Dosen Pembimbing:
Ns.Defiaroza,M.Biomed
Oleh:
ARSYTUL MUNAWWARAH
193110127
2A
DEFENISI
2. Nodula 6. Pustulla
3. Papula 7. Urtikaria
4. Vesikula 8. Tumor
2) Lessi Sekunder
Perubahan penampilan lessi primer, akibat respon intervensi therapeutik atau karena
perubahan normal dari penyakitnya
1. Skuama 5. Ekskoriasio
2. Krusta 6. Ulkus
3. Fisura 7. Parut
4. Erosio
2. Edema, perlu diobservasi
-Warna kulit sekitar -Lokasi
-Distribusi -Warna area edema
3. Kelembaban
a)Dipengaruhi oleh aktivitas dan suhu lingkungan.
b)Kulit yang kering, biasanya disebabkan oleh:
-Kurangnya lubrikasi kulit
-Tidak adekuatnya intake cairan
-Proses normal pada lansia
4. Vascularisasi
Perubahan vaskularisasi terlihat dari:
a) Perubahan warna
b) Perubahan suhu
5. Keutuhan
a) Periksa keutuhan kulit, apakah ada kerusakan seperti
-Terkoyak
-Robek
-Luka
b. Palpasi
1) Dilakukan bersama-sama dengan inspeksi
2) Yang perlu dipalpasi dari kulit antara lain
-Kelembaban -Suhu
-Turgor -Tekstur
-Ketebalan
3) Palpasi juga dapat menggambarkan keadaan lesi
seperti:
-Ukuran
-Lembut/ kasar
-Berisi cairan atau tidak
ANAMNESA SISTEM INTEGUMEN
A. IDENTIFIKASI PASIEN
Tanggal dan waktu pengkajian. Biodata: nama, umur (penting mengetahui angka prevelensi), jenis kelamin,
pekerjaan (pada beberapa kasus penyakit kulit, banyak terkait dengan factor pekerjaan, [misalnya, dermatitis kontak
alergi]).
B. RIWAYAT KESEHATAN
a. Kesehatan Terkini
Keluhan Utama
Masalah yang sering terkait masalah integument adalah gatal (pruritis), kering, ruam, lesi, ekimosis (bercak
hemoragi kecil), benjolan, massa, dan penampakan kosmetik. Tanyakan tentang perubahan pada kulit, rambut, dan
kuku yang akan berhubungan dengan keluhan utama.
b. Riwayat Medis Sebelumnya
1. Tanyakan dermatologis sebelumnya?
2. Gangguan sistemik berkaitan dengan kulit (imunologis, endokrin, kolagen,vaskuler, ginjal, atau kondisi hati?
3. Penyakit masa kanak-kanak?
c. Riwayat pembedahan sebelumnya
4. Riwayat prosedur, trauma, jaringan parut sebelumnya, daerah operasi sebelumnya?
5. Tindikan, tato?
d. Alergi
1) Alergi adalah respon imunologi yang terjadi secara konsisten dengan adanya paparan. Iritasi dapat terjadi
tanpa dapat diprediksi.
Tanyakan kepada klien: alergi terhadap medikasi, makanan, inhalasi, lateks,dan bahan kimia lain? Apakah
kontak dengan polpen, inhalan, atau binatang menyebabkan biduran? Apakah dengan makanan tertentu
menyebabkan rasa gatal, rasa terbakar, atau erupsi kemerahan
e. Medikasi, penggunaan obat bebas, nutraseutikal, terapi komplementer
Tanyakan:
1. Bagaimana dosis obat yang digunakan?
2. Berapa frekuensi yang digunaka?
3. Berapa durasi atau lama pemberian medikasi?
4. Alasan pengobatan (resep atau obat bebas)?
f.. Kebiasaan Makan
Tanyakan: Bagaimana hubungan dengan manifestasi di kulit terhadap pencernaan makanan atau minuman?
Asupan air yang baik secara rutin dilakukan merupakan sesuatu yang sehat untuk system
genitourinaria dan system lain. Alergi makanana yang dicurigai dapat berperan pada kondisi dermatologis
spesifik, seperti dermatitis atopic dan urtikaria. Makanan yang menyebabkan alergi harus dievaluasi dan
ditetapakan untuk menghindari eliminasi yang tidak diperlukan untuk menghindari eliminasi yang tidak
diperlukan dari tipe atau kelompok makanan tertentu
g. Riwayat Sosial
Penyakit kronis visual atau fisik yang berhubungan dengan penganguran yang lama,
kesehatan mental buruk, dan bahkan keinginan bunuh diri.
Tanyakan:
1. Aktivitas rekreasional yang melibatkan paparan lama terhadap sinar matahari, dingin
yang tidak biasa, atau kondisi lain yang dapat merusak integument?
2. Riwayat seksual, yang dapat memberi peringatan atau untuk menjelaskan adanya trauma
jaringan atau lesi yang disebabkan oleh infeksi menular seksual
3. Riwayat pekerjaan, masalah kulit disebabkan atau diperburuk oleh paparan terhadap
iritan dan bahan kimia dalam rumah dan lingkungan pekerjaan? h.
h. Riwayat Keluarga
Apakah ada keturunan penyakit dari keluarga:
4. Alopesia (kehilangan rambut sejumput)?
5. Iktiosis (penebalan kulit dan berskuama),dermatitis atopic?
6. vakuler (lupus eritematosus)?
PENGKAJIAN DAN ANAMNESA SISTEM IMUN
1. Riwayat kesehatan Sekarang
Keluhan umum yang dialami oleh pasien yang mengalami gangguan imunologi
termasuk diantaranya fatigue atau kekurangan energi, kepala terasa ringan, sering
mengalami memar, dan penyembuhan luka yang lambat.
Ajukan pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang lebih detail tentang penyakit
pasien, seperti :
a. Apakah anda menyadari adanya pembesaran nodus limph?
b. Apakah anda pernah mengalami kelemahan atau nyeri sendi? Jika iya, Kapan anda
pertama kali merasakan keluhan tersebut? Apakah hal itu menimpa sebagain dari tubuh
anda atau keduanya?
c. Pernahkah dalam waktu dekat ini anda menderita rash, perdarahan abnormal, atau
slow healing sore?
d. Pernahkah anda mengalami gangguan penglihatan, demam, atau perubahan dalam
pola eliminasi?
4. Pemeriksaan Fisik
Efek dari gangguan sistem imun biasanya sulit untuk diidentifikasi dan dapat
berdampak pada semua sistem tubuh. Berikan perhatian khusus pada kulit,
rambut, kuku, dan membran mukosa.
a. Inspeksi
1) Observasi terhadap pallor, cyanosis, dan jaundice. Juga cek adanya
erithema yang mengindikasi inflamasi lokal dan plethora.
2) Evaluasi integritas kulit. Catat tanda dan gejala inflamasi atau infeksi, seperti
kemerahan, pembengkakan, panas, tenderness, penyembuhan luka yang lama,
drainage luka, induration (pengerasan jaringan) dan lesi.
3) Cek adanya rash dan catat distribusinya
4) Observasi tekstur dan distribusi rambut, catat adanya alopecia.
5) Inspeksi kuku terhadap warna, tekstur, longitudinal striations, onycholysis,
dan clubbing.
6) Inspeksi membran mukosa oral terhadap plak, lesi, oedem gusi, kemerahan,
dan perdarahan
7) Inspeksi area dimana pasien melaporkan pembengkakan kelenjar atau ‘lump’
terutama abnormalitas warna dan pembesaran nodus lymp yang visible
8) Observasi respirasi, ritme, dan energi yang dikeluarkan saat melakukan
upaya bernafas. Catat posisi pasien saat bernafas.
9) Kaji sirkulasi perifer. Inspeksi adanya Raynaud’s phenomenon (vasospasme
arteriol intermiten pada jari tangan atau kaki dan terkadang telinga dan hidung)
10) Inpeksi inflamasi pada anus atau kerusakan permukaan mukosa
b. Palpasi
1) Palpasi nadi perifer, dimana seharusnya simetris dan reguler
2) Palpasi abdomen, identifikasi adanya pembesaran organ dan tenderness
3) Palpasi joint, cek pembengkakan. Tenderness, dan nyeri
4) Palpasi nodus lymph superfisial di area kepala, leher, axilla, epitrochlear,
inguinal dan popliteal. Jika saat palpasi reveals pembesaran nodus atau
kelainan lain, catat lokasi, ukuran, bentuk, permukaan, konsistensi,
kesimetrisan, mobilitas, warna, tenderness, suhu, pulsasi, dan vaskularisasi dari
nodus.
c. Perkusi
Perkusi anterior, lateral, dan posterior dari thorax. Bandingkan satu
sisi dengan sisi lainnya. Bunyi dull mengindikasikan adanya konsolidasi
yang biasa terjadi pada pneumonia. Hiperesonan (meningkatnya bunyi
perkusi) dapat dihasilkan oleh udara yang terjebak seperti pada asthma
bronchial.
d. Auskultasi
1) Auskultasi diatas paru untuk mengecek suara tambahan yang
abnormal. Wheezing bisa ditimbulkan oleh asthma atau respon alergi.
Crackles disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan seperti pneumonia.
2) Auskultasi bunyi jantung diatas precordium. Auskultasi normal reveals
hanya bunyi jantung 1 dan 2.
3) Auskultasi abdomen untuk bunyi bowel. Gangguan autoimmun yang
menyebabkan diare, bunyi bowel meningkat. Scleroderma (pengerasan
dan penebalan kuit dengan degenerasi jaringan konektif) dan gangguan
autoimmun lainnya yang menyebabkan konstipasi, bunyi bowel menurun
THANK YOU