Anda di halaman 1dari 11

Diskusi Kasus

DERMATITIS SEBOROIK

Oleh:
Muhammad Iqbal Mahfud
04054821618016

Pembimbing:
Prof. dr. Suroso Adi Nugroho, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV

BAGIAN/DEPARTEMEN DERMATOLOGI DAN VENEREOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Diskusi Kasus

DERMATITIS SEBOROIK

Oleh:
Muhammad Iqbal Mahfud
04054821618016

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian kepaniteraan
klinik senior di Bagian/Departemen Dermatologi dan Venereologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya/Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Periode 19 Juni 24 Juli 2017.

Palembang, Juli 2017

Prof. dr. Suroso Adi Nugroho, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV

1
STATUS PASIEN
I. IDENTIFIKASI
Nama : An. AN
Usia : 4 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Pendidikan :-
Suku : Sumatera
Alamat : Marga Mulya, Lubuk Linggau Selatan II, Lubuk Linggau
No. RekamMedik : 1012116
Kunjungan pertama ke Poliklinik Dermatologi dan Venereologi RSMH Palembang
tanggal 3 Juli 2017 pukul 10.00 WIB

II. ANAMNESIS (Alloanamnesis dari ibu pasien tanggal 3 Juli 2017 pukul 10.00 WIB)
Keluhan utama : Bercak merah disertai sisik kekuningan di kepala dan
belakang telinga yang semakin bertambah sejak 2 bulan yang lalu.

Keluhan tambahan : Gatal

Riwayat perjalanan penyakit:


Kisaran 2 tahun lalu timbul bercak merah bulat seukuran biji jagung beberapa
buah di kepala bagian belakang. Bercak ditutupi oleh sisik kekuningan dan berminyak.
Keluhan disertai gatal. Pasien berobat ke Puskesmas dan hanya diberi saran untuk
mengganti sampo antiketombe. Keluhan tidak berkurang berkurang.
Kisaran 3 bulan lalu bercak merah disertai sisik kuning meluas hampir di seluruh
kepala pasien. Bercak merah bersisik juga meluas ke belakang telinga kanan dan kiri.
Pasien dibawa ibunya berobat ke dokter spesialis anak dan diberi salep warna putih
(ibu pasien tidak tahu nama obat) yang dipakai 2 kali sehari selama 2 minggu. Keluhan
bercak merah bersisik berkurang. Satu minggu setelah tidak menggunakan salep
keluhan bercak merah bersisik timbul lagi.

2
Kisaran 1 bulan lalu, bercak merah dilapisi sisik di kepala makin meluas hingga
ke belakang telinga kanan dan kiri. Keluhan disertai gatal. Ibu pasien mengoles salep
Pikantuang yang dibeli sendiri dan dioles satu kali sehari selama 10 hari. Bercak
merah tidak berkurang. pasien kemudian berobat ke Poliklinik Dermatologi dan
Venereologi RSMH.

Riwayat penyakit dahulu


Riwayat timbul bercak merah bersisik pada kulit kepala disangkal

Riwayat penyakit keluarga


Riwayat bercak merah bersisik dan gatal pada keluarga disangkal.

Riwayat Higienitas
Pasien mandi dua kali sehari menggunakan air sumur. Pasien mencuci rambut
dengan sampo sekali sehari. Mengganti pakaian dengan teratur. Kesan higienitas
baik.

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien merupakan anak tunggal yang tinggal bersama kedua orang tua yang
bekerja sebagai wiraswasta dengan pendapatan sekitar Rp. 3.000.000 perbulan.

