Anda di halaman 1dari 30

BST

STATUS EPILEPTIKUS
Disusun oleh:
Citra Utama Larasati 12100116261

Perceptor:
Hana Sofia, dr., SpA
Identitas Pasien
Nama : An. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 03-07-2009
Usia : 8 tahun 2 bulan
Anak ke : 3 dari 3
Alamat : Muara Cikoneng
Tanggal msk RS : 23-09-2017
Tanggal periksa : 25-09-2017
Identitas Orang Tua
Ayah
- Nama : Tn. A
- Usia : 43 tahun
- Alamat : Muara Cikoneng
- Pekerjaan : Buruh
- Pendidikan terakhir : SD
Ibu
- Nama : Ny. N
- Usia : 43 tahun
- Alamat : Muara Cikoneng
- Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
- Pendidikan terakhir : SMP
Keluhan Utama
Kejang
Anamnesis

Pasien An. N dibawa ke IGD RSUD Al-Ihsan oleh


orangtuanya dengan keluhan kejang yang terjadi sejak 3jam
SMRS. Kejang terjadi secara terus menerus, jeda beberapa
detik, pasien lanjut kejang kembali. Jeda diantara kejang
mata pasien terbuka namun tidak ada kontak. Gerakan
pasien saat kejang mata melihat keatas, kedua tangan dan
kaki kaku. Awalnya kejang terjadi sejak 1 minggu yang lalu,
kejang bisa terjadi sepanjang hari namun dengan jeda
beberapa menit sampai dengan beberapa jam, dengan
gerakan kejang awalnya hanya separuh tubuh dan mulut
mencong ke kanan, kemudian kejang-kejang berikutnya mulut
sudah tidak mencong dan semua anggota gerak kaku, setelah
kejang mata pasien kembali melihat kedepan terkadang ada
kontak namun terkadang tidak ada kontak.
Keluhan kejang disertai dengan muntah menyembur
berwarna hitam sejak 2 jam SMRS, dengan frekuensi 4x/hari.
Keluhan muntah hitam ini terjadi untuk yang kedua kalinya,
menurut ibu pasien muntah seperti ini terjadi jika pasien sudah
terlalu lelah kejang seperti waktu sebelumnya (1 bulan yang
lalu). Saat ini pasien makan melalui selang yang dimasukan ke
lambung melalui hidung (pipa nasogastrik) sejak 1 bulan yang
lalu, pasien makan 3x/hari makanan lembut diselingi jus buah
namun dengan porsi yang sedikit dan terkadang tidak habis.
Orang tua pasien mengeluhkan kaku pada kedua kaki pasien
dan tidak dapat digerakan/ digunakan sesuai fungsinya,
gangguan komunikasi, serta kurangnya kontak mata sejak 4
bulan yang lalu, pasien telah melakukan fisioterapi, terapi
okupasi, dan terapi wicara, kondisi pasien membaik namun
masih terdapat keluhan (kaki masih kaku, bicara masih
terganggu, kontak mata masih kurang)
Orang tua menyangkal adanya demam sebelum
terjadi kejang. Orang tua pasien juga mengaku pasien
tidak pernah berkata mengeluh sakit kepala maupun
berupa gerakan sakit memegang kepalanya. Orang tua
pasien juga menyangkal pasien sering mengalami infeksi
di telinga maupun hidung. Orang tua pasien menyangkal
pasien mengalami pingsan. Pasien sebelumnya tidak
memiliki riwayat mencret-mencret maupun muntah-muntah
hebat. Orang tua pasien menyangkal kekakuan dan
kelemahan kaki, gangguan komunikasi, dan kurangnya
kontak mata terjadi setelah kepala pasien terbentur
sesuatu.
Pasien memiilki riwayat rawat inap 1 bulan yang
lalu selama 11 hari dengan keluhan yang sama yaitu
kejang terus menerus. Ibu pasien mengatakan pasien
pernah didiagnosis radang selaput otak pada bulan
Mei 2017 (4 bulan yang lalu). Pasien berobat dan
kontrol rutin sampai 2 bulan yang lalu saat dilakukan
pemeriksaan CT-Scan yang kedua dinyatakan bahwa
radang selaput otaknya sudah membaik.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Pada saat hamil ibu pasien rutin mengontrol


kehamilannya sesuai jadwal kepada bidan. Kemudian
pasien dilahirkan secara normal (pervaginam) saat
usia kehamilan 9 bulan di bidan, tanpa penyulit.
Setelah lahir pasien sehat dan langsung dibawa
pulang. BB lahir = 3,1kg, PB lahir = ibu pasien tidak
mengingatnya.
Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit


selain karena meningitis (4 bulang yang lalu) dan
kejang-kejang (1 bulan yang lalu).
Riwayat Keluarga
Pasien tidak memiliki anggota keluarga dengan
riwayat yang sama dengan pasien.
Riwayat Imunisasi
Imunisasi yang sudah dilakukan oleh pasien:
- Hepatitis B : 3x
- Polio : 5x
- BCG : 1x
- DPT : 5x
- Campak : 3x
Riwayat Makanan
0bulan 19 bulan : ASI eksklusif
20 bulan sekarang : Susu formula + makanan
keluarga.
*keterangan : 1 bulan terakhir pasien makan
makanan keluarga yang dilembutkan dan jus buah
melalui selang NGT
Riwayat Pertumbuhan dan
Perkembangan
Setiap tahunnya pasien mengalami kenaikan berat badan, namun
terjadi penurunan berat badan sejak 4 bulan yang lalu sebanyak
5kg dalam waktu 1 bulan.
Riwayat perkembangan:
- Motorik kasar: berjalan naik tangga di usia 1 tahun 6 bulan

- Motorik halus: menggambar orang 6 bagian di usia 5 tahun

- Bahasa: Mengucapkan 2 kata di usia 1 tahun, lancar


berkomunikasi di usia 3 tahun
- Personal sosial: bisa menyiapkan sarapan sendiri, sikat gigi dan
mandi sendiri, memakai baju sendiri di usia 4-5 tahun
-Fungsi kognitif pasien dalam batas normal sampai sebelum 4 bulan
yang lalu
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : tampak sakit berat
Kesadaran : GCS 11 (E2, V4, M6) (kesan: delirium)
TTV:
- Nadi : 92x/menit
- Respirasi : 24x/menit
- Suhu : 36,7C

Antropometri
- BB: 17kg

- TB: 110m

- BMI/U : antara -1 s/d -2 SD

Kesan : gizi kurang


Kepala
- Bentuk : normocephal
- Rambut : hitam, halus, tidak mudah rontok
- Mata : conjunctiva tidak anemis
- Telinga : simetris, tidak ada sekret
- Hidung : simetris, tidak ada sekret
- Mulut : mukosa basah, tonsil dan faring sulit dinilai

Leher
- Kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran

- Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran


Thorax
Cor :
- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS IV
- Auskultasi : bunyi jantung S1 S2 murni, reguler, murmur
(-), gallop (-)
Pulmo :
- Inspeksi : pergerakan dada simetris
- Palpasi : pergerakan dada simetris, focal vremitus
kanan = kiri
- Auskultasi : VBS kanan=kiri, ronchi -/-, wheezing -/-
Abdomen
- Inspeksi : datar
- Auskultasi : bising usus (+) normal
- Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba
- Perkusi : timpani

Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2detik


Pemeriksaan Neuorologis
Meningeal sign:
- Kaku kuduk (-)
- Brudzinski I (-), brudzinski II kesan (-), brudzinski III kesan (-),
brudzinski IV kesan (-), Kernig sign sulit dinilai
Cranial nerve:
I : sulit dinilai
II : dalam batas normal
III, IV, VI : kesan dalam batas normal
VII : kesan dalam batas normal
VIII : sulit dinilai
IX, X : sulit dinilai
XII : sulit dinilai
Reflex fisiologis
Kanan Kiri
Bicep (+) (+)
Tricep (+) (+)
KPR (menurun) (menurun)
Achilles (menurun) (menurun)

Reflex patologis
Kanan Kiri
Babinski (+) (+)
Chaddok (+) (+)
Motorik sulit dinilai, kesan:
5 3

2 2

Sensorik : sulit dinilai


Resume

Pasien An. N, perempuan, berusia 8 tahun, dengan status


gizi kurang datang dibawa oleh orang tuanya ke IGD RSUD Al-
Ihsan dengan keluhan kejang sejak 3 jam SMRS. Kejang terjadi
secara terus menerus, jeda hanya hitungan detik kemudian lanjut
kejang kembali. Jeda diantara kejang pasien tidak ada kontak.
Gerakan kejang general tonic. Awalnya kejang terjadi selama 1
minggu SMRS, kejang hampir sepanjang hari namun jeda kejang
masih hitungan menit sampai beberapa jam, gerakan kejang
awalnya parsial kompleks berlanjut menjadi general tonic.
Keluhan kejang disertai muntah proyektil frekuensi 4x berwarna
hitam sejak 2 jam SMRS. Pasien terpasang NGT sejak 1 bulan
yang lalu. Intake makan pasien kurang dari segi jumlah. Pasien
juga mengalami kaku dan lemah kedua extremitas bawah,
gangguan komunikasi, dan kurangnya kontak mata sejak 4
bulan yang lalu, telah melakukan fisioterapi, terapi okupasi,
dan terapi wicara, kondisi membaik namun keluhan masih
ada. Riwayat kejang-kejang dengan keluhan yang sama 1
bulan yang lalu. Riwayat meningitis 4 bulan yang lalu
Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sakit berat,
kesadaran GCS 11 kesan delirium, reflex fisiologis
extremitas bawah kanan dan kiri menurun, reflex patologis
positif kanan dan kiri, fungsi motorik extremitas atas kesan
5/3, extremitas bawah kesan 2/2.
Differential Diagnosis
- Status epileptikus ec. epilepsi + Acquired cerebral
palsy spastic type diplegia ec. meningitis + gizi
kurang
- Status epilepticus ec. meningitis + Acquired cerebral
palsy spastic type diplegia ec. meningitis + gizi
kurang
Usulan pemeriksaan
Cek lab darah rutin
Diff count
EEG
MRI
Lumbal puncture
Diagnosis Kerja

Status epileptikus ec. epilepsi + Acquired cerebral


palsy spastic type diplegia ec. meningitis + gizi
kurang
Usulan Penatalaksanaan
Penatalaksanaan umum:
- Rawat inap

- Lanjutkan intake minum dan makan

Kebutuhan cairan:
(100x10) + (50x7) = 1350ml/hari = 18gtt/menit
macro
Kebutuhan kalori:
70 x 25 kg = 1750kkal/hari makanan lembut
melalui NGT
Penetalaksanaan Khusus (pro rujuk dr spesialis anak)
Usulan:
1. IV NaCl 0,9%
2. Diazepam IV 0,3-0,5mg/kgBB kecepatan 1mg/menit
3. Fenitoin 20mg/kgB dalam NaCl 0,9% bolus iv lambat, kecepatan
1mg/kgB/menit. Jika kejang masih berlanjut dapat diulang
10mg/kgB
4. Jika bangkitan terus berlanjut dapat diberikan
fenobarbital/midazolam
5. Berikan OAE rumatan fenitoin 4-8mg/kg/hari dibagi 2 dosis atau
fenobarbital 4-8mg/kg/hari dibagi 2 dosis
6. Pro konsul dr spesialis anak untuk pemeriksaan lebih lanjut untuk CP,
jika sudah terdiagnosis pro konsul dr spesialis rehab medik
Edukasi
Edukasi mengenai penyakit pada pasien
Edukasi bagaimana jika terjadi kejang di rumah
Rutin makan obat dan kontrol ke dokter
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai