Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR KEPERAWATAN


“Perawatan Luka”

Dosen Pengampu :
Ns. Sidaria, M. Kep

Disusun oleh :
Kelompok 6
1. Gerry Hardjana 2111311053

2. Mezanechia Gheviranica 2111313002

3. M. Zaki Aulia Sabri 2111311032

4. Nurul Maduri Kusumawardhani 2111312056

5. Salsabilla Jeng Fitri 2111311023

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
selesai tepat waktu. Adapun judul dari makalah ini adalah “Perawatan Luka”.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Sidaria, M.Kep selaku dosen
pengampu di mata kuliah keterampilan dasar keperawatan yang telah membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan baik
dari segi materi maupun kalimatnya. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik dari teman-
teman maupun dosen. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
dan menambah pengetahuan.

Padang, 15 Desember 2021

Kelompok 6

Perawatan Luka | i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Langkah Pertolongan Pertama Pada Luka .......................................................... 3
2.2 Balutan ................................................................................................................ 6
2.3 Membersihkan Luka dan Daerah Drain ............................................................. 9
2.4 Perawatan Luka Jahitan ...................................................................................... 11
2.5 Perawatan Luka Dekubitus ................................................................................. 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 16
3.2 Saran ................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 17

Perawatan Luka | ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Luka adalah cedera yang disebabkan oleh hancurnya ikatan antar sel dan bisa
mengakibatkan kerusakan sel. Maka dari itu luka membutuhkan perawatan agar proses
penyembuhan luka dapat tercapai dengan optimal. Perawatan luka merupakan tindakan
keperawatan yang sering dilakukan di rumah sakit sehingga kemungkinan terjadinya infeksi
klinis karena perawatan luka cukup tinggi dan ini akan menambah tingginya biaya perawatan
dan angka kesakitan pasien (Anonim, 2005).
Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan harus sesuai dengan prosedur tetap
yang berlaku serta selalu menunjukkan sikap dan tingkah laku profesional yang sesuai dengan
etika profesi keperawatan yang merupakan kesadaran dan pedoman yang mengatur nilai-nilai
moral dalam melaksanakan kegiatan profesi keperawatan, sehingga mutu dan kualitas profesi
keperawatan tetap terjaga dengan cara yang terhormat (Azwar, 2007).
Pelayanan keperawatan yang diberikan secara menyeluruh salah satunya adalah
perawatan luka yang harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap. Prosedur perawatan
luka ini bertujuan agar mempercepat proses penyembuhan dan bebas dari infeksi, indikator
adanya infeksi akibat perawatan luka yang tidak baik salah satunya adalah terjadinya infeksi
nosokomial yang merupakan infeksi yang didapat atau yang timbul pada waktu pasien di rawat
di rumah sakit (Potter, 2005).
Menurut Lubis (2004) keberhasilan pengendalian infeksi pada tindakan perawatan luka
bukanlah ditentukan oleh canggihnya peralatan yang ada. Tetapi ditentukan oleh
kesempurnaan petugas dalam melaksanakan perawatan klien secara benar. Peran perawat
sangat dibutuhkan pada cara kerja asepsis yang berhubungan dengan perawatan luka dan cara
melakukan tindakan dengan cara steril. Manajemen keperawatan luka harus mengedepankan
pertimbangan biaya (cost effectiveness), kenyamanan (comfort), dan kenyamanan (safety).
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk memahami
lebih lanjut tentang dasar-dasar keperawatan yang dituangkan dalam bentuk makalah dengan
judul “Perawatan Luka”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah proses identifikasi dari perawatan luka?
Perawatan Luka | 1
2. Bagaimanakah langkah-langkah yang harus dilakukan seorang perawat pada saat klien
mengalami luka?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan dari
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses identifikasi dari perawatan luka.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan saat klien mengalami luka.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Untuk penulis
Dapat menambah wawasan secara langsung tentang perawatan luka.
Untuk pembaca
Dapat menjadi sumber referensi dalam mengetahui perawatan luka.

Perawatan Luka | 2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Langkah Pertolongan Pertama Pada Luka


1. Langkah Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan penanganan darurat untuk korban
kecelakaan. Pertolongan ini harus dilakukan secara tepat untuk menyelamatkan nyawa korban.
Berikut ini langkah pertolongan pertama pada kecelakaan yang bisa dilakukan :
1. Amati dan Waspadai Kondisi Lingkungan
Langkah pertama yang perlu dilakukan sebelum melakukan pertolongan pertama pada
kecelakaan adalah mengamati lingkungan sekitar. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
penyebab kecelakaan, sehingga bisa tahu langkah apa yang perlu dilakukan sebagai
pertolongan pertama. Pastikan juga keselamatan diri dan orang di sekitar, agar tidak menambah
korban.
2. Cek Tingkat Kesadaran Korban
Beberapa korban kecelakaan bisa saja mengalami kondisi hilang kesadaran. Jika tidak
ada indikasi luka berat, periksalah tingkat kesadaran korban, dengan menepuk pundak atau
memberikan wewangian untuk menyadarkan korban.
3. Periksa Pernapasan dan Kondisi Luka Korban
Langkah selanjutnya adalah periksa jalan napas dan pernapasan korban. Dekatkan jari ke
lubang hidung korban untuk memeriksa apakah korban masih bernapas atau tidak. Kemudian,
periksa juga apakah ada perdarahan dan bagaimana kondisi luka korban.
4. Lakukan Kompresi Dada untuk Memberikan Bantuan Pernapasan
Ketika korban dalam kondisi tidak sadar, salah satu langkah pertolongan pertama yang
dapat dilakukan adalah dengan memberikan kompresi dada. Hal ini bertujuan untuk membantu
pernapasan korban.
Cara melakukannya dengan meletakkan salah satu tumit tangan di tengah dada korban,
sembari meletakkan tumit satunya dengan kondisi jari-jari tangan mengunci. Lalu, tekan dada
menggunakan tumit dengan kedalaman 4 hingga 5 centimeter. Jika tidak ada tanda yang lebih
baik, segera bawa korban ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat, agar mendapatkan
penanganan yang lebih baik.
5. Periksa Kondisi Luka
Jika menemukan luka pada korban, segera obati luka tersebut agar tidak mengalami
pendarahan berat yang dapat memperparah kondisi korban. Namun, penanganan luka harus
Perawatan Luka | 3
dilakukan sesuai dengan jenisnya. Jika terdapat luka terbuka yang mengeluarkan darah terus-
menerus, gunakanlah kain bersih untuk menutup luka, agar perdarahan berhenti untuk
sementara.
Itulah beberapa langkah pertolongan pertama pada kecelakaan yang bisa dilakukan.
Ketika terjadi kecelakaan, sebaiknya jangan panik. Tetaplah bersikap tenang agar dapat
membantu memberikan pertolongan pertama untuk korban kecelakaan dengan cepat dan tepat.
Jika pertolongan pertama pada kecelakaan tidak berhasil dan kondisi korban sangat
parah, sebaiknya segera bawa korban ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat. Sembari
memberi pertolongan pertama pada kecelakaan, kamu juga bisa meminta bantuan pada orang
di sekitar untuk memanggil petugas medis agar segera datang ke lokasi kecelakaan.

2. Pertolongan Pertama Luka Bakar Saat Memasak


Percikan minyak saat memasak, meski sedikit, bisa menimbulkan nyeri dan sensasi
panas pada kulit yang terkena. Bila kondisi ini terjadi, segera lakukan hal ini untuk mencegah
komplikasi :
1) Lepaskan pakaian dan perhiasan yang menempel di area kulit terpercik minyak panas.
2) Alirkan air ke daerah yang terkena percikan minyak panas selama beberapa menit. Bila luka
bakar terjadi akibat paparan bahan kimia, alirkan air terus selama 20 menit.
3) Jangan menggunakan mentega, odol, kecap, dan kopi es untuk mengobati luka bakar.
Bahan-bahan ini ternyata hanya memperparah kondisi kulit.
4) Hindari mengompres luka bakar dengan es batu. Suhu dingin dari es batu mengecilkan
pembuluh darah, menyebabkan aliran darah berkurang dan membuat luka sukar sembuh.
5) Tutup luka menggunakan kain kasa atau perban steril yang lembap lalu lepaskan setelah
kasa mengering. Jangan memecahkan gelembung atau mengelupas kulit yang terkena
minyak panas. Tunggu hingga mengering sambil mengoleskan krim khusus luka bakar.
Itulah pertolongan pertama luka bakar akibat percikan minyak panas saat memasak.
Proses penyembuhan luka bakar bervariasi. Meski begitu, umumnya luka bakar sembuh dalam
waktu 7 sampai dengan 21 hari dan bekas lukanya memudar setelah beberapa minggu atau
bulan. Kita dianjurkan berbicara pada dokter jika muncul gejala demam, nyeri, bagian tubuh
yang terkena luka bakar menjadi sulit digerakkan, serta luka sulit mengering, membengkak,
dan kemerahan. Pada kasus yang parah, luka bakar menyebabkan gejala syok, sesak napas,
pusing, hingga tekanan darah menurun. Segera periksa ke dokter ketika keadaan ini terjadi agar
tidak menimbulkan efek yang lain.

Perawatan Luka | 4
3. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Sepeda Motor
1) Perdarahan
Perdarahan merupakan kondisi yang cukup sering terjadi saat kecelakaan sepeda
motor. Jika kamu melihat ada bagian tubuh korban yang mengalami perdarahan, upayakan
untuk menghentikan perdarahan tersebut sesegera mungkin. Hal ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehabisan darah.
Sebelum mulai menangani bagian tubuh yang berdarah, kenakanlah sarung tangan
sekali pakai yang telah disediakan dalam kotak P3K, untuk meminimalisir penularan
infeksi. Lalu, kamu bisa menghentikan perdarahan yang terjadi dengan cara menekan area
yang terluka, dengan terlebih dahulu membalutnya dengan kapas atau perban.
Jika darah masih menembus melewati perban, lapisi lagi dengan kapas atau perban
sambil terus menekannya hingga perdarahan berhenti. Perhatikan juga area sekitar luka.
Terkadang ada benda yang tertancap pada area itu. Jika ada, jangan pernah mencoba
mengeluarkan atau menekannya. Serahkan bagian itu pada tim medis ketika sudah datang.
Sebagai pertolongan pertama, kamu bisa menekan sisi kiri dan kanan area yang
tertancap benda tersebut, lalu balutkan kasa atau kain bersih di sekitar area luka sebagai
penahan agar benda yang tertancap tidak bergerak. Setelah itu, kamu bisa membalutnya
dengan perban.
2) Luka Bakar
Luka bakar yang terjadi akibat kecelakaan sepeda motor biasanya disebabkan oleh
bersentuhannya kulit dengan knalpot atau benda panas lainnya. Pertolongan pertama yang
bisa dilakukan untuk luka jenis ini adalah mendinginkan luka dengan air yang mengalir
(bukan air es) selama 20 menit atau hingga rasa sakit menghilang. Jangan mengoleskan
krim, salep, atau minyak pada luka tersebut.
Langkah selanjutnya, bungkuslah dengan longgar luka bakar tersebut dengan plastik
bersih dan tembus pandang. Selagi proses pendinginan terhadap luka bakar dilakukan,
hangatkanlah tubuh korban dengan jaket, agar terhindar dari risiko hipotermia.
3) Keseleo
Keseleo terjadi ketika serat-serat ligamen robek. Pada insiden kecelakaan sepeda
motor, korban biasanya mengalami keseleo pada bagian pergelangan kakinya. Kondisi ini
dapat terlihat dari pembengkakan dan rasa nyeri pada area yang keseleo. Pertolongan
pertama yang bisa diberikan untuk kondisi ini adalah :
a. Merilekskan anggota tubuh yang keseleo.

Perawatan Luka | 5
b. Kompres area yang keseleo dengan air es guna mengurangi pembengkakan. Jika hanya
menggunakan es batu, pastikan pengompresannya jangan terlalu lama karena bisa
merusak jaringan kulit.
c. Posisikan bagian yang cedera lebih tinggi dari posisi jantung untuk mengurangi
pembengkakan.
4) Patah Tulang
Pertolongan pertama pada patah tulang yang dapat dilakukan adalah :
a. Jangan menggerakkan bagian yang mengalami patah tulang, hingga bantuan medis
datang.
b. Jangan memberi makanan atau minuman apapun pada korban.

2.2 Balutan
1. Pengertian Ganti Perban
Perban adalah salah satu perlengkapan medis pendukung keperawatan yang biasa
digunakan untuk membalut luka. Fungsi perban pun beragam, tergantung pada jenis luka yang
dialami. Berdasarkan lapisannya, perban terbagi menjadi tiga macam. Lapisan primer
membantu dalam menghilangkan jaringan mati serta membersihkan luka. Lapisan sekunder
perban berfungsi untuk menyerap materi dari luka, sedangkan lapisan tersier perban berfungsi
untuk menahan lapisan perban lain agar tidak lepas atau bergerak.
Setelah luka membaik dan mulai ke tahap penyembuhan, perban oklusif dianggap dapat
membantu meningkatkan proses pemulihan. Beberapa jenis perban juga dirancang khusus
untuk membalut luka tertutup, memberikan tekanan pada cedera, maupun mengurangi tekanan
pada cedera.
Selain memilih jenis, ukuran, dan komposisi perban, mengetahui teknik penggunaan
perban pada luka juga sangat penting. Karena penerapan perban yang salah dapat
mengakibatkan kerusakan jaringan, dan bahkan risiko amputasi. Lokasi cedera atau luka dapat
memengaruhi bagaimana dan jenis perban apa yang sesuai untuk membalut luka tersebut.
Namun, sebelum menggunakan perban, kamu dianjurkan untuk membersihkan luka atau
cedera untuk menghindari infeksi, serta menggunakan kain kassa steril untuk menekan
perdarahan jika diperlukan.
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam penerapan perban pada luka,
yakni pastikan ukuran perban telah sesuai dengan bagian tubuh atau luka yang akan dibalut,
tempelkan perban dengan tegas tapi tidak terlalu ketat untuk menjaga sirkulasi udara di sekitar

Perawatan Luka | 6
bagian tubuh yang mengalami cedera. Ikatlah ujung balutan terakhir dengan ikat simpul, serta
gunakan klip perban atau perekat untuk mengamankan balutan.
2. Tujuan Ganti Perban
Mengganti perban bertujuan untuk mempercepat penyembuhan, dan mencegah infeksi.
Sebab, perban yang kotor atau tidak pernah diganti akan memungkinkan luka menjadi lembab
dan memudahkan masuknya bakteri penyebab infeksi.
Tujuan utama memasang balutan luka adalah untuk mencptakan lingkungan yang
kondusif terhadap penyembuhan. Pemilihan balutan harus ditentukan setelah mengkaji
kebutuhan individu luka. Pemahaman tentang fisiologi penyembuhan luka dan berbagai
macam balutan serta cara kerjanya diperlukan agar dapat diperoleh penyembuhan yang
optimal. Adapun tujuan pemilihan balutan antara lain:
a. Menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap penyembuhan.
b. Membuang jaringan mati,benda asing dari luka.
c. Melindungi luka dan jaringan sekitarnya.
d. Mampu mengontrol kejadian infeksi.
e. Mencegah dan mengelola infeksi klinis pada luka.
f. Mengurangi nyeri.
g. Mempertahankan temperatur pada luka.
h. Mengontrol dan mencegah pendarahan.
i. Memobilisasi bagian tubuh yang ter-injury.
3. Prinsip Pemilihan Balutan Luka
a. Kapasitas balutan dapat mengabsorbsi.
b. Mampu mengurangi resikoterkontaminasi mikroorganisme.
c. Meningkatkan kemampuan rehidrasi luka.
d. Menyesuaikan jenis balutan dengan jenis luka.
e. Sarana pengangkut antibiotik.

1. Prosedur Mengganti Perban


a. Menyiapkan alat dan bahan
1. Sarung tangan (handscoon) steril.
2. Satu set alat (gunting, pinset, dan klem).
3. Kassa.
4. Kom.
5. Salep antiseptik.
Perawatan Luka | 7
6. Larutan antiseptik.
7. Larutan pembersih.
8. NaCl/aquabides.
9. Plester
10. Alas.
11. Kantong plastik (untuk tempat sampah).
b. Langkah-Langkah
1. Siapkan alat yang diperlukan (jangan dibuka), agar kesterilan tetap terjaga.
2. Dekatkan kantong tempat sampah, untuk mencegah kontaminasi.
3. Atur posisi pengidap luka senyaman mungkin, agar tidak terjadi gerakan tiba-tiba
yang dapat menyebabkan kontaminasi luka dan peralatan.
4. Cuci tangan, untuk menghilangkan kuman, bakteri, maupun virus yang menempel di
permukaan kulit.
5. Kenakan handscoon bersih (sekali pakai). Pemakaian handscoon dapat mencegah
perpindahan kuman, bakteri, maupun virus dari balutan kotor ke tangan
6. Lepaskan perban secara perlahan lalu bersihkan bekas perban dengan menggunakan
kapas bersih, untuk mengurangi tegangan pada tepi luka.
7. Angkat balutan, bila terdapat drainase angkat balutan satu persatu, agar dapat
mencegah penarikan drainase.
8. Jika balutan lengket, lepaskan dengan memberikan larutan steril, untuk mencegah
kerusakan pada permukaan epidermal.
9. Jika terdapat drainase, lakukan observasi karakter serta jumlah drainase pada balutan,
agar dapat mengkaji luka.
10. Buang balutan kotor ke kantong plastik (sampah) yang telah disediakan, untuk
mengurangi perpindahan kuman, bakteri, maupun virus ke orang lain.
11. Tuangkan larutan antiseptik di atas kassa steril, agar dapat mempermudah pekerjaan
selama ganti balutan.
12. Observasi kondisi luka serta drainase, untuk menentukan status penyembuhan luka.
13. Bersihkan luka dengan larutan Nacl/antiseptik dengan cara pegang kassa yang
dibasahi dalam larutan dengan pinset (gunakan kassa terpisah untuk setiap usapan
ketika membersihkan luka serta bersihkan dari dalam ke luar luka), dengan
menggunakan pinset steril dapat mencegah kontaminasi jari yang memakai
handscoon.

Perawatan Luka | 8
14. Pakai kassa baru untuk mengeringkan luka dengan cara mengusapkan secara perlahan,
agar dapat mengurangi kelembapan pada luka.
15. Pasang perban kering pada luka. Balut beberapa kali jika diperlukan, dan pastikan
luka tertutup sempurna.
16. Tempelkan plester atau pengikat di atas balutan luka, dan pastikan perban telah
kencang dan tidak akan bergeser.
17. Lepaskan handscoon dan buang di tempat yang sudah disediakan.
18. Cuci tangan hingga bersih.
c. Perban diganti setiap hari, selama luka masih belum sembuh.
d. Ganti perban dapat dilakukan di rumah atau di mana saja, selama kebersihannya terjaga.
Untuk melakukan pemeriksaan dengan dokter, kita bisa langsung membuat janji dengan
dokter di rumah sakit sesuai domisili saat ini.

2.3 Membersihkan Luka dan Daerah Drain


Pembersihan luka
1) Mencuci tangan
Sebelum memulai cara membersihkan luka, pastikan Anda mencuci tangan terlebih
dahulu menggunakan air mengalir dan sabun. Jika tidak menemukan sumber air mengalir,
gunakan cairan pembersih yang mengandung alkohol pada kedua tangan. Kemudian, keringkan
kedua tangan. Bila ada, Anda bisa menggunakan sarung tangan medis agar lebih steril dalam
membersihkan luka. Kondisi tangan yang bersih dan tertutup dapat membantu mencegah
munculnya infeksi pada luka terbuka.
2) Menekan area kulit yang terluka
Cara membersihkan luka terbuka selanjutnya adalah menekan area kulit yang terluka.
Perlu diketahui bahwa langkah ini hanya berlaku untuk jenis luka yang berdarah. Tekan area
kulit yang terluka menggunakan kain bersih atau kasa steril secara perlahan hingga perdarahan
berhenti. Untuk jenis luka sayatan atau goresan yang kecil, sebaiknya area kulit tidak perlu
ditekan. Jika kulit yang terluka merupakan area lengan atau kaki, sebaiknya angkat lengan atau
kaki setinggi posisi jantung berada. Tambahkan kain bersih atau kasa steril berikutnya apabila
darah mengalir terus tanpa henti.
1. Membersihkan luka dengan air
Selanjutnya, Anda bisa membersihkan luka dengan air bersih yang mengalir selama
5-10 menit. Langkah ini dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada luka
yang berisiko memicu infeksi.Setelah itu, gunakan kain bersih dan sabun yang lembut guna
Perawatan Luka | 9
membersihkan area di sekitar luka. Pastikan Anda tidak menggunakan sabun tepat pada kulit
yang terluka karena dapat menimbulkan rasa perih dan menyebabkan iritasi. Jika sudah, ambil
pinset yang sudah dibersihkan dengan isopropil alkohol, lalu bersihkan area kulit yang terluka.
Ini bertujuan untuk mengambil kotoran yang mungkin masih menempel di area sekitar luka.
2. Mengoleskan krim atau salep antibiotik
Sesaat selesai membersihkan luka, Anda bisa mengoleskan area kulit yang terluka
menggunakan krim atau salep antibiotik (seperti neosporin atau polysporin) tipis-tipis. Krim
atau salep antibiotik bisa didapatkan di toko obat atau apotek terdekat. Obat antibiotik oles ini
bertujuan untuk menjaga kulit tetap lembap, mencegah infeksi, dan mencegah pertumbuhan
jaringan parut pada bekas luka. Kendati demikian, bagi Anda yang hanya memiliki luka sayatan
atau goresan kecil tidak perlu menggunakan antibiotik ini. Hentikan penggunaan obat
antibiotik oles bila muncul ruam, kulit terasa perih, atau tanda-tanda alergi.
3) Membalut luka dengan perban
Setelah mengetahui cara membersihkan luka dan melakukannya, Anda bisa menutup
luka terbuka yang besar menggunakan pembalut luka yang tidak lengket agar tidak terpapar
kuman. Pastikan untuk mengganti perban setidaknya sekali sehari atau saat perban basah dan
kotor. Namun, sebenarnya, tidak semua jenis luka harus dibalut menggunakan perban. Jika
lukanya hanya sedikit dan tidak terlalu dalam, Anda cukup membersihkan luka tersebut tanpa
harus membalutnya dengan perban.

Daerah Drain
Drain merupakan alat yang dimasukan ke dalam luka untuk membantu mengeluarkan
cairan (discharge/drainage) dari luka melalui bagian yang terbuka pada luka. Drain terbuat
dapat terbuat dari berbagai material, antara lain ada yang berasal dari selang karet dan kasa.
Tanpa drain, banyak luka akan sembuh hanya pada permukaan atau bagian atas luka saja,
sehingga discharge dapat terjebak dibagian dalam atau dibagian bawah luka. Jaringan didalam
atau dibawah luka tidak dapat sembuh karena adanya discharge/drainage yang terjebak tadi dan
kemudian dapat menyebabkan terbentuknya abses. Selang karet yang pleksibel yang disebut
juga Penrose Drain seringkali dimasukan atau dipasang selama pembedahan abdomen untuk
mempermudah drainage eksudat dan penyembuhan jaringan.
Suatu drain dimasukan dan dijahit melalui insisi. Panjang drain bervariasi dari 25-35
cm (10-14 inci), begitu pula dengan lebarnya dari 2,5-4 cm (0,5-1,5 inci). Umumnya dokter
menginstruksikan agar drain ditarik keluar/dikeluarkan atau dipendekan 2-5 cm (1-2 inci)
setiap hari sampai lepas semuanya. Bila drain sudah semua keluar, maka luka yang masih
Perawatan Luka | 10
tersisa umumnya sembuh dalam 1-2 hari. Di beberapa lembaga (rumah sakit, dll) memendekan
drain dilakukan hanya oleh dokter, akan tetapi pada lembaga lain dapat dilakukan oleh perawat.

Tujuan Membersihkan Daerah Drain


Untuk membuang adanya dicharge dari kulit , sehingga menurunkan bahaya iritasi kulit.
Menurunkan banyaknya mikroorganisme yang ada dan kemungkinan infeksi.
Prosedur
a. Jika drain terletak ditengah-tengah insisi, maka bersihkan insisi dari atas menuju drain dan
dari bawah menuju drain, menggunakan penyeka (kasa/kapas lidi steril) yang berbeda.
b. Bersihkan kulit disekitar tempat drain dengan melakukan penyekaan setengah lingkaran
atau satu lingkaran penuh dari sekitar tempat drain ke arah luar.
c. Jika drain belum pernah dipendekan sebelumnya, maka gunting dan angkat jahitannya.
Dengan forcep (klem) atau pinset pegang dengan kuat drain dan tarik drain keluar sampai
panjang yang dibutuhkan.
d. Gunakan sarung tangan steril, pegang drain diatas kulit dan masukan/tusukan peniti
pengaman steril kedalam drain diatas permukaan jari-jari tangan yang sedang memegang
drain sehingga panjang drain dari permukaan kulit/luka berkisar 2,5 cm atau 1 inci.
e. Pasang kasa 4x4 inci yang telah digunting separuh bagian tengah dan letakan disekitar tube
drain.
f. Balut insisi dan tempat drain, dan letakan balutan/kasa yang lebih banyak sampai melewati
drain dan disamping serta di bawah drain.
g. Amankan balutan dengan menggunakan plester atau montgomeri

2.4 Perawatan Luka Jahitan


Luka jahitan merupakan luka yang terjadi akibat tindakan medis yang disebabkan oleh
terjadinya robekan secara sengaja atau tidak disengaja. Luka jahitan perlu mendapatkan
perawatan khusus. Bila tidak dirawat dengan benar, luka jahitan bisa terinfeksi dan jadi tidak
bisa menutup. Infeksi pada luka dapat menimbulkan berbagai masalah mulai dari rasa nyeri,
keluar nanah hingga masuknya berbagai kuman ke dalam tubuh melalui luka. Infeksi tersebut
bisa menyebar ke bagian tubuh lain dan menyebabkan komplikasi. Berikut perawatan luka
jahitan :
1. Cuci tangan
2. Lepaskan perban

Perawatan Luka | 11
Lepaskan perban yang membalut luka jahitan secara perlahan-lahan. Agar tidak sakit,
usahakan untuk tidak langsung menarik perban dari kulit. Tarik kulit menjauhi perban dan
biarkan perban terlepas dengan sendirinya.
3. Bersihkan luka jahitan
Membersihkan luka jahitan tidak perlu menggunakan sabun antibakteri. cukup
menggunakan sabun biasa dan air mengalir. Ketika membersihkannya, cukup gosok luka
dengan lembut hingga bersih. Menggosok luka terlalu keras dikhawatirkan dapat membuka
jahitannya.Setelah itu, tepuk-tepuk luka menggunakan handuk bersih hingga kering atau
biarkan luka kering sendiri. Pastikan luka benar-benar kering dan tidak lembap sebelum
melanjutkan ke langkah selanjutnya.
4. Oleskan salep antibiotik
Usai dibersihkan, oleskan tipis-tipis salep antibiotik, seperti neosporin atau bacitracin, ke
luka jahitan. Salep ini berguna untuk mencegah infeksi di luka jahitan. Namun, pastikan
menggunakan salep antibiotik sesuai anjuran dokter.
5. Tutupi dengan perban
Selanjutnya, segera tutup luka jahitan dengan perban untuk mencegah bakteri dan kuman
menempel pada luka. Pastikan perban menutupi seluruh luka jahitan hingga kurang lebih
1,5 cm di luar area luka. Setelah itu, tutupi keempat sisi perban dengan plester. Apabila luka
mengeluarkan cairan, seperti nanah atau darah, mungkin membutuhkan beberapa lapis
perban agar cairan tersebut tidak merembes keluar. Setelah luka telah tertutup, buang semua
bekas perban di tempat sampah. Jika perban berdarah, bisa membungkusnya dengan plastik
terlebih dahulu. Setelah itu, jangan lupa cuci tangan kembali.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Merawat Luka Jahitan


1. Tidak mengganti perban sebelum 24 jam. Jika luka baru, biarkan perban yang dipasang
dokter hingga 24 jam. Setelah itu, bisa secara teratur membersihkan luka jahitan sesuai
langkah di atas.
2. Hindari melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan perban menjadi basah dan kotor,
misalnya berenang. Jika perban basah, segera ganti dengan perban baru.
3. Hindarkan luka jahitan dari paparan sinar matahari langsung, sebab paparan sinar matahari
dapat menyebabkan perubahan warna kulit yang permanen pada luka jahitan.
4. Hindari membersihkan luka jahitan dengan hidrogen peroksida, alkohol, atau sabun
antibakteri. Bahan-bahan tersebut dapat memperlambat proses penyembuhan luka jahitan.

Perawatan Luka | 12
2.5 Perawatan Luka Dekubitus
Luka dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan
menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus
menerus dalam waktu lama sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat. Luka
dekubitus diidentikkan dengan luka tekan, luka gesekan atau luka pergeseran akibat baring
lama. Luka tekan atau luka dekubitus yang terjadi pada klien selalu menjadi satu kesalahan
perawat dalampemberian pelayanan keperawatan.
Manusia kehilangan sekitar satu gram sel kulit setiap harinya akibat gesekan kulit pada
baju dan aktivitas higiene yang dilakukan setiap hari seperti mandi, lulur penggunaan lotion
dan lain-lain. Luka dekubitus juga dihubungkan dengan klien yang terjadi gangguan neurologi
seperti stroke, atau kondisi para plegi atau placid pada ekstremitas sehingga klien tidak dapat
melakukan mobilisasi. Pencegahan dan intervensi awal pasien dengan luka dekubitus
1. Kaji Resiko individu / klien terhadap kejadian luka dekubitus
2. Skala yang sering digunakan adalah skala Braden dan Norton. Saat ini skala ini telah diuji
validitasnya di Indonesia, dan memiliki nilai validitas dan reliabilitasnya tinggi
3. Skala S.S (Suriadi & Sanada)
4. Identifikasi usia diatas 60 tahun, bayi dan neonatal, klien injury tulang belakang adalah
kelompok yang mempunyai resiko tinggi terhadap luka tekan
5. Kaji keadaan kulit secara teratur
a. Minimal setiap hari sekali
b. Kaji kulit di atas tonjolan tulang
c. Kulit yang merah di atas tonjolan tulang tidak di pijat karena dapat mengganggu perfusi
6. Kaji status mobilitas
7. Gunakan bantal
a. Diantara lutut kanan dan kiri
b. Diantara mata kaki
c. Dibelakang punggung
d. Di bawah kepala
8. Minimalkan terjadinya tekanan
a. Hindari penggunaan donat dari kassa untuk tumit
b. Tentukan jenis matras yang sesuai
9. Kaji dan minimalkan terhadap pergesekan dan pergeseran
10. Bersihkan dan keringkan kulit secepat mungkin setelah episode incontinence. Posisi 30
derajat untuk mencegah klien merosot yang dapat mengakibatkan terjadinya robekan
Perawatan Luka | 13
jaringan.
11. Kaji Inkontinensia
a. Bersihkan setiap kali lembab
b. Hindari menggosok kulit dengan keras
c. Pembersih perianal yang mengandung anti mikroba
d. Gunakanlah air hangat atau sabun yang lembut
e. Beri pelembab setelah dicuci
f. Bila menggunakan diaper, gunakan yang memiliki daya serap
12. Kaji status nutrisi
a. Serum albumin & Hb biasanya menurun
b. Kaji BB, intake makanan, nafsu makan, masalah pencernaan, ggn pada gigi, riwayat
pembedahan
13. Kaji dan monitor jenis balutan yang dipergunakan
14. Deskripsikan luka tekan: lokasi, ukuran, dasar luka, eksudasi, ada tidaknya infeksi,
stadium, kulit sekitar luka, nyeri.
15. Kaji faktor yang menghambat penyembuhan
a. Malignansi, diabetes, gagal jantung, gagal ginjal, pneumonia dll
b. Medikasi seperti, steroid, agen imunosupresif atau obat anti kanker
16. Evaluasi proses penyembuhan luka
17. Kaji komplikasi ; abses, osteomielitis, bakteremia, fistula
18. Edukasi tentang luka dekubitus
19. Ideal support surface / Kasur khusus dekubitus.
a. Kontrol tekanan dalam jaringan.
b. Stabilitas.
c. Kontrol suhu permukaan tempat tidur.
d. Kontrol kelembaban permukaan kulit.
e. Cost effective.
f. Tahan lama.

Manajemen Luka Dekubitus


1. Gunakan kasur dekubitus.
2. Lakukan jadwal perubahan posisi.
3. Gunakan skala resiko.
4. Pertahankan kondisi kulit.
Perawatan Luka | 14
5. Hindari terjadinya tekanan, gesekan dan pergeseran.
6. Perawatan luka yang adekuat.
Prinsip Perawatan Luka Dekubitus
1. Pengkajian.
2. Pencucian luka.
3. Pengangkatan jaringan mati.
4. Pemilihan topikal terapi.
a. Support lingkungan luka : lembab.
b. Kurangi resiko infeksi.
c. Tidak melukai jaringan baru.
d. Mudah digunakan.
e. Mengurangi bekas luka.
f. Cost effektif.
5. Kultur luka

Perawatan Luka | 15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :


1. Luka yang terjadi pada seseorang memerlukan perhatian khusus agar tidak terjadi
komplikasi seperti infeksi yang menghambat penyembuhan luka.
2. Penggunaan ilmu dan teknologi serta inovasi produk perawatan luka dapat memberikan nilai
optimal jika digunakan secara tepat. Penggunaan ilmu dan teknologi harus tetap
memperhatikan prinsip utama dalam manajemen perawatan luka yaitu pengkajian luka yang
komprehensif agar dapat menentukan keputusan klinis yang sesuai dengan kebutuhan
pasien.
3.2 Saran
Dari kesimpulan diatas, dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Perawat perlu memperhatikan prinsip dalam perawatan luka karena perawat harus bisa
memberikan perawatan dengan tetap menjaga kesterilannya.
2. Perawat harus melakukan tindakan perawatan luka sesuai SOP yang berlaku.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat terutama bagi pembaca hendaknya dapat
menerapkan pengetahuan yang telah ditulis dalam makalah ini.

Perawatan Luka | 16
DAFTAR PUSTAKA

Angriani, S., Hariani, & Dwianti, U. (2019). Efektifitas Perawatan Luka Modern
Dressing Dengan Metode Moist Wound Healing Pada Ulkus Diabetik Di
Klinik Perawatan Luka ETN Centre Makassar. Jurnal Media Keperawatan:
Politeknik Kesehatan Makassar,10(01), 19–24.
Asuh, F. P., et al. (2019). Jurnal Keperawatan Muhammadiyah. 3(2), pp. 221–224
Ellisa, H., Ina Handayani, I. H., Suhartika, T., & Ir Fauzia, D. (2021). Asuhan
Kebidanan Pada Ny. E Usia 27 Tahun P1A0 dengan Perawatan Luka Jahitan
di PMB Bidan A (Doctoral dissertation, Politeknik Kesehatan Kemenkes
Bandung).
Sinaga, M. S., & Tarigan, R. (2012). Penggunaan Bahan pada Perawatan Luka di
RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar. Jurnal Keperawatan
Klinis, 2(1).
Syapitri, H., Siregar, L. M., & Ginting, D. (2017). Metode Pencegahan Luka
Decubitus Pada Pasien Bedrest Total Melalui Perawatan Kulit. Idea Nursing
Journal, 8(2), 15-22.

Perawatan Luka | 17

Anda mungkin juga menyukai