Anda di halaman 1dari 26

Bedside Teaching

Glaukoma Sekunder et causa


Luksasi Lensa

Rafiqy Saadiy Faizun, S.Ked

Pembimbing:
dr.Linda Trisna, Sp.M(K)
IdentitasPasien
Nama : Ny. Y
Umur : 48 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Ujan Mas, Sungai
Are, Kab. OKU
No. RM : 1032196
TanggalPemeriksaan : 7 November 2017
Status Pasien
Anamnesis
Nyeri pada mata kiri yang semakin memberat sejak 4 hari SMRS

mata kiri pasien 2 minggu


terkena pentalan rasa nyeri pada bola
ranting pohon saat SMRS mata kiri semakin
bertani, hebat
keluhan mata merah pandangan semakin
mata berair (+),
(+), nyeri (+), mata kabur terasa memberat
pandangan kabur (+),
berair-air (+), sejak 1 minggu SMRS,
mual (+), muntah (+)
pandangan kabur (+) pandanga berasap (+), dengan frekuensi 3x, isi
berobat ke bidan nyeri (+), mata berair- apa yang dimakan,
setempat dan diberi air (+) sakit kepala (+).
obat tetes, keluhan Keluarga pasien juga Pasien dibawa ke IGD
tidak berkurang mengatakan mata yang RS OKU dan kemudian
sakit berubah menjadi dirujuk ke RSMH
putih.
3 minggu
4 hari SMRS
SMRS
Riwayat Penyakit dalam
Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga
Riwayat keluhan yang sama Riwayat anggota
sebelumnya disangkal keluarga lainnya memiliki
Riwayat trauma ada kelainan mata saat kecil
Riwayat alergi obat-obatan
atau keluhan yang sama
dan/atau makanan disangkal
Riwayat memakai kacamata disangkal
disangkal Riwayat alergi pada
Riwayat kencing manis disangkal keluarga disangkal
Riwayat darah tinggi disangkal
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis

Keadaanumum : tampak sakit sedang


Kesadaran : compos mentis
Tekanandarah : 130/80 mmHg
Nadi :94 kali/menit, regular, isi dan
tegangan cukup
Frekuensinapas : 23 kali/menit
Suhu : 36,7o C
Pemeriksaan Fisik
Status Oftalmologis

Okuli Dekstra Okuli Sinistra


Visus VOD : 6/6 VOS : 1/300
Tekanan
intraocular P= N+0 P = 38,3 mmHg

KBM Ortoforia
GBM Segala Arah Segala arah
Palpebra Tenang Edema palpebra inferior (+)
Pemeriksaan Fisik
Status Oftalmologis

Konjungtiva Tenang Mixed Injeksi (+)

Kornea Jernih Keruh (+)


Tampak fluorecent test(+)
diseparuh permukaan kornea

BMD Dangkal Tidak bisa dinilai, tampak


lensa di anterior
Iris Gambaran baik Tidak bisa dinilai, tampakl
ensa di anterior
Pupil Bulat, Central, Refleks Tidak bisa dinilai, tampak
Cahaya (+), diameter 3 mm
lensa di anterior
Lensa Jernih Tidak bisa dinilai, tampak
lensa di anterior
Pemeriksaan Fisik
Status Oftalmologis

Segmen Posterior

Refleks
RFOD (+), RFOS (-)
Fundus
Bulat, batas tegas, warna
Papil Sulit dinilai
oranye, c/d ratio 0.3, a/v 2:3

Makula Refleks fovea (+) Sulit dinilai

Retina Kontur pembuluh darah baik Sulit dinilai


Diagnosis Kerja
Glaukoma sekunder ec luksasi lensa OS
Katarak traumatika OS
Tatalaksana
KIE

Menjelaskan kepada pasien mengenai kondisi mata dan


tentang prognosisnya sehingga pasien tidak mengalami
kecemasan yang berlebih
Meminta pasien untuk menjaga hygiene diri terutama
tangan
Menjelaskan pada pasien untuk tidak menggosok-gosok
mata karena akan memperparah kondisi mata
Menjelaskan pada pasien tentang efek samping obat
dan pentingnya keteraturan penggunaan obat.
Tatalaksana
Medikamentosa

Brinzolamid (Azopt) ED 1 gtt/8jam OS


Asetazolamid (Glauseta) tab 250 mg/8 jam
Timolol (Timol) ED 1 gtt/ 12 jam OS
KSR tab 1 tab/24 jam
Levofloxacin (LFX) ED 1 gtt/3 jam
Polivinylpyrrolidone (Protagenta) ED 1 gtt/jam
Pembedahan

Pro ekstraksi lensa NAMONYO APO? ECCE/ICCE


Prognosis

Quo ad vitam : bonam


Quo ad functionam : malam
Quo ad sanationam : malam
Glaukoma
Sekunder
Tinjauan Pustaka
Definisi

Glaukoma suatu neuropati optik kronik didapat yang


ditandai oleh pencekungan (cupping) diskus optikus dan
pengecilan lapangan pandang; biasanya disertai peningkatan
tekanan intraokuar, dan dapat menyebabkan kebutaan secara
permanen.

Glaukoma sekunder peningkatan tekanan intraokular yang


didasari oleh adanya penyakit mata lain. Glaukoma sekunder
juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti inflamasi,
trauma, perdarahan, tumor, obat-obatan, dan pengaruh fisik
atau kimia.
Glaukoma
Sekunder
Tinjauan Pustaka
Epidemiologi

Terbanyak no.2
setelah katarak di Usia 40th ke atas
Indonesia

Glaukoma sudut
terbuka primer: Asia >> glaukoma
Etnis Afrika > sudut tertutup
kaukasian = 4:1
Glaukoma
Sekunder
Tinjauan Pustaka
Faktor Resiko
Hipermetropi (glaukoma sudut tertutup),
Miopi (glaukoma sudut terbuka),
Usia > 45 tahun,
Keturunan (riwayat glaukoma dalam keluarga), dan
Ras (Asia lebih berisiko).
Faktor risiko lainnya : kelainan vaskuler

Klasifikasi
G. Primer G. Kongenital G. Sekunder G. Absolut

G. Sudut Primer atau Trauma


terbuka infantil Kelainan
G. Sudut Kelaianan uvea
tertutup kongenital Perubahan
lain lensa
Glaukoma
Sekunder

Gambar. Klasifikasi Glaukoma


Glaukoma
Sekunder
Tinjauan Pustaka
Patofisiologi
Glaukoma sekunder akibat perubahan lensa

Glaukoma pada subluksasi ke depan :


Subluksasi lensa ke depan glaukoma karena terjadinya
hambatan pupil aliran aqueous dari bilik mata belakang ke
bilik mata depan penutupan sudut bilik mata depan dan mata
depan.

Glaukoma pada subluksasi ke belakang :


Terjadi rangsangan yang menahun pada badan siliar akibat
tarikan-tarikan zonula Zin atau geseran lensa pada badan siliar.
Rangsangan produksi aqueous yang berlebihan yang dapat
menimbulkan glaukoma.
Glaukoma
Sekunder
Tinjauan Pustaka
Patofisiologi
Glaukoma sekunder akibat perubahan lensa

Glaukoma pada luksasi ke depan :


Pada luksais ke depan lensa terletak langsung dalam bilik mata
depan dan ini menutup jalur keluar aqueous glaukoma.

Glaukoma pada luksasi ke belakang :


Dalam keadaan ini lensa terletak langsung dalam bilik mata
depan dan ini menutup jalur keluar aqueous glaukoma.
Glaukoma
Sekunder
Tinjauan Pustaka
Tatalaksana
Glaukoma sekunder akibat perubahan lensa

Pengobatan glaukoma sekunder et causa dislokasi lensa


Dapat diberikan obat-obat anti glaukoma
Bila tidak berhasil dapat dilakukan iridektomi perifer
Operasi pengeluaran lensa
Dislokasi
Lensa
Tinjauan Pustaka
Definisi

Dislokasi lensa atau Ektopia lentis kesalahan letak


lensa karena zonula Zinni melemah atau rusak.

Kelemahan zonula Zinni menyebabkan pergeseran


lensa. Lensa menjadi lebih bundar dan mata menjadi
lebih miopik.
Dislokasi
Lensa
Tinjauan Pustaka
Etiologi

Trauma
Gangguan metabolisme sejak lahir
Sindrom tertentu,
Peradangan uvea,
Tumor intraokuler
Katarak hipermatur
Uveitis
Dislokasi
Lensa
Tinjauan Pustaka

Klasifikasi

Luksasi Anterior
Luksasi Posterior
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai