KANDIDIASIS INTERTRIGINOSA
Pembimbing :
Disusun oleh :
2017730086
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga pembuatan karya tulis berupa
Laporan Kasus yang berjudul “Kandidiasis intertriginosa” dapat tersusun
dan terselesaikan tepat pada waktunya.
Terima kasih kami ucapkan kepada dr. Andini Dwikenia Anjani,
Sp.DV selaku pembimbing penulis yang telah memberikan arahan dalam
penyelesaian laporan kasus ini.
Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mendiskusikan kasus
Kandidiasis intertriginosa, mulai dari pengertian hingga penatalaksanaannya
pada pasien poli kulit dan kelamin selama masa kepaniteraan klinik penulis di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman dan mendukung penerapan klinis yang lebih baik
dalam memberikan kontribusi positif sistem pelayanan kesehatan secara
optimal.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwasanya masih terdapat banyak
kekurangan di dalam penulisan, baik di dalam penyusunan kalimat maupun di
dalam teorinya. Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran.
Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
ii
Universitas Muhammadiyah Jakarta
DAFTAR ISI
iii
Universitas Muhammadiyah Jakarta
PENDAHULUAN
Hingga saat ini, klotrimazol, nistatin dan mikonazol adalah obat topikal
yang paling banyak dipelajari dan menunjukkan efektivitas yang serupa dengan
tingkat kesembuhan total yaitu sekitar 73 – 100%. Menurut beberapa studi,
penggunaan terapi secara tunggal sama efektifnya dengan kombinasi
kortikosteroid antifungi, antibakteri, dan topikal.4
4
Universitas Muhammadiyah Jakarta
5
CASE REPORT
2.2 Anamnesis
Keluhan utama :
Bercak Kemerahan menimbul dan bruntus kemerahan yang terasa gatal pada
kedua lipat paha dan kedua lipat ketiak
Tanda vital
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 80x/menit, regular
RR : 20x/menit
Suhu : 36,80C
Status Generalis
Kepala Normocephal, warna hitam distribusi merata, tidak mudah dicabut.
Kulit : Lihat status dermatologikus
Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung Deviasi septum (-), sekret (-/-), nyeri tekan (-/-)
Telinga Normotia, sekret (-/-), nyeri tekan (-/-),
Mulut Mukosa bibir lembab, geographic tongue (-), gigi karies (-), tonsil
T1-T1, faring hiperemis (-)
Leher Pembesaran KGB (-), kulit : Lihat status dermatologikus
Thoraks Paru : Pergerakan dinding dada simetris, retraksi -/-, vocal
fremitus D/S simetris, vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing
(-/-)
Jantung : Ictus cordis tidak terlihat, S1 S2 reguler, murmur (-),
gallop (-)
Kulit : Lihat status dermatologikus
Abdomen Inspeksi : Permukaan perut tampak datar, supel, scar (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani pada keempat kuadran
Kulit : Lihat status dermatologikus
Ekstremitas Bentuk pergerakan simetris, deformitas sendi (-/-)
Atas
Kuku : pitting nails (-), onikolisis (-), oily spot (-), subungual
hiperkeratosis (-), splinter hemorrhages (-)
Kulit : Lihat status dermatologikus
Ekstremitas Bentuk pergerakan simetris, deformitas sendi (-/-)
Bawah
Kuku : pitting nails (-), onikolisis (-), oily spot (-), subungual
hiperkeratosis (-), splinter hemorrhages (-)
Kulit : Lihat status dermatologikus
2.6 Resume
Pasien Ny. E berusia 49 tahun sejak 2 bulan yang lalu, pasien mengeluh
timbul bercak merah pada lipat paha kanan dengan ukuran sebesar koin kemudian
bertambah besar sehingga meluas ke paha kiri , kemudian setelah itu 1 minggu
meluas ke lipat ketiak. Pasien merasakan gatal dan terkadang perih. Tidak ada
Riwayat pengobatan. Sejak satu minggu sebelum masuk Rumah Sakit (SMRS)
pasien mengeluh Bercak Kemerahan menimbul dan bruntus kemerahan yang telah
ada pada kedua lipat paha dan meluas pada kedua lipat ketiak bertambah gatal
terutama pada saat berkeringat. Riwayat pengobatan ada namun tidak terdapat
perbaikan. pasien mempunyai Riwayat diabetes, pasien mengganti pakaian dalam,
baju dan mandi dua kali sehari, pasien mudah berkeringat. pasien menyangkal
memakai pakaian ketat, riwayat bertukar handuk dengan keluarga, Sumber air
berasal dari sumur, mempunyai binatang peliharaan. Dikeluarga pasien tidak ada
yang mempunyai keluhan serupa dengan pasien. Anamnesis kearah psoriasis
inversa,eritrasma dan tinea cruris, disangkal. Anamnesis kearah komplikasi
seperti infeksi sekunder dan kandidemia disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan status gizi obesitas II dan tekanan
darah 140/90 mmHg. Pada status dermatologikus didapatkan Distribusi Regional
pada kedua lipat paha dan kedua ketiak tampak lesi multiple sebagian konfluens
sebagian diskret, berbentuk tidak teratur, ukuran 3 x 5 cm hingga 5 x 10 cm dan
0,5 x 0,5 x 0,5 cm hingga 1 x 1 x 0,5 cm, berbatas tegas, permukaan sebagian
menimbul dan sebagian datar, lesi kering berupa macula eritema, plak eritema
dengan skuama. pada pemeriksaan khusus, kerokann kulit dengan KOH 10%
didapatkan gambaran pseudohifa dan blastospora.
2.11 Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
ANALISA ANAMNESIS
Bercak Kemerahan Kandidasis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur
menimbul dan bruntus Candida albicans atau spesies Candida lainnya.
kemerahan yang telah Kandidiasis dapat bersifat akut atau subakut dan dapat
ada pada kedua lipat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru.
paha dan meluas pada Kandidiasi kutis ini melibatkan kulit di mana saja dari
kedua lipat ketiak. tubuh, tetapi paling sering terjadi di daerah yang hangat,
Keluhan disertai rasa lembab, berkerut seperti di bawah payudara pada wanita,
gatal dan terkadang daerah pantat pada bayi, ketiak, selangkangan dan di
perih. antara jari-jari. gejala klinis pasien yang tergantung dari
jenis kandidiasis yang dialami. Keluhan berupa gatal
Pasien sudah mengalami yang hebat, kadang-kadang disertai rasa panas dan
keluhan sejak 2 bulan terbakar.
yang lalu, kemudian
bertambah besar dan Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan
meluas. Dan Gatal juga kandidiasis kutis telah diteliti antara lain akibat
semakin bertambah gangguan kondisi kulit lokal seperti peningkatan
terutama pada saat kelembaban, oklusi, kerusakan sawar kulit dan
berkeringat.. perubahan flora mikroba. Selain itu, faktor risiko lain
termasuk obesitas, imunosupresi medis atau terkait
penyakit, gangguan endokrin, atau gangguan aliran
pasien mempunyai darah juga dapat menunjang terjadinya kandidiasis kutis.
Riwayat diabetes dan,
pasien juga obesitas Pasien imunosupresi berada pada risiko besar untuk
mengembangkan infeksi C. albicans antara lain neonatus
12
Universitas Muhammadiyah Jakarta
13
DASAR DIAGNOSIS
DIAGNOSA KERJA DIAGNOSA KERJA
Kandidiasis Intertriginosa Kandidiasis Intertriginosa
DIAGNOSA BANDING Kandidasis adalah infeksi yang disebabkan oleh
• Tinea cruris jamur Candida albicans atau spesies.
• Eritrasma Keluhan berupa gatal yang hebat, kadang-kadang
• Psoriasis inversa disertai rasa panas dan terbakar
kandidiasis intertriginosa, seringkali lesi ditemukan
di area lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal,
lipat payudara dan diantara jari tangan atau kaki
dimana merupakan daerah intertriginosa yang
lembab dan mudah mengalami maserasi.
Gambaran dapat berupa bercak yang berbatas tegas,
plak eritematosa dan dikelilingi oleh lesi satelit yang
berupa papula dan vesicopustula di tepi lesi.
Diagnosis banding , yaitu :
1. Tinea Cruris yang disebabkan oleh disebabkan oleh
dermatofit yang termasuk dalam tiga genus,
Trichophyton, Epidermophyton, dan Microsporum.
Faktor predisposisi terjadinya tinea cruris seringkali
akibat musim panas dengan keringat berlebihan dan
mengenakan pakaian yang basah. Gejala klinis tinea
kruris adalah gatal menjadi lebih buruk saat lembab.
Lesi biasanya unilateral dan dimulai pada lipatan
cruris. Plak berbentuk setengah bulan terbentuk
serta hindari penggunaan handuk atau pakaian bergantian dengan orang lain.
Penatalaksanaan khusus
Sistemik
Terapi topikal :
Mikonazol 2% (krim dan bedak)
Klotrimazol 1% (bedak, larutan, krim selama 14-28 hari)
Tiokonazol, bufonazol, isokonazol
Siklopiroksolamin 1% (larutan, krim)
Antimikotik yang spektrum luas
Ketokonazol merupakan turunan imidazol sintetik yang relatif stabil, agen ini
dapat bekerja dengan menghambat sintesis ergosterol yang merupakan
komponen utama membran sel jamur. Ketokonazol juga dapat mengganggu
fungsi penghalang membran dan enzim yang terikat membran
Terapi sistemik :
Flukonazol : pasien non-neutropik dengan kandidemia atau kandidosif
invasive 100-400 mg/hari
Itrakonazol 100-200 mg/hari
Anti histamin : chlorpheniramine maleat 3x4 mg
Cetirizine termasuk agen antihistamin generasi kedua, yang bersifat selektif
dengan efek sedatif yang rendah, cetirizine dapat menghambat pelepasan
histamin pada fase awal dan mengurangi perpindahan sel radang
1. Menaldi, S., & Linuwih, S. (2017). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi
7. FKUI.
2. Kang Sewon. et al. Fitzpatrick’s Dermatology Ninth Edition. Mc Graw
Hill Edition. 2019. 2952–59 p.
3. Spesialis PD, Indonesia K dan K. Panduan praktik klinis : BAGI
DOKTER SPESIALIS KULIT DAN KELAMIN DI INDONESIA. 2017.
4. Rigopoulos D. Candidiasis. In: European Handbook of Dermatological
Treatments. 2015. p. 127–32.
5. Rodrigues CF, Rodrigues ME. Candida sp . Infections in Patients with
Diabetes Mellitus. 2019;
6. Talapko J, Juzbaši M, Matijevi T. Candida albicans — The Virulence
Factors and Clinical Manifestations of Infection. 2021;
17
Universitas Muhammadiyah Jakarta