Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN HOME VISIT

PENYAKIT HIPERTENSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat
Program Pendidikan Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung

Disusun oleh :
Rezi Nurul Ilman Maulani
12100116228

Preseptor :
Eka Nurhayati, dr., M.KM
Hj. Endang Noor Farchiyah, drg., MH.Kes

SMF ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
PUSKESMAS CICALENGKA DTP KABUPATEN BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Alhamdulillahirabbilalamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Home

Visit Penyakit Hipertensi. Laporan ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi

salah satu tugas SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pendidikan Profesi

Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung.

Dalam pengerjaan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini dapat

diselesaikan atas bantuan, bimbingan, pengarahan dan dukungan berbagai pihak.

Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Hj. Ieva B. Akbar, dr., AIF.,

selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung, Titik Respati,

drg.,MSc.PH selaku koordinator Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

UNISBA

Terima kasih saya ucapkan kepada Eka Nurhayati, dr., M.KM selaku pembimbing

bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UNISBA, Nurtiana, drg

selaku Kepala Puskesmas Cicalengka DTP dan Hj. Endang Noor Farchiyah, drg.,

MH.Kes selaku kepala UPTD Yankes Kecamatan Cicalengka sekaligus sebagai

pembimbing lapangan.

i
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Pegawai Puskesmas Cicalengka,

Bidan Desa Panenjoan, Ibu Kader Desa Panenjoan dan semua pihak yang telah

membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan

dan masih banyak kekurangannya mengingat keterbatasan dan kemampuan yang

penulis miliki. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga

laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, November 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan ....................................................................................... 1

BAB II ILUSTRASI KASUS


2.1 Identitas Pasien .................................................................................. 4
2.2 Anamnesis ......................................................................................... 4
2.2.1 Keluhan Utama ........................................................................ 4
2.2.2 Riwayat Penyakit Sebelumnya ................................................ 4
2.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu ........................................................ 6
2.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga ..................................................... 6
2.2.5 Riwayat Kebiasaan .................................................................. 6
2.2.6 Riwayat Pengobatan ................................................................ 7
2.2.7 Keterangan Sosial Ekonomi .................................................... 7
2.3 Pemeriksaan Fisik ............................................................................. 8
2.3.1 Kesan Umum ........................................................................... 8
2.3.2 Tanda Vital .............................................................................. 8
2.3.3 BMI ......................................................................................... 8
2.3.4 Status Generalis ....................................................................... 8
2.3.5 Pemeriksaan Neurologis ......................................................... 10
2.4 Diagnosis Klinis .............................................................................. 12
2.5 Kunjungan Rumah........................................................................... 12
2.5.1 Faktor Lingkungan Fisik ....................................................... 12
2.5.2 Faktor Lingkungan Biologis .................................................. 12
2.5.3 Faktor Ekonomi ..................................................................... 14
2.5.4 Faktor Sosial .......................................................................... 15
2.5.5 Faktor Genetik ....................................................................... 15

iii
2.5.6 Faktor Perilaku ...................................................................... 16
2.5.7 Pelayanan Kesehatan .............................................................. 16
2.6 Diagnostik Holistik ........................................................................ 16
2.7 Penilaian Struktur dan Komposisi Keluarga .................................. 17
2.8 Analisis Masalah Kesehatan Menggunakan Teori H.L Blum ......... 22
2.9 Kesimpulan...................................................................................... 23
2.10 Rencana Tindak Lanjut .................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 25


LAMPIRAN ...................................................................................................... 26
Dokumentasi Kegiatan ........................................................................... 26
Denah Rumah ......................................................................................... 32

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 Genogram Keluarga Pasien.......................................................... 21

Gambar 2 Analisis Masalah Kesehatan Menggunakan Teori H.L Blum..... 22

Gambar 3 Rumah Pasien Tampak Depan 1................................................. 26

Gambar 4 Rumah Pasien Tampak Depan 2 ................................................ 26

Gambar 5 Rumah Pasien Tampak Samping 1 .. 27

Gambar 6 Rumah Pasien Tampak Samping 2 .. 27

Gambar 7 Ruang Tamu yang Menyatu dengan Ruang Keluarga 28

Gambar 8 Kamar Tidur Rumah Pasien. 28

Gambar 9 Ruang Tempat Penyimpanan Barang 1... 29

Gambar 10 Ruang Penyimpanan Barang 2. 29

Gambar 11 Dapur Rumah Pasien 30

Gambar 12 Kamar Mandi Rumah Pasien 30

Gambar 13 Jamban Bersama.. 31

Gambar 14 Anamnesis Pasien 31

v
BAB I

PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan salah satu faktor penting sebagai pemicu penyakit tidak

menular (PTM) seperti penyakit jantung dan stroke yang saat ini menjadi

penyebab kematian nomor satu di dunia.1 Hipertensi membunuh hampir 8 juta

orang setiap tahun di seluruh dunia dan hampir 1,5 juta orang setiap tahun di Asia

Tenggara.2 Berdasarkan data Riskesdas 2013 hipertensi di Indonesia merupakan

masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi yaitu sebesar 25,8%. Prevalensi

hipertensi ini akan terus meningkat tajam dan diprediksi pada tahun 2025

sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi.3 Penyakit ini

akan terus mendominasi di masa depan apabila tidak dilakukan pengendalian.4

Hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah sistolik 140 mmHg dan

tekanan diastolik 90 mmHg dalam dua kali pengukuran dengan selang waktu

lima menit pada keadaan cukup istirahat atau tenang.1 Penyakit ini umumnya tidak

memperlihatkan gejala (asimtomatik) sehingga sebagian besar orang tidak

merasakan apapun, meskipun tekanan darahnya sudah jauh diatas normal. Hal ini

dapat berlangsung bertahun-tahun sampai akhirnya penderita jatuh ke dalam

kondisi darurat yang kemudian dapat berujung pada kematian.6 Oleh karena itu,

hipertensi dapat dikatakan sebagai silent killer dikarenakan penyakit ini secara

diam diam dapat mematikan.4

Di Indonesia penderita hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta tetapi sekitar

50% penderita tidak menyadari diri sebagai penderita hipertensi dan mereka tidak

melakukan pengobatan serta cenderung menderita hipertensi yang lebih berat.5

1
2

Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa penyakit hipertensi yang tidak

terkontrol dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali

lebih besar terkena congestive heart failure atau gagal jantung kongestif, dan 3

kali lebih besar terkena serangan jantung. Kerusakan target organ akibat hipertensi

akan tergantung kepada besarnya peningkatan tekanan darah dan lamanya kondisi

tekanan darah yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati.7,8

Tingginya angka kejadian hipertensi dipengaruhi oleh dua jenis faktor, yaitu

faktor yang tidak dapat diubah seperti genetik, umur, jenis kelamin dan ras.

Sedangkan untuk faktor yang dapat diubah diantaranya obesitas, konsumsi

alkohol, aktifitas fisik yang kurang, konsumsi garam yang berlebihan, dan

kebiasaan merokok.9 Pedoman tatalaksana hipertensi menurut Perhimpunan

Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia tahun 2015, terdapat dua tipe

pengobatan untuk hipertensi yaitu farmakologis dan non farmakologis.

Pengobatan non-farmakologis berhubungan dengan program perubahan pola

hidup dan pengobatan secara farmakologis dengan menggunakan obat-obatan

antihipertensi.10

Penelitian epidemiologi membuktikan bahwa hipertensi berhubungan secara

linear dengan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular. Oleh sebab itu,

penyakit hipertensi harus dilakukan pengobatan dan pencegahan.11,12 Berdasarkan

hal tersebut penulis terdorong untuk melakukan Home Visit yang bertujuan untuk

mengetahui faktor resiko pada pasien, riwayat pengobatan sebelumnya, riwayat

keluarga yang memiliki penyakit hipertensi. Hal tersebut berfungsi untuk edukasi

tentang pengobatan yang harus dilakukan oleh pasien dan pencegahan hipertensi

bagi keluarganya yang beresiko.


BAB II

ILUSTRASI KASUS

2.1 IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. UR

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal lahir : 01 Juli 1959

Usia : 58 tahun

Alamat : Kp. Citarik RT 02 RW 03 Desa Panenjoan

Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.

Pekerjaan : Buruh

Pendidikan Terakhir : SD

Agama : Islam

Suku : Sunda

Status : Menikah

Tanggal Pemeriksaan : 04 November 2017

Asuransi Kesehatan : BPJS PBI

2.2 ANAMNESIS

2.2.1. Keluhan Utama : Nyeri Kepala

2.2.2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Puskesmas Cicalengka dengan keluhan nyeri kepala sejak 5

hari yang lalu. Nyeri dirasakan di semua bagian kepala seperti diikat dan tertindih

beban berat. Keluhan dirasakan terus menerus sepanjang hari. Pasien mengaku

4
5

keluhan nyeri dirasakan semakin berat ketika pasien bekerja seharian dan banyak

hal yang dipikirkan oleh pasien terutama tentang permasalahan perekonomian

keluarganya dan biasanya keluhan berkurang saat pasien istirahat. Keluhan

semakin hari semakin memberat sehingga pasien tidak dapat bekerja dan

beraktivitas seperti biasanya sejak 2 hari yang lalu. Pasien sudah mengkonsumsi

obat oskadon untuk keluhan nyeri kepalanya yang dibeli sendiri di warung tetapi

keluhan nyeri tidak juga membaik.

Keluhan disertai dengan adanya mual dan muntah sebanyak 1 kali yang berisi

makanan dan minuman yang dikonsumsi. Pasien juga mengeluhkan adanya

penurunan nafsu makan karena rasa mual yang dialaminya. Pasien mengaku 2 hari

yang lalu mengeluhkan sulit untuk tidur ketika malam hari dikarenakan nyeri

kepala yang semakin hebat dirasakan. Pasien mengaku tidak ada gangguan pada

buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB).

Pasien menyangkal adanya demam, nyeri kepala hebat, pingsan dan muntah

menyembur. Pasien juga menyangkal adanya nyeri kepala hebat yang dirasakan

terus menerus dalam jangka waktu yang lama dan menyangkal adanya penurunan

berat badan. Pasien juga menyangkal adanya riwayat trauma atau terbentur di

bagian kepala. Pasien menyangkal sering mengkonsumsi makanan berlemak.

Pasien menyangkal adanya sesak napas, bengkak di kaki, tangan dan seluruh

tubuh. Pasien menyangkal adanya nyeri dada, jantung berdebar-debar, sesak saat

beraktivitas, dan menyangkal tidur menggunakan lebih dari 1 bantal. Pasien

menyangkal adanya kelemahan pada tangan dan kaki di satu sisi bagian tubuh,

bicara rero dan mulut mencong ke satu sisi. Pasien juga menyangkal adanya

penglihatan buram atau penglihatan tidak jelas secara tiba-tiba.


6

Pasien mengaku keluhan ini bukan keluhan yang pertama kali dirasakan oleh

pasien.. Pasien sering mengalami keluhan seperti ini sejak 5 tahun yang lalu.

Pasien pernah berobat ke Puskesmas dan pernah didignosis hipertensi oleh dokter

di Puskesmas 5 tahun yang lalu. Pasien mengaku tensi paling tinggi 220/100

mmHg dan tensi paling rendah 140/90 mmHg selama 5 tahun ini. Setiap

keluhannya muncul pasien biasanya pergi ke Puskesmas untuk berobat dan diberi

obat amlodipine 10 mg untuk darah tingginya yang diminum satu kali sehari tetapi

hanya untuk 7 10 hari saja dan disarankan untuk kembali lagi setelah obat habis

tetapi pasien tidak pernah kembali lagi setelah obatnya habis.

2.2.3. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan tidak rutin

melakukan pengobatan. Pasien mengaku tidak memiliki penyakit berat seperti

penyakit jantung, asma, alergi dan diabetes. Pasien menyangkal pernah

mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu yang lama dan menyangkal

pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.

2.2.4. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengaku dikeluarganya ada yang memiliki keluhan yang sama dengan

pasien dan memiliki riwayat hipertensi yaitu almarhum ibunya dan kakak

perempuannya. Ibu pasien meninggal akibat serangan jantung pada usia 63 tahun.

Riwayat penyakit kronis seperti keganasan pada keluarga disangkal.


7

2.2.5. Riwayat Kebiasaan

Pasien sering mengkonsumsi makanan yang asin-asin

Pasien sangat gemar sekali makan nasi dengan ikan asin, hampir 3-4 kali

dalam seminggu.

Pasien jarang mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran.

Pasien jarang mengkonsumsi makanan tinggi lemak seperti daging

Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol.

Pasien sering mengkonsumsi kopi. Dalam seminggu pasien biasanya

minum kopi sekitar 3-4 kali, satu gelas belimbing setiap kali minum.

Pasien mengaku jarang melakukan olahraga.

2.2.6. Riwayat Pengobatan

Pasien mengkonsumsi obat hipertensi yaitu amlodipine 10 mg yang diminum

satu kali sehari yang di dapat dari Puskesmas, tetapi pasien tidak rutin

mengkonsumsi obat tersebut. Pasien hanya mengkonsumsi obat anti hipertensi

setiap kali keluhannya muncul.

2.2.7. Keterangan Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang bekerja sebagai buruh dengan

kegiatan sehari-harinya mengurus segala keperluan di rumah, membantu tetangga

membersihkan rumah dan membantu tetangga berjualan makanan dengan cara

berkeliling. Suami pasien adalah kepala rumah tangga yang bekerja sebagai buruh

harian lepas dengan penghasilan yang tidak tentu setiap harinya. Pasien tinggal

bersama suaminya, ketiga anak dan menantunya dan 11 orang cucunya. Ketiga
8

anaknya bekerja sebagai ibu rumah tangga dan ketiga menantunya bekerja sebagai

pedagang keliling.

2.3 Pemeriksaan Fisik

2.3.1 Pemeriksaan Umum

- Keadaan Umum : tampak sakit ringan

- Kesadaran : kompos mentis

2.3.2 Tanda Tanda Vital

- Tekanan Darah : 170/100 mmHg

- Nadi : 88 x/menit

- Respirasi : 22 x/menit

- Suhu : 36,7o C

2.3.3 Body Mass Index (BMI)

- BB : 47 kg

- TB : 150 cm

- BMI : 20 kg/m2

- Kesan : Normal

2.3.4 Pemeriksaan Interna

- Kepala : Normosefal

o Rambut : Sebagian hitam dan beruban, lurus, tidak mudah

rontok

o Kulit wajah : Pigmentasi (-), jaringan parut (-), edema (-)

o Mata :Simetris, konjunctiva anemis (-/-), sklera


9

icteris (-/-), pupil bulat isokor, palpebra edema (-)

o Hidung :Simetris, deviasi septum (-), sekret (-/-), massa (-/-)

o Mulut :Bibir tampak kering, mukosa oral basah, tonsil T1-

T1, uvula simetris, lidah simetris

o Gigi :Terdapat karies dan gigi sudah tidak komplit

- Leher

o JVP : tidak meningkat

o KGB : tidak teraba membesar

o Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar

- Thorax

o Cor

Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak

Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V linea

midclavicular sisnitra, kuat angkat

Perkusi :

Batas kanan : ICS V parasternal dextra

Batas kiri : ICS V linea midclavicular sisnitra

Batas atas : ICS II linea midclavicular sisnitra

Auskultasi : Suara jantung S1 dan S2 regular, murmur (-),

gallop (-)

o Paru-Paru

Inspeksi : Bentuk dan pergerakan dada simetris

Palpasi : Pergerakan dada simetris, focal fremitus

kanan = kiri
10

Perkusi : Sonor kanan-kiri

Auskultasi : VBS kanan = kiri, ronchi -/- , wheezing -/-

- Abdomen

o Inspeksi : Datar

o Palpasi : Lembut, massa (-), nyeri tekan (-), hepar dan lien

tidak teraba adanya pembesaran

o Perkusi : Timpani

o Auskultasi : BU (+), 12x/menit

- Ekstremitas

Atas Ka-Ki Bawah Ka-Ki


Hangat Hangat
Edema -/- Edema -/-
Sianosis -/- Sianosis -/-
Pucat -/- Pucat -/-
Kulit kering +/+ Kulit kering +/+
Capillary refill < 2 detik Capillary refill < 2 detik

2.3.5 Pemeriksaan Neurologis

- Meningeal sign

o Kaku kuduk :-

o Kernigz sign :-

o Brudzinski I :-

o Brudzinski II :-

o Brudzinski III :-

o Brudzinski IV :-
11

- Pemeriksaan Saraf Otak

o CN I : dalam batas normal

o CN II : dalam batas normal

o CN III, IV, VI : dalam batas normal

o CN V : dalam batas normal

o CN VII : dalam batas normal

o CN VIII : dalam batas normal

o CN IX, X : dalam batas normal

o CN XI : dalam batas normal

o CN XII : dalam batas normal

- Kekuatan Motorik : 5 5

5 5

- Kekuatan Sensorik : T.a.k

- Pemeriksaan Refleks

o Refleks Fisiologis

Refleks Bisep : +/+

Refleks Trisep : +/+

Refleks Patella : +/+

o Refleks Patologis

Refleks Babinski : -/-

Refleks Chaddock : -/-

Refleks Oppenheim : -/-


12

2.4 Diagnosis Klinis

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik terdapat tanda dan gejala

sebagai berikut, yaitu :

1. Keluhan utama pasien adalah nyeri kepala

2. Pasien mengeluhkan mual dan muntah

3. Riwayat hipertensi (+) tetapi tidak terkontrol

4. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 170/100 mmHg

5. Pasien tinggal di rumah dengan jumlah anggota keluarga 19 orang

6. Perekonomian keluarga pasien yang pas-pasan yang berasal dari buruh

harian dan pedangang keliling.

Berdasarkan dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang ditemukan

diatas, pemeriksa mendiagnosis pasien menderita Hipertensi Stage 2 tidak

terkontrol dengan Susp. gangguan emosional.

2.5 Kunjungan Rumah

2.5.1 Faktor Lingkungan Fisik

1. Luas Rumah

Rumah ini memiliki luas 10 x 6 m2 yang dihuni oleh 19 orang anggota

keluarga. Ruangan rumah terdiri dari 2 buah kamar tidur, 1 ruang tamu yang

menyatu dengan ruang keluarga, ruang tempat penyimpanan barang, dapur dan

kamar mandi. Dinding tembok terbuat dari semen, triplek dan bilik, atap rumah

menggunakan genteng, dan lantai sebagian besar menggunakan lantai semen,

tetapi di ruang tamu yang menyatu dengan ruang keluarga ada yang

menggunakan lantai keramik. Di dalam rumah pasien tidak terdapat tangga


13

maupun bentuk lantai yang tidak sejajar dengan permukaan. Dinding rumah

pasien tidak terdapat pegangan khusus.

2. Jumlah penghuni

Penghuni rumah berjumlah 19 orang anggota keluarga. Terdiri dari pasien,

suami pasien, 3 anak perempuan pasien, 3 menantu laki-laki pasien dan 11

cucu pasien yang terdiri dari 8 cucu perempuan dan 3 cucu laki-laki.

3. Pencahayaan

Pencahayaan pada rumah pasien kurang baik. Hal tersebut dikarenakan

bagian depan rumah pasien berada di belakang rumah orang lain dengan jarak

cukup dekat sekitar 1 meter yang posisi rumah dan dindingnya lebih tinggi dari

rumah pasien sehingga menutupi pencahayaan. Selain itu, jendela yang ada

hanya 4 buah yaitu 2 buah berada di ruang tamu yang bersatu dengan ruang

keluarga, 1 buah di kamar pertama dan 1 buah di dapur.

4. Ventilasi

Disetiap ruangan di rumah pasien tidak terdapat ventilasi hanya bilik-bilik

yang bolong yang menjadi tempat pertukaran udara di rumah tersebut.

5. Kebersihan

Lantai depan rumah keluarga pasien terbuat dari semen. Lantai ruang tamu

dan ruang keluarga sebagian besar terbuat dari semen tetapi ada sebagian kecil

yang menggunakan keramik berwarna hitam putih. Lantai dapur dan lantai

kamar mandi terbuat dari semen. Pasien membersihkan rumahnya dan

menyapunya setiap hari, namun untuk mengepel lantai jarang dilakukan.


14

Pasien juga jarang membersihkan langit-langit, jendela dan barang-barang

yang menumpuk di tempat penyimpanan barang seperti baju-baju, peralatan

makan, peralatan di dapur sehingga pada saat kunjungan rumah terlihat

berantakan dan kotor terutama di ruangan tempat penyimpanan barang dan

dapur.

6. Sarana Sanitasi

Pemilik rumah awalnya memiliki jamban sendiri yang berada di luar

rumahnya. Jamban tersebut beralaskan susunan bambu, berdinding bilik, tidak

beratap dan pintu dengan menggunakan kain, tetapi jamban tersebut sudah

lama tidak dipakai dikarenakan pembuangan jamban langsung ke selokan

menuju sungai citarik tidak menggunakan septictank, sehingga dapat

mencemari lingkungan. Sekarang pasien dan keluargnya tidak memiliki

jamban pribadi tetapi menggunakan jamban bersama dengan tetangga

disekitarnya. Kebersihan jambannya cukup baik, alas jamban menggunakan

keramik, tempat penampungan air menggunakan bak mandi, pembuangannya

menggunakan septictank tetapi tidak tersedia pegangan untuk membantu

berdiri apabila sulit berdiri ataupun mencegah resiko terjatuh.

2.5.2 Faktor Ekonomi

Penghasilan keluarga pasien berasal dari pasien sendiri, suami dan menantu

laki-laki pasien. Suami pasien bekerja sebagai buruh harian lepas dengan

penghasilan tidak menentu setiap harinya. Penghasilan paling besar hanya

sekitar Rp. 30.000. Pasien bekerja sebagai buruh harian yang berpenghasilan

sekitar 25.000/hari, ketiga menantu laki-lakinya bekerja sebagai pedagang


15

keliling yang berjualan cilok, cilor dan sol sepatu yang penghasilannya tidak

menentu setiap harinya. Gaji tersebut menurut pasien sudah cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari hari meskipun pada kenyataannya penghasilan

di keluarganya bisa dikatakan pas-pasan.

2.5.3 Faktor Sosial

Pasien dan keluarganya dikenal baik dan dapat bersosialisasi baik dengan

tetangganya. Pasien juga dikenal rajin dan giat bekerja oleh tetangganya karena

sering bekerja membantu di rumah tetangga sekitar rumahnya. Hubungan

pasien dengan suami, anak, menantu dan cucu pasien juga harmonis, namun

terkadang suami, anak anak dan menantunya serta cucunya tidak begitu

memperhatikan kesehatan pasien dikarenakan sibuk dengan kegiatan dan

urusan masing-masing seperti bekerja, sekolah dan mengurus anaknya yang

masih kecil. Hal tersebut membuat pasien kurang perhatian dan dukungan dari

keluarganya dalam menjalani pengobatan penyakit hipertensinya.

2.5.4 Faktor Genetik

Terdapat keluarga pasien yang memiliki riwayat penyakit yang sama

dengan pasien, yaitu almarhum ibunya dan kakak perempuannya. Ibu pasien

meninggal disebabkan oleh serangan jantung akibat hipertensi yang tidak

terkontrol. Kakak perempuan pasien juga pernah mengalami stroke akibat

hipertensi yang tidak terkontrol.


16

2.5.5 Faktor Perilaku

Pasien sering mengkonsumsi makanan asin seperti ikan asin, menggunakan

garam yang cukup banyak disetiap masakan yang dimasak, minum kopi tetapi

jarang mengkonsumsi sayuran dan buah. Pasien tidak memiliki kebiasaan

merokok maupun minuman beralkohol. Pasien jarang berolahraga saat

sebelum sakit sampai sekarang.

Pasien selama ini mengkonsumsi obat amlodipine 10 mg sehari sekali

namun tidak rutin. Pasien belum sepenuhnya memahami dan menyadari

mengenai bahayanya penyakit tekanan darah tinggi ini apabila tidak dilakukan

pengobatan secara rutin. Pasien juga belum bisa sepenuhnya mengontrol pola

makan yang mengandung garam tinggi dan melakukan kegiatan olahraga

secara rutin.

2.5.6 Pelayanan Kesehatan

Pasien menggunakan BPJS PBI untuk biaya berobat ke Puskesmas

Cicalengka DTP. Lokasi Puskesmas Cicalengka DTP sekitar 3 KM dari rumah

pasien dengan waktu tempuh sekitar 5 10 menit dengan menggunakan

kendaraan umum.

2.6 Diagnostik Holistik

- Aspek Personal : Pasien mengeluhkan nyeri kepala

- Aspek Klinis : Pasien menderita penyakit gipertensi grade 2

tidak terkontrol dengan susp. gangguan

emosional

- Aspek Individual : Pasien wanita berusia 58 tahun


17

memiliki kebiasaan makan makanan asin

seperti ikan asin dan memiliki kebiasaan sering

minum. Pasien jarang makan sayur-sayuran

dan buah-buahan serta jarang berolahraga.

Selain itu pasien juga memiliki faktor genetik

yang memiliki penyakit hipertensi yaitu

almarhum ibunya dan kakak perempuannya.

- Aspek Psikososial : Keluarga pasien merupakan keluarga yang

berpenghasilan rendah dan kurang

memperhatikan kesehatan. Keluarga pasien

juga tidak begitu memperhatikan penyakit

yang diderita pasien.

- Asperk Fungsional : Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari

seperti biasa dengan mandiri dan tanpa

menggunakan alat bantu.

2.7 Penilaian Struktur dan Komposisi Keluarga

Keluarga terdiri atas 3 generasi kepala keluarga bernama Tn. R berusia 60

tahun dan ibu bernama Ny. U berusia 58 tahun. Bentuk keluarga adalah

keluarga inti. Dari pernikahan ini mereka mempunyai tiga orang anak yang

terdiri dari anak pertama Ny.C berusia 33 tahun, anak kedua Ny. N berusia 31

tahun dan anak ketiga Ny. S berusia 29 tahun. Ketiga anaknya sudah menikah

dan memiliki anak. Ny.C menikah dengan Tn. S yang berusia 37 tahun dan

memiliki 4 orang anak yaitu An.S seorang anak perempuan berusia 14 tahun,

An. T seorang anak perempuan berusia 8 tahun, An. I seorang anak


18

perempuan berusia 6 tahun dan An M seorang anak laki-laki berusia 4 tahun.

Ny N menikah dengan Tn. H berusia 35 tahun dan memiliki 4 orang anak

yaitu An. Y seorang anak laki-laki berusia 12 tahun, An. M seorang anak laki-

laki berusia 10 tahun, An. S seorang anak perempuan berusia 7 tahun dan An I

seorang anak perempuan berusia 6 tahun. Ny. S menikah dengan Tn. B

berusia 31 tahun dan memiliki 3 orang anak perempuan yaitu An. R berusia 10

tahun, An. L berusia 9 tahun dan An. N berusia 6 tahun.


21

NY.
U

Gambar 1. Genogram Keluarga Pasien


22

2.8 Analisis Masalah Kesehatan Menggunakan Teori H.L. Blum

H.L Blum mengatakan terdapat 4 faktor yang menentukan derajat kesehatan

seseorang atau masyarakat, diantaranya genetik, perilaku, lingkungan dan

pelayanan kesehatan. Berikut hasil analisis pada Ny. U 58 tahun dengan hipertensi

stage 2 tidak terkontrol.

GENETIK
alm. ibunya dan kakak
perempuannya memiliki riw.
hipertensi

PELAYANAN
Pasien (Ny. U, 58 KESEHATAN
tahun) menderita - Akses pelayanan
LINGKUNGAN hipertensi grade kesehatan
2 + Susp. ee
- Keluarga kurang menggunakan
memperhatikan Gangguan angkutan umum
kesehatan pasien emosional
- Edukasi petugas
kesehatan kurang
adekuat tentang
hipertensi
PERILAKU
KESEHATAN
- Pasien sering makan
makanan asin-asin, ikan
asin dan sering minum
kopi.
- Pasien jarang olahraga
sehingga aktivitas fisik
kurang
- Pola pengobatan tidak
teratur karena merasa
sehat

Gambar 2. Analisis Masalah Kesehatan Menggunakan Teori H.L Blum


23

2.9 Kesimpulan

Berdasarkan teori Hendrik L Blum digambarkan bahwa penyakit hipertensi

memiliki banyak faktor resiko yang mempengaruhi yaitu, perilaku, lingkungan,

pelayanan kesehatan, dan genetik. Berdasarkan analisis teori H.L Blum hal yang

paling berpengaruh terhadap pasien adalah faktor genetic dan faktor perilaku.

2.10 Rencana Tindak Lanjut

Berdasarkan analisis, didapatkan rencana tindak lanjut dari permasalahan

pasien Hipertensi sebagai berikut :

1. Primary Prevention

- Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien mengenai penyakit

hipertensi mulai dari definisi, faktor resiko, penyebab, pencegahan

penyakit dan bahaya penyakit hipertensi.

- Menjelaskan kepada pasien bahwa anak- anaknya memiliki risiko

genetik hipertensi sehingga harus melakukan upaya pencegahan.

- Memeriksakan tekanan darah pada keluarga untuk skrining hipertensi

agar dapat dilakukan pencegahan sedini mungkin.

2. Secondary Prevention

- Pemberian amlodipine 10 mg 1 tablet sehari.

- Pasien disarankan untuk mengurangi stress dan beban pikiran

- Rujuk ke psikiatri untuk pemeriksaan lebih lanjut mengenai gangguan

emosional.
24

- Pasien harus mengurangi konsumsi makan makanan yang mengandung

tinggi garam (maksimal sdt per hari dan mengurangi konsumsi ikan

asin.

