Anda di halaman 1dari 42

Laporan Kasus

RINITIS ALERGI

Pembimbing
dr. Yoan Levia Magdi, Sp.THT-KL(K)FICS
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Definisi

ARIA (Allergic Rhinitis and It’s I ▹Prevalensi rinitis di dunia


mpact on Asthma) saat ini mencapai 10-25%
atau lebih dari 600 juta
Gangguan asimtomatik pada
penderita dari seluruh
hidung yang diinduksi etnis dan usia.
setelah paparan alergen
yang diperantarai oleh
inflamasi immunoglobulin E (IgE). ▹ARIA-WHO didapatkan
perempuan rinitis alergi
(60,9%) dibandingkan
laki-laki (39,1%).
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn.ZA
• Umur : 12 Tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Pelajar
• Alamat : Dalam kota
• No. RM : 000366156
ANAMNESIS
• Keluhan Utama : Bersin-bersin yang dirasakan hilang timbul sejak ± 6 bulan
yang lalu
• Keluhan Tambahan : Hidung tersumbat

• Riwayat Perjalanan Penyakit :


• Sejak ± 6 bulan yang lalu pasien mengeluh bersin- bersin yang dirasakan hilang timbul. Bersin-bersin dirasakan jika
pasien terpapar debu, suhu dingin, dan asap. Keluhan dirasakan hampir setiap pagi setelah bangun tidur. Keluhan hidung
tersumbat (+), pilek (+), lendir di hidung (+) berwarna putih, encer, banyak, berbau busuk (-), perdarahan dari hidung (-),
rasa gatal pada hidung dan mata (+), nyeri tekan wajah (-), terasa berat saat menundukkan kepala (-), nyeri pada telinga
(-), rasa penuh pada telinga (-), keluar cairan dari telinga (-), telinga berdenging (-), demam (-), pasien tidak mengalami
kesulitan dalam menelan makanan (padat/lunak) dan minum, suara serak (-), sesak nafas (-). Pasien mengaku aktivitas
sehari-hari terganggu.Pasien berobat ke dokter puskesmas, dikatakan alergi, dan diberi obat makan . Keluhan berkurang
namun timbul lagi setelah obat habis. Pasien kemudian berobat ke Poliklinik THT-KL RSMH.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga

• Riwayat alergi : ada • Riwayat alergi : ada (ayah pasien)


• Riwayat Asma : ada • Riwayat penyakit serupa : ada (ayah
pasien)
• Riwayat asma : ada (ayah pasien)

Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita Riwayat Kebiasaan

• Riwayat asma : ada • Kebiasaan mengorek-ngorek hidung


• Riwyat alergi : ada
PEMERIKSAAN FISIK STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84x/m, reguler, isi dan tegangan cukup
Laju nafas : 20x/m, teratur
Suhu : 36,7oC
PEMERIKSAAN FISIK KEADAAN SPESIFIK
• Kepala : konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), • Paru-paru :
atrofi papil (-/-)
I :Statis dan dinamis simetris
• Leher : JVP (5-2) cmH2O, Pembesaran KGB (-)
P :Stem fremitus kanan = kiri
• Jantung:
P :Sonor di kedua lapangan paru
I :Ictus cordis tidak terlihat
A :Vesikuler (+) ,Rhonki (-/),Wheezing(-)
P :Ictus cordis tidak teraba
P :Batas atas ICS II LMC sinistra • Hati dan Lien : dalam batas normal
Batas Kanan ICS IV LS dextra • Abdomen : datar, lemas, simetris, teraba
massa (-). Nyeri tekan (-).
Batas Kiri ICS V LMC sinistra
A :BJ I&II (+), Murmur (-), Gallop (-) • Edema Pretibial: (-)/(-)
• Varises : (-)
STATUS LOKALIS
I. Telinga Luar Kanan Kiri
Regio Retroaurikula
 Abses - -
 Sikatrik - -
 Pembengkakan - -
- -
 Fistula
- -
 Jaringan granulasi - -
Regio Zigomatikus - -
 Kista Brankial Klep - -
 Fistula - -
 Lobulus Aksesorius - -
Aurikula - -
 Mikrotia - -
 Efusi perikondrium - -
- -
 Keloid
- -
 Nyeri tarik aurikula - -
 Nyeri tekan tragus - -
STATUS LOKALIS
I. Telinga Luar Kanan Kiri
Meatus Akustikus Eksternus
 Lapang/sempit - -
 Oedema - -
 Hiperemis - -
- -
 Pembengkakan
- -
 Erosi - -
 Krusta - -
 Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) - -
 Perdarahan - -
 Bekuan darah - -
 Cerumen plug - -
- -
 Epithelial plug
- -
 Jaringan granulasi -
 Debris - -
 Benda asing - -
 Sagging - -
 Exostosis - -
- -
STATUS LOKALIS
I. Tes Fungsi Hidung Kanan Kiri
Tes aliran udara - -
Tes penciuman Tidak dilakukan Tidak
 Teh dilakukan
 Kopi
 Tembakau
I. Hidung Luar
Dorsum nasi Normal Normal
Akar hidung Normal Normal
Puncak hidung Normal Normal
Sisi hidung Normal Normal
Alanasi Normal Normal
Deformitas - -
Hematoma - -
Pembengkakan - -
Krepitasi - -
Hiperemis - -
Erosi kulit - -
Vulnus - -
Ulkus - -
Tumor - -
Duktus nasolakrimalis (tersumbat/tidak tersumbat) Tidak tersumbat Tidak tersumbat
STATUS LOKALIS
I. Hidung Dalam
1. Rinoskopi Anterior
a. Vestibulum nasi - -
 Sikatrik - -
 Stenosis - -
 Atresia - -
 Furunkel - -
 Krusta - -
 Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus)
b. Kolumela
 Utuh/tidak utuh Utuh Utuh
 Sikatrik - -
 Ulkus - -
c. Kavum nasi
 Luasnya (lapang/cukup/sempit) Cukup Cukup
 Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) Serous Serous
 Krusta - -
 Bekuan darah - -
 Perdarahan - -
 Benda asing - -
 Rinolit - -
 Polip - -
 Tumor
STATUS LOKALIS
I. Hidung Dalam
d. Konka Inferior
 Mukosa
(eutropi/ hipertropi/atropi) Hipertropi Atrofi
(basah/kering) Basah Basah
(licin/taklicin) Licin Licin
 Warna (merah muda/hiperemis/pucat/livide) Merah muda Merah muda
 Tumor - -
e. Konka media
 Mukosa
(erutopi/ hipertropi/atropi) Hipertropi Hipertropi
(basah/kering) Basah Basah
(licin/taklicin) Licin Licin
 Warna (merah muda/hiperemis/pucat/livide) Merah Muda Merah Muda
 Tumor
f. Konka superior
 Mukosa Sulit dinilai Sulit dinilai
(erutopi/ hipertropi/atropi)
(basah/kering)
(licin/taklicin)
 Warna (merah muda/hiperemis/pucat/livide)
 Tumor
I.
STATUS LOKALIS
Hidung Dalam
g. Meatus Medius
 Lapang/ sempit Sempit Sempit
 Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) Serous Serous
 Polip - -
 Tumor - -
h. Meatus inferior
 Lapang/ sempit Sempit Lapang
 Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) Serous Serous
 Polip - -
 Tumor - -
i. Septum Nasi
 Mukosa
(erutopi/ hipertropi/atropi) Hipertropi Hipertropi
(basah/kering) Basah Basah
(licin/taklicin) Licin Licin
 Warna (merah muda/hiperemis/pucat/livide) Merah muda Merah muda
 Tumor - -
 Deviasi - -
(ringan/sedang/berat)
(kanan/kiri)
(superior/inferior)
(anterior/posterior)
(bentuk C/bentuk S)
 Krista - -
 Spina - -
 Abses - -
 Hematoma - -
 Perforasi - -
 Erosi septum anterior - -
HIDUNG DALAM POTONGAN
FRONTAL
RONGGA MULUT DAN FARING

Arkus faring simetris, uvula di


tengah, tonsil T1-T1 tenang,
tidak hiperemis, dinding faring
tenang, granul (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Darah : Tidak dilakukan
DIAGNOSIS KERJA

• Rinitis alergi persisten sedang berat + Atrofi


KNS
DIAGNOSIS BANDING

• Rinitis Alergi + Atrofi KNS


• Rinitis vasomotor + Atrofi KNS
TATALAKSANA
Non medikamentosa Medikamentosa
• Menjelaskan kepada penderita dan keluarga bahwa • Antihistamin generasi kedua
penyakit ini disebabkan oleh alergi
Cetirizin 5mg 1x1 tab p.o
• Mengedukasi penderita dan keluarga untuk
mencari tahu alergen pencetus • Dekongestan
• Mengedukasi penderita untuk menghindari kontak Pseudoefedrin HCl 30 mg 2x1 tab p.o
dengan alergen penyebab • Kortikosteroid topikal
• Diet biasa Avamys 1x1 puff
• Minum obat secara teratur sesuai petunjuk
dokter.
PROGNOSIS

• Ad Vitam : Bonam
• Ad Functionam: Bonam
• Ad sanationam: Bonam
TINJAUAN
PUSTAK A
ANATOMI HIDUNG

Hidung Luar berbentuk piramid terdiri dari


• Pangkal hidung, dorsum nasi, puncak hidung,
ala nasi, kolumela, lubang hidung (nares anterior)

Kerangka tulang
 os nasalis, prosesus frontalis os maksila dan
prosesus nasalis os frontal.
Definisi

Kelainan pada hidung dengan gejala


bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan
tersumbat setelah mukosa hidung
terpapar alergen yang diperantarai oleh
IgE
ANGKA KEJADIAN RINITIS ALERGI 10-25%
POPULASI, DENGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA
LEBIH SERING TERKENA DIANDINGKAN DEWASA.

