Anda di halaman 1dari 17

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.

04
RUMAH SAKIT Tk. IV 02.07.05 dr. NOESMIR
Jl. dr. Moh. Hatta No. 64 Bakung Baturaja
E-mail: rumkit_dr.noesmirbaturaja@yahoo.co.id
Telp. (0735) 320123, FAX (0735) 321287

PANDUAN
PENILAIAN INFEKSI PENGENDALIAN RISIKO (ICRA)
RENOVASI, KONTRUKSI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN
DI RUMAH SAKIT TK. IV 02.07.05 DR. NOESMIR

DISUSUN OLEH :

KOMITE PPI
RUMAH SAKIT Tk. IV 02.07.05 dr. NOESMIR
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.04 PLG
RUMAH SAKIT TK. IV 02.07.05 DR. NOESMIR

SURAT KEPUTUSAN
Nomor Skep/ 025 / IV /2022

tentang

PANDUAN
PENILAIAN INFEKSI PENGENDALIAN RISIKO (ICRA)
RENOVASI, KONSTRUKSI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN
DI RUMAH SAKIT Tk. IV 02.07.05 dr. NOESMIR

KEPALA RUMAH SAKIT Tk. IV 02.07.05 dr. NOESMIR

Menimbang :1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan untuk tertib
administrasi Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir, maka perlu adanya
kebijakan tentang Infeksi Control Risk Assement (ICRA) Renovasi, Kontruksi
dan Pemeliharaan Bangunan pada Pelayanan Pencegahan dan
pengendalian Infeksi.

2. Bahwa agar Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di


Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir dapat terlaksana dengan baik,
perlu adanya kebijakan sebagai landasan bagi pelayanan pencegahan dan
pengendalian infeksi di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir.

3. Bahwa untuk maksud tersebut di atas perlu ditetapkan dengan


Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.012 Tahun 2012 tanggal 15 Maret


2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit Berita Negara Republik Indonesia
tahun 2012 Nomor 413.
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1691/Menkes/Per/VIII/2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
4. Peraturan Menteri KesehatanRI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
2

5. Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk. IV.02.07.05 dr. Noesmir Nomor


Skep/ 001 / IV/ 2022 tentang Pembentukan Komite dan Tim PPI di Rumah
Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir.

MEMUTUSKAN :

Pertama : Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir tentang
Panduan Infeksi Control Risk Assement (ICRA) Renovasi, Kontruksi dan
Pemeliharaan Bangunan pada Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir.

Kedua : Panduan Infeksi Control Risk Assement (ICRA) Renovasi, Kontruksi dan
Pemeliharaan Bangunan pada pelayanan pencegahan dan pengendalian
Infeksi Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir sebagaimana tercantum
dalam lampiran keputusan ini.

Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelengaraan Infeksi Control Risk


Assement (ICRA) Renovasi, Kontruksi dan Pemeliharaan Bangunan pada
pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Tk. IV
02.07.05 dr. Noesmir dilaksanakan oleh Komite dan Tim PPIRS.

Keempat : Kepala pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi wajib


mensosialisasikan keputusan ini ke seluruh karyawan di Pelayanan
pencegahan dan pengendalian infeksi.

Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapakannya, dan apabila di


kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagimana mestinya.

Ditetapkan di : Baturaja
pada Tanggal : 01 Apri 2022
Pgs.Karumkit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir,

dr. Rezky Sagita Girsang., Sp.B.,M.Ked.Klin


Mayor Ckm. NRP 11060002581179
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.04 PLG Lampiran Skep Karumkit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir
RUMAH SAKIT TK. IV 02.07.05 DR. NOESMIR Nomor Skep / 018 / IV / 2022
Tanggal 01 April 2022

PANDUAN
PENILAIAN INFEKSI PENGENDALIAN RISIKO (ICRA)
RENOVASI, KONSTRUKSI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN
DI RUMAH SAKIT Tk. IV 02.07.05 dr. NOESMIR

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia,
termasuk Indonesia. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas
(Community Acquired Infection) atau berasal dari lingkungan Rumah Sakit (Hospital
Acquired Infection) yang sebelumnya dikenal dengan istilah infeksi nosokomial (Kemenkes
RI, 2011).
Pasien yang dirawat di Rumah Sakit sangat rentan terhadap infeksi Rumah Sakit
yang dapat terjadi karena tindakan pembedahan, pemasangan alat invasif, obat-obat
imunosupresan, transplantasi organ. Selain itu mikroorganisme disekitar Rumah Sakit,
praktek pengendalian infeksi, dan daya tahan tubuh pasien juga merupakan faktor risiko
infeksi Rumah Sakit (Kemenkes RI, 2011).
ICRA Renovasi, Kontruksi dan Pemeliharaan Bangunan sebagai suatu proses yang
terdokumentasi dalam pelaksanaan identifikasi dan pencegahan serta menanggulangi
kejadian infeksi di Rumah Sakit pada saat proses Pembangunan atau Renovasi bangunan
di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir. Hal ini merupakan upaya untuk mengurangi
risiko penularan atau transmisi infeksi di antara pasien, staf, profesional kesehatan
maupun pengunjung pada saat proses Renovasi, Kontruksi dan Pemeliharaan Bangunan
angunan dilaksanakan dan untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi pada
pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar Rumah Sakit. Sedangkan penilaian
risiko infeksi didefinisikan sebagai suatu proses terdokumentasi untuk identifikasi dan
scoring dampak dari kejadian infeksi maupun yang potensial menimbulkan infeksi.
2
Pada saat akan dilaksanakan Renovasi, Kontruksi dan Pemeliharaan Bangunan
sampai dengan selesai. Prosedur penerapan ICRA dilakukan secara komprehensif dengan
melibat seluruh satuan kerja (satker) yang ada di Rumah Sakit serta Direksi sebagai
legalisator dokumen dan rencana kerja. Oleh sebab itu setiap Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05
dr. Noesmir haruskan membuat Panduan ICRA Pembangunan atau Renovasi bangunan
yang berkerja sama dengan pihak ketiga selaku penanggung jawab proses pembangunan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Untuk mengontrol terjadinya penyebaran infeksi yang ditularkan melalui udara


dan air di daerah lingkungan Rumah Sakit selama waktu Renovasi, Kontruksi dan
Pemeliharaan Bangunan di. Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir.

2. Tujuan

a. Mencegah dan mengontrol frekuensi dan dampak resiko selama proses


Renovasi, Kontruksi dan Pemeliharaan Bangunan terhadap :
1) Paparan kuman patogen melalui petugas, pasien, dan pengunjung
2) Penularan melalui tindakan/prosedur invasif yang dilakukan baik
melalui peralatan, tehnik pemasangan ataupun perawatan terhadap resiko
infeksi ( HAIs ).

b. Melakukan penilaian terhadap masalah yang ada agar dapat ditindak


lanjuti berdasarkan hasil penilaian skala prioritas

C. KEBIJAKAN

ICRA merupakan bagian yang penting pada perencanaan renovasi, konstruksi dan
pemeliharaan bangunan di Rumah Sakit. Assesment ICRA mulai dilakukan sejak masa
perencanaan awal proyek, sebelum konstruksi dimulai dan pemantauan saat proyek
konstruksi berlangsung sampai dengan akhir dari proyek yang dikerjakan.
1. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi akan melakukan assessment ICRA
secara proaktif sejak fase awal desain perencanaan sampai fase akhir proyek untuk
semua renovasi, konstruksi dan proyek-proyek pemeliharaan bangunan.
3
2. Dalam pelaksanaannya Tim PPI dibantu oleh Bagian Kerumah Tanggan,
Penanggung jawab proyek dan Pengawas proyek yang akan bersama-sama
mengawasi jalannya konstruksi berlangsung serta memantau berjalannya sistem
pencegahan dan pencegahan infeksi.
3. Assesment ICRA difokuskan terutama pada pencegahan, selain itu pemantauan,
pengujian, dan intervensi ketika teridentifikasi terjadinya suatu masalah.
4
BAB II

PENANGGUNG JAWAB.

A. DIREKTUR/KARUMKIT Tk. IV 02.07.05 dr. NOESMIR

1. Menunjuk Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk memastikan secara


ketat tindakan pencegahan di tempat proyek dan setiap kali renovasi, konstruksi dan
pemeliharaan bangunan yang dilakukan di daerah-daerah yang diduduki dalam
Fasilitas Perawatan Pasien.
2. Menyetujui atau menolak hasil rekomendasi mengontrolan infeksi ditempat
proyek untuk memindahkan pasien ke daerah lain dari fasilitas yang tidak
terpengaruh oleh konstruksi.

B. TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

1. Mengidentifikasi faktor faktor resiko tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya


penyebaran infeksi akibat renovasi, konstruksi dan kegiatan pemeliharaan bangunan.
2. Menentukan apakah konstruksi menimbulkan peningkatan risiko yang cukup
untuk meminta / menyarankan pasien dipindahkan ke area fasilitas yang tidak
terpengaruh oleh konstruksi.
3. Mengkoordinasikan system pencegahan infeksi pada pembangunan renovasi,
konstruksi dan pemeliharaan bangunan bersama sama dengan penanggung jawab
dan pengawas proyek.
4. Memastikan dokumen kontrak yang ditanda tangani penanggung jawab dan
pengawas proyek untuk melaksanakan semua persyaratan ICRA selama konstruksi.
5. Setiap desain dan perencanaan untuk setiap proyek konstruksi harus diawali
dengan membuat ICRA.
6. Secara rutin memantau konstruksi dan system pencegahan infeksi dengan
ICRA Renovasi, Kontruksi dan Pemeliharaan Bangunan.
7. Memeriksa kembali daerah konstruksi setelah pembersihan akhir dan
menyetujui pembukaan / pembukaan kembali daerah tersebut.
8. Memastikan setiap personil konstruksi menerima orientasi dan pelatihan dalam
langkah-langkah pencegahan dan pengendalian infeksi tentang risiko yang terkait,
5
dengan paparan potensi kontaminasi mikroba, partikulat anorganik, dan bahan kimia
organik yang mudah menguap yang dihasilkan dari kegiatan konstruksi yang dapat
diidentifikasi pada ICRA sebelum memulai pekerjaan.
9. Melakukan pengawasan rutin untuk mengidentifikasi penyakit HAIs, memulai
penyelidikan lingkungan dan epidemiologi (termasuk ulasan retrospektif) untuk
mengidentifikasi dan menghilangkan sumber infeksi jika lebih dari satu kasus yang
ditemukan, menginformasikan kepada dokter yang merawat pasien berisiko tinggi,
dan membangun sistem untuk surveilans prospektif untuk kasus tambahan.

C. PENANGGUNGJAWAB DAN PENGAWAS PROYEK

1. Memberi tahu Tim PPI pada setiap pekerjaan yang direncanakan dan
memperoleh persetujuan sebelum memulai pekerjaan proyek.
2. Mengikuti aturan ICRA yang disetujui untuk meminimalkan pembentukan dan
penyebaran debu saat proses Pembanguan atau Renovasi Bangunan.
3. Memastikan pekerjaan daerah proyek benar-benar dibersihkan setelah
pekerjaan selesai.

D. KEPALA, RUMAH TANGGA/CS

1. Bekerja dengan Pengendalian Infeksi untuk mengidentifikasi daerah-daerah


yang perlu dipel basah/dibersihkan dan membersihkan daerah-daerah seperti yang
dijadwalkan.
2. Daerah baru dan direnovasi benar-benar bersih sebelum menerima pelayanan
perawatan pasien.
3. Mengkoordinasikan inspeksi pembersihan akhir dengan Pengendalian Infeksi
sebelum pembukaan/membuka kembali daerah yang telah direnovasi atau
konstruksi.
6
BAB III
IDENTIFIKASI JENIS KONSTRUKSI
Langkah 1. Gunakan tabel berikut untuk mengidentifikasi jenis konstruksi.

Definisi Kegiatan Konstruksi


Jenis Deskripsi
konstruksi
A Inspeksi dan kegiatan non-invasif. Termasuk, namun tidak terbatas
pada penghapusan ubin langit-langit untuk inspeksi visual, terbatas 1
genteng per 50 kaki persegi; melukis dengan produksi debu minimal;
menginstal dinding meliputi; langsing listrik dan pekerjaan saluran air
kecil; dan kegiatan yang tidak menghasilkan debu atau memerlukan
pemotongan dinding atau akses ke langit-langit selain untuk inspeksi
visual.
B Kegiatan skala kecil, durasi pendek yang menciptakan debu minimal.
Termasuk, namun tidak terbatas pada instalasi telepon dan komputer
kabel, akses untuk mengejar ruang, pemotongan dinding atau langit-
langit di mana migrasi debu dapat dikendalikan.
C Setiap pekerjaan yang menghasilkan moderat untuk jumlah tingkat
tinggi debu atau memerlukan pembongkaran atau penghapusan
komponen bangunan tetap atau rakitan. Termasuk, namun tidak
terbatas pada pengamplasan dinding untuk lukisan atau dinding
penutup, penghapusan penutup lantai, langit-langit ubin dan bekerja
kasus, konstruksi dinding baru, saluran kecil atau pekerjaan listrik di
atas langit-langit, kegiatan kabel utama, dan aktivitas apapun yang tidak
dapat diselesaikan dalam shift kerja tunggal.
D Pembongkaran dan pembangunan proyek-proyek besar. Termasuk
namun tidak terbatas pada kegiatan yang membutuhkan shift kerja
berturut-turut, memerlukan pembongkaran berat atau penghapusan
sistem langit-langit lengkap, dan konstruksi baru.
7
BAB IV
IDENTIFIKASI KELOMPOK BERESIKO TINGGI
Langkah 2. Gunakan tabel berikut untuk mengidentifikasi kelompok berisiko tinggi.

Pengendalian Infeksi Penilaian Risiko (Lingkaran Satu)


Rendah Medium Menengah-tinggi Tinggi
 Daerah kantor  Semua daerah  Ruang Gawat Darurat  Pasien Transplantasi
 Lainnya: perawatan  Radiologi / MRI  Kamar operasi
pasien (kecuali  Buruh & Pengiriman  PACU
dinyatakan  Pembibitan  Area Pengolahan
dalam media ke  Pediatri Steril
daerah-daerah  Semua ICU
 Kedokteran Nuklir
berisiko tinggi
 Penerimaan / Unit  Katerisasi jantung /
atau tinggi)
Discharge Angiography di Area
 Lainnya:
 Fisioterapi (daerah  Fungsi paru
tangki)  Unit dialisis
 Makan Fasilitas  Area Endoskopi
 Laboratorium  Area Farmasi
(spesimen) Campuran
 Prosedur Khusus  Unit Onkologi
 Lainnya:  Lainnya:

Langkah 3. Gunakan tabel berikut untuk menentukan risiko.

Kelompok Pasien Resiko TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D

Kelp. Resiko Rendah I II II III/ IV


Kelp Resiko Medium I II III IV
Kelp Resiko Tinggi I II III/ IV IV
Kelp Resiko Tertinggi II III/ IV III/ IV IV
8
BAB V
PENGENDALIAN INFEKSI IZIN KONSTRUKSI
Langkah 4. Formulir Pengendalian Infeksi Izin Konstruksi.
Pengendalian Infeksi Izin Konstruksi
Deskripsi Proyek / Nomor: Jenis proyek:
____Maintenance ____Renovation
____Demolition ____Construction
____Other:
Perkiraan Tanggal Mulai: Perkiraan Tanggal Penyelesaian:

Fasilitas Project Manger: Nomor Telepon:

Proyek Kontraktor: Nomor Telepon:

Pengendalian Infeksi Petugas: Nomor Telepon:

Lokasi: Area Nomor Supervisor /Telepon:

Konstruksi Jenis: Risiko Kelompok: Penilaian Risiko:


(Lingkaran Satu) (Lingkaran Satu) (Lingkaran Satu)
ABCD Sedang Rendah
Sedang-Tinggi Tinggi I II III III / IV IV

Proyeksi Utilitas Pemadaman berdampak Pengendalian Infeksi (Mark semua yang


berlaku)
Elektris Air minum HVAC Vacuum Penjahit Lainnya:
medis

Daftar Semua Peralatan Konstruksi yang mungkin Menghasilkan Kebisingan, Getaran


dan/atau Interferensi dengan Peralatan Medis (Electro Magnetic Interference)
Pencegahan dan Pengendalian Tindakan (Mark semua yang berlaku)
Penilaian Risiko
 Praktek gunakan pekerjaan yang akan meminimalkan generasi debu
l dari operasi konstruksi.
 Segera mengganti ubin langit-langit pengungsi untuk inspeksi visual.
 Menyediakan sarana (misalnya, api dinilai terpal plastik) untuk
mencegah debu udara dari menyebar ke atmosfer.
 Permukaan kerja kabut air untuk mengontrol debu saat memotong.
II  Kursi pintu yang tidak terpakai dengan taktik yang rendah.
 Blok off dan menutup ventilasi udara.
 Lap permukaan dengan desinfektan.
 Mengandung limbah konstruksi sebelum transportasi dalam wadah
tertutup rapat.
 Pel basah dan / atau vakum dengan vacuum HEPA disaring sebelum
meninggalkan area kerja.
 Tempat tikar debu di pintu masuk area kerja dan keluar.
 Sistem Isolat HVAC di area kerja.
 Sistem Isolat HVAC di area kerja.
 Instal hambatan-api dinilai atau menerapkan metode kontrol kubus
sebelum konstruksi dimulai.
lll  Menjaga tekanan udara negatif dalam area kerja, memanfaatkan
HEPA dilengkapi filtrasi udara unit.
 Perlu hambatan dalam bijaksana sampai proyek selesai dan daerah
yang dibersihkan oleh rumah tangga.
 Area kerja Vacuum dengan Vacuums HEPA-disaring sering.
 Lap permukaan dengan desinfektan.
 Hapus hambatan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran
dan puing-puing yang terkait dengan konstruksi.
 Mengandung limbah konstruksi sebelum transportasi.
 Kontainer transportasi limbah Penutup atau gerobak, tape penutup jika
tutup atau cover yang tidak ketat.
 Sistem Isolat HVAC di area kerja.
 Instal hambatan-api dinilai atau menerapkan metode kontrol kubus
sebelum konstruksi dimulai.
 Menjaga tekanan udara negatif dalam area kerja, memanfaatkan
IV HEPA dilengkapi filtrasi udara.
 Lubang Seal, pipa, saluran, dan tusukan tepat.
 Membangun ruang tunggu dan membutuhkan semua personil untuk
melewati ruangan ini sehingga kemudian bisa disedot dengan HEPA
vacum cleaner sebelum meninggalkan area kerja, atau memakai kain
atau baju kertas yang dikeluarkan setiap kali mereka meninggalkan
area kerja. .
 Membutuhkan semua personil memasuki area kerja untuk memakai
sepatu mencakup.
 Perlu hambatan dalam bijaksana sampai proyek selesai dan
dibersihkan oleh rumah tangga.
 Vacum bekerja dengan HEPA-disaring Vacum harian atau lebih sering
sesuai kebutuhan.
 Daerah sekitarnya pel basah dengan disinfektan setiap hari atau lebih
sering sesuai kebutuhan.
 Hapus hambatan dengan cara untuk meminimalkan penyebaran
kotoran dan puing-puing yang terkait dengan konstruksi.
 Mengandung limbah konstruksi sebelum transportasi.
 Kontainer transportasi limbah Penutup atau gerobak, tape penutup jika
tutup atau cover yang tidak ketat.
Strategi Risiko-Pengurangan lainnya
 Jauhkan pintu pasien berdekatan dengan daerah konstruksi ditutup.
 Seal jendela eksterior untuk meminimalkan infiltrasi dari puing-puing penggalian.
 Tentukan rute alternatif di fasilitas yang memutar staf, pasien, dan pengunjung di
sekitar lokasi pembangunan.
 Jadwal proyek konstruksi besar selama musim dingin ketika risiko infeksi jamur
adalah terendah.
 Tentukan konstruksi-satunya lift, pintu masuk, dan jalan untuk kru konstruksi.
 Hapus puing-puing konstruksi melalui jendela di lantai atas permukaan tanah.
 Relokasi pasien berisiko tinggi ke daerah dihapus dari situs konstruksi.
 Posting signage terkait dengan non-resmi masuk ke area kerja.
 Area penyimpanan Tentukan untuk bahan bangunan.
 Melatih dan mendidik staf kesehatan, pekerja fasilitas, pekerja konstruksi (Mark
semua yang berlaku):
a) Pengendalian Infeksi Pengendalian Paparan Rencana.
b) Kimia Berbahaya.
c) Hidup Keselamatan.
d) Pelaporan Kecelakaan.
e) First Aid.
f) Alat Pelindung Diri.
g) Pelaporan darurat lingkungan yang tak terduga (misalnya, memimpin
cat, asbes, dll).
12
BAB VI
PEMANTAUAN KEPATUHAN
Pemantauan harian Lengkap untuk memastikan pekerja / kontraktor mengikuti
pedoman pengendalian infeksi dan kebijakan.

Checklist Pengendalian Infeksi


Selama Konstruksi / Renovasi
Inspektur: Lokasi: Tanggal: Waktu:

Hambatan Penanganan Air


Tanda-tanda pembangunan diposting Semua jendela belakang penghalang ditutup
Pintu ditutup dan disegel dengan benar Tekanan udara negatif di pintu masuk
penghalang
Lubang, pipa, saluran, tusukan, dll disegel Unit aliran udara portabel yang digunakan
Hambatan debu utuh dan disegel untuk mempertahankan tekanan berjalan
negatif
Lantai dan permukaan horisontal bebas Sampah dan Puing
dari debu
Ubin langit-langit bebas dari kelembaban Tidak ada bukti nyata dari serangga (lalat)
Traffic Control Sampah ditempatkan dalam wadah yang
tepat
Semua pintu dan keluar bebas dari kotoran Pembersihan rutin dilakukan di wilayah kerja
"Sticky" tikar debu tepat ditempatkan / bersih
Terbatas untuk pekerja konstruksi dan staf Tidak ada bukti debu di luar area konstruksi
penting
Alat Pelindung Diri (APD) Puing dihapus dalam wadah tertutup harian
Diatur kontainer limbah medis dikeluarkan
Pekerja mengenakan APD yang sesuai dari area kerja sebelum pekerjaan dimulai

KOMENTAR / TINDAKAN TAKEN:


13
Langkah 6. Lengkap pemeriksaan pengendalian infeksi akhir setelah selesai
konstruksi / renovasi.

Checklist Pengendalian Infeksi


Setelah akhir Penyelesaian Konstruksi / Renovasi
Inspektur: Lokasi: Tanggal: Waktu:

Peralatan
Dispenser sabun terpasang dan diisi Handuk dispenser terpasang dan diisi

Tenggelam fungsional Wadah benda tajam terpasang


dengan baik
Rumah tangga
Limbah dan kelebihan peralatan / Permukaan dan lantai bebas debu
perlengkapan dihapus
Ventilasi
Hubungan tekanan yang sesuai Air intake / exhaust ventilasi bebas
diverifikasi dari penutup pelindung

KOMENTAR / TINDAKAN :

Jika infeksi nosokomial terjadi selama konstruksi, mengintensifkan surveilans untuk


mengidentifikasi kasus tambahan mencari baik prospektif dan retrospektif. Jika tidak ada
bukti penularan berkelanjutan ditemukan, lanjutkan dengan langkah-langkah pengendalian
infeksi rutin. Dalam hal lebih dari satu kasus yang ditemukan, melakukan penyelidikan
lingkungan dan epidemiologi untuk mengidentifikasi dan menghilangkan sumber infeksi.
14

BAB VII

PENUTUP

Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa pelayanan pencegahan


dan pengendalian infeksi bukanlah urusan mereka yang bertugas di unit PPIRS saja.
Namun juga tanggung jawab semua pihak yang berada di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr.
Noesmir.

Yang paling penting dilaksanakan dalam rangka Pencegahan dan pengendalian


infeksi adalah upaya-upaya edukasi PPI kepada staf, pasien dan pengunjung Rumah
Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir. Sehingga dapat merubah perilaku yang sehat,penyiapan
sarana dan prasarana PPI. Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi disadari atau
tidak memerlukan dana yang besar sehingga memerlukan dukungan penuh dari
management rumah sakit.

Demikianlah Panduan ICRA Renovasi, Kontruksi dan Pemeliharaan Bangunan pada


pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir.

Baturaja, 01 April 2021


Mengetahui,
Pgs. Karumkit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir, Ketua Komite PPI

dr. Rezky Sagita Girsang., Sp.B. M.Ked.Klin dr. Lucky Surya Jaya
Mayor Ckm NRP 11060002581179 Letda Ckm NRP. 11190027471090

Anda mungkin juga menyukai