Anda di halaman 1dari 9

Laporan Kasus

Liken Simpleks Kronikus

Oleh:
Rulitia Nairiza, S.Ked
04054821820092

Pembimbing:
Dr. dr. Rusmawardiana, SpKK(K), FINSDV, FAADV

BAGIAN/DEPARTEMEN DERMATOLOGI DAN VENEREOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus

LIKEN SIMPLEKS KRONIKUS

Oleh:
Rulitia Nairiza, S.Ked
04054821820092

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian
kepaniteraan klinik senior di Bagian/Departemen Dermatologi dan Venereologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang Periode 11 November – 15 Desember 2019.

Palembang, November 2019

Dr. dr. Rusmawardiana, SpKK(K), FINSDV, FAADV

2
KASUS
I. IDENTIFIKASI
Nama : Ny. SF
Usia : 42 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Suku : Sumatera
Alamat : Rumah Susun Blok 6 Lt 1 No. 8
No.RM : 1104932

Kunjungan pertama ke Poliklinik Dermatologi dan Venereologi (DV) RSUP


Dr. Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, tanggal 15 November 2019
pukul 10.45 WIB.

II. ANAMNESIS (Autoanamnesis pada tanggal 15 November 2019 pukul


10.45 WIB)
Keluhan utama:
Timbul bercak merah meninggi pada lutut kaki kiri semakin menebal
dan meluas sejak 1 bulan lalu.

Keluhan tambahan:
Gatal pada bercak merah.

Riwayat perjalanan penyakit:


Kisaran 4 tahun lalu, timbul bercak merah meninggi, satu buah,
ukuran koin Rp 500,- di lutut kaki kiri. Keluhan bercak disertai gatal dan
dirasakan terutama jika tidak beraktivitas. Pasien mengaku bercak terasa
enak apabila digaruk. Pasien belum melakukan pengobatan.

3
Kisaran 2 tahun lalu, bercak merah meninggi semakin luas dan
menebal di lutut kaki kiri. Bercak merah disertai sisik putih tipis. Ukurannya
menjadi sebesar telapak tangan bayi. Pasien mengaku gatal masih dirasakan
dan tidak tahan jika tidak di garuk. Pasien mengatakan bercak merah
tersebut sebagian menjadi warna kehitaman. Pasien belum melakukan
pengobatan.
Kisaran 1 tahun lalu, bercak merah yang sebagian kehitaman semakin
meebal dan disertai sisik putih halus. Keluhan gatal masih dirasakan dan
pasien sering menggaruk. Pasien berobat ke Puskesmas dan diberikan obat
salep dan obat tablet, namun pasien tidak ingat nama obatnya. Pasien
mengaku tidak rutin menggunakan salep. Pasien mengaku keluhan belum
berkurang.
Kisaran 1 bulan lalu, bercak merah kehitaman semakin menebal dan
semakin gatal. Keluhan gatal kadang-kadang mengganggu aktivitas pasien.
Pasien berobat ke poliklinik Dermatologi dan Venereologi RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.

Riwayat penyakit dahulu


 Riwayat timbul bercak merah dan gatal di lutut kaki kiri yang terasa
gatal terutama saat tidak beraktifitas. Pasien tidak berobat.
 Riwayat sesak napas disertai mengi tidak ada.
 Riwayat bersin di pagi hari tidak ada.
 Riwayat alergi makanan tidak ada.
 Riwayat timbul bercak merah meninggi disertai sisik tebal seperti
mika disangkal.

Riwayat penyakit keluarga


 Riwayat timbul bercak merah meninggi disertai gatal atau kaligata
saat terkena udara dingin pada keluarga disangkal.
 Riwayat sesak napas disertai mengi dalam keluarga disangkal.

4
 Riwayat bersin setiap pagi hari dalam keluarga disangkal.
 Riwayat timbul bercak merah meninggi disertai sisik tebal seperti
mika pada keluarga disangkal.
 Riwayat dengan keluhan serupa dalam keluarga disangkal.

Riwayat higienitas:
 Pasien mandi 2x sehari menggunakan air sumur dan sabun.
 Pasien selalu mengganti pakaian sehabis mandi.
 Pasien selalu menggunakan alas kaki jika keluar rumah
Kesan: Higienitas baik.

Riwayat sosial ekonomi:


Pasien sehari-hari bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga yang tinggal dengan
suami dan kedua anaknya dengan pendapatan keluarga sekitar Rp.
3.000.000,-
Kesan : Sosial-ekonomi menengah kebawah

III. PEMERIKSAAN FISIK (tanggal 15 November 2019, pukul 10.45 WIB)


Status Generalikus
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Kompos mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 78x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 37,2ºC
Berat badan : 56 kg
Tinggi badan : 154 cm
Status gizi (IMT) : 23,61 (normoweight)

Keadaan Spesifik
Kepala : Normocephali

5
Mata : Konjungtiva tenang dan tidak anemis, sklera tidak
ikterik, Hertoghe’s sign tidak ada, lipatan Dennie
Morgan tidak ada, orbital darkening tidak ada
Hidung : Lapang, tidak ada sekret, tidak ada deviasi septum
Telinga : Meatus akustikus eksternus lapang, tidak ada sekret
Mulut : Tidak ada cheilitis, lidah tidak pucat, tidak ada atrofi
papil
Tenggorok : Arcus faring simetris, faring tidak hiperemis, tonsil
T1/T1 tenang
Leher : JVP (5-2) cm H2O, tidak ada pembesaran KGB, tidak
ada lipatan leher anterior, tidak ada pembesaran tiroid
Thoraks : Bentuk dada simetris, retraksi dinding dada tidak ada
Cor : Bunyi jantung I-II normal, tidak ada murmur, tidak ada
gallop
Pulmo : Suara vesikular normal, tidak ada ronkhi, tidak ada
wheezing
Abdomen : Datar, lemas, tidak ada nyeri tekan, hepar dan lien tidak
teraba, bising usus normal
Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada edema
KGB :Tidak ada pembesaran KGB regio colli, axilla, dan
inguinal.
Genitalia : Tidak diperiksa

Status Dermatologikus
Regio patella inferior sinistra:
Plak eritem-hiperpigmentasi, soliter, plakat, ditutupi skuama putih, kering,
selapis, disertai dengan likenifikasi.

6
A B

Gambar 1. (A) Regio patella inferior dextra et sinistra (B) Regio patella inferior
sinistra: plak eritem-hiperpigmentasi, soliter, plakat, ditutupi skuama putih, kering,
selapis, disertai likenifikasi.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan spesimen kerokan kulit dengan penambahan larutan KOH 10%:
 Dilakukan kerokan kulit pada lesi di regio patella inferior sinistra dengan
menggunakan skapel bagian tumpul. Spesimen diletakkan di kaca objek,
ditetesi larutan KOH 10% dan ditutup dengan kaca penutup. Kemudian
diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran lensa okuler 10x dan lensa
objektif 40x.
Hasil: Tidak didapatkan gambaran elemen jamur

Gambar 2. Hasil pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 10%, pembesaran 40x

Auspitz sign
 Dengan menggunakan pinggiran kaca objek, dilakukan goresan pada skuama
putih di bagian tengah lesi di regio patella inferior sinistra secara perlahan.
Kemudian, skuama dilepas lapis demi lapis.
Hasil: Tidak tampak titk-titik perdarahan di papilla dermis.

Fenomena goresan lilin

7
 Dilakukan penggoresan menggunakan tepi kaca objek pada garis bagian
tengah skuama lesi di regio patella inferior sinistra secara perlahan.
Kemudian, perhatikan perubahan yang terjadi akibat goresan tersebut.
Hasil: Tidak terjadi perubahan warna menjadi lebih putih pada lesi.

V. RESUME
Ny. SF, perempuan, 42 tahun, dibawa ke Poliklinik DV RSMH dengan
keluhan timbul plak eritem dengan skuama putih, selapis, halus pada lutut
kaki kiri yang semakin meluas sejak 1 bulan lalu. Kisaran 4 tahun lalu,
muncul plak eritem ukuran numular di regio patella inferior sinistra dan
pasien mengeluh pruritus. Pasien belum berobat. Kisaran 2 tahun lalu, plak
eritem sebagian menjadi hiperpigmentasi dan ukuran menjadi plakat
ditutupi skuama putih, halus, selapis, dan likenifikasi di regio patella
inferior sinistra. Pruritus ada dan pasien belum berobat. Kisaran 1 tahun
lalu, plak eritem-hiperpigmentasi ditutupi skuama putih halus, selapis
disertai dengan likenifikasi di regio patella inferior sinistra semakin parah.
Pruritus ada. Pasien berobat ke Puskesmas dan diberikan obat salep dan obat
minum, namun pasien lupa nama obatnya dan keluhan masih tidak
berkurang. Kisaran 1 bulan lalu, plak eritem-hiperpigmentasi ditutupi
skuama putih, halus, selapis dan likenifikasi di regio patella inferior sinistra
semakin parah dan kadang mengganggu aktivitas. Pasien kemudian berobat
ke Poliklinik Dermatologi dan Venereologi (DV) RSUP dr. Mohammad
Hoesin (RSMH). Status dermatologikus pada regio patella inferior sinistra,
tampak plak eritem-hiperpigmentasi, soliter, plakat, ditutupi skuama, putih,
halus, selapis, disertai dengan likenifikasi.

VI. DIAGNOSIS BANDING


 Liken simpleks kronik
 Dermatitis atopi tipe dewasa dengan likenifikasi
 Psoriasis dengan likenifikasi

8
VII. DIAGNOSIS KERJA
Liken simpleks kronik

VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN


Pemeriksaan biopsi kulit histopatologi

IX. PENATALAKSANAAN
Umum: KIE
 Menjelaskan kepada pasien untuk tidak menggaruk pada bagian kaki
yang gatal karena dapat memperberat penyakit.
 Menyarankan kepada pasien untuk rutin menggunting kuku.
 Menjelaskan kepada pasien cara penggunaan obat. Krim untuk kaki
dioleskan pada kulit yang sakit, sedangkan krim digunakan pada kulit
yang kering. Hindari terkena air setelah pemakaiannya. Pasien juga
mengonsumsi obat makan yang diresepkan sehari sekali.
 Menyarankan kepada pasien untuk menjaga kelembaban kulit.

Khusus:
 Topikal:
 Krim Urea 10% dioles tiap 12 jam pada lesi
 Krim Clobetasol Proprionate 0,1% dioles setiap 12 jam pada
lesi

 Sistemik:
 Tablet Cetirizin 10 mg diminum tiap 24 jam bila gatal

X. PROGNOSIS
 Quo ad vitam : bonam
 Quo ad functionam : bonam
 Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai