Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN MASALAH ABORTUS

DOSEN PENGAMPU
ERNI CHAERANI, MKM (CC)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

CINTAMIE 201440107
CHINTIYA FITRI A 201440108
DEPI 201440109
DWI OCTAVIANY S 201440110
ELVINA FARANTI 201440111
FALLINI SOBBA 201440112

PRODI DIII KEPERAWATAN PANGKALPINANG

POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGHANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahnya pula penulis dapat
menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Yang berjudul ”Asuhan Keperawatan Ibu
Hamil” disusun guna memenuhi tugas ibu Erni Chaerani, MKM (CC) pada mata kuliah
Keperawatan Maternitas. Selain itu penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi penulis dan pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu Erni Chaerani,
MKM (CC) selaku dosen pada mata kuliah keperawatan maternitas. Semoga tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni
penulis penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang titik semoga laporan makalah ini bisa menambah
wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PangkalPinang 19 Januari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
2.1 Konsep Dasar Abortus....................................................................................... 3
2.1.1 Definisi abortus...................................................................................... 3
2.1.2 Klasifikasi abortus................................................................................. 3
2.1.3 Etilogi abortus....................................................................................... 3
2.1.4 Manifestasi klinis abortus..................................................................... 4
2.1.5 Patofisiologi abortus.............................................................................. 5
2.1.6 Komplikasi abortus............................................................................... 5
2.1.7 Penatalaksanaan abortus...................................................................... 6
2.2 Asuhan Keperawatan Pada Abortus................................................................ 6
2.2.1 Pengkajian keperawatan...................................................................... 6
2.2.2 Dignosa keperawatan............................................................................ 13
2.2.3 Intervensi keperawatan........................................................................ 14
2.2.4 Implmentasi keperawatan.................................................................... 16
2.2.5 Evaluasi keperawatan........................................................................... 21
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 28
3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 28
3.2 Saran.................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 29

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia,tampa
mempersoalkan penyebabnya,dimana kandungan seorang perempuan hamil dengan spontan
gugur. Jadi perlu dibedakan antara “ abortus yang disengaja” dan “abortus spontan” (Manuaba,
2011). Adapun penyebab langsung kematian ibu di Indonesia pada tahun 2007 adalah
perdarahan yang mencapai 28%, pre eklamsi dan eklamsi 24%, infeksi 11% dan aborsi tidak
aman sebesar 5%, sedangkan penyebab tidak langsung adalah rendahnya akses pada
perempuan dalam mendapatkan layanan, terlalu tua saat melahirkan 13,9%, terlalu muda 0,3%,
terlalu sering melahirkan 37%, dan terlalu pendek waktu melahirkan 9,4%. Menurut WHO
(World Health Organisation).
Pada 2015 mendatang angka kematian ibu melahirkan di Indonesia ditargetkan
menurun menjadi 103 kematian per 100.000 kelahiran, karena kementerian telah menyiapkan
beberapa program termasuk juga pengawasan dan evaluasi. Namun angka kematian ibu di
Indonesia saat ini pada tahun 2010 tergolong masih cukup tinggi yaitu mencapai 228 kematian
per 100.000 kelahiran. Walaupun sebelumnya Indonesia telah mampu melakukan penurunan
dari angka 300 kematian per 100.000 kelahiran pada tahun 2009 (Ericca, 2011).
Penanganan yang terpenting dalam menangani masalah abortus adalah bidan mampu
mengetahui dari gejala-gejala abortus agar dalam mendiagnosa suatu masalah tepat dan
sebaiknya dalam hal ini bidan melakukan kolaborasi dengan dokter dan di tunjang oleh
fasilitas yang memadai. Menurut WHO (World Health Organisation), di seluruh dunia sekitar
40-60 juta ibu yang tidak menginginkan kehamilannya melakukan aborsi setiap tahun. Sekitar
500.000 ibu mengalami kematian yang disebabkan oleh kehamilan dan persalinan, sekitar 30-
50 % di antaranya meninggal akibat komplikasi abortus yang tidak aman dan sekitar 90 %
kematian tersebut terjadi di Negara berkembang termasuk Indonesia, (Ericca, 2011).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari abortus ?
2. Apasajakah klasifikasi dari abortus ?
3. Apakah etiologi dari abortus ?
4. Apakah manifeastasi klinis dari abortus ?
5. Bagaimanakah patofisiologi dari abortus ?
6. Apasajakah komflikasi dari abortus ?
7. Apasajakah penatalaksanaan dari abortus ?
8. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan masalah abortus ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari abortus
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari abortus
3. Untuk mengetahui etiologi dari abortus
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari abortus
5. Untuk mengetahui patofisiologi dari abortus
6. Untuk mengetahui komflikasi dari abortus
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari abortus
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan masalah abortus

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Abortus
2.1.1 Definisi abortus
Abortus (keguguran) merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan yang menurut para ahli ada usia sebelum 16 minggu dan 28
minggu dan memiliki BB 400-100 gram, tetapi jika terdapat fetus hidup dibawah 400
gram itu diangggap keajaiban karna semakin tinggi BB anak waktu lahir Makin besar
kemungkinan untuk dapat hidup terus (Amru Sofian, 2015).
Abortus adalah pengakhiran kehamilan, baik secara spontan maupun disengaja,
sebelum 20 minggu berdasarkan hari pertama haid terakhir (Levano, 2015)
Abortus adalah terminasi kehamilan yang tidak diinginkan melalui metode obatobatan
atau bedah, (Morgan, 2011)
2.1.2 Klasifikasi abortus
Berikut merupakan klasifikasi abortus adalah sebagai :
a. Abortus imminens
Merupakan perdarahan dari uterus pada usia kehamilan < 20 minggu dan
tanpa diikuti oleh dilatasi uterus, dimana hasil konsepsi masih didalam uterus dan
kehamilan ini dapat dipertahankan
b. Abortus insipien
Merupakan perdarahan dari uterus pada kehamilan < 20 minggu, diikuti oleh
dilatasi servix yang meningkat dimana kehamilan tidak dapat dipertahankan. Karena
akan berkembang menjadi abortus inkomplit atau abortus komplit.
c. Abortus inklompletus
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada usia kehamilan < 20 minggu, dan sebagian
masih ada yang tertinggal didalam uterus
d. Abortus kompletus
Pengeluaran seluruh hasil konsepsi e. Abortus habitualis Abortus spontan yang
terjadi lebih dari 3 kali atau lebih secara berturut-turut
e. Missed Abortion
Kematian janin didalam uterus pada usia kehamilan < 20 minggu dan janin tersebut
sudah ≥ 8 minggu belum dikeluarkan.
2.1.3 Etiologi abortus
Penyebab dari terjadinya abortus antara lain :

3
a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu.
Kelainan hasil konsepsi yang berat dapat menyebabkan kematian mudigah pada
kehamilan muda. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah Kelainan kromosom,
terutama trimosoma dan monosoma X, Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang
sempurna dan Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan tembakau dan
alcohol
b. Kelainan pada plasenta
Misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun, Endarteritis
dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenisasi plasenta terganggu,
sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini
biasa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.Infeksi pada
plasenta dengan berbagai sebab, sehingga palsenta tidak dapat berfungsi.
c. Faktor maternal
Seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis.
Penyakit-penyakit maternal dan penggunaan obat : penyakit menyangkut infeksi
virus akut, panas tinggi dan inokulasi, misalnya pada vaksinasi terhadap penyakit
cacar.
d. Kelainan traktus genetalia
Seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester kedua), retroversi
uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus. Abnoramalitas uterus yang
mengakibatkan kalinan kavum uteri atau halangan terhadap pertumbuhan dan
pembesaran uterus, misalnya fibroid, malformasi kongenital, prolapsus atau
retroversio uteri.Kerusakan pada servik akibat robekan yang dalam pada saat
melahirkan atau akibat tindakan pembedahan (dilatasi, amputasi) .
e. Faktor-faktor hormonal
Misalnya penurunan sekresi progesteron diperkirakan sebagai penyebab
terjadinya abortus pada usia kehamilan 10 sampai 12 minggu, yaitu saat plasenta
mengambil alih funngsi korpus luteum dalam produksi hormon.
f. Sebab-sebab psikosomatik
Stress dan emosi yang dapat diketahui dapat mempengaruhi fungsi uterus lewat
hipotalamus-hipofise.
2.1.4 Manifestasi klinis abortus
Tanda dan gejala secara umum pada abortus adalah :

