Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BULELENG I
Jl. Ahmad Yani No. 43 Kaliuntu- SingarajaTelp. ( 0362 ) 21845
e-mail : puskesmasbuleleng1@gmail.com

KERANGAKA ACUAN PROGRAM KUSTA


TAHUN 2018

a. Pendahuluan
Permasalahan penyakit kusta ini bila dikaji secara mendalam merupakan
permasalahan yang sangat konpelks. Penyakit kusta merupakan penyakit menular
menahun yang disebabkan oleh kuman my cobacterium leprae yang terutama yang
menyerang sarap tapi, kulit dan oragan tubuh lain kecuali susunan saraf masalah yang
di hadapi penderita bukan hanya dari medis saja tetapi juga adanya masalah
pesikososial sebagai akibat penyakitnya. Program bemeberantasan penyakit menular
bertujuan untuk mencega terjadinya penyakit, menurunkan angka kesakutan dan
angka kematian serta mencega akibat buruk lebih lanjut sehingga memungkinkan
tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Pada umumnya panyakit kusta
tedapat di Negara sedang berkembang, dan sebagian besar pendritanya dari gologan
ekonimi lemah.
Di indonsia pengobatan dari perawatan penderita kusta secara terintregrasi
dengan unit pelayanan kesehatan (puskesmas). Adapun system pengobatan yang
dilakukan sampai awal yakni tahun 1992, pengobatan dengan kombinasi (MDT)
mulai digunkan di Indonesia.
Indonesia hingga saat ini merupakan salah satu Negara dengan beban penyakit
kusta yang tinggi. Pada tahun 2013, Indonesia menepati urutan 3 di dunia setelah
india dan brazil.

b. Visi, misi dan tata nilai


1. Visi
Memberikan pelayanan kesehatan dengan sepenuh hati untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat berdasarkan falsafah Tri Hita Karana.
2. Misi
- Meningkatkan kerja sama dan disiplin kerja Puskesmas Buleleng 1.
- Memberikan pelayanan yang efektif dan efisien.
- Memberikan pelayanan yang bermutu.
- Meningkatkn kerja sama dengan sektor lain untuk mewujudkan
masyarakat hidup sehat.
3. Tata Nilai
- Profesional : memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang terbaik.
- Ramah : memiliki sikap yang sopan dan santun kepada seluruh masyarakat
dan rekan kerja
- Inisiatif dan Inovatif : memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan
ide-ide kreatif serta member terobosan bagi peningkatan pelayanan
kesehatan
- Malu : memiliki budayamalu, bila tidak melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya
- Akuntabel : memberikan pelayanan kesehatan serta pedoman dan standar
pelayanan yang ditetapkan, dapat diukur dan dipertanggungjawabkan

c. Latar Belakang
Hingga kini, kusta seringkali terabaikan. Meskipun kusta tidak secara lasung
temasuk pencapain millennium diploment go als (MDS), namun terkait erat dalam
lingkungan yaitu sanitasi. Beban akibat penyakit kusta bukan hanya karena masih
tinggi jumlah kasus yang di temukan tetapi juga kecacatan yang di akibatkannya,
Indonesia sudah mencapai eliminasi di tingkat nasional. Namun saat ini maslah ada
14 provensi yang mempunyai beban tinggi yaitu banten sulteng, aceh, sultra, jatim,
sulsel, sulbar, sulut, gorontalo Maluku, Maluku utara, papua, papua barat, dan
kalimatan utara.
Damapak social terhadap kusta ini sedemikian besarnya, sehingga sering
menimbulkan keresahan yang mendalam. Tidak hanya pada penderita sendiri, tetapi
pada keluarganya, masyarakat dan Negara. Hal ini yang mendasari konsep perilaku
penerimaan penderita terhadap penyakitnya, dimana untuk konsi ini penderita masih
banyak menganggap bahwa penyakit kusta merupakan penyakit menular, tidak dapat
di obati, penyakit keturunan, kutukan tuhan, dan menyebab kan kecacatan. Akibat
anggapan yang salah ini penderita kusta meras putus asa sehingga tidak tekun untuk
berobat hal ini dapat di buktikan dengan kenyataan bagwa penyakit mempunyai
kedudukan husus diantara penyakit-penyakit lain hal ini disebabkan oleh karena
adanya leprofhobia (rasa takut yang berlebihan karena kusta)
Leprofhobia masih tetap berurat akar dalam seluruh lapisan masyarakat karan
di pengaruhi dari segi agama social, budaya, dan dihantui kepercayaan takhayul.

d. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum
Meningkatkan cakupan pelayanan program kusta sesuai dengan masalah yang
ada, sehinggadapat meningkatkan penemuan secara dini penderita kusta baru dan
bisa mengobati pasien kusta secara sempurna

2. Tujuan Khusus
- Mengupayakan peningkatan keterampilan petugasdalam mendeteksi suspek
kusta.
- Meningkatkan kesadaran partisipasi masyarakat dalam upaya deteksi dini
kusta
- Memepertahankan ketrampilan petugas kesehatan di unit pelayanan dalam tata
pelaksana pasien kusta.

e. Rencana Kegiatan
1. Pemeriksaan serumah pasien yang sedang pengobatan dan post pengobatan
- Untuk pasin baru ,kunjungan rumah dilakukan sesegera mungkin
- Pemberian konseling sederhana dam pemeriksaan fisik,sasarannya adalah
keluarga yang tinggal serumah dengan pasien dan tetangga di sekitarnya.
- Saat dilakukan kunjungan,petugas di wajibkan membawa kartu pasien,alat
pemeriksaan dan obat MDT
2. Memberikan pengobatan pada pasie kusta yang sudah di temukan

f. Cara Melaksanakan Pengobatan


1. Pemeriksaan fisik
2. Monitoring dan evaluasi
g. Sasaran
1. Masyarakat
2. Lintas pogram
3. Lintas sector.

2018
No Nama Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 Pemeriksaan kontak x x x x x x x x x x x x
serumah
2 Penyuluhan pada x x x x x x x x x x x x
penderita kusta dan
keluarga penderita
3 Evaluasi kepatuhan x x x x x x x x x x x x
minum obat pada
pasien
4 Pemberian obat MDT x x x x x x x x x x x x
rutin
h. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
i. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk melihat apakah kepatuhan minum
obat sudah terlaksana sesuai jadwal yang telah direncanakan, tingkat kepatuhan
pasien minum obat sesuai dengan jadwal. Evaluasi ini dilakukan setiap tiga bulan
sekali. Pelaporan dibuat dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.

j. Pencatatan dan Pelaporan


Dokumentasi yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah Surat Pemberitahuan
Pelaksanaan Kegiatan dengan melampirkan Jadwal Kegiatan, dan Bukti Pelaksanaan
Kegiatan Luar Gedung.
Pelaporan kegiatan ini dilakukan ketika telah selesai melakukan kegiatan. Evaluasi
dilakuan setiap tiga bulan sekali dengan melakukan analisis terhadap pelaksanaan
kegiatan.

Mengetahui
Plt.Kepala Puskesmas Buleleng 1 Pemegang Program P2 Kusta

dr.I Gede Purnamawan I Gusti Ayu Yudiani


Nip. 19810121 201001 1 017 Nip. 197405172007012020
PELAYANAN KUSTA

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit : 2 Januari 2017
Halaman :

PUSKESMAS drg. I Ketut Putra Wijaya


BULELENG I
NIP.196405202009041001

1. Pengertian Penyakit yang merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh
kuman mycobacterium leprae yang mennyerang saraf tepi, kulit organ lain
kecuali susunan saraf pusat .
2. Tujuan Menemukan penyakit kusta secara dini, memutus ranatai penularan,
mengobati dengan lengkap, mencegah terjadinya kecacatan dan reaksi
berulang
3. Kebijakan 033/sk/1/bllg. 1/2017
4. Refrensi Buku pelatihan kusta tahun 2010
5. Alat dan 1. Kapas
Bahan 2. Bolpoin
3. Buku pemeriksaan kusta
4. Buku penderita kusta
6. Prosedur/ 1. Penemuan penderita dan suspek dilakukan dengan melakukan kegiatan
Langkah- kontak serumah
langkah 2. Pasien datang ke loket dengan mengambil nomor antrian
3. Petugas loket memanggil nomor antrian dan pasien di arahkan ke pol
umum
4. Di BP umum di lakukan pemeriksaan pandang dan raba
5. Diagnosis kusta didasarkan pemeriksaan pandang dan periksa pasien
dilihat kelainan kulitatau tidak jika ada tes sensitifitas pada bercak
tersebut. Ada 3 tanda pasti kusta yang disebut Cardinal sign yaitu
lesi(kelanan ,bercak) kulit yang mati rasa penebalan sarafdi serta
gangguan fungsi pemeriksaan hapusan saraf ditemukan hasil tahan asam.
6. Jika sudah di temukan maka pasien dibuatkan buku register pasien dan
buku pengobatan kusta
7. Tipe kusta ada 2,type PB dan MB
 Type PB bila jumlah bercak mati rasa1-5 l lebih dari 5,hanya ada
satu saraf yang terganggu dan hasil tahan asam negative
 Type MB bila jumlah bercak yang mati rasa lebih dari 5, sarf yang
terganggu lebih dari satu saraf, dan hasil tahan asamnya positf.
Pengobatan type PB dan MDT selama 6-9 bulan, jika type MB
dengan MDT selama 12-18 bulan.
8. Pasien sebelum pengobatan, selama dan sesudah pengobatan bila terjadi
reaksi. Jika timbul reaksi pengobatan dengan system tapering of
pretnison 40 mg/hari selama 2 minggu, 30 mg/hari selama 2 minggu, 20
mg/hari selama 2 minggu, 15 mg/hari selama 2 mingggu, 10 mg/hari
selama 2 mingggu dan 5 mg/hari selama 2 mingggu. Setiap ammbil obat
pretnison harus dilakukan pemriksaan POD, untuk mengetahi kemajuan
terapi.
9. Paien menyatakan RPT jika sudah pengobatan MDT untuk PB selama 6
bulan, MB selam 12 bulan.

7. Bagan alur
Pasien dating ke Di BP umum di Diaknosis kusta
loket dengan kalukan didasrkan
minta nomer pemeriksaan pemeriksaan
antiran di pandang dan raba pandang dan
arahkan ke BP periksa pasien
umum

Tipe kusta ada 2 Jika sudah di temukan


tipe PB dan MB maka pasien di
buatkan buku register
pasien dan buku
pengbatan kusta

Pengobatan tipe Pengobatan tipe


PB dengan MDT MB dengan
selama 6-9 bulan MDT selama 12-
18 bulan

Pasien sebelum
penobatan,
selama, dan
sesudah
pengobatan bila
terjadi reaksi
Tidak

ya

Jika timbul reaksi pengobatan dengan sistep


tapering off prednison 40 mg/hari selama 2 minggu,
15 mg/hari selama 2 minggu, 10 mg/hari selama 2
minggu dan 5 mg selama 2 minggu. Setiap ambil
obat prednison harus dilakukan pemeriksaan POD,
untuk mengetahui kemajuan terapai

Pasien dinyatakan RFT


jika sudah pengobatan
MDT untuk PB selama 6
bulan, MB selama 12
bulan

8. Hal-hal yng Pasien di nyatakan OOC, jika sudah dia mati selama 5 tahun dari awal
perlu pengobatan pasien keloket minta nomor antrian di arahkan ke BP umum.
diperhatikan
9. Unit terkait Loket , klinik umum,
Penelolaan P2 kusta,
Apotek.
10. Dokumen Loket, klinik umum,
terkait Pengelolaan P2 kusta,
Apotek. Laboraturium
11. Rekaman
historis No Yang di ubah Isi perubahan Tanggal mulai
perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai