Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

ERITRODERMA ec PSORIASIS

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin

Disusun oleh:

Ghinannisa Juddatu Dalily 122810055

Pembimbing:

dr. Frista Martha Rahayu, Sp.DV

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

RSUD WALED KABUPATEN CIREBON

2022
LEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR KEPANITERAAN

ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

LAPORAN KASUS

ERITRODERMA

Laporan kasus ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam Kepaniteraan Klinik Bagian
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Waled Cirebon

Disusun Oleh :

Ghinannisa Juddatu Dalily 122810055

Cirebon, Mei 2023

Pembimbing,

dr. Frista Martha Rahayu, Sp.DV


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Eritroderma”. Penulisan
Laporan Kasus ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Pendidikan Profesi
Dokter bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin di Rumah Sakit Umum Daerah Waled
Cirebon. Saya menyadari sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan tugas ini tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sejak penyusunan sampai dengan
terselesaikannya laporan kasus ini. Bersama ini saya menyampaikan terimakasih yang
sebesar-besarnya serta penghargaan yang setinggitingginya kepada:

1. dr. Catur Setiya Sulistiyana, M.Med.Ed selaku Dekan Fakultas Kedokteran


Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon yang telah memberikan sarana dan
prasarana kepada saya sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
2. dr. Frista Martha Rahayu, Sp.DV selaku pembimbing yang telah menyediakan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk membimbing saya.
3. dr. Muhammad Risman Sp.KK selaku pembimbing yang telah menyediakan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk membimbing saya dalam penyusunan laporan kasus ini.
4. Orang tua beserta keluarga yang senantiasa memberikan do’a, dukungan moral
maupun material.
5. Serta pihak lain yang tidak mungkin saya sebutkan satu-persatu atas bantuannya
secara langsung maupun tidak langsung sehingga laporan kasus ini dapat terselesaikan
dengan baik. Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga referat ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Cirebon, Mei 2023


Penulis
DAFTAR ISI

BAB I STATUS PASIEN.........................................................................................................5


A. IDENTITAS PASIEN........................................................................................................5
B. ANAMNESIS.....................................................................................................................5
C. STATUS GENERALIS......................................................................................................6
D. STATUS DERMATOLOGI...............................................................................................6
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG.......................................................................................7
F. RESUME...........................................................................................................................7
H. DIAGNOSIS KERJA.........................................................................................................8
I. PEMERIKSAAN ANJURAN............................................................................................8
J. TATALAKSANA...............................................................................................................8
K. PROGNOSIS......................................................................................................................8
BAB II TINJAUANA PUSTAK..............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
BAB I STATUS PASIEN

STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. T
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 65 tahun
Pekerjaan : Sudah Pensiun
Alamat : Kuningan
Agama : Islam
Tanggal pemeriksaan : 23 Mei 2023

B. ANAMNESIS

Anamnesis diambil dari autoanamnesis pada tanggal 23 Mei 2022, pukul


10:00 WIB.

KELUHAN UTAMA :
Gatal dan kemerahan di seluruh badan

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :


Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin dengan keluhan kulit gatal disertai kemerahan
di seluruh tubuh. Keluhan dirasakan sejak > 1 tahun yang lalu, namun memberat selama 1
bulan terakhir. Keluhan pasien yang awalnya berupa kemerahan dan gatal ini terjadi tiba-tiba
dan langsung dirasakan di seluruh tubuhnya namun pasien mengaku awalnya paling gatal di
bagian badannya. Gatal dirasakan terus menerus tidak dipengaruhi waktu. Keluhan gatal dan
kemerahan pasien belum pernah diobati sebelumnya. Riwayat mengkonsumsi obat-obatan
disangkal. Riwayat demam disangkal.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

- Riwayat keluahan berupa kulit gatal dan terkelupas di daerah siku pernah dialami
sebelumnya kurang lebih 1 bulan yang lalu dan tidak mengalami perubahan.
- Riwayat diabetes disangkal
- Riwayat hipertensi disangkal
- Riwayat alergi disangkal

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

- Riwayat keluarga pasien tidak ada yang mengeluh seperti ini hanya terdapat pada
pasien saja
- Riwayat diabetes disangkal
- Riwayat hipertensi disangkal
- Riwayat alergi disangkal

RIWAYAT PRIBADI SOSIAL

Pasien mandi dua kali sehari, riwayat menggunakan handuk yang sama
dengan anggota keluarga lain (-), Pasien selalu menjaga kebersihan tempat tidurnya.
Pasien jarang berkeringat. Pasien tinggal bersama istri dan kedua anaknya.

C. STATUS GENERALIS
Kesadaran umum : baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 120/80 mmhg
Nadi : 60 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,6 o C
Kepala : Mesochepal, rambut hitam, distribusi merata
Mata : Konjungtiva anemis(-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Simetris, deviasi septum (-), sekret (-)
Telinga : Bentuk daun telinga normal, sekret (-)
Mulut : Mukosa bibir dan mulut lembab, sianosis (-)
Tenggorokan : T1 – T1 tenang , tidak hiperemis
Thorax : Simetris, retraksi (-)
Jantung : BJ I – II reguler, murmur (-), Gallop (-)
Paru : SD vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-)
Abdomen : Supel, datar, BU (+) normal
KGB : tidak teraba pembesaran.
Ekstremitas :Akral hangat, edema (- / -), sianosis (- / -)

D. STATUS DERMATOLOGI
Lokasi : ad regio seluruh tubuh

Efloresensi : Terdapat macula eritematosa disertai skuama, berbatas tegas, dengan


penyebaran lesi generalisata.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

F. RESUME
Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD Waled dengan keluhan gatal
disertai dengan adanya bercak kemerahan di seluruh tubuh. Keluhan pertama kali
dirasakan sejak > 1 tahun yang lalu dan mulai dirasakan memberat selama 1 bulan
terakhir. Tidak ada faktor yang memperingan keluhan pasien. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan status generalis normal, status dermatologis tampak makula eritematosa
disertai skuama, jumlah multiple dengan batas tegas, dan tersebar generalisata.

G. DIAGNOSIS BANDING
- Psoriasis
- Tinea Corporis
- Dermatitis kontak alergi

H. DIAGNOSIS KERJA
- Eritroderma

I. PEMERIKSAAN ANJURAN
- Pemeriksaan laboratorium

J. TATALAKSANA
Medikamentosa
- R/ Cetirizine tab 10 mg No. VII
s/ 1 dd 1
- R/ Metotrexate tab 2.5mg No. VII
s/ 1 dd 1
- R/ Desoximetasone 0.25% tube No. I
s/ 1 dd 1 u.e

Non medikamentosa

- Konseling dan edukasi:


o Menjelaskan mengenai penyakit dan penyebabnya
o Menjelaskan cara pencegahan
o Menjelaskan mengenai pilihan terapi
o Menjelaskan mengenai prognosis

K. PROGNOSIS
- Quo ad vitam : bonam
- Quo ad functionam : bonam
- Quo ad sanactionam : bonam
BAB II TINJAUANA PUSTAK

TINJAUAN PUSTAKA A

Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritem


universalis (90- 100%), biasanya disertai skuama. Bila ertiemanya antara 50-
90% dinamakan pre-eritroderma. Pada definisi tersebut mutlak harus ada ialah
eritema, sedangkan skuama tidak selalu terdapat, misalnya pada eritroderma
karena aleri obat sistemik, pada mulanya tidak disertai skuama, baru
kemudian pada stadium penyembuhan timbul skuama. Pada eritroderma yang
kronik, eritema tidak begitu jela karena bercampur dengan hiperpigmentasi.1

a. Definisi
Dermatitis eksfoliatif (DE) adalah istilah definitif yang mengacu pada
dermatitis eritematosa penskalaan yang melibatkan 90% atau lebih dari
permukaan kulit. Dermatitis eksfoliatif ditandai oleh eritema dan penskalaan
yang melibatkan permukaan kulit dan sering mengaburkan lesi primer yang
merupakan petunjuk penting untuk memahami evolusi penyakit ini. Dokter
ditantang untuk menemukan penyebab dermatitis eksfoliatif dengan
memunculkan riwayat penyakit sebelum eritema dan penskalaan, dengan
memeriksa biopsi, dan dengan melakukan penelitian darah.3

b. Epidemiologi
Insidensi eritroderm antara 0.9 sampai 71.0 per 100.000 pasien. Dapat terjadi
pada laki-laki dan perempuan di umur 41 sampai 60 tahun. Preexisting dermatosis
berperan pada terjadinya eritroderma.2

c. Etiopatogenesis
Pada dermatitis eksfoliatif terjadi pelepasan stratum korneum (lapisan
kulit yang paling luar) yang mencolok yang menyebabkan kebocoran kapiler,
hipoproteinemia dan keseimbangan nitrogen yang negatif. Karena dilatasi
pembuluh darah kulit yang luas, sejumlah besar panas akan hilang jadi
dermatitis eksfoliativa memberikan efek yang nyata pada keseluruh tubuh.1,3
Pada eritroderma terjadi eritema dan skuama (pelepasan lapisan
tanduk dari permukaan kulit sel-sel dalam lapisan basal kulit membagi diri
terlalu cepat dan sel-sel yang baru terbentuk bergerak lebih cepat ke
permukaan kulit sehingga tampak sebagai sisik/plak jaringan epidermis.
Mekanisme terjadinya alergi obat seperti terjadi secara non-imunologik dan
imunologik(alergi). Tetapi sebagian besar merupakan reaksi imunologik. Pada
mekanisme imunoligik, alergi obat terjadi pada pemberian obat kepada
pasien yang sudah tersensitasi dengan obat tersebut. Obat dengan berat
molekul yang rendah awalnya berperan sebagai antigen yang tidak lengkap
(hapten). Obat/metaboliknya yang berupa hapten ini harus berkojugasi dahulu
dengan protein misalnya jaringan, serum/protein dari membrane sel untuk
membentuk antigen obat dengan berat molekul yang tinggi daoat berfungsi
langsung sebagai antigen lengkap.1,3

d. Gambaran klinis

 Eritroderma akibat alergi obat, biasanya secara sistemik. Biasanya


timbul secara akut dalam waktu 10 hari. Lesi awal berupa eritema
menyeluruh, sedangkan skuama baru muncul saat penyembuhan.1

 Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit yang tersering addalah


psoriasis dan dermatitis seboroik pada bayi (Penyakit Leiner). 1

- Eritroderma karena psoriasis Ditemukan eritema yang tidak merata.


Pada tempat predileksi psoriasis dapat ditemukan kelainan yang lebih
eritematosa dan agak meninngi daripada sekitarnya dengan skuama
yang lebih kebal. Dapat ditemukan pitting nail.

- Penyakit Leiner (eritroderma deskuamativum) Usia pasien antara 4-


20 minggu keadaan umum baik biasanya tanpa keluhan. Kelainan
kulit berupa eritama seluruh tubuh disertai skuama kasar.
- Eritroderma akibat penyakit sistemik, termasuk keganasan. Dapat
ditemukan adanya penyakit pada alat dalam, infeksi dalam dan infeksi
fokal.
 Eritroderma akibat penyakit sistemik termasuk keganasan.
Gambar. Tanda dan Gejala pada Eritroderma

e. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar protein dalam darah karena
eritroderma dapat menyebabkan kehilangan jaringan kulit atau skuama yang berlebih
yang mengakibatkan protein loss dengan kata lain menyebabkan hipoalbumin.1

f. Diagnosis dan diagnosis banding


Psoriasis, dermatitis seboroik dan dermatofitosis.

g. Tatalaksana
1. Hentikan semua obat yang mempunyai potensi menyebabkan terjadinya
penyakit ini.
2. Rawat pasien di ruangan yang hangat.
3. Perhatikan kemungkinan terjadinya masalah medis sekunder (misalnya
dehidrasi, gagal jantung, dan infeksi).
4. Biopsi kulit untuk menegakkan diagnosis pasti.
5. Berikan steroid sistemik jangka pendek (bila pada permulaan sudah dapat
didiagnosis adanya
6. psoriasis, maka mulailah mengganti dengan obat-obat anti-psoriasis.
7. Mulailah pengobatan yang diperlukan untuk penyakit yang
melatarbelakanginya.
Umumnya pengobatan eritroderma dengan kortikosteroid. Pada golongan I,
yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik, dosis prednison 3 x 10 mg- 4 x
10 mg. Penyembuhan terjadi cepat, umumnya dalam beberapa hari – beberapa
minggu. Pada golongan II akibat perluasan penyakit kulit juga diberikan
kortikosteroid. Dosis mula prednison 4 x 10 mg- 4 x 15 mg sehari. Jika setelah
beberapa hari tidak tampak perbaikan dosis dapat dinaikkan. Setelah tampak
perbaikan, dosis diturunkan perlahan-lahan. Jika eritroderma terjadi akibat
pengobatan dengan ter pada psoriasis, maka obat tersebut harus dihentikan.
Eritroderma karena psoriasis dapat pula diobati dengan etretinat. Lama
penyembuhan golongan II ini bervariasi beberapa minggu hingga beberapa bulan,
jadi tidak secepat seperti golongan I.1
Pengobatan penyakit Leiner dengan kortokosteroid memberi hasil yang
baik. Dosis prednison 3 x 1-2 mg sehari. Pada sindrome Sezary pengobatannya
terdiri atas kortikosteroid dan sitostatik, biasanya digunakan klorambusil dengan
dosis 2-6 mg sehari. Pada eritroderma yang lama diberikan pula diet tinggi
protein, karena terlepasnya skuama mengakibatkan kehilangan protein. Kelainan
kulit perlu pula diolesi emolien untuk mengurangi radiasi akibat vasodilatasi oleh
eritema, misalnya dengan salep lanolin 10%. 1

h. Prognosis
Prognosis bergantung dari etiologi yang mendasari. Eritroderma yang
termasuk golongan I, yakni karena alergi obat secara sistemik, prognosisnya baik.
Penyembuhan golongan ini ialah yang tercepat dibandingkan golongan yang lain.
Pada eritroderma yang belum diketahui sebabnya, pengobatan dengan
kortikosteroid hanya mengurangi gejalanya, penderita akan mengalami
ketergantungan kortikosteroid.1,3
1.
DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi 7. Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia Jakarta. 2015.
2. Katz GS, Paller BG, Wolff K. Fitzpatrick Dermatology in General Medicine, 8th
ed. The McGraw Hill Companies. 2011.

3. Umar Sanusi H, Elston Dirk M. Erythroderma (Generalized Exfoliative


Dermatitis). Medscape Update Apr 14 2017. Cited 6 Aug 2017.

Anda mungkin juga menyukai