Anda di halaman 1dari 24

Diskusi Kasus

TINEA KORPORIS

Oleh:
Aqilla Ersa Putri, S. Ked
04084822326121

Pembimbing:
dr. Ayu Parameswari, Sp.D.V.E, FINSDV

BAGIAN/KSM DERMATOLOGI, VENEREOLOGI, DAN ESTETIKA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUD SITI FATIMAH PALEMBANG
2024
HALAMAN PENGESAHAN

Diskusi Kasus
TINEA KORPORIS

Oleh:
Aqilla Ersa Putri, S. Ked
04084822326121

Pembimbing:
dr. Ayu Parameswari, Sp.D.V.E, FINSDV

Diskusi kasus ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian/KSM Dermatologi, Venerologi, dan Estetika
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
periode 2 Januari – 28 Januari 2024.

Palembang, Januari 2024

dr. Ayu Parameswari, Sp.D.V.E, FINSDV


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan diskusi kasus yang berjudul “Tinea
Korporis” ini sebagai salah satu tugas dalam kepaniteraan klinik di Bagian/KSM
Dermatologi, Venerologi, dan Estetika RSUD Siti Fatimah Palembang Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dr.
Ayu Parameswari, Sp.D.V.E, FINSDV selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan nasihat dalam penyusunan diskusi kasus ini serta semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan diskusi kasus ini.
Penulis menyadari bahwa diskusi kasus ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar diskusi kasus ini menjadi lebih baik. Penulis juga berharap diskusi
kasus ini dapat membawa manfaat bagi semua orang dan dapat digunakan dengan
sebaik-baiknya.

Palembang, Januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

IDENTIFIKASI.............................................................................................................1
ANAMNESIS................................................................................................................1
Keluhan Utama..........................................................................................................1
Keluhan Tambahan....................................................................................................1
Riwayat Perjalanan Penyakit.....................................................................................1
Riwayat Penyakit Dahulu..........................................................................................2
Riwayat Penyakit dalam Keluarga.............................................................................3
Riwayat Higienitas dan Kebiasaan............................................................................3
Riwayat Sosial Ekonomi............................................................................................3
PEMERIKSAAN FISIK................................................................................................3
Status Generalis.........................................................................................................3
Status Lokalis.............................................................................................................4
Status Dermatologikus...............................................................................................5
PEMERIKSAAN PENUNJANG..................................................................................6
RESUME.......................................................................................................................9
DIAGNOSIS BANDING............................................................................................10
PEMERIKSAAN ANJURAN.....................................................................................10
DIAGNOSIS KERJA..................................................................................................10
PENATALAKSANAAN.............................................................................................10
Umum......................................................................................................................10
Khusus.....................................................................................................................11
PROGNOSIS...............................................................................................................12
LAMPIRAN.................................................................................................................13

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. (a-b). Gambaran Klinis (a) Regio trunkus posterior, (b) Regio skapula. . .6

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabulasi Diagnosis Banding Tinea Korporis................................................13

v
TINEA KORPORIS
Aqilla Ersa Putri, S. Ked
Pembimbing: dr. Ayu Parameswari, Sp.D.V.E, FINSDV

Bagian/KSM Dermatologi, Venereologi, dan Estetika


Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/ RSUD Siti Fatimah Palembang

I. IDENTIFIKASI
Nama : Tn. A
Usia :18 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan :Pelajar
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku : Sumatera
Alamat : Palembang

Kunjungan ke Poliklinik Dermatologi Venerologi dan Estetika RSUD


Palembang pada tanggal 12 Januari 2024.

II. ANAMNESIS
(Autoanamnesis pada tanggal 12 Januari 2024, pukul 15.30 WIB)
Keluhan Utama:
Bercak merah bersisik dengan tepi meninggi di punggung yang semakin meluas
kisaran 3 hari lalu.
Keluhan Tambahan:
Gatal
Riwayat Perjalanan Penyakit:

Kisaran 1 bulan lalu, timbul bercak kemerahan disertai sisik dengan tepi
meninggi dipunggung kanan seukuran uang koin. Bercak disertai gatal yang
terasa sepanjang hari terutama saat berkeringat dan cuaca panas. Bercak merah
6
tersebut semakin meluas setelah digaruk. Pasien menggaruk hingga lecet untuk
mengurangi keluhan gatal. Keluhan bercak kemerahan pada bagian tubuh lain
tidak ada. Bercak merah disertai sisik putih sangat tebal tidak ada Pasien tidak
pergi berobat untuk keluhannya. Pasien tidak menggunakan obat-obatan untuk
mengurangi keluhan yang dirasakan.

Kisaran 3 hari lalu, bercak kemerahan bersisik dengan tepi meninggi di


punggun semakin meluas. Beberapa bercak pada punggung berubah menjadi
kecoklatan. Pasien juga mengeluh bercak terasa semakin gatal dan semakin
mengganggu aktivitas sehari-hari pasien terutama saat berkeringat dan cuaca
panas. Pasien mudah berkeringat karena wilayah tempat tinggal memiliki cuaca
panas. Keluhan demam, menggigil, nyeri sendi, tergigit serangga atau hewan
lainnya disangkal. Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan.

Riwayat Penyakit Dahulu:


- Riwayat keluhan bercak merah bersisik dan gatal tidak ada
- Riwayat asma dan sering bersin pada pagi hari disangkal.
- Riwayat alergi obat tidak ada
- Riwayat alergi makanan disangkal.

Riwayat Penyakit dalam Keluarga:


- Riwayat keluhan gatal pada keluarga tidak ada

Riwayat Higienitas dan Kebiasaan:


- Pasien mandi 1x/hari, mandi menggunakan sabun batangan dan sumber air
dari sumur.
- Pasien menggunakan handuk dan pakaian sendiri, tanpa bergantian dengan
orang lain.
- Pasien mengganti sprei di rumah setiap 2 minggu sekali.
- Pasien memiliki hewan peliharaan di rumah.
Kesan: higienitas dan kebiasaan kurang baik

7
Riwayat Sosial Ekonomi:
- Pasien tinggal bersama ayah dan ibu. Pasien bekerja sebagai pelajar dan
bapak pasien bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan kisaran
Rp4.000.000/bulan.
Kesan: Sosial ekonomi menengah ke bawah

III. PEMERIKSAAN FISIK


(Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 12 Januari 2024 pukul 15.30 WIB)
Status Generalikus:
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 65 x/menit
Frekuensi Napas : 19 x/menit
Suhu : 36,4 oC
Tinggi Badan : 145 cm
Berat Badan : 52 kg
IMT : 24,73 kg/m3
Status Gizi : Gizi baik

Keadaan Spesifik
Kepala : normosefali.
Mata : konjungtiva anemis tidak ada, sklera ikterik tidak ada.
Hidung : deviasi septum tidak ada, sekret tidak ada, mukosa hiperemis
tidak ada.
Telinga : sekret tidak ada, membrane timpani intak.
Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran tiroid tidak ada, pembesaran
KGB colli (submental, submandibular, tonsilar, parotid,
superficial, servikal, posterior servikal dan supraklavikula)
tidak ada.
Thorax : dinding dada simetris statis dan dinamis.
8
Jantung : bunyi jantung I dan II reguler, murmur tidak ada, gallop tidak
ada.
Paru : suara napas vesikuler, rhonki tidak ada, wheezing tidak ada.
Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, bising usus
5x/menit. Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 detik, edema tidak ada.
KGB : inspeksi dan palpasi tidak didapatkan pembesaran kelenjar
getah bening aksila dan inguinal.
Genitalia : dalam batas normal.

9
Status Dermatologikus
Regio trunkus postrior dan skapula.
Terdapat lesi papul - plak eritematosa-hiperpigmentasi, multipel, miliar-
plakat, dengan central-healing, sirkumskrip, diskret sebagian konfluens,
sebagian ditutupi dengan skuama putih, kering, dan selapis.

(a) (b)

Gambar 1. Gambaran Klinis (a) Regio trunkus posterior, (b) Regio skapula

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Spesimen Kerokan Kulit dengan KOH 10%


2. Pemeriksaan Lampu Wood
3. Uji Dermatologi Manual
a) Uji Auspitz
b) Fenomena goresan lilin

10
V. RESUME
Tn. A, laki-laki, 18 tahun, datang ke Poliklinik Dermatologi Venereologi, dan
Estetika RSUD Siti Fatimah dengan keluhan timbul bercak kemerahan
bersisik di punggung yang semakin meluas kisaran 3 hari yang lalu. Kisaran 1
bulan lalu, timbul plak eritematosa beberapa buah di regio trunkus posterior
dengan ukuran numular. Plak disertai pruritus terutama saat cuaca panas dan
berkeringat. Pasien tidak menggunakan obat-obatan untuk mengurangi
keluhan yang dirasakan. Kisaran 3 hari lalu, plak eritematosa di punggung
semakin meluas. Plak disertai pruritus terutama saat cuaca panas dan
berkeringat. Pasien berobat ke Poliklinik Dermatologi Venereologi, dan
Estetika RSUD. Pemeriksaan status generalis tampak sakit ringan dan sistem
organ lainnya dalam batas normal. Status dermatologikus terdapat lesi papul -
plak eritematosa-hiperpigmentasi, multipel, miliar- plakat, dengan central-
healing, sirkumskrip, diskret sebagian konfluens, sebagian ditutupi dengan
skuama putih, kering, dan selapis.

