SISTEM SENSORI
RETINOBLASTOMA
OLEH KELOMPOK 4
MUSLIMAT, RITA MARISAH, AZHAR,FAUZIAH,FIRMAN
WAHDIDI
DEFINISI
Retinoblastoma adalah kanker mata yang biasa terjadi pada anak-anak. Kanker ini terjadi ketika sel-sel di retina mata
tumbuh cepat dan tidak terkendali, kemudian merusak jaringan di sekitarnya. Salah satu tanda retinoblastoma adalah mata
yang terlihat seperti “mata kucing” saat terkena sinar.
Retinoblastoma adalah suatu keganasan intraokular primer yang paling sering pada bayi dan anak dan merupakan
tumor neuroblastik yang secara biologi mirip dengan neuroblastoma dan meduloblastoma(Skuta et al. 2011)(Yanoff
M, 2009)
Retinoblastoma merupakan tumor intraokular yang paling sering pada anak-anak dan berjumlah sekitar 3% dari seluruh
tumor pada anak.Frekuensi retinoblastoma 1:14000 sampai 1:20000 kelahiran hidup, tergantung Negara. Di Amerika
Serikat diperkirakan 250-300 kasus baru Retinoblastoama setiap tahun. Kasus retinoblastoma bilateral secara khas
didiagnosis pada tahun pertama kehidupan dalam keluarga dan pada kasus sporadik unilateral didiagnosis antara
umur 1-3 tahun. Onset diatas 5 tahun jarang terjadi. (Skuta et al. 2011)(Kanski J Jack, 2007) (Clinical Opthalmology,
2007)Epidemiologi retinoblastoma : (Skuta et al. 2011)(Clinical Opthalmology, 2007)-Tumor intraokular paling sering
pada anak.
Tumor intraokular ketiga paling sering dari seluruh tumor intraokular setelah melanoma dan metastasis pada
seluruh populasi-Insiden 1: 14 000 – 1: 20 000 kelahiran hidup -90 % dijumpai sebelum umur 3 tahun-Terjadi sama pada
laki-laki dan perempuan-Terjadi sama pada mata kiri dan kanan -Tidak ada predileksi ras-60-70% unilateral (rata-rata umur
saat diagnosis 24 bulan)-30-40% bilateral (rata-rata umur saat diagnosis 14 bulan)Di Inggris sekitar 40 sampai dengan 50
kasus baru terdiagnosasetiap tahun. Banyak anak-anak didiagnosa sebelum usia mereka 5 tahun. Di Inggris dengan
kasus bilateral yang terdapat sejak usia pertama kehidupan rata-rata didiagnosa saat usia 9 bulan. P ada kasus unilateral
diagnosa antara 24 dan 30 bulan. (http://en.wikipedia.org/wiki/retinoblastoma).
Selama bertahun-tahun,dilaporkan usia rata-rata diagnosis 18 bulan, dengan usia rata-rata diagnosis kasus bilateral terjadi
pada 12 bulan dan kasus unilateral pada 24 bulan. Baru-baru ini, penelitiEropa telah mempertanyakan dasar pada asumsi
yang dibuat epidemiologi telah melaporkan bahwa usia saat diagnosis kasus unilateral mungkin sama dengan
kasus bilateral.(Epidemiologi Retinoblastoma, 2012)
Penyebab terjadinya mutasi genetik pada retinoblastoma belum dapat dipastikan. Namun, sekitar 25% dari kasus
retinoblastoma diturunkan dengan pola autosomal dominan. Pada pola ini, gen yang mengalami kelainan diturunkan oleh
salah satu orang tua.
Pada kasus yang lain, retinoblastoma terjadi secara acak (sporadik) dan tidak diturunkan dari orang tua.
Salah satu gejala awal dan khas dari retinoblastoma adalah munculnya “mata kucing”. Penampakan
ini sebenarnya adalah leukokoria,
Retinoblastoma di Indonesia
Diseluruh Dunia, kejadian retinoblastoma adalah
1 dari 15.000-20.000 kelahiran hidup, sekitar
9000 kasus baru setiap tahunnya.
Menurut data Sistem Registrasi Kanker di
Indonesia tahun 2015-2017, perkiraan kejadian
retinoblastoma pada anak (0-17 tahun) adalaah
sebesar 2,4 per 1000.000. Data terakhir
menunjukan 277 anak dengan retinoblastoma di
Indonesia.
For more info: You can visit our sister projects:
SLIDESGO | SLIDESGO SCHOOL | FAQS FREEPIK | FLATICON | STORYSET | WEPIK | VIDFY
For more info: You can visit our sister projects:
SLIDESGO | SLIDESGO SCHOOL | FAQS FREEPIK | FLATICON | STORYSET | WEPIK | VIDFY
Manifestasi Klinis
Gejala retinoblastoma dapat menyerupai penyakit lain dimata. Bila letak tumor dimakula,dapat terlihat gejala awal strabismus.
massa tumor yang semakin membesar akan memperlihatkan gejala leukokoria, tanda tanda peradangan di Vitreus (vitreous
seeding) yang menyerupai endoftalmitis. Bila sel sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior mata ,akan menyebabkan
glaucoma atau tanda anda peradangan berupa hipopion atau hifema.Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastasis
dengan invasi tumor melalui nervus optikus ke otak, melalui sclera ke jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis jauh
kesumsum tulang melalui pembuluh darah. Pada *undus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat menonjol kebadan kaca. Di
permukaan terdapat neovaskularisasi dan perdarahan. warna iris tidak normal. Penyebaran secara limfogen, ke kelenjar limfe
preaurikular dan submandibuladan, hematogen, ke sumsum tulang dan di serang terutama hati.
Leukokoria pada retinoblastoma umumnya akan diikuti oleh gejala dan tanda lain, seperti:
Pemindaian dengan USG, OCT (optical coherence tomography), MRI pada mata, atau CT scan
pada mata dan tulang, untuk mengetahui lokasi kanker dan penyebarannya
Tes genetik, untuk mengetahui apakah retinoblastoma diturunkan dari orang tua atau tidak
Stadium Retinoblastoma
Berdasarkan ukuran dan tingkat penyebarannya, retinoblastoma dibagi menjadi beberapa stadium,
yaitu:
Stadium 0
Kanker hanya tumbuh di dalam mata dan belum menyebar.
Stadium 1
Kanker tumbuh di dalam mata dan telah terdapat penyebaran kecil-kecil ke saraf mata.
Stadium 2
Kanker berada di dalam mata dan telah menyebar ke saraf mata dan bagian putih mata (sklera).
Stadium 3
Kanker telah menyebar ke jaringan di sekitar rongga mata, tulang mata, dan kelenjar getah bening di
sekitar mata.
Stadium 4
Kanker telah menyebar hingga organ tubuh yang terletak jauh dari mata, seperti tulang, hati, otak, atau
sumsum tulang belakang.
Penatalaksanaan
Pengobatan retinoblastoma bertujuan untuk mencegah perkembangan kanker dan kerusakan lebih lanjut pada mata.
Metode pengobatan yang dilakukan oleh dokter tergantung pada ukuran, lokasi dan penyebarannya, serta tingkat
keparahan kanker.
Makin cepat kanker terdeteksi dan ditangani, maka peluang pengobatan berhasil akan makin baik. Beberapa pilihan
pengobatan yang dapat dilakukan adalah:
Kemoterapi
Kemoterapi bertujuan untuk membunuh sel kanker dengan menggunakan obat-obatan khusus. Obat kemoterapi bisa
diberikan dalam bentuk minum, dan melalui suntikan ke mata atau pembuluh darah. Jenis obat-obatan yang digunakan
antara lain:
Cisplatin
Carboplatin
Etopodise
Topotecan
Doxorubicin
Cyclophosphamide
Vincristin
Terapi laser (laser photocoagulation)
Terapi laser digunakan untuk menghancurkan pembuluh darah yang memasok nutrisi ke tumor sehingga dapat
mematikan sel kanker.
Krioterapi
Krioterapi menggunakan cairan nitrogen untuk membekukan sel kanker sebelum diangkat. Terapi ini dinilai efektif
dalam menangani sel kanker yang masih berukuran kecil. Krioterapi bisa dilakukan beberapa kali hingga sel kanker
hilang seluruhnya.
Radioterapi
Radioterapi adalah pengobatan kanker menggunakan pancaran sinar radiasi tinggi. Radioterapi bisa digunakan untuk
mengatasi kanker yang sulit diobati, mengecilkan ukuran kanker sebelum operasi, atau membunuh sel-sel kanker yang
sudah menyebar ke bagian tubuh lain.
Terapi radiasi eksternal, dengan memfokuskan sinar radiasi dari luar tubuh
Terapi radiasi internal, dengan menggunakan zat radioaktif yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk menghentikan
pertumbuhan sel-sel kanker
Operasi
Operasi bertujuan untuk mengangkat bola mata sehingga dapat mencegah kanker menyebar ke bagian tubuh lain.
Metode ini akan dilakukan jika tumor sudah sangat besar dan sulit ditangani dengan metode lain.
Operasi dilakukan dengan terlebih dahulu mengangkat bola mata yang terkena kanker (enukleasi). Setelah itu, sebuah
bola mata buatan (implan) akan dipasang dan disambungkan dengan otot-otot mata.
Seiring proses penyembuhan, jaringan otot mata akan beradaptasi dengan bola mata buatan. Nantinya, bola mata buatan
tersebut dapat bergerak seperti mata sungguhan walaupun tidak bisa melihat.
Komplikasi Retinoblastoma
Pada pasien yang memiliki riwayat retinoblastoma dalam keluarga merencanakan kehamilan, dokter akan menganjurkan
untuk melakukan tes genetik terlebih dahulu.
ASUHAN KEPERAWATANRETINO BLASTOMA
Kasus Retino Blastoma Pada anak . anak T umur 3 tahun di diagnosa retino blastoma pada mata kanannya setahun yang
lalu.Lima bulan yang lalu, mata kanan anak T di lakukan operasi pengangkatan tumor . Saat ini anak masuk rumah sakit
karena di kirinya Visusnya 1/60 dan dari hasil pemriksaan patologi anatomi d temukan metastase ke otak dan mata kiri.
Dari keterangan keluarga, ternyata nenek pasien pernah menderita kanker servik.
Pengkajian
Anamnesa
1.dentitas pasien
a. Nama : Anak T
b. Usia 3 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki laki.
Keluhan Utama Keluhan utama yang di rasakan pasien adanya penurunan Fungsi penglihatan.
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Sekarang
Satu tahun yang lalu pasien mengalami retino blastoma di mata sebelah kanan. Kemudian dilakukan tindakan operasi
pengangkatan mata. Saat ini di mata kiri pasien terdapat retino blastoma. Terdapat bintik putih pada mata tepatnya pada
retina, terjadi penonjolan,dan terdapat stabismus.
Riwayat penyakit keluarga : Dari keterangan keluarga di temukan data bahwa nenek dari pasien pernah
menderitakanker servik.
Pemeriksaan Fisik
B1 : Breathing (Respiratory System Normal )
B2 : Blood kardiovaskular system Normal )
B3 : Brain Nervous system nyeri kepala, Visus 1/60, strabismus, bola mata menonjol
B4 : Bladder Genitourinary system Normal
B5 : Bowel Gastrointestinal System Normal
B6 : Bone (Bone –Muscle-Integument)
Gejala : kelelahan, malaise, kelemahan, ketidakmampuan untuk melakukan aktifitas.
Biopsikososial spiritual;
Gejala : Perasaan tidak percaya diri ,berbeda dengan teman sebayanya.
Tanda : murung, ansietas, takut, marah, mudah tersinggung
ANALISA DATA
Diagnosa Keperawaan