Anda di halaman 1dari 108

KASUS 1 (DIARE)

TANGGAL : 10 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Ny. HS
Umur : 23 tahun
BB : 50 kg
TB : 155 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang dengan keluhan BAB cair sejak 1 hari sebelum ke puskesmas. BAB sebanyak > 5 kali/hari. Cair dan disertai dengan ampas makanan, lender (-),
darah (-). Pasien juga mengeluhkan mual muntah sebanyak 1 kali banyaknya ½ gelas, muntah berisi makanan, demam (-). Pasien masih mau makan dan
minum.

Riwayat penyakit dahulu :


Keluhan serupa (-)

Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :


- Alergi obat (-)
- Alergi makanan (-)

PF :
TTV :
TD : 120/90 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 18x/menir
T : 36,2C

ABDOMEN :
- Inspeksi : perut datar
- Auskultasi : BU (+) 15 x/menit
- Perkusi : timpani (+)
- Palpasi : soeple, nyeri tekan (-) pada epigastrium , hepatomegaly (-), splenomegaly (-), ballottement(-/-),nyeri ketok (-/-)

DIAGNOSIS : diare dan dispepsia

PENATALAKSANAAN :
P : attapulgite 2 tablet setiap selesai BAB (maksimal 12 tablet/ 24 jam). Metoclopramide 3x10 mg, oralit sach
KIA :
- banyak minum air putih minimal 8 gelas perhari
- konsumsi buah pisang
- hindari makanan yang pedas untuk sementara waktu
- menjaga kebersihan diri
- cuci tangan dengan sabun setelah BAB dan sebelum makan.

KASUS 2 (HT)

TANGGAL : 18 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Ny. A
Umur : 35 tahun
BB : 49 kg
TB : 165 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Sejak 1 hari sebelum ke puskesmas, pasien mengeluhkan nyeri pada kepala, nyeri dirasakan seperti berdenyut diseluruh kepala, timbul secara mendadak.
Disertai mata berkunang-kunang, tengkuk terasa berat, hingga pasien kesulitan melakukan aktivitas dan nyeri dirasakan terus menerus. mual (-), muntah (-),
penurunan kesadaran (-), sesak nafas (-), nyeri dada (-), rasa berputar-putar (-) kejang (-), demam (-), kepala terbentur (-), kelemahan anggota gerak (-), BAK
dan BAB tidak ada keluhan. Pasien sudah tidak minum obat antihipertensi.

Riwayat penyakit dahulu :


- Riwayat darah tinggi sejak 3 tahun yang lalu, tidak terkontrol.
- Riwayat penyakit jantung (-)
- Riwayat kencing manis (-)

Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :


- pasien adalah seorang pedagang.
- Pasien mengkonsumsi obat tradisional sejak 1 bulan yang lalu.
- Riwayat merokok (-)
- Riwayat konsumsi makanan yang asin-asin (+)

PF :
TTV :
TD : 160/90 mmHg
HR : 95x/menit
RR : 22x/menir
T : 36,1C

Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 6
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS6
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)

DIAGNOSIS : HT

PENATALAKSANAAN
P : Amblodipin tab 10 mg x 1

KIA :
- Minum obat secara teratur dan rutin kontrol
- Mengurangi konsumsi garam
- Kurangi makanan yang tinggi lemak serta tinggi kolesterol
- Rutin berolahraga minimal 3 kali dalam seminggu dengan durasi 30 menit setiap kali berolahraga
- Meningkatkan konsumsi sayur dan buah

KASUS 3 (FAM)

TANGGAL : 18 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Ny. DA
Umur : 23 tahun
BB : 52 kg
TB : 156 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
+ 1 bulan sebelum ke puskesas pakuan baru, pasien mengeluhan terdapat benjolan pada payudara kanan sebesar kacang hijau dan dirasakan tidak membesar,
kadang disertai nyeri, tidak ada keluar darah ataupun nanah dari putting susu. Tidak tampak perubahan warna pada benjolan maupun kulit disekitarnya.
Pasien menstruasi pertama pada usia 14 tahun, teratur setiap bulannya dan masih menstruasi sampai sekarang. Pasien tidak ada mengeluhkan demam, sesak
nafas ataupun batuk. BAB dan BAK normal. Pasien tidak ada mengeluhkan nafsu makan dan berat badan yang menurun

Riwayat penyakit dahulu :


Keluhan serupa (-)

Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :


- Pasien memiliki kebiasaan makan makanan yang berlemak dan berpengawet. Kebiasaan meerokok (-), alkohol(-), olah raga (-).
- Alergi obat (-)
- Alergi makanan (-)

PF :
TTV :
TD : 120/80 mmHg
Frek.nafas : 18x/menit
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,7 derajat celcius

STATUS LOKALIS :
Mammae dekstra
Inspeksi : tidak terlihat adanya benjolan, perubahan warna disekitar payudara (-)
Palpasi : teraba benjolan sebenar biji kacang hijau, supel, batas tegas, licin, nyeri tekan (+)
KGB : (-)

DIAGNOSIS : FAM

PENATALAKSANAAN :
P : paracetamol tablet 3 x 500 mg. vit B komplek 2 x 1.
KIA :
- Lakukan observasi mandiri selama 3 hari, jika penjolan semakin membesar maka disarankan untuk segera ke faskes terdekat untuk dilakukan
penanganan lebih lanjut.
- Mengurangi konsumsi makanan yang tinggi akan hormonal seperti : ayam potong, penyedap rasa, dan makanan pengawet lainnya.
- Menjaga pola hidup sehat
- Rutin berolahraga.

KASUS 4 (SKIZOFREN)

TANGGAL : 18 september
JENIS KELAMIN : laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. S
Umur : 35 tahun
BB : 60 kg
TB : 160 cm

DATA RINGKASAN PENYAKIT :


Riwayat penyakit sekarang :
+ 1 tahun yang lalu sebelum dating ke puskesmas pakuanbaru, pasien mering mengamuk dirumah melempari orang tuanya dengan asbak dan parang dan
mengancam akan membunuh orang tuanya jika keinginan tidak dituruti. Hal ini dilakukan karena pasien mendengar bisik-bisikan, isi bisikan tersebut berupa
“kau jahat” dan sesekali ada sisikan yang ingin mengancam akan membunuhnya jika ia tak membunuh orang tuanya. Pasien juga mengaku pernah melihat
bayangan berbentuk orang yang berasal dari titisan malaikat yang diutuskan oleh Allah untuk membunuh orang-orang jahat. Gejala ini pertama kali dirasakan
saat pasien pulang bekerja di Jakarta. Sekarang pasien rutin control untuk pengambilan obat di puskesmas Pakuan Baru.

Riwayat penyakit dahulu :


Pasien pernah di rawat di rumah sakit jiwa jambi selama 1 bulan.
Riwayat Penyakit Keluarga :
- Tidak ada anggota keluarga yang mengalami hal yang sama.
- Tidak ada keluarga dengan riwayat gangguan jiwa.

Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :


- Tidak ada riwayat kejang, demam tinggi dan stroke.
- Tidak ada riwayat trauma kepala.
- Tidak ada riwayat penggunaan napza, merokok, dan komsumsi alkohol.
- Tidak ada riwayat hipertensi, DM, sakit jantung, dan alergi.

PF :
TTV :
TD : 120/80 mmHg
Frek.nafas : 22x/menit
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,7 derajat celcius

IKHTISAR DAN KESIMPULAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI


I. Deskripsi umum
a. Penampilan : Pakaian rapi, sesuai usia dan jenis kelamin
b. Kesadaran : Komposmentis kooperatif
c. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Tenang
d. Sikap terhadap pemeriksa : Baik, kooperatif

b. Keadaan spesifik
a. Mood : Eutym
b. Afek : Luas
c. Keserasian : Serasi
d. Empati : Dapat diraba-rasakan
c. Pembicaraan:
Spontan, lancar, intonasi sedang
d. Gangguan persepsi: - Halusinasi : Tidak ditemukan
- Ilusi : Tidak ditemukan
- Depersonalisasi : Tidak ditemukan
- Derealisasi : Tidak ditemukan
e. Pikiran
a. Proses pikir : Logis
b. Bentuk pikiran : Koheren
c. Isi pikiran : Waham tidak ada
f. Kesadaran dan kognisi
a. Taraf kesadaran dan kesiagaan : Komposmentis kooperatif
b. Orientasi : Waktu, tempat dan orang
baik
c. Daya ingat
- Jangka panjang : Baik
- Jangka pendek : Baik
- Jangka segera : Baik
d. Konsentrasi : Baik
e. Kemampuan membaca dan menulis : Baik
f. Kemampuan visuospasial : Baik
g. Pikiran abstrak : Baik
h. Intelegensi dan kemampuan informasi : Baik
g. Pengendalian impuls : Baik
h. Daya nilai dan tilikan : Tilikan 5
i. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

DIAGNOSIS :
skizofrenia

PENATALAKSANAAN :
P : hallopurinol 1 x 5 mg. chlorpromazine 1 x 100 mg. diazepam 1 x 5 mg.
KIA :
 Psikoterapi
 Mendekatkan diri kepada Tuhan dengan beribadah dan berdoa.
 Edukasi keluarga agar memberi dukungan pada pasien.
 Menjelaskan kepada pasien, bahwa sakit merupakan salah satu bentuk ujian kasih sayang Tuhan kepada hambaNya, jika kita bersabar, berusaha dan
berdoa ketika sakit maka Tuhan akan menghapus segala kesalahan yang pernah kita lakukan dan memberi ganjaran pahala yang banyak.
 Perbanyak kegiatan sehari-hari mulai hal terkecil hingga berbaur dengan tetangga agar ada kegiatan sehingga hari-hari tidak dihabiskan untuk tidur.

KASUS 5 (NEURODERMATITIS)

TANGGAL : 18 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Ny. AB
Umur : 42 tahun
BB : 60 kg
TB : 150 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
- Sejak 3 bulan yang lalu pasien mengeluhkan muncul bercak merah di ke 2 punggung kaki pasien, awalnya muncul bintil-bintil kecil berisi cairan. Bintil
semakin lama semakin banyak, dan saat digaruk bintil tersebut pecah lalu mengeluarkan air, kemudian bertambah banyak dan bersatu berukuran uang koin,
dengan tengah lebih licin. Bercak dirasakan gatal, dan tidak semakin gatal jika berkeringat. Keluhan dirasakan hilang timbul.
- Pasien tidak ada mengeluhkan demam, keluhan batuk ada dirasakan oleh pasien, tetapi pasien sudah berobat dan keluhan batuk menghilang. pasien tidak ada
menggunakan lotion, obat gosok gigi, krim pencukur bulu kaki atau mengganti sabun mandi. Riwayat alergi makanan tidak ada.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :


- Pasien tidak pernah menderita penyakit kulit seperti ini sebelumnya
- Riwayat alergi makanan dan obat-obata disangkal
- Riwayat asma dan rhinitis alergika disangkal.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :


- Tidak ada anggota keluarga mengalami hal yang sama
- Tidak ada riwayat alergi dalam keluarga
- Riwayat asma dan rhinitis alergika pada keluarga disangkal

PF :
TTV :
TD : 13/80 mmHg
Frek.nafas : 20x/menit
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,2 derajat celcius

STATUS DERMATOLOGIS
(Lokasi-Efloresensi-Penyebaran)
- Lokasi : Regio dorsum pedis bilateral
- Efloresensi : Plak hiperpigmentasi, eritem (+), ukuran numular hingga plakat, batas tegas, bagian tengah licin, pinggir tampak seperti sentral hiling (+).
- Penyebaran : Regional

DIAGNOSIS : neuro dermatitis

PENATALAKSANAAN :
- P : SISTEMIK :
- Metilprednisolone 4 mg tab 2x sehari
- Eritromisin tab 250 mg 4x sehari

- LOKAL :
- Betametason valerate 0,1% oinment 10 gr

KIA :
- Hindari makanan seperti telur, daging. (tinggi protein hewani)
- Mengobati infeksi saluran pernapasan atas
- Kontrol ulang

KASUS 6 (DERMATITIS KONTAK ALERGI)


TANGGAL : 18 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Nn. S
Umur : 22 tahun
BB : 50 kg
TB : 155 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
- Sejak 2 bulan yang lalu pasien mengeluhkan timbulnya bercak kemerahan pada punggung tangan kanan yang terasa gatal. Keluhan juga disertai dengan timbul
bintil-bintil kecil seukuran kepala jarum pentul yang berjumlah banyak dan terasa gatal, pasien mengoleskan salep pada area tersebut sehingga keluhan semakin
meluas dan memerah. Pasien sering menggaruk punggung tangannya sehingga kulitnya menjadi luka dan bersisik. Gatal hanya dirasakan di punggung tangan
kanan dan tidak ada gatal dibagian tubuh lain seperti di leher, lipatan lengan dan inguinal. Pasien tidak mengeluhkan nyeri.
- Pasien pernah di bawa ke dokter umum dan diberi salep dan obat tablet, namun keluhan tidak berkurang.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :


- Pasien belum pernah menderita penyakit kulit seperti ini.
- Riwayat alergi makanan (+) seafood, rhinitis alergi (-), asma (-), obat (-)

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :


- Tidak ada keluarga yang mengeluhkan keluhan yang sama.
- Riwayat asma (-), rhinitis alergi (-), alergi makanan (-).

RIWAYAT SOSIAL EKONOMI :


- Pasien tinggal di asrama (pesantren)
- Teman satu kamar mengeluhkan keluhan yang sama.

PF :
TTV :
TD : 110/80 mmHg
Frek.nafas : 20x/menit
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,4 derajat celcius
STATUS DERMATOLOGIS
( Lokasi- Efloresensi-Penyebaran )
Lokasi : regio manus
Efloresensi : Terdapat flaque eritematosa (+),papul (+),skuama (+), edema(-),bula (-), likenifikasi (-).
Penyebaran : regional

DIAGNOSIS : dermatitis kontak alerg

PENATALAKSANAAN :
- SISTEMIK
Cetirizine 10 mg tablet 1 kali sehari
Methylprednisolon 2 x 4 mg/ hari selama 5 hari

- LOKAL
Betametason valerat 0,1 % cream
KIA :
- Hindari kontak dengan penyebab alergi, pada pasien ini dicurigai adalah karena penggunaan salep.
- Kontrol ulang 1 minggu mendatang.

KASUS 7 (PPOK)

TANGGAL : 18 september
JENIS KELAMIN : laki laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. HE
Umur : 50 tahun
BB : 63 kg
TB : 160 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Sejak 6 bulan yang lalu, pasien mengeluhkan batuk dan sesak bertambah berat, dan tidak bisa berkurang dengan posisi tidur dan disertai demam,
demam dirasakan hilang timbul, menggigil (-), BAK tidak ada keluhan, BAB tidak ada keluhan, keringat malam hari tidak ada. Karena keluhannya pasien
berobat ke RSUD Raden mataher dan di rawat selama ±5 hari. Dikatakan pasien mengidap penyakit ppok.
1 hari sebelum berobat ke puskesmas Pakuan Baru, pasien mengeluhkan nafasnya terasa sesak, berkurang dengan pasien mengkonsumsi obat yang rutin
diminumnya yang diambil di puskesmas Pakuan Baru.

Riwayat Penyakit Dahulu :


- Pasien didiagnosis PPOK oleh Dokter Spesialis Paru sejak 6 bulan yang lalu dan pasien sering di rawat di RS karena keluhan batuk dan sesaknya.
- Riwayat Asma dan alergi (-)
- Riwayat penyakit jantung (-)
- Riwayat Osteoporosis (-)
- Riwayat TB dan minum obat selama 6 bulan (-)
- Riwayat keganasan (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :


- Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama
- Riwayat Asma dan alergi (-)
- Riwayat Hipertensi (-)
- Riwayat DM (-)
- Riwayat minum OAT (-)

Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi dan Kebiasaan:


- Pasien bekerja sebagai supir di luar negeri
- Riwayat merokok (+), selama ±32 tahun 20 batang sehari
IB : 32x20 = 640 (perokok berat)
- Konsumsi alkohol (-)

PF :
TTV :
TD : 140/80 mmHg
Frek.nafas : 28x/menit
Nadi : 96x/menit
Suhu : 36,4 derajat celcius

Pemerikaan fisik :
Paru-Paru (depan)
Inspeksi : Barrel chest (+), Otot bantu napas (+), pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan.
Palpasi : Vokal fremitus sama kiri dan kanan normal.
Perkusi : Hipersonor di seluruh lapangan paru kanan dan kiri.
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Ronki (+/+), wheezing (+/-), ekspirasi memanjang (+)
Paru-Paru (belakang)
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan.
Palpasi : Vokal fremitus sama kiri dan kanan normal.
Perkusi : Hipersonor di seluruh lapangan paru kanan dan kiri.
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Ronki (+/+), wheezing (+/-), ekspirasi memanjang (+)

DIAGNOSIS : PPOK
PENATALAKSANAAN :
- P : salbutamol 2 mg 3 x 1 (prn sesak). Dexametason 0,5 mg 1 x 1, amoksisilin 3 x 500 mg.

KIA :
- Istirahat (bed rest)
- Hindari aktivitas yang berlebihan
- Diet makanan bergizi, seimbang nutrisi antara protein dan lemak dan karbohidrat, diberikan dalam porsi kecil dan sering
- Mengurangi pajanan factor resiko
- Jika keluhan sesak memberat diharapkan pasien segera membewa ke fakses terdekat.

KASUS 8 (TB ON OAT)

TANGGAL : 10 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Ny. S
Umur : 36 tahun
BB : 40 kg
TB : 150 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
3 bulan sebelum kepuskesmas Pakuan Baru, pasien mengaku pernah batuk lebih dari 2 minggu. Batuk dirasakan terus menerus dan disertai dahak

berwarna kuning kehijauan, darah (-). Batuk disertai demam yang naik turun dan keringat pada malam hari. Keluhan juga disertai dengan sesak nafas. Sesak

nafas dirasakan kambuh-kambuhan, tidak dipengaruhi oleh cuaca, debu dan makanan. Sesak juga tidak dipengaruhi oleh aktifitas dan tidak terasa seperti

ditimpa beban berat.

1 bulan kepuskesmas Pakuanbaru, pasien mengeluhkan sesak semakin memberat. Sesak dirasakan kambuh-kambuhan, tidak dipengaruhi oleh cuaca,

debu dan makanan. Sesak semakin memberat ketika pasien batuk dan tidak berkurang dengan istirahat. Batuk dirasakan dengan karakteristik yang sama dengan

sebelumnya, disertai dengan dahak berwarna kecoklatan dan berbusa. Keluhan juga disertai demam yang naik turun dan keringat malam hari. Demam dirasakan

paling tinggi saat malam hari, menggigil (-), berkeringat (+). Keluhan disertai nafsu makan berkurang dan berat badan turun semenjak sakit sebanyak 5
kilogram (45 kg  40 kg). Pasien berobat ke RS raden mataher dan dirawat selama lebih dari 2 hari serta didiagnosa dengan tuberkulosis paru setelah

pemeriksaan dahak, kemudian dirujuk ke puskesmas Pakuanbaru untuk melakukan pengambilan obat rutin TB. Pasien mengaku sudah mengonsumsi obat 1

bulan rutin.

Riwayat penyakit dahulu :

• Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya

• Riwayat hipertensi (-)

• Riwayat DM disangkal

• Riwayat penyakit jantung disangkal

• Riwayat penyakit ginjal disangkal

• Riwayat asma disangkal

Riwayat penyakit keluarga

• Penyakit hipertensi (-)

• Penyakit jantung (-)

• Penyakit asma (-)

Riwayat pekerjaan, kebiasaan, dan sosial ekonomi

• Tidak ada riwayat merokok


• Pasien sudah menikah dan merupakan IRT.

• Tidak ada riwayat penggunaan jarum suntik

• Tidak ada riwayat seksual bebas

PF :
TTV :
TD : 140/80 mmHg
Frek.nafas : 28x/menit
Nadi : 96x/menit
Suhu : 36,4 derajat celcius

Pemerikaan fisik :
Pemerikaan fisik :
 Thoraks:
 Paru-paru (depan)
 Inspeksi (statis dan dinamis) : bentuk dada normochest, gerakan dinding dada simetris, tidak ada pergerakan otot bantu nafas tambahan
 Palpasi : vokal fremitus sama dextra dan sinistra
 Perkusi : sonor dextra dan sinistra
 Auskultasi : suara napas : suara tambahan (-)
suara tambahan : ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
 Paru-paru (belakang)
 Inspeksi (statis dan dinamis) : gerakan dinding thorax simetris
 Palpasi : vokal fremitus sama dextra dan sinistra
 Perkusi : sonor dextra dan sinistra
 Auskultasi : suara napas : suara tambahan (-)
suara tambahan : ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

DIAGNOSIS : tb on oat
PENATALAKSANAAN :
P : 2RHZE/4(RH)3 4FDC 2 x 1 p.o (FDC: Rifampisin 150mg, Isoniazid 75mg, Pirazinamid 400mg, Etambutol 275mg)

KIA :
1. Menggunakan masker untuk mencegah penularan

2. Edukasi kepatuhan berobat

3. Edukasi adanya efek samping OAT mayor

4. Asupan gizi yang cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuh (tinggi karbohidrat dan tinggi protein)

5. Edukasi keluarga dan orang terdekat untuk menjadi PMO

6. Edukasi agar memeriksakan anggota keluarga yang tinggal satu rumah ke layanan kesehatan.

KASUS 9 (VERTIGO)

TANGGAL : 18 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Ny. K
Umur : 44 tahun
BB : 50 kg
TB : 155 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Sejak 3 hari sebelum ke puskesmas Pabkuan Baru, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar. Pusing dirasakan selama < 5 menit. Pusing dirasakan
muncul secara tiba-tiba dan hilang timbul. Pasien merasa lingkungan sekitar berputar-putar terutama saat perubahan posisi kepala dari posisi tidur ke posisi
duduk serta saat berjalan pasien merasa ingin terjatuh. Saat terjadi serangan pasien berbaring dan menutup kedua mata untuk mengurangi keluhannya. Keluhan
disertai dengan mual dan muntah > 3 kali dan berkeringat. Muntah berisi sisa makanan dan tidak muncrat. Tidak ada keluhan rasa penuh di telinga, telinga
berdenging, penurunan pendengaran, gangguan penglihatan, demam, kejang, nyeri kepala, lemah anggota gerak maupun baal di daerah wajah.
Tujuh hari sebelum ke puskesmas Pakuan Baru, pasien pernah mengeluhkan keluhan yang sama dengan intensitas pusing kurang lebih sama dengan
keluhan sekarang yaitu muncul tiba-tiba saat perubahan posisi kepala. Pasien hanya berobat ke bidan.

Riwayat Penyakit Dahulu


-Riwayat keluar cairan dari telinga (-)
-Riwayat trauma kepala (-)
-Riwayat penyakit gula (-)
-Riwayat penyakit jantung (-)
-Riwayat penyakit keganasan (-)
-Riwayat kejang (-)
-Riwayat konsumsi obat-obatan (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


- Tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan hal yang sama.
Riwayat pekerjaan, kebiasaan, dan sosial ekonomi

• Tidak ada riwayat merokok

• Pasien sudah menikah dan merupakan IRT.

PF :
Tekanan darah: 140/100 mmHg
Denyut nadi : 86 x/mnt, teratur
Jantung : HR : 86 x/mnt, irama : reguler
Paru : Respirasi : 20 x/mnt, tipe : thorako-abdominal

Pemerikaan fisik :
Fungsi luhur : Dalam Batas Normal
Rangsang meningeal : (-)
Saraf kranial : DBN
Motorik : 5 5
5 5
Sensorik : dalam batas normal
Kordinasi : dalam batas normal
Otonom : dalam batas normal
Refleks Fisiologis : dalam batas normal
Patologis : (-)

PEMERIKSAAN KHUSUS/LAIN
Laseque : Tidak terbatas
Kernig : Tidak terbatas
Patrick : (-)/(-)
Kontrapatrick : (-)/(-)
Valsava test : (-)
Brudzinski : (-)/(-)

DIAGNOSIS : Vertigo Perifer


PENATALAKSANAAN :
P : Betahistine 3 x 12 mg p.o, Ranitidine 2 x 50mg p.o

KIA :
- Keluarga turut mendukung dengan memotivasi pasien dalam mencari penyebab vertigo dan mengobatinya sesuai penyebab
- Mendorong pasien teratur melakukan latihan vestibular

KASUS 10 (VERTIGO +HT)

TANGGAL : 19 september
JENIS KELAMIN : laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. E
Umur : 50 tahun
BB : 60 kg
TB : 165 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Sejak 6 hari sebelum ke puskesmas Pakuan Baru, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar. Pusing dirasakan selama < 5 menit. Pusing dirasakan
muncul secara tiba-tiba dan hilang timbul. Pasien merasa lingkungan sekitar berputar-putar terutama saat perubahan posisi kepala dari posisi tidur ke posisi
duduk serta saat berjalan pasien merasa ingin terjatuh. Saat terjadi serangan pasien berbaring dan menutup kedua mata untuk mengurangi keluhannya. Keluhan
disertai dengan mual dan muntah > 3 kali dan berkeringat. Muntah berisi sisa makanan dan tidak muncrat. Tidak ada keluhan rasa penuh di telinga, telinga
berdenging, penurunan pendengaran, gangguan penglihatan, demam, kejang, nyeri kepala, lemah anggota gerak maupun baal di daerah wajah.
10 hari sebelum ke puskesmas Pakuan Baru, pasien pernah mengeluhkan keluhan yang sama dengan intensitas pusing kurang lebih sama dengan keluhan
sekarang yaitu muncul tiba-tiba saat perubahan posisi kepala.

Riwayat Penyakit Dahulu


-Riwayat penyakit darah tinggi (+) sejak 4 tahun lalu tidak terkontrol
-Riwayat keluar cairan dari telinga (-)
-Riwayat trauma kepala (-)
-Riwayat penyakit gula (-)
-Riwayat penyakit jantung (-)
-Riwayat penyakit keganasan (-)
-Riwayat kejang (-)
-Riwayat konsumsi obat-obatan (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


- Tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan hal yang sama.

Riwayat pekerjaan, kebiasaan, dan sosial ekonomi


• Tidak ada riwayat merokok

• Pasien sudah menikah dan merupakan IRT.

PF :
Tekanan darah: 160/100 mmHg
Denyut nadi : 88 x/mnt, teratur
Jantung : HR : 88 x/mnt, irama : reguler
Paru : Respirasi : 20 x/mnt, tipe : thorako-abdominal

Pemerikaan fisik :
Fungsi luhur : Dalam Batas Normal
Rangsang meningeal : (-)
Saraf kranial : DBN
Motorik : 5 5
5 5
Sensorik : dalam batas normal
Kordinasi : dalam batas normal
Otonom : dalam batas normal
Refleks Fisiologis : dalam batas normal
Patologis : (-)

PEMERIKSAAN KHUSUS/LAIN
Laseque : Tidak terbatas
Kernig : Tidak terbatas
Patrick : (-)/(-)
Kontrapatrick : (-)/(-)
Valsava test : (-)
Brudzinski : (-)/(-)

DIAGNOSIS : Vertigo Perifer + ht


PENATALAKSANAAN :
P : Betahistine 3 x 12 mg p.o, Ranitidine 2 x 50mg p.o. amlodipine 10 mg 1 x 1

KIA :
- Keluarga turut mendukung dengan memotivasi pasien dalam mencari penyebab vertigo dan mengobatinya sesuai penyebab
- Mendorong pasien teratur melakukan latihan vestibular

KASUS 11 (DM TIPE 2 NON INSULIN)

TANGGAL : 19 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Ny. F
Umur : 45 tahun
BB : 50 kg
TB : 155 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang sadar ke poli dewasa puskesmas pakuan baru dengan keluhan sering merasa kesemutan. Kesemutan ini dirasakan pasien sejak awal terdiagnosis
DM pada tahun 2018. Kesemutan ini biasanya muncul saat pasien melakukan aktifitas. Kesemutan terjadi di keempat ekstrimitas namun paling sering dirasakan
pada kedua kaki. Pada awalnya pasien akan berhenti melakukan aktifitas jika merasa kesemutan, setelah itu pasien akan menghiraukan jika tejadi kesemutan
kembali. Kesemutan yang dirasakan tidakbegitu mengganggu aktivitasnya sehari-hari karena pasien masih bisa menahannya. Tidak ada gejala-gejala lain yang
dikeluhkan pasien selain kesemutan.

Riwayat Penyakit Dahulu


-Riwayat penyakit DM tipe 2 sejak 2018, rutin kontrol

Riwayat Penyakit Keluarga


- Orang tua (bapak) pasien menderita penyakit DM., dan meninggal karena komplikasi dari DM.

Riwayat pekerjaan, kebiasaan, dan sosial ekonomi

• Tidak ada riwayat merokok

• Pasien sudah menikah dan bekerja sebagai IRT.

PF :
Tekanan darah: 120/90 mmHg
Denyut nadi : 90 x/mnt, teratur
Jantung : HR : 90 x/mnt, irama : reguler
Paru : Respirasi : 20 x/mnt, tipe : thorako-abdominal

Pemerikaan fisik :
Kepala : dalam batas normal
Thorak :
Paru :
Inspeksi: Simetris
Palpasi: N/N
Perkusi: Sonor / Sonor
Auskultasi suara dasar: Vesikuler+/++/++/+
Auskultasi suara tambahan: Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi: Iktus kordis tak tampak
Palpasi: Iktus kordis tidak teraba
Perkusi: batas jantung dalam btas normal
Auskultasi : regular, mur mur (-), gallop (-)

Pemeriksaan penunjang : GDS : 300

DIAGNOSIS : DM TIPE 2
PENATALAKSANAAN :
P : Metformin 2 x 500 mg per oral, Vitamin B komplet 1 x 1
KIA :
- Jaga pola hidup sehat
- Makan makanan bergizi
- Diet DM
- Olahraga yang cukup minimal 3 x seminggu dengan durasi 30 menit

KASUS 12 (OA)
TANGGAL : 19 september
JENIS KELAMIN : laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. T
Umur : 49 tahun
BB : 75 kg
TB : 165 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datatang ke poli dewasa Puskesmas Pakuan Baru dengan keluhan nyeri pada lutut kiri sejak 6 bulan yang lalu. Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk. Nyeri
dirasakan hilang timbul. Nyeri biasanya timbul, nyeri biasanya timbul saat naik tangga, saat perpindahan posisi dari duduk lalu berdiri ataupun sebaliknya, serta
saat berolahraga. Nyeri hilang jika istirahat. Selain nyeri pasien juga mengeluhkan kaku pada lutut kiri, biasanya sehabis bangun tidur. Nyeri dirasakan tidak
menjalar dan terasa panas pada lutut kirinya. Keluhan nyeri pada sendi lain di sangkal.
Pasien rutin control berobat di puskesmas Pakuan Baru.

Riwayat penyakit dahulu :


- Memiliki keluhan yang sama 6 bulan yang lalu, dan rutin control
- Riwayat trauma disangkal
- Riwayat HT (-)
- Riwayat DM (-)
- Riwayat penyakit jantung (-)

Riwayat penyakit keluarga :


Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang sama.
Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :
- Alergi obat (-)
- Alergi makanan (-)
- Riwayat pengobatan pasien rutin control ke puskesmas pakuanbaru sejak 6 bulan yang lalu

PF :
TTV :
TD : 120/80 mmHg
HR : 92x/menit
RR : 20x/menir
T : 36,3C
Gizi : obesitas

STATUS GENERALIS
Kepala :
Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Telinga : tidak ada kelainan
Hidung : tidak ada kelainan
Leher : tidak ada kelainan

Thorax :
Pulmo :
Inspeksi : bentuk dada normal, tidak ada gerakan dinding dada yang tertinggal, retraksi (-/-)
Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor diseluruh lapangan paru
Auskultasi : suara dasar vesicular, weezing (-/-), rhonki (-/-)

Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra 2 cm medial
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : bunyi jantung regular, murmur (-), weezhing (-)

Abdomen :
Inspeksi : cembung, tidak ada kelaianan
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : super, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba
Perkusi : tympani di seluruh lapangan abdomen

Ekstremitas :
Akral hangat, CRT <2 detik, edem (-).

Status lokalis ;
Ekstremitas inferior region artikulasio genu sinistra :
LOOK : perubahan gaya berjalan/ tampang pincang (-), edem (+) minimal, hiperemis (-)
FEEL : hangat (-), penebalan dan penonjolan tulang (-), nyeri local (+)
MOVE : fleksi dan ekstensi batas normal, krepitasi (-)

DIAGNOSIS : osteoarthritis

PENATALAKSANAAN :
P : meloxicam tab 2 x 15 mg/h, ranitidine tab 2 x 150 mg/h, vitamin b kompleks 1 x 1

KIA :
- Edukasi tentang penurunan berat badan untuk mengurangi beban pada sendi lutut dengan diet seimbang dan olahraga
- Edukasi olahraga yang tepat tidak memberi beban pada sendi lutut adalah berenang dan bersepeda
- Menghindari aktivitas naik turun tangga, mengangkat beban berat, serta dapat diselingi dengan beristirahat
- Menghindari trauma pada lutut
- Menjaga pola makan

KASUS 13 (SKIZOFREN)

TANGGAL : 19 september
JENIS KELAMIN : laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. M
Umur : 24 tahun
BB : 65 kg
TB : 160 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
+ 2 tahun yang lalu sebelum datang ke puskesmas pakuanbaru, pasien sering mengamuk dirumah mengamuk dirumah meski tanpa ada penyebab. Pasien juga
sering melempari rumah warga dengan batu, hal itu dilakukan karena pasien merasa sering diikuti oleh seseorang yang sering bersembunyi di rumah warga.
Pasien juga sering mendengar bisik-bisikan, isi bisikan tersebut berupa “aka ada orang yang datang untuk membunuh dirinya”. Gejala ini pertama kali
dirasakan saat setelah 2 bulan kehilangan almarhum ibunya. Dengan keluhan tersebut keluarga pasien membawa pasien ke RS jiwa jambi karena sering
meresahkan warga sekitar. Pasien di rawat di RS jiwa selama 3 bulan. Sekarang pasien rutin kontrol untuk pengambilan obat di puskesmas Pakuan Baru.

