Prurigo Nodularis
Oleh:
Khalil Khusairi MN, S.Ked*
G1A219057
Pembimbing:
dr. Rini Chrisna, M.Ked(DV), Sp.DV**
Prurigo Nodularis
Oleh:
Pramaisella Wulandari, S.Ked
G1A219071
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Bed Side Teaching yang
berjudul “PRURIGO NODULARIS” sebagai kelengkapan persyaratan dalam mengikuti
Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Rini Chrisna, M.Ked(DV), Sp.DV, yang
telah meluangkan waktunya sebagai pembimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Penulis berharap laporan ini dapat
bermanfaat dan menambah ilmu bagi para pembaca.
Penulis
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER
JJl. Letjen Soeprapto Samping RSUD Raden Mattaher Telanaipura Jambi telp/fax (0741) 60246
STATUS PASIEN
Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kenali Asam Bawah
Pekerjaan : IRT
Status Pernikahan : Sudah Menikah
Suku Bangsa : Melayu
Hobi :
Anamnesis
Dilakukan secara Autoanamnesis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD H Abdul Manap
Jambi pada tanggal 28 Januari 2021
A. Keluhan Utama :
Timbul bentol-bentol kemerahan disertai gatal dan perih saat digaruk pada daerah
tungkai kiri dan kanan dan juga di daerah lengan kiri dan kanan sejak ± 1,5 bulan
yang lalu.
B. Keluhan Tambahan :
Tidak ada keluhan
Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis
1. Keadaan Umum : Pasien tampak sakit ringan
2. Tanda Vital :
Kesadaran : Compos Mentis RR : 18x/menit
TD : 110/80 mmHg Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,5 oC
3. Kepala :
a. Bentuk : normochepal
b. Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+),
pupil isokor
c. THT : lesi kulit (-), deviasi septum hidung (-/-)
d. Leher : tonsil T1-T1, pembesaran KGB (-), lesi kulit (-)
4. Thoraks :
a. Jantung : Bunyi jantung I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
b. Paru : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
5. Abdomen : normal
6. Genitalia : tidak diperiksa
7. Ekstremitas
a. Superior : edem (-/-), lesi kulit (-)
b. Inferior : edem (-/-), lesi kulit (-)
B. Status Dermatologi
Efloresensi Gambar
Bentuk: Nodul
Ukuran : Miliar-Lentikuler
Jumlah : Multipel
Batas : Sirkumkrip
Warna : Eritematosa
Tepi: Tidak aktif
Distribusi : Generalisata
Permukaan : Rata
Konsistensi : Padat
Sekitar : -
Regio:
Bentuk: Papul
Batas : Sirkiumkrip
Warna : Kemerahan
Distribusi : Regional
Permukaan : Rata
Konsistensi : Padat
Regio Axilla
Sinistra
Regio Thorax
Anterior
Pemeriksaan Penunjang
- Tidak dilakukan
Diagnosis Banding
1. Skabies
2. Insect bites
3. Dermatitis atopi
Diagnosa Kerja
Skabies
Pemeriksaan Anjuran
a. Kerokan Kulit
Papul atau terowongan yang baru dibentuk dan utuh ditetesi dengan dengan KOH
10%, kemudian dikerok dengan skalpel steril untuk mengangkat atap papul atau
terowongan. Hasil kerokan diletakkan pada gelas obyek dan ditutup dengan deck
glass, lalu diperiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 20X atau 100X. Hasil
positif jika tampak tungau, telur, larva, nimfa atau skibala.
e. Dermoscopy
Tanda tanda diagnosis scabies menggunakan dermoskopi :
- Terowongan berbentuk S klasik yang terlihat seperti melengkung
- Stuktur gelap , segitiga, atau bentuk V yang menunjukkan gambaran kepala dan
sepasang kaki tungau biasanya disebut “ deltaglider, delta wing jet”
- Tampak terowongan /lubang dengan gambaran tungau di ujungnya biasa disebut
jet with contrail.
- Telur tungau tampak seperti struktur ovoid berbaring di dalam terowongan “mini
triangle sign” menunjukkan gambaran telur scabies yang sudah matang.
f. Membuat Biopsi Irisan (Epidermal Shave Biopsy)
Menemukan terowongan atau papul yang dicurigai antara ibu jari dan jari telunjuk,
dengan menjepit lesi menggunakan ibu jari dan telunjuk, puncak lesi diiris dengan
scalpel steril nomor 15 dilakukan sejajar dengan permukaan kulit. Biopsi dilakukan
sangat superfisial sehingga tidak terjadi perdarahan dan tidak perlu anestesi.
Spesimen diletakkan pada gelas objek lalu ditetesi minyak mineral dan diperiksa
dengan mikroskop.Dapat pula diperiksa dilakukan pewarnaan HE pada sediaan.
TERAPI/TATALAKSANA
- NON MEDIKAMENTOSA
- Edukasi cara pemakaian krim permetrin 5%, yaitu dioleskan pada seluruh badan mulai
dari leher kecuali muka selama 8-12 jam setelah itu dicuci bersih, cukup satu minggu
sekali,. Jika masih terdapat lesi, dapat dioleskan pada minggu berikutnya dengan cara
yang sama.
- Promotif
1) Edukasi kepada pasien bahwa penyakit ini disebabkan oleh infeksi parasit di mana
penyakit ini berhubungan dengan higienitas yang rendah dan dijelaskan bahwa
penyakit ini sangat menular.
2) Ganti pakaian, handuk, sprei, yang telah pasien gunakan, bila perlu direndam
dengan air panas.
5) Ajarkan untuk selalu membiasakan diri cuci tangan setelah melakukan aktivitas
dan sebelum makan.
- Preventif
1) Edukasi kepada pasien dan keluarga untuk meningkatkan kebersihan perorangan
dan lingkungan, antara lain kebiasaan mandi 2 kali sehari dengan menggunakan
sabun dan menggosok anggota badan dengan baik serta keramas pada sore hari,
memotong kuku secara rutin 1 kali seminggu, membersihkan lantai rumah dengan
baik, tidak menggantung pakaian, dan membuka jendela rumah pada siang hari
sebagai pencahayaan dan ventilasi.
- MEDIKAMENTOSA :
Topikal
1. Permetrin krim 5% diaplikasikan selama 8-12 jam dioleskan ke seluruh tubuh pada
malam hari dan setelah itu dicuci bersih. pemberian kedua setelah 1 minggu (7-14
hari), dan follow up (kontrol ulang) 2 minggu setelah selesai pengobatan.
Oral
1. Cetirizine tablet 10 mg 1x1 selama 7 hari.
Prognosis
- Quo ad vitam : ad bonam
- Quo ad functionam : ad bonam
- Quo ad sanationam : ad bonam