VI. DIAGNOSIS BANDING


Diagnosis Utama
1. Tinea korporis (ICD-10 B35.4)
2. Psoriasis vulgaris (ICD-10 L40.0)
3. Dermatitis numularis (ICD-10 L30.0)

VII. PEMERIKSAAN ANJURAN


Biakan untuk menemukan jenis jamur.

VIII. DIAGNOSIS KERJA


Diagnosis Utama
Tinea Korporis (ICD-10 B35.4)

IX. PENATALAKSANAAN
Umum: KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)

11
1. Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien mengalami penyakit yang
disebabkan oleh jamur
2. Menjelaskan pasien bahwa penyakit ini mudah sekali menular baik
melalui kontak fisik maupun penggunaan barang bersama.
3. Menjelaskan kepada pasien untuk menjaga personal hygiene dan
lingkungan. Tidak menggunakan handuk, pakaian, dan pakaian dalam
secara bersamaan. Mengganti seprei secara berkala, serta mandi dua kali
sehari dan sabun terutama setelah berkeringat.
4. Menjelaskan kepada pasien untuk mendekontaminasi pakaian dan alas
tidur dengan mencuci pada suhu 60 0C atau disimpan dalam kantong
plastik tertutup selama beberapa hari. Karpet, kasur, bantal yang terbuat
dari busa atau berbulu perlu dijemur di bawah terik matahari setelah
dilakukan penyedotan debu.
5. Menjelaskan kepada pasien agar tidak menggaruk lesi, menjelaskan cara
pemakaian obat dan menghimbau untuk memakai secara tertatur termasuk
seluruh orang yang kontak dengan pasien harus diobati.

Khusus:
1. Topikal
- Tinea korporis:
Krim terbinafin satu kali sehari selama 1-2 minggu, dioleskan pada
bercak dengan dilebihkan 2 cm dari tepi lesi terluar.
2. Sistemik
- Tinea korporis:
Terbinafin oral 1x250 mg/hari selama 2 minggu.

X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam

12
LAMPIRAN
Tabel 1. Tabulasi Diagnosis Banding Tinea Korporis

Tinea Korporis Psoriasis Vulgaris Dermatitis Numularis


Definisi Dermatofitosis pada kulit tubuh
Penyakit peradangan kulit Kelainan kulit inflamatif berupa
tidak berambut (glabrous skin).
yang kronik dan residif, papul dan papulovesikel yang
mempunyai dasar genetik berkonfluensi membentuk plak
yang kuat dengan berbentuk uang koin berbatas
karakteristik perubahan tegas dengan oozing, krusta, dan
pertumbuhan dan diferensiasi skuama.
sel epidermis disertai
manifestasi vaskuler.
Etiologi T. rubrum, M. canis, T.
Erat kaitannya dengan faktor Belum diketahui pasti, pada
Tonsurans, T. shoenleinii
genetik dan berasosiasi pasien berusia lanjut didapatkan
dengan HLA-CW6, HLA- kelembaban kulit menurun.
DR7, HLA-813, dan HLA- Infeksi internal, meliputi infeksi
BW57. gigi, saluran napas atas, dan
saluran napas bawah. Peranan
alergen lingkungan, seperti

13
tungau debu rumah dan Candida
albicans.
Gambaran - Makula dan plak eritem - Makula atau papul - Lesi plak eritematosa,
Klinis annular, sirkumskrip, dapat eritematosa yang melebar numuler, sirkumskrip,
diseratai papul dan vesikel. ke arah pinggir dan terbentuk dari papul dan
- Pada kasus kronik dapat bergabung beberapa lesi papulovesikel yang
timbul patch menjadi satu. berkonfluens.
hiperpigmentasi dan - Lingkaran pucat - Lambat laun, vesikel pecah
disertaiskuama. mengelilingi lesi psoriasis dan terjadi eksudasi
- Central healing. vulgaris dikenal sebagai berbentuk pinpoint.
Woronoff’s ring. - Central healing
Gejala Bercak yang gatal terutama saat Bercak merah bersisik, dapat Bercak merah berbentuk koin
berkeringat. disertai rasa gatal, infeksi dengan bintil berisi air (fase
saluran pernafasan. awal) yang sangat gatal.
Predileksi Badan, ekstremitas, tidak Kulit kepala, siku, lutut, Ekstremitas atas termasuk
mengenai tangan dan kaki. punggung, lumbal dan punggung tangan (wanita) dan
Mengenai kulit tubuh yang retroaurikuler. ekstremitas bawah (pria)
tidak berambut (glabrosa).

14
Gambaran Lesi

Pemeriksaan Pemeriksaan penunjang Untuk penegakan diagnosis tidak


- Kerokan KOH 10% :
Penunjang hanya dilakukan apabila perlu pemeriksaan penunjang
Terdapat hifa panjang dan
terdapat indikasi. khusus.
artrospora

- Lampu wood : Gambaran - Dermoskopi dan/atau


efloresensi kuning-hijau histopatologi kulit (bila
pada jamur ektotrix, biru- terdapat diagnosis
putih pada T. shoenleinii banding)
- Pemeriksaan DPL dan
- Kultur jamur dengan media
serologi virus (untuk
Saboraud)
mencari infeksi dan
evaluasi terapi)

15
- Pemeriksaan ASTO
- Pemeriksaan GDS, profil
lipid, fungsi ginjal da
hepar (mencari
komorbiditas dan evaluasi
terapi)

Tatalaksana Umum: KIE sehari Umum: KIE


selama 4
- Menghindari dan - Penjelasan bahwa psoriasis adalah
pekan.
mengeleminasi agen penyebab. penyakit kronik residif dan
- Mencegah penularan dan pengobatan yang diberikan hanya
memutuskan rantai infeksi. bersifat menekan keluhan kulit bukan
Khusus: menyembuhkan.
Topikal: - Menghindari faktor pencetus (Infeksi,
- Krim terbinafine 1- 2 kali obat-obatan, stres, dan merokok).
sehari (1-2 pekan) - Kontrol secara teratur dan patuh
- Butenafine sekali sehari terhadap pengobatan
selama 1-2 pekan. Khusus:
- Golongan imidazole (Krim Topikal
mikonazol, ketokonazol, - Emolien
klotrimazol, ekonazol) 2 kali

16
Umum: KIE
- Hindari/atasifaktorpencetus.
- Berikan emolien apabila ditemukan
kulit kering
Khusus:
Topikal
- Kompres pada lesi akut
- Antiinflamasi dan/atau antimitotik
Pilihan utama: kortikosteroid topikal
potensi sedang hingga kuat
Pilihan lainnya: inhibitor kalsineurin
seperti takrolimus

17
Sistemik: - Kortikosteroid topikal dan pimekrolimus atau
- Terbinafine 250 mg/hari (2- 4 potensi sedang-kuat preparat tar.
pekan) - Keratolitik, retinoid, analog Sistemik
- Itraconazole 100 mg/hari (1 vitamin D, TAR - Antihistamin oral
pekan) Fototerapi - Pada kasus dermatitis
- Fluconazole 150- 300 - Ultraviolet B broadband numularis berat dan
mg/pekan (4-6 pekan) - Ultraviolet B narrowband refrakter dapat diberikan:
- Griseofulvin 500 mg/hari (2-4 - PUVA 1. kortikosteroid sistemik
pekan) Sistemik 2. Pada anak dapat
- Metotreksat, siklosporin, diberikan metotreksat
retinoid oral dengan dosis 5-10 mg
- Cetirizine 10 mg tiap 24 perminggu
jam peroral (jika gatal) - Pada kasus dermatitis
numularis dengan lesi
generalisata dapat
ditambahkan fototerapi
broad/narrow band UVB.

18
Sesi Diskusi
1. Kapan Obat sistemik diberikan pada pasien tinea (Tsabita)
Pemberian obat sistemik dilakukan bila pasein mengalami tinea yang sudah
kronik, tinea memiliki permukaan lesi yang luas (2 regio atau lebih), pasien
sudah memilki riwayat pengobatan namun tidak adanya perbaikan.
2. Apakah gold standart dalam penegakan tinea? (Felia)
Gold standart pada penegakan tinea adalah biakan pada media agar sabouraud
dextrose. Namun pemeriksaan ini memerlukan waktu yang lama (5-7 hari),
sehingga dalam penegakan idganosis biasanya hanya dilakukan pemeriksaan
KOH.
3. Apa tindakan pencegahan yang harus disarankan? (Syifa)
Pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan diri, pasien diasaran kan
untuk mandi 2x sehari, mengganti seprai dan mencucinya dengan baik, tidak
kontak dengan pasien tinea, tidak menggunakan barag bersama (seperti handuk,
bantal, baju), pasien juga diminta tidak menggunakan pakaian ketat
4. Apa saja faktor risiko pasien dengan tinea ? (karina)
- Diabetes Melitus
- imunocompromised
- Memelihara hewan peliharaan
- Kontak dengan penderita
- Seseorang dengan higienitas yang buruk
- Memiliki pekeraan dibawah sinar matahari sehingga sering berkeringat
5. Mengapa memilih DD tersebut dan bagaimana menyingkirkan diagnosis
banding
Memilih :
Anamnesis  ketiga penyakit memiliki keluhan yang serupa yaitu bercak
eritematosa, pada pasien dengan dermatitis numular memiliki bentuk lesi yag
numuler sama dengan keluhan pasien 1 bulan yang lalu.
 Ketiga penyakit yang di dd memiliki keluhan yang sama yaitu gatal
Pemeriksaan Dermatologikus
 Pada pasien dengan dermatitis numular terdapat gambaran yang mirip yaitu
central healing
 Pada pasien psoriasis dan tinea memiliki skuama
Menyingkirkan :
Anamnesis
 Pasien ini memiliki faktor risiko mengarah pada tinea korporis seperti
adanya kontak dengan hewan peliharaan yang dapat menjadi host bagi jamur
M. Canis, lalu pasien merupakan seorang pelajar yang banyak beraktifitas
dan berkeringat. Pasien memiliki kebiasaan hygine yang kurang baik.
Pemeriksaan Dermatologikus
 Pada pasien ini tidak memiliki bintil yang berisikan cairan yang meruapakan
fase awal dari dermatitis numular
 Pada pasien dengan dermatitis numular juga tidak memiliki skuama
 Pada pasien dengan psoriasis, skuama tebal berbeda dengan tinea yang
hanya selapis
 Predileksi pada Tinea adalah kulit tubuh yang tidak berambut, sedangkan
psoriasis adalah di daerah siku, lutut, punggung, lumbal, retroaurikula, dan
kulit kepala. Pada pasien dengan dermatitis numular memiliki predileksi di
punggung tanga dan ekstrimitas bawah.
Pemeriksaan Penunjang
 Pada tinea ditemukan adanya hifa bersekat pada pemeriksaan KOH
sedangkan pada diagnosis lain tidak ada.
6. Bagaimana cara melakukan KOH dan lesi mana yang dapat dijadikan sampel?
1. Sampel diambil dari pinggir lesi aktif.
2. Cara :
Kadar KOH yang dipakai disesuaikan dengan jenis sampel. Kulit (10%), rambut
(20%), kuku (40%)

Hasil :

Spagetti and meatball Hifa panjang bersekat Psudohifa


(pitiriasis versikolor) (Tinea) (Candidiasis)
7. Bagaimana cara pemeriksaan lampu wood dan hasilnya?
Alat:
- Lampu Wood
- Kamar gelap
Cara pemeriksaan:
1) Bersihkan lesi
2) Pastikan kamar periksa dalam keadaan gelap dan jarak lampu Wood
dengan lesi yang akan diperiksa ±10-15 cm
3) Lampu Wood diarahkan ke bagian lesi dengan pendaran paling
besar/jelas.
Hasil :

8. Pemeriksaan Dermatologi Manual


a) Pemeriksaan Auspitz sign
Cara Pemeriksaan:
1) Skuama dikerok menggunakan pinggir gelas objek
2) Terlihat bintik perdarahan (pin point bleeding) (→)

Teori :
Pada pasien dengan psoriasis, Lesi psoriasis vulgaris klasik menunjukkan akantosis
(penebalan epidermis) dengan tonjolan memanjang dan bergigi serta penipisan
epidermis suprapapiler. Dermis sering menunjukkan kapiler yang melebar dan
limfosit perivaskular. Sehingga pada saat diakukan pemeriksaan auspitz sign
adanya bintik bintik pendarahan.
b) Fenomena goresan lilin
Cara : Skuama digores menggunakan tepi kaca objek

Hasil  (+) bagian yang di gores lebih putih dari sekitarnya

Anda mungkin juga menyukai