Dosen Pengampu :
Ns. Sidaria, M. Kep
Disusun oleh :
Kelompok 6
1. Gerry Hardjana 2111311053
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
selesai tepat waktu. Adapun judul dari makalah ini adalah “Perawatan Luka”.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Sidaria, M.Kep selaku dosen
pengampu di mata kuliah keterampilan dasar keperawatan yang telah membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan baik
dari segi materi maupun kalimatnya. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik dari teman-
teman maupun dosen. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
dan menambah pengetahuan.
Kelompok 6
Perawatan Luka | i
DAFTAR ISI
Halaman
Perawatan Luka | ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Luka adalah cedera yang disebabkan oleh hancurnya ikatan antar sel dan bisa
mengakibatkan kerusakan sel. Maka dari itu luka membutuhkan perawatan agar proses
penyembuhan luka dapat tercapai dengan optimal. Perawatan luka merupakan tindakan
keperawatan yang sering dilakukan di rumah sakit sehingga kemungkinan terjadinya infeksi
klinis karena perawatan luka cukup tinggi dan ini akan menambah tingginya biaya perawatan
dan angka kesakitan pasien (Anonim, 2005).
Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan harus sesuai dengan prosedur tetap
yang berlaku serta selalu menunjukkan sikap dan tingkah laku profesional yang sesuai dengan
etika profesi keperawatan yang merupakan kesadaran dan pedoman yang mengatur nilai-nilai
moral dalam melaksanakan kegiatan profesi keperawatan, sehingga mutu dan kualitas profesi
keperawatan tetap terjaga dengan cara yang terhormat (Azwar, 2007).
Pelayanan keperawatan yang diberikan secara menyeluruh salah satunya adalah
perawatan luka yang harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap. Prosedur perawatan
luka ini bertujuan agar mempercepat proses penyembuhan dan bebas dari infeksi, indikator
adanya infeksi akibat perawatan luka yang tidak baik salah satunya adalah terjadinya infeksi
nosokomial yang merupakan infeksi yang didapat atau yang timbul pada waktu pasien di rawat
di rumah sakit (Potter, 2005).
Menurut Lubis (2004) keberhasilan pengendalian infeksi pada tindakan perawatan luka
bukanlah ditentukan oleh canggihnya peralatan yang ada. Tetapi ditentukan oleh
kesempurnaan petugas dalam melaksanakan perawatan klien secara benar. Peran perawat
sangat dibutuhkan pada cara kerja asepsis yang berhubungan dengan perawatan luka dan cara
melakukan tindakan dengan cara steril. Manajemen keperawatan luka harus mengedepankan
pertimbangan biaya (cost effectiveness), kenyamanan (comfort), dan kenyamanan (safety).
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk memahami
lebih lanjut tentang dasar-dasar keperawatan yang dituangkan dalam bentuk makalah dengan
judul “Perawatan Luka”.
Perawatan Luka | 2
BAB II
PEMBAHASAN
Perawatan Luka | 4
3. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Sepeda Motor
1) Perdarahan
Perdarahan merupakan kondisi yang cukup sering terjadi saat kecelakaan sepeda
motor. Jika kamu melihat ada bagian tubuh korban yang mengalami perdarahan, upayakan
untuk menghentikan perdarahan tersebut sesegera mungkin. Hal ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehabisan darah.
Sebelum mulai menangani bagian tubuh yang berdarah, kenakanlah sarung tangan
sekali pakai yang telah disediakan dalam kotak P3K, untuk meminimalisir penularan
infeksi. Lalu, kamu bisa menghentikan perdarahan yang terjadi dengan cara menekan area
yang terluka, dengan terlebih dahulu membalutnya dengan kapas atau perban.
Jika darah masih menembus melewati perban, lapisi lagi dengan kapas atau perban
sambil terus menekannya hingga perdarahan berhenti. Perhatikan juga area sekitar luka.
Terkadang ada benda yang tertancap pada area itu. Jika ada, jangan pernah mencoba
mengeluarkan atau menekannya. Serahkan bagian itu pada tim medis ketika sudah datang.
Sebagai pertolongan pertama, kamu bisa menekan sisi kiri dan kanan area yang
tertancap benda tersebut, lalu balutkan kasa atau kain bersih di sekitar area luka sebagai
penahan agar benda yang tertancap tidak bergerak. Setelah itu, kamu bisa membalutnya
dengan perban.
2) Luka Bakar
Luka bakar yang terjadi akibat kecelakaan sepeda motor biasanya disebabkan oleh
bersentuhannya kulit dengan knalpot atau benda panas lainnya. Pertolongan pertama yang
bisa dilakukan untuk luka jenis ini adalah mendinginkan luka dengan air yang mengalir
(bukan air es) selama 20 menit atau hingga rasa sakit menghilang. Jangan mengoleskan
krim, salep, atau minyak pada luka tersebut.
Langkah selanjutnya, bungkuslah dengan longgar luka bakar tersebut dengan plastik
bersih dan tembus pandang. Selagi proses pendinginan terhadap luka bakar dilakukan,
hangatkanlah tubuh korban dengan jaket, agar terhindar dari risiko hipotermia.
3) Keseleo
Keseleo terjadi ketika serat-serat ligamen robek. Pada insiden kecelakaan sepeda
motor, korban biasanya mengalami keseleo pada bagian pergelangan kakinya. Kondisi ini
dapat terlihat dari pembengkakan dan rasa nyeri pada area yang keseleo. Pertolongan
pertama yang bisa diberikan untuk kondisi ini adalah :
a. Merilekskan anggota tubuh yang keseleo.
Perawatan Luka | 5
b. Kompres area yang keseleo dengan air es guna mengurangi pembengkakan. Jika hanya
menggunakan es batu, pastikan pengompresannya jangan terlalu lama karena bisa
merusak jaringan kulit.
c. Posisikan bagian yang cedera lebih tinggi dari posisi jantung untuk mengurangi
pembengkakan.
4) Patah Tulang
Pertolongan pertama pada patah tulang yang dapat dilakukan adalah :
a. Jangan menggerakkan bagian yang mengalami patah tulang, hingga bantuan medis
datang.
b. Jangan memberi makanan atau minuman apapun pada korban.
2.2 Balutan
1. Pengertian Ganti Perban
Perban adalah salah satu perlengkapan medis pendukung keperawatan yang biasa
digunakan untuk membalut luka. Fungsi perban pun beragam, tergantung pada jenis luka yang
dialami. Berdasarkan lapisannya, perban terbagi menjadi tiga macam. Lapisan primer
membantu dalam menghilangkan jaringan mati serta membersihkan luka. Lapisan sekunder
perban berfungsi untuk menyerap materi dari luka, sedangkan lapisan tersier perban berfungsi
untuk menahan lapisan perban lain agar tidak lepas atau bergerak.
Setelah luka membaik dan mulai ke tahap penyembuhan, perban oklusif dianggap dapat
membantu meningkatkan proses pemulihan. Beberapa jenis perban juga dirancang khusus
untuk membalut luka tertutup, memberikan tekanan pada cedera, maupun mengurangi tekanan
pada cedera.
Selain memilih jenis, ukuran, dan komposisi perban, mengetahui teknik penggunaan
perban pada luka juga sangat penting. Karena penerapan perban yang salah dapat
mengakibatkan kerusakan jaringan, dan bahkan risiko amputasi. Lokasi cedera atau luka dapat
memengaruhi bagaimana dan jenis perban apa yang sesuai untuk membalut luka tersebut.
Namun, sebelum menggunakan perban, kamu dianjurkan untuk membersihkan luka atau
cedera untuk menghindari infeksi, serta menggunakan kain kassa steril untuk menekan
perdarahan jika diperlukan.
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam penerapan perban pada luka,
yakni pastikan ukuran perban telah sesuai dengan bagian tubuh atau luka yang akan dibalut,
tempelkan perban dengan tegas tapi tidak terlalu ketat untuk menjaga sirkulasi udara di sekitar
Perawatan Luka | 6
bagian tubuh yang mengalami cedera. Ikatlah ujung balutan terakhir dengan ikat simpul, serta
gunakan klip perban atau perekat untuk mengamankan balutan.
2. Tujuan Ganti Perban
Mengganti perban bertujuan untuk mempercepat penyembuhan, dan mencegah infeksi.
Sebab, perban yang kotor atau tidak pernah diganti akan memungkinkan luka menjadi lembab
dan memudahkan masuknya bakteri penyebab infeksi.
Tujuan utama memasang balutan luka adalah untuk mencptakan lingkungan yang
kondusif terhadap penyembuhan. Pemilihan balutan harus ditentukan setelah mengkaji
kebutuhan individu luka. Pemahaman tentang fisiologi penyembuhan luka dan berbagai
macam balutan serta cara kerjanya diperlukan agar dapat diperoleh penyembuhan yang
optimal. Adapun tujuan pemilihan balutan antara lain:
a. Menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap penyembuhan.
b. Membuang jaringan mati,benda asing dari luka.
c. Melindungi luka dan jaringan sekitarnya.
d. Mampu mengontrol kejadian infeksi.
e. Mencegah dan mengelola infeksi klinis pada luka.
f. Mengurangi nyeri.
g. Mempertahankan temperatur pada luka.
h. Mengontrol dan mencegah pendarahan.
i. Memobilisasi bagian tubuh yang ter-injury.
3. Prinsip Pemilihan Balutan Luka
a. Kapasitas balutan dapat mengabsorbsi.
b. Mampu mengurangi resikoterkontaminasi mikroorganisme.
c. Meningkatkan kemampuan rehidrasi luka.
d. Menyesuaikan jenis balutan dengan jenis luka.
e. Sarana pengangkut antibiotik.
Perawatan Luka | 8
14. Pakai kassa baru untuk mengeringkan luka dengan cara mengusapkan secara perlahan,
agar dapat mengurangi kelembapan pada luka.
15. Pasang perban kering pada luka. Balut beberapa kali jika diperlukan, dan pastikan
luka tertutup sempurna.
16. Tempelkan plester atau pengikat di atas balutan luka, dan pastikan perban telah
kencang dan tidak akan bergeser.
17. Lepaskan handscoon dan buang di tempat yang sudah disediakan.
18. Cuci tangan hingga bersih.
c. Perban diganti setiap hari, selama luka masih belum sembuh.
d. Ganti perban dapat dilakukan di rumah atau di mana saja, selama kebersihannya terjaga.
Untuk melakukan pemeriksaan dengan dokter, kita bisa langsung membuat janji dengan
dokter di rumah sakit sesuai domisili saat ini.
Daerah Drain
Drain merupakan alat yang dimasukan ke dalam luka untuk membantu mengeluarkan
cairan (discharge/drainage) dari luka melalui bagian yang terbuka pada luka. Drain terbuat
dapat terbuat dari berbagai material, antara lain ada yang berasal dari selang karet dan kasa.
Tanpa drain, banyak luka akan sembuh hanya pada permukaan atau bagian atas luka saja,
sehingga discharge dapat terjebak dibagian dalam atau dibagian bawah luka. Jaringan didalam
atau dibawah luka tidak dapat sembuh karena adanya discharge/drainage yang terjebak tadi dan
kemudian dapat menyebabkan terbentuknya abses. Selang karet yang pleksibel yang disebut
juga Penrose Drain seringkali dimasukan atau dipasang selama pembedahan abdomen untuk
mempermudah drainage eksudat dan penyembuhan jaringan.
Suatu drain dimasukan dan dijahit melalui insisi. Panjang drain bervariasi dari 25-35
cm (10-14 inci), begitu pula dengan lebarnya dari 2,5-4 cm (0,5-1,5 inci). Umumnya dokter
menginstruksikan agar drain ditarik keluar/dikeluarkan atau dipendekan 2-5 cm (1-2 inci)
setiap hari sampai lepas semuanya. Bila drain sudah semua keluar, maka luka yang masih
Perawatan Luka | 10
tersisa umumnya sembuh dalam 1-2 hari. Di beberapa lembaga (rumah sakit, dll) memendekan
drain dilakukan hanya oleh dokter, akan tetapi pada lembaga lain dapat dilakukan oleh perawat.
Perawatan Luka | 11
Lepaskan perban yang membalut luka jahitan secara perlahan-lahan. Agar tidak sakit,
usahakan untuk tidak langsung menarik perban dari kulit. Tarik kulit menjauhi perban dan
biarkan perban terlepas dengan sendirinya.
3. Bersihkan luka jahitan
Membersihkan luka jahitan tidak perlu menggunakan sabun antibakteri. cukup
menggunakan sabun biasa dan air mengalir. Ketika membersihkannya, cukup gosok luka
dengan lembut hingga bersih. Menggosok luka terlalu keras dikhawatirkan dapat membuka
jahitannya.Setelah itu, tepuk-tepuk luka menggunakan handuk bersih hingga kering atau
biarkan luka kering sendiri. Pastikan luka benar-benar kering dan tidak lembap sebelum
melanjutkan ke langkah selanjutnya.
4. Oleskan salep antibiotik
Usai dibersihkan, oleskan tipis-tipis salep antibiotik, seperti neosporin atau bacitracin, ke
luka jahitan. Salep ini berguna untuk mencegah infeksi di luka jahitan. Namun, pastikan
menggunakan salep antibiotik sesuai anjuran dokter.
5. Tutupi dengan perban
Selanjutnya, segera tutup luka jahitan dengan perban untuk mencegah bakteri dan kuman
menempel pada luka. Pastikan perban menutupi seluruh luka jahitan hingga kurang lebih
1,5 cm di luar area luka. Setelah itu, tutupi keempat sisi perban dengan plester. Apabila luka
mengeluarkan cairan, seperti nanah atau darah, mungkin membutuhkan beberapa lapis
perban agar cairan tersebut tidak merembes keluar. Setelah luka telah tertutup, buang semua
bekas perban di tempat sampah. Jika perban berdarah, bisa membungkusnya dengan plastik
terlebih dahulu. Setelah itu, jangan lupa cuci tangan kembali.
Perawatan Luka | 12
2.5 Perawatan Luka Dekubitus
Luka dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan
menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus
menerus dalam waktu lama sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat. Luka
dekubitus diidentikkan dengan luka tekan, luka gesekan atau luka pergeseran akibat baring
lama. Luka tekan atau luka dekubitus yang terjadi pada klien selalu menjadi satu kesalahan
perawat dalampemberian pelayanan keperawatan.
Manusia kehilangan sekitar satu gram sel kulit setiap harinya akibat gesekan kulit pada
baju dan aktivitas higiene yang dilakukan setiap hari seperti mandi, lulur penggunaan lotion
dan lain-lain. Luka dekubitus juga dihubungkan dengan klien yang terjadi gangguan neurologi
seperti stroke, atau kondisi para plegi atau placid pada ekstremitas sehingga klien tidak dapat
melakukan mobilisasi. Pencegahan dan intervensi awal pasien dengan luka dekubitus
1. Kaji Resiko individu / klien terhadap kejadian luka dekubitus
2. Skala yang sering digunakan adalah skala Braden dan Norton. Saat ini skala ini telah diuji
validitasnya di Indonesia, dan memiliki nilai validitas dan reliabilitasnya tinggi
3. Skala S.S (Suriadi & Sanada)
4. Identifikasi usia diatas 60 tahun, bayi dan neonatal, klien injury tulang belakang adalah
kelompok yang mempunyai resiko tinggi terhadap luka tekan
5. Kaji keadaan kulit secara teratur
a. Minimal setiap hari sekali
b. Kaji kulit di atas tonjolan tulang
c. Kulit yang merah di atas tonjolan tulang tidak di pijat karena dapat mengganggu perfusi
6. Kaji status mobilitas
7. Gunakan bantal
a. Diantara lutut kanan dan kiri
b. Diantara mata kaki
c. Dibelakang punggung
d. Di bawah kepala
8. Minimalkan terjadinya tekanan
a. Hindari penggunaan donat dari kassa untuk tumit
b. Tentukan jenis matras yang sesuai
9. Kaji dan minimalkan terhadap pergesekan dan pergeseran
10. Bersihkan dan keringkan kulit secepat mungkin setelah episode incontinence. Posisi 30
derajat untuk mencegah klien merosot yang dapat mengakibatkan terjadinya robekan
Perawatan Luka | 13
jaringan.
11. Kaji Inkontinensia
a. Bersihkan setiap kali lembab
b. Hindari menggosok kulit dengan keras
c. Pembersih perianal yang mengandung anti mikroba
d. Gunakanlah air hangat atau sabun yang lembut
e. Beri pelembab setelah dicuci
f. Bila menggunakan diaper, gunakan yang memiliki daya serap
12. Kaji status nutrisi
a. Serum albumin & Hb biasanya menurun
b. Kaji BB, intake makanan, nafsu makan, masalah pencernaan, ggn pada gigi, riwayat
pembedahan
13. Kaji dan monitor jenis balutan yang dipergunakan
14. Deskripsikan luka tekan: lokasi, ukuran, dasar luka, eksudasi, ada tidaknya infeksi,
stadium, kulit sekitar luka, nyeri.
15. Kaji faktor yang menghambat penyembuhan
a. Malignansi, diabetes, gagal jantung, gagal ginjal, pneumonia dll
b. Medikasi seperti, steroid, agen imunosupresif atau obat anti kanker
16. Evaluasi proses penyembuhan luka
17. Kaji komplikasi ; abses, osteomielitis, bakteremia, fistula
18. Edukasi tentang luka dekubitus
19. Ideal support surface / Kasur khusus dekubitus.
a. Kontrol tekanan dalam jaringan.
b. Stabilitas.
c. Kontrol suhu permukaan tempat tidur.
d. Kontrol kelembaban permukaan kulit.
e. Cost effective.
f. Tahan lama.
Perawatan Luka | 15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perawatan Luka | 16
DAFTAR PUSTAKA
Angriani, S., Hariani, & Dwianti, U. (2019). Efektifitas Perawatan Luka Modern
Dressing Dengan Metode Moist Wound Healing Pada Ulkus Diabetik Di
Klinik Perawatan Luka ETN Centre Makassar. Jurnal Media Keperawatan:
Politeknik Kesehatan Makassar,10(01), 19–24.
Asuh, F. P., et al. (2019). Jurnal Keperawatan Muhammadiyah. 3(2), pp. 221–224
Ellisa, H., Ina Handayani, I. H., Suhartika, T., & Ir Fauzia, D. (2021). Asuhan
Kebidanan Pada Ny. E Usia 27 Tahun P1A0 dengan Perawatan Luka Jahitan
di PMB Bidan A (Doctoral dissertation, Politeknik Kesehatan Kemenkes
Bandung).
Sinaga, M. S., & Tarigan, R. (2012). Penggunaan Bahan pada Perawatan Luka di
RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar. Jurnal Keperawatan
Klinis, 2(1).
Syapitri, H., Siregar, L. M., & Ginting, D. (2017). Metode Pencegahan Luka
Decubitus Pada Pasien Bedrest Total Melalui Perawatan Kulit. Idea Nursing
Journal, 8(2), 15-22.
Perawatan Luka | 17