Disusun Oleh :
langka, kanker ini menyerang pada bagian mata. Retinoblastoma atau kanker
mata merupakan tumor ganas intaokular primer, artinya tumor yang tumbuh
atau berkembang pada bagian dalam retina akibat dari transformasi keganasan
sel primitive pada retina sebelum berdiferensiasi, kanker ini menyerang system
langka yang menyerang satu mata (unilateral) atau menyeran dua mata
mematikan pada anak, lebih dari 90% kasus retinoblastoma sebelum usia 5
juga diklasifikasikan menjadi dua sub kelompok yang berbeda, yaitu bilateral
dan unilateral dan diturunkan atau tidak diturunkan. Gen retinoblastoma (RBI)
salah satumata yang bersifat somatic maupun kedua mata yang merupakan
2016).
pada kedua buah alel gen RB1 yang terletak pada kromosom 13q14.
hilangnya kedua buah alel gen RB1 pada retina yang diikuti dengan
Gen cacat RB1 dapat diwariskan dari orang tua pada beberapa
mungkin menjadi kesalahan acak selama proses copy yang terjadi ketika
sel membelah.
2. Kelainan Kromosom
alel dominant protektif yang berada dalam pita kromosom 13q14. Bisa
menyerang salah satu mata yang bersifat somatic maupun kedua mata
dari orang tua ke anak. Faktor risiko selanjutnya adalah riwayat keluarga.
RB unilateral atau bilateral, disertai dengan riwayat orang tua yang juga
Factor risiko selanjutnya adalah status gizi anak. Status gizi anak
C. Patofisiologi
terjadi karena faktor hereditas maupun karena faktor lingkungan seperti virus,
zat kimia, dan radiasi. Gen RB1 ini merupakan gen suppressor tumor, bersifat
alel dominan protektif, dan merupakan pengkode protein RB1 (P-RB) yang
tranlokasi, maupun delesi informasi genetic, maka gen RB1 (P-RB) menjadi
inactive sehingga protein RB1 (P-RB) juga inactive atau tidak diproduksi
dapat tumbuh baik secara internal dengan memenuhi vitrous body (endofitik).
Maupun bisa tumbuh kearah luar menembus koroid, saraf optikus, dan sclera
letak tumor di makula, dapat terlihat gejala awal strabismus. Massa tumor yang
sel-sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior mata, akan menyebabkan
melalui nervus optikuskeotak, melalui sclera dan ke jaringan orbita dan sinus
Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat menonjol ke badan kaca.
mandibula dan hematogen, ke sumsum tulang dan visera, terutama hati (Dina
2016).
putih dibagian tengah mata atau retina, membuat mata seolah-olah bersinar bila
berlanjut mata tampak berlanjut. Jadi apabila terlihat tanda-tanda berupa mata
merah, berair, bengkak, walaupun sudah diberikan obat mata dan pada kondisi
gelap terlihat seolah bersinar seperti kucing jadi anak tersebut bisa terindikasi
penyakit retinoblastoma.
Gejala dan tanda-tanda retinoblastoma ditentukan oleh luas dan
lokasi tumor pada waktu didiagnosis. Gejala yang paling sering ialah
hifema spontan, amauritic cat’ eye (bila mata kena sinar akan memantulkan
tumbuh ke arah badan kaca (endofilik) dan kearah koroid (eksofilik). Pada
ekstraokuler, kedua mata tidak terviksasi pada satu objek yang sedang
dilihat.
2. Mata merah sering terjadi akibat radang yang disebabkan oleh keberadaan
sel-sel tumor yang nekrosis (mati). Mata merah juga sering dikaitkan
sarafparasimpatis
5. Proptosis adalah menonjol atau keluarya bola mata akibat desakan dan
6. Leukokoria, reflek putih, sepeti mata kucing ketika terkena cahaya (Dito
Anurogo, 2016).
E. Pathway
F. Pemeriksaan penunjang
sangat jarang menyebar ke cairan spinal atau sumsum tulang tanpa penyebaran
ekstraokuler. Evaluasi metastatic harus meliput CT scan orbita untuk
atau MRI kepala harus dikerjakan pada kasus-kasus bilateral untuk mencari
yang lebih spesifik dibandingkan CT scan. Tes MRI sangat berguna jika
kadar LDH dalam akuos humor dan serum darah dapat diperkirakan
adanya retinoblastoma intraokuler. Rasio normal ialah <1; bila rasio >1,5
G. Penatalaksanaan (medis)
iris, glaukoma sekunder, tumor invasif anterior chamber, tumor >75% volum
hifema atau perdarahan vitreous, dimana karakteristik tumor tidak bisa dilihat,
dari dokter spesialis mata, onkologi anak, onkologi radiasi, patologi, dan
1. Kemoterapi
tujuan mengurangi volum tumor sampai ukuran dimana terapi laser bisa
2. Pembedahan
jaringan periostnya
pada garis ekuator atau retina perifer dengan ukuran diameter basal ≤
lebih besar dari tumor. Komplikasi lebih lanjut meliputi lepasnya retina
sementara, robekan retina, maupun rhegmatogenous retinal detachment
A. Pengkajian
diagnose medis.
demam, kurang nafsu makan, gelisah, cengeng, nyeri pada luka post
operasi, terjadi infeksi pada luka post operasi, srta perawatan dan
3. Riwayat kesehatan
Gejala awal yang muncul pada anak, bisa berupa bintik putih pada
mata tepatnya pada retina, terjadi pembesaran, mata merah dan besar.
menentukan tingkat keparahan dan tata laksana yang tepat. Penulis belum
2. Pemeriksaan fundoskopi
atau tidak normal pada bagian dalam mata atau fundus okuli. Gambaran
pengukuran tekanan bola mata penting untuk diagnosis awal (Ilyas &
Yulianti, 2011).
C. Analisis data
1. Data Subjektif
d. Merasa takut
2. Data objektif
b. Mata merah
d. Aktivitas kurang
f. Gelisah
i. Sering meringis
1. D.0077 Nyeri Akut b/d Agen pencedera fisiologis d/d mengeluh nyeri
2. D.0074 Gangguan rasa nyaman b/d gejala penyakit d/d aktifitas kurang,
membesar
E. Rencana keperawatan
F. Intervensi Keperawatan
Pada situasi nyata sering impelmentasi jauh berbeda dengan rencana, hal ini
G. Evaluasi
American Cancer Society. 2014. “Cancer Facts and Figures”. Atlanta: American
Cancer Society
PT Refika Aditama
Aurika Sinambela, H.M., 2017. Radioterapi & Onkologi Indonesia Vol.8 (2)
Juli:77-83
Ilyas S, Yulianti SR. 2015. “Ilmu Penyakit Mata”. Edisi Ke-5. Jakarta: Badan
Kandalam, M., Mitra, M., Subramanian, K., Biswas, J., 2010. “Molecular
Diakses 10 Oktober