64,6%
Etiologi
ETIOLOGI
Diakibatkan oleh IgE yang dimediasi oleh respon imun
PATOGENESIS
(sensitisasi)
Magrofag, atau monosit yang berperan sebagai sel penyaji /APC akan menangkap
alergen yang menangkap alergen yang menempel di permukaan mukosa hidung

membentuk fragmen pendek peptida dan bergabung dengan molekul HLA kelas II
membentuk komplek peptida HC kelas II (Major Histocompatibility Complex ) yang
dipresentasikan pada sel Th 0

Pelepasan sitokin
IL 1 akan mengaktifkan Th untuk berproliferasi menjadi Th1 dan Th2.
Th2 menghasilkan IL3, IL4, IL5, dan IL13. IL4
IL13 dapat diikat oleh reseptornya di permukaan sel limfosit  menjadi aktif
memproduksi IgE
IgE di sirkulasi darah akan masuk ke jaringan dan diikat oleh reseptor IgE di
permukaan sel mastosit atau basofil (sel mediator)  aktif. Proses ini disebut
sensitisasi yang menghasilkan sel mediator yang tersensitisasi

Bila mukosa yang sudah tersensitisasi terpapar dengan allergen yang sama, maka
kedua rantai IgE akan mengikat alergen spesifik dan terjadi degranulasi (pecahnya
dinding sel) mastosit dan basofil dengan akibat terlepasnya mediator kimia

Histamine, prostaglandin D2 (PGD2), Leukotrein D4 (LTD4), Leukotrein C4


(LTC4), bradikinin, Platelet Activating Factor (PAF) dan berbagai sitokin
Klasifikasi
Tabel 3. Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma
2008
Durasi Intermitten Gejala kurang dari 4 hari/minggu atau
Rinitis alergi musiman kurang dari 4 minggu
(seasonal)
persisten Gejala ada lebih dari 4 hari/minggu atau
lebih dari 4 minggu.
Rinitis alergi sepanjang
tahun (parennial) Keparahan Ringan Sedang/berat perburukan tidak ada

Sedang/ Gangguan tidur


berat Perburukan aktivitas sehari-hari, berolahraga,
sekolah atau berkerja, dan hal-hal yang
megganggu.
Gejala Klinis
Diagnosis

ANAMNESIS

PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS RINITIS ALERGI
Anamnesis Pemeriksaan fisik
• Hidung tersumbat (obstruksi nasal), • Tanda outward sign (hidung, telinga, sinus, dan
• Bersin orofaring posterior dada dan kulit)
• Keluar ingus encer dan banyak (rinor • Pasien bernapas dari mulut
• Tanda allergic crease, alleergic shiner, allergic
e) salute pada hidung
• Gatal pada hidung atau • Gambaran fascies adenoid
• Keluhan mata (lakrimasi, konjungtiviti • Cobblestone appearance
s) • Geographic tounge
• Pembengkakan mukosa hidung dan pucat, serta
sekret yang tipis.
R/ lingkungan (polusi, hewan berbulu, as • Rinoskopi anterior tampak mukosa edema, basah,
ap rokok, dan tingkat kelembaman di ru bewarna pucat atau livid di sertai sekret encer yang
mah) banyak.
R/ atopi dalam keluarga
DIAGNOSIS RINITIS ALERGI

Pemeriksaan Penunjang
In VItro
• Hitung eosinofil dalam darah tepi  hasil meningkat atau normal
• Pemeriksaan IgE total
• Pemeriksaan RAST (Radio Immuno Sorbent Test)

In Vivo
• Skin End-point Titration (SET)  dilakukan dengan cara menyuntikkan
alergen secara intrakutan
• Tes alergi makanan
TATALAKSANA
Prognosis

Quo ad vitam: bonam

Quo ad functionam: bonam

Quo ad sanationam: dubia ad bonam


ANALISIS
K ASUS
Anamnesis Pemeriksaan
 Laki-laki, 12 tahun Pemeriksaan Fisik
Rhinoskopi anterior didapatkan cavum nasi kanan
 Bersin-bersin yang hilang timbul sejak 6 sempit, terdapat sekret serous pada kedua cavum nasi,
bulan yang lalu terutama saat terpapar debu, mukosa konka inferior dan konka inferior kanan
asap dan udara dingin. hipertrofi, kiri atrofi, basah, licin, warna merah muda,
 Keluhan dirasakan hampir setiap pagi mukosa septum nasi hipertrofi.
setelah bangun tidur.
 Keluhan lain seperti hidung tersumbat dan
rasa gatal pada hidung dan mata juga
dirasakan. Keluhan hidung berair, sekret
putih, encer dan tidak berbau.
 Pasien juga mengaku keluhan yang timbul
terkadang menganggu aktivitas sehari-
hari Tatalaksana
Nonmedikamentosa Medikamentosa
Menghindari kontak dengan Cetirizin 2x1 tab,
alergen penyebab seperti Pseudoefedrin HCl 30 mg
debu, udara dingin dan asap. 2 x 1 ,Fluticasone furoate
spray 1 x 1 pada pagi41 hari.
TERIMAK ASIH

Anda mungkin juga menyukai