Anda di halaman 1dari 17

Subluksasi Lensa

Disusun oleh:
Ayu Sabrina Susilo, S.Ked 20360125

Pembimbing:
dr. Ayu Nur Qomariyati, Sp. M
Departemen Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
RSU Haji Medan
Anatomi
Lensa adalah struktur kristalin berbentuk
bikonveks dan transparan. Lensa memiliki dua
permukaan, yaitu permukaan anterior dan
posterior.
Fungsi Lensa

Lensa adalah salah satu dari media refraktif terpenting


yang berfungsi memfokuskan cahaya masuk ke mata
agar tepat jatuh di retina.
Definisi
Subluksasi lensa adalah keadaan dimana lensa kristalin bergeser
atau berubah posisinya dari kedudukan normalnya akibat
rupturnya sebagian zonula zinii sebagai pemegangnya.
Subluksasi lensa dapat terjadi akibat proses trauma pada mata,
herediter (sindrom marfan, homosistinuria), ataupun komplikasi
dari penyakit lain.
Etiologi dan Faktor Risiko
1. Herediter
Sindrom marfan (Mutasi pada gen fibrilin pada kromosom 15).
Homosistinuria (Defisiensi sintetis enzim Cystathione yang menyebabkan
zonulazinni menjadi inkompeten).
2. Lingkungan
Lingkungan dengan keadaan yang kurang baik, (misal: Pencahayaan
kurang, debu)
3. Komplikasi penyakit mata lainnya
Katarak hipermatur dan miopia berat.
4. Trauma mata
Trauma tumpul dimana terjadi kompresi pada bola mata yang pada
akhirnya dapat mengakibatkan subluksasi lensa.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis

Penglihatan kabur
Miopia berat
Astigmatisme
Rasa nyeri pada bola mata
Mata merah
Diplopia monokuler
Iridodonesis
Derajat
Menurut hoffman, et al, derajat subluksasi lensa terbagi atas 3 golongan yaitu
minimal to mild dimana tepi lensa tampak tidak menutupi 0-25% dari pupil
yang berdilatasi maksimal, moderate dimana tepi lensa tampak tidak
menutupi 25-50% dari pupil yang berdilatasi maksimal, dan severe dimana
tepi lensa tampak tidak menutupi >50% dari pupil yang berdilatasi
maksimal.
Klasifikasi
● Subluksasi Lensa
Akibat putusnya sebagian zonnula zinni sehingga lensa berpindah tempat.
Penyebabnya karena trauma, dan kelainan zonula zinn yang rapuh (Sindrom Marfan).
Subluksasi lensa dapat menyebabkan galaukoma sekunder akibat terjadi
penutupan sudut bilik mata oleh lensa yang mencembung.
● Luksasi Lensa Anterior
Putusnya seluruh zonula zinni dan lensa jatuh ke bilik mata depan.
● Luksasi Lensa Posterior
Putusnya seluruh zonula zinni dan lensa jatuh ke dalam badan kaca dan
tenggelam di bawah polus posterior fundus okuli.
Diagnosis
● Anamnesis
Pada anamnesis tanyakan riwayat trauma pada mata atau kepala dalam waktu dekat.
Subluksasi lensa akibat trauma dapat disertai dengan keluhan nyeri pada mata dan
mata merah. Pada pasien tanpa riwayat trauma, tanyakan riwayat penyakit pasien,
riwayat penyakit keluarga, dan riwayat pembedahan pada mata.
● Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan mata yang dilakukan meliputi pemeriksaan tajam penglihatan, koreksi
refraksi, pemeriksaan bagian eksternal mata, pemeriksaan menggunakan slit-lamp,
pemeriksaan segmen posterior dengan dilatasi pupil, dan pemeriksaan TIO.
● Pemeriksaan Penunjang
Pasien yang dicurigai homosistinuria dilakukan pemeriksaan konsentrasi
homosistein plasma. Pemeriksaan ultrasonografi B-scan okular dapat digunakan untuk
menentukan posisi lensa yang mengalami dislokasi ke posterior.
Pada pasien dengan cedera traumatik, USG dilaporkan memiliki sensitivitas
sebesar 96,8% dan spesifisitas 99,4%.
Komplikasi
● Glaukoma sekunder sudut tertutup
● Uveitis
● Afakia karena adanya iris tremulans, dan terjadi setelah pengangkatan
lensa
● Kerusakan endotel kornea yang menyebabkan kekeruhan kornea
(corneal haze) dan keratopati bulosa
● Kebutaan
Penatalaksanaan

● Terapi Konservatif
Dengan melakukan observasi dan mengoreksi kelainan
refraksi menggunakan kacamata atau lensa kontak.
● Medikamentosa
Penghambat karbonik anhidrase (acetazolamide), dan β-
adrenergik antagonis (timolol).
● Pembedahan
- Lensectomy (ekstraksi lensa)
- Trabekulektomi untuk menurunkan TIO
Prognosis

Tergantung pada tingkat keparahan, dan


komplikasi yang ada, umumnya kebanyakan pasien
prognosis baik bila ditatalaksana dengan tepat dan
cepat.
Edukasi dan Pencegahan

Edukasi pasien untuk melakukan pemeriksaan mata secara


rutin terutama untuk pasien-pasien dengan penyakit herediter
yang berkaitan dengan meningkatnya risiko subluksasi lensa.

Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit dengan


melindungi mata menggunakan kacamata pelindung (goggle)
dan topi saat berada di lingkungan berisiko atau aktivitas
dengan risiko trauma mata yang besar.
Thanks!
— Ayu Sabrina Susilo—

Anda mungkin juga menyukai