Anda di halaman 1dari 27

Asuhan Keperawatan

pada Pasien
Diabetes miletus tipe 1
Dosen Pengampuh : Ns.Sarwan , S.Kep, M.Kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK I


 Indiani M suatan (2001038)
 Riska (2001053)
DIABETES MILETUS TIPE 1
Definisi
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya
(Henderina, 2010).
Menurut PERKENI (2011) seseorang dapat didiagnosa diabetes melitus apabila mempunyai
gejala klasik diabetes melitus seperti poliuria, polidipsi dan polifagi disertai dengan kadar gula
darah sewaktu ≥200 mg/dl dan gula darah puasa ≥126 mg/dl. Diabetes melitus adalah penyakit
metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena
adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal.
Penyakit ini disebabkan gangguan metabolisme glukosa akibat kekurangan insulin baik
secara absolut maupun relatif (RISKESDAS, 2013). .
Etiologi DM tipe 1
a. Diabetes Mellitus primer disebablan oleh faktor herediter, obesitas, kelainan pancreas dan pertambahan usia.

1. Insulin Dependent Diabetes Mellitus ( IDDM ) atau diabetes mellitus tergantung insulin disebabkan oleh destruksi sel beta
pulau langerhens akibat proses auto imun. Non Insulin Dependent

2. Diabetes Mellitus ( NIDDM ) atau diabetes mellitus tidak tergantung insulin disebabkan kegagalan relatif sel beta tidak mampu
mengimbangi resistensi insulin sepenuhnya atau terjadi defisiasi relative insulin ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya
sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama dengan bahan terangsang sekresi insulin
lain.

b. Diabetes Mellitus sekunder di sebabkan oleh kelainan hormonal, karena obat, kelainan insulin dan sindrom genetik. Selain itu
juga terdapat faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes mellitus :

1. Usia Resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun.

2. Obesitas dan genetik Diperkirakan terdapat suatu sifat genetik yang belum teridentifikasi yang menyebabkan pancreas
mengeluarkan insulin yang berbeda, atau reseptor insulin tidak dapat merespon secara adekuat terhadap insulin. Hal ini
diperkirakan ada kaitannya antara genetik dan rangsangan berkepanjangan reseptor–respektor insulin.

3. Malnutrisi disertai kekurangan protein yang nyata. Diduga zat sianida yang terdapat pada cassava atau singkong yang menjadi
sumber karbohidrat di beberapa kawasan asia dan afrika berperan dalam patogenisnya (Waspadji, 2009). 4. Riwayat keluarga.
Keturunan adalah satu faktor yang berperan dalam diabetes mellitus, bila kedua orang tua menderita penyakit ini, maka semua
anaknya juga menderita penyakit yang sama
Patofisiologi DM tipe 1
Diabetes mellitus juga dapat disebabkan oleh terjadinya penurunan sensitifitas reseptor hormon insulin pada sel. Metabolisme
adalah proses pembentukan energi di dalam tubuh. Dalam proses metabolisme insulin memegang peranan penting yaitu bertugas
memasukkan glukosa ke dalam sel, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormone
yang disekresikan oleh sel–sel beta yang salah satu dari empat tiap sel dalam pulau–pulau langerhans pankreas. Insulin
diumpamakan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel glukosa
itu dioksidasi menjadi energi atau tenaga (Julianto Eko, 2011). Pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan
insulin karena sel– sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Disamping itu, glukosa yang berasal dari makanan
tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah
makan) (Brunner and Suddarth, 2013). Tidak adanya insulin disebabkan oleh reaksi autoimun yang disebebkan karena adanya
peradangan di sel beta pankreas. Ini menyebabkan timbulnya reaksi antibodi terhadap sel beta yang disebut ICA (Islet Cell
Antibody). Reaksi antigen dengan antibodi yang ditimbulkan menyebabkan hancurnya sel beta (Julianto Eko, 2011). Menurut
Brunner and Suddarth (2013), apabila konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua
glukosa yang tersaring keluar. Akibatnya, glukosa tersebut muncul dalam urine (glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan
diekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan
diueresis osmotic. Sebagai akibat dari kehilangan cairan yang berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih
(poliuria) dan rasa haus (polidipsia).
Pathway DM tipe 1
Beberapa gejala umum yang dapat ditimbulkan oleh penyakit DM
diantaranya:
• Pengeluaran urin (Poliuria) Poliuria adalah keadaan dimana volume air
kemih dalam 24 jam meningkat melebihi batas normal. Poliuria timbul
sebagai gejala DM dikarenakan kadar gula dalam tubuh relatif tinggi
sehingga tubuh tidak sanggup untuk mengurainya dan berusaha untuk
mengeluarkannya melalui urin. Gejala pengeluaran urin ini lebih sering
terjadi pada malam hari dan urin yang dikeluarkan mengandung glukosa
Manifestasi klinis (PERKENI, 2011). Timbul rasa haus (Polidipsia)
• Poidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar glukosa
terbawa oleh urin sehingga tubuh merespon untuk meningkatkan asupan
cairan (Subekti, 2009).
• Timbul rasa lapar (Polifagia) Pasien DM akan merasa cepat lapar dan
lemas, hal tersebut disebabkan karena glukosa dalam tubuh semakin
habis sedangkan kadar glukosa dalam darah cukup tinggi (PERKENI, 2011).
• Peyusutan berat badan Penyusutan berat badan pada pasien DM
disebabkan karena tubuh terpaksa mengambil dan membakar lemak
sebagai cadangan energi (Subekti, 2009).
Komplikasi DM tipe 1
A.Komplikasi metabolik akut Kompikasi metabolik akut pada penyakit diabetes melitus terdapat tiga macam yang
berhubungan dengan gangguan keseimbangan kadar glukosa darah jangka pendek, diantaranya: Hipoglikemia

1. Hipoglikemia (kekurangan glukosa dalam darah) timbul sebagai komplikasi diabetes yang disebabkan karena
pengobatan yang kurang tepat (Smeltzer & Bare, 2008).

2. Ketoasidosis diabetik Ketoasidosis diabetik (KAD) disebabkan karena kelebihan kadar glukosa dalam darah sedangkan
kadar insulin dalam tubuh sangat menurun sehingga mengakibatkan kekacauan metabolik yang ditandai oleh trias
hiperglikemia, asidosis dan ketosis (Soewondo, 2012). Sindrom HHNK (koma hiperglikemia hiperosmoler nonketotik)

3. Sindrom HHNK adalah komplikasi diabetes melitus yang ditandai dengan hiperglikemia berat dengan kadar glukosa
serum lebih dari 600 mg/dl (Price & Wilson, 2012).

b. Komplikasi metabolik kronik Komplikasi metabolik kronik pada pasien DM menurut Price & Wilson (2012) dapat berupa
kerusakan pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) dan komplikasi pada pembuluh darah besar (makrovaskuler)
diantaranya:

1. Komplikasi pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) Komplikasi pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) yaitu :

a) Kerusakan retina mata (Retinopati) Kerusakan retina mata (Retinopati) adalah suatu mikroangiopati ditandai dengan
kerusakan dan sumbatan pembuluh darah kecil (Pandelaki, 2009).

b) Kerusakan ginjal (Nefropati diabetik)

Kerusakan ginjal pada pasien DM ditandai dengan albuminuria menetap (>300 mg/24jam atau >200 ih/menit)
minimal 2 kali pemeriksaan dalam kurun waktu 3-6 bulan. Nefropati diabetik merupakan penyebab utama terjadinya
gagal ginjal terminal.
Penatalaksanaan
1) Diet
2) Latihan
3) Terapi
4) Pendidikan kesehatan
KHASUS
Tn, F.S datang ke RS manado medical center di bawah oleh keluarga

pada tanggal 5 maret 2022 klien mengeluh nyeri pada kaki dan badan

terasa lemah. Saat pengkajian Nyeri pada kaki sebelah kanan nyerinya

seperti ditusuk-tusuk dengan saklah nyeri 7 badan tanpak lemah.


ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian : 9 MARET 2022 Ruanagan /Kamar : Kls 1 kmr.301
Waktu Pengkajian : 20:05 WIB Tanggal Mausk RS : 05 maret 2022
No.RM : 027637
IDENTITAS PASIEN PENANGGUNG JWAB
Nama Pasien : Tn. F.S Nama : Tn. Abdul
b. Tempat, Tanggal Lahir : Lesmana,22-05 1956/ thn b. Umur : 23 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki c. Pendidikan : Mahasiswi
d. Agama : islam d. Pekerjaan :-
e. Pendidikan : Sma e. Alamat :kec. Kawaditan kab. minahasa
f. Pekerjaan : Wiraswasta f. Hubungan Dengan Pasien : Anak
g. Jumlah anak : 1 Org anakh. Status g. Status Perkawinan : Belum Menikah
Perkawinan : Cerai mati
i. Suku / Bangsa : Indonesia Data medik
j. Bahas yang digunakan : Indonesia (daerah) Dikirim oleh : UGD
k. Alamat : kec. Kawaditan kab. minahasa • saat masuk : hipertermia
• saat pengkajian : ulkis diabetes miletus rogio padis
dextra
Keadaan umum

1. Keadaan sakit : pasien tanpak sakit sedang

alasan : pasien terbaring lemah,pucat dan gelisah

penggunan alat medik : pasien terpasang infus dengan cairan sn.0,9%

(1) Alasan Masuk RS

Pasien mengatakan saat sedang melakukan aktifitas dirumah badan terasa lemah dan kaki terasa nyeri

Riwayat penyakit sebelumnya

pasein mengatakankan Pada sekitar bulan Juni 2018 lalu saat berada di kebun tiba tiba kaki kanan tertusuk dengan kayu dan terjadi luka dan terasa
sakit . Pasien mengatakan kaki kanan sulit untuk digerakan Seketika itu keluarga langsung membawa pasien ke RS Hermina lembean.

(2) Riwayat keluhan utama : pasien mengatakan nyeri pada kaki badan terasa lemah

(3) Timbul keluhan : Mendadak

• TD : 90/80 MmHg

• N : 90 x/menit

• RR : 20 x/menit

• S : 360 C

Kesadaran : compos mentis

Skala coma Glasgow

-Respond motoric : 6 -Respond bicar : 5-Respond buka mata :4


a. Kepala Tanda – tanda fital

TD : 100/55 mmhg N : 80 x/m R : 22 x/m SB : 36,5 c spo2 : 99%

Pengukuran

Lingkaran lengan atas : 25. cm

Tinggi badan : 154. cm

Imt : 24,5

D. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN

1.KAJIAN PERSEPSI KESEHATAN MANAJEMEN KESEHATAN

DS

keadaan sebelum sakit

• pasien mengatakan sehat itu penting maka sebelum sakit sering mengotrol tekanan darah dan kolestrol di puskes

keasaan seletlah sakit

• pasien mengatakkan tidak dapat mengontorl

DO

Observasi

kebersihan rambut : bersih tidak ada ketombe

kulit keala : bentuk lonjong, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan

kebersihan kulit : bersih, kuit keriput, tidak ada lesi


2.KAJIAN NUTRISI METABOLIK

DS
Sebelum sakit

• Pasien mengatakan makan 3x dalam sehari dengan porsi satu piring habis (nasi, lauk, sayur) serta minum air putih 4 – 5 gelas perhari.

Setelah sakit

• Selama sakit pasien mengatakan nafsu makan menurun 3x dalam sehari dengan porsi selalu tidak habis

• Pasien mngatakan cepat merasa kenyang meski hanya sedikit makanan yang dimakan

DO

Observasi : pasien tanpak lemah, pasien tanpak gelisah makanan tidak dihabiskan

3. KAJIAN POLA ELIMINSI


DS

Sebelum sakit

• Pasien mengatakan sebelum sakit BAB 2 kali dalam sehari dengan konsistensi lembek tidak ada darah dan berwarna kuning, BAK lancar 4-5 kali sehari warna kunin

Setelah sakit

• Selama sakit pasien mengatakan BAB 2 hari sekali dengan konsistensi lembek dan berwana kuning, BAK 9-10kali sehari, dengan warna urin kuning jernih

Observasi

Pasien tanpak sering ke wc di bantu oleh keluarga, pasien tanpak gelisah


4.KAJIAN AKTIFITAS DAN LATIHAN

DS DO

Keadaan sebelum sakit Observasi : pasien tanpak pucat, lemah, pasien tanpak meringis aktifitas pasien
dibantu oleh keluaga
• Pasien mengatakan jarang untuk melakukan olahraga
AKTIFITAS HARIAN
Keadaan setelah sakit
Keteranagn:
• Pasien mengatakan tidak dapat beraktifias lebih karena nyeri pada kaki,karena
terdapat luka pada kaki di ibu jari sebelah kiri makan 2 0= mandiri
mandi2 1= bantuan dengan alat
berpakaian 2 2=bantuan orang
 P : nyeri saat digerakkan kerapian 2 3= bantuan orang da
alat
 Q : nyeri ditusuk-tusuk
bab 2 4= bantuan penuh
 R : nyeri pada kaki sebelah kanan bak 2
mobilisasi 2
 S :7 ambulasi 2
T : hilang hilang timbul
•Gaya jalan : Bantuan keluarga
•Anggota gerak yang cacat : Tidak ada
•Lokasi : kaki sebelah kanan pada ibu jari
•Watna : kemerahan

5. KAJIAN POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR


DS
Sebelum sakit
•Pasien Mengatakan Aktivitas Tidur, Sering Terganggu Dan Terjaga Dimalam Hari biasanya tidur dari jam 10.
Setelah sakit
•Pasien mengatakan sulit tidur pada malam hari biasanya tertidur sekitar jam 10 dan terbangun sekitar jam 2 atau 3 subuh.
DO
Pasien tanpak gelisah, pasien tanpak mengantuk
6. KAJIAN POLA KONGNITIF PERSEPTUAL
Sebelum sakit

•Pasien mengatakan selalu ramah dengan orang lain termasuk tetangga dan teman kerja menjalin hubungan yang erat dengan keluarga

Setelah sakit
• pasien mengatakan tetap ramah dengan orang lain termasuk perawat pengunjung yang menjenguknya
Observasi
Pasien tanpak senag dengan Tindakan yang diberikn perawat dan dokter serta keluarga yang ada mengjaganya
7.Koping dan Toleransi Stres
DS
Sebelum sakit
•pasien mengatakan selalu bermusyawarah dengan keluarga jika ada masalah, termasuk keputusan dirawat di rumah sakit.
Setelah sakit
•Pasien mengatakan merasa tidak malu dengan kondisi dirinya.
•Pasien mengatakan ingin cepat sembuh supaya bisa cepat pulang ke rumah.
DO
Pasien tanpak gelisah dengan masalah yang ia alami pasien sering mendengarkan musik
8. Kajian pola kognitif perseptual
Sebelum sakit

•Pasien mengatakan sebelum sakit sakit tidak mampu melihat terlalu jauh, pendengaran cukup baik.

Setelah sakit

•Pasien mengatakan tdak mampu melihat terlalu jauh,pendengran cukup terganggu

Observasi
9.Kajian pola persepsi dan konsep diri
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan Kembali kerumah

10. Kajian pola reproduksi seksualitas


Sebelum sakit

• Pasien mengatakan sudah tidak melakukan seksualitas

Setelah sakit

• Pasien mengatkan tidak melakukan seksualitas

Observasi

Pasien sudah lajut usia menopause

11.Kajian pola sistem nilai kepercayaan


Sebelum sakit

• Pasien mengatakan sering beribadah dimesjid

Setelah Sakit

• Pasien mengatakan beribadah ditempat tidur

Observasi

Pasien sering melakukan ibadah di tempat tidur


No. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS: DM tipe 1
• Pasien mengatakan tidak dapat beraktifias lebih Nyeri akut
• Pasien mengatakan nyeri pada kaki,karena terdapat luka Reaksi autonium
pada kaki di ibu jari sebelah kiri
Sel b angkreas hancur
Defisiensi insulin
 P : px mengatakan nyeri saat digerakkan
 Q : px mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk Hiperglikemia
 R : px mengatakannyeri pada kaki kanan Fleksibilitas darah merah
 S : px mengatakan nyeri yang dirasakan 7saat
ditanyakan skala nyeri
T : pasien mrengatakan hilang timbul
Pelepasan 02
DO:
• pasien tanpak lemah,
• pasien tanpak gelisah
• makanan tidak dihabiskan Hipoksia perifer
• TD : 90/80 MmHg
• N : 90 x/menit
Nyeri akut
• RR : 20 x/menit
• S : 36 0 C
ANALISA DATA
No. DATA ETIOLOGI MASALAH

2. DS: DM tipe 1 Defisit nutrisi


• pasien mengatakan nafsu makan menurun 3x
dalam sehari dengan porsi tidak habis
Reaksi autonium
• Pasien mngatakan cepat merasa kenyang
meski hanya sedikit makanan yang dimakan
Sel b pangreas hancur

DO:
• pasien tanpak lemah, Defisiensi inulin
• pasien tanpak gelisah
• makanan tidak dihabiskan
Katabolisme protein meningkat

Penurunan bert badan

Defisit nutrisi
No.ANALISA DATA DATA ETIOLOGI MASALAH

3. DS: DM tipe 1 Gangguan eliminasi urine


• Pasien mengatakan BAB 2 hari sekali dengan konsistensi
lembek dan berwana kuning Sel b pangkreas hancur

• Pasien mengatakan BAK 7-8 kali sehari

Defisiensi insulin

DO:

• Pasien tanpak sering ke wc di bantu oleh keluarga, Hiperglikemia

• pasien tanpak gelisah


Glikosuria

Diuresis osmotic

Poliuru

Kekurangan volume cairan

Gangguan eliminasi urine


Diagnosa
1. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis d.d ulkis diabetes
miletus rogio padis dextra
2. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan
3. Gangguan eliminasi urine d.d sering buang air kecil
No. DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI

1. Nyeri akut. B.d Agen pencedera Setelah dilakukan tindakan


Manajemen Nyeri (I.08238)
keperawatan selama 3 x 24
fisiologis d.d ulkis diabetes miletus
jam diharapkan nyeri akut
rogio padis dextra Observasi :
menurun
DS :
1. Lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
• KlienPasien mengatakan tidak dapat KH:
beraktifias lebih 1. Keluhan nyeri menurun nyeri
2. Kesulitan tidur menurun
• Pasien mengatakan nyeri pada kaki,karena 3. wajah meringis menurun 2. Identifikasi skala nyeri
terdapat luka pada kaki di ibu jari sebelah kiri 4. Gelisah menurun
Pasieng mengatakan sulit tidur 3. Identifikasi respon nyeri non verbal

 P : px mengatakan nyeri saat digerakkan 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan

 Q : px mengatakan nyeri seperti ditusuk- nyeri


tusuk
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
 R : px mengatakannyeri pada kaki kanan
6. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 S : px mengatakan nyeri yang dirasakan
7saat ditanyakan skala nyeri 7. Monitor efek samping penggunaan analgetik
T : pasien mrengatakan hilang timbul
No. DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI

1. DO Terapeutik :
• pasien tanpak lemah,
• pasien tanpak gelisah 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
• makanan tidak dihabiskan nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik,
• Pasien tanpak mengantuk biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
• TD : 90/80 MmHg terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)

2. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu


• N : 90 x/menit ruangan, pencahayaan, kebisingan)

• RR : 20 x/menit 3. Fasilitasi istirahat dan tidur

• S : 36 0 C 4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan


strategi meredakan nyeri

Edukasi :

5. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

6. Jelaskan strategi meredakan nyeri

7. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

8. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

9. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa


nyeri
No. DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI

2. Defisit nutrisi b.d ketidak mampuan Setelah dilakukan Manajemen nutrisi (1.03119)
menelan makanan tindakan keperawatan Mengidentifikasi dan mengeola asupan nutrisi yang
selama 3 x 24 jam seimbang
DS diharapkan Defisit nutrisi Observasi
• pasien mengatakan nafsu makan menurun membaik dengan 1. identifikasi status nutrisi
3x dalam sehari dengan porsi tidak habis 2. identifikasi makanan yang disukai
KH: 3. monitor asupan makanan
• Pasien mngatakan cepat merasa kenyang 1. kekuatan otot 4. monitor berat badan
meski hanya sedikit makanan yang pengunyah membaik Terapeutik
dimakan 2. kekuatan otot menelan 5. sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
membaik sesuai
3. meningkatkan nutrisi 6. berikan makanan tnggi serat untuk mencegah
membaik konstipasi
DO: 7. berikan suplemen makanan, jika perlu
• pasien tanpak lemah, Edukasi
• pasien tanpak gelisah 8. anjurkan posisi duduk,jika mampu
• makanan tidak dihabiskan 9. ajarkan diet yang diprogramkan
10. Kolaborasi
11. kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah dan jenis nutrien yang dibutuhkan,jika perlu.
No. g DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI

3.
Gangguan eliminasi urine d.d sering Setelah dilakukan tindakan Manajemen eliminasi (l. 04152)
buang air kecil keperawatan selama 3 x 24
Observasi:
jam diharapkan gangguan
eliminasi urine membik dngn 1. Identifkasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia urine

KH: 2. Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau


inkontinensia urine
1. Sensasi berkemih
meningkat 3. Monitor eliminasi urine (mis. frekuensi, konsistensi, aroma,
volume, dan warna)
2. Desakan berkemih
Terapeutik
menurun
4. Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
3. Berkemih tidak tuntas
menurun 5. Batasi asupan cairan, jika perlu

4. Frekuensi bak membaik 6. Ambil sampel urine tengah (midstream) atau kultur
No. DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI

3. Edukasi

1. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih

2. Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine

3. Anjurkan mengambil specimen urine midstream

4. Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat


untuk berkemih

5. Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot


pinggul/berkemihanAnjurkan minum yang cukup, jika tidak
ada kontraindikasiAnjurkan mengurangi minum menjelang
tidur

Kolaborasi

6. Kolaborasi pemberian obat suposituria uretra jika perlu


Thank You

Anda mungkin juga menyukai