III. PEMERIKSAAN FISIK (tanggal 3 Juli 2017 pukul 10.00 WIB)


Status generalikus
KeadaanUmum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : mmHg
Nadi : 108 x/menit
Laju pernapasan : 28 x/menit
Suhu : 36,3o C
Berat Badan : 15 kg
Tinggi Badan : 107 cm

3
Keadaan Spesifik
Kepala
Wajah : simetris
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : tidak ada sekret
Mulut : tidak ada stomatitis
Tenggorok : faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1
Telinga : tidak ada sekret, liang telinga lapang
Leher : JVP tidak diperiksa, tidak ada pembesaran KGB
Toraks
Paru : pergerakan statis dan dinamis simetris, sonor di kedua lapang paru,
suara napas vesikuler normal, tidak ada ronkhi dan wheezing.
Jantung : bunyi jantung I dan II normal, tidak ada murmur dan gallop.
Abdomen : datar, lemas, tidak ada nyeri tekan, bising usus normal
Ekstremitas : akral hangat, tidak ada edema
Genitalia : tidak diperiksa
Kelenjar getah bening: Tidak didapatkan pembesaran dan nyeri tekan pada kelenjar
getah bening di regio colli, axilla, dan inguinal.

Status dermatologikus
Regio scalp occipital
Makula-patch: eritem, multipel, ireguler, difuse; permukaan ditutupi skuama: putih
kekuningan, berminyak, selapis, kasar.

Gambar 1. Regio Occipital Kepala


4
Regio retroauricula dekstra et sinistra:
Patch: eritem, numular; ditutupi skuama: warna putih kekuningan, berminyak, sedang,
selapis.

Gambar 2. Regio retroauricula dekstra et sinistra.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan spesimen kerokan kulit dengan KOH 10%
Dilakukan pengerokan kulit pada pinggir lesi patch eritem di regio retroauricula
dekstra et sinistra kemudian dilakukan penambahan larutan KOH 10%. Hasil: tidak
ditemukan struktur hifa atau spora.

Gambar 3 . Hasil pemeriksaan spesimen kerokan kulit menggunakan larutan KOH 10%. Pembesaran
mikroskop 400x.
5
V. RESUME
An. AN, perempuan, 4 tahun, timbul bercak merah di kepala bagian belakang.
Bercak ditutupi oleh skuama kekuningan dan berminyak. Keluhan disertai gatal.
Kisaran 3 bulan lalu patch eritem disertai skuama meluas hampir di seluruh kepala
pasien. Patch eritem berskuama meluas ke belakang telinga kanan dan kiri. Pasien
dibawa ibunya berobat ke dokter spesialis anak dan diberi salep warna putih (ibu
pasien tidak tahu nama obat) yang dipakai 2 kali sehari selama 2 minggu. Patch eritem
berskuama berkurang. Satu minggu setelah tidak menggunakan salep patch eritem
berskuama timbul lagi. Kisaran 1 bulan lalu, patch eritem berskuama di kepala makin
meluas hingga ke belakang telinga kanan dan kiri. Keluhan disertai gatal.
Pemeriksaan fisik, status generalikus dan keadaan spesifik dalam batas normal.
Status dermatologikus regio scalp occipital ditemukan makula-patch: eritem, multipel,
ireguler, difuse; permukaan ditutupi skuama: putih kekuningan, berminyak, selapis,
kasar. Regio retroauricula dekstra et sinistra ditemukan patch: eritem, numular;
ditutupi skuama: warna putih kekuningan, berminyak, sedang, selapis.

VI. DIAGNOSIS BANDING


1. Dermatitis seboroik
2. Psoriasis
3. Tinea kapitis

VII. DIAGNOSIS KERJA


Dermatitis seboroik

VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN


Pemeriksaan histopatologi

IX. PENATALAKSANAAN
1. Umum
Komunikasi, informasi, dan edukasi:
- Menjelaskan kepada pasien bahwa bercak merah, sisik, dan ketombe
akibat dari aktivitas berlebih kelenjar minyak
- Menjelaskan pengobatan yang diberikan dan cara pemakaian
6
- Menjelaskan bahwa penyakit pasien disebabkan oleh faktor pencetus
seperti stres dan aktivitas yang menyebabkan peningkatan aktivitas
kelenjar minyak.
2. Khusus
Topikal
Sampo Ketokonazol 2% 2 kali seminggu didiamkan 5 menit, kemudian
dibilas
Hidrokortison krim 2,5 % tiap 12 jam

Sistemik
Sirup cetirizin 5 ml tiap 24 jam peroral

X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad fungtionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

7
Diskusi :
1. Bagaimana dipastikan pada skuama kekuningan tersebut berminyak?
Dilakukan tes dengan kertas minyak pada skuama, apakah terdapat minyak
atau tidak pada skuama tersebut.
Penggunaan kertas absorben minyak
2. Mengapa pada kasus ini diberikan krim hidrokortison, mengapa dan bagaimana cara
kerjanya?
Reaksi inflamasi pada dermatitis seboroik, menyebabkan ada bercak merah
dan skuama kekuningan. Hidrokortison diberikan untuk antiinflamasi
(potensi rendah), untuk menanggulangi efek samping yang dapat ditimbulkan
potensi kuat
Namun jika proses peradangan sudah kuat, jangan diberikan krim yang
potensi rendah, lihat gradasi peradangan, lama perjalanan penyakitnya,
kecuali pada regio fascialis.
Krim hidrokortison 1% merupakan yang paling lemah.
3. Mengapa diberikan sampo ketokonazol dua kali dalam 1 pekan?
Dari literatur, sampo ketokonazol dapat memberikan efek samping berupa
rambut rontok dan kulit terkelupas, maka hanya diberikan 2 kali dalam 1
pekan
4. Pemberian ini hanya jika ada intervensi dari pitiriasis versicolor, kenapa tetap
diberikan?
Beberapa penelitian mengatakan ada keterlibatan malassezia furfur, sehingga
sampo ketokonazol diberikan. tidak perlu, berikan sampo keratolitik saja
5. Pasien didiagnosis dengan dermatitis seboroik, mengapa dd-nya psoriasis dan tinea
kapitis?
Karena gejala yang sama, berupa bercak kemerahan dan skuama. Pada
psoriasis bercak kemerahan dan skuama juga, tinea kapitis sama dengan
dermatitis seboroik di predileksinya.
Di bidang eritroskuama, ada dermatitis seboroik, psoriasis, dermatomikosis,
dermatitis atopi, eritroderma, sifilis stadium II, parapsoriasis, pytiriasis rosea,
dan lupus eritematosus.

8
Pemeriksaan fisik harus meliputi DD, meskpun hasilnya negatif. Anamnesis
juga harus meliputi DD.

Manifestasi klinis lain dari dermatitis seboroik :


Pitiriasis sika, merupakan bentuk dermatitis seboroik yang kering berupa skuama-
skuama halus pada kulit kepala berambut (ketombe).
Pitiriasis steatoides/ pitiriasis oleosa merupakan tipe yang berminyak, kelainan kulit
berupa eritem, papel, dengan skuama yang berminyak, kekuningan, dan rambut
cenderung rontok. Pada tipe berminyak yang berat, disertai eksudasi dan krusta yang
tebal, berbau.

Fisiologi Glandula Sebasea


Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan melepaskan
lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan ketika muskulus arektor
pili berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu
ke permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol, protein,
dan elektrolit. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan memproteksi
keratin. Regulasi ekskresi sebum dilakukan oleh berbagai mekanisme sebagai berikut.
Asetilkolin. Asetilkolin dapat menyebabkan peningkatan produksi sebum walaupun
struktur glandula sebasea tidak diinervasi oleh sistem saraf simpatis. Penelitian yang
dilakukan Li et al pada 2013 menunjukkan bahwa asetilkolin akan berikatan dengan
reseptor nikotinik pada sel-sel glandula sebasea, melalui mekanisme autokrin, dan
akhirnya akan menginduksi rangkaian proses yang meningkatkan ekskresi sebum.
Androgen. Hormon ini dihasilkan oleh gonad dan kelenjar adrenal. Reseptor androgen
ditemukan pada epitel pada lapisan basal glandula sebasea dan keratinosit pada ektotriks
folikel rambut. Ikatan antara androgen dan reseptor androgen pada lapisan basal
glandula sebasea akan meningkatkan produksi sebum.

Referensi
Li ZJ, Park SB, Sohn KC, Lee Y, Seo YJ, Kim CD, et al. Regulation of lipid production by
acetylcholine signalling in human sebaceous glands. J Dermatol Sci. 2013 Nov
30;72(2):116-22.

9
Thiboutot D. Regulation of human sebaceous glands. J Invest Dermatol. 2004 Jul
31;123(1):1-2.

10

Anda mungkin juga menyukai