Anda di halaman 1dari 13

ULKUS MOOREN

T U T I A L AW I YA H ( 1 9 11 6 0 2 1 )
• Albert Mooren adalah seorang dokter jerman pada tahun 1828-
1899 yang menguraikan ulkus serpiginosa kronik yang terdapat
pada lansia (Ilyas, 2014).
• Penyebab ulkus mooren belum diketahui, tetapi diduga autoimun.

• Ulkus ini termasuk ulkus marginal kasusnya unilateral dan ditandai dengan
penggalian (excavation) limbus dan kornea perifer, yang nyeri dan
progresif, dan sering berakibat kehilangan mata.

• Ulkus mooren paling sering dijumpai pada usia tua, tetapi agaknya tidak
berhubungan dengan penyakit sistemik apapun yang sering diderita orang-
orang orang tua ( Vaughan & Asbury, 2008)
• Merupakan ulkus kornea idiopatik unilateral ataupun bilateral. penyakit ini
lebih sering terdapat pada wanita usia pertengahan dan pada usia lanjut
biasanya unilateral dengan rasa sakit dan merah (Ilyas, 2014).

• Tukak ini menghancurkan membran bowman dan stroma kornea.

• Neovaskularisasi tidak terlihat pada bagian yang sedang aktif, bila kronik akan
terlihat jaringan parut dengan bagian vaskularisasi.

• Pasien terlihat sakit berat dan 25% mengalami bilateral, proses yang terjadi
mungkin kematian sel yang disusul dengan pengeluaran kolagenase. (Ilyas,
2014).
DEFINISI

• Ukus Mooren adalah suatu ulkus menahun superfisial yang dimulai dari
tepi kornea dengan bagian tepinya tergaung dan berjalan progresif tanpa
kecendrungan perforasi ataupun hipopion, lambat laun ulkus inimengenai
seluruh kornea ( Ilyas % Rahayu, 2014).
EPIDEMIOLOGI
• Ulkus mooren adalah penyakit yang jarang terjadi di Amerika Serikat yang
biasanya bersifat idiopatik.

• penyakit ini biasanya terjadi pada orang dewasa namun pernah dilaporkan
penyakit ini terjadi pada anak usia 3 tahun.

• Kietnam melaporkan 37 kasus ulkus mooren diNigeria.

• Pada penelitiannya, penyakit ini secara primer terjadi pada laki-laki yang sehat,
usia 20-30 tahun, perjalanan penyakit ini sangat cepat yang dapat melibatkan
dan merusak jaringan kornea secara total dalam waktu 6 minggu. peforasi jarang
terjadi, hanya 36% pasien.
ETIOLOGI
• Walaupun penyebab terjadinya keratitis ulseratif perifer masih belum diketahui, namun
respon autoimune terbukti memegang penting. Terjadinya ulkus mooren diduga akibat
adanya faktor pencetus berupa infeksi parasit, helminthiasis dan hepatitis.

• Infeksi lain Yang dapat berhubungan dengan ulkus mooren seperti herpes simplex, herpes
zooster, siphilis dan tuberkulosis. Schanzlin menduga terjadinya reaksi antigen-antibodi
terhadap toxin dari cacing toxin dari cacing yang menumpuk pada daerah perifer kornea
sehingga memicu terjadinya proses inflamasi dan ulserasi. Ulkus mooren juga dapat
terjadi akibat adanya trauma.
PATOFISIOLOGI
• Mekanisme pathophysiologi pasti terjadinya ulkus mooren belum diketahui secara pasti, tetapi
diduga adanya proses autoimune. terjadinya gangguan imunologi ditandai dengan
dihasilkannya antibodi sebagai reaksi terhadap jaringan konjungtifa dan kornea yang terlibat
(Sangan et al, 2005)

• Autoimune sellular dan humoral keduanya terbukti memegang peranan penting dalam
pathophisiologi penyakit ini dengan ditemukannya pada pemeriksaan histologis adanya plasma
sel, polymorphonuclear leukosit, eosinophil, sel mast, immunoglobulin dan komplemen. pada
beberapa orang pasien level T-sel suppresor menurun, IgA meningkat, peningkatan konsentrasi
plasma sel dan Lymphosit pada konjungtiva yang berbatasan dengan lokasi ulkus, dan
terjadinya ikatan imunoglobulin dengan komplemen pada epitel konjungtiva dan daerah tepi
kornea.
GEJALA KLINIS

• Gejala klinis ulkus mooren yang terpenting adanya rasa sakit yang disertai dengan mata
merah, berair dan silau. Uveitis anterior ringan dan sedang dapat terjadi pada penderita
ulkus mooren,

• Glaucoma sekunder dan katarak juga dapat terjadi akibat komplikasi lanjut dari penyakit
ini.

• Penurunan tajam penglihatan biasanya disertai adanya keterlibatan kornea atau terjadinya
astigmatisma ireguler akibat adanya penipisan didaerah perifer kornea.
PENATALAKSANAAN
• Banyak pengobatan tetapi belum memberikan hasil yang memuaskan seperti steroid,
antibiotik, antivirus, antijamur, kolegenase inhibitor, heparin, dan pembedahan
keratektomi, lamelar keratoplasti dan eksisi konjungtiva.

• Ulkus ini tidak responsif terhadap antibiotik maupun kortikosteroid.

• Belakangan ini telah dilakukan eksisi konjungtiva bagian limbus dalam upaya
menghilangkan substansi-substansi yang menimbulkan sensitisasi.

• Keratoplasti tektonik lamelar telah dipakai pada kasus tertentu dan berhasil baik.

• Terapi imunosupresif sistemik sering diperlukan untuk mengontrol penyakit tahap


menengah atau lanjut (Vaughan & Asbury, 2008).
ULKUS KATARALIS

• Komplikasi dari konjungtivitis kataralis ulkus terletak dekat


limbus (ulkus maraginalis) Alergi terhadap kuman stafilokokus
PENGOBATAN
• Memperbaiki keadaan umum penderita

• Menghilangkan faktor pencetus

• Obati ulkus

- Atropin 0,5% sampai 1% atau skopolamin untuk mengistirahatkan iris dan korpus silier

- Antibiotik tetes atau salep

- Kompres hangat

- Kauterisasi pada beberapa kasus

- Zat kimia : iodine, asma karbolat.

• Perban : jika bersih dan superficial.


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai