Anda di halaman 1dari 17

CASE REPORT

KANDIDIASIS INTERTRIGINOSA

Pembimbing :

dr. Andini Dwikenia Anjani, Sp.DV

Disusun oleh :

Neng Ratna Sari

2017730086

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANJAR
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PERIODE 4 APRIL - 8 MEI 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga pembuatan karya tulis berupa
Laporan Kasus yang berjudul “Kandidiasis intertriginosa” dapat tersusun
dan terselesaikan tepat pada waktunya.
Terima kasih kami ucapkan kepada dr. Andini Dwikenia Anjani,
Sp.DV selaku pembimbing penulis yang telah memberikan arahan dalam
penyelesaian laporan kasus ini.
Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mendiskusikan kasus
Kandidiasis intertriginosa, mulai dari pengertian hingga penatalaksanaannya
pada pasien poli kulit dan kelamin selama masa kepaniteraan klinik penulis di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman dan mendukung penerapan klinis yang lebih baik
dalam memberikan kontribusi positif sistem pelayanan kesehatan secara
optimal.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwasanya masih terdapat banyak
kekurangan di dalam penulisan, baik di dalam penyusunan kalimat maupun di
dalam teorinya. Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran.
Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak.

Banjar, April 2022

Penulis

ii
Universitas Muhammadiyah Jakarta
DAFTAR ISI

2.1 Identitas Pasien ............................................................................................ 5


2.2 Anamnesis .................................................................................................... 5
2.3 Pemeriksaan Fisik ....................................................................................... 6
2.4 Status Dermatologikus ................................................................................ 8
2.5 Pemeriksaan Khusus ................................................................................... 9
2.6 Resume ......................................................................................................... 9
2.7 Diagnosis Banding ..................................................................................... 10
2.8 Diagnosis Kerja .......................................................................................... 10
2.9 Usulan Pemeriksaan .................................................................................. 10
2.10 Penatalaksanaan ...................................................................................... 10
2.11 Prognosis .................................................................................................. 11

3.1 Analisis Diagnosis Kasus........................................................................... 12


3.2 Analisis Penatalaksanaan ......................................................................... 15

iii
Universitas Muhammadiyah Jakarta
PENDAHULUAN

Kulit merupakan ekosistem yang kompleks dan dinamis yang dapat


ditempati oleh berbagai bakteri, archaea, virus, dan fungi. Beberapa genus telah
dilaporkan sebagai fungi yang umum ditemukan dikulit antara lain Malassezia,
Rhodotorula, Debaromyces, Cryptococcus, dan Candida. Secara khusus, spesies
Candida sering ditemukan di kulit dan permukaan mukosa tubuh manusia,
termasuk saluran genitourinari, rongga mulut, saluran pencernaan dan dapat
menyebabkan infeksi lokal pada kulit dan selaput lendir, serta infeksi sistemik
yang mengancam jiwa dengan kegagalan organ multisistem, yang sebagian besar
dapat ditemukan pada pasien yang memiliki gangguan imunosupresif yang
mendasarinya. Hingga saat ini, lebih dari 200 spesies Candida yang diidentifikasi,
namun hanya 15 di antaranya adalah patogen manusia dan Candida albicans
adalah yang paling umum.1,2

Kandidiasis kutis adalah infeksi superfisial pada kulit, kuku, ruang


interdigitalis dan selaput lendir yang disebabkan oleh jamur Candida, terutama C.
albicans, yang seringkali ditemukan pada lipatan tubuh terutama pada daerah
yang hangat dan lembab. Daerah selangkangan, kaki, ketiak, di bawah payudara
pada wanita dan daerah pantat (dermatitis diaper), sudut mulut adalah tempat yang
lebih umum. Kandidiasis kutis dapat menyerang siapa saja pada usia berapa pun
tetapi sering cenderung lebih sering terjadi pada bayi baru lahir dan orang tua.
Kandidiasis juga lebih sering dikaitkan dengan individu dengan sistem kekebalan
yang lebih rendah dan dengan pasien yang menggunakan antibiotik.2,3

Hingga saat ini, klotrimazol, nistatin dan mikonazol adalah obat topikal
yang paling banyak dipelajari dan menunjukkan efektivitas yang serupa dengan
tingkat kesembuhan total yaitu sekitar 73 – 100%. Menurut beberapa studi,
penggunaan terapi secara tunggal sama efektifnya dengan kombinasi
kortikosteroid antifungi, antibakteri, dan topikal.4

4
Universitas Muhammadiyah Jakarta
5

CASE REPORT

2.1 Identitas Pasien


• Nama : Ny. E
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia : 49 tahun
• Alamat : Cikabuyutan Timur RT 04 / RW 12 Kelurahan Hegarasari,
kecamatan Pataruman kota Banjar
• Suku : Sunda
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Tanggal Pemeriksaan : 06 April 2022

2.2 Anamnesis
Keluhan utama :
Bercak Kemerahan menimbul dan bruntus kemerahan yang terasa gatal pada
kedua lipat paha dan kedua lipat ketiak

Anamnesis Khusus (Autoanamnesis)


Sejak satu minggu sebelum masuk Rumah Sakit (SMRS) pasien mengeluh
Bercak Kemerahan menimbul dan bruntus kemerahan yang telah ada pada kedua
lipat paha dan meluas pada kedua lipat ketiak. Keluhan disertai rasa gatal dan
terkadang perih. Gatal semakin bertambah, terutama pada saat berkeringat. Pasien
belum pernah berobat ke dokter. pasien hanya mengobati dengan membeli salep
progenta di apotek 3 hari yang lalu dan mengoleskan salap tersebut 3x sehari
namun tetap saja tidak terdapat perbaikan.
Pasien mengatakan Keluhan pertama kali timbul sejak 2 bulan yang lalu,
berupa bercak merah pada lipat paha kanan dengan ukuran sebesar koin kemudian
bertambah besar sehingga meluas ke paha kiri , kemudian setelah itu 1 minggu
meluas ke lipat ketiak. Pasien merasakan gatal dan terkadang perih. Gatal semakin

Universitas Muhammadiyah Jakarta


6

bertambah, terutama pada saat berkeringat. Pasien sebelumnya tidak pernah


mengobati keluhannya ke dokter.
pasien mempunyai Riwayat diabetes sejak 2 tahun yang lalu dan tidak
meminum obat secara teratur, pasien juga obesitas dan mengeluhkan berat badan
semakin naik dari 62kg menjadi 75kg.
pasien mengganti pakaian dalam dan baju dua kali sehari, mandi 2x sehari,
dan pasien mudah berkeringat. Pasien menyangkal memakai pakaian ketat dan
Lingkungan rumah pasien tidak lembab dan bersih, pasien juga menyangkal
riwayat bertukar handuk dengan keluarga. Sumber air berasal dari sumur
disangkal dan tidak mempunyai binatang peliharaan dan dikeluarga pasien tidak
ada yang mempunyai keluhan serupa dengan pasien.
Pasien menyangkal adanya kelainan kulit yang bertambah setelah pasien
menggaruk, riwayat penyakit autoimun disangkal, riwayat muncul bercak coklat
yang bersisik disangkal, Riwayat asma , alergi terhadap makanan, debu, cuaca
maupun obat – obatan disangkal oleh pasien maupun pada keluarga pasien.
Riwayat kulit kering, dan riwayat mengoleskan krim pada kulit sebelumnya juga
disangkal. Pasien menyangkal timbulnya nanah, atau lecet pada kelainan kulit
yang telah ada, lemas disangkal, dan demam disangkal.

2.3 Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Berat badan : 75 Kg
Tinggi badan : 155cm
IMT : 30

Tanda vital
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 80x/menit, regular
RR : 20x/menit
Suhu : 36,80C

Universitas Muhammadiyah Jakarta


7

Status Generalis
Kepala Normocephal, warna hitam distribusi merata, tidak mudah dicabut.
Kulit : Lihat status dermatologikus
Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung Deviasi septum (-), sekret (-/-), nyeri tekan (-/-)
Telinga Normotia, sekret (-/-), nyeri tekan (-/-),
Mulut Mukosa bibir lembab, geographic tongue (-), gigi karies (-), tonsil
T1-T1, faring hiperemis (-)
Leher Pembesaran KGB (-), kulit : Lihat status dermatologikus
Thoraks  Paru : Pergerakan dinding dada simetris, retraksi -/-, vocal
fremitus D/S simetris, vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing
(-/-)
 Jantung : Ictus cordis tidak terlihat, S1 S2 reguler, murmur (-),
gallop (-)
 Kulit : Lihat status dermatologikus
Abdomen  Inspeksi : Permukaan perut tampak datar, supel, scar (-)
 Auskultasi : Bising usus (+) normal
 Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba
 Perkusi : Timpani pada keempat kuadran
 Kulit : Lihat status dermatologikus
Ekstremitas Bentuk pergerakan simetris, deformitas sendi (-/-)
Atas
Kuku : pitting nails (-), onikolisis (-), oily spot (-), subungual
hiperkeratosis (-), splinter hemorrhages (-)
Kulit : Lihat status dermatologikus
Ekstremitas Bentuk pergerakan simetris, deformitas sendi (-/-)
Bawah
Kuku : pitting nails (-), onikolisis (-), oily spot (-), subungual
hiperkeratosis (-), splinter hemorrhages (-)
Kulit : Lihat status dermatologikus

Universitas Muhammadiyah Jakarta


8

2.4 Status Dermatologikus


Distribusi : Regional
Lokasi : kedua lipat paha dan kedua ketiak
Lesi & efloresensi :
 pada kedua lipat paha dan kedua ketiak tampak lesi multiple
sebagian konfluens sebagian diskret, berbentuk tidak teratur,
ukuran 3 x 5 cm hingga 5 x 10 cm dan 0,5 x 0,5 x 0,5 cm hingga 1
x 1 x 0,5 cm, berbatas tegas, permukaan sebagian menimbul dan
sebagian datar, lesi kering berupa macula eritema, plak eritema
dengan skuama

Predileksi keluhan pada pasien

Universitas Muhammadiyah Jakarta


9

2.5 Pemeriksaan Khusus


 Kerokan kulit dengan KOH : didapatkan pseudohifa dan blastospora

2.6 Resume
Pasien Ny. E berusia 49 tahun sejak 2 bulan yang lalu, pasien mengeluh
timbul bercak merah pada lipat paha kanan dengan ukuran sebesar koin kemudian
bertambah besar sehingga meluas ke paha kiri , kemudian setelah itu 1 minggu
meluas ke lipat ketiak. Pasien merasakan gatal dan terkadang perih. Tidak ada
Riwayat pengobatan. Sejak satu minggu sebelum masuk Rumah Sakit (SMRS)
pasien mengeluh Bercak Kemerahan menimbul dan bruntus kemerahan yang telah
ada pada kedua lipat paha dan meluas pada kedua lipat ketiak bertambah gatal
terutama pada saat berkeringat. Riwayat pengobatan ada namun tidak terdapat
perbaikan. pasien mempunyai Riwayat diabetes, pasien mengganti pakaian dalam,
baju dan mandi dua kali sehari, pasien mudah berkeringat. pasien menyangkal
memakai pakaian ketat, riwayat bertukar handuk dengan keluarga, Sumber air
berasal dari sumur, mempunyai binatang peliharaan. Dikeluarga pasien tidak ada
yang mempunyai keluhan serupa dengan pasien. Anamnesis kearah psoriasis
inversa,eritrasma dan tinea cruris, disangkal. Anamnesis kearah komplikasi
seperti infeksi sekunder dan kandidemia disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan status gizi obesitas II dan tekanan
darah 140/90 mmHg. Pada status dermatologikus didapatkan Distribusi Regional
pada kedua lipat paha dan kedua ketiak tampak lesi multiple sebagian konfluens
sebagian diskret, berbentuk tidak teratur, ukuran 3 x 5 cm hingga 5 x 10 cm dan
0,5 x 0,5 x 0,5 cm hingga 1 x 1 x 0,5 cm, berbatas tegas, permukaan sebagian
menimbul dan sebagian datar, lesi kering berupa macula eritema, plak eritema
dengan skuama. pada pemeriksaan khusus, kerokann kulit dengan KOH 10%
didapatkan gambaran pseudohifa dan blastospora.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


10

2.7 Diagnosis Banding


- Kandidiasis Intertriginosa
- Tinea Cruris
- Eritrasma
- Psoriasis inversa

2.8 Diagnosis Kerja


Kandidiasis Intertriginosa

2.9 Usulan Pemeriksaan


 Pemeriksaan KOH
 Kultur agar saboraud
 Pemeriksaan lampu wood
 Histopatologi
 Dengan pewarnaan Periodic Acid- Schiff (PAS)

2.10 Penatalaksanaan Umum


 Menjaga higine tubuh
 Jaga agar kulit infeksi tidak lembab
 Gunakan pakaian yang menyerap keringat
 Tidak menggunakan pakaian lebih dari 1 lapis
Khusus
Terapi topikal :
 Ketokonazole cream 2% yang dioleskan 2 kali sehari selama 14-28 hari
(bercak kemerahan kedua lipat paha dan ketiak)
Terapi sistemik :
 cetirizine tablet 10 mg yang diminum 1 kali sehari

Universitas Muhammadiyah Jakarta


11

2.11 Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Universitas Muhammadiyah Jakarta


ANALISIS KASUS

3.1 Analisis Diagnosis Kasus


Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.

ANALISA ANAMNESIS
 Bercak Kemerahan Kandidasis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur
menimbul dan bruntus Candida albicans atau spesies Candida lainnya.
kemerahan yang telah Kandidiasis dapat bersifat akut atau subakut dan dapat
ada pada kedua lipat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru.
paha dan meluas pada Kandidiasi kutis ini melibatkan kulit di mana saja dari
kedua lipat ketiak. tubuh, tetapi paling sering terjadi di daerah yang hangat,
Keluhan disertai rasa lembab, berkerut seperti di bawah payudara pada wanita,
gatal dan terkadang daerah pantat pada bayi, ketiak, selangkangan dan di
perih. antara jari-jari. gejala klinis pasien yang tergantung dari
jenis kandidiasis yang dialami. Keluhan berupa gatal
 Pasien sudah mengalami yang hebat, kadang-kadang disertai rasa panas dan
keluhan sejak 2 bulan terbakar.
yang lalu, kemudian
bertambah besar dan Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan
meluas. Dan Gatal juga kandidiasis kutis telah diteliti antara lain akibat
semakin bertambah gangguan kondisi kulit lokal seperti peningkatan
terutama pada saat kelembaban, oklusi, kerusakan sawar kulit dan
berkeringat.. perubahan flora mikroba. Selain itu, faktor risiko lain
termasuk obesitas, imunosupresi medis atau terkait
penyakit, gangguan endokrin, atau gangguan aliran
 pasien mempunyai darah juga dapat menunjang terjadinya kandidiasis kutis.
Riwayat diabetes dan,
pasien juga obesitas Pasien imunosupresi berada pada risiko besar untuk
mengembangkan infeksi C. albicans antara lain neonatus

12
Universitas Muhammadiyah Jakarta
13

 pasien mengganti prematur, penderita diabetes mellitus, pasien HIV-


pakaian dalam dan baju positif, dan mereka yang menerima transplantasi organ
dua kali sehari, mandi atau kemoterapi.
2x sehari, dan pasien
mudah berkeringat.
ANALISA PEMERIKSAAN FISIK
 pada pemeriksaan fisik • kandidiasis intertriginosa, seringkali lesi
didapatkan status gizi ditemukan di area lipatan kulit ketiak, lipat paha,
obesitas II dan tekanan intergluteal, lipat payudara dan diantara jari
darah 140/90 mmHg. tangan atau kaki dimana merupakan daerah
intertriginosa yang lembab dan mudah
 status dermatologikus mengalami maserasi.
didapatkan Distribusi • Gambaran dapat berupa bercak yang berbatas
Regional pada kedua tegas, plak eritematosa dan dikelilingi oleh lesi
lipat paha dan kedua satelit yang berupa papula dan vesicopustula di
ketiak tampak lesi tepi lesi. Maserasi juga dapat menjadi gambaran
multiple sebagian tambahan di lokasi inI
konfluens sebagian
diskret, berbentuk tidak
teratur, ukuran 3 x 5 cm
hingga 5 x 10 cm dan 0,5
x 0,5 x 0,5 cm hingga 1 x
1 x 0,5 cm, berbatas
tegas, permukaan
sebagian menimbul dan
sebagian datar, lesi
kering berupa macula
eritema, plak eritema
dengan skuama.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


14

ANALISA PEMERIKSAAN PENUNJANG


• Kerokan Kulit Konfirmasi cepat dapat dicapai dengan preparasi
Sediaan KOH 10% potasium hidroksida (KOH) ditemukannya gambaran
didapatkan pseudohifa pseudohifa dan blastospora pada pemeriksaan kerokan
dan blastospora. kulit dengan KOH merupakan diagnosis untuk infeksi
kandida.

DASAR DIAGNOSIS
DIAGNOSA KERJA DIAGNOSA KERJA
Kandidiasis Intertriginosa Kandidiasis Intertriginosa
DIAGNOSA BANDING  Kandidasis adalah infeksi yang disebabkan oleh
• Tinea cruris jamur Candida albicans atau spesies.
• Eritrasma  Keluhan berupa gatal yang hebat, kadang-kadang
• Psoriasis inversa disertai rasa panas dan terbakar
 kandidiasis intertriginosa, seringkali lesi ditemukan
di area lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal,
lipat payudara dan diantara jari tangan atau kaki
dimana merupakan daerah intertriginosa yang
lembab dan mudah mengalami maserasi.
 Gambaran dapat berupa bercak yang berbatas tegas,
plak eritematosa dan dikelilingi oleh lesi satelit yang
berupa papula dan vesicopustula di tepi lesi.
Diagnosis banding , yaitu :
1. Tinea Cruris yang disebabkan oleh disebabkan oleh
dermatofit yang termasuk dalam tiga genus,
Trichophyton, Epidermophyton, dan Microsporum.
Faktor predisposisi terjadinya tinea cruris seringkali
akibat musim panas dengan keringat berlebihan dan
mengenakan pakaian yang basah. Gejala klinis tinea
kruris adalah gatal menjadi lebih buruk saat lembab.
Lesi biasanya unilateral dan dimulai pada lipatan
cruris. Plak berbentuk setengah bulan terbentuk

Universitas Muhammadiyah Jakarta


15

dengan scaling yang jelas, dan, kadang-kadang,


batas vesikular keluar dari lipatan cruris ke paha.
Tepi lesi akan berubah menjadi merah-coklat,
kurang bersisik, dan dapat ditemukan adanya papula
eritematosa. Infeksi dapat menyebar ke area bokong
dan celah gluteal. Terdapat lesi sentral healing dan
pada pemeriksaan KOH ditemukan hifa panjang
bersepta / arthospora/HIFA sejati
2. Eritrasma yang disebabkan oleh Corynebacterium
minutissimum, seringkali ditemukan di ruang kaki
interdigital keempat dan di daerah lipatan seperti
inginal. Inframammary, dan aksila. Gambaran klinis
pada pasien seringkali tidak ditemukan adanya
inflamasi, berwarna coklat dan bersisik seragam, dan
tepi tidak mengalami elevasi.
3. Psoriasis Inversa didapatkan lesi berupa eritema
berbatas tegas dan mengkilap, skuama minimal atau
tidak ada. Proses berkeringat terganggu di daerah
yang terkena. Gambaran klinis psoriasis inversa
menyerupai kandidiasis kutis intertriginosa.
Pemeriksaan histopatologi sangat membantu dalam
penegakan diagnosis psoriasis. Data mengenai
gambaran histopatologi psoriasis pada anak sedikit
sekali. Gambaran histopatologi pada psoriasis
inversa sama dengan psoriasis pada umumnya.

3.2 Analisis Penatalaksanaan


Penatalaksanaan umum
Diberikan edukasi pada pasien berupa :
 mengedukasi pasien untuk menjaga higiene tubuh

 menjaga agar kulit area infeksi tidak lembab,

 menggunakan pakaian yang tidak ketat dan menyerap keringat,

Universitas Muhammadiyah Jakarta


16

 serta hindari penggunaan handuk atau pakaian bergantian dengan orang lain.

 Tidak menggunakan pakaian lebih dari 1 lapis

Penatalaksanaan khusus

Terapi Berdasarkan Perdoski 2017 :


Topikal

 Krim imidazol (mikonazol 2%, klotrimazol 1%) selama 14-28 hari.


 Bedak nistatin atau mikonazol selanjutnya dapat untuk pencegahan.

Sistemik

 Flukonazol 50 mg/hari atau 150 mg/minggu.


 Itrakonazol 100-200 mg/hari.

Terapi topikal :
 Mikonazol 2% (krim dan bedak)
 Klotrimazol 1% (bedak, larutan, krim selama 14-28 hari)
 Tiokonazol, bufonazol, isokonazol
 Siklopiroksolamin 1% (larutan, krim)
 Antimikotik yang spektrum luas
 Ketokonazol merupakan turunan imidazol sintetik yang relatif stabil, agen ini
dapat bekerja dengan menghambat sintesis ergosterol yang merupakan
komponen utama membran sel jamur. Ketokonazol juga dapat mengganggu
fungsi penghalang membran dan enzim yang terikat membran
Terapi sistemik :
 Flukonazol : pasien non-neutropik dengan kandidemia atau kandidosif
invasive 100-400 mg/hari
 Itrakonazol 100-200 mg/hari
 Anti histamin : chlorpheniramine maleat 3x4 mg
 Cetirizine termasuk agen antihistamin generasi kedua, yang bersifat selektif
dengan efek sedatif yang rendah, cetirizine dapat menghambat pelepasan
histamin pada fase awal dan mengurangi perpindahan sel radang

Universitas Muhammadiyah Jakarta


DAFTAR PUSTAKA

1. Menaldi, S., & Linuwih, S. (2017). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi
7. FKUI.
2. Kang Sewon. et al. Fitzpatrick’s Dermatology Ninth Edition. Mc Graw
Hill Edition. 2019. 2952–59 p.
3. Spesialis PD, Indonesia K dan K. Panduan praktik klinis : BAGI
DOKTER SPESIALIS KULIT DAN KELAMIN DI INDONESIA. 2017.
4. Rigopoulos D. Candidiasis. In: European Handbook of Dermatological
Treatments. 2015. p. 127–32.
5. Rodrigues CF, Rodrigues ME. Candida sp . Infections in Patients with
Diabetes Mellitus. 2019;
6. Talapko J, Juzbaši M, Matijevi T. Candida albicans — The Virulence
Factors and Clinical Manifestations of Infection. 2021;

17
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai