Anda di halaman 1dari 16

Diskusi Kasus

TINEA KORPORIS

Oleh:
Nur Nabila Sabrina, S.Ked
04084822326055

Pembimbing:
dr. Nina Melita, Sp.D.V.E.

BAGIAN/KSM ILMU DERMATOLOGI DAN VENEREOLOGI


RSUD SITI FATIMAH SUMATERA SELATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Diskusi Kasus

TINEA KORPORIS

Oleh:
Nur Nabila Sabrina, S.Ked
04084822326055

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian
kepaniteraan klinik di Bagian/KSM Dermatologi dan Venereologi RSUD Siti
Fatimah Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Periode 19 Juni
2023 – 16 Juli 2023.

Palembang, 23 Juni 2023


Pembimbing,

dr. Nina Melita, Sp.D.V.E.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
diskusi kasus yang berjudul “Tinea Korporis” ini dengan baik. Laporan diskusi
kasus ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti kepaniteraan klinik di
Bagian/KSM Dermatologi dan Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya/RSUD Siti Fatimah Palembang Periode 19 Juni-16 Juli 2023.
Penulis berterima kasih kepada dr. Nina Melita, Sp.D.V.E. selaku
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan, serta semua pihak yang
ikut serta membantu penyusunan laporan diskusi kasus ini sehingga dapat
diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
penuyusunan laporan diskusi kasus ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun untuk penyusunan laporan diskusi kasus yang
lebih baik di masa datang. Penulis berharap laporan diskusi kasus ini memberikan
banyak manfaat bagi pembaca.

Palembang, 23 Juni 2023

Penulis

iii
STATUS PASIEN
I. IDENTIFIKASI
Nama : Tn. P
Usia : 33 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang Sayur
Alamat : Jl. Kol. Achmad Badaruddin, Bukit Kecil
Agama : Islam
Suku : Sumatera
No. RM : 1324973
Hari/Tanggal Pemeriksaan : Jumat, 23 Juni 2023

II. ANAMNESIS
(Autoanamnesis dan alloanamnesis dengan istri pasien pada tanggal 23 Juni
2023 pukul 12.00 WIB)

Keluhan Utama: Bercak merah pada punggung yang semakin meluas kisaran
2 hari lalu.

Keluhan Tambahan: Gatal saat berkeringat.

Riwayat Perjalanan Penyakit:


Kisaran 1 bulan lalu, timbul bercak kemerahan disertai sisik putih pada
punggung berbentuk bulat sebesar uang logam, lalu meluas pada bagian
punggung. Pasien juga mengeluh adanya rasa gatal pada lesi terutama saat
berkeringat dan udara panas. Demam, nyeri kepala, badan lemas, dan hilang
nafsu makan disangkal. Pasien tidak berobat untuk keluhan ini.
Kisaran 2 pekan lalu, bercak kemerahan disertai sisik putih meluas pada
punggung dan bertambah banyak. Keluhan rasa gatal pada lesi terutama saat
berkeringat dan udara panas masih ada. Demam, nyeri kepala, badan lemas, dan
hilang nafsu makan disangkal. Pasien tidak berobat untuk keluhan ini.

1
Kisaran 2 hari lalu, bercak kemerahan kembali meluas ke hampir seluruh
bagian punggung. Keluhan gatal juga semakin berat. Pasien kemudian berobat
ke Poliklinik Dermatologi dan Venereologi (DV) RSUD Siti Fatimah
Palembang.

Riwayat Penyakit Dahulu:


• Riwayat keluhan serupa kisaran 1 tahun lalu ada, sudah berobat ke
puskesmas dan diberi obat salep ketokenazole 2%, sempat sembuh tetapi
kembali memberat.
• Riwayat kencing manis disangkal.
• Riwayat alergi makanan dan obat disangkal.
• Riwayat alergi debu, asma, rhinitis alergi disangkal
• Riwayat infeksi saluran napas atas atau saluran napas bawah disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga:


Riwayat keluarga mengalami keluhan serupa disangkal.

Riwayat Higienitas dan Kebiasaan:


• Pasien masih sering menggaruk area lesi hingga lecet untuk mengurangi
keluhan gatal
• Pasien mandi 1 kali dalam sehari, sumber air dari PDAM.
• Pasien menggunakan pakaian dan handuk pribadi tanpa bergantian dengan
anggota keluarga lain.
• Pasien jarang mengganti sprei kasur dan bantal.
• Pasien sering menggunakan pakaian yang ketat dan tidak menyerap
keringat.
• Pasien menggunakan sabun batangan yang dipakai bergantian dengan
anggota keluarga lain.
Kesan: Status higienitas dan kebiasaan pasien kurang baik.

Riwayat Sosioekonomi:

2
• Pasien bekerja sebagai pedagang sayur di pasar dengan kisaran penghasilan
Rp1.000.000 – Rp2.000.000 dalam sebulan.
• Pasien tinggal bersama istri dan 1 orang anak di perumahan yang cukup
padat dan jarak antar rumah dekat.
Kesan: Status sosioekonomi menengah ke bawah.

III. PEMERIKSAAN FISIK (Jumat, 23 Juni 2023 pukul 13.00 WIB)

Status Generalikus
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 120/87 mmHg
Nadi : 80 kali per menit
Laju pernapasan : 18 kali per menit
Suhu : 36,9°C
Tinggi badan : 165 cm
Berat badan : 60 kg
IMT : 22,03 kg/m2 (normoweight)

Keadaan Spesifik
Kepala : Normosefali.
Rambut : Hitam, tidak muda patah, alopesia (-)
Wajah : Simetris, malar rash (-)
Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-).
Hidung : Deviasi septum (-), mukosa hiperemis (-), sekret (-).
Telinga : Meatus acusticus eksternus lapang, sekret (-).
Mulut : Bibir anemis (-), geographic tongue (-), karies (-).
Tenggorokan : Tonsil T1-T1, faring hiperemis (-).
Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran dan nyeri pada kelenjar
tiroid dan KGB tidak ada.
Jantung : Ictus cordis tidak terlihat dan tidak teraba, bunyi jantung I
dan II normal, tidak ada murmur, tidak ada gallop.

3
Paru-paru : Statis dan dinamis simetris, retraksi dinding dada tidak ada,
stem fremitus normal, suara nafas vesikular normal,
wheezing (-), ronkhi (-).
Abdomen : Datar, hepar dan lien tidak teraba, bising usus dalam
batas normal.
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, tidak ada edema,
onikolisis (-), nail pitting (-)
KGB : Tidak ada pembesaran dan nyeri tekan pada KGB pre-
aurikular, retro-aurikular, submandibular, submental,
anterior et posterior servikal, supraclavicular, aksilar, dan
inguinal.
Genitalia : Tidak ada kelainan.

Status Dermatologikus
Regio trunkus posterior:
Makula-patch, hiperpigmentasi, multipel, numular-plakat, anular-polisiklik,
sirkumskrip, diskret sebagian konfluen, sebagian disertai skuama putih,
kering, selapis.

polisiklik

annular

Gambar 1. Status dermatologikus pasien. Regio trunkus posterior, ekstremitas


Makula-patch (à), hiperpigmentasi, multipel, lentikuler-plakat, anular-polisiklik,

4
sirkumskrip, diskret sebagian konfluen, sebagian disertai skuama putih (à), kering,
selapis.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. Pemeriksaan KOH
Pemeriksaan KOH dilakukan dengan mengambil spesimen kulit pada tepi lesi
yang aktif. Spesimen kemudian diletakkan di kaca objek, lalu ditetesi dengan
larutan KOH 10%, lalu dipanaskan dengan api bunsen untuk mempercepat
proses lisis keratin. Setelah itu dilihat di bawah mikroskop dengan
pembesaran lensa okular 10x dan lensa objektif 40x.

Gambar 2. (a) Spesimen kulit


Hasil: ditemukan hifa panjang bersekat (à) dan terdapat artospora (à).

V. RESUME
Tn. P, 33 tahun, datang ke Poliklinik DV RSUD Siti Fatimah dengan keluhan
bercak merah pada punggung disertai sisik putih yang semakin meluas kisaran
2 pekan lalu, keluhan disertai dengan rasa gatal saat berkeringat. Kisaran 2
pekan lalu, timbul patch eritem pada punggung, annular, numular, lalu
bertambah banyak pada bagian punggung. Pasien juga mengeluh pruritus saat
berkeringat dan udara panas. Kisaran 2 hari lalu, patch eritem semakin meluas
ke seluruh bagian punggung pasien. Pruritus juga semakin memberat. Pasien
belum berobat untuk keluhannya saat ini. Pada riwayat penyakit sebelumnya,
pasien pernah merasakan keluhan serupa kemudian pasien berobat ke

5
puskesmas dan mendapatkan salep ketoconazole 2%, pasien sembuh namun
kembali memberat. Pada pemeriksaan status generalis dan keadaan spesifik
didapatkan dalam batas normal. Status dermatologikus regio trunkus posterior,
ekstremitas Makula-patch, hiperpigmentasi, multipel, lentikuler-plakat, anular-
polisiklik, sirkumskrip, diskret sebagian konfluen, sebagian disertai skuama
putih, kering, selapis. Pemeriksaan KOH 10% didapatkan hifa panjang,
bersekat, dan terdapat artospora (+).

VI. DIAGNOSIS BANDING


1. Tinea korporis (ICD-10. B35.4)
2. Psoriasis (ICD-10. L40)
3. Pitiriasis rosea (ICD-10. L42)

VII. DIAGNOSIS KERJA


Tinea korporis (ICD-10. B35.4)

VIII. RENCANA PEMERIKSAAN


• Biakan dengan agar Sabouraud untuk menentukan jenis jamur.
• Pemeriksaan dengan wood lamp untuk melihat fluoresensi lesi.

IX. TATALAKSANA
Umum (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
1. Penjelasan mengenai penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur dan
dapat menular.
2. Menjaga kebersihan diri, mandi teratur 2 kali sehari.
3. Mematuhi pengobatan yang diberikan untuk mencegah resistensi obat.
4. Menggunakan pakaian yang tidak ketat dan menyerap keringat.
5. Pastikan kulit dalam keadaan kering sebelum menutup area yang rentan
terinfeksi jamur.
6. Hindari penggunaan handuk, sabun batang, atau pakaian bergantian
dengan keluarga ataupun orang lain untuk mencegah terjadinya
penularan.

6
7. Skrining keluarga.
8. Tatalaksana linen infeksius: pakaian, sprei, handuk dan linen lainnya
direndam dengan sodium hipoklorit 2% untuk membunuh jamur atau
menggunakan disinfektan lain.

Khusus
• Topikal
Golongan alilamin (krim terbinafine) tiap 12 jam selama 1-2 pekan.
• Sistemik
- Terbinafin oral 1 x 250 mg/hari (hingga klinis membaik dan hasil
pemeriksaan laboratorium negatif)
- Cetirizine 10 mg tiap 24 jam.

X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam

7
BAGAN ALUR DIAGNOSTIK

8
LAMPIRAN

TABULASI DIAGNOSIS BANDING

Tinea Korporis Psoriasis Pitiriasis Rosea


Definisi Penyakit infeksi jamur superfisial Penyakit peradangan kulit yang kronik dan Kelainan kulit akut yang diawali dengan
yang disebabkan oleh jamur residif, mempunyai dasar genetik yang kuat timbulnya makula/plak soliter berwarna
kelompok dermatofita. dengan karakteristik perubahan merah muda dengan skuama halus
pertumbuhan dan diferensiasi sel epidermis (“herald patch”), kemudian dalam
disertai manifestasi vaskuler. Pathogenesis beberapa hari sampai beberapa minggu
digambarkan dengan gangguan biokimiawi timbul lesi serupa dengan ukuran lebih
dan imunologik. kecil di badan dan ekstremitas proksimal
yang tersusun sesuai lipatan kulit
(christmas tree pattern).

Etiologi Tersering yaitu T. rubrum. Erat kaitannya dengan faktor genetik dan Berhubungan dengan reaktivasi HHV ̶ 7
Etiologi lainnya adalah M. canis, berasosiasi dengan HLA-CW6, HLA-DR7, (Human Herpes Virus) dan HHV ̶ 6.
T. tonsurans. HLA-813, dan HLA-BW57.
Gejala Ruam yang gatal terutama saat Bercak merah bersisik, dapat disertai rasa Pada sebagian kecil menyerupai flu,
berkeringat. gatal, infeksi saluran pernafasan nyeri kepala, nausea, hilang nafsu makan,
demam, dan artralgia

9
Gatal ringan
Efloresensi Lesi tampak berbatas tegas, Plak eritematosa diliputi skuama putih Kelainan diawali dengan lesi primer yang
berbentuk bulat atau lonjong disertai titik ̶ titik perdarahan bila skuama diikuti lesi sekunder:
(ringworm-like), polisiklik dengan dilepas. Berukuran seujung jarum sampai Lesi primer : Makula/plak (herald patch
tepi lesi aktif yang terdiri dari plakat. merah/hiperpigmentasi berbatas tegas,
eritema, skuama, kadang dengan umumnya berdiameter 2-10 cm, soliter,
vesikel dan papul, bagian tengah berbentuk lonjong atau bulat. Bagian
tampak normal (central clearing). tengah lesi memiliki karakteristik
skuama halus, dan pada bagian dalam
tepinya terdapat skuama yang lebih jelas
membentuk skuama kolaret.
Lesi sekunder : Makula/plak merah
muda, multiple, berukuran lebih kecil
dari lesi primer, berbentuk bulat atau
lonjong, yang mengikuti Langer lines
sehingga pada punggung membentuk
gambaran Christmas-tree pattern.
Predileksi Badan, ekstremitas, tidak Ekstensor (siku, lutut), kulit kepala, Badan, lengan atas bagian proksimal dan
mengenai tangan dan kaki. lumbosakral, badan, ekstremitas, lipatan tungkai atas.
kulit, genitokrural, intragluteal, lipatan

10
Mengenai kulit tubuh yang tidak payudara, interdigital, umbilicus, perineum,
berambut (glabrosa). lipatan inguinal.
Gambaran
Lesi

Pemeriksaan - Kerokan KOH 10% : Terdapat Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan - Untuk penegakan diagnosis tidak perlu
Penunjang hifa panjang dan artrospora apabila terdapat indikasi. pemeriksaan penunjang khusus
- Lampu wood : Gambaran - Dermoskopi dan/atau histopatologi kulit - Dapat dilakukan pemeriksaan
efloresensi kuning-hijau pada (bila terdapat diagnosis banding) penunjang sesuai diagnosis banding
jamur ektotrix, biru-putih pada - Pemeriksaan DPL dan serologi virus - Pemeriksaan histopatologi dapat
T. shoenleinii (untuk mencari infeksi dan evaluasi dilakukan pada kasus yang tidak dapat
- Kultur jamur dengan media terapi) ditegakkan berdasarkan gambaran
Saboraud - Pemeriksaan ASTO klinis
- Pemeriksaan GDS, profil lipid, fungsi
ginjal da hepar (mencari komorbiditas
dan evaluasi terapi)

11
Tatalaksana Umum: KIE Umum: KIE Umum: KIE
- Menghindari dan - Penjelasan bahwa psoriasis adalah - Menjelaskan bahwa kelainan kulit
mengeleminasi agen penyakit kronik residif dan pengobatan dapat sembuh sendiri
penyebab. yang diberikan hanya bersifat menekan - Pengobatan bertujuan untuk
- Mencegah penularan dan keluhan kulit bukan menyembuhkan. mengurangi gejala
memutuskan rantai infeksi. - Menghindari faktor pencetus (Infeksi,
obat-obatan, stres, dan merokok) Khusus:
Khusus:
- Kontrol secara teratur dan patuh Topikal:
- Topikal
terhadap pengobatan - Larutan anti pruritus seperti calamine
Krim terbinafrin 1-2x sehari
lotion
selama 1-2 pekan
Khusus:
Golongan imidazole (krim Sistemik:
- Pengobatan topikal (obat luar) untuk
mikonazol, ketokonazol, psoriasis ringan (luas kelainan kulit < - Apabila gatal mengganggu dapat
klotrimazol, ekonazol) 2 x 3%)
- Fototerapi/fotokemoterapi untuk diberikan antihistamin cetirizine
sehari selama 4 pekan
mengobati psoriasis sedang sampai 1x10 mg per hari
- Sistemik
berat
Tablet terbinafine per oral
- Pengobatan sistemik (obat makan atau
1x250mg/hari, selama 2
obat suntik) khusus untuk psoriasis
pekan.
sedang sampai parah (lebih dari 10%
permukaan tubuh).

12
Itrakonazol 100mg/hari
selama 1 pekan

13

Anda mungkin juga menyukai