ERITRODERMA
Disusun oleh:
Apriliani Nur Puspita Sari 120810011
Pembimbing:
dr. Frista Martha Rahayu, Sp.DV
2021
i
LAPORAN KASUS
ERITRODERMA
Disusun Oleh:
Apriliani Nur Puspita Sari 120810011
Pembimbing,
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul
“Eritroderma”. Penulisan Laporan Kasus ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu tugas Pendidikan Profesi Dokter bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin di Rumah Sakit Umum Daerah Waled Cirebon. Saya menyadari
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan tugas ini tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak sejak penyusunan sampai dengan terselesaikannya
laporan kasus ini. Bersama ini saya menyampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. dr. Catur Setiya Sulistiyana, M.Med.Ed selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon yang telah
memberikan sarana dan prasarana kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik.
2. dr. Muhammad Risman Sp.KK selaku pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing saya dalam
penyusunan laporan kasus ini.
3. dr. Frista Martha Rahayu, Sp.DV selaku pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing saya.
4. Orang tua beserta keluarga yang senantiasa memberikan do’a, dukungan
moral maupun material.
5. Serta pihak lain yang tidak mungkin saya sebutkan satu-persatu atas
bantuannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga laporan
kasus ini dapat terselesaikan dengan baik.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga referat ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Cirebon, September 2021
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
A. IDENTITAS PASIEN....................................................................................
B. ANAMNESIS.................................................................................................
C. STATUS GENERALIS..................................................................................
D. STATUS DERMATOLOGI...........................................................................
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG...................................................................
F. RESUME........................................................................................................
G. DIAGNOSIS BANDING...............................................................................
H. DIAGNOSIS KERJA.....................................................................................
I. PEMERIKSAAN ANJURAN........................................................................
J. PENATALAKSANAAN................................................................................
K. PROGNOSIS..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 55 tahun
Alamat : Losari
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 13 September 2021
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Bercak kemerahan mengelupas disertai gatal pada
seluruh tubuh
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Waled untuk kontrol
keluhan adanya bercak kemerahan mengelupas disertai gatal pada seluruh
tubuh. Keluhan muncul sejak lima bulan yang lalu dan memberat dua hari
yang lalu karena habis obat. Pasien mengaku keluhan diawali gatal-gatal pada
leher setelah beres-beres rumah, kemudian pasien berobat ke klinik terdekat
dan diberi obat untuk keluhan tersebut. Selang 2-3 hari kemudian keluhan
pasien menjadi semakin parah disertai muncul bercak kemerahan dan kulitnya
mengelupas dengan rasa perih dan menggigil.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat keluhan serupa (+) sejak 5 bulan yang lalu
- Riwayat penyakit kulit sebelumnya disangkal
- Riwayat alergi makanan maupun obat-obatan disangkal
- Riwayat diabetes mellitus (+)
Riwayat Penyakit Keluarga:
- Riwayat penyakit serupa di keluarga disangkal
- Riwayat alergi di keluarga disangkal
2
C. STATUS GENERALIS
Keadaaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Vital Sign : Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 89 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,8oC
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Simetris, deviasi septum (-), sekret (-)
Telinga : Bentuk daun telinga normal, sekret (-)
Mulut : Mukosa bibir dan mulut lembab, sianosis (-)
Tenggorokan : T1 – T1 tenang , tidak hiperemis
Thorax : Simetris, retraksi (-)
Jantung : BJ I – II reguler, murmur (-), Gallop (-)
Paru : VBS (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-)
Abdomen : Supel, datar, BU (+) normal
KGB : tidak teraba pembesaran.
Ekstremitas : Akral hangat, edema (- - ), sianosis ( )
D. STATUS DERMATOLOGI
Lokasi : a/r generalisata
Distribusi : Universal
Efloresensi : Tampak eritema berukuran plakat, bentuk tidak teratur dan
difus disertai skuama dan ekskoriasi
3
A. B. C.
D. E.
Gambar 1. Tampak eritema berukuran plakat, bentuk tidak teratur dan difus
disertai skuama dan ekskoriasi generalisata (A) Regio Facialis (B) Regio cruris
sinistra (C) Regio cruris dextra (D) Regio antebrachii et dorsum manus dextra et
sinistra (E) Regio abdominalis
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang pada pasien
F. RESUME
Pasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Waled untuk kontrol
keluhan adanya bercak kemerahan mengelupas disertai gatal pada seluruh
tubuh. Keluhan muncul sejak lima bulan yang lalu dan memberat dua hari
yang lalu karena habis obat. Pasien mengaku keluhan diawali gatal-gatal pada
leher setelah beres-beres rumah, kemudian pasien berobat ke klinik terdekat
dan diberi obat untuk keluhan tersebut. Selang 2-3 hari kemudian keluhan
pasien menjadi semakin parah disertai muncul bercak kemerahan dan kulitnya
mengelupas dengan rasa perih dan menggigil.
4
G. DIAGNOSIS KERJA
Eritroderma
H. DIAGNOSIS BANDING
- Psoriasis
- Dermatitis Atopi
- Dermatitis Seboroik
I. PEMERIKSAAN ANJURAN
Pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan albumin
J. PENATALAKSANAAN
Non-medikamentosa
- Hentikan obat yang diduga sebagai penyebab
- Kontrol secara teratur
Medikamentosa
- Prednison 4x10mg PO
- Dexosimethasone cream 2x/hari untuk badan
- Momethasone cream 2x/hari untuk wajah
- Cetirizine 10mg pagi PO
- Chlorpheniramin maleate 4mg malam PO
K. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanamtionam : dubia ad bonam
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Eritroderma merupakan pola reaksi kulit yang serius, terkadang
mengancam jiwa, yang ditandai dengan kemerahan yang seragam, infiltrasi,
dan skuama yang melibatkan hampir seluruh kulit.1 Eritroderma adalah
sindrom inflamasi kulit yang ditandai dengan eritema dan deskuamasi
generalisata yang terdiri dari ≥ 90% dari luas permukaan tubuh. Pada beberapa
kasus skuama tidak selalu ditemukan, misalnya pada eritroderma yang
disebabkan oleh alergi obat secara sistemik, pada mulanya tidak disertai skuama.
2
B. Anatomi Kulit
Kulit terdiri atas tiga lapisan; epidermis, dermis dan subkutis. Di bagian
dalam dermis terdapat lemak subkutan. Kulit manusia memiliki dua tipe: kulit
dengan rambut dan kulit glabrous (tanpa rambut). Kulit glabrous dapat
ditemukan pada telapak tangan dan telapak kaki serta memiliki epidermis
yang lebih tebal.3
Epidermis terdiri atas empat lapisan; stratum korneum, stratum
granulosum, stratum spinosum, and stratum basal. Pada kulit glabrous, lapisan
tambahan (stratum lucidum) berada di antara stratum korneum dan stratum
granulosum. Epidermis mengandung keratinosit, melanosit, sel-sel
Langerhans dan sel-sel Merkel.3
Dermis dibagi menjadi dermis papilar superfisial dan dermis retikular yang
terletak lebih dalam. Dermis mengandung fibroblas, sel-sel mast, histiosit,
monosit, limfosit, dan sel-sel Langerhans. Integritas dermis dipertahankan
oleh matriks penyangga yang mengandung substansi dasar dan dua tipe serat
protein: kolagen, yang memiliki daya regang yang besar dan membentuk
konstituen mayor dari dermis, dan elastin, yang menyusun hanya sebagian
kecil dermis. Pelengkap kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebaseous, dan
kelenjar apokrin serta ekrin juga terdapat pada dermis.3
6
D. Etiologi
Eritroderma dapat disebabkan oleh akibat alergi obat secara sistemik,
perluasan penyakit kulit, penyakit sistemik termasuk keganasan. 3 Penyakit
kulit yang dapat menimbulkan eritroderma diantaranya adalah psoriasis 23%,
dermatitis spongiotik 20%, alergi obat 15%, CTCL atau sindrom sezary 5%.1
7
E. Patofisiologi
Patofisiologi eritroderma belum jelas, yang dapat diketahui ialah akibat
suatu agent dalam tubuh, maka tubuh bereaksi berupa pelebaran pembuluh
darah kapiler (eritema) yang universal. Kemungkinan berbagai sitokin
berperan. 3
Eritema berarti terjadi pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan
aliran darah ke kulit meningkat sehingga kehilangan panas bertambah.
Akibatnya pasien merasa dingin dan menggigil. Pada eritroderma kronis dapat
terjadi gagal jantung. Juga dapat terjadi hipotermia akibat peningkatan perfusi
kulit. Penguapan cairan yang makin meningkat dapat menyebabkan deihidrasi.
Bila suhu badan meningkat, kehilangan panas juga meningkat. Pengaturan
suhu terganggu. Kehilangan panas menyebabkan hipermetabolisme
9
F. Gambaran Klinis
Mula-mula timbul bercak eritema yang dapat meluas ke seluruh tubuh
dalam waktu 12-48 jam. Deskuamasi yang difus dimulai dari daerah lipatan,
kemudian menyeluruh. Dapat juga mengenai membran mukosa, terutama yag
disebabkan oleh obat. Bila kulit kepala sudah terkena, dapat terjadi alopesia,
perubahan kuku, dan kuku dapat lepas. Dapat terjadi limfadenopati dan
hepatomegali. Skuama timbul setelah 2-6 hari, sering mulai di daerah lipatan.
Skuamanya besar pada keadaan akut, dan kecil pada keadaan kronis.
Warnanya bervariasi dari putih sampai kuning. Kulit merah terang, panas,
kering dan kalau diraba tebal. Pasien mengeluh kedinginan. 6
Pengendalian
regulasi suhu tubuh menjadi hilang, sehingga sebagai kompensasi terhadap
kehilangan panas tubuh, sekujur tubuh pasien menggigil untuk dapat
menimbulkan panas metabolik.7
Dahulu eritroderma dibagi menjadi primer dan sekunder. Pendapat
sekarang semua eritroderma ada penyebabnya, jadi eritroderma selalu
sekunder. Eritroderma akibat alergi obat secara sistemik diperlukan anamnesis
yang teliti untuk mencari obat penyebabnya. Umumnya alergi timbul akut
dalam waktu 10 hari. Pada mulanya kulit hanya eritem saja, setelah
penyembuhan barulah timbul skuama.5
a. Eritroderma akibat alergi obat sistemik3
10
G. Diagnosis
Diagnosis agak sulit ditegakkan, harus melihat dari tanda dan gejala yang
sudah ada sebelumnya, misalnya warna hitam-kemerahan di psoriasis dan di
pilaris rubra pityriasis; perubahan kuku khas psoriasis; likenifikasi, erosi, dan
ekskoriasi di dermatitis atopik dan eksema; menyebar, relatif hiperkeratosis
tanpa skuama, dan pityriasis rubra; ditandai bercak kulit dalam eritroderma di
pilaris rubra pityriasis; hiperkeratotik skala besar kulit kepala, biasanya tanpa
rambut rontok di psoriasis dan dengan rambut rontok di CTCL dan pityriasis
rubra, ektropion mungkin terjadi. Dengan beberapa biopsi biasanya dapat
menegakkan diagnosis.3
Pemeriksaan Penunjang
13
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin, didapatkan penurunan
hemoglobin, peningkatan eosinofil, dan peningkatan leukosit (pada infeksi
sekunder). Kadar imunoglobulin dapat meningkat, khususnya IgE.
Albumin serum menurun dan gamma globulin meningkat relatif.
Didapatkan pula ketidakseimbangan elektrolit karena dehidrasi.4
Pasien dengan eritrodetma yang luas dapat ditemukan tanda-tanda
dari ketidakseimbangan nitrogen: edema, hipoalbuminemia, dan hilangnya
masa otot. Beberapa penelitian menunjukan terdapat perubahan
keseimbangan nitrogen dan potasium ketika laju pembentukan skuama
mencapai 17 gr/m2 per 24 jam.4
b. Pemeriksaan Histopatologi
Pada kebanyakan pasien dengan eritroderma histopatologi dapat
membantu mengidentifikasi penyebab eritroderma pada sampai dengan
50% kasus, biopsi kulit dapat menunjukkan gambaran yang bervariasi,
tergantung berat dan durasi proses inflamasi. Pada tahap akut, spongiosis
dan parakeratosis menonjol, terjadi edema. Pada stadium kronis, akantosis
dan perpanjangan rete ridge lebih dominan. Namun demikian pemeriksaan
histopatologi tidak terlalu spesifik.4,8
Eritroderma akibat limfoma, yang infiltrasi bisa menjadi semakin
pleomorfik, dan mungkin akhirnya memperoleh fitur diagnostik spesifik,
seperti bandlike limfoid infiltrat di dermis-epidermis, dengan sel
cerebriform mononuklear atipikal dan Pautrier's microabscesses. Pasien
dengan sindrom Sezary sering menunjukkan beberapa fitur dari dermatitis
kronis, dan eritroderma jinak mungkin kadang-kadang menunjukkan
beberapa gambaran tidak jelas pada limfoma.4
Pemeriksaan immunofenotipe infiltrat limfoid juga mungkin sulit
menyelesaikan permasalahan karena pemeriksaan ini umumnya
memperlihatkan gambaran sel T matang pada eritroderma jinak maupun
ganas. Pada psoriasis papilomatosis dan gambaran clubbing lapisan papiler
dapat terlihat, dan pada pemfigus foliaseus, akantosis superfisial juga
ditemukan. Pada eritroderma ikhtisioform dan ptiriasis rubra pilaris, biopsi
14
H. Tatalaksana
Nonmedikamentosa
Pada eritroderma golongan I, obat yang diduga sebagai penyebab harus
segera dihentikan.
Medikamentosa
Umumnya pengobatan eritroderma adalah kortikosteroid. Pada golongan I,
yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik, dosis prednisone 4 x 10 mg.
Penyembuhan terjadi cepat, umumnya dalam beberapa hari - beberapa
minggu.
Pada golongan II akibat per1uasan penyakit kulit juga diberikan
kortikosteroid. Dosis mula prednison 4x 10-15 mg sehari. Jika setelah
beberapa hari tidak tampak perbaikan dosis dapat dinaikkan. Setelah tampak
perbaikan, dosis diturunkan per1ahan-lahan. Jika eritrodenna terjadi akibat
pengobatan dengan ter pada psoriasis, maka obat tersebut harus dihentikan.
Eritroderma karena psoriasis dapat pula diobati dengan asetretin. Lama
15
I. Prognosis
Eritroderma yang termasuk golongan I, yakni karena alergi obat secara
sisternik, prognosisnya baik. Penyembuhan golongan ini ialah yang tercepat
dibandingkan dengan golongan yang lain.3
Pada eritrodenna yang belum diketahui sebabnya, pengobatan dengan
kortikosteroid hanya mengurangi gejala dan pasien akan mengalami
ketergantungan kortikosteroid (corticosteroid dependence).3
Sindrom Sezary prognosisnya buruk, pasien laki-laki umumnya akan
meninggal setelah 5 tahun, sedangkan pasien perempuan setelah 10 tahun.
Kematian disebabkan oleh infeksi atau penyakit berkembang menjadi mikosis
fungoides..3
J.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis
Of Clinical Dermatology. 7th ed. The McGraw Hill Companies. 2013.
2. Barboza AC, Candiani JO. A Practical Approach to the Diagnosis and
Treatment of Adult Erythroderma. Actas Dermosifiliogr. 2018; 109(9):777-
790
3. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi 7. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia Jakarta. 2015.
4. Katz GS, Paller BG, Wolff K. Fitzpatrick Dermatology in General Medicine,
8th ed. The McGraw Hill Companies. 2011.
5. Siregar, R.S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 3. Jakarta: EGC,
2013
6. Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipokrates; 2000.
7. Graham robin brown, Burn tony. Lecture notes Dermatologi. Jakarta. 2002.
8. Champion RH eds. Rook’s, textbook of dermatology, 8th ed. Washington;
Blackwell Scientific Publications. 2010