TANGGAL : 10 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Ny. HS
Umur : 23 tahun
BB : 50 kg
TB : 155 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang dengan keluhan BAB cair sejak 1 hari sebelum ke puskesmas. BAB sebanyak > 5 kali/hari. Cair dan disertai dengan ampas makanan, lender (-),
darah (-). Pasien juga mengeluhkan mual muntah sebanyak 1 kali banyaknya ½ gelas, muntah berisi makanan, demam (-). Pasien masih mau makan dan
minum.
PF :
TTV :
TD : 120/90 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 18x/menir
T : 36,2C
ABDOMEN :
- Inspeksi : perut datar
- Auskultasi : BU (+) 15 x/menit
- Perkusi : timpani (+)
- Palpasi : soeple, nyeri tekan (-) pada epigastrium , hepatomegaly (-), splenomegaly (-), ballottement(-/-),nyeri ketok (-/-)
PENATALAKSANAAN :
P : attapulgite 2 tablet setiap selesai BAB (maksimal 12 tablet/ 24 jam). Metoclopramide 3x10 mg, oralit sach
KIA :
- banyak minum air putih minimal 8 gelas perhari
- konsumsi buah pisang
- hindari makanan yang pedas untuk sementara waktu
- menjaga kebersihan diri
- cuci tangan dengan sabun setelah BAB dan sebelum makan.
KASUS 2 (HT)
TANGGAL : 18 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Ny. A
Umur : 35 tahun
BB : 49 kg
TB : 165 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Sejak 1 hari sebelum ke puskesmas, pasien mengeluhkan nyeri pada kepala, nyeri dirasakan seperti berdenyut diseluruh kepala, timbul secara mendadak.
Disertai mata berkunang-kunang, tengkuk terasa berat, hingga pasien kesulitan melakukan aktivitas dan nyeri dirasakan terus menerus. mual (-), muntah (-),
penurunan kesadaran (-), sesak nafas (-), nyeri dada (-), rasa berputar-putar (-) kejang (-), demam (-), kepala terbentur (-), kelemahan anggota gerak (-), BAK
dan BAB tidak ada keluhan. Pasien sudah tidak minum obat antihipertensi.
PF :
TTV :
TD : 160/90 mmHg
HR : 95x/menit
RR : 22x/menir
T : 36,1C
Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 6
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS6
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)
DIAGNOSIS : HT
PENATALAKSANAAN
P : Amblodipin tab 10 mg x 1
KIA :
- Minum obat secara teratur dan rutin kontrol
- Mengurangi konsumsi garam
- Kurangi makanan yang tinggi lemak serta tinggi kolesterol
- Rutin berolahraga minimal 3 kali dalam seminggu dengan durasi 30 menit setiap kali berolahraga
- Meningkatkan konsumsi sayur dan buah
KASUS 3 (FAM)
TANGGAL : 18 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Ny. DA
Umur : 23 tahun
BB : 52 kg
TB : 156 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
+ 1 bulan sebelum ke puskesas pakuan baru, pasien mengeluhan terdapat benjolan pada payudara kanan sebesar kacang hijau dan dirasakan tidak membesar,
kadang disertai nyeri, tidak ada keluar darah ataupun nanah dari putting susu. Tidak tampak perubahan warna pada benjolan maupun kulit disekitarnya.
Pasien menstruasi pertama pada usia 14 tahun, teratur setiap bulannya dan masih menstruasi sampai sekarang. Pasien tidak ada mengeluhkan demam, sesak
nafas ataupun batuk. BAB dan BAK normal. Pasien tidak ada mengeluhkan nafsu makan dan berat badan yang menurun
PF :
TTV :
TD : 120/80 mmHg
Frek.nafas : 18x/menit
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,7 derajat celcius
STATUS LOKALIS :
Mammae dekstra
Inspeksi : tidak terlihat adanya benjolan, perubahan warna disekitar payudara (-)
Palpasi : teraba benjolan sebenar biji kacang hijau, supel, batas tegas, licin, nyeri tekan (+)
KGB : (-)
DIAGNOSIS : FAM
PENATALAKSANAAN :
P : paracetamol tablet 3 x 500 mg. vit B komplek 2 x 1.
KIA :
- Lakukan observasi mandiri selama 3 hari, jika penjolan semakin membesar maka disarankan untuk segera ke faskes terdekat untuk dilakukan
penanganan lebih lanjut.
- Mengurangi konsumsi makanan yang tinggi akan hormonal seperti : ayam potong, penyedap rasa, dan makanan pengawet lainnya.
- Menjaga pola hidup sehat
- Rutin berolahraga.
KASUS 4 (SKIZOFREN)
TANGGAL : 18 september
JENIS KELAMIN : laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. S
Umur : 35 tahun
BB : 60 kg
TB : 160 cm
PF :
TTV :
TD : 120/80 mmHg
Frek.nafas : 22x/menit
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,7 derajat celcius
b. Keadaan spesifik
a. Mood : Eutym
b. Afek : Luas
c. Keserasian : Serasi
d. Empati : Dapat diraba-rasakan
c. Pembicaraan:
Spontan, lancar, intonasi sedang
d. Gangguan persepsi: - Halusinasi : Tidak ditemukan
- Ilusi : Tidak ditemukan
- Depersonalisasi : Tidak ditemukan
- Derealisasi : Tidak ditemukan
e. Pikiran
a. Proses pikir : Logis
b. Bentuk pikiran : Koheren
c. Isi pikiran : Waham tidak ada
f. Kesadaran dan kognisi
a. Taraf kesadaran dan kesiagaan : Komposmentis kooperatif
b. Orientasi : Waktu, tempat dan orang
baik
c. Daya ingat
- Jangka panjang : Baik
- Jangka pendek : Baik
- Jangka segera : Baik
d. Konsentrasi : Baik
e. Kemampuan membaca dan menulis : Baik
f. Kemampuan visuospasial : Baik
g. Pikiran abstrak : Baik
h. Intelegensi dan kemampuan informasi : Baik
g. Pengendalian impuls : Baik
h. Daya nilai dan tilikan : Tilikan 5
i. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
DIAGNOSIS :
skizofrenia
PENATALAKSANAAN :
P : hallopurinol 1 x 5 mg. chlorpromazine 1 x 100 mg. diazepam 1 x 5 mg.
KIA :
Psikoterapi
Mendekatkan diri kepada Tuhan dengan beribadah dan berdoa.
Edukasi keluarga agar memberi dukungan pada pasien.
Menjelaskan kepada pasien, bahwa sakit merupakan salah satu bentuk ujian kasih sayang Tuhan kepada hambaNya, jika kita bersabar, berusaha dan
berdoa ketika sakit maka Tuhan akan menghapus segala kesalahan yang pernah kita lakukan dan memberi ganjaran pahala yang banyak.
Perbanyak kegiatan sehari-hari mulai hal terkecil hingga berbaur dengan tetangga agar ada kegiatan sehingga hari-hari tidak dihabiskan untuk tidur.
KASUS 5 (NEURODERMATITIS)
TANGGAL : 18 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Ny. AB
Umur : 42 tahun
BB : 60 kg
TB : 150 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
- Sejak 3 bulan yang lalu pasien mengeluhkan muncul bercak merah di ke 2 punggung kaki pasien, awalnya muncul bintil-bintil kecil berisi cairan. Bintil
semakin lama semakin banyak, dan saat digaruk bintil tersebut pecah lalu mengeluarkan air, kemudian bertambah banyak dan bersatu berukuran uang koin,
dengan tengah lebih licin. Bercak dirasakan gatal, dan tidak semakin gatal jika berkeringat. Keluhan dirasakan hilang timbul.
- Pasien tidak ada mengeluhkan demam, keluhan batuk ada dirasakan oleh pasien, tetapi pasien sudah berobat dan keluhan batuk menghilang. pasien tidak ada
menggunakan lotion, obat gosok gigi, krim pencukur bulu kaki atau mengganti sabun mandi. Riwayat alergi makanan tidak ada.
PF :
TTV :
TD : 13/80 mmHg
Frek.nafas : 20x/menit
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,2 derajat celcius
STATUS DERMATOLOGIS
(Lokasi-Efloresensi-Penyebaran)
- Lokasi : Regio dorsum pedis bilateral
- Efloresensi : Plak hiperpigmentasi, eritem (+), ukuran numular hingga plakat, batas tegas, bagian tengah licin, pinggir tampak seperti sentral hiling (+).
- Penyebaran : Regional
PENATALAKSANAAN :
- P : SISTEMIK :
- Metilprednisolone 4 mg tab 2x sehari
- Eritromisin tab 250 mg 4x sehari
- LOKAL :
- Betametason valerate 0,1% oinment 10 gr
KIA :
- Hindari makanan seperti telur, daging. (tinggi protein hewani)
- Mengobati infeksi saluran pernapasan atas
- Kontrol ulang
PF :
TTV :
TD : 110/80 mmHg
Frek.nafas : 20x/menit
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,4 derajat celcius
STATUS DERMATOLOGIS
( Lokasi- Efloresensi-Penyebaran )
Lokasi : regio manus
Efloresensi : Terdapat flaque eritematosa (+),papul (+),skuama (+), edema(-),bula (-), likenifikasi (-).
Penyebaran : regional
PENATALAKSANAAN :
- SISTEMIK
Cetirizine 10 mg tablet 1 kali sehari
Methylprednisolon 2 x 4 mg/ hari selama 5 hari
- LOKAL
Betametason valerat 0,1 % cream
KIA :
- Hindari kontak dengan penyebab alergi, pada pasien ini dicurigai adalah karena penggunaan salep.
- Kontrol ulang 1 minggu mendatang.
KASUS 7 (PPOK)
TANGGAL : 18 september
JENIS KELAMIN : laki laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. HE
Umur : 50 tahun
BB : 63 kg
TB : 160 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Sejak 6 bulan yang lalu, pasien mengeluhkan batuk dan sesak bertambah berat, dan tidak bisa berkurang dengan posisi tidur dan disertai demam,
demam dirasakan hilang timbul, menggigil (-), BAK tidak ada keluhan, BAB tidak ada keluhan, keringat malam hari tidak ada. Karena keluhannya pasien
berobat ke RSUD Raden mataher dan di rawat selama ±5 hari. Dikatakan pasien mengidap penyakit ppok.
1 hari sebelum berobat ke puskesmas Pakuan Baru, pasien mengeluhkan nafasnya terasa sesak, berkurang dengan pasien mengkonsumsi obat yang rutin
diminumnya yang diambil di puskesmas Pakuan Baru.
PF :
TTV :
TD : 140/80 mmHg
Frek.nafas : 28x/menit
Nadi : 96x/menit
Suhu : 36,4 derajat celcius
Pemerikaan fisik :
Paru-Paru (depan)
Inspeksi : Barrel chest (+), Otot bantu napas (+), pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan.
Palpasi : Vokal fremitus sama kiri dan kanan normal.
Perkusi : Hipersonor di seluruh lapangan paru kanan dan kiri.
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Ronki (+/+), wheezing (+/-), ekspirasi memanjang (+)
Paru-Paru (belakang)
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan.
Palpasi : Vokal fremitus sama kiri dan kanan normal.
Perkusi : Hipersonor di seluruh lapangan paru kanan dan kiri.
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Ronki (+/+), wheezing (+/-), ekspirasi memanjang (+)
DIAGNOSIS : PPOK
PENATALAKSANAAN :
- P : salbutamol 2 mg 3 x 1 (prn sesak). Dexametason 0,5 mg 1 x 1, amoksisilin 3 x 500 mg.
KIA :
- Istirahat (bed rest)
- Hindari aktivitas yang berlebihan
- Diet makanan bergizi, seimbang nutrisi antara protein dan lemak dan karbohidrat, diberikan dalam porsi kecil dan sering
- Mengurangi pajanan factor resiko
- Jika keluhan sesak memberat diharapkan pasien segera membewa ke fakses terdekat.
TANGGAL : 10 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Ny. S
Umur : 36 tahun
BB : 40 kg
TB : 150 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
3 bulan sebelum kepuskesmas Pakuan Baru, pasien mengaku pernah batuk lebih dari 2 minggu. Batuk dirasakan terus menerus dan disertai dahak
berwarna kuning kehijauan, darah (-). Batuk disertai demam yang naik turun dan keringat pada malam hari. Keluhan juga disertai dengan sesak nafas. Sesak
nafas dirasakan kambuh-kambuhan, tidak dipengaruhi oleh cuaca, debu dan makanan. Sesak juga tidak dipengaruhi oleh aktifitas dan tidak terasa seperti
1 bulan kepuskesmas Pakuanbaru, pasien mengeluhkan sesak semakin memberat. Sesak dirasakan kambuh-kambuhan, tidak dipengaruhi oleh cuaca,
debu dan makanan. Sesak semakin memberat ketika pasien batuk dan tidak berkurang dengan istirahat. Batuk dirasakan dengan karakteristik yang sama dengan
sebelumnya, disertai dengan dahak berwarna kecoklatan dan berbusa. Keluhan juga disertai demam yang naik turun dan keringat malam hari. Demam dirasakan
paling tinggi saat malam hari, menggigil (-), berkeringat (+). Keluhan disertai nafsu makan berkurang dan berat badan turun semenjak sakit sebanyak 5
kilogram (45 kg 40 kg). Pasien berobat ke RS raden mataher dan dirawat selama lebih dari 2 hari serta didiagnosa dengan tuberkulosis paru setelah
pemeriksaan dahak, kemudian dirujuk ke puskesmas Pakuanbaru untuk melakukan pengambilan obat rutin TB. Pasien mengaku sudah mengonsumsi obat 1
bulan rutin.
• Riwayat DM disangkal
PF :
TTV :
TD : 140/80 mmHg
Frek.nafas : 28x/menit
Nadi : 96x/menit
Suhu : 36,4 derajat celcius
Pemerikaan fisik :
Pemerikaan fisik :
Thoraks:
Paru-paru (depan)
Inspeksi (statis dan dinamis) : bentuk dada normochest, gerakan dinding dada simetris, tidak ada pergerakan otot bantu nafas tambahan
Palpasi : vokal fremitus sama dextra dan sinistra
Perkusi : sonor dextra dan sinistra
Auskultasi : suara napas : suara tambahan (-)
suara tambahan : ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Paru-paru (belakang)
Inspeksi (statis dan dinamis) : gerakan dinding thorax simetris
Palpasi : vokal fremitus sama dextra dan sinistra
Perkusi : sonor dextra dan sinistra
Auskultasi : suara napas : suara tambahan (-)
suara tambahan : ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
DIAGNOSIS : tb on oat
PENATALAKSANAAN :
P : 2RHZE/4(RH)3 4FDC 2 x 1 p.o (FDC: Rifampisin 150mg, Isoniazid 75mg, Pirazinamid 400mg, Etambutol 275mg)
KIA :
1. Menggunakan masker untuk mencegah penularan
4. Asupan gizi yang cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuh (tinggi karbohidrat dan tinggi protein)
6. Edukasi agar memeriksakan anggota keluarga yang tinggal satu rumah ke layanan kesehatan.
KASUS 9 (VERTIGO)
TANGGAL : 18 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Ny. K
Umur : 44 tahun
BB : 50 kg
TB : 155 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Sejak 3 hari sebelum ke puskesmas Pabkuan Baru, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar. Pusing dirasakan selama < 5 menit. Pusing dirasakan
muncul secara tiba-tiba dan hilang timbul. Pasien merasa lingkungan sekitar berputar-putar terutama saat perubahan posisi kepala dari posisi tidur ke posisi
duduk serta saat berjalan pasien merasa ingin terjatuh. Saat terjadi serangan pasien berbaring dan menutup kedua mata untuk mengurangi keluhannya. Keluhan
disertai dengan mual dan muntah > 3 kali dan berkeringat. Muntah berisi sisa makanan dan tidak muncrat. Tidak ada keluhan rasa penuh di telinga, telinga
berdenging, penurunan pendengaran, gangguan penglihatan, demam, kejang, nyeri kepala, lemah anggota gerak maupun baal di daerah wajah.
Tujuh hari sebelum ke puskesmas Pakuan Baru, pasien pernah mengeluhkan keluhan yang sama dengan intensitas pusing kurang lebih sama dengan
keluhan sekarang yaitu muncul tiba-tiba saat perubahan posisi kepala. Pasien hanya berobat ke bidan.
PF :
Tekanan darah: 140/100 mmHg
Denyut nadi : 86 x/mnt, teratur
Jantung : HR : 86 x/mnt, irama : reguler
Paru : Respirasi : 20 x/mnt, tipe : thorako-abdominal
Pemerikaan fisik :
Fungsi luhur : Dalam Batas Normal
Rangsang meningeal : (-)
Saraf kranial : DBN
Motorik : 5 5
5 5
Sensorik : dalam batas normal
Kordinasi : dalam batas normal
Otonom : dalam batas normal
Refleks Fisiologis : dalam batas normal
Patologis : (-)
PEMERIKSAAN KHUSUS/LAIN
Laseque : Tidak terbatas
Kernig : Tidak terbatas
Patrick : (-)/(-)
Kontrapatrick : (-)/(-)
Valsava test : (-)
Brudzinski : (-)/(-)
KIA :
- Keluarga turut mendukung dengan memotivasi pasien dalam mencari penyebab vertigo dan mengobatinya sesuai penyebab
- Mendorong pasien teratur melakukan latihan vestibular
TANGGAL : 19 september
JENIS KELAMIN : laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. E
Umur : 50 tahun
BB : 60 kg
TB : 165 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Sejak 6 hari sebelum ke puskesmas Pakuan Baru, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar. Pusing dirasakan selama < 5 menit. Pusing dirasakan
muncul secara tiba-tiba dan hilang timbul. Pasien merasa lingkungan sekitar berputar-putar terutama saat perubahan posisi kepala dari posisi tidur ke posisi
duduk serta saat berjalan pasien merasa ingin terjatuh. Saat terjadi serangan pasien berbaring dan menutup kedua mata untuk mengurangi keluhannya. Keluhan
disertai dengan mual dan muntah > 3 kali dan berkeringat. Muntah berisi sisa makanan dan tidak muncrat. Tidak ada keluhan rasa penuh di telinga, telinga
berdenging, penurunan pendengaran, gangguan penglihatan, demam, kejang, nyeri kepala, lemah anggota gerak maupun baal di daerah wajah.
10 hari sebelum ke puskesmas Pakuan Baru, pasien pernah mengeluhkan keluhan yang sama dengan intensitas pusing kurang lebih sama dengan keluhan
sekarang yaitu muncul tiba-tiba saat perubahan posisi kepala.
PF :
Tekanan darah: 160/100 mmHg
Denyut nadi : 88 x/mnt, teratur
Jantung : HR : 88 x/mnt, irama : reguler
Paru : Respirasi : 20 x/mnt, tipe : thorako-abdominal
Pemerikaan fisik :
Fungsi luhur : Dalam Batas Normal
Rangsang meningeal : (-)
Saraf kranial : DBN
Motorik : 5 5
5 5
Sensorik : dalam batas normal
Kordinasi : dalam batas normal
Otonom : dalam batas normal
Refleks Fisiologis : dalam batas normal
Patologis : (-)
PEMERIKSAAN KHUSUS/LAIN
Laseque : Tidak terbatas
Kernig : Tidak terbatas
Patrick : (-)/(-)
Kontrapatrick : (-)/(-)
Valsava test : (-)
Brudzinski : (-)/(-)
KIA :
- Keluarga turut mendukung dengan memotivasi pasien dalam mencari penyebab vertigo dan mengobatinya sesuai penyebab
- Mendorong pasien teratur melakukan latihan vestibular
TANGGAL : 19 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Ny. F
Umur : 45 tahun
BB : 50 kg
TB : 155 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang sadar ke poli dewasa puskesmas pakuan baru dengan keluhan sering merasa kesemutan. Kesemutan ini dirasakan pasien sejak awal terdiagnosis
DM pada tahun 2018. Kesemutan ini biasanya muncul saat pasien melakukan aktifitas. Kesemutan terjadi di keempat ekstrimitas namun paling sering dirasakan
pada kedua kaki. Pada awalnya pasien akan berhenti melakukan aktifitas jika merasa kesemutan, setelah itu pasien akan menghiraukan jika tejadi kesemutan
kembali. Kesemutan yang dirasakan tidakbegitu mengganggu aktivitasnya sehari-hari karena pasien masih bisa menahannya. Tidak ada gejala-gejala lain yang
dikeluhkan pasien selain kesemutan.
PF :
Tekanan darah: 120/90 mmHg
Denyut nadi : 90 x/mnt, teratur
Jantung : HR : 90 x/mnt, irama : reguler
Paru : Respirasi : 20 x/mnt, tipe : thorako-abdominal
Pemerikaan fisik :
Kepala : dalam batas normal
Thorak :
Paru :
Inspeksi: Simetris
Palpasi: N/N
Perkusi: Sonor / Sonor
Auskultasi suara dasar: Vesikuler+/++/++/+
Auskultasi suara tambahan: Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi: Iktus kordis tak tampak
Palpasi: Iktus kordis tidak teraba
Perkusi: batas jantung dalam btas normal
Auskultasi : regular, mur mur (-), gallop (-)
DIAGNOSIS : DM TIPE 2
PENATALAKSANAAN :
P : Metformin 2 x 500 mg per oral, Vitamin B komplet 1 x 1
KIA :
- Jaga pola hidup sehat
- Makan makanan bergizi
- Diet DM
- Olahraga yang cukup minimal 3 x seminggu dengan durasi 30 menit
KASUS 12 (OA)
TANGGAL : 19 september
JENIS KELAMIN : laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. T
Umur : 49 tahun
BB : 75 kg
TB : 165 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datatang ke poli dewasa Puskesmas Pakuan Baru dengan keluhan nyeri pada lutut kiri sejak 6 bulan yang lalu. Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk. Nyeri
dirasakan hilang timbul. Nyeri biasanya timbul, nyeri biasanya timbul saat naik tangga, saat perpindahan posisi dari duduk lalu berdiri ataupun sebaliknya, serta
saat berolahraga. Nyeri hilang jika istirahat. Selain nyeri pasien juga mengeluhkan kaku pada lutut kiri, biasanya sehabis bangun tidur. Nyeri dirasakan tidak
menjalar dan terasa panas pada lutut kirinya. Keluhan nyeri pada sendi lain di sangkal.
Pasien rutin control berobat di puskesmas Pakuan Baru.
PF :
TTV :
TD : 120/80 mmHg
HR : 92x/menit
RR : 20x/menir
T : 36,3C
Gizi : obesitas
STATUS GENERALIS
Kepala :
Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Telinga : tidak ada kelainan
Hidung : tidak ada kelainan
Leher : tidak ada kelainan
Thorax :
Pulmo :
Inspeksi : bentuk dada normal, tidak ada gerakan dinding dada yang tertinggal, retraksi (-/-)
Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor diseluruh lapangan paru
Auskultasi : suara dasar vesicular, weezing (-/-), rhonki (-/-)
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra 2 cm medial
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : bunyi jantung regular, murmur (-), weezhing (-)
Abdomen :
Inspeksi : cembung, tidak ada kelaianan
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : super, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba
Perkusi : tympani di seluruh lapangan abdomen
Ekstremitas :
Akral hangat, CRT <2 detik, edem (-).
Status lokalis ;
Ekstremitas inferior region artikulasio genu sinistra :
LOOK : perubahan gaya berjalan/ tampang pincang (-), edem (+) minimal, hiperemis (-)
FEEL : hangat (-), penebalan dan penonjolan tulang (-), nyeri local (+)
MOVE : fleksi dan ekstensi batas normal, krepitasi (-)
DIAGNOSIS : osteoarthritis
PENATALAKSANAAN :
P : meloxicam tab 2 x 15 mg/h, ranitidine tab 2 x 150 mg/h, vitamin b kompleks 1 x 1
KIA :
- Edukasi tentang penurunan berat badan untuk mengurangi beban pada sendi lutut dengan diet seimbang dan olahraga
- Edukasi olahraga yang tepat tidak memberi beban pada sendi lutut adalah berenang dan bersepeda
- Menghindari aktivitas naik turun tangga, mengangkat beban berat, serta dapat diselingi dengan beristirahat
- Menghindari trauma pada lutut
- Menjaga pola makan
KASUS 13 (SKIZOFREN)
TANGGAL : 19 september
JENIS KELAMIN : laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. M
Umur : 24 tahun
BB : 65 kg
TB : 160 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
+ 2 tahun yang lalu sebelum datang ke puskesmas pakuanbaru, pasien sering mengamuk dirumah mengamuk dirumah meski tanpa ada penyebab. Pasien juga
sering melempari rumah warga dengan batu, hal itu dilakukan karena pasien merasa sering diikuti oleh seseorang yang sering bersembunyi di rumah warga.
Pasien juga sering mendengar bisik-bisikan, isi bisikan tersebut berupa “aka ada orang yang datang untuk membunuh dirinya”. Gejala ini pertama kali
dirasakan saat setelah 2 bulan kehilangan almarhum ibunya. Dengan keluhan tersebut keluarga pasien membawa pasien ke RS jiwa jambi karena sering
meresahkan warga sekitar. Pasien di rawat di RS jiwa selama 3 bulan. Sekarang pasien rutin kontrol untuk pengambilan obat di puskesmas Pakuan Baru.
PF :
TTV :
TD : 130/90 mmHg
Frek.nafas : 22x/menit
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,2 derajat celcius
j. Keadaan spesifik
e. Mood : Eutym
f. Afek : Luas
g. Keserasian : Serasi
h. Empati : Dapat diraba-rasakan
k. Pembicaraan:
Spontan, lancar, intonasi sedang
l. Gangguan persepsi: - Halusinasi : Tidak ditemukan
- Ilusi : Tidak ditemukan
- Depersonalisasi : Tidak ditemukan
- Derealisasi : Tidak ditemukan
m. Pikiran
d. Proses pikir : Logis
e. Bentuk pikiran : Koheren
f. Isi pikiran : Waham tidak ada
n. Kesadaran dan kognisi
i. Taraf kesadaran dan kesiagaan : Komposmentis kooperatif
j. Orientasi : Waktu, tempat dan orang
baik
k. Daya ingat
- Jangka panjang : Baik
- Jangka pendek : Baik
- Jangka segera : Baik
l. Konsentrasi : Baik
m. Kemampuan membaca dan menulis : Baik
n. Kemampuan visuospasial : Baik
o. Pikiran abstrak : Baik
p. Intelegensi dan kemampuan informasi : Baik
o. Pengendalian impuls : Baik
p. Daya nilai dan tilikan : Tilikan 5
q. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
DIAGNOSIS :
skizofrenia
PENATALAKSANAAN :
P : hallopurinol 1 x 5 mg. chlorpromazine 1 x 100 mg. diazepam 1 x 5 mg.
KIA :
Psikoterapi
Mendekatkan diri kepada Tuhan dengan beribadah dan berdoa.
Edukasi keluarga agar memberi dukungan pada pasien.
Menjelaskan kepada pasien, bahwa sakit merupakan salah satu bentuk ujian kasih sayang Tuhan kepada hambaNya, jika kita bersabar, berusaha dan
berdoa ketika sakit maka Tuhan akan menghapus segala kesalahan yang pernah kita lakukan dan memberi ganjaran pahala yang banyak.
Perbanyak kegiatan sehari-hari mulai hal terkecil hingga berbaur dengan tetangga agar ada kegiatan sehingga hari-hari tidak dihabiskan untuk tidur.
PF :
TTV :
TD : 120/90 mmHg
Frek.nafas : 22x/menit
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,1 derajat celcius
r. Keadaan spesifik
i. Mood : Eutym
j. Afek : cemas
k. Keserasian : Serasi
l. Empati : Dapat diraba-rasakan
s. Pembicaraan:
Spontan, lancar, intonasi sedang
t. Gangguan persepsi: - Halusinasi : Tidak ditemukan
- Ilusi : Tidak ditemukan
- Depersonalisasi : Tidak ditemukan
- Derealisasi : Tidak ditemukan
u. Pikiran
g. Proses pikir : Logis
h. Bentuk pikiran : Koheren
i. Isi pikiran : Waham tidak ada
v. Kesadaran dan kognisi
q. Taraf kesadaran dan kesiagaan : Komposmentis kooperatif
r. Orientasi : Waktu, tempat dan orang
baik
s. Daya ingat
- Jangka panjang : Baik
- Jangka pendek : Baik
- Jangka segera : Baik
t. Konsentrasi : Baik
u. Kemampuan membaca dan menulis : Baik
v. Kemampuan visuospasial : Baik
w. Pikiran abstrak : Baik
x. Intelegensi dan kemampuan informasi : Baik
w. Pengendalian impuls : Baik
x. Daya nilai dan tilikan : Tilikan 5
y. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
DIAGNOSIS :
skizofrenia
PENATALAKSANAAN :
P : clobazam 1x10 mg, alprazolam 1 x 1 mg, fluoxetine 1 x 20 mg.
KIA :
Psikoterapi
Mendekatkan diri kepada Tuhan dengan beribadah dan berdoa.
Edukasi keluarga agar memberi dukungan pada pasien.
Menjelaskan kepada pasien, bahwa sakit merupakan salah satu bentuk ujian kasih sayang Tuhan kepada hambaNya, jika kita bersabar, berusaha dan
berdoa ketika sakit maka Tuhan akan menghapus segala kesalahan yang pernah kita lakukan dan memberi ganjaran pahala yang banyak.
Perbanyak kegiatan sehari-hari mulai hal terkecil hingga berbaur dengan tetangga agar ada kegiatan sehingga hari-hari tidak dihabiskan untuk tidur
KASUS 15 (SERUMEN PROP)
TANGGAL : 16 september
JENIS KELAMIN : laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. P
Umur : 50 tahun
BB : 55 kg
TB : 160 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang kepuskesmas pakuan baru dengan keluhan telinga terasa penuh. Sejak 2 hari yang lalu. Telinga dirasakan penuh pad a telinga sebelah kiri.
Awalnya pasien mengatakan telinga kirinya kemasukan air saat mandi, karena merasa kurang nyaman, pasien kemudian mengorek telinganya, tapi keluhan
tidak berkurang, pasien merasa telinga kiri semakin penuh, telinga juga terasa gatal.
STATUS GENERALIS
Kepala : normocefali
Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Telinga : STATUS LOKALIS
Hidung : tidak ada kelainan
Leher : tidak ada kelainan
Thorax :
Pulmo :
Inspeksi : bentuk dada normal, tidak ada gerakan dinding dada yang tertinggal, retraksi (-/-)
Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor diseluruh lapangan paru
Auskultasi : suara dasar vesicular, weezing (-/-), rhonki (-/-)
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra 2 cm medial
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : bunyi jantung regular, murmur (-), weezhing (-)
Abdomen :
Inspeksi : cembung, tidak ada kelaianan
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : super, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba
Perkusi : tympani di seluruh lapangan abdomen
Ekstremitas :
Akral hangat, CRT <2 detik, edem (-).
Status lokalis ;
TELINGA KIRI
Inspeksi : hiperesis (-), tidak tampak ada cairan yang keluar, liang telinga tampak serumen prop berwarna kecoklatan, berbau (-), membrane timpani tertutup
serumen.
Palapasi : nyeri tekan tragus (-)
PENATALAKSANAAN :
P :tetes telinga karbolgiserin 10% selama 3 hari untuk melunakkan serumen, irigasi serumen.
KIA :
- Edukasi untuk tidak membersihkan telinga secara berlebihan, baik dengan cotton bud atau dengan alat lainnya.
- Menganjurkan pasien untuk menghindari memasukan air atau apapun kedalam telinga.
TANGGAL : 17 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Ny, EA
Umur : 40 tahun
BB : 62 kg
TB : 155 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke puskesmas pakuan baru dengan keluhan hidung meler sejak 4 tahun yang lalu, terutama di pagi hari dan malam hari. Pasien sering
mengeluhkan keluhan serupa, hilang timbul. Hidung terkadang terasa sakit, bersin-bersin, kepala terasa pusing, serta mata sering berair.
PF :
TTV :
TD : 120/80 mmHg
HR : 86x/menit
RR : 20x/menir
T : 36,4C
STATUS GENERALIS
Kepala :
Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Telinga : tidak ada kelainan
Hidung : STATUS LOKALIS
Leher : tidak ada kelainan
Thorax :
Pulmo :
Inspeksi : bentuk dada normal, tidak ada gerakan dinding dada yang tertinggal, retraksi (-/-)
Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor diseluruh lapangan paru
Auskultasi : suara dasar vesicular, weezing (-/-), rhonki (-/-)
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra 2 cm medial
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : bunyi jantung regular, murmur (-), weezhing (-)
Abdomen :
Inspeksi : cembung, tidak ada kelaianan
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : super, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba
Perkusi : tympani di seluruh lapangan abdomen
Ekstremitas :
Akral hangat, CRT <2 detik, edem (-).
KAVUM NASI :
Mukosa : hiperemis, sekret (-/-)
Konkha : hipertropi (+/+)
Septum nasi : lurus
Pasase udara : (+/+)
Massa : (-/-)
Nasofaring/ orofaring :
Mukosa : tenang, granul (-)
Tonsil : T2-T2, kripta lebar (-/-), dedritus (-/-)
PENATALAKSANAAN :
P : cetirizine 3 x 1, dexametason 1 x 1 .
KIA :
- Edukasi pasien untuk menghindari sumber allergen
- Rutin berolahraga
- Menggunakan masker
-
TANGGAL : 22 september
JENIS KELAMIN : laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. J
Umur : 38 tahun
BB : 60 kg
TB : 160 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke puskesmas pakuan baru dengan keluhan hidung mat kanan kemasukan serbuk kayu ketika bekerja, keluhan sudah dirasakan sejak 1 hari yang
lalu, pasien merasa matanya merasa mengganjal, sering di kucek hingga berair.
PF :
TTV :
TD : 130/80 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 20x/menir
T : 36,2C
PENATALAKSANAAN :
P : Ektraksi corpal, gentamisin salap (3x1) OD .
KIA :
- Menjelaskan kepada pasien mengenai corpal dan komplikasinya
- Memakai pelindung kacamata saat bekerja
KASUS 18 (HT)
TANGGAL : 22 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Ny. B
Umur : 60 tahun
BB : 45 kg
TB : 165 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Sejak 2 hari sebelum ke puskesmas, pasien mengeluhkan nyeri pada kepala, nyeri dirasakan seperti berdenyut diseluruh kepala, timbul secara mendadak.
Disertai mata berkunang-kunang, tengkuk terasa berat, hingga pasien kesulitan melakukan aktivitas dan nyeri dirasakan terus menerus. mual (-), muntah (-),
penurunan kesadaran (-), sesak nafas (-), nyeri dada (-), rasa berputar-putar (-) kejang (-), demam (-), kepala terbentur (-), kelemahan anggota gerak (-), BAK
dan BAB tidak ada keluhan. Pasien sudah tidak minum obat antihipertensi.
PF :
TTV :
TD : 150/90 mmHg
HR : 95x/menit
RR : 22x/menir
T : 36,2C
Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 6
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS6
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)
DIAGNOSIS : HT
PENATALAKSANAAN
P : Amblodipin tab 10 mg x 1
KIA :
- Minum obat secara teratur dan rutin kontrol
- Mengurangi konsumsi garam
- Kurangi makanan yang tinggi lemak serta tinggi kolesterol
- Rutin berolahraga minimal 3 kali dalam seminggu dengan durasi 30 menit setiap kali berolahraga
- Meningkatkan konsumsi sayur dan buah
Riwayat keluarga :
• Tidak ada riwayat penyakit dalam keluarga yang berhubungan dengan keluhan pasien
• Hipertensi (-), DM (-), penyakit Ginjal (-), penyakit jantung (-), TB (-)
Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :
• Pasien seorang buruh bangunan dan menyukai makanan berlemak, bersantan, makanan manis (+)
• Pasien mengaku tidak pernah berolahraga
• Pasien merupakan perokok aktif, merokok 2 bungkus sehari dan semenjak 1 tahun terakhir sudah berhenti merokok.
• Pasien rutin kontrol
PF :
TTV :
TD : 120/90 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 22x/menir
T : 36,2C
KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-)
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS V
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)
ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 10 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar
EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG ;
GDS : 320
KIA :
- Minum obat secara teratur dan rutin kontrol
- Rutin berolahraga minimal 3 kali dalam seminggu dengan durasi 30 menit setiap kali berolahraga
- Meningkatkan konsumsi sayur dan buah
Riwayat keluarga :
Riwayat hipertensi dalam keluarga (-)
PF :
TTV :
TD : 140/80 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 22x/menir
T : 36,1C
KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-)
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 4
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)
ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 8 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar
EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)
DIAGNOSIS : dyspepsia
PENATALAKSANAAN
P : Omeperazole 2x20 mg, selama 14 hari, Domperidon 3x10 mg
KIA :
- Modifikasi gaya hidup, berusaha mencapai BBI, tidak mengonsumsi zat yang dapat mengiritasi lambung seperti kafein, aspirin, dan alcohol
- Tidur minimal setelah 2 sampai 4 jam setelah makan
- Makan dengan porsi kecil dan sering, kurangi makanan yang berlemak
KASUS 21 (HIDRADENITIS)
KASUS 22 (MALARIA)
Riwayat keluarga :
Riwayat tonsillitis di keluarga (+), kakak kandung pasien mngeluhkan keluhan serupa akan tetapi sudah dilakukan tonsilektomi.
Pasien sering mengkonsumsi es dan jajan yang dijual di lingkungan rumah dan sekolah.
PF :
TTV :
TD : 120/80 mmHg
HR : 92x/menit
RR : 20x/menir
T : 36,2C
KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil tampak memerah, dengan permukaan tidak rata, terdapat
kristus melebar dan berisi destritus, tonsil ukuran T2-T2.
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 4
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)
ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 8 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar
EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)
KIA :
- Menghindari pencetus, termasuk makanan dan minuman yang mengriritasi
- Melakukan pengobatan yang adekuat karena risiko kekambuhan cukup tinggi
- Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan berolahraga teratur
- Selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut
- Mencuci tangan secara teratur dan merencanakan tindakan lebih lanjut. (dikarenakan kekambuhan tidak lebih dari 2 kali pertahun maka pengobatan
masih bisa dilakukan dengan farmakoterapi)
TANGGAL : 18 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Ny. Y
Umur : 41 tahun
BB : 55 kg
TB : 150 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Keluhan Utama
Kedua mata merah dan tidak kabur sejak 3 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Kedua mata merah dan tidak kabur sejak 3 hari yang lalu. Penglihatan tidak kabur. Semakin lama semakin merah, terasa panas, gatal, bengkak dan
berair. Cairan yang keluar tidak berwarna, tidak berbau dan encer. Mata juga mengeluarkan sekret berwarna . Silau jika terkena cahaya. Riwayat demam (-),
badan terasa pegal-pegal (-), batuk pilek (-). Riwayat trauma pada mata (-).
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Keasadaran : Komposmentis kooperatif
Tanda vital : TD : 130/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Nafas : 18 x/menit
Suhu : 36, 6oC
KGB : Adenopati Preaurikuler (-)
DIAGNOSIS :
Konjungtivitis ODS ec. Susp. Viral
PENATALAKSANAAN :
P : gentamisin salap (3x1) ODS, cetirizine tablet 3x1
KIA :
Sembuh sendiri, salah satu caranya dengan meningkatkan daya tahan tubuh.
tidak menggosok mata yang sakit
menyentuh mata yang sehat, mencuci tangan setelah setiap kali memegang mata yang sakit,
menggunakan kain lap, handuk, dan sapu tangan baru yang terpisah untuk membersihkan mata yang sakit.
TANGGAL : 21 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Nn. N
Umur : 22 tahun
BB : 45 kg
TB : 152 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien mengeluhkan nyeri di ulu hati sejak 1 hari sebelum ke puskesmas pakuan baru. Nyeri dirasakan seperti rasa panas ditenggorokan dan dada, muncul
setelah makan makanan porsi besar. Nyeri tidak menjalar sampai ke punggung atau lengan kiri. Pasien juga mengeluh sering merasakan makanan naik ke ke
kerongkongan terutama setelah memakan makanan yang pedas. Nyeri ulu hati semakin memberat apabila pasien dalam keadaan berbaring, dan berkurang saat
duduk. Pasien tidak meminum obat untuk mengurangi keluhannya.
Selain nyeri ulu hati, pasien juga mengeluhkan adanya mual dan muntah. Muntah berisi cairan dan makanan, disertai rasa asam di mulut. Muntah sebanyak 5-6
kali dalam sehari, dengan volume ¼ gelas. Muntah tidak disertai darah ataupun lendir. Pasien mengeluhkan sering bersendawa saat sebelum dan sesudah
muntah. Setelah muntah, pasien mengeluhkan badan terasa lemas dan tidak nafsu makan. BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Riwayat keluarga :
• Tidak ada keluarga yang mengeluhkan keluhan yang sama.
• Riwayat hipertensi (-)
• Riwayat diabetes melitus (-)
• Riwayat penyakit jantung (-)
GERDQ
No Pertanyaan Skor
1 Seberapa sering anda merasakan perasaan seperti 1
terbakar/panas di dada anda?
2 Seberapa sering anda merasakan isi perut/lambung anda 1
(makanan dan minuman) naik ke tenggorokan atau ke mulut?
3 Seberapa sering anda merasakan sakit/nyeri di bagian tengah 2
atau atas perut anda?
4 Seberapa sering anda merasa mual? 3
5 Seberapa sering anda mengalami kesulitan untuk tidur nyenyak 3
karena keluhan seperti pada dan atau no. 2 di atas?
6 Seberapa sering anda mengkonsumsi/memakan obat tambahan 3
lainnya untuk keluhan keluhan No.1 dan no. 2 di atas selain dari
obat yang dianjurkan oleh dokter? Misalnya antasida, Ranitidin
dll
Total 10
• Ket skor :
0 = 0 hari
1 = 1 hari
2 = 2-3 hari
3 = 4-7 hari
Nilai besar sama 8 merepresentasikan diagnosis GERD.
PF :
TTV :
TD : 120/80 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 22x/menir
T : 36,2C
KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-)
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 4
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)
ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 13 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar
EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)
DIAGNOSIS : GERD
PENATALAKSANAAN
P : Omeperazole 2x20 mg, selama 14 hari, Domperidon 3x10 mg
KIA :
1. Modifikasi gaya hidup, berusaha mencapai BBI, tidak mengonsumsi zat yang dapat mengiritasi lambung seperti kafein, aspirin, dan alkohol
2. Posisi tidur sebaiknya dengan kepala yang lebih tinggi
3. Tidur minimal setelah 2 sampai 4 jam setelah makan
4. Makan dengan porsi kecil dan sering, kurangi makanan yang berlemak
TANGGAL : 18 september
JENIS KELAMIN : laki-laki
DATA DASAR PASIEN :
Nama : Tn. AM
Umur : 43 tahun
BB : 70 kg
TB : 173 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
2 hari sebelum ke puskesmas pakuan baru, pasien mengeluhkan muntah 5x dalam sehari, muntah berupa air saja. Pasien mengeluh semakin lemas, pasien
mengeluhkan nyeri di ulu hati yang menyesak ke atas. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala.
Riwayat keluarga :
Riwayat hipertensi dalam keluarga (-)
PF :
TTV :
TD : 140/80 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 22x/menir
T : 36,1C
KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-)
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 4
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)
ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 8 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar
EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)
DIAGNOSIS : dyspepsia
PENATALAKSANAAN
P : Omeperazole 2x20 mg, selama 14 hari, Domperidon 3x10 mg
KIA :
- Modifikasi gaya hidup, berusaha mencapai BBI, tidak mengonsumsi zat yang dapat mengiritasi lambung seperti kafein, aspirin, dan alcohol
- Tidur minimal setelah 2 sampai 4 jam setelah makan
- Makan dengan porsi kecil dan sering, kurangi makanan yang berlemak
Riwayat keluarga :
Tidak ada riwayat keluarga yang mengalami keluhan yang sama
PF :
TTV :
TD : 90/80 mmHg
HR : 92x/menit
RR : 22x/menir
T : 36,1C
KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-)
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 4
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)
ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 8 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar
EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)
KIA :
- Kurangi aktivitas berat pada tangan kanan
- Jaga kebersihan tangan post orif
- Rutin kontrol
Riwayat keluarga :
Riwayat keluhan serupa dalam keluarga (+).
Ibu pasien memberikan obat tets berwarna biru di bibir pasien yang dibeli diapotik, tetapi ibu pasien lupa nama obatnya.
PF :
TTV :
TD : 120/80 mmHg
HR : 92x/menit
RR : 22x/menir
T : 36,3C
KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), tanpak luka berbentuk oval dengan tepi eritematous, dengan
ukuran 1-2 mm, warna putih dengan tepi eritema, berjumlah 2 buah terdapat pada mukosa labial.
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 4
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)
ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 8 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar
EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)
KIA :
- Menjaga kebersihan mulut.
- Rutin menggosok gigi.
- Menjelaskan bahwa lesi hilang secara spontan setelah 7-10 hari
Riwayat keluarga :
Beberapa hari sebelumnya kakak pasien mengeluhkan hal yang sama.
PF :
TTV :
TD : 110/80 mmHg
HR : 88x/menit
RR : 22x/menir
T : 37,8C
KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), T1-T1.
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 4
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)
ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 8 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar
EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)
KIA :
- Meningkatkan daya tahan tubuh
- Mengkonsumsi makanan sehat bergizi
- Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
- Istirahat yang cukup
Riwayat keluarga :
Riwayat tonsillitis di keluarga (-)
Pasien sering mengkonsumsi es dan jajan yang dijual di lingkungan rumah dan sekolah.
PF :
TTV :
TD : 120/90 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 20x/menir
T : 36,3C
KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil tampak hiperemis, terdapat detritus, tonsil ukuran T2-T2.
Palatum mole, arkus anterior dan posterior tampak edem dan hiperemis.
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 4
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)
ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 8 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar
EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)
KIA :
- Menghindari pencetus, termasuk makanan dan minuman yang mengriritasi
- Melakukan pengobatan yang adekuat karena risiko kekambuhan cukup tinggi
- Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan berolahraga teratur
- Selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut
- Mencuci tangan secara teratur dan merencanakan tindakan lebih lanjut. (dikarenakan kekambuhan tidak lebih dari 2 kali pertahun maka pengobatan
masih bisa dilakukan dengan farmakoterapi)
KASUS 34. (dermatitis atopik) 24 anak
TANGGAL : 24 september
JENIS KELAMIN : perempuan
DATA DASAR PASIEN :
Nama : An. A
Umur : 7 tahun
BB : 23 kg
TB : 122 cm
DATA RINGKASAN PENYAKIT :
Riwayat penyakit sekarang :
Minggu sebelum ke poli puskesmas pakuan baru, pasien mengeluhkan timbul gatal yang semakin memberat pada seluruh tubuh pasien. Gatal dirasakan
sepanjang hari dan terus menerus, terutama saat pasien berkeringat. Awalnya gatal pada daerah lipatan kemudian meluas keseluruh tubuh. Pasien juga
mengeluhkan bintil berisi cairan dan bintil padat serta bercak berwarna kemerahan diseluruh tubuh. Selain itu juga tampak kulit kering bersisik didaerah lipatan
tangan, tangan dan kaki pasien. Kulit pasien juga terlihat kehitaman, kasar dan agak tebal pada daerah lipatan. Gatal tidak disertai nyeri. Pasien mengeluhkan
keluhan yang sama pada saat usia 6 bulan dan kemudian mengeluhkan keluhan tersebut sejak 2 tahun terakhir. Ada riwayat alergi makanan dan cuaca dingin.
Tidak mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya, saat ini pasien belum melakukan pengobatan
Riwayat keluarga :
Tidak ada keluhan yang sama dalam keluarga
Ibu pasien memiliki riwayat sakit asma dan alergi terhadap cuaca dingin
Riwayat kebiasaan, alergi obat-obatan :
Pasien adalah seorang murid sd. Sehari-hari sering bermain aktif dengan teman-temannya.
PF :
TTV :
TD : 120/80 mmHg
HR : 80x/menit
RR : 20x/menir
T : 36,7C
STATUS DERMATOLOGI :
(lokasi-efloresensi-penyebaran)
- Lokal : ekstremitas atas, ekstremitas bawah, thorax dan abdomen
- Efloresensi : macula eritem (+), vesikel (+), papul (+), erosi (+), edem, likenifekasi (+), squama halus (+), macula hiperpigmentasi (+), ukuran miliar
hingga nnumular, difus, jumlah multiple.
- Penyebaran : universal
KIA :
- Hindari pajanan suhu dingin
- Menjelaskan kepada kepada orang tua mengenai penyakit anaknya, yang akan sering kambuh dan dapat bertahan hingga pasien dewasa.
- Hindari makan makanan penyebab alergi
- Mandi 2 kali sehari dengan sabun dan menjaga kebersihan
- Kontrol ulang penyakit pasien.
Riwayat keluarga :
Riwayat hipertensi dalam keluarga (-)
PF :
TTV :
TD : 120/80 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 22x/menir
T : 36,2C
KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-)
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 4
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)
ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 8 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar
EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)
Pemeriksaan penunjang :
HB : 10,1
KIA :
- Mengkonsumsi makanan sehat bergizi
- Rutin mengkonsumsi suplement penambah darah
PF :
TTV :
TD : 120/80 mmHg
HR : 92x/menit
RR : 20x/menir
T : 36,3C
Gizi : obesitas
STATUS GENERALIS
Kepala :
Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Telinga : tidak ada kelainan
Hidung : tidak ada kelainan
Leher : tidak ada kelainan
Thorax :
Pulmo :
Inspeksi : bentuk dada normal, tidak ada gerakan dinding dada yang tertinggal, retraksi (-/-)
Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor diseluruh lapangan paru
Auskultasi : suara dasar vesicular, weezing (-/-), rhonki (-/-)
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra 2 cm medial
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : bunyi jantung regular, murmur (-), weezhing (-)
Abdomen :
Inspeksi : cembung, tidak ada kelaianan
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : super, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba
Perkusi : tympani di seluruh lapangan abdomen
Ekstremitas :
Akral hangat, CRT <2 detik, edem (-).
Status lokalis ;
Ekstremitas inferior region artikulasio genu sinistra :
LOOK : perubahan gaya berjalan/ tampang pincang (-), edem (+) minimal, hiperemis (-)
FEEL : hangat (-), penebalan dan penonjolan tulang (-), nyeri local (+)
MOVE : fleksi dan ekstensi batas normal, krepitasi (-)
DIAGNOSIS : osteoarthritis
PENATALAKSANAAN :
P : meloxicam tab 2 x 15 mg/h, ranitidine tab 2 x 150 mg/h, vitamin b kompleks 1 x 1
KIA :
- Edukasi tentang penurunan berat badan untuk mengurangi beban pada sendi lutut dengan diet seimbang dan olahraga
- Edukasi olahraga yang tepat tidak memberi beban pada sendi lutut adalah berenang dan bersepeda
- Menghindari aktivitas naik turun tangga, mengangkat beban berat, serta dapat diselingi dengan beristirahat
- Menghindari trauma pada lutut
- Menjaga pola makan
Riwayat HT (-)
Riwayat keluarga :
Tidak ada riwayat keluarga yang mengalami keluhan yang sama
PF :
TTV :
TD : 150/80 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 20x/menir
T : 36,1C
KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-)
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 4
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)
ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 8 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar
EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)
KIA :
- Rutin kontrol
- Pola makan makanan bergizi seimbang
- Kurangi aktivitas memperberat kerja jantung.
PF :
TTV :
TD : 160/90 mmHg
HR : 99x/menit
RR : 22x/menir
T : 36,4C
Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 6
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS6
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)
DIAGNOSIS : HT
PENATALAKSANAAN
P : Amblodipin tab 10 mg x 1
KIA :
- Minum obat secara teratur dan rutin kontrol
- Mengurangi konsumsi garam
- Kurangi makanan yang tinggi lemak serta tinggi kolesterol
- Rutin berolahraga minimal 3 kali dalam seminggu dengan durasi 30 menit setiap kali berolahraga
- Meningkatkan konsumsi sayur dan buah
PF :
Tekanan darah: 130/90 mmHg
Denyut nadi : 90 x/mnt, teratur
Jantung : HR : 90 x/mnt, irama : reguler
Paru : Respirasi : 22 x/mnt, tipe : thorako-abdominal
Pemerikaan fisik :
Kepala : dalam batas normal
Thorak :
Paru :
Inspeksi: Simetris
Palpasi: N/N
Perkusi: Sonor / Sonor
Auskultasi suara dasar: Vesikuler+/++/++/+
Auskultasi suara tambahan: Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi: Iktus kordis tak tampak
Palpasi: Iktus kordis tidak teraba
Perkusi: batas jantung dalam btas normal
Auskultasi : regular, mur mur (-), gallop (-)
DIAGNOSIS : DM TIPE 2
PENATALAKSANAAN :
P : Metformin 2 x 500 mg. glimpirid 1 x 1.
KIA :
- Jaga pola hidup sehat
- Makan makanan bergizi
- Diet DM
- Olahraga yang cukup minimal 3 x seminggu dengan durasi 30 menit
Riwayat keluarga :
Riwayat hipertensi dalam keluarga (-)
PF :
TTV :
TD : 130/80 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 22x/menir
T : 36,1C
KEPALA LEHER :
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik( -/-), edem palpebra (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : napas cuping hidung (-), keluar cairan (-)
• Telinga : keluar cairan (-/-)
• Mulut : bibir pucat (-), mukosa mulut kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-)
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thoraks
Paru:
- Inspeksi: bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas paru- hepar ICS 4
- Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
- Perkusi : batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri jantung linea axilaris anterior sinistra
- Auskultasi: S1 dan S2 normal regular, murmur(-), gallop (-)
ABDOMEN :
• Inspeksi : Datar, pelebaran vena (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 8 x/menit
• Perkusi : timpani
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak membesar
EKSTREMITAS ;
• Akral hangat
• Capillary refill time < 2 detik
• Udem tungkai (-/-)
STATUS LOKALIS :
Jari telunjuk kiri : tampak luka tusuk dengan diameter 0,3 x 0,3 cm dengan permukaan mongering, jari tangan tampak memerah dan bengkak.
Pemeriksaan penunjang :
GDS : 380
KIA :
- Kontrol gula darah secara berkala, dan rutin mengkonsumsi obat DM
- Jaga kebersihan dilokasi luka