of onset makin
buruk prognosis.
Letak, luas kerusakan jaringan dan jenis luka
menentukan prognosis.
Sistem skoring bleck
Skor 1 Skor 0
Masa inkubasi 7 hari 7 hari
Awitan penyakit 48 jam 48 jam
Tempat masuk Tali pusat, Uterus, Fraktur terbuka, Selain tempat tersebut
post operatif, bekas suntikan IM
(+)
Spasme 38,4 ( 40) (-)
Panas badan (per rektal) 120x/menit 38,4 ( 40)
Takikardi dewasa 150x/menit 120x/menit
Takikardi neonates 150x/menit
Gram negatif;
Kecil, ovoid;
Stadium konvalesens.
Gejala Klinis
Gejala pada anak < 2 Gejala pada anak > 2
tahun : tahun atau yang lebih
Batuk paroksismal (100%); besar :
Whoops (60-70%); Lebih ringan dan lama sakit
Emesis (66-80%); lebih pendek;
Dispnea (70-80%); Kejang jarang pada anak
> 2 tahun;
Kejang (20-25%).
Suhu jarang > 38,4C
Stadium kataralis (1-2 minggu)
Gejala awal :
Rinore (pilek) dengan lendir yang cair dan jernih;
Injeksi pada konjungtiva;
Lakrimasi;
Batuk ringan;
Pemeriksaan fisis
Tergantung dari stadium saat pasien diperiksa.
Pemeriksaan Lab
Leukositosis 20.000-50.000 / UI
Diagnosis
Biakan positif pada : IgG tokin pertusis
stadium kataral 95- Tes yang paling sensitif
100%; dan spesifik untuk
Stadium paroksismal mengetahui infeksi alami
94% pada minggu ke-3. dan tidak tampak
setelah imunisasi pertusis.
Serologi terhadap
antibodi toksin pertusis : Foto thoraks
Untuk stadium lanjut. Infiltrat
perihiler,
atalektasis/empiema.
Diagnosis Banding
Batuk spasmodik pada bayi :
Bronkiolitis;
Penumonia bakterial;
Sistik fibrosis;
Tuberkulosis;