Anda di halaman 1dari 25

Resume 1 Gawat Darurat

Oleh
BERLIYANA DIANI
2207003
S1 KEPERAWATAN / SEMESTER 6
MAHASISWA TRANSFER GABUNG REGULER KELAS
6A

Ÿ KONSEP KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


o DEFINISI KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Kedaruratan didefinisikan sebagai suatu
kondisi yang mendesak yang dirasakan oleh
pasien dan memerlukan evaluasi atau
penanganan secara medis atau bedah yang
segera (Venus, 2021). Organisasi keperawatan
gawat darurat di Amerika pada tahun 1999
mendefinisikan keperawatan gawat darurat
sebagai suatu kekhususan dalam keperawatan
di mana proses keperawatan diaplikasikan
kepada pasien yang membutuhkan stabilisasi
penyakit atau injury (Davis at all., 2020).
Sehingga dapat dikatakan bahwa keperawatan
gawat darurat adalah perawatan individual
pada semua tingkat usia dengan perubahan
kesehatan secara fisik emosional atau
psikologis yang nyata atau dirasakan yang
mungkin tidak terdiagnosis atau memerlukan
intervensi yang lebih lanjut (Association, 2020).
Praktik keperawatan gawat darurat juga
merupakan suatu yang sistematis dan meliputi
proses keperawatan pengambilan keputusan
serta pemikiran yang analitik dan ilmiah pelaku
profesional dalam praktik keperawatan darurat
memerlukan akuisisi dan aplikasi pengetahuan
dan
keterampilan yang khusus akuntabilitas dan
tanggung jawab komunikasi otonomi dan relasi
yang kolaboratif.
Keperawatan gawat darurat merupakan suatu
spesialisasi yang memberikan perawatan
kepada individu sepanjang daur kehidupannya
dengan perubahan kesehatan fisik atau
emosional secara aktual atau dirasakan yang
tidak terdiagnosis atau membutuhkan
intervensi lebih lanjut perawat gawat darurat
merupakan bagian integral dari Departemen
gawat darurat dan praktik keperawatan bawah
darurat memerlukan kompetensi dan
pengalaman yang spesifik di tengah adanya
perubahan sosial dan tantangan akan
munculnya penyakit-penyakit baru
keperawatan gawat darurat terus berlanjut
berkembang untuk memenuhi kebutuhan
pasien perawat gawat darurat adalah jantung
dan jiwa perawatan gawat darurat (Solheim,
2016).

Sumber referensi :
https://books.google.com/books/about/Kepera
watan_Gawat_Darurat.html?
hl=id&id=leGREAAAQBAJ#v=onepage&q=kon
sep%20keperawatan%20gadar&f=false
SUMBER DOSEN 09/03/23
Keperawatan bawa darurat adalah suatu
asuhan keperawatan /pelayanan keperawatan
secara komprehensif kepada pasien atau
keluarga. Dengan pasien yang terbagi dalam
keadaan gawat, gawat tidak darurat, gawat
darurat. Dengan prinsip utama penanganan
segera, waktu adalah nyawa.
Sistem penanggulangan penderita gawat
darurat pada komponen Pra Rumah Sakit yaitu
meliputi pertolongan pertama kepada orang
awam orang awam terbagi atas orang awam
biasa yaitu seperti guru pelajar RT dan lain-lain
kemudian ada orang awam khusus seperti
polisi Petugas pemadam kebakaran petugas
satpam dan juga tim SAR. Dalam memberikan
pertolongan pertama orang awam harus
memiliki beberapa kemampuan yaitu sebagai
berikut
Ÿ Orang awam biasa : mengetahui cara untuk
meminta pertolongan mengetahui atau mampu
melakukan resusitasi kardiopolmunar dan
mengetahui cara menghentikan perdarahan
serta mengetahui cara transportasi saat gawat
darurat atau mengetahui cara untuk
memindahkan pasien gawat darurat.
Ÿ Orang awan khusus: pada kemampuan orang
awam khusus seperti polisi Petugas pemadam
kebakaran petugas satpam maupun tim SAR
harus memiliki kemampuan untuk
penanggulangan penderita gawat darurat dan
juga menanggulangi keadaan gawat darurat
sesuai dengan bidangnya.
Pada penanganan kawat darurat saat di rumah
sakit oleh tenaga kesehatan maka tenaga
kesehatan harus mengetahui pengetahuan
dasar dan pengetahuan basic support serta
upaya pelayanan transportasi penderita gawat
darurat.

Upaya pelayanan transportasi penderita gawat


darurat sangatlah penting dengan tujuan yaitu
memindahkan penderita gawat darurat dengan
aman tanpa memperberat keadaan pasien
kemudian saat memindahkan pasien gawat
darurat harus menggunakan sarana
transportasi yang baik
yaitu meliputi keadaan pengangkut, keadaan
petugas kesehatan medis maupun non medis
serta obat-obatan yang sesuai Selain itu syarat
transportasi bagi penderita gawat darurat bisa
dilakukan transportasi ketika sudah dipastikan
bahwa gangguan pernafasan dan juga kardio
sudah teratasi kemudian perdarahan telah
dihentikan serta luka-luka telah ditutup
khususnya ini adalah pada pasien dengan
kecelakaan. Kemudian saat di perjalanan
menggunakan ambulans atau transportasi lain
seperti kendaraan umum maka harus di dalam
posisi yang tepat kemudian harus dimonitor ttv
dan keadaan lukanya.

Lingkup dalam keperawatan gawat darurat


meliputi pengkajian primer pengkajian
sekunder penetapan diagnosa dan juga
manajemen klien dan keluarga.

Karakteristik pelayanan di unit gawat darurat


yaitu
a. tingkat kegawatan dan jumlah pasien yang
datang sering Tidak terprediksi sehingga
proses keperawatan yang dilakukan harus
cepat dan sesuai dengan periase yang telah
diberikan atau prioritaskan tingkat kegawatan
darurat pasien sehingga bisa ditangani dengan
cepat dan tepat.
b. Proses keperawatan pada keperawatan
darurat diberikan kepada seluruh usia baik itu
anak-anak sampai lansia.
c. Pemberian tindakan keperawatan saat di
ruang unit gawat darurat merupakan tindakan
yang berprinsip cepat dan tepat serta adanya
saling ketergantungan dan juga kerjasama.

Prinsip keperawatan gawat darurat di ruang


UGD
1. Cepat dan tepat
2. Penyelamatan hidup
3. Sistem monitoring
4. Alat medis siap pakai
5. Obat emergency selalu tersedia
6. Keamanan diri dan pasien harus dijaga.

Ÿ PERAN DAN FUNGSI KEPERAWATAN


GAWAT DARURAT
Keperawatan gawat darurat merupakan suatu
profesi yang kompleks yang meliputi banyak
tugas beberapa fungsi perawat gawat darurat
adalah sebagai berikut:

o Pengkajian
Dalam keperawatan gawat darurat
membutuhkan pengkajian perubahan kondisi
pasien dan memonitor semua peralatan yang
digunakan secara kontinyu perawatan pasien
gawat darurat selalu melibatkan pengkajian
fisik dan psikologis pasien sebagian besar dari
pengkajian pasien perawat gawat darurat
dapat menggunakan peralatan berteknologi
seperti monitor jantung alat monitoring humor
dynamic dan lain sebagainya perawat juga
akan menggunakan hasil pemeriksaan
laboratorium dan tes diagnostik untuk
melengkapi data kondisi pasien.
Metode survey primer dan sekunder
merupakan salah satu metode pengkajian
yang dapat secara cepat mengidentifikasi
kegawatdaruratan yang mengancam
kehidupan dan memprioritaskan perawatan
survei primer dimulai dengan suatu pengkajian
jalan nafas atau RW kemudian pernafasan
atau breathing dan sirkulasi atau circulation
atau dikenal dengan pengkajian ABC
parameter
pengkajian tambahan yaitu status neurologi
yang dikenal dengan disability atau d dan
paparan exposure dan lingkungan environment
atau disebut sebagai e setelah survei primer
diselesaikan perawat dapat melakukan survei
sekunder yang meliputi pengkajian head to to
untuk mendapatkan riwayat kesehatan pasien
perawat dapat melakukan pengkajian dengan
menggunakan akronim sampel yang meliputi
subjektif yaitu apa yang Pasifik yang
diceritakan Bagaimana kecelakaan dapat
terjadi apa pasien dapat mengingat Apa gejala
yang disampaikan oleh pasien komponen yang
kedua yaitu a alergis yaitu Apakah pasien
memiliki alergi jika ada alergi apa yang ketiga
yaitu medication yaitu Apakah pasien ada
riwayat atau sedang meminum obat tertentu
jika ada obat apa dan Apakah ada obat yang
diminum atau didapat dalam 24 jam terakhir
dan yang keempat itu komponen pas medical
history yaitu Apakah pasien pernah dirawat
karena kondisi medis jika ada kondisi seperti
apa Apakah pernah mengikuti pembedahan
jika ada bedah jenis apa dan komponen yang
kelima yaitu las milleden last tetanus meses
yaitu Kapan pasien terakhir kali makan dan
Kaji atau informan Leading to injury yaitu
Bagaimana kecelakaan terjadi Apakah faktor
pemicunya menurut (Heimgatner, Rebar,
2019).
o Perencanaan
Dalam melakukan perencanaan perawat perlu
mempertimbangkan kebutuhan fisik dan
psikologis pasien dalam menyusun tujuan yang
realistis untuk memastikan keamanan dalam
lingkungan kadarurat perawat harus
mengantisipasi perubahan kondisi pasien
misalnya pasien masuk dengan diagnosis infak
miokard perawat harus
memonitor Irama jantung dan mengantisipasi
perubahan Irama jika suatu aritmia terjadi
maka perawat perlu merubah rencana
Penanganan dan menentukan tujuan yang
baru.
o Implementasi
Perawat mengimplementasikan intervensi
khusus untuk mengatasi masalah pasien yang
aktual dan potensial.
o Evaluasi
Perawat perlu mengevaluasi respon pasien
secara kontinu terhadap intervensi yang
diberikan evaluasi ini dapat digunakan untuk
mengubah rencana perawatan sesuai
kebutuhan untuk memastikan bahwa pasien
secara kontinu menuju pada tujuan yang
optimal.

Sumber referensi :
https://books.google.com/books/about/Kepera
watan_Gawat_Darurat.html?
hl=id&id=leGREAAAQBAJ#v=onepage&q=kon
sep%20keperawatan%20gadar&f=false

SUMBER DOSEN 08/03/2023


Peran perawat gawat darurat yaitu
1. care provider
2. Manager and leader
3. peneliti dan
4. healthy educator dan konselor
5. Memberikan asuhan keperawatan dengan
kode etik keperawatan,sebagai berikut:
A. Otonomi (Autonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan
bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan
sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan
sesuatu dan orang lain harus menghargainya.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Salah satu contoh yang tidak
memperhatikan otonomi adalah
Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik,
padahal terdapat gangguan atau
penyimpangan

B.Beneficence (Berbuat Baik)


Prinsip ini menentut perawat untuk melakukan
hal yang baik dengan begitu dapat mencegah
kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat
menasehati klien tentang program latihan
untuk memperbaiki kesehatan secara umum,
tetapi perawat menasehati untuk tidak
dilakukan karena alasan risiko serangan
jantung.

C.Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional
ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar
sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan
yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan.
D. Non-maleficence (tidak merugikan)
Prinsi ini berarti tidak menimbulkan
bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.

E. Veracity (Kejujuran)
Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat
namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setia klien untuk
meyakinkan agar klien mengerti. Informasi
yang diberikan harus akurat, komprehensif,
dan objektif. Kebenaran merupakan dasar
membina hubungan saling percaya. Klie
memiliki otonomi sehingga mereka berhak
mendapatkan informasi yang ia ingin tahu.

F. Fidelity (Menepati janji)


Tanggung jawab besar seorang perawat
adalah meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, memulihkan kesehatan, dan
meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai
itu perawat harus memiliki komitmen menepati
janji dan menghargai komitmennya kepada
orang lain.

G. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan adalah informasi tentang klien
harus dijaga privasi klien. Dokumentasi tentang
keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca
guna keperluan pengobatan dan peningkatan
kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar
area pelayanan harus dihindari.

H. Accountability (Akuntabilitasi)
Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa
tindakan seorang profesional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanda
tekecuali.

Ÿ TRIASE
Trias adalah suatu metode untuk
memprioritaskan perawatan pasien sesuai
dengan jenis penyakit atau injury dan tingkat
urgensi kondisi pasien please digunakan untuk
memastikan perawatan yang sesuai dan tepat
diberikan
pada waktu yang tepat untuk memenuhi
kebutuhan pasien (Falconner., at all 2018)
perawat triase harus mampu mengkaji
kedaulatan dengan cepat untuk Beberapa
pasien dan memprioritaskan mereka Sesuai
dengan pengkajian tersebut.
Panduan untuk perawatan berbasis triase
didasarkan pada sistem ( Heimgetner, Rebar,
Gersch, 2019).

o Level 1 resusitasi level ini meliputi pasien-


pasien yang membutuhkan perawatan dan
perhatian misi sederhana seperti pasien
dengan henti nafas dan jantung trauma Mayor
mitres pernafasan berat dan kejang.
o Level 2 emergen pasien membutuhkan
pengkajian perawatan yang bergerak dan
penanganan yang cepat pasien yang ada pada
level ini misalnya adalah pasien dengan injury
kepala nyeri dada truk Atma sendiri karena
kekerasan seksual.
o Level 3 urgent pasien yang membutuhkan
perhatian yang tepat namun dapat menunggu
sekitar 30 menit untuk suatu pengkajian dan
pengamatan contoh pasien misalnya adalah
masuk ruang bawah darurat dengan tanda-
tanda infeksi di gas pernafasan ringan atau
nyeri yang sedang.
o Level 4 less urgent kategori ini dapat
meninggu sampai dengan 1 jam untuk
pengkajian dan penanganan contoh adalah
pasien dengan sakit pada bagian telinga nyeri
kronis gejala infeksi pernapasan bagian atas
sakit kepala ringan.
o Level 5 non urgent pasien dapat menunggu
hingga 2 jam atau mungkin lebih panjang untuk
pengkajian dan
penanganan misalnya pasien dengan sakit
tenggorokan kram menstruasi atau gejala
minor lainnya.
Sumber referensi :
https://books.google.com/books/about/Kepera
watan_Gawat_Darurat.html?
hl=id&id=leGREAAAQBAJ#v=onepage&q=kon
sep%20keperawatan%20gadar&f=false.

SUMBER DOSEN 09/03/2023

Triase adalah metode pengelompokan pasien


berdasarkan tipe dan tingkat kegawatan
kondisinya.

Triase dilakukan dengan tujuan untuk


menentukan pasien dengan benar memberikan
tempat yang tepat pada pasien dan
memberikan pelayanan keperawatan dengan
waktu yang tepat serta Tersedianya perawatan
yang benar. Tindakan yang dilakukan pada
saat melakukan triase yaitu mengkaji keluhan
utama dan gejala pada pasien kemudian
mengkaji riwayat kesehatan secara singkat
pada pasien dan melakukan pengkajian fisik
secara singkat dan tepat serta menetapkan
tingkat kegawatan atau triase lalu
menempatkan pasien ke tempat yang sesuai
dengan tingkat kegawatannya.

Triase dibedakan menjadi 4 yaitu prioritas 1


emergency atau label merah, prioritas 2 label
kuning, prioritas 3 label hijau, prioritas 0 label
hitam.
o Prioritas 1 merah
Pasien dengan label merah yaitu pasien
dengan kondisi mengancam nyawa pasien
dibawa ke ruangan resusitasi
dengan waktu tunggu 0 dan merupakan kasus
emergency.
o Prioritas 2 kuning
Pada prioritas 2 berlabel kuning pasien atau
penderita termasuk dalam keadaan gawat tapi
tidak darurat misalnya pasien dengan penyakit
akut mungkin memerlukan troli ataupun kursi
roda.
o Prioritas 3 hijau
Pada prioritas 3 atau berlabel hijau kondisi
pasien tidak gawat dan darurat pasien
biasanya bisa berjalan.
o Prioritas 4 hitam
Pasien dengan triase hitam yaitu pasien
dengan keadaan kematian yaitu tidak ada
respon pada segala rangsangan, tidak adanya
respirasi spontan tidak ada bukti aktivitas
jantung dan hilangnya respon gagal terhadap
cahaya.

Ÿ ISU END OF LIFE KEPERAWATAN GAWAT


DARURAT

SUMBER DOSEN 09/03/2023

End of life adalah tindakan yang membantu


meningkatkan kenyamanan seseorang serta
merupakan tindakan yang diberikan untuk
meningkatkan kesehatan orang-orang prinsip
dari End Of Life yaitu menghargai kehidupan
dan perawatan dalam kematian serta
memberikan hak untuk mengetahui dan
memilih serta menahan dan menghentikan
pengobatan ketika keadaan darurat di ruang
UGD.

Kriteria End Of Life yaitu terbebas dari nyeri


pengalaman
menyenangkan pengalaman martabat dan
kehormatan merasakan damai dan merasakan
kedekatan untuk kepentingan yang lain.

Anda mungkin juga menyukai