4
a. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
b. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun, tekanan
darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan
normal atau meningkat
c. Perdarahan pervagina mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi
d. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat
kontraksi uterus
e. Pemeriksaan ginekologi seperti :
1) Inspeksi Vulva : perdarahan pervagina ada atau tidak jaringan hasil konsepsi,
tercium bau busuk dari vulva
2) Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah
tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau
jaringan berbau busuk dari ostium
3) Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak
jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa,
cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri
2.1.5 Patofisiologi abortus
Pada awal abortus terjadilah perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti
oleh nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas
sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan
seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua secara mendalam. Pada
kehamilan antara 8-14 minggu villi koriales menembus desidua lebih dalam, sehingga
umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak
perdarahan.
Pada kehamilan 14 minggu keatas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban
pecah ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta. Peristiwa abortus ini
menyerupai persalinan dalam bentuk miniatur. Hasil konsepsi pada abortus dapat
dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanya kantong amnion kosong atau tampak
didalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas (blighted ovum), mugkin pula janin telah
mati lama (mised abortion) ( Prawirohardjo, 2006)
2.1.6 Komplikasi abortus
5
Komplikasi yang mungkin timbul dari abortus (Budiyanto dkk, 2017) adalah :
a. Syok akibat refleks vasovagal atau nerogenik.
Komplikasi ini dapat mengakibatkan kematian yang mendadak. Diagnosis ini
ditegakkan bila setelah seluruh pemeriksaan dilakukan tanpa membawa hasil. Harus
diingat kemungkinan adanya emboli cairan amnion, sehingga pemeriksaan histologik
harus dilakukan dengan teliti.
b. Inhibisi vagus
Hampir selalu terjadi pada tindakan abortus yang dilakukan tanpa anestesi
pada ibu dalam keadaan stress, gelisah, dan panik. Hal ini dapat terjadi akibat alat
yang digunakan atau suntikan secara mendadak dengan cairan yang terlalu panas atau
terlalu dingin.
c. Keracunan obat/ zat abortivum, termasuk karena anestesia.
Antiseptik lokal seperti KmnO4 pekat, AgNO3, K-Klorat, Jodium dan Sublimat dapat
mengakibatkan cedera yang hebat atau kematian.
d. Perdarahan akibat luka pada jalan lahir, atonia uteri, sisa jaringan tertinggal, diatesa
hemoragik dan lain-lain. Perdarahan dapat timbul segera pasca tindakan, dapat pula
timbul lama setelah tindakan.
2.1.7 Penatalaksanaan abortus
Penatalaksanaan secara umum untuk kasus abortus adalah :
a. Jika kehamilan bisa dipertahankan maka ibu harus tirah baring, kurangi aktivitas
b. Jika kehamilan tidak bisa dipertahankan maka dilakukan kuretage
c. Diet tinggi protein
d. Menjaga kebersihan area genetalia
e. Monitor perdarahan
2.2 Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Masalah Abortus Iminens
2.2.1 Pengkajian keperawatan
a. Identitas Klien
Nama : Ny. F
Umur : 21 Tahun
Tanggal Lahir : 23 Maret 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Kumala
Agama : Kristen
Suku : Makassar
6
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Tanggal Masuk RS : 04 April 2019
No. RM : 313577
Tanggal Pengkajian : 05 April 2019
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. Z
Umur : 26 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Kumala
Agama : Kristen
Suku : Makassar
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Hubungan Dengan Klien : Suami
c. Status kesehatan saat ini
1) Keluhan utama : Lemah
2) Riwayat keluhan utama :
Klien mengatakan BAB/BAK dibantu oleh suami ke kamar mandi, makan di atas
tempat tidur, sering baring di tempat tidur.
d. Diagnosa medik : ABORTUS IMINENS
e. Kesehatan reproduksi : GPA

Ganggua Proses Lama Tempat Masalah Masala Masala


n Persalina Persalina persalina persalina h nifas h bayi
Kehamila n n n n dan
n laktasi
Abortus - - - - - -
iminens

f. Riwayat kehamilan
Selama kehamilan, klien tidak pernah memeriksakan kandungannya ke bidan maupun
petugas kesehatan lainnya. Klien tidak pernah menderita sakit selama hamil.
g. Riwayat obsetri

7
1) Menarche : 15 tahun
2) Siklus haid : Teratur setiap bulan
3) Lamanya haid : 5 (delapan) hari
4) Usia perkawinan : 1 (satu) tahun
5) Karakteristik menstruasi : Encer
6) Menopause : Belum
7) Keluhan genetalia : Tidak ada
8) HPHT : 28 Desember 2018
9) Tafsiran persalinan : 04 September 2019
h. Keluhan muncul saat ini :
Klien mengatakan nyeri dibagian perut sampai punggung belakang, nyeri
dirasakan seperti tertekan, nyeri timbul pada saat melakukan aktivitas maupun tanpa
beraktivitas dan hilang timbul, perut terasa kram, keluar darah kecoklatan bercampur
lendir dari vaginam, lemas, pusing, klien tampak memegang perutnya
i. Riwayat ginekologi
Klien tidak pernah menderita penyakit tumor kehamilan atau abortus sebelumnya
j. Riwayat kesehatan masa lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
Klien pernah mengalami demam, diare
2) Alergi
Klien mengatakan tidak mengalami alergi baik makanan maupun minuman
3) Kebiasaan
Merokok, kopi, obat, dan alkohol. Klien mengatakan tidak mengonsumsi rokok,
kopi, obat maupun alkohol
k. Genogram

8
l. Pengkajian fisik
1) Keadaan umum Klien
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah : 90/80 mmHg
b) Nadi : 88 kali/menit
c) Suhu : 36,50 C
d) Pernafasan : 22 kali/menit
2) Kepala dan rambut
Bentuk kepala mesochepal, rambut warna hitam dan tebal, tidak ada benjolan dan
tidak terdapat nyeri tekan
3) Mata
Kelopak mata : Baik
Bulu mata : Tipis
Alis : Hitam sedikit tipis
4) Lapang pandang :
Klien dapat melihat benda dengan jarak yang jauh
5) Telinga
Daun telinga : Daun telinga Klien tampak bersih
Serumen : Tidak tampak serumen
Fungsi pendengaran : Kien masih dapat mendengar dengan jelas
6) Hidung
Penciuman : Klien dapat membedakan bau 85
Mimisan : Tidak Tampak mimisan
7) Mulut
Mulut tampak baik, tidak ada tanda-tanda dehidrasi
8) Leher
Tidak tampak pembesaran kelenjar thyroid
9) Dada
Tampak simetris, tidak teraba pembesaran jantung,

9
10) Abdomen : Tampak pembesaran sesuai usia kehamilan, terdapat nyeri tekan
P : Saat maupun tanpa beraktivitas
Q : Tertekan
R : Perut sampai pinggang belakang
S : 4 (skala 1-10)
T : Hilang timbul
11) Genetalia : Klien mengatakan keluar darah bercampur lendir dari vaginam
12) Ekstermitas
a) Ekstermitas atas Tampak ekstermitas atas kuat
b) Ekstermitas bawah Tampak ekstermitas bawah lemah saat berjalan
13) Edema : Tidak ada edema pada ekstermitas
m. Aktivitas sehari-hari

Aktivitas Sebelum sakit Saat sakit


Nutrisi
a. Jenis makanan Nasi, sayur, lauk Nasi, sayur, lauk 3
b. Frekuensi 3-4 kali/hari kali/hari
c. Nafsu makan Baik (porsi habis) Kurang (porsi tidak
d. Makanan pantang Tidak ada habis)
Tidak ada
Cairan
a. Jenis Air putih, minuman Air putih
kemasan
b. Jumlah 2500 cc 2500 cc
Eliminasi
a. BAB
1) Frekuensi 1 kali/hari Belum pernah BAB

2) Warna Kuning -

b. BAK
1) Frekuensi 6-7 kali/hari 2 kali

2) Warna Putih jernih Kuning jernih

3) Bau Amoniak Amoniak

4) Jumlah Tidak diketahui Tidak diketahui

Hygiene
a. Mandi 2 kali/hari Belum

10
b. Menyikat gigi 2 kali/hari 1 kali
c. Cuci rambut 4 kali/minggu Belum
d. Mengganti pakaian 2 kali/hari Belum
Istirahat/tidur
a. Tidur malam 22.00 s/d 05.00 01.30 s/d 06.00
b. Tidur siang 13.00 s/d 15.00 Belum
c. Kebiasaan sebelum tidur Berdoa Berdoa
Aktivitas
a. Rekreasi Tidak ada Tidak
b. Olahraga Tidak ada Tidak

n. Pemeriksaan penunjang
1) Hasil pemeriksaan USG : Gravid tunggal hidup intra uteri
2) Rencana teraphy
 Inj. Transamin 8 mg/24 jam
 Inj. Ranitidine 1 amp/25 mg/8 jam
 Cairan infus RL 20 tpm
o. Data Fokus

Data subjektif Data objektif


1. Klien mengatakan BAB/BAK 1. Vital sign
dibantu suami ke kamar mandi TD : 90/80 mmHg
2. Klien mengatakan sering baring N : 88 kali/menit
3. Klien mengatakan sering pusing S : 36,50 C
4. Klien mengatakan merasa lemah RR : 22 kali/menit
5. Klien mengatakan nyeri di bagian 2. Klien tampak aktivitasnya dibantu
perut sampai ke punggung oleh keluarga
belakang 3. Klien tampak lemah
6. Klien mengatakan perutnya terasa 4. Klien tampak berbaring di tempat
kram tidur
7. Klien mengatakan tidurnya kurang 5. Klien tampak berhati-hati saat
bergerak
6. Klien tampak memegang perutnya

11
7. P : saat maupun tanpa beraktivitas
Q : tertekan
R: perut sampai pinggang belakang
S : 4 (skala 1-10)
T : hilang timbul
8. Klien tampak ke kamar mandi untuk
mengganti pembalut
9. Keluar darah kecoklatan bercampur
lendir dari vaginam

f. Analisa data
Data Etiologi Problem
DS : Kelainan pertumbuhan Intoleransi aktivitas
- Klien mengatakan hasil konsepsi, kelainan
BAB/BAK dibantu suami ke plasenta, penyakit ibu,
kamar mandi kelainan traktus genitalis
- Kiln mengatakan sering 
baring Perdarahan dalam
- Klien mengatakan merasa desidua basalis
lemah 
DO : Nekrosis
- Klien tampak aktivitasnya 
dibantu oleh keluarga Nyeri abdomen
- Klien tampak lemah 
- Klien tampak berbaring di Gangguan rasa nyaman
tempat tidur 
- Klien tampak berhati-hati Gangguan pemenuhan
saat bergerak ADL
- Vital sign 
TD : 90/80 mmHg Intoleransi aktivitas
N : 88 kali/menit
S : 36,50C

12
RR : 22 kali/menit
DS : Kelainan pertumbuhan Nyeri akut
- Klien mengatakan nyeri di hasil konsepsi, kelainan
bagian perut sampai ke plasenta, penyakit ibu,
punggung belakang kelainan traktus genitalis
- Klien mengatakan tidurnya 
kurang Perdarahan dalam
- Klien mengatakan perutnya desidua basalis
terasa kram 
- Klien mengatakan sering Nekrosis
pusing 
- P : saat maupun tanpa Jaringan terputus/terbuka
beraktivitas 
Q : tertekan Nyeri akut
R : perut sampai pinggang
belakang
S : 4 (skala 1-10) T : hilang
timbul
DO :
- Klien tampak memegang
perutnya
DO : Kelainan pertumbuhan Risiko infeksi
- Klien tampak ke kamar mandi hasil konsepsi, kelainan
untuk mengganti pembalut plasenta, penyakit ibu,
- Keluar darah kecoklatan kelainan traktus genitalis
bercampur lendir dari vaginam 
Perdarahan dalam
desidua basalis

Nekrosis

Jaringan terputus/terbuka
Invasi bakteri

13

Resiko infeksi

2.2.2 Diagnosa keperawatan


No Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan

DS :
- Klien mengatakan merasa lemah
- Klien mengatakan sering baring
- Klien mengatakan BAB/BAK dibantu suami ke kamar mandi

DO :
- Klien tampak lemah
- Klien tampak berbaring ditempat tidur
- Klien tampak aktivitasnya dibantu oleh keluarga

Vital sign :
TD : 90/80 mmHg
N : 88x/m
S : 36,5C
RR : 22x/m
2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis

DS :
- Klien mengatakan nyeri di bagian perut sampai ke punggung belakang
- Klien mengatakan tidurnya kurang
- Klien mengatakan sering pusing
- Klien mengatakan perutnya terasa kram

DO :
- Klien tampak meringis
- Klien tampak berhati-hati saat bergerak
- Klien tampak memegang perutnya

P : Saat maupun tanpa beraktivitas


Q : tertekan
R : perut sampai punggung belakang
S:4
T : hilang timbul
3. Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (pendarahan)

DS : Klien mengatakan keluar darah kecoklatan bercampur lendir dari vagina

DO : Klien tampak kekamar mandi untuk mengganti pembalut


2.2.3 Intervensi keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

14
1. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan Manajemen energi
berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam Observasi :
kelemahan diharapkan toleransi - Identifikasi kondisi tubuh
aktivitas meningkat dengan yang mengalami kelelahan
kriteria hasi : - Monitor kelelahan fisik
- Frekuensi nadi dan emosional
meningkat Terapeutik :
- Kemudahan dalam - Sediakan lingkungan yang
melakukan aktivitas nyaman dan rendah
sehari-hari meningkat stimulus
- Perasaan lemah - Lakukan latihan rentang
menurun gerak pasif dan/atau aktif
- Kecepatan berjalan Edukasi :
meningkat - Anjurkan tirah baring
- Anjurkan aktivitas secara
bertahap
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
maknan, jika perlu
2. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
dengan agen pencedara keperawatan 3x24 jam Observasi :
fisiologis (kehamilan) diharapkan tingkat nyeri - Identifikasi lokasi,
menurun. Dengan kriteria karakteristik, durasi,
hasi : frekuensi, kualitas,
- Keluhan nyeri menurun itentitas nyeri
- Meringis menurun - Identifikasi skala nyeri
- Gelisah menurun - Identifikasi respon nyeri
non verbal
Terapeutik :
- Berikan teknik
nonfarmakologis untuk

15
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS,
hipnosis,terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi, kompres
hangat/dingin)
- Kontrol lingkungan yang
dapat memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi :
- Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu nyeri
- Ajarkan terknik non
farmakologis untu
mengurangi nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
3. Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan infekasi
berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam Observasi :
ketidakadekuatan diharapkan resiko infeksi - Monitor tanda dan gejala
pertahanan tubuh primer menurun. Dengan kriteria infeksi lokal dan sistemik
(pendarahan) hasi : Terapeutik :
- Kebersihan tangan - Batasi jumlah pengunjung
meningkat Edukasi :
- Kebersihan badan - Jelaskan tanda dan gejala
meningkat infeksi
- Sel darah putih membaik - Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi

16
Kolaborasi :
-

2.2.4 Implementasi keperawatan


Nama Pasien : Ny. F No. RM : 313577
Umur : 21 Tahun Dx. Medis : Abortus Iminents
No. Dx Tgl/jam Diagnosa keperawatan Implementasi
1 Hari ke- Intoleransi aktivitas 1. Memonitor vital sign
1 berhubungan dengan Hasil :
09 April kelemahan TD : 90/80 mmHg
2019 N : 88 kali/menit
11.45 S : 36,50C
RR : 22 kali/menit
2. Membantu Klien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang mampu
dilakukan Hasil : Klien kesulitan untuk
beraktivitas dan hanya baring di tempat
tidur
3. Membantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan sosial
Hasil : Klien makan di atas tempat tidur
4. Membantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukan
untuk aktivitas yang diinginkan
Hasil : Klien dibantu suami ke kamar
mandi
2 Hari ke- Nyeri akut 1. Melakukan pengkajian nyeri secara
1 berhubungan dengan komperhensif termasuk lokasi,
09 April agen pencedera karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
2019 fisiologis (kehamilan) dan faktor presipitasi
11.50 Hasil :
WIB P : Saat maupun tanpa beraktivitas

17
Q : Tertekan
R : Perut sampai pinggang belakang
S : 4(skala 1-10)
T : Hilang timbul
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan Hasil : Klien tampak
memegang perutnya
3. Mengajarkan tentang teknik
nonfarmakologi Hasil : Klien diajarkan
teknik nafas dalam
Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri
Hasil : Klien mengatakan lebih baik setelah
melakukan nafas dalam
3 Hari ke- Risiko infeksi 1. Mengkaji kondisi keluaran/dischart
1 dibuktikan dengan yang keluar, warna dan bau
09 April ketidakadekuatan Hasil : Keluar darah berwarna coklat
2019 pertahanan tubuh dan bau amis
11.55 primer (perdarahan) 2. Menerangkan pada klien pentingnya
perawatan vulva selama masa
perdarahan
Hasil : Klien tampak mengerti
3. Menerangkan pada klien cara
mengidentifikasi tanda infeksi
Hasil : Klien tampak belum paham
4. Menganjurkan pada suami klien untuk
tidak melakukan hubungan (koitus)
selama perdarahan
Hasil : Suami klien tampak mengerti
1 Hari ke- Intoleransi aktivitas 1. Memonitor vital sign
2 berhubungan dengan Hasil :
10 April kelemahan TD : 100/80 mmHg
2019 N : 88 kali/menit
17.15 S : 36,50C

18
RR : 22 kali/menit
2. Membantu Klien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang mampu
dilakukan
Hasil : Klien kesulitan untuk
beraktivitas dan hanya baring di tempat
tidur
3. Membantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan sosial
Hasil : Klien makan di atas tempat tidur
4. Membantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukan
untuk aktivitas yang diinginkan
Hasil : Klien dibantu suami ke kamar
mandi
2 Hari ke- Nyeri akut 1. Melakukan pengkajian nyeri secara
2 berhubungan dengan komperhensif termasuk lokasi,
10 April agen pencedera karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
2019 fisiologis (kehamilan) dan faktor presipitasi
17.20 Hasil :
P : Saat maupun tanpa beraktivitas
Q : Tertekan
R : Perut sampai pinggang belakang
S : 3(skala 1-10)
T : Hilang timbul
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
Hasil : Klien tampak memegang
perutnya
3. Mengajarkan tentang teknik
nonfarmakologi
Hasil : Klien melakukan teknik nafas

19
dalam
4. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri
Hasil : Klien mengatakan lebih baik
setelah melakukan nafas dalam
3 Hari ke- Risiko infeksi 1. Mengkaji kondisi keluaran/dischart
2 dibuktikan dengan yang keluar, warna dan bau
10 April ketidakadekuatan Hasil : Keluar darah berwarna coklat
2019 pertahanan tubuh dan bau amis
17.25 primer (perdarahan) 2. Menerangkan pada klien pentingnya
WIB perawatan vulva selama masa
perdarahan
Hasil : Klien tampak mengerti
3. Menerangkan pada klien cara
mengidentifikasi tanda infeksi
Hasil : Klien tampak belum paham
4. Menganjurkan pada suami klien untuk
tidak melakukan hubungan (koitus)
selama perdarahan
Hasil : Suami klien tampak mengerti
1 Hari ke- Intoleransi aktivitas 1. Memonitor vital sign
3 berhubungan dengan Hasil :
11 April kelemahan TD : 100/80 mmHg
2019 N : 88 kali/menit
16.45 S : 36,50C
WIB RR : 22 kali/menit
2. Membantu Klien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang mampu
dilakukan
Hasil : Klien kesulitan untuk
beraktivitas dan hanya baring di tempat
tidur
3. Membantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan

20
kemampuan fisik, psikologi dan social
Hasil : Klien makan di atas tempat tidur
4. Membantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukan
untuk aktivitas yang diinginkan
Hasil : Klien dibantu suami ke kamar mandi
2 Hari ke- Nyeri akut 1. Melakukan pengkajian nyeri secara
3 berhubungan dengan komperhensif termasuk lokasi,
11 April agen pencedera karakteristik, durasi, frekuensi,
2019 fisiologis (kehamilan) kualitas dan faktor presipitasi
16.50 Hasil :
WIB P : Saat maupun tanpa beraktivitas
Q : Tertekan
R : Perut sampai pinggang belakang
S : 3(skala 1-10)
T : Hilang timbul
2. Mengobservasi reaksi nonverbal.
dari ketidaknyamanan
Hasil : Klien tampak memegang
perutnya
3. Mengajarkan tentang teknik
nonfarmakologi
Hasil : Klien diajarkan melakukan
teknik nafas dalam
4. Mengevaluasi keefektifan kontrol
nyeri
Hasil : Klien mengatakan nyerinya
berkurang setelah melakukan nafas
dalam
3 Hari ke- Risiko infeksi 1. Mengkaji kondisi keluaran/dischart
3 dibuktikan dengan yang keluar, warna dan bau
11 April ketidakadekuatan Hasil : Keluar darah berwarna coklat
2019 pertahanan tubuh dan bau amis

21
16.55 primer (perdarahan) 2. Menerangkan pada klien pentingnya
WIB perawatan vulva selama masa
perdarahan
Hasil : Klien tampak mengerti
3. Menerangkan pada klien cara
mengidentifikasi tanda infeksi
Hasil : Klien tampak paham
4. Menganjurkan pada suami klien
untuk tidak melakukan hubungan
(koitus) selama perdarahan
Hasil : Suami klien tampak mengerti

2.2.5 Evaluasi keperawatan


Nama Pasien : Ny. F No. RM : 313577
Umur : 21 Tahun Dx. Medis : Abortus Iminents
No Tgl/Jam Diagnosis Keperawatan Evaluasi TTD
. Perawat
1. Hari ke-1 Intoleransi aktivitas S : Klien mengatakan sering Falini
09 April berhubungan dengan baring Sobba
2019 kelemahan O : Klien tampak dibantu
11.45 keluarga saat beraktivitas
Vital sign :
TD: 90/80 mmHg
N : 88 kali/menit
S : 36,50C
RR: 22 kali/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor vital sign
2. Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan

22
3. Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan
fisik, psikologi dan social
4. Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas
yang diinginkan
2. 2. Hari ke-1 Nyeri akut berhubungan S : Klien mengatakan Falini
09 April dengan agen pencedera perutnya terasa kram Sobba
2019 fisiologis (kehamilan)  P : Saat maupun tanpa
11.50 beraktivitas
WIB  Q : Tertekan
 R : Perut sampai pinggang
belakang
 S : 4 (skala 1-10)
 T : Hilang timbul
O : Klien tampak memegang
perutnya
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
5. Lakukan pengkajian nyeri
secara komperhensif
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi
6. Observasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan
7. Ajarkan tentang teknik
nonfarmakologi
8. Evaluasi keefektifan

23
kontrol
3. 3. Hari ke-1 Risiko infeksi dibuktikan S : Klien mengatakan keluar Falini
09 April dengan ketidakadekuatan darah bercampur lendir dari Sobba
2019 pertahanan tubuh primer vaginam
11.55 (perdarahan) O : Klien tampak ke kamar
WIB mandi untuk mengganti
pembalut.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji kondisi
keluaran/dischart yang
keluar, warna dan bau
2. Terangkan pada klien
pentingnya perawatan
vulva selama masa
perdarahan
3. Terangkan pada klien
cara mengidentifikasi
tanda infeksi
4. klien untuk tidak
melakukan hubungan
(koitus) selama
perdarahan
4. Hari ke-2 Intoleransi aktivitas S : Klien mengatakan sering Falini
10 April berhubungan dengan baring Sobba
2019 kelemahan O : Klien tampak dibantu
17.15 keluarga saat beraktivitas
Vital sign :
TD: 100/80 mmHg
N : 88 kali/menit
S : 36,50C
RR: 22 kali/menit
A : Masalah belum teratasi

24
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor vital sign
2. Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
3. Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan
fisik, psikologi dan social
4. Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas
yang diinginkan.
5. Hari ke-2 Nyeri akut berhubungan S : Klien mengatakan Falini
10 April dengan agen pencedera perutnya terasa kram Sobba
2019 fisiologis (kehamilan)  P : Saat maupun tanpa
17.20 beraktivitas Q : Tertekan
 R : Perut sampai pinggang
belakang S : 3 (skala 1- 10)
 T : Hilang timbul
O : Klien tampak memegang
perutnya
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Lakukan pengkajian nyeri
secara komperhensif
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan
kontrol presipitasi
2. Observasi reaksi
nonverbal dari

25
ketidaknyamanan
3. Ajarkan tentang teknik
nonfarmakologi
4. Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
6. Hari ke-2 Risiko infeksi dibuktikan S : Klien mengatakan keluar Falini
10 April dengan ketidakadekuatan darah bercampur lendir dari Sobba
2019 pertahanan tubuh primer vaginam
17.25 (perdarahan) O : Klien tampak ke kamar
WIB mandi untuk mengganti
pembalut
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Kaji kondisi
keluaran/dischart yang
keluar, warna dan bau
2. Terangkan pada klien
pentingnya perawatan
vulva selama masa
perdarahan
3. Terangkan pada klien cara
mengidentifikasi tanda
infeksi
4. klien untuk tidak
melakukan hubungan
(koitus) selama
perdarahan
7. Hari ke-3 Intoleransi aktivitas S : Klien mengatakan sering Falini
11 April berhubungan dengan baring Sobba
2019 kelemahan O : Klien tampak dibantu
16.45 keluarga saat beraktivitas
WIB Vital sign :
 TD: 100/80 mmHg

26
 N : 88 kali/menit
 S : 36,50C
 RR: 22 kali/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan.
8. Hari ke-3 Nyeri akut berhubungan S : Klien mengatakan Falini
11 April dengan agen pencedera perutnya terasa kram Sobba
2019 fisiologis (kehamilan)  P : Saat maupun tanpa
16.50 beraktivitas Q : Tertekan
WIB  R : Perut sampai pinggang
belakang
 S : 3 (skala 1- 10)
 T : Hilang timbul
O : Klien tampak memegang
perutnya
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
9. Hari ke-3 Risiko infeksi dibuktikan S : Klien mengatakan keluar Falini
11 April dengan ketidakadekuatan darah bercampur lendir dari Sobba
2019 perdarahan tubuh primer vaginam
16.55 (perdarahan) O : Klien tampak ke kamar
WIB mandi untuk mengganti
pembalut
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Abortus (keguguran) merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan yang menurut para ahli ada usia sebelum 16 minggu dan 28 minggu dan
memiliki BB 400-100 gram, tetapi jika terdapat fetus hidup dibawah 400 gram itu diangggap
keajaiban karna semakin tinggi BB anak waktu lahir Makin besar kemungkinan untuk dapat
hidup terus (Amru Sofian, 2015). Yang dimana penyebab terjadi abortus salah satunya yaitu
seperti kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, kelainan pada plasenta. Abortus
sendiri ,menyebabkan berbai komplikasi seperti syok akibat refleks vasovagal atau nerogenik,
inhibisi vagus, keracunan obat/ zat abortivum, termasuk karena anestesia, dan perdarahan akibat
luka pada jalan lahi. Adapun diagnosa dari kasus diatas didapatkan tiga diagnosa intoleransi
aktivitas b.d kelemahan, nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis dan Resiko infeksi b.d
ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (pendarahan)
3.2 Saran
Diharapkan kepada mahasiswa untuk mempelajari dan mencari lebih banyak tentang
penyakit abortus untuk menambah wawasan. Sedangkan untuk perawat diharapkan perlunya
kerjasama antara tenaga kesehatan yang terkait dan peningkatan pengetahuan dengan mengikuti
seminar, diskusi ilmia, dan lain sebagainya guna mendapatkan pengalaman yang lebih luas .

28
selain itu diharapkan kepada keluarga kesabaran dan pengertian dalam mendampingi, merawat
dan memenuhi kebutuhan klien sehingg terbina kerjasama dan saling percaya antara perawat
atau tenaga kesehatan, klien dan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA
Amru, Sofian. Rustam mochtar synopsis obstretri: obstretri operatif, obstretri social. Jakarta:
EGC. 2015.
Leveno, C., dan Gent. (2015). Obstetri Williams Panduan Ringkas. Jakarta. Buku Kedokteran
EGC.
Morgan, (2011).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa: I Made K., Nimade S
Nurarif Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis Dan NANDA NIC-NOC Jilid I. Jogjakarta: Mediaction.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

29
30

Anda mungkin juga menyukai