Riwayat penyakit dahulu :


Pasien pernah di rawat di rumah sakit jiwa jambi selama 3 bulan.

Riwayat Penyakit Keluarga :


- Tidak ada anggota keluarga yang mengalami hal yang sama.
- Tidak ada keluarga dengan riwayat gangguan jiwa.

Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :


- Tidak ada riwayat kejang, demam tinggi dan stroke.
- Tidak ada riwayat trauma kepala.
- Tidak ada riwayat penggunaan napza, merokok, dan komsumsi alkohol.
- Tidak ada riwayat hipertensi, DM, sakit jantung, dan alergi.

PF :
TTV :
TD : 130/90 mmHg
Frek.nafas : 22x/menit
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,2 derajat celcius

IKHTISAR DAN KESIMPULAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI


II. Deskripsi umum
a. Penampilan : Pakaian rapi, sesuai usia dan jenis kelamin
e. Kesadaran : Komposmentis kooperatif
f. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Tenang
g. Sikap terhadap pemeriksa : Baik, kooperatif

j. Keadaan spesifik
e. Mood : Eutym
f. Afek : Luas
g. Keserasian : Serasi
h. Empati : Dapat diraba-rasakan
k. Pembicaraan:
Spontan, lancar, intonasi sedang
l. Gangguan persepsi: - Halusinasi : Tidak ditemukan
- Ilusi : Tidak ditemukan
- Depersonalisasi : Tidak ditemukan
- Derealisasi : Tidak ditemukan
m. Pikiran
d. Proses pikir : Logis
e. Bentuk pikiran : Koheren
f. Isi pikiran : Waham tidak ada
n. Kesadaran dan kognisi
i. Taraf kesadaran dan kesiagaan : Komposmentis kooperatif
j. Orientasi : Waktu, tempat dan orang
baik
k. Daya ingat
- Jangka panjang : Baik
- Jangka pendek : Baik
- Jangka segera : Baik
l. Konsentrasi : Baik
m. Kemampuan membaca dan menulis : Baik
n. Kemampuan visuospasial : Baik
o. Pikiran abstrak : Baik
p. Intelegensi dan kemampuan informasi : Baik
o. Pengendalian impuls : Baik
p. Daya nilai dan tilikan : Tilikan 5
q. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

DIAGNOSIS :
skizofrenia

PENATALAKSANAAN :
P : hallopurinol 1 x 5 mg. chlorpromazine 1 x 100 mg. diazepam 1 x 5 mg.
KIA :
 Psikoterapi
 Mendekatkan diri kepada Tuhan dengan beribadah dan berdoa.
 Edukasi keluarga agar memberi dukungan pada pasien.
 Menjelaskan kepada pasien, bahwa sakit merupakan salah satu bentuk ujian kasih sayang Tuhan kepada hambaNya, jika kita bersabar, berusaha dan
berdoa ketika sakit maka Tuhan akan menghapus segala kesalahan yang pernah kita lakukan dan memberi ganjaran pahala yang banyak.
 Perbanyak kegiatan sehari-hari mulai hal terkecil hingga berbaur dengan tetangga agar ada kegiatan sehingga hari-hari tidak dihabiskan untuk tidur.

KASUS 14 (GANGGUAN CEMAS MENYELURUH)


TANGGAL : 17 september
JENIS KELAMIN : laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. AR
Umur : 44 tahun
BB : 55 kg
TB : 155 cm

DATA RINGKASAN PENYAKIT :


Riwayat penyakit sekarang :
+ 1 tahun yang lalu sebelum datang ke puskesmas pakuanbaru, pasien mengaku sering merasa cemas berlebihan disertai dengan jantung yang berdebar-debar.
Pasien mengaku telah berobat kebeberapa dokter spesialis penyakit dalam dan spesialis penyakit jantung namun keluhan yang dirasakan tidak membaik. Pasien
juga mengatakan jika pasien memiliki masalah ia cenderung diam dan tidak menceritakan kepada siapapun. Bahkan pasien sering menangis di kamar karena
tidak ingin di ketahui oleh anaknya bahwa ia lagi ada masalah. Pasien rutin control ke rumah sakit jiwa jambi untuk mengobati cemasnya.
3 bulan yang lalu istri pasien meninggal, setelah kejadian itu keluhan semakin memberat. Pasien mengaku bahwa bebannya semakin berat untuk menghidupi ke
4 anaknya, ditambahkan lagi semua anaknya masih sekolah, sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Pasien juga merasa bersalah tidak mampu mencukupi
biaya hidup ke 4 anak-anaknya, sedangkan pasien bekerja sebagai buruh bangunan.
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien rutin mengkonsumsi obat penghilang cemas.

Riwayat Penyakit Keluarga :


- Tidak ada anggota keluarga yang mengalami hal yang sama.
- Tidak ada keluarga dengan riwayat gangguan jiwa.

Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :


- Tidak ada riwayat kejang, demam tinggi dan stroke.
- Tidak ada riwayat trauma kepala.
- Tidak ada riwayat penggunaan napza, merokok, dan komsumsi alkohol.
- Tidak ada riwayat hipertensi, DM, sakit jantung, dan alergi.

PF :
TTV :
TD : 120/90 mmHg
Frek.nafas : 22x/menit
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,1 derajat celcius

IKHTISAR DAN KESIMPULAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI


III. Deskripsi umum
a. Penampilan : Pakaian rapi, sesuai usia dan jenis kelamin
h. Kesadaran : Komposmentis kooperatif
i. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Tenang
j. Sikap terhadap pemeriksa : Baik, kooperatif

r. Keadaan spesifik
i. Mood : Eutym
j. Afek : cemas
k. Keserasian : Serasi
l. Empati : Dapat diraba-rasakan
s. Pembicaraan:
Spontan, lancar, intonasi sedang
t. Gangguan persepsi: - Halusinasi : Tidak ditemukan
- Ilusi : Tidak ditemukan
- Depersonalisasi : Tidak ditemukan
- Derealisasi : Tidak ditemukan
u. Pikiran
g. Proses pikir : Logis
h. Bentuk pikiran : Koheren
i. Isi pikiran : Waham tidak ada
v. Kesadaran dan kognisi
q. Taraf kesadaran dan kesiagaan : Komposmentis kooperatif
r. Orientasi : Waktu, tempat dan orang
baik
s. Daya ingat
- Jangka panjang : Baik
- Jangka pendek : Baik
- Jangka segera : Baik
t. Konsentrasi : Baik
u. Kemampuan membaca dan menulis : Baik
v. Kemampuan visuospasial : Baik
w. Pikiran abstrak : Baik
x. Intelegensi dan kemampuan informasi : Baik
w. Pengendalian impuls : Baik
x. Daya nilai dan tilikan : Tilikan 5
y. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

DIAGNOSIS :
skizofrenia

PENATALAKSANAAN :
P : clobazam 1x10 mg, alprazolam 1 x 1 mg, fluoxetine 1 x 20 mg.

KIA :
 Psikoterapi
 Mendekatkan diri kepada Tuhan dengan beribadah dan berdoa.
 Edukasi keluarga agar memberi dukungan pada pasien.
 Menjelaskan kepada pasien, bahwa sakit merupakan salah satu bentuk ujian kasih sayang Tuhan kepada hambaNya, jika kita bersabar, berusaha dan
berdoa ketika sakit maka Tuhan akan menghapus segala kesalahan yang pernah kita lakukan dan memberi ganjaran pahala yang banyak.
Perbanyak kegiatan sehari-hari mulai hal terkecil hingga berbaur dengan tetangga agar ada kegiatan sehingga hari-hari tidak dihabiskan untuk tidur
KASUS 15 (SERUMEN PROP)

TANGGAL : 16 september
JENIS KELAMIN : laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. P
Umur : 50 tahun
BB : 55 kg
TB : 160 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang kepuskesmas pakuan baru dengan keluhan telinga terasa penuh. Sejak 2 hari yang lalu. Telinga dirasakan penuh pad a telinga sebelah kiri.
Awalnya pasien mengatakan telinga kirinya kemasukan air saat mandi, karena merasa kurang nyaman, pasien kemudian mengorek telinganya, tapi keluhan
tidak berkurang, pasien merasa telinga kiri semakin penuh, telinga juga terasa gatal.

Riwayat penyakit dahulu :


Pasien belum pernah mengalami keluhan yang serupa.

Riwayat penyakit keluarga :


Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang sama.

Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :


- Pasien belum pernah berobat ke dokter THT.
PF :
TTV :
TD : 120/80 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 20x/menir
T : 36,2C

STATUS GENERALIS
Kepala : normocefali
Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Telinga : STATUS LOKALIS
Hidung : tidak ada kelainan
Leher : tidak ada kelainan

Thorax :
Pulmo :
Inspeksi : bentuk dada normal, tidak ada gerakan dinding dada yang tertinggal, retraksi (-/-)
Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor diseluruh lapangan paru
Auskultasi : suara dasar vesicular, weezing (-/-), rhonki (-/-)

Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra 2 cm medial
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : bunyi jantung regular, murmur (-), weezhing (-)

Abdomen :
Inspeksi : cembung, tidak ada kelaianan
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : super, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba
Perkusi : tympani di seluruh lapangan abdomen

Ekstremitas :
Akral hangat, CRT <2 detik, edem (-).

Status lokalis ;
TELINGA KIRI
Inspeksi : hiperesis (-), tidak tampak ada cairan yang keluar, liang telinga tampak serumen prop berwarna kecoklatan, berbau (-), membrane timpani tertutup
serumen.
Palapasi : nyeri tekan tragus (-)

DIAGNOSIS : serumen prop sinistra

PENATALAKSANAAN :
P :tetes telinga karbolgiserin 10% selama 3 hari untuk melunakkan serumen, irigasi serumen.

KIA :
- Edukasi untuk tidak membersihkan telinga secara berlebihan, baik dengan cotton bud atau dengan alat lainnya.
- Menganjurkan pasien untuk menghindari memasukan air atau apapun kedalam telinga.

KASUS 16 (RINITIS ALERGI)

TANGGAL : 17 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Ny, EA
Umur : 40 tahun
BB : 62 kg
TB : 155 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke puskesmas pakuan baru dengan keluhan hidung meler sejak 4 tahun yang lalu, terutama di pagi hari dan malam hari. Pasien sering
mengeluhkan keluhan serupa, hilang timbul. Hidung terkadang terasa sakit, bersin-bersin, kepala terasa pusing, serta mata sering berair.

Riwayat penyakit dahulu :


- Riwayat HT (-)
- Riwayat DM (-)
- Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat penyakit keluarga :
Ayah pasien menderita penyakit asma

Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :


Pasien sudah sering berobat ke dokter, tapi keluhan hilang timbul.

PF :
TTV :
TD : 120/80 mmHg
HR : 86x/menit
RR : 20x/menir
T : 36,4C

STATUS GENERALIS
Kepala :
Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Telinga : tidak ada kelainan
Hidung : STATUS LOKALIS
Leher : tidak ada kelainan

Thorax :
Pulmo :
Inspeksi : bentuk dada normal, tidak ada gerakan dinding dada yang tertinggal, retraksi (-/-)
Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor diseluruh lapangan paru
Auskultasi : suara dasar vesicular, weezing (-/-), rhonki (-/-)

Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra 2 cm medial
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : bunyi jantung regular, murmur (-), weezhing (-)

Abdomen :
Inspeksi : cembung, tidak ada kelaianan
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : super, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba
Perkusi : tympani di seluruh lapangan abdomen

Ekstremitas :
Akral hangat, CRT <2 detik, edem (-).

Status lokalis THT :


AURIKULA DEXTRA SINISTRA :
CAE : tenang, sekret (-)
MT : tidak dilakukan pemeriksaan
RA : tidak dilakukan pemeriksaan
Nyeri tekan tragus : negative

KAVUM NASI :
Mukosa : hiperemis, sekret (-/-)
Konkha : hipertropi (+/+)
Septum nasi : lurus
Pasase udara : (+/+)
Massa : (-/-)

Nasofaring/ orofaring :
Mukosa : tenang, granul (-)
Tonsil : T2-T2, kripta lebar (-/-), dedritus (-/-)

DIAGNOSIS : rhinitis alergi

PENATALAKSANAAN :
P : cetirizine 3 x 1, dexametason 1 x 1 .

KIA :
- Edukasi pasien untuk menghindari sumber allergen
- Rutin berolahraga
- Menggunakan masker
-

KASUS 17 (KORPUS ALIENUM PADA MATA KANAN)

TANGGAL : 22 september
JENIS KELAMIN : laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. J
Umur : 38 tahun
BB : 60 kg
TB : 160 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke puskesmas pakuan baru dengan keluhan hidung mat kanan kemasukan serbuk kayu ketika bekerja, keluhan sudah dirasakan sejak 1 hari yang
lalu, pasien merasa matanya merasa mengganjal, sering di kucek hingga berair.

Riwayat penyakit dahulu :


- Keluhan serupa di sangkal
- Riwayat HT (-)
- Riwayat DM (-)
- Riwayat penyakit jantung (-)

Riwayat penyakit keluarga :


Tidak ada keluarga memiliki keluhan yang sama
Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :
- Pasien bekerja sebagai tukang bangunan.
- Pasien sudah meneteskan obat tets mata yang dibelinya di apotik tetapi keluhan tidak berkurang

PF :
TTV :
TD : 130/80 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 20x/menir
T : 36,2C

PEMERIKSAAN MATA DEXTRA DAN SINISTRA;


Visis tanpa koreksi : tidak dilakukan
Visus dengan koreksi : tidak dilakukan
Posisi bola mata : orthophoria ODS
Gerakan bola mata : bebas kesegara arah
Tekanan bola mata : tidak dilakukan
Palpebral : Hiperemis (-), spasme (-), udem(-), ptosis (-)
Konjungtiva : dextra : Corpus alienum (+) serbuk kayu.
Sinistra : Jernih, udem (-), corpus alienum (-)

Kornea : Jernih, udem (-), corpus alienum (-).


Sclera : tenang
COA : tidak bisa dinilai
iris /pupil : Bulat, sentral, Ø 3 mm, refleks cahaya langsung dan tidak langsung +/+ persepsi cahaya baik
lensa : jernih
funduskopi :
refleks fundus : refleks (+)
papi : papil bulat, batas tegas C/D rasio 0,3, A/V rasio 2 : 3,
retina : baik
makula : refleks (+)

DIAGNOSIS : Corpus alienum kornea OD

PENATALAKSANAAN :
P : Ektraksi corpal, gentamisin salap (3x1) OD .

KIA :
- Menjelaskan kepada pasien mengenai corpal dan komplikasinya
- Memakai pelindung kacamata saat bekerja

KASUS 18 (HT)

TANGGAL : 22 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Ny. B
Umur : 60 tahun
BB : 45 kg
TB : 165 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Sejak 2 hari sebelum ke puskesmas, pasien mengeluhkan nyeri pada kepala, nyeri dirasakan seperti berdenyut diseluruh kepala, timbul secara mendadak.
Disertai mata berkunang-kunang, tengkuk terasa berat, hingga pasien kesulitan melakukan aktivitas dan nyeri dirasakan terus menerus. mual (-), muntah (-),
penurunan kesadaran (-), sesak nafas (-), nyeri dada (-), rasa berputar-putar (-) kejang (-), demam (-), kepala terbentur (-), kelemahan anggota gerak (-), BAK
dan BAB tidak ada keluhan. Pasien sudah tidak minum obat antihipertensi.

Riwayat penyakit dahulu :


- Riwayat darah tinggi sejak 4 tahun yang lalu, tidak terkontrol.
- Riwayat penyakit jantung (-)
- Riwayat kencing manis (-)

Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :


- Riwayat merokok (-)
- Riwayat konsumsi makanan yang asin-asin (+)

PF :
TTV :
TD : 150/90 mmHg
HR : 95x/menit
RR : 22x/menir
T : 36,2C
Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 6
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS6
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)

DIAGNOSIS : HT

PENATALAKSANAAN
P : Amblodipin tab 10 mg x 1

KIA :
- Minum obat secara teratur dan rutin kontrol
- Mengurangi konsumsi garam
- Kurangi makanan yang tinggi lemak serta tinggi kolesterol
- Rutin berolahraga minimal 3 kali dalam seminggu dengan durasi 30 menit setiap kali berolahraga
- Meningkatkan konsumsi sayur dan buah

KASUS 19 (DM TIPE 2)


TANGGAL : 22 september
JENIS KELAMIN : laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Th. L
Umur : 45 tahun
BB : 60 kg
TB : 160 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
• 2 tahun sebelum ke puskesmas pakuan baru, pasien mengeluhkan sering merasa lapar, sering merasa haus, BAK tiap jam dan terbangun malam hari
untuk BAK > 5 kali.
• Selain itu pasien juga mengeluhkan gatal-gatal pada daerah punggung dan pandangan kabur. Pasien tidak mengeluhkan demam, kebas-kebas pada
tangan dan kaki. Kemudian pasien berobat ke puskesmas dan pasien mengaku diberikan obat penurun gula darah yang berwarna putih, dan berbentuk
bulat. Pasien mengaku rutin minum obat DM.

Riwayat penyakit dahulu :


• Riwayat Maag (+) sejak 3 tahun yang lalu
• Riwayat penyakit ginjal (-)
• Riwayat penyakit jantung (-)
• Riwayat TB (-)

Riwayat keluarga :
• Tidak ada riwayat penyakit dalam keluarga yang berhubungan dengan keluhan pasien
• Hipertensi (-), DM (-), penyakit Ginjal (-), penyakit jantung (-), TB (-)
Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :
• Pasien seorang buruh bangunan dan menyukai makanan berlemak, bersantan, makanan manis (+)
• Pasien mengaku tidak pernah berolahraga
• Pasien merupakan perokok aktif, merokok 2 bungkus sehari dan semenjak 1 tahun terakhir sudah berhenti merokok.
• Pasien rutin kontrol

PF :
TTV :
TD : 120/90 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 22x/menir
T : 36,2C

KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-)
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS V
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)

ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 10 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar

EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG ;
GDS : 320

DIAGNOSIS : DM TIPE 2 NON INSULIN


PENATALAKSANAAN
P : Glimepirid 1 x 2 mg, metformin 3 x 500 mg

KIA :
- Minum obat secara teratur dan rutin kontrol
- Rutin berolahraga minimal 3 kali dalam seminggu dengan durasi 30 menit setiap kali berolahraga
- Meningkatkan konsumsi sayur dan buah

KASUS 20 (GOUT ARTRITIS)


TANGGAL : 18 september
JENIS KELAMIN : laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. AM
Umur : 43 tahun
BB : 70 kg
TB : 173 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
2 hari sebelum ke puskesmas pakuan baru, pasien mengeluhkan muntah 5x dalam sehari, muntah berupa air saja. Pasien mengeluh semakin lemas, pasien
mengeluhkan nyeri di ulu hati yang menyesak ke atas. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala.

Riwayat penyakit dahulu :


 Riwayat hipertensi (-)

 Riwayat penyakit maag (-)

Riwayat keluarga :
 Riwayat hipertensi dalam keluarga (-)

 Riwayat diabetes (+) dalam keluarga, yaitu abang kandung pasien

Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :


 Pasien mengaku mengkonsumsi obat herbal sakit perut.

 Pasien merokok 1 bungkus per hari sejak 23 tahun yang lalu

 Riwayat alkohol (-)

PF :
TTV :
TD : 140/80 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 22x/menir
T : 36,1C

KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-)
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 4
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)

ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 8 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar

EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)

DIAGNOSIS : dyspepsia
PENATALAKSANAAN
P : Omeperazole 2x20 mg, selama 14 hari, Domperidon 3x10 mg

KIA :
- Modifikasi gaya hidup, berusaha mencapai BBI, tidak mengonsumsi zat yang dapat mengiritasi lambung seperti kafein, aspirin, dan alcohol
- Tidur minimal setelah 2 sampai 4 jam setelah makan
- Makan dengan porsi kecil dan sering, kurangi makanan yang berlemak

KASUS 21 (HIDRADENITIS)

KASUS 22 (MALARIA)

KASUS 23 (TONSILITIS) anak


TANGGAL : 18 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : An. S
Umur : 15 tahun
BB : 55 kg
TB : 160 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
1 hari sebelum ke puskesmas pakuan baru, pasien mengeluhkan demam yang naik turun, menggigil (-), pasien juga mengeluhakn susah untuk menelan, terasa
mengganjal di tenggorokan, salian itu pasien juga mengeluhkan mulut terasa berbau. Beberapa hari sebelumnya pasien rutin mengkonsumsi makanan dingin,
pasien memiliki riwayat penyakit amandel sejak 3 tahun yang lalu, sering kambuh.

Riwayat penyakit dahulu :


 Riwayat penyakit tonsillitis sejak 3 tahun yang lalu

Riwayat keluarga :
 Riwayat tonsillitis di keluarga (+), kakak kandung pasien mngeluhkan keluhan serupa akan tetapi sudah dilakukan tonsilektomi.

Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :


 Pasien seorang siswa.

 Pasien sering mengkonsumsi es dan jajan yang dijual di lingkungan rumah dan sekolah.

PF :
TTV :
TD : 120/80 mmHg
HR : 92x/menit
RR : 20x/menir
T : 36,2C
KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil tampak memerah, dengan permukaan tidak rata, terdapat
kristus melebar dan berisi destritus, tonsil ukuran T2-T2.
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 4
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)

ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 8 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar
EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)

DIAGNOSIS : TONSILITIS KRONIK


PENATALAKSANAAN
P : Amoksisilin 3 x 500 mg, paracetamol 3 x 500 mg.

KIA :
- Menghindari pencetus, termasuk makanan dan minuman yang mengriritasi
- Melakukan pengobatan yang adekuat karena risiko kekambuhan cukup tinggi
- Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan berolahraga teratur
- Selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut
- Mencuci tangan secara teratur dan merencanakan tindakan lebih lanjut. (dikarenakan kekambuhan tidak lebih dari 2 kali pertahun maka pengobatan
masih bisa dilakukan dengan farmakoterapi)

KASUS 24 (DM TIPE 2 DENGAN INSULIN)

KASUS 25. (POST OP ORIF FEMUR DEXTRA)

KASUS 26. (konjungtivitis)

TANGGAL : 18 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Ny. Y
Umur : 41 tahun
BB : 55 kg
TB : 150 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Keluhan Utama
Kedua mata merah dan tidak kabur sejak 3 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Kedua mata merah dan tidak kabur sejak 3 hari yang lalu. Penglihatan tidak kabur. Semakin lama semakin merah, terasa panas, gatal, bengkak dan
berair. Cairan yang keluar tidak berwarna, tidak berbau dan encer. Mata juga mengeluarkan sekret berwarna . Silau jika terkena cahaya. Riwayat demam (-),
badan terasa pegal-pegal (-), batuk pilek (-). Riwayat trauma pada mata (-).

Riwayat Penyakit Dahulu


Baru pertama kali menderita penyakit ini
Riwayat trauma tidak ada
Riwayat terpapar pencetus alergi tidak ada
Riwayat Pengobatan
Kedua mata sudah pernah diobati dengan obat tetes mata yang diberikan dokter umum diklinik selama 2 hari tetapi tidak ada perbaikan.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ada anggota keluarga menderita penyakit yang sama, yaitu suami pasien.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Keasadaran : Komposmentis kooperatif
Tanda vital : TD : 130/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Nafas : 18 x/menit
Suhu : 36, 6oC
KGB : Adenopati Preaurikuler (-)

STATUS OPTHALMOLOGI DEXTRA DAN SINISTRA :


;
Visis tanpa koreksi : tidak dilakukan
Visus dengan koreksi : tidak dilakukan
Posisi bola mata : orthophoria ODS
Gerakan bola mata : bebas kesegara arah
Tekanan bola mata : tidak dilakukan
Palpebral : Hiperemis (-), spasme (-), udem(+), ptosis (-)
Konjungtiva : dextra : Injeksi konjungtiva (+) injeksi silier (-)

Sinistra : Injeksi konjungtiva (+) injeksi silier (-)

Kornea : Jernih, udem (-), corpus alienum (-).


Sclera : tenang
COA : tidak bisa dinilai
iris /pupil : Bulat, sentral, Ø 3 mm, refleks cahaya langsung dan tidak langsung +/+ persepsi cahaya baik
lensa : jernih
funduskopi :
refleks fundus : refleks (+)
papi : papil bulat, batas tegas C/D rasio 0,3, A/V rasio 2 : 3,
retina : baik
makula : refleks (+)

DIAGNOSIS :
Konjungtivitis ODS ec. Susp. Viral

PENATALAKSANAAN :
P : gentamisin salap (3x1) ODS, cetirizine tablet 3x1

KIA :
 Sembuh sendiri, salah satu caranya dengan meningkatkan daya tahan tubuh.
 tidak menggosok mata yang sakit
 menyentuh mata yang sehat, mencuci tangan setelah setiap kali memegang mata yang sakit,
 menggunakan kain lap, handuk, dan sapu tangan baru yang terpisah untuk membersihkan mata yang sakit.

KASUS 27. (GERD)

TANGGAL : 21 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Nn. N
Umur : 22 tahun
BB : 45 kg
TB : 152 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien mengeluhkan nyeri di ulu hati sejak 1 hari sebelum ke puskesmas pakuan baru. Nyeri dirasakan seperti rasa panas ditenggorokan dan dada, muncul
setelah makan makanan porsi besar. Nyeri tidak menjalar sampai ke punggung atau lengan kiri. Pasien juga mengeluh sering merasakan makanan naik ke ke
kerongkongan terutama setelah memakan makanan yang pedas. Nyeri ulu hati semakin memberat apabila pasien dalam keadaan berbaring, dan berkurang saat
duduk. Pasien tidak meminum obat untuk mengurangi keluhannya.
Selain nyeri ulu hati, pasien juga mengeluhkan adanya mual dan muntah. Muntah berisi cairan dan makanan, disertai rasa asam di mulut. Muntah sebanyak 5-6
kali dalam sehari, dengan volume ¼ gelas. Muntah tidak disertai darah ataupun lendir. Pasien mengeluhkan sering bersendawa saat sebelum dan sesudah
muntah. Setelah muntah, pasien mengeluhkan badan terasa lemas dan tidak nafsu makan. BAB dan BAK tidak ada keluhan.

Riwayat penyakit dahulu :


• Riwayat gastritis (+) 1 tahun SMRS
• Riwayat penyakit jantung (-)
• Riwayat hipertensi (-)
• Riwayat DM (-)
• Riwayat batu saluran kemih (-)
• Riwayat asma (-)

Riwayat keluarga :
• Tidak ada keluarga yang mengeluhkan keluhan yang sama.
• Riwayat hipertensi (-)
• Riwayat diabetes melitus (-)
• Riwayat penyakit jantung (-)

Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :


• Pasien seorang mahasiswa
• Pasien sering mengonsumsi coklat, makanan bersaos dan berlemak, dan kopi.
• Pasien tidak pernah merokok
• Pasien jarang berolahraga
• Pasien tidak ada riwayat meminum obat-obatan atau jamu jamuan

GERDQ

No Pertanyaan Skor
1 Seberapa sering anda merasakan perasaan seperti 1
terbakar/panas di dada anda?
2 Seberapa sering anda merasakan isi perut/lambung anda 1
(makanan dan minuman) naik ke tenggorokan atau ke mulut?
3 Seberapa sering anda merasakan sakit/nyeri di bagian tengah 2
atau atas perut anda?
4 Seberapa sering anda merasa mual? 3
5 Seberapa sering anda mengalami kesulitan untuk tidur nyenyak 3
karena keluhan seperti pada dan atau no. 2 di atas?
6 Seberapa sering anda mengkonsumsi/memakan obat tambahan 3
lainnya untuk keluhan keluhan No.1 dan no. 2 di atas selain dari
obat yang dianjurkan oleh dokter? Misalnya antasida, Ranitidin
dll
Total 10

• Ket skor :
0 = 0 hari
1 = 1 hari
2 = 2-3 hari
3 = 4-7 hari
Nilai besar sama 8 merepresentasikan diagnosis GERD.

PF :
TTV :
TD : 120/80 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 22x/menir
T : 36,2C

KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-)
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 4
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)

ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 13 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar

EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)

DIAGNOSIS : GERD
PENATALAKSANAAN
P : Omeperazole 2x20 mg, selama 14 hari, Domperidon 3x10 mg

KIA :
1. Modifikasi gaya hidup, berusaha mencapai BBI, tidak mengonsumsi zat yang dapat mengiritasi lambung seperti kafein, aspirin, dan alkohol
2. Posisi tidur sebaiknya dengan kepala yang lebih tinggi
3. Tidur minimal setelah 2 sampai 4 jam setelah makan
4. Makan dengan porsi kecil dan sering, kurangi makanan yang berlemak

KASUS 28. (dyspepsia)

TANGGAL : 18 september
JENIS KELAMIN : laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. AM
Umur : 43 tahun
BB : 70 kg
TB : 173 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
2 hari sebelum ke puskesmas pakuan baru, pasien mengeluhkan muntah 5x dalam sehari, muntah berupa air saja. Pasien mengeluh semakin lemas, pasien
mengeluhkan nyeri di ulu hati yang menyesak ke atas. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala.

Riwayat penyakit dahulu :


 Riwayat hipertensi (-)

 Riwayat penyakit maag (-)

Riwayat keluarga :
 Riwayat hipertensi dalam keluarga (-)

 Riwayat diabetes (+) dalam keluarga, yaitu abang kandung pasien

Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :


 Pasien mengaku mengkonsumsi obat herbal sakit perut.

 Pasien merokok 1 bungkus per hari sejak 23 tahun yang lalu

 Riwayat alkohol (-)

PF :
TTV :
TD : 140/80 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 22x/menir
T : 36,1C

KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-)
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 4
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)

ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 8 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar

EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)

DIAGNOSIS : dyspepsia
PENATALAKSANAAN
P : Omeperazole 2x20 mg, selama 14 hari, Domperidon 3x10 mg

KIA :
- Modifikasi gaya hidup, berusaha mencapai BBI, tidak mengonsumsi zat yang dapat mengiritasi lambung seperti kafein, aspirin, dan alcohol
- Tidur minimal setelah 2 sampai 4 jam setelah makan
- Makan dengan porsi kecil dan sering, kurangi makanan yang berlemak

KASUS 29. (fraktur humerus dextra) 24


TANGGAL : 24 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : An. B
Umur : 12 Tahun
BB : 40 kg
TB : 140 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
6 bulan sebelum ke puskesmas pakuan baru, pasien mengeluhkan tangan kanannya nyeri bila digerakkan, hal itu dirasakan sesaat setelah pasien mengalami
kecelakaan saat bermain sepeda bersama-temannya. Pasien mengaku jatuh kearah kanan, dengan tangan kanan terhimpit badan pasien. Ibu pasien mengaku
waktu itu pasien langsung dibawa ke rumah sakit dan dikatakan pasien mengalami patah tulang lengan. ibu pasien juga mengaku, saat jatuh tidak ada luka-luka,
hanya terlihat sedikit bengkak pada lengan kanan anaknya. Dokter menyarankan diakukan pemasangan orif. Sekarang pasien tidak lagi merasa menyi pada
lengan kanan.

Riwayat penyakit dahulu :


 Tidak pernah mengalami keluhan serupa

 Riwayat alergi (-)

Riwayat keluarga :
 Tidak ada riwayat keluarga yang mengalami keluhan yang sama

Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :


 Pasien seorang pelajar, pasien aktif bermain bersama teman-temannya

 Alergi obat (-)

PF :
TTV :
TD : 90/80 mmHg
HR : 92x/menit
RR : 22x/menir
T : 36,1C

KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-)
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 4
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)

ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 8 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar

EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)

Status lokalis : humerus dextra


Look : tampak bekas luka jahitan di lengan kanan, warna kulit (N), hematom (-), deformitas (-)
Move : pergerakan terbatas pada lengan kanan
Feel : nyeri teman pada humerus dextra, akral hangat

DIAGNOSIS : post op fraktur tertutup humerus dextra


PENATALAKSANAAN
P : pasien di rujuk untuk dilakukan pembukaan orif

KIA :
- Kurangi aktivitas berat pada tangan kanan
- Jaga kebersihan tangan post orif
- Rutin kontrol

KASUS 30. (stomatitis aphtosa) 24 anak


TANGGAL : 24 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : An. R
Umur : 12 tahun
BB : 45 kg
TB : 150 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
5 hari sebelum ke puskesmas pakuan baru, pasien mengeluhkan perih pada bibir bawah, perih memberat jika pasien mengunyah makanan, hal ini membuat
pasien tidak mau makan. Keluhan tiba-tiba muncul tanpa diketahui oleh pasien. Riwayat trauma pada bibir disangkal. Demam (-), mual (-), muntah (-)

Riwayat penyakit dahulu :


 Pernah mengalami keluhan serupa, diobati dengan obat tetes yang dibeli di apotik.

