KASIANTEN
NIM. 113421143
PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS
Laporan Kasus Atas Nama Kasianten NIM : 113421143 dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada By “J”
Telah disetujui
Mengetahui
Program Studi Profesi Bidan
Ketua,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan World Health Organization (WHO) AKI secara global yang yaitu Angka
Kematian Bayi 19 per 1000 KH. Angka ini masih cukup jauh dari target SDGs (Sustainable
Development Goals) yang menargetkan pada tahun 2030 yatu AKB 12 per 1000 kelahiran hidup
(WHO, 2016).
Hasil survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKB 32 per 1000 KH.
Berdasarkan laporan dari dinas kesehatan provinsi Sumatera Utara tahun 2015 AKB sebesar 4,3 per
Faktor penyebab kematian bayi di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) menunjukkan bahwa, penyebab kematian terbanyak pada kelompok bayi 0-6 dominasi
oleh gangguan/kelainan pernafasan (35,9%), prematuritas (32,4%) dan sepsis (12%). Dilain pihak
faktor ibu yang berkontribusi terhadap lahir mati dan kematian bayi diusia 0-6 hari adalah Hipertensi
Maternal (23,6%), komplikasi kehamilan dan kelahiran (17,5%), ketuban pecah dini dan perdarahan
antepartum masing-masing (12,5%). Penyebab utama kematian bayi pada kelompok 7-28 hari yaitu
Sepsis (20,5%), malformasi kongenital (18,1%) dan pnemonia (15,4%). Dan penyebab utama
kematian bayi pada kelompok 29 hari– 11 bulan yaitu Diare (31,4%), pnemonia (23,8) dan
Selanjutnya untuk menurunkan AKB pemerintah juga mengupayakan agar setiap persalinan
harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih seperti Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
(SpOG), dokter umum dan bidan serta diupayakan agar proses pelayanan dilakukan difasilitas
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunka angka kematian neonatal antara lain juga
melalui penempatan bidan di desa, strategi Making Pregnancy Safer, pelayanan kontrasepsi,
pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku
Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi AKB antara lain seperti ; 1)
Meningkatkan Pelayanan kesehatan Neonatal, yaitu dengan mengharuskan agar setiap bayi baru lahir
mendapatkan pelayanan Kunjungan Neonatal minimal 3 kali (KN1, KN2 dan KN3) sesuai standar. 2).
kesehatan yang mana pelayanannya antar lain seperti Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM), Manajemen
Asfiksia Bayi Baru Lahir, Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (Kemenkes, 2015).
Berdasarkan latar belakang diatas maka salah satu yang perlu didilakukan dengan memberikan asuhan
kebidanan untuk mencapai kompetensi. (Kemenkes, 2015). Salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
program recoknizing pembelajaran lampau (RPL), adalah menyusun salah satu asuhan dalam pelayanan
kebidanan, sehingga penulis memilih melakukan pelayanan asuhan bayi baru lahir (BBL) sebagai salah satu
tugas akhir dalam menyelesaikan program study diploma III kebidanan . Pelayanan ini dilakukan di Puskesmas
Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN TEORI
d. Memotong dan mengikat tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik. Tindakan ini
dilakukan untuk menilai APGAR skor menit kelima. Cara pemotongan dan pengikatan
tali pusat adalah sebagai berikut :
a) Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir. Penyuntikan oksitosin
dilakukan pada ibu sebelum tali pusat dipotong (oksotosin IU intramuscular)
b) Melakukan penjepitan ke-I tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari dinding
perut (pangkal pusat) bayi, dari titik jepitan tekan tali pusat dengan dua jari
kemudian dorong isi tali pusat kea rah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat
dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari
tempat jepitan ke-1 ke arah ibu.
c) Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan
tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat diantara
kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting DTT (steril)
d) Mengikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi, kemudian lingkarkan kembali
benang tersebut dan ikat dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
e) Melepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan klorin 0,5%
f) Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya inisisasi menyusui dini.
e. Melakukan IMD, dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan sampai 2
tahun dengan makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan. Pemberian ASI pertama kali
dapat dilakukan setelah mengikat tali pusat. Langkah IMD pada bayi baru lahir adalah
lakukan kontak kulit ibu dengan kulit bayi selama paling sedikit satu jam dan biarkan
bayi mencari dan menemukan putting dan mulai menyusui.
f. Memberikan identitas diri segera setelah IMD, berupa gelang pengenal tersebut berisi
identitas nama ibu dan ayah, tanggal, jam lahir, dan jenis kelamin.
g. Memberikan suntikan Vitamin K1. Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir
belum sempurna, semua bayi baru lahir beresiko mengalami perdarahan. Untuk
mencegah terjadinya perdarahan pada semua bayi baru lahir, terutama bayi BBLR
diberikan suntikan vitamin K1 (phytomenadione) sebanyak 1 mg dosis tunggal, intra
muscular pada anterolateral paha kiri. Suntikan vit K1 dilakukan setelah proses IMD dan
sebelum pemberian imunisasi Hepatitis B
h. Memberi salep mata antibiotik pada kedua mata untuk mencegah terjadinya infeksi
pada mata.Salep ini sebaiknya diberikan 1 jam setelah lahir.
i. Menberikan imunisasi Hepatitis B pertama (HB-O) diberikan 1-2 jam setelah pemberian
vitamin K1 secara intramuscular. Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah
9
infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi. Imunisasi Hepatitis
B harus diberikan pada bayi usia 0-7 hari.
j. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir untuk mengetahui apakah terdapat
kelainan yang perlu mendapat tindakan segera serta kelainan yang berhubungan
k. dengan kehamilan, persalinan dan kelahiran. Memeriksa secara sistematis head to toe
(dari kepala hingga jari kaki). Diantaranya :
a) Kepala: pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, sutura menutup/melebar adanya
caput succedaneum, cepal hepatoma.
b) Mata: pemeriksaan terhadap perdarahan, subkonjungtiva, dan tanda-tanda infeksi
c) Hidung dan mulut: pemeriksaan terhadap labioskisis, labiopalatoskisis dan reflex isap
d) Telinga: pemeriksaan terhadap kelainan daun telinga dan bentuk telinga.
e) Leher: perumahan terhadap serumen atau simetris.
f) Dada: pemeriksaan terhadap bentuk, pernapasan dan ada tidaknya retraksi
g) Abdomen: pemeriksaan terhadap membuncit (pembesaran hati, limpa, tumor).
h) Tali pusat: pemeriksaan terhadap perdarahan jumlah darah pada tali pusat, warna
dan besar tali pusat, hernia di tali pusat atau selangkangan.
i) Alat kelamin: untuk laki-laki, apakah testis berada dalam skrotum, penis berlubang
pada ujung, pada wanita vagina berlubang dan apakah labia mayora menutupi labio
minora.
j) Anus: tidak terdapat atresia ani
k) Ekstremitas: tidak terdapat polidaktili dan syndaktili.(Sondakh,2017)
4. Pelayanan Kesehatan Neonatus.
Pelayanan kesehatan neonates menurut kemenkes RI, (2015) adalah pelayanan kesehatan sesuai standar
yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada neonates sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28
hari setelah lahir.
a. Kunjungan neonates ke-1 (KN I) dilakukan 6-48 jam setelah lahir, dilakukan pemeriksaan
pernapasan, warna kulit gerakan aktif atau tidak, ditimbang, ukur panjang badan, lingkar lengan,
lingkar dada, pemberian salep mata, vitamin K1, Hepatitis B, perawatan tali pusat dan
pencegahan kehilangan panas bayi.
b. Kunjungan neonates ke-2 (KN 2) dilakukan pada hari ke-3 sampai hari ke-7 setelah lahir,
pemeriksaan fisik, melakukan perawatan tali pusat, pemberian ASI eksklusif, personal hygiene,
pola istirahat, keamanan dan tanda-tanda bahaya.
c. Kunjungan neonates ke-3 (KN 3) dilakukan pada hari ke-8 sampai hari ke-28 setalah lahir,
dilakukan pemeriksaan pertumbuhan dengan berat badan, tinggi badan dan nutrisinya
5. Pendokumentasian padaBayi Baru Lahir.
a. Data Subjektif
1) Anamnesa
10
Pada langkah pertama harus mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
2) Identitas orang tua
Nama, umur, ras atau suku, agama, status perkawinan, pekerjaan.Maksud pertanyaan ini adalah untuk
identitas(mengenal) klien dan menentukan status sosial ekonominya yang harus kita ketahui.
b. Data Objektif
Pemeriksaan fisik lengkap perlu dilakukan secara sistematis.
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum dan kesadaran penderita Composmentis (kesadaran baik), gangguan kesadaran
meliputi apatis (masa bodoh), samnolen (kesadaran menurun), spoor (mengantuk), koma.
2) Pengukuran tanda-tanda vital.
a) Nadi
Nadi normal adalah 110-120 menit. Bila nadi tidak normal mungkin ada kelainan gangguan
suhu tubuh atau gangguan pernapasan.
b) Pernapasan
Pernapasan normal adalah 24-28 kali/menit.
c) Suhu Badan
Suhu badan normal adalah 36,5 - 37, . Bila suhu lebih tinggi dari 37,5 kemungkinan ada infeksi.
d) Tinggi Badan: Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran < 45 cm.
e) Berat Badan: Berat badan lahir kalau kurang dari 2.5 kg datau lebih 4 kg termasuk resiko.
3) Kepala dan Leher
a) Apakah ada edema pada wajah, adakah tanda lahir, lingkar kepala dan tanda caput atau
cephal haematom
b) Pada mata adakah ada