Anda di halaman 1dari 19

Diskusi Kasus

TINEA FASIALIS

Oleh:
Z.A. Hasyimiah Az-Zahra, S. Ked.
04084822326023

Pembimbing:
dr. Nina Melita, Sp.D.V.E.

BAGIAN/KSM DERMATOLOGI, VENEREOLOGI, DAN ESTETIKA


RSUD SITI FATIMAH PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Diskusi Kasus
TINEA FASIALIS
Oleh:
Z.A. Hasyimiah Az-Zahra, S. Ked.
04084822326023

Referat ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik di Bagian/KSM Dermatologi, Venereologi, dan Estetika
RSUD Siti Fatimah Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya periode
4 Desember – 31 Desember 2023

Palembang, Desember 2023


Pembimbing

dr. Nina Melita, Sp.D.V.E.

2
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya diskusi
kasus yang berjudul “Tinea Fasialis” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Referat ini disusun untuk memenuhi bagian sistem pembelajaran dan
penilaian kepaniteraan klinik, khususnya Bagian/KSM Dermatologi, Venereologi,
dan Estetika RSUD Siti Fatimah Palembang Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya.
Penyusunan laporan kasus ini tidak lepas dari dukungan dan bimbingan
berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dr. Nina Melita, Sp.D.V.E. yang telah bersedia untuk membimbing, memberikan
masukan dan saran kepada penulis selama penyusunan diskusi kasus ini.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan diskusi kasus
ini. Oleh karena itu, segala kritik dan saran membangun akan diterima untuk
perbaikan di masa mendatang. Semoga diskusi kasus ini dapat bermanfaat bagi
orang banyak.

Palembang, Desember 2023

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 3
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 4
STATUS PASIEN .......................................................................................................................... 5
I. Identifikasi ................................................................................................................... 5
II. Anamnesis.................................................................................................................... 5
III. Pemeriksaan Fisik .................................................................................................... 7
IV. Pemeriksaan Penunjang ........................................................................................ 9
V. Resume.......................................................................................................................... 9
VI. Diagnosis Banding................................................................................................. 10
VII. Diagnosis Kerja....................................................................................................... 10
VIII. Pemeriksaan Anjuran .......................................................................................... 10
IX. Tatalaksana .............................................................................................................. 10
X. Prognosis ................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 12
LAMPIRAN ................................................................................................................................. 13

4
STATUS PASIEN
I. Identifikasi
Nama : Ny. NY
Umur : 25 tahun (3-12-1998)
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : Kertapati, Palembang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Kunjungan : 4 Desember 2023

II. Anamnesis
Autoanamnesis pasien pada tanggal 4 Desember 2023 pukul 11.00 WIB
Keluhan utama:
Bercak merah pada sisi wajah kiri yang semakin meluas sejak
kisaran 1 minggu lalu
Keluhan tambahan:
Gatal pada bercak
Riwayat Perjalanan Penyakit:
Kisaran 2 bulan lalu, pasien mengeluh timbul bercak merah
seukuran biji jagung pada sisi wajah kiri. Bercak terasa gatal. Gatal
dirasakan memberat saat berkeringat dan cuaca panas. Pasien mengaku
selalu menggaruk bercak tersebut. Nyeri dan rasa terbakar tidak ada. Pasien
belum berobat.
Kisaran 1 bulan lalu, bercak merah pada sisi wajah kiri makin
meluas dengan tepi yang lebih jelas. Gatal dirasakan semakin berat. Pasien
membeli bedak Salicyl di apotek. Keluhan gatal hilang sementara namun
kemudian muncul kembali. Nyeri dan rasa terbakar tidak ada. Timbul
bercak di tempat lain tidak ada.
Kisaran 1 minggu lalu, bercak merah pada sisi wajah kiri dengan
tepi yang lebih jelas semakin meluas. Keluhan gatal semakin lama makin

5
memberat hingga mengganggu aktivitas. Nyeri dan rasa terbakar tidak ada.
Pasien kemudian datang ke Poli DVE RSUD Siti Fatimah Palembang untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Riwayat Penyakit Dahulu


• Riwayat keluhan serupa tidak ada
• Riwayat kencing manis tidak ada
• Riwayat penyakit imunodefisiensi seperti HIV/AIDS tidak ada
• Riwayat hiperhidrosis tidak ada
• Riwayat penyakit hati kronis tidak ada
• Riwayat alergi makanan dan obat tidak ada
• Riwayat sesak napas disertai mengi dan bersin di pagi hari tidak ada
• Riwayat mengoles-oles sesuatu sebelum timbul lesi tidak ada
• Riwayat penggunaan kosmetik sebelum timbul lesi tidak ada
• Riwayat terpapar cairan tertentu sebelum timbul lesi tidak ada

Riwayat Pengobatan
• Riwayat memakai bedak Salicyl kisaran 1 bulan lalu

Riwayat penyakit keluarga


• Riwayat keluhan bercak merah dengan tepi lebih jelas disertai gatal
pada keluarga tidak ada

Riwayat Sosioekonomi
Pasien tinggal dengan suami dan dua anaknya di lingkungan padat
penduduk. Rumah pasien di pinggir sungai. Pasien seorang ibu rumah tangga.
Rata-rata penghasilan bulanan dari suaminya sekitar Rp 2.000.000,00/bulan.
Pasien menggunakan BPJS kelas III.

Riwayat Higienitas dan Kebiasaan

6
• Pasien mandi 2 kali sehari, di pagi dan sore hari dengan sumber air
sungai
• Pasien mencuci wajah hanya menggunakan air, tanpa sabun wajah
• Pasien menggunakan handuk dan pakaian pribadi, tidak bersamaan
dengan orang lain
• Pasien mencuci sprei dan sarung bantal 2 bulan sekali.
• Pasien memiliki 2 ekor kucing liar. Kucing sering tidur di kasur
pasien. Kucing sering dilepas keluar rumah. Salah satu kucing ada
tampak ruam dan sering garuk-garuk.

III. Pemeriksaan Fisik


Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 120/80mmHg
Nadi : 88x/menit
Pernapasan : 20x/menit, tipe pernapasan torakoabdominal
Suhu : 36,6 C
SpO2 : 100% room air
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 50 kg
IMT : 20,8 kg/m2 (Kesan: normoweight)

Keadaan Spesifik
Kepala : Normosefali, facies leonina (-), rambut kepala berwarna
hitam, tidak mudah patah.
Mata : Madarosis (-), konjungtiva anemis (-/-), lagoftalmus (-),
sklera ikterik (-), eksoftalmus (-)
Hidung : Lapang, sekret (-), mukosa hiperemis (-)

7
Telinga : Meatus acusticus externus lapang, sekret (-), pendengaran
baik
Mulut : Cheilitis (-), bibir pucat (-), atrofi papil lidah (-), hipertrofi
gusi (-), gigi berlubang (-)
Tenggorokan : Faring hiperemis (-), tonsil T1-T1
Leher : Pembesaran tiroid (-), pembesaran KGB (-)
Thoraks : Dada simetris, retraksi dinding dada (-)
Paru-paru : Suara napas vesikuler (+/+) normal, ronki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : Bunyi jantung I & II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Datar, lemas, bunyi usus (+) normal, hepar dan lien tidak
teraba, nyeri tekan (-)
Ekstremitas atas : Deformitas tidak ada, akral hangat, CRT
Ekstremitas bawah : Deformitas tidak ada, akral hangat, CRT
KGB : Tampak pembesaran KGB pada regio superfisial servikal,
nyeri tekan (-)
Genitalia : Edema (-), kontusio (-), ulkus (-)

Status Dematologikus
Regio zygomaticus-buccalis sinistra
Papul-plak eritematosa multipel, miliar-lentikular, polisiklik, diskret
sebagian konfluens, berbatas tegas dengan tepi lebih aktif, terdapat central
healing.

8
Gambar 1. Lesi pada regio zygomaticus-buccalis sinistra

IV. Pemeriksaan Penunjang


Kerokan kulit KOH 10%
Pemeriksaan KOH dilakukan dengan mengambil menggunakan skapel
dari kerokan skuama pada tepi lesi aktif di regio zygomaticus-bucallis
sinistra. Spesimen kemudian diletakkan di kaca objek, lalu ditetesi dengan
larutan KOH 10%, panaskan dengan api bunsen untuk mempercepat proses
lisis keratin. Setelah itu dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran
lensa okular 10x dan lensa objektif 40x.
Hasil pemeriksaan: ditemukan hifa panjang bersekat

Gambar 2. Gambaran mikroskopik kerokan kulit dengan KOH 10%


ditemukan hifa panjang bersekat

V. Resume
Ny. NY, 25 tahun, datang dengan keluhan timbul bercak merah
bercak merah pada sisi wajah kiri yang semakin meluas sejak kisaran 1
minggu lalu. Keluhan disertai rasa gatal yang memberat hingga
mengganggu aktivitas. Pasien memelihara 2 ekor kucing liar. Kucing sering
tidur di kasur pasien. Kucing sering dilepas keluar rumah. Salah satu kucing
ada tampak ruam dan sering garuk-garuk. Pemeriksaan fisik status

9
generalikus dalam batas normal. Status dermatologikus di regio
zygomaticus-buccalis sinistra terdapat papul-plak eritematosa multipel,
miliar-lentikular, polisiklik, diskret sebagian konfluen, berbatas tegas
dengan tepi lebih aktif, terdapat central healing. Pemeriksaan kerokan kulit
dilakukan pada regio zygomaticus-buccalis sinistra dengan KOH 10%
ditemukan hifa panjang bersekat.

VI. Diagnosis Banding


1. Tinea fasialis
2. Akne vulgaris
3. Dermatitis kontak alergi

VII. Diagnosis Kerja


Tinea fasialis

VIII. Pemeriksaan Anjuran


- Biakan dengan media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) untuk
menentukan species jamur.

IX. Tatalaksana
Umum
• Pasien diberi edukasi tentang perjalanan penyakit yang mudah menular
terutama bila ada lesi, dan infeksi ini dapat berulang.
• Menjaga kebersihan dengan mandi minimal dua kali sehari
• Hindari penggunaan bantal dan pakaian bergantian
• Menjelaskan untuk menghindari penggunaan sabun atau handuk
bergantian dengan orang lain.
• Membatasi kontak dengan hewan peliharaan dan rutin menjaga
kebersihan hewan peliharaan.

10
• Mengedukasi pasien untuk mencuci sprei, handuk, dan linen lainnya
dan direndam dengan sodium hipoklorit 2% atau desinfektan lainnya
untuk membunuh jamur.
• Skrining keluarga
• Mengedukasi pasien untuk mematuhi pengobatan yang diberikan untuk
mencegah resistensi obat.
• Edukasi cara pemakaian obat salep: oleskan salep pada area kulit yang
infeksi dan dilebihkan 2 cm

Khusus
• Topikal
Ketokonazole 2% krim tiap 12 jam dioleskan pada kulit infeksi selama
4-6 minggu

X. Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Bernadette I, Wasitatmadja SM. Akne Vulgaris. Dalam: Menaidi SLS, Bramono


K, Indriatmi W, penyunting. Ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi ketujuh
(cetakan keenam 2019). Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2019. h. 288-291
2. Cohen DE, Jacob SE. Allergic Contact Dermatitis. Dalam: Wolff K, Goldsmith
LA, Kars SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, penyunting. Fitzpatrick’s
dermatology 7th edition. Volume 1. New York: McGraw Hill Education; 2008. h.
135
3. Panduan praktik klinis bagi dokter spesialis dermatologi dan venereologi
Indonesia. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia
(PERDOSKI). 2021
4. Sularsito SA, Soebaryo RW. Dermatitis Kontak Alergi. Dalam: Menaidi SLS,
Bramono K, Indriatmi W, penyunting. Ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi
ketujuh (cetakan keenam 2019). Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2019. h. 161-164
5. Verma S, Heffernan MP. Fungal diseases. Dalam: Wolff K, Goldsmith LA, Kars
SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, penyunting. Fitzpatrick’s dermatology 7 th
edition. Volume 2. New York: McGraw Hill Education; 2008. h. 1809-1819
6. Widaty S, Budimulja U. Dermatofitosis. Dalam: Menaidi SLS, Bramono K,
Indriatmi W, penyunting. Ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi ketujuh (cetakan
keenam 2019). Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2019. h. 109-116
7. Zaenglein AL, Graber EM, Thiboutot DM, Strauss JS. Acne Vulgaris and
Acneiform Eruptions. Dalam: Wolff K, Goldsmith LA, Kars SI, Gilchrest BA,
Paller AS, Leffel DJ, penyunting. Fitzpatrick’s dermatology 7th edition. Volume
1. New York: McGraw Hill Education; 2008. h. 694

12
LAMPIRAN
Tabel 1. Tabulasi Diagnosis Banding
Karakteristik Tinea fasialis Akne Vulgaris Dermatitis Kontak Alergi
Definisi Tinea fasialis merupakan Peradangan kronis folikel pilosebasea Inflamasi pada kulit, akibat pajanan dengan bahan
dermatofitosis superfisial yang dengan penyebab multifaktorial, allergen diluar tubuh, diperantarai reaksi
terbatas pada kulit yang tidak ditandai dengan komedo, papul, pustul, hipersensitivitas tipe 4
berambut, yang terjadi pada nodul, dan kista
wajah.
Etiologi Biasanya spesies Faktor intrinsik: genetik, ras, hormonal Penyebab DKA ialah bahan kimia sederhana dengan
Trichophyton, kadang-kadang Faktor ekstrinsik: berat molekul rendah (< 1000 dalton), disebut
M. canis stres, iklim/suhu/kelembaban, kosmetik, sebagai hapten, bersifat lipofilik, sangat reaktif, dan
diet, dan obat- obatan. dapat menembus stratum komeum sehingga
mencapai sel epidermis bagian dalam yang hidup.

Anamnesis • Bercak merah meninggi Jerawat dapat disertai gatal dan/atau • Riwayat terpajan dengan bahan allergen
yang gatal di wajah nyeri. • Reaksi setelah pajanan ulang dengan allergen
• Rasa gatal di bagian wajah, Faktor pencetus: higien buruk, yang sama (apabila pajanan dihentikan lesi
disertai sensasi terbakar, hormonal, stres, kosmetik, obat dan lain- membaik)
dan memburuk setelah lain. • Ruam semakin menyebar
paparan sinar matahari • Terasa gatal

13
• Ada riwayat kontak dengan
hewan peliharaan
• Ada riwayat kontak
langsung dengan penderita
dermatofitosis
• Ada riwayat penggunaan
bersama barang- barang
penderita dermatofitosis,
misalnya handuk.
Gambaran ● Lesi bulat atau lonjong, • Lesi non inflamasi: komedo hitam Polimorfik, bervariasi tergantung stadiumnya.
Klinis berbatas tegas terdiri atas (terbuka) dan komedo putih (tertutup) Akut: Bercak eritematosa berbatas tegas kemudian
eritema, skuama, dapat • Lesi inflamasi: papul, pustul, nodus, diikuti edema, papulovesikel, vesikel atau bula.
disertai dengan vesikel dan dan kista Vesikel atau bula dapat pecah menyebabkan erosi
papul di tepi. Jaringan parut, perubahan pigemntasi dan esksudasi (basah).
● Daerah tengahnya biasanya
lebih tenang, sementara
yang di tepi lebih aktif
(tanda peradangan lebih
jelas) yang sering disebut
dengan central healing.

14
● Dapat terlihat erosi dan
krusta akibat garukan.
● Dapat berupa bercak
terpisah atau lesi dengan
pinggir polisiklik akibat
menyatu.
Gejala Gatal yang kadang- kadang Jerawat Gatal dan/ disertai nyeri Gatal akibat kontak dengan tekstil, zat pewama,
meningkat waktu berkeringat kancing logam, karet (elastis, busa), plastik, deterjen,
serta rasa terbakar memburuk bahan pelembut atau pewangi pakaian
setelah paparan sinar matahari
(fotosensitivitas)
Predileksi Mengenai kulit tubuh yang Predileksi: wajah, leher, dada, Tangan, lengan, wajah, telinga, leher, badan,
tidak berambut (glabrosa), punggung, bahu dan lengan atas. genitalia, tungkai atas dan tungkai bawah
wajah.

15
Gambaran Lesi

Pemeriksaan • Kerokan KOH 10% : ● 1. Pemeriksaan mikrobiologis ● Patch test/uji tempel = (positif), Cressendo.
Penunjang Terdapat hifa panjang dan dapat dilakukan pada pasien Semakin lama semakin memerah dan
artrospora dengan kecurigaan folikulitis menyebar dapat digunakan dengan alergen
• Lampu wood : Gambaran Gram negative. standar, alergen seri tertentu (misal seri
efloresensi kuning-hijau ● 2. Pemeriksaan hormonal jika kosmetik, seri sepatu, dll), serta alergen
pada jamur ektotrix, biru- selama 6 bulan dengan tambahan yang berasal dari bahan yang
putih pada T. shoenleinii. pengobatan standar yang dicurigai (misalnya dari potongan sepatu,
T. schoenleinii optimal tidak menunjukkan bahan dari pabrik tempat bekerja)
memproduksi warna hijau perbaikan.
pucat ● Free testosterone dan testosteron
• Kultur jamur dengan media total
Saboraud ● Dehidroepiandrosteron sulfat
(DHEAS)

16
● Luteinizing hormone (LH)
● Follicle-stimulating hormone
(FSH).
Tatalaksana Umum Umum: KIE Umum: KIE
1. Menjaga kebersihan diri, 1. Membersihkan wajah • Hentikan pajanan dengan alergen tersangka
mandi teratur 2 kali sehari 2-3 kali sehari dengan • Anjuran penggunaan alat pelindung diri/ APD
2. Menggunakan pakaian sabun. (sarung tangan, krim barier)
yang tidak ketat dan 2. Menghindari Khusus:
menyerap keringat penggunaan kosmetik yang • Topikal : sesuai dengan sajian klinis
3. Pastikan kulit dalam komedogenik (Hindari faktor pencetus. Basah (madidans): beri kompres terbuka
keadaan kering sebelum 3. Menjelaskan kepada pasien bahwa Kering: beri krim kortikosteroid potensi sedang
menutup area yang rentan pengobatan akne vulgaris minimal 6 • Sistemik: simtomatis sesuai gejala dan gambaran
terinfeksi jamur minggu, dan dapat saja bertambah buruk klinis
4. Hindari penggunaan pada fase awal pengobatan. Derajat sakit berat: dapat ditambah kortikosteroid
handuk atau pakaian, sabun 4. Diet misalnya rendah muatan oral setara dengan prednison 20 mg/hari dalam
mandi yang bergantian glikemik dikaitkan dengan berkurangnya jangka pendek (3 hari)
dengan orang lain jumlah lesi inflamasi dan non inflamasi.
5. Skrining keluarga 5. Menganjurkan pasien untuk
6. Tatalaksana linen yang menggunakan sabun wajah, pelembab,
terinfeksi: pakaian, sprei, dan juga tabir surya yang sesuai dengan

17
handuk, dan linen lainnya kondisi kulit di bawah pengawasan
dicuci secara terpisah dokter
7. Mematuhi pengobatan
yang diberikan untuk
mencegah resistensi obat

Khusus
1. Topikal:
• Golongan alilamin
(terbinafin) sekali sehari,
selama 3-4 minggu.
• Golongan azol (mikonazol,
ketokonazol, klotrimazol)
2 kali/hari, selama 4-6
minggu.
2. Sistemik:
Diberikan jika dengan
pengobatan topikal tidak
memberikan perbaikan atau
sesuai indikasi:

18
• Terbinafin oral 1x250
mg/hari (hingga klinis
membaik dan hasil
laboratorium negatif)
selama 2-6 minggu.
• Itrakonazol 100-200
mg/hari selama 1 minggu.
• Flukonazol 150-300
mg/minggu selama 4-6
minggu

19

Anda mungkin juga menyukai