 Riwayat trauma pada bibir (-).

Riwayat keluarga :
 Riwayat keluhan serupa dalam keluarga (+).

Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :


 Pasien seorang siswa.

 Ibu pasien memberikan obat tets berwarna biru di bibir pasien yang dibeli diapotik, tetapi ibu pasien lupa nama obatnya.

PF :
TTV :
TD : 120/80 mmHg
HR : 92x/menit
RR : 22x/menir
T : 36,3C

KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), tanpak luka berbentuk oval dengan tepi eritematous, dengan
ukuran 1-2 mm, warna putih dengan tepi eritema, berjumlah 2 buah terdapat pada mukosa labial.
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 4
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)
ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 8 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar

EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)

DIAGNOSIS : stomatitis aftosa


PENATALAKSANAAN
P : vitamin c 1 x 1, paracetamol 3 x 500 mg.

KIA :
- Menjaga kebersihan mulut.
- Rutin menggosok gigi.
- Menjelaskan bahwa lesi hilang secara spontan setelah 7-10 hari

KASUS 31. (common cold) 24 anak


TANGGAL : 24 september
JENIS KELAMIN : laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : An. R
Umur : 10 tahun
BB : 40 kg
TB : 145 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien dating kepoli anak puskemas Pakuan baru dengan keluhan demam disertai batuk sejak 2 hari yang lalu, sebelumnya pasien mengaku pilek dan bersin-
bersin setelah main hujan bersama teman-temannya. Pada hari yang sama ibu pasien mengaku anaknya mengalami panas dingin dan batuk semakin kuat, pasien
tanpak lemas, kemudian ibu pasien memberikan obat penurun panas keluhan berkurang. Pasien mengeluhkan flu, ingus yang keluar berwarna jernih dengan
konsistensi encer. Batuk yang dirasakan tidak berdahak. Demam (+), menggigil (-), hidung terasa tersumbat.

Riwayat penyakit dahulu :


 Riwayat asma (-)

 Riwayat alergi (-)

Riwayat keluarga :
 Beberapa hari sebelumnya kakak pasien mengeluhkan hal yang sama.

Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :


 Pasien seorang siswa.

 Pasien mengkonsumsi obat penurun panas yang dibeli di apotik.

PF :
TTV :
TD : 110/80 mmHg
HR : 88x/menit
RR : 22x/menir
T : 37,8C

KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), T1-T1.
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 4
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)

ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 8 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar

EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)

DIAGNOSIS : COMMON COLD


PENATALAKSANAAN
P : Paracetamol 10mg/kgbb x 3. Gliseril guaiakolat 3 x 100 mg, vitamin c 1 x 500 mg.

KIA :
- Meningkatkan daya tahan tubuh
- Mengkonsumsi makanan sehat bergizi
- Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
- Istirahat yang cukup

KASUS 32. (oligomenore) 24

KASUS 33. (tonsillitis akut) 24 anak


TANGGAL : 24 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : An. P
Umur : 16 tahun
BB : 56 kg
TB : 155 cm

DATA RINGKASAN PENYAKIT :


Riwayat penyakit sekarang :
1 hari sebelum ke puskesmas pakuan baru, pasien mengeluhkan demam yang naik turun, menggigil (-), pasien juga mengeluhakn susah untuk menelan, terasa
mengganjal di tenggorokan, salian itu pasien juga mengeluhkan mulut terasa berbau. Beberapa hari sebelumnya pasien rutin mengkonsumsi makanan dingin,
pasien memiliki riwayat penyakit amandel sejak 1 tahun yang lalu, sering kambuh.

Riwayat penyakit dahulu :


 Riwayat penyakit tonsillitis sejak 1 tahun yang lalu

Riwayat keluarga :
 Riwayat tonsillitis di keluarga (-)

Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :


 Pasien seorang siswa.

 Pasien sering mengkonsumsi es dan jajan yang dijual di lingkungan rumah dan sekolah.
PF :
TTV :
TD : 120/90 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 20x/menir
T : 36,3C

KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil tampak hiperemis, terdapat detritus, tonsil ukuran T2-T2.
Palatum mole, arkus anterior dan posterior tampak edem dan hiperemis.
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 4
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)

ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 8 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar

EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)

DIAGNOSIS : TONSILITIS akut


PENATALAKSANAAN
P : Amoksisilin 3 x 500 mg, paracetamol 3 x 500 mg.

KIA :
- Menghindari pencetus, termasuk makanan dan minuman yang mengriritasi
- Melakukan pengobatan yang adekuat karena risiko kekambuhan cukup tinggi
- Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan berolahraga teratur
- Selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut
- Mencuci tangan secara teratur dan merencanakan tindakan lebih lanjut. (dikarenakan kekambuhan tidak lebih dari 2 kali pertahun maka pengobatan
masih bisa dilakukan dengan farmakoterapi)
KASUS 34. (dermatitis atopik) 24 anak
TANGGAL : 24 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : An. A
Umur : 7 tahun
BB : 23 kg
TB : 122 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Minggu sebelum ke poli puskesmas pakuan baru, pasien mengeluhkan timbul gatal yang semakin memberat pada seluruh tubuh pasien. Gatal dirasakan
sepanjang hari dan terus menerus, terutama saat pasien berkeringat. Awalnya gatal pada daerah lipatan kemudian meluas keseluruh tubuh. Pasien juga
mengeluhkan bintil berisi cairan dan bintil padat serta bercak berwarna kemerahan diseluruh tubuh. Selain itu juga tampak kulit kering bersisik didaerah lipatan
tangan, tangan dan kaki pasien. Kulit pasien juga terlihat kehitaman, kasar dan agak tebal pada daerah lipatan. Gatal tidak disertai nyeri. Pasien mengeluhkan
keluhan yang sama pada saat usia 6 bulan dan kemudian mengeluhkan keluhan tersebut sejak 2 tahun terakhir. Ada riwayat alergi makanan dan cuaca dingin.
Tidak mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya, saat ini pasien belum melakukan pengobatan

Riwayat penyakit dahulu :


 Keluhan pasien mulai timbul sejak usia 6 bulan, berulang dalam 2 tahun terakhir.

 Riwayat penyakit asma (-)

 Riwayat alergi makanan dan cuaca (+)

Riwayat keluarga :
 Tidak ada keluhan yang sama dalam keluarga

 Ibu pasien memiliki riwayat sakit asma dan alergi terhadap cuaca dingin
Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :
 Pasien adalah seorang murid sd. Sehari-hari sering bermain aktif dengan teman-temannya.

PF :
TTV :
TD : 120/80 mmHg
HR : 80x/menit
RR : 20x/menir
T : 36,7C

STATUS DERMATOLOGI :
(lokasi-efloresensi-penyebaran)
- Lokal : ekstremitas atas, ekstremitas bawah, thorax dan abdomen
- Efloresensi : macula eritem (+), vesikel (+), papul (+), erosi (+), edem, likenifekasi (+), squama halus (+), macula hiperpigmentasi (+), ukuran miliar
hingga nnumular, difus, jumlah multiple.
- Penyebaran : universal

DIAGNOSIS : dermatitis atopik


PENATALAKSANAAN
P : cetirizine 2 x 1 jika gatal, mometason furoat cream 0,01% dioles 2 kali sehari.

KIA :
- Hindari pajanan suhu dingin
- Menjelaskan kepada kepada orang tua mengenai penyakit anaknya, yang akan sering kambuh dan dapat bertahan hingga pasien dewasa.
- Hindari makan makanan penyebab alergi
- Mandi 2 kali sehari dengan sabun dan menjaga kebersihan
- Kontrol ulang penyakit pasien.

KASUS 35. (RA) 30 DEWASA

KASUS 36. (PARKINSON) 30

KASUS 37. (DM) 30

KASUS 38. (DM) 30

KASUS 39. (CHF) 30

KASUS 40. (CANDIDIASIS INTERTRIGENOSA) 30

KASUS 41. (MYALGIA) 30

KASUS 42. (CHF) 2 LANSIA

KASUS 43. (VULNUS PUNCTUM) 2 LANSIA

KASUS 44. (SUSP HNP) 2 LANSIA

KASUS 45. (ANEMIA SEDANG) 2 LANSIA


TANGGAL : 2 oktober
JENIS KELAMIN : laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. A
Umur : 65 tahun
BB : 60 kg
TB : 165 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
2 hari sebelum ke puskesmas pakuan baru, pasien mengeluhkan badan terasa lemas, nafsu makan berkurang, sudah 2 hari pasien mengalam diare, pasien hanya
membeli obat di apotik, keluhan diare sudah tidak dirasakan lagi, pasien masih merasakan lemas. 4 hari sebelum ke puskesmas pakuanbaru pasien berobat
dokter spesialis bedah dengan keluhan adanya benjolan pada paha kanan pasien, dokter mengatakan pasien mengalami hernia, direncana kan operasi akan tetapi
di tunda dikarenakan HB pasien rendah.

Riwayat penyakit dahulu :


 Riwayat dm (-)

 Riwayat hipertensi (-)

 Riwayat penyakit maag (-)

Riwayat keluarga :
 Riwayat hipertensi dalam keluarga (-)

 Riwayat diabetes (-)

Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :.


 Pasien seorang pensiunan guru.

 Riwayat alkohol (-)

PF :
TTV :
TD : 120/80 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 22x/menir
T : 36,2C

KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-)
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 4
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)

ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 8 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar

EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)

Pemeriksaan penunjang :
HB : 10,1

DIAGNOSIS : ANEMIA RINGAN


PENATALAKSANAAN
P : furrous fumarate 3 x 200 mg, vit B comp 1 x 1.

KIA :
- Mengkonsumsi makanan sehat bergizi
- Rutin mengkonsumsi suplement penambah darah

KASUS 46. (OA) 2 LANSIA


TANGGAL : 19 september
JENIS KELAMIN : laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. T
Umur : 49 tahun
BB : 75 kg
TB : 165 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datatang ke poli dewasa Puskesmas Pakuan Baru dengan keluhan nyeri pada lutut kiri sejak 6 bulan yang lalu. Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk. Nyeri
dirasakan hilang timbul. Nyeri biasanya timbul, nyeri biasanya timbul saat naik tangga, saat perpindahan posisi dari duduk lalu berdiri ataupun sebaliknya, serta
saat berolahraga. Nyeri hilang jika istirahat. Selain nyeri pasien juga mengeluhkan kaku pada lutut kiri, biasanya sehabis bangun tidur. Nyeri dirasakan tidak
menjalar dan terasa panas pada lutut kirinya. Keluhan nyeri pada sendi lain di sangkal.
Pasien rutin control berobat di puskesmas Pakuan Baru.

Riwayat penyakit dahulu :


- Memiliki keluhan yang sama 6 bulan yang lalu, dan rutin control
- Riwayat trauma disangkal
- Riwayat HT (-)
- Riwayat DM (-)
- Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang sama.

Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :


- Alergi obat (-)
- Alergi makanan (-)
- Riwayat pengobatan pasien rutin control ke puskesmas pakuanbaru sejak 6 bulan yang lalu

PF :
TTV :
TD : 120/80 mmHg
HR : 92x/menit
RR : 20x/menir
T : 36,3C
Gizi : obesitas

STATUS GENERALIS
Kepala :
Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Telinga : tidak ada kelainan
Hidung : tidak ada kelainan
Leher : tidak ada kelainan
Thorax :
Pulmo :
Inspeksi : bentuk dada normal, tidak ada gerakan dinding dada yang tertinggal, retraksi (-/-)
Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor diseluruh lapangan paru
Auskultasi : suara dasar vesicular, weezing (-/-), rhonki (-/-)

Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra 2 cm medial
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : bunyi jantung regular, murmur (-), weezhing (-)

Abdomen :
Inspeksi : cembung, tidak ada kelaianan
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : super, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba
Perkusi : tympani di seluruh lapangan abdomen

Ekstremitas :
Akral hangat, CRT <2 detik, edem (-).

Status lokalis ;
Ekstremitas inferior region artikulasio genu sinistra :
LOOK : perubahan gaya berjalan/ tampang pincang (-), edem (+) minimal, hiperemis (-)
FEEL : hangat (-), penebalan dan penonjolan tulang (-), nyeri local (+)
MOVE : fleksi dan ekstensi batas normal, krepitasi (-)

DIAGNOSIS : osteoarthritis

PENATALAKSANAAN :
P : meloxicam tab 2 x 15 mg/h, ranitidine tab 2 x 150 mg/h, vitamin b kompleks 1 x 1

KIA :
- Edukasi tentang penurunan berat badan untuk mengurangi beban pada sendi lutut dengan diet seimbang dan olahraga
- Edukasi olahraga yang tepat tidak memberi beban pada sendi lutut adalah berenang dan bersepeda
- Menghindari aktivitas naik turun tangga, mengangkat beban berat, serta dapat diselingi dengan beristirahat
- Menghindari trauma pada lutut
- Menjaga pola makan

KASUS 47. (STEMI) 2 LANSIA


TANGGAL : 2 oktober
JENIS KELAMIN : laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. Y
Umur : 61 Tahun
BB : 75 kg
TB : 170 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
2 bulan sebelum ke puskesmas pakuan baru, pasien mengeluhkan nyeri pada dada kiri saat sedang beristirahat menonton televisi, nyeri dirasakan seperti
ditekan, nyeri menjalar hingga ke bahu hingga tangan kiri serta dagu , nyeri lebih kurang 10-15 menit, lalu nyeri menghilang kembali. Nyeri dada dirasakan
berulang hingga 2 kali sehingga pasien dan keluarga memutuskan untuk membawa ke RS. Pasien kemudian di rawat 4 hari di RS, dikatakan pasien mengalami
serangan jantung karena adanya sumbatan pada pembuluih darah jantung. Pasien rutin kontrol ke puskesmas pakuan baru.

Riwayat penyakit dahulu :


 Tidak pernah mengalami keluhan serupa

 Riwayat HT (-)

 Riwayat penyakit DM (-)

 Riwayat alergi (-)

Riwayat keluarga :
 Tidak ada riwayat keluarga yang mengalami keluhan yang sama

Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :


 Pasien pensiunan PNS.

 Rutin merokok hingga 2 bungkus perhari sejak usia 20 tahun.

 Alergi obat (-)

PF :
TTV :
TD : 150/80 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 20x/menir
T : 36,1C

KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-)
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 4
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)

ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 8 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar

EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)

EKG 14 agustus 2020 (saat serangan di RS)


 Ritme : sinus rhytm
 HR : 90 kali per menit
 Axis : normoaxis
 PR interval : normal
 QRS kompleks : Q patten di V1-V4
 ST Segmen : ST elevasi V1-V6, I, aVL
 KESEMPULAN : Infark miokard ekstensif anterior

DIAGNOSIS : STEMI anterior


PENATALAKSANAAN
P : As. Asetil Salisilat 1 80 mg, bisoprolol 1 x 2,5 mg, CPG 1 x 7,5 mg, ramipril 1 x 10 mg.

KIA :
- Rutin kontrol
- Pola makan makanan bergizi seimbang
- Kurangi aktivitas memperberat kerja jantung.

KASUS 48. (HT) 2 LANSIA


TANGGAL : 02 september
JENIS KELAMIN : Laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. A
Umur : 60 tahun
BB : 60 kg
TB : 165 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Sejak 1 hari sebelum ke puskesmas, pasien mengeluhkan pundak terasa berat dan nyeri pada kepala, nyeri dirasakan seperti berdenyut diseluruh kepala, timbul
secara mendadak. Disertai mata berkunang-kunang, hingga pasien kesulitan melakukan aktivitas dan nyeri dirasakan terus menerus. mual (-), muntah (-),
penurunan kesadaran (-), sesak nafas (-), nyeri dada (-), rasa berputar-putar (-) kejang (-), demam (-), kepala terbentur (-), kelemahan anggota gerak (-), BAK
dan BAB tidak ada keluhan. Pasien rutin mengkonsumsi obat antihipertensi, tetapi dalam 2 hari ini obat bulanan pasien habis.

Riwayat penyakit dahulu :


- Riwayat darah tinggi sejak 8 tahun yang lalu, rutin terkontrol.
- Riwayat penyakit jantung (-)
- Riwayat kencing manis (-)

Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :


- Riwayat merokok (+), sudah tidak merokok lagi sejak 5 tahun belakangan.
- Riwayat konsumsi makanan yang asin-asin (-), makanan berlemak (+).

PF :
TTV :
TD : 160/90 mmHg
HR : 99x/menit
RR : 22x/menir
T : 36,4C

Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 6
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS6
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)

DIAGNOSIS : HT

PENATALAKSANAAN
P : Amblodipin tab 10 mg x 1
KIA :
- Minum obat secara teratur dan rutin kontrol
- Mengurangi konsumsi garam
- Kurangi makanan yang tinggi lemak serta tinggi kolesterol
- Rutin berolahraga minimal 3 kali dalam seminggu dengan durasi 30 menit setiap kali berolahraga
- Meningkatkan konsumsi sayur dan buah

KASUS 49. (DM) 2 LANSIA


TANGGAL : 2 oktober
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Ny. O
Umur : 60 tahun
BB : 55 kg
TB : 155 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang sadar ke poli lansia puskesmas pakuan baru dengan keluhan sering merasa kesemutan. Kesemutan ini dirasakan pasien sejak awal terdiagnosis
DM pada tahun 2016. Kesemutan ini biasanya muncul saat pasien melakukan aktifitas. Kesemutan terjadi di keempat ekstrimitas namun paling sering dirasakan
pada kedua kaki. Pada awalnya pasien akan berhenti melakukan aktifitas jika merasa kesemutan, setelah itu pasien akan menghiraukan jika tejadi kesemutan
kembali. Kesemutan yang dirasakan tidakbegitu mengganggu aktivitasnya sehari-hari karena pasien masih bisa menahannya. Tidak ada gejala-gejala lain yang
dikeluhkan pasien selain kesemutan.

Riwayat Penyakit Dahulu


-Riwayat penyakit DM tipe 2 sejak 2016, rutin kontrol

Riwayat Penyakit Keluarga


- Orang tua (ibu) pasien menderita penyakit DM., dan meninggal karena komplikasi dari DM.

Riwayat pekerjaan, kebiasaan, dan sosial ekonomi

• Tidak ada riwayat merokok

• Pasien sudah menikah dan bekerja sebagai IRT.

PF :
Tekanan darah: 130/90 mmHg
Denyut nadi : 90 x/mnt, teratur
Jantung : HR : 90 x/mnt, irama : reguler
Paru : Respirasi : 22 x/mnt, tipe : thorako-abdominal

Pemerikaan fisik :
Kepala : dalam batas normal
Thorak :
Paru :
Inspeksi: Simetris
Palpasi: N/N
Perkusi: Sonor / Sonor
Auskultasi suara dasar: Vesikuler+/++/++/+
Auskultasi suara tambahan: Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi: Iktus kordis tak tampak
Palpasi: Iktus kordis tidak teraba
Perkusi: batas jantung dalam btas normal
Auskultasi : regular, mur mur (-), gallop (-)

Pemeriksaan penunjang : GDS : 300

DIAGNOSIS : DM TIPE 2
PENATALAKSANAAN :
P : Metformin 2 x 500 mg. glimpirid 1 x 1.
KIA :
- Jaga pola hidup sehat
- Makan makanan bergizi
- Diet DM
- Olahraga yang cukup minimal 3 x seminggu dengan durasi 30 menit

KASUS 50. (VULNUS PUNCTUM) 2 LANSIA


TANGGAL : 2 oktober
JENIS KELAMIN : laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. M
Umur : 63 tahun
BB : 65 kg
TB : 165 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
5 hari sebelum ke puskesmas pakuan baru, pasien mengeluhkan tertusuk paku di telujuk kiri, luka tidak kunjung sembuh meski pasien sudah memberikan obat
luka aria ditusuk paku. Pasien memiliki riwayat penyakit dm yang tidak terkontrok

Riwayat penyakit dahulu :


 Riwayat DM (+) sejak 5 tahun yang lalu

 Riwayat hipertensi (-)

 Riwayat penyakit maag (-)

Riwayat keluarga :
 Riwayat hipertensi dalam keluarga (-)

 Riwayat diabetes (-)

Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :


 Pasien mengaku mengkonsumsi obat herbal sakit perut.

 Pasien merokok 1 bungkus per hari sejak usia 18 tahun

 Riwayat alkohol (-)

PF :
TTV :
TD : 130/80 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 22x/menir
T : 36,1C

KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-)
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 4
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)

ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 8 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar

EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)
STATUS LOKALIS :
Jari telunjuk kiri : tampak luka tusuk dengan diameter 0,3 x 0,3 cm dengan permukaan mongering, jari tangan tampak memerah dan bengkak.

Pemeriksaan penunjang :
GDS : 380

DIAGNOSIS : vulnus punctum + DM


PENATALAKSANAAN
P : amoxicillin 3 x 1, Metformin 3 x 1.

KIA :
- Kontrol gula darah secara berkala, dan rutin mengkonsumsi obat DM
- Jaga kebersihan dilokasi luka

KASUS 51. (skizofren) 30 dewasa

KASUS 52. (vulnus punctum pada telapak kaki) 26 anak


KASUS 53. (konstipasi ) 26 anak

KASUS 54. (asma) 26 anak

KASUS 55. (Vulnus excoriatum) 26 anak

KASUS 56. (furunkel) 26 anak

KASUS 57. (dyspepsia) 5 lansia

KASUS 58. (cehpalgia) 5 lansia

KASUS 59. (chf) 5 lansia

KASUS 60. (ht + dyspepsia) 5 lansia

KASUS 61. (chf + ht ) 5 lansia

KASUS 62. (ht + dm) 5 lansia

KASUS 63. (ht + oa) 5 lansia

KASUS 64. (dm) 5 lansia

KASUS 65. (dyspepsia) 5 lansia


KASUS 66. (vertigo) 5 lansia

KASUS 67. (epilepsy) 5 lansia

KASUS 68. (urtika) 5 lansia

Anda mungkin juga menyukai