- Pasien disarankan untuk mengurangi konsumsi kopi

- Melakukan edukasi tentang pentingnya aktifitas fisik bagi penderita

hipertensi. Dilakukan secara bertahap aktivitas aerobic, setiap hari ( 30

menit/ minggu).

- Memberitahu pasien agar jangan lupa mengkonsumsi obat antihipertensi

secara teratur setiap hari.

- Pasien dianjurkan untuk memeriksa tekanan darahnya ke pelayanan

kesehatan secara rutin.

- Memberikan motivasi kepada pasien agar pasien tidak sampai putus

dalam melakukan pengobatan dikarenakan hipertensi membutuhkan

pengobatan secara rutin

3. Tertiary Intervention

Tidak ada
25

DAFTAR PUSTAKA

1. Pusat Data dan Informasi. Hipertensi, the silent killer. Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Tersedia dari :
http://www.pusdatin.kemkes.go.id/pdf.php?id=15080300001
2. WHO. Hypertension fact sheet. Departement of Sustainable Development and
Healthy Environments. 2011.
3. Depkes.go.id. [Internet]. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, [update
2017; diunduh 07 November 2017]. Tersedia dari:
http://www.depkes.go.id/article/view/17051800002/sebagian-besar-penderita-
hipertensi-tidak-menyadarinya.html
4. Rahajeng E, Tuminah S. Prevalensi hipertensi dan determinannya di
Indonesia. Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian
Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Vol. 59 No.12. Jakarta. 2009.
5. Bustan MN. Epidemiologi penyakit tidak menular. Rineka Cipta.
Jakarta.2007.
6. Hartono B. Hipertensi the silent killer. Perhimpunan Hipertensi
Indonesia.2011.
7. WHO/SEARO. Surveillance of major non-communicable diseases in South
East Asia region. Report of an inter-country consultation. Geneva: WHO;
2005.
8. Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure (JNC). The Seventh Report of the JNC
(JNC-7). JAMA. 2003;289(19):2560-72.
9. Sheps SG. Mayo clinic hipertensi, mengatasi tekanan darah tinggi. Tjandra
Yoga A, editor. Jakarta: Intisari Mediatama; 2005. hlm.52-6.
10. Indonesian Heart Association. Pedoman tatalaksana hipertensi pada penyakit
kardiovaskular. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia.
2015. Tersedia dari:
http://www.inaheart.org/upload/file/Pedoman_TataLaksna_hipertensi_pada_p
enyakit_Kardiovaskular_2015.pdf
11. Hipertensi di Indonesia. In: Mansjoer A, ed. Kapita Selekta Kedokteran.
Jakarta: Media Aesculapius;1999.p.518-21.
12. Setiawan, Zamhir. Karakteristik sosiodemografi sebagai faktor resiko
hipertensi studi ekologi di pulau Jawa tahun 2004 [Tesis]. Jakarta: Program
Studi Epidemiologi Program Pasca Sarjana FKM-UI; 2006.
26

LAMPIRAN

DOKUMENTASI KEGIATAN

Gambar 3. Rumah Pasien Tampak Depan 1

Gambar 4. Rumah Pasien Tampak Depan 2


27

Gambar 5. Rumah Pasien Tampak Samping 1

Gambar 6. Rumah Pasien Tampak Samping 2


28

Gambar 7. Ruang Tamu yang Menyatu dengan Ruang Keluarga

Gambar 8. Kamar Tidur Rumah Pasien


29

Gambar 9. Ruang Tempat Penyimpanan Barang 1

Gambar 10. Ruang Tempat Penyimpanan Barang 2


30

Gambar 11. Dapur Rumah Pasien

Gambar 12. Kamar Mandi Rumah Pasien


31

Gambar 13. Jamban Bersama

Gambar 14 . Anamnesis Passien


32

DENAH RUMAH PASIEN

Sawah
10
J
Dapur
Ruang Tamu + Kamar Tidur 2 K M
E
S Ruang Keluarga
S M A A
A Tembok Rumah
E 6 M N Tetangga
U
W
L R Ruang Tempat A D
A Kamar Tidur 1 Penyimpanan
O A R I
H Barang
K N

N Rumah Tetangga J K Rumah Tetangga


A E

L C

A I

N L

Anda mungkin juga menyukai