KELOMPOK 4:
MESTIKA (2012117320
MIZANUL AMALIA (201211735)
INAS MALINDA PUTRI (201211737)
GRIVELLIA DEKESYA PUTRI Y (201211746)
HANIA AULIA (201211731)
ANJELY
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu. Tak lupa pula saya mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besar nya kepada Bapak dan Ibu Dosen yang telang
membimbing kami sehingga bisa menyelaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini dibuat dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama proses pengerjaan makalah ini. Oleh
karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu saya dalam penyusunan makalah ini. Saya menyadari bahwasanya
masih terdapat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu saya
mengundang para pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun
dan memotivasi bagi saya kedepannya. Kritik dan saran dari para pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah saya selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua. Akhir kata saya mengucapkan sekian dan
terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
1.3. Tujuan………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
A. KONSEP RETINOBLASTOMA……………………………………….
2.1. Definisi………………………………………………………………...
2.2. Etiologi………………………………………………………………..
2.4. Patofisiologi…………………………………………………………..
B. ASKEP TEORITIS
1. Pengkajian………………………………………………………………
2. Diagnosa Keperawatan………………………………………………....
3. Intervensi Keperawatan…………………………………………………
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………….
3.2 Saran………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PPENDAHULUAN
Sekitar 250-350 kasus baru retinoblastoma didiagnosis setiap tahun Amerika Serikat.4
Penelitian oleh Jama Oncology pada tahun 2018 menemukan bahwa terdapat 4.351
anak yang berasal dari dari 153 negara menderita Retinoblastoma lebih dari setengah
(2276 [52,3%]) pasien berasal dari Asia, 1.024 (23.5%) berasal dari Afrika, 522
(12,0%) berasal Eropa, 512 (11,8%) berasal dari Amerika, dan 17 (0,4%) berasal dari
Oseania. Dari semua pasien, 533 (12,3%) berasal dari negara berpenghasilan rendah,
1.940 (44,6%) dari menengah ke bawah, 1.212 (27,9%) dari menengah ke atas, dan
666 (15,3%) dari negara berpenghasilan tinggi.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Retinoblastoma
Retinoblastoma adalah tumor ganas dalam mata yang berasal dari jaringan
embrional retina. Insidennya 1:14.000-1:20.000 kelahiran hidup.1-3 Meskipun
retino-blastoma dapat terjadi pada semua usia, namun paling sering terjadi
pada anak-anak sebelum usia 2 tahun. Sekitar 95% kasus retinablastoma
didiagnosis sebelum usia 5 tahun. Retinoblastoma secara tipikal didiagnosis
selama tahun pertama kehidupan pada kasus familil dan kasus bilateral
sedangkan pada kasus unilateral secara sporadik didiagnosis antara usia 1 dan
3 tahun. Onset setelah usia 5 tahun jarang namun dapat juga terjadi.
B. Etiologi
1. Faktor Genetik
Perubahan genetik pada gen Rb1 (retinoblastoma protein; protein
penekan/supresor kanker. Contoh ; mutase somatic, anomaly/aberasi
kromosom (khususnya kromosom 13 ~~ sindrom 13q = delesi sebagian
besar lengan kromosom 13).
C. Manifestasi Klinis
1. Cat eye’s reflex (refleksi mata kucing) atau leukocoria; ada refleksi pupil
berwarna putih.
2. Strabismus (crossed eye / jereng). Dapat diakibatkan oleh kerusakan mata
yang membuat mata memiliki fiksasi yang buruk.
3. Penurunan penglihatan
4. Glaucoma
D. Patofisiologi
Jika letak tumor di macula, dapat terlihat gejala awal strabismus. Massa
tumor yang semakin membesar akan memperlihatkan gejala leukokoria,
tandatanda peradangan vitreus yang menyerupai endoftalmitis. Jika sel-sel
tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior mata, akan menyebabkan
glaucoma atau tanda peradangan berupa hipopion atau hifema. Pertumbuhan
tumor ini dapat menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui; nervus
optikus ke otak, sclera ke jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis
jauh kesumsum tulang melalui pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak
kuning mengkilat, dapat menonjol ke badan kaca. Dipermukaan terdapat
neovaskularisasi dan perdarahan. Warna iris tidak normal. Penyebaran secara
limfogen, ke kelenjar limfe preaurikuler dan submandibula serta secara
hematogen ke sumsum tulang dan visera
E. Pemeriksaan Penunjang
F. Penatalaksanaan Medis
1. Kemoterapi
2. Pembedahan : Ketika tumor terjadi hanya pada satu mata, maka cenderung
untuk bertambah besar sebelum terdiagnosis. Penglihatan telah rusak,
tanpa adanya harapan untuk pulih kembali. Terapi umum pada kasus ini
ialah enukleasi dan biasanya disertai pemasangan implan orbita.
Pengangkatan bola mata biasanya dapat memengaruhi pertumbuhan tulang
dan jaringan sekitar mata. Pemasangan orbital implan dapat meminimalkan
efek tersebut. Bila retinoblastoma terjadi pada kedua mata, maka enukleasi
pada kedua mata mengakibatkan pasien tidak bisa melihat namun prosedur
ini yang paling aman karena kerusakan mata disebabkan oleh karena
tumornya. Ada juga yang mengatakan bahwa bila pada satu mata atau dua
mata penglihatannya masih berfungsi dapat dipertimbangkan terapi
konservatif terlebih dahulu.
3. Terapi radiasi (brachytherapy atau terapi radiasi eksternal beam)
4. Fotokoagulasi (menggunakan laser untuk mematikan tumor, digunakan
untuk tumor yang kecil)
5. Krioterapi (menggunakan probe yang sangat dingin untuk membekukan
dan mematikan tumor, juga digunakan untuk tumor yang kecil)
6. Termoterapi (merupakan terapi panas yang menggunakan infra merah
untuk mematikan tumor, digunakan untuk tumor yang kecil)
7. Subtenon (subconjunctival) kemoterapi
a. Intraokular
1. Unilateral
2. Bilateral
b. Ekstraokular
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama,umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku bangsa, alamat,
diagnosa penyakit, tanggal masuk, tanggal pengkjian, nomor medikal record.
Meliputi, nama, umur, jenis kelamin, hubungan dengan klien, status perkawinan,
agama, suku bangsa, alamat. 3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Perlu dikaji apakah ditemukan suatu gejala yang menimbulkan suatu penyaki
dengan menggunakan metode PQRST.
Adakah riwayat penyakit dahulu yang diderita pasien yang berhubungan dengan
timbulnya retinoblastoma yaitu adanya miopi tinggi, retinopati, trauma pada mata.
Perlu dikaji apakah ada keluarganya yang menderita penyakit seperti ini.
Retinoblastoma bersifat herediter yang diwariskan melalui kromosom, protein
yang selamat memiliki kemungkinan 50 % menurunkan anak dengan
retinoblastoma, atau penyakit yang lain yang bersifat kronis, dan apakah ada
riwayat penyakit keturunan.
4. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran umum
Mengkaji tingkat kesadran dan mengkaji tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi,
respirasi, suhu)
1) Gejala dini mata nampak juling, jika tumor sudah membesar, maka akan
menonjol sampai keluar bola mata. Dalam keadaan demikian biasanya mata
sudah rusak sama sekali. Mata merah, rasa sakit yang diiringi oleh glaukoma
dan pelepasan retina.
Pembesaran tumor dalam rongga mata akan menekan saraf dan bahkan dapat
merusak saraf tersebut dan apabila mengenai saraf III, IV, dan VI maka akan
menyebabkan mata juling.
Jika penyakit sudah lanjut dan meluas ke hampir seluruh retina, maka pada mata
klien tampak leukokoria (refleks pupil yang berwarna putih / mata kucing
amaurotik), yaitu adanya refleks kuning, putih atau abu-abu merah di pupil.
merupakan keluhan dan gejala yang paling sering ditemukan pada penderita
dengan retinoblastomadan biasanya pupil setengah melebar serta tidak bereaksi
terhadap cahaya.
6) Pemeriksaan funduskopi
5. Pemberian Sistem
a. Aktivitas
Gejala: kelelahan, malaise, kelemahan, ketidakmampuan untuk melakukan
aktivitas biasanya.
Tanda: kelelahan otot.
Peningkatan kebutuhan tidur, somnolen.
b. Sirkulasi
Gejala: palpitasi.
Tanda: takikardi, mur-mur jantung.
Kulit, membran mukosa pucat.
Defisit saraf kranial dan/atau tanda perdarahan cerebral. c.
Eliminasi
Gejala: diare; nyeri tekan perianal, nyeri.
Darah merah terang pada tisu, feses hitam.
Darah pada urine, penurunan haluaran urine. d.
Integritas ego
Gejala: perasaan tak berdaya/tak ada harapan.
Tanda: depresi, menarik diri, ansietas, takut, marah, mudah terangsang.
Perubahan alam perasaan, kacau. e.
Makanan/cairan
Gejala: kehilangan nafsu makan, anoreksia, muntah.
Perubahan rasa/penyimpangan rasa.
Penurunan berat badan. f.
Neurosensori
Gejala: kurang/penurunan koordinasi.
Perubahan alam perasaan, kacau, disorientasi, ukuran konsisten.
Pusing, kebas, kesemutan parastesi.
Tanda: otot mudah terangsang, aktivitas kejang. g.
Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala: nyeri orbital, sakit kepala, nyeri tulang/sendi, nyeri tekan sternal, kram
otot. Tanda: perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah, fokus, pada diri sendiri. h.
Pernapasan
Gejala: napas pendek dengan kerja minimal.
Tanda: dispnea, takipnea, batuk.
Gemericik, ronki.
Penurunan bayi napas. i.
Keamanan
Gejala: riwayat infeksi saat ini/dahulu, jatuh..
Gangguan penglihatan/kerusakan.
Perdarahan spontan tak terkontrol dengan trauma minimal.
Tanda: demam, infeksi.
Kemerahan, purpura, perdarahan retinal, perdarahan gusi, atau epistaksis.
Pembesaran nodus limfe, limpa, atau hati (sehubungan dengan invasi jaringan)
Papil edema dan eksoftalmus.
j. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala: riwayat terpajan pada kimiawi, mis; benzene, fenilbutazon, dan
kloramfenikol(kadar ionisasi radiasi berlebihan, pengobatan
kemoterapi sebelumnya, khususnya agen pengkilat.
Gangguan kromosom, contoh sindrom down atau anemia franconi aplastik
B. Diganosa Keperawatan
- Ajarkan cara
meminimalisasi stimulus
(mis. Mengatur pencahayaan
ruangan, mengurangi
kebisingan, membatasi
kunjungan)
Kolaborasi:
- Kolaborasi dalam
meminimalkan
prosedur/tindakan
kolaborasi pemberian obat
yang mempengaruhi
persepsi stimulus
Terapeutik:
- Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi:
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian
analgetik
Terapeutik:
Edukasi:
Terapeutik:
Edukasi:
Edukasi:
Kolaborasi;
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Retinoblastoma ialah tumor ganas dalam mata yang berasal dari jaringan
embrional retina. Meskipun retinoblastoma dapat terjadi pada semua umur
namun paling sering terjadi pada anak-anak sebelum usia 2 tahun.
Retinoblastoma merupakan tumor yang dapat terjadi secara herediter dan non
herediter.
Gejala yang paling sering ialah leukokoria dan strabismus. Ciri-ciri lain
meliputi heterokromia, hifema spontan, dan amaurotic cat’ eye. Untuk
menegakkan diagnosis digunakan pemeriksaan X foto, USG, CT scan atau
MRI, pemeriksaan LDH. Konseling genetik juga diperlukan dalam
pemeriksaan pasien retinoblastoma. Salah satu sistem klasifikasi yang sering
digunakan pada retinoblastoma intraokular ialah klasifikasi Reese-Ellsworth.
DAFTAR PUSTAKA