Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

RETINO BLASTOMA

Makalah Ini Di Sususn ntuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Anak

Dosen Pembimbing :
Riffa Ismanti M.Kep

Di susun oleh Kelompok 5:


Nagita Miranti Dewi
(3022041097)

UNIVERSITAS FALETEHAN
PROGRM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kita semua mampu memahami tentang
Retinoblastoma.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan.
Oleh karena itu saya memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca
temukan dalam makalah ini. Saya juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca
apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................
A.Latar Belakang .......................................................................................................................
B.Rumusan Masalah..................................................................................................................
C.Tujuan Masalah......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................
A.Pengertian.............................................................................................................................
B.Eiologi.....................................................................................................................................
C.Patofisiologi...........................................................................................................................
D.Manifestasi Klinik...................................................................................................................
E.Penatalaksanaan .....................................................................................................................
F.Asuhan Keperawatan..............................................................................................................
BAB III PENUTUP........................................................................................................................
A.Kesimpulan.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Retinoblastoma merupakan tumor ganas primer intraokular yang paling umum pada anak
dan merupakan keganasan primer intraokular tersering kedua (setelah melanoma mata)
di semua kelompok umur.1 Massa tumor di retina dapat tumbuh ke dalam vitreus
(endofitik) dan tumbuh menembus keluar (eksofitik).2 Angka kejadian retinoblastoma di
seluruh dunia diperkirakan sebesar 1 dari 20.000 kelahiran hidup dan retinoblastoma
merupakan 4% dari semua keganasan pediatrik. Usia rata-rata saat presentasi
retinoblastoma adalah di bawah 12 bulan untuk kasus herediter dan mendekati 24 bulan
pada kasus sporadis. Presentasi setelah usia 6 tahun kasusnya sangat jarang. Tidak ada
kecenderungan ras atau jenis kelamin untuk kejadian retinoblastoma.
Sekitar 250-350 kasus baru retinoblastoma didiagnosis setiap tahun Amerika Serikat. 4
Penelitian oleh Jama Oncology pada tahun 2018 menemukan bahwa terdapat 4.351 anak
yang berasal dari dari 153 negara menderita retinoblastoma. Lebih dari setengah (2276
[52,3%]) pasien berasal dari Asia, 1.024 (23,5%) berasal dari Afrika, 522 (12,0%) berasal
Eropa, 512 (11,8%) berasal dari Amerika, dan 17 (0,4%) berasal dari Oseania. Dari semua
pasien, 533 (12,3%) berasal dari negara berpenghasilan rendah, 1.940 (44,6%) dari
menengah ke bawah, 1.212 (27,9%) dari menengah ke atas, dan 666 (15,3%) dari negara
berpenghasilan tinggi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Retinoblastoma ?
2. Bagaimana Etiologi Retinoblastoma ?
3. Bagaimana Patofisiologi Retinoblastoma ?
4. Bagaimana Penatalaksanaan Retinoblastoma ?
5. Bagaimana Asuhan Keperawatan Retinoblastoma ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Retinoblastoma
2. Untuk mengetahui Etiologi Retinoblastoma
3. Untuk mengetahui Patofisiologis Retinoblastoma
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan Retinoblastoma
5. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Retinoblastoma merupakan tumor endo-okular pada anak yang mengenai syaraf embrionik
retina. Secara histologis retinoblastoma muncul dari sel-sel retina imatur yang dapat
meluas ke struktur lain dalam bola mata hingga ekstraokular. Retina tidak memiliki sistem
limfatik, sehingga penyebaran tumor retina baik secara langsung ke organ sekitar (vitreus,
uvea, sklera, nervus optikus, bilik mata depan, orbita, parenkim otak) maupun metastasis
jauh melalui rute hematogen. (Permono, Sutaryo, Ugrasena, Windiastuti, & Abdulsalam,
2006).
B. Etiologi
Retinoblastoma merupakan tumor yang dapat terjadi secara herediter dan non herediter.
Retinoblastoma herediter meliputi pasien dengan riwayat keluarga positif dan yang
mengalami mutasi gen yang baru pada waktu pembuahan. Bentuk herediter dapat
bermanifestasi sebagai penyakit unilateral atau bilateral. Pada bentuk herediter, tumor
cenderung terjadi pada usia muda. Tumor unilateral pada bayi lebih sering dalam bentuk
herediter, sedangkan anak yang lebih tua lebih sering mengalami bentuk non-herediter.
(Permono et al., 2006).
Retinoblastoma disebabkan oleh mutasi gen kromosom 13 pada locus 14 (13q14). Gen ini
berperan dalam mengontrol bentuk hereditable dan nonhereditable (sifat menurun atau
tidak menurun) suatu tumor. Jadi pada setiap individu sebenarnya sudah ada gen
retinoblastoma normal. Pada kasus yang herediter, tumor muncul bila satu alel 13q14
mengalami mutasi spontan 7 sedangkan pada kasus yang non-herediter baru muncul bila
kedua alel 13q14 mengalami mutasi spontan (Campos, 2006).
C. Patofisiologis
Patofisiologi retinoblastoma nonherediter atau sporadik diawali dengan mutasi somatik
pada kedua alel RB1 di lengan panjang kromosom 13q14 sel retina primitif atau sel
prekursor multipoten, paling sering terjadi pada prekursor fotoreseptor kerucut. Mutasi
dapat terjadi karena kesalahan acak saat proses pengopian DNA sewaktu pembelahan sel.
Mutasi kedua alel RB1 tersebut menyebabkan hilangnya fungsi supresor tumor protein
retinoblastoma (pRB) sehingga terjadi pembelahan sel yang tidak terkendali dan perubahan
genomik yang tidak stabil membentuk retinoblastoma. Retinoblastoma nonherediter tidak
diturunkan ke anak.
Retinoblastoma dapat terjadi secara herediter dan non herediter, Knudson mengajukan
hipotesis “two-hit” onkogenesis. Dari segi molekuler, hipotesis Knudson berbunyi:
a) Dua mutasi melibatkan alel dari RB pada kromosom 13q14 dibutuhkan untuk membentuk
retinoblastoma.
b) Kasus herediter, anak-anak menerima salah satu kopian gen RB yang defek (first hit) dan
kopian lainnya normal. Retinoblastoma berkembang ketika alel RB normal bermutasi di
retinoblast sebagai akibat dari mutasi somatik spontan(second hit). Dikarenakan second hit
tidak dapat dihindari di bagian kecil pada retinoblast, mayoritas individu mewariskan salah
satu alel RB yang defek membentuk retinoblastoma unilateral atau bilateral, dan
retinoblastoma herediter diwariskan dalam dominan autosom.
c) Kasus non herediter, baik alel RB normal harus bermutasi somatik pada retinoblast yang
sama (two hits). Probabilitas kejadian tersebut rendah (menjelaskan mengapa
retinoblastoma merupakan tumor yang jarang pada populasi secara umum), tapi pada
akhirnya tetap sama: sel retina yang kehilangan fungsi RB dan menjadi kanker (Pandey,
2014).
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari retinoblastoma sering ditemukan yaitu leukokoria, strabismus, mata
merah, nyeri mata, glaukoma dan visus yang menurun. Gejala yang jarang yaitu rubeosis
iridis (kemerahan pada iris), selulitis orbita, heterochromia iridis (perubahan warna pada
iris), midriasis unilateral, hyphaema, pada sebagian kecil anak bisa terjadi gagal tumbuh dan
wajah yang tidak normal. Bukti paling awal dari retinoblastoma adalah gerakan putih atau
yang dikenal sebagai gerakan mata kucing (cats-eyes refleks) atau leukocoria.
Hal ini menunjukan adanya tumor besar yang biasanya tumbuh dari tepi. Tumor putih yang
mengancam nyawa merefleksikan cahaya dan menghalangi pandangan dari retina. Pada
keadaan ini retinoblastoma masih bersifat intraokuler dan dapat disembuhkan 3-6 bulan
setelah tanda pertama retinoblastoma. Leukokoria juga dapat mengidentifikasikan
beberapa gangguan pengelihatan seperti Coats disease, katarak, toksokariasis, dan
retinopati prematur.
Gejala kedua yang paling umum adalah strabismus. Keadaan ini terjadi apabila tumor telah
mencapai area makular. Hal ini akan menyebabkan ketidakmampuan untuk fiksasi dan
akhirnya mata akan mengalami devisiasi (Permono et al., 2006).
E. Penatalaksanaan
Terapi retinoblastoma berdasarkan prinsip umum bertujuan untuk menghilangkan tumor
dan menyelamatkan nyawa penderita, mempertahankan penglihatan bila memungkinkan,
menyelamatkan mata, menghindari tumor sekunder yang dapat juga disebabkan karena
terapi terutama pada anak yang mengalami retinoblastoma yang diturunkan. Faktor
terpenting yang menentukan pemilihan terapi meliputi apakah tumor pada satu mata atau
kedua mata, bagaimana penglihatannya, dan apakah tumor telah meluas keluar bola mata.
Hasil terapi akan lebih baik bila tumor masih terbatas dalam mata dan akan memburuk bila
tumor telah menyebar. Berdasarkan stadium tumor, terapi yang dapat digunakan yaitu:
a. Kemoterapi
Kemoterapi atau kemoreduksi telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari manajemen
retinoblastoma. Apabila penyakitnya sudah menyebar ke bagian ekstraokuler, kemoterapi
merupakan terapi yang sangat dianjurkan. Obat kemoterapi yang digunakan yaitu
carboplatin, cisplatin, etoposid, teniposid, siklofosfamid, ifosfamid,vinkristin, adriamisin, dan
akhir-akhir ini dikombinasikan dengan idarubisin. Dosis Vincristine 1,5 mg/m22 (0,05 mg/kg
pada anak <36 bulan dan dosis maksimum <2mg), Etoposide 150 mg/m (5mg/kg untuk
anak<36 bulan), carboplatin 560 mg/m2 (18,6 mg/kg untuk anak <36 bulan) (Pandey, 2013).
b. Pembedahan
Enukleasi adalah terapi yang paling sederhana dan aman untuk retinoblastoma.
Pemasangan bola mata biasanya dilakukan beberapa minggu setelah prosedur enukleasi
untuk meminimalkan efek kosmetik. Enukleasi dianjurkan apabila terjadi glaukoma, invasi
ke rongga naterior, atau terjadi rubeosis iridis, dan apabila terapi lokal tidak dapat di
evaluasi karena katarak atau gagal untuk mengikuti pasien secara lengkap atau teratur.
Enukleasi dapat ditunda atau ditangguhkan pada saat diagnosis tumor sudah menyebar ke
ekstraokular. Pembedahan intraokular seperti vitrektomi, adalah kontraindikasi pada
pasien retinoblastoma karena akan menaikkan relaps orbita.(buku)
c. External Beam Radiation Therapy (EBRT)
External Beam Radiation Therapy (EBRT), yang dahulu menjadi terapi pilihan pada
retinoblastoma, kini diindikasikan apabila kemoterapi primer dan terapi lokal gagal atau
terjadi kontraindikasi (Pandey 2013). EBRT menggunakan eksalator linjar dengan dosis 40-
45Gy dengan pemecahan konvensional yang meliputi seluruh retina. Pada bayi prosedur
ini harus dibawah anastesi dan imobilisasi dan harus ada kerja sama antara dokter ahli
mata, dan dokter radioterapi untuk membuat perencanaan. Keberhasilan EBRT tidak
hanya berdasarkan ukuran tumor tetapi tergantung teknik dan lokasi. Efek samping
jangka panjang dari radioterapi harus diperhatikan seperti hambatan pertumbuhan tulang
orbita yang akhirnya akan menyebabkan gangguan kosmetik.
d. Plaque Radiotherapy (Brachytherapy)
Radioactive plaque terapi dapat digunakan pada terapi penyelamatan mata dimana terapi
penyelamatan bola mata gagal untuk menghancurkan semua tumor aktif dan sebagai
terapi utama terhadap beberapa anak dengan ukuran tumor relatif kecil sampai sedang.
e. Kryo dan fotokoagulasi
Teknik digunakan untuk mengobati tumor kecil (kurang dari 5 mm). Cara ini sudah banyak
digunakan dan dapat dilakukan beberapa kali sampai kontrol lokal tercapai. Kryoterapy
biasanya menggunakan probe yang sangat dingin untuk membekukan dan mematikan
tumor.Sementara fotokoagulasi menggunakan laser argon atau xenom untuk mematikan
tumor (Permono et al., 2006).
F. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
I. Data Umum
1. Identitas
a). Identitas Pasien
Nama : An.A
TTL : Serang, 20-11-2023
Umur : 2Th 4 Bulan 13 Hari
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Walantaka,pipitan RT01/RW02 Kec.walantaka,kota Serang
b). Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.N
Umur : 28 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Alamat : Walantaka,Pipitan RT01/RW02 Kec.Walantaka,Kota Serang
Hubungan dengan pasien : Orang Tua
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
a). Keluhan utama :
Orangtua klien mengatakan penglihatan klien menurun, klien sering menangis karna
nyeri yang dirasakan disekitar mata, bengkak dan muncul bintik putih di mata.
b). Riwayat Kesehatan Lalu
Orangtua klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dahulu.

c). Riwayat Kesehatan Keluarga


Orangtua klien mengatakan keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama
seperti An.A.
d). Riwayat Kesehtan Lingkungan
Orang tua klien mengatakan An.A tinggal dengan ibu dan bapak di daerah kota dekat dan
dengan pabrik. Orang tua klien mengatakan keadaan rumah bersih dan sirkulasi udara
cukup.
3. Pemeriksaan Fisik

 S : 36,7 C
 TD : -
 N : 92x/Menit
 SPO2 : 96x/Menit
a. Kesadaran umum :
b. TB/BB : 85cm/11kg
c. Kepala : normal, tidak ada kelainan
d. Mata : mata bengkak,kemerahan
e. Hidung : Simetris,tidak ada kelainan
f. Mulut : normal,tidak ada kelainan
g. Telinga : Simetris,tidak ada kelainan
h. Dada : normal,tidak ada kelainan
i. Jantung : normal,idak ada kelainan
j. genetalia : normal,tidak ada kelainan
k. ekstremitas : normal,tidak ada kelainan
l. kulit : tidak ada kelainan
4. Status Nutrisi
Nafsu makan menurun, porsi makan tidak seperti biasanya.
B. ANALISA KEPERAWATAN

DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN

DS : Lingkungan berpolusi Gangguan Persepsi Sensori :


- Orangtua klien mengatakan penglihatan
penglihatan klien menurun.

- Orangtua klien
mengatakan klien sering
menangis karna nyeri yang Mutasi pada sel mata
dirasakan disekitar mata,
bengkak dan muncul bintik
putih di mata. ↓
Retinoblastoma
-Orangtua klien mengatakan
nafsu makan klien
berkurang akibat nyeri. ↓
Tumor tumbuh kluar lapisan
DO:
Retina
-Terdapat bintik putih pada
mata terutama
retina,bengkak

-pasien tampak Penurunan lapang pandang
gelisah,kurang
nyaman,pasien tampak
kurang percaya diri

S : 36,7C
TD :-
N : 92x/menit
SPO2 : 96x/menit

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1). Gangguan persepsi sensori penglihatan b/d perubahan resepsi,transmisi dan integrasi
sensori.
2). Ansietas b/d status kesehatan,infeksi/kontaminan interpersonal dan ancaman kematian.
3). Kerusakan Integritas kulit b/d perubahan turgor,penurunan iminulogis dan radiasi.

D. Intervensi

DX Tujuan Intervensi

Gangguan persepsi sensori Setelah dilakukan tindakan Observasi :


penglihatan b/d perubahan keperawatan 3x24jam 1. Identifikasi pengetahuan
resepsi,transmisi dan diharapkan gangguan tentang perawatan diri
integrasi sensori. presepsi sensori 2. Identifikasi kemampuan
penglihatan membaik membaca,status
dengan kriteria hasil : kognitif,psikologis,tingkat
kecemasan dan budaya
1. Menunjukan tanda dan 3. Identifikasi masalah dan
gejala presepsi dan sensori hambatan perawatan diri
baik yang dialami
2. Penglihatan jelas Teraupetik :
1. Jadwalkan waktu dan
intensitas pembelajaran
sesuai penyakit
2. Berikan penguatan positif
terhadap kemampuan yang
di dapat
Edukasi :
1. Ajarkan perawatan
diri,praktik perawatan diri,
an aktivitas kehidupan
sehari-hari

Ansietas b/d status Setelah dilakukan tindakan Observasi :


kesehatan,infeksi/kontaminan keperawatan selama 1. Identifikasi
interpersonal dan ancaman 3x24jam diharapkan keyakinan,masalah,dan
kematian. Ansietas membaik dengan tujuan keperawatan
kriteria hasil : Identifikasi kesembuhan
jangka pnjang sesuai koniri
1. klien mampu pasien
mengidentifikasikan dan 3. Monitor kesehatan fisik
mengungkapkan gejala dan mental pasien
cemas yang dirasakan. Terapetik
1. Integrasikan keyakinan
dalam rencana perawatan
sepanjangtidak
membahayakan/beresiko
keselamatan,sesuai
kebutuhan
Edukasi :
1. Jelaskan bahaya atau
resiko yang terjadi akibat
keyakinan negatif
2. Jelaskan alternatif yang
berdampak positif untuk
memenuhi keyakinan dan
perawatan
3. Berikan penjelasan yang
relevan dan mudah
dipahami

Gangguan Integritas kulit b/d Setelah dilakukan tindakan Observasi :


perubahan turgor,penurunan keperawatan selama 1. Identifikasikan penyebab
iminulogis dan radiasi. 3x24jam diharapkan gangguan integritas kulit
gangguan integritas kulit 2. Kaji kulit setiap hari
membaik dengan kriteria Terapetik :
hasil : 1. Pertahankan/intruksikan
1. kerusakan integritas dalam hygine kulit
pada klien membaik Edukasi:
1.Tutup luka tekan yang
terbuka dengan balutan
yang steril atau barrier
protektif
Kolaborasi :
1. Gunakan atau berikan
obat-obatan yang sesuai
BAB III
KESIMPULAN
Retinoblastoma adalah kanker mata yang terjadi akibat sel-sel di retina mata tumbuh cepat
dan tidak terkendali, pertumbuhan sel ini kemudian membentuk tumor. Kondisi ini sering
dialami oleh anak-anak dan ditandai dengan mata yang tampak seperti mata kucing saat
terkena sinar.
DAFTAR PUSTAKA
https://emedicine.medscape.com/article/1222849-overview LATAR
BELAKANG,PATOFISIOLOGI RETINOBLASTOMA
https://perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/02/Retinoblastoma-in-
Older-Children-A-Case-Report-and-Review.Dianita-Veulina-Ginting.pdf gambaran
retinoblastoma
https://www.studocu.com/id/document/universitas-muslim-indonesia/sosial-psikologi/
makalah-retinoblastoma-compress/34007208

Anda mungkin juga menyukai