Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK II

PATOFISIOLOGI KEGANASAN

SISTEM SENSORIK

(RETINOBLASTOMA)

Dosen Pengampuh: Ns.Petronela Mamentu,S.Kep, M.Kep

DisusunOleh: Kelompok 10
Riska 2001053
Milta Datukaramad 2001077
Maulani Riska Ismail 2001068

PRODI S1 KEPERAWATAN
UNNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MANADO
T.A 2022/2023
KATAPENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji serta syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang
senantiasa memberikan curahan kasih rahmat-Nya kepada hamba-Nya,yangbenar-benaringin
mencari ridha serta inayah-Nya. Tidak lupa rahmat serta keselamatan semoga tercurahlimpah
kepada Nabi Muhammad Saw. Akhirnya atas izin Allah SWT makalah ini dapatdiselesaikan.
Makalah ini kami sampaikan kepada dosen mata kuliah ’’KEPERAWATAN
ANAKII’’ sebagai salah satu tugas mata kuliah tersebut. Tidak lupa saya ucapkan terima
kasihkepadaBapak/Ibudosenyangtelah berjasamencurahkan ilmukepadakamikelompok 10.
Kami kelompok 10 memohon kepada dosen khusunya, umumnya para pembaca
barangkalimenemukankesalahanataukekurangandalammakalahinibaikdarisegibahasanmaupun
isinya harap maklum. Selain itu, kami kelompok 10 mengharapkan kritik dan
saranyangbersifat membangun kepadasemuapembaca.

Manado,15 Oktober2022

Kelompok 10
DAFTARISI

KATAPENGANTAR ................................................................................................................ 2
DAFTARISI............................................................................................................................... 3
BABIPENDAHULUAN ............................................................................................................ 4
A. LatarBelakang ................................................................................................................. 4
B. RumusanMasalah ............................................................................................................ 4
C. Tujuan ............................................................................................................................. 5
BABIIPEMBAHASAN ............................................................................................................. 6
A. Pengertian ....................................................................................................................... 6
B. Etiologi ............................................................................................................................ 6
C. Patofisiologi .................................................................................................................... 7
D. ManifestasiKlinis ............................................................................................................ 9
E. PemeriksaanPenunjang ................................................................................................. 10
BABIII ASUHANKEPERAWATAN ..................................................................................... 11
A. Pengkajian ..................................................................................................................... 11
B. DiagnosisKeperawatan ................................................................................................. 18
C. IntervensiKeperawatan ................................................................................................. 18
D. Implementasi dan Evaluasi ........................................................................................... 19
BABIV PENUTUP .................................................................................................................. 20
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 21
B. saran ................................................................................................................................ 21
DAFTARPUSTAKA ............................................................................................................... 22
BAB
IPENDAHULUA
N

A. LatarBelakang
Penyakit kanker adalah penyakit yang sangat menakutkan, dari orang dewasa sampai anak-anak
tidak luput dari cengkeramannya. Dan ternyata Kanker Retina Mata merupakan penyakit kanker
yang menempati urutan nomor dua terbanyak selain kanker darah atau leukemia. Penyakit kanker
retina ini ditandai dengan bercak putih. Dan ternyata kanker retina ini menyerang anak-anak yang
berumur 0-5 tahun. Dan juga berdasarkan data badan kesehatan dunia penderita kanker ini terus
meningkat dan mencapai 2-4% diseluruh dunia. Di Indonesia 9.000 penderitanya kanker retina,
ini disebut juga retino blastoma termasuk penderita yang jumlahnya tertinggi Kanker retina ini
pemicunya adalag faktor genetik atau pengaruh lingkungan dan infeksi virus.
Gejala yang ditimbulkan retinoblastoma adalah timbulnya bercak putih di bagian tengah mata
atau retina, membuat mata seolah-olah bersinar bila terkena cahaya. Kemudian kelopak mata
menurun dan pupil melebar, penglihatan terganggu atau mata kelihatan juling. Tapi apabila
stadium berlanjut mata tampak menonjol. Jadi apabila terihat tanda-tanda berupa mata merah,
berair, bengkak, walaupun sudah diberikan obat mata dan pada kondisi gelap terlihat seolah
bersinar seperti kucing jadi anak tersebut bisa terindikasi penyakit retinoblastastoma
Retinoblastoma adalah kanker yang terjadi pada retina mata. Retina adalah lapisan mata yang
sensitif terhadap cahaya (yang memungkinkan mata untuk melihat). Retinoblastoma biasanya
terjadi pada anak sewaktu masih berada dalam kandungan sampai berusia 5 tahun, tapi paling
sering menyerang anak berusia dibawah 2 tahun. Retinoblastoma dapat disembuhkan bila
terdeteksi dini. Retinoblastoma yang terjadi pada satu mata disebut sebagai unilateral dan yang
terjadi pada dua mata disebut sebagai bilateral. 90% dari pasien penderita retinoblastoma tidak
memiliki sejarah penderita retinoblastoma dalam keluarga. Sedang 10% lainnya memiliki sejarah
penderita retinoblastoma dalam keluarga. Retinoblastoma biasanya terjadi pada anak sewaktu
masih berada dalam
kandungan sampai berusia 5 tahun, tapi paling sering menyerang anak berusia 2 tahun.
B. RumusanMasalah
1. Apa yang dimaksud dengan retinoblastoma?
2. Bagaimana etiologi retino blastoma?
3. Bagaimana patofisiologi retinoblastoma?
4. Apa saja manifestasi klinis retinoblastoma?
5. Apasaja pemeriksaan penunjang retinblastoma
6. Bagaimanaasuhankeperawatan padapasien retinoblastoma?
C. Tujuan

a. Mahasiswa Mampu menjelaskan konsep teori Retino Blastoma


b. Mahasiswa Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan penyakit Retino Blastoma
c. Mahasiswa Mampu merumuskan diagnose keperawatan.
d. Mahasiswa Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan pada pasien Retino
Blastoma
e. Mahasiswa Mampu menerapkan rencana yang akan di susun.
f. MahasiswaMampu menyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Retinoblastoma adalah tumor masa anak-anak yang jarang tetapi dapat patal. (Daniel G.
Vaughan, Taylor Asbury dan Paul Riordan-Eva)
Retinoblastoma adalah tumor ganas elemen-elemen embrional retina. Gangguan ini merupakan
tumor ganas utama intra okuleryang terjadi pada anak-anak terutama pada umur dibawah 5 tahun
dan sebagian besar didiagnosis antara usia 6 bulan dan 2 tahun. ( Ns. Indriana N. Istiqomah,
S.Kep)
Retinoblastoma adalah kanker salah satu atau kedua mata yang berasal di jala, terang sensitif
lapisan mata yang memungkinkan mata untuk melihat dan terjadi pada anak-anak muda.
(Abramson DH, 1985)
Retinoblastoma adalah tumor ganas utama intraokuler yang ditemukan pada anak-anak, terutama
pada usia dibawah 5 tahun. (Wijaya N, 1993)

B. Etiologi Retinoblastoma

Retinoblastoma terjadi karena kehilangan kedua kromosom dari satu alel dominan protektif
yang berada dalam pita kromosom 13g14. Bisa karena mutasi atau diturunkan.
Mutasi terjadi akibat perubahan pada rangkaian basa DNA. Peristiwa ini dapat timbul karena
kesalahan replikasi, gerakan, atau perbaikan sel. Mutasi dalam sebuah sel benih akan
ditransmisikan kepada turunan sel tersebut. Sejumlah faktor, termasuk virus, zat kimia, sinar
ultraviolet, dan radiasi pengion, akan meningkatkan laju mutasi. Mutasi kerapkali mengenai sel
somatic dan kemudian diteruskan kepada generasi sel berikutnya dalam suatu generasi

Penyebabnya adalah tidak terdapatnya gen penekan tumor, yang sifatnya cenderung diturunkan.
Sekitar 10% penderita retinoblastoma memiliki saudara yang juga menderita retinoblastoma dan
mendapatkan gennya dari orang tua. Kanker bisa menyerang salah satu maupun kedua mata.
Kanker bisa menyebar ke kantung mata dan ke otak (melalu saraf penglihatan/nervus optikus).
C. Patofisiologi Retinoblastoma

Jika letak tumor di macula, dapat terlihat gejala awal strabismus. Massa tumor yang semakin
membesar akan memperlihatkan gejala leukokoria, tanda-tanda peradangan vitreus yang
menyerupai endoftalmitis. Jika sel-sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior mata,
akan menyebabkan glaucoma atau tanda peradangan berupa hipopion atau hifema.
Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui; nervus
optikus ke otak, sclera ke jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis jauh kesumsum
tulang melalui pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat
menonjol ke badan kaca. Dipermukaan terdapat neovaskularisasi dan perdarahan. Warna iris
tidak normal. Penyebaran secara limfogen, ke kelenjar limfe preaurikuler dan submandibula
serta secara hematogen ke sumsum tulang dan visera , terutama hati.
D. Manifestasi Klinis Retinoblastoma

Gejala retinoblastoma dapat menyerupai penyakit lain dimata.


a. Strabismus karena penurunan penglihatan dan apabila letak tumor di makula.
b. Kadang mata merah yang nyeri
c. Massa tumor yang makin membesar akan memperlihatkan leukokoria
Tanda Funduskopi dengan pupil yang dilebarkan memperlihatkan massa merah muda keputihan yang
menonjol keluar dari retina ke dalam ruang vitreous. Bila sel-sel tumor terlepas dan masuk ke segmen
anterior mata, akan menyebabkan glukoma atau tanda-tanda peradangan berupa hipopion atau hifema.
Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui nervus optikus ke
otak melalui sklera ke jarinngan orbita dan sinus pranasal, metastasis jauh kes sumsum tulang melalui
pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat menonjol kedalam badan kaca.
Dipermukaan terdapt neovaskularisasi dan perdarahan. Warna iris tidak normal.
E. PemeriksaanPenunjangLeukemia

Diagnosis pasti retinoblastoma intaokuler dapat ditegakkan dengan pemeriksaan patologi anatomi.
Karena tindakkan biopsi merupakan kontraindikasi, maka untuk menegakkan diagnosis digunakan
bebrapa pemeriksaan sebagai sarana penunjang:
Fundus Okuli : Ditemukan adanya massa yang menonjol dari retina disertai pembuluh darah pada
permukaan ataupun didalam massa tumor tersebut dan berbatas kabur
X Ray : Hampir 60 – 70 % penderita retinoblastoma menunjukkan kalsifikasi. Bila tumor
mengadakan infiltrasi ke saraf optik foramen : Optikum melebar.
USG : Adanya massa intraokuler
LDH : Dengan membandingkan LDH aqous humor dan sersum darah, bila ratsio lebih besar dari 1,5
dicurigai kemungkinan adanya retinoblastoma intaokuler (Normal ratsio Kurang dari 1)
Ultrasonografi dan tomografi komputer dilakukan terutama untuk pasien dengan metastasis ke luar,
misalnya dengan gejala proptosis bola mata.
BABIII
ASUHANKEPERAWATAN

A. Pengkajian

a. Identitas klien dan Keluarga


Nama Pasien : Ny. S
Umur : 32 Th
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl.Hibrida 10 Bengkulu

Penanggung Jawab :

Nama : Tn. Z
Alamat : Jl.Hibrida 10 Bengkulu
Hubungan dengan Klien : Suami

b. Keluhan Utama : Nyeri Pada Mata Sebelah Kanan


c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien Ny. S masuk ke ruangan Melati RSUD M. Yunus Bengkulu pada tanggal 20 september 2012
pukul 08.00 WIB dengan keluhan klien nyeri, demam, kurang nafsu makan, gelisah, mata merah
terjadi pembesaran pada mata sebelah kanan. Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 21
september 2012 pukul 09.00 WIB didapatkan nyeri, demam, kurang nafsu makan, gelisah, mata
merah, skala nyeri 8. Nyeri dirasakan pada saat malam hari, pada mata sebelah kanan dengan TTV,
TD: 130/80 mmHg, RR: 25 x/mnt, N: 120 x/mnt, S: 38°c
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelumnya pasienpernah masuk ke RS M. Yunus Bengkulu dengan mengalami Penyakit malaria
dan dirawat selama 2 hari dan klien tidak pernah mengalami penyakit sekarang.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit keturunan ataupun penyakit menular lainnya.
4) Riwayat Psikososial
Klien merasa malu dengan penyakit yang dialaminya, klien tampak murung dan tidak mau
berkomunikasi dengan perawat dan lingkungan sekitar.
d. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan yang dilakukan terhadap seluruh system tubuh yang dilakukan dengan cara inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi yang terdiri dari :
a) Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Compos Metis
TTV
Suhu : 380 C
Nadi : 120 x/m
TD : 130/80 mmHg
RR : 25 x/m
BB : 55 KG
TB : 154cm

b) Kepala
Inspeksi :Rambut kotor,Tidak ada ketombe dan luka di kulit kepala, Ujung rambut tidak bercabang dan
tidak kusam, Tidak ada lesi.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
c) Mata
Pemeriksaan subyektif :Proyeksi sinar kurang baik, Persepsi warna baik.
Pemeriksaan obyektif: kelopak mata normal (pasangan simetris, gerakan bebas, kulit normal, tepi
kelopak tidak ada sekret), bola mata normal (pasangan sejajar, gerakan normal, ukuran normal),
tekanan bola mata normal, konjungtiva normal, sklera (warna merah), iris (warna coklat, pasangan
simetris,)
d) Hidung
Inspeksi :Bentuk tulang hidung lurus, Tidak ada secret, Tidak ada pembesaran chonchanasalis,
Tidak ada polip.
Palpasi: Tidak ada sinus
f) Telinga
Inspeksi :Daun telinga bagian belakang bersih, Tidak ada secret yang mengeras, Tidak ada keluhan
nyeri pada telinga bagian dalam..
g) Leher
Palpasi :Tidak ada pembesaran kelenjar tonsil, Tidak ada bendungan vena jugolaris, Tidak ada
pembesaran kelenjar limfe
h) System respirasi
Inspeksi :Pola nafas normal/Eupnoe, Bentuk rongga dada normal, Tidak ada retraksi otot-otot bantu
pernafasan, Frekuensi pernafasan normal (22x /menit)
Palpasi :Pergerakan dada kanan dan kiri simetris
System kardiovaskuler: Frekuensi denyut jantung normal 84x /menit, TD Menurun 110/70 mmhg
System perkemihan: BAK lancer
Inspeksi :Warna urine kuning jernih, Bau urine khas
System pencernaan
Inspeksi :Frekuensi BAB 3x sehari
System persyarafan: Normal
Kulit: Turgor kulit elastic dan permukaan tidak gersang
i) Genetalia
Inspeksi :Tidak ada kotoran, Labia Mayora dan Labia Minora bersih, Tidak terdapat jamur, Warna
merah muda, Terdapat keputihan.
Palpasi :Tidak terdapat nyeri

Pemeriksaan Penunjang
Fundus Okuli
X ray
• AnalisaDabh ta
No Data Etiologi Masalah
1 DO: Terlihat Gangguan
bercak rasa nyaman
Klien tampak
kuning nyeri
gelisah mengkilat

Klien tampak
Neuvaskulari
meringis kesakitan sasi dan
perdarahan
Klien tampak lemah

TTV Lemah, sakit
kepala
Suhu : 380 C

Nadi : 120 x/m Nyeri
TD : 130/80
mmHg
RR : 25 x/m
DS :
Klien mengatakan
nyeri pada matanya
Klien mengatakan
peningkatan suhu
tubuh

2 Masa tumor Gangguan


DS :
persepsi
yang semakin
Klien mengatakan nyeri sensorik
pada matanya membesar penglihatan
Klien mengatakan ↓
peningkatan suhu tubuh
leukokoria

DO:
Refleks pupil
-Klien tampak meringis
berwarna putih
kesakitan pada mata
sebelah kanan ↓
- mata klien tampak merah Pupil agak
menonjol keluar
- Terlihat pembesaran mata
klien disebelah kanan ↓
Gangguan
persepsi
sensorik
penglihatan

B. DiagnosisKeperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d proses penyakit
Gangguan persepsi sensorik penglihatan b.d gangguan penerimaan sensori dari organ penerima

C. IntervensiKeperawatan
No Diagnosis TujuandanKriteriaHasil Intervensi
Keperawatan

1 Gangguan Rasa Setelah dilakukan tindakan


nyaman b.d keperawatan selama 3 x 24 jam Kaji lebih lanjut karakteristik
proses penyakit diharapkan nyeri dapat nyeri, area dan sklanya
berkurang. - Berikan kompres dingin pada
Kriteria hasil : mata yang nyeri
-nyeri berkurang atau - observasi TTV
terkontrol
- Kolaborasi dengan tim medis
-Pasien tidak meringis lagi
TTV dalam pemberian analgesic
TD: 110/70 – 120/80mmHg
N: 60-100 x/mnt
RR: 16-24 x/mnt
S: 36-37,5 °c
Gangguan persepsi Setelah dilakukan -Kaji lebih lanjut persepsi
sensorik penglihatan tindakan keperawatan sensorik penglihatan klien
b.d gangguan selama 1 x 24 jam
penerimaan sensori diharapkan persepsi
dari organ penerima penglihatan dapat teratasi -Kaji tingkat ansietas /
kecemasan
Kriteria Hasil :
mata klien sebelah kanan
kembali normal
- Beri penjelasan tentang
proses penyakitnya.

D. ImplementasidanEvaluasi
No Implementasi Evaluasi
1 - mengkaji lebih lanjut karakteristik
nyeri, area dan sklanya
- memberikan kompres dingin pada S : Pasien mengatakan nyeri berkurang
mata yang nyeri O : Pasien tidak merasa nyeri pada mata sebelah
- mengobservasi TTV kanan
- berkolaborasi dengan tim medis A : Masalah teratasi
dalam pemberian analgesic P : Hentikan intervensi

2 -mengkaji lebih lanjut persepsi


sensorik penglihatan klien
-mengkaji tingkat ansietas / S : Pasien mengatakan tidak ada lagi gangguan
kecemasan penglihatan
- memberikan penjelasan O : Pasien lebih baik dan merasa nyaman
tentang proses penyakitnya. A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
BAB
IVPENUT
UP

A. Kesimpulan
Retinoblastoma merupakan tumor ganas utama intraokuler ditemukan pada
anak – anak, terutama pada usia dibawah lima tahun. Gejala retinoblastoma dapan
menyerupai dengan penyakit mata lainnya. Dalam proses pengkajiannya dilakukan
secara anamnesis dengan menanyai langsung si pasien atau pun keluaraga meliputi
data, riwayat dulu dan sekarang serta keluhan pasien. Pengkajian dengan pemeriksaan
fisik umum dan khusus untuk mata serta pemeriksaan penunjangnya. Berdasarkan
dari hasil pengkajian tersebut kita dapat menyimpulkan diagnosa keperawatannya
mulai dari gangguan rasa nyaman nyeri, gangguan persepsi sensorik penglihatan,
gangguan rasa aman cemas, resiko tinggi cedera, kurangnya pengetahuan keluarga.
Setelah itu perawat dapat memberikan rencana asuhan keperawatan pada pasien.
Kemudian perawat harus mengevaluasi dari hasil intervensi dan implementasinya.

B. saran

Pada orangtua yang mengalami retinoblastoma hendaknya melakukan pemeriksaan mata terhadap
anaknya, karena retinoblastoma dapat diturunkan ke anak mereka. Sebaiknya orangtua mengetahui
tanda dan gejala adanya retinoblastoma secara dini, ini bertujuan umtuk menghindari prognosis yang
sangat buruk. Retinoblastoma ini dapat ditemukan pada usia 3th bahkan dapat juga ditemukan pad
usia 10bln, maka dari itu orangtua seharusnya lebih aktif sehingga orangtua tidak menyadarinya
setelah di stadium lanjut.
DAFTARPUSTAKA

Istiqomah, Indriana, N., 2005, Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata, editor, Monica Ester. EGC, Jakarta.
Ganong, William, F., 1998, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 17, EGC, Jakarta.
Ilias S, Kedaruratan dalam ilmu penyakit mata, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 1985.
Prof.dr.Sidarta Ilyas SpM dkk, 2002, sagung seto. Ilmu penyakit mata untuk dokter umum dan mahasiswa
kedoteran edisi 2,
Suddarth & Brunner, Keperawatan Medikal Bedah, 2002. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai