Pembimbing:
dr. Beatrix Siregar, M. Ked (ped), Sp.A
Disusun Oleh:
Ayu Sabrina Susilo 20360125
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proses
penyusunan referat ini dengan judul “Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Dan Anak”.
Penyelesaian referat ini banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
adanya kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sangat tulus
kepada dr. Beatrix Siregar M.Ked (ped), Sp.A selaku pembimbing yang telah
banyak memberikan ilmu, petunjuk, nasehat dan memberi kesempatan kepada
kami untuk menyelesaikan referat ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini tentu tentu tidak lepas dari
kekurangan karena kebatasan waktu, tenaga, dan pengetahuan penulis. Maka
sangat diperlukan masukan dan saran yang membangun. Semoga referat ini dapat
memberikan manfaat.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan fisik pada bayi dan anak berbeda dengan dewasa, ada
beberapa hal yang tidak boleh diabaikan dan cara pemeriksaan harus
disesesuaikan dengan umur anak/bayi. Suasana harus tenang dan nyaman karena
jika anak ketakutan, kemungkinan dia akan menolak untuk diperiksa. Untuk
anak usia 1 – 3 tahun, kebanyakan diperiksa dalam pelukan ibu, sedangkan pada
bayi usia < 6 bulan, biasanya bisa diperiksa di atas meja periksa.
Cara pemeriksaan pada bayi dan anak pada umumnya hampir sama
dengan pemeriksaan pada dewasa yaitu dimulai dengan inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan dilakukan pada ruangan yang tenang
dengan pencahayaan cukup. Sebelum pemeriksaan, pemeriksa harus mencuci
tangan terlebih dahulu, kemudian tangan dikeringkan dan dihangatkan.
Pemeriksaan dilakukan pada seluruh tubuh, dari ujung rambut sampai ujung
kaki. (Richard E, 1999).
Untuk memeriksa bayi baru lahir diperlukan kesabaran, kelembutan dan
prosedur yang fleksibel. Jadi, bila bayi sangat tenang dan rileks pada awal
pemeriksaan, yang awal mula-mula harus dilakukan adalah pemeriksaan palpasi
dan auskultasi abdomen dan jantung, sebelum manipulasi lain yang lebih
mengganggu dilakukan.. (Richard E, 1999)
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan referat ini adalah untuk mengetahui hal-hal
yang berkaitan tentang pemeriksaan fisik pada bayi dan anak, juga sebagai salah
satu pemenuhan tugas kepanitraan anak Fakultas Kedokteran Universitas
Malahayati.
C. Manfaat
1. Menambah pengetahuan tentang pemeriksaan fisik pada bayi dan anak.
2. Sebagai pedoman awal bagi tenaga kesehatan untuk mengetahui apakah
terdapat kelainan fisiologis maupun patologis yang mungkin terjadi pada
bayi dan anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Pemeriksaan fisik merupakan proses pemeriksaan tubuh pasien untuk
menentukan ada atau tidaknya masalah fisik. Tujuan pemeriksaan fisik adalah
untuk mendapatkan informasi valid tentang kesehatan pasien. (Richard E, 1999)
Tata cara dan urutan pemeriksaan fisik dimulai dengan inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi. Inspeksi, ditujukan untuk melihat perubahan yang terjadi
secara umum dengan membandingkan tempat yang diperiksa dengan daerah
sekitarnya atau organ yang sama pada sisi yang berbeda. Palpasi, dilakukan
dengan telapak tangan dan atau jari-jari tangan. Palpasi diperlukan untuk
menentukan bentuk, ukuran, tepi, permukaan dan untuk mengetahui intensitas
nyeri serta konsistensi. Palpasi dapat dilakukan dengan kedua tangan, terutama
untuk mengetahui adanya cairan atau ballottement. Perkusi, ditujukan untuk
mengetahui perbedaan suara ketukan sehingga dapat ditentukan batas-batas
organ atau massa abnormal. Suara perkusi dibagi menjadi 3 macam yaitu sonor
(perkusi paru normal), timpani (perkusi abdomen), dan pekak (perkusi otot).
Suara lain yang terdapat diantara dua suara tersebut seperti redup (antara sonor
dan pekak) dan hipersonor (antara sonor dan timpani). Auskulatasi, pemeriksaan
dengan menggunakan stetoskop untuk mendengar suara pernafasan, bunyi dan
bising jantung, peristaltic usus dan aliran darah dalam pembuluh darah.
2. Tanda Vital
a. Tekanan Darah
Pengukuran seperti pada dewasa, tetapi memakai manset khusus untuk
anak, yang ukurannya lebih kecil dari manset dewasa. Besar manset antara
setengah sampai dua per tiga lengan atas. Tekanan darah waktu lahir 60 –
90 mmHg sistolik, dan 20 – 60 mmHg diastolik. Setiap tahun biasanya naik
2 – 3 mmHg untuk kedua-duanya dan sesudah pubertas mencapai tekanan
darah dewasa.
BAB III
KESIMPULAN
Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa
tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat
dalam rekam medis. Pemeriksaan fisik dan rekam medis akan membantu dalam
penegakan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.
Pemeriksaan fisik pada anak berbeda dengan dewasa, ada beberapa hal yang
tidak boleh diabaikan dan cara pemeriksaan harus disesesuaikan dengan umur
anak/bayi. Suasana harus tenang dan nyaman karena jika anak ketakutan, kemungkinan
dia akan menolak untuk diperiksa. Untuk anak usia 1 – 3 tahun, kebanyakan diperiksa
dalam pelukan ibu, sedangkan pada bayi usia 6 bulan, biasanya bisa diperiksa di atas
meja periksa.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar W. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UI.
Kosim, M, S,. 2009. Buku Ajar Neonatalogi. Pemeriksaan Fisis Bayi Baru Lahir.
Jakart: Ikatan Dokter Anak Indonesia
Richar E, Marcdante KJ and Kliegman RM. 1999. Nelson Essentials of Pediatrics. 15th
Edition. EGC.
Sekarwana, N,. Konsensus. Tatalaksana Hipertensi Pada Anak. Unit Kerja Koordinasi
Nefrologi. Ikatan Dokter Anak. Indonesia
Tjipta, G, D,. Pemeriksaan Fisis Neonatus. Departemen Ilm Kesehatan Anak. RSUP H.
Adam Malik
Wahyudi, A, K,. 2013. Ilmu Kesehatan Anak. Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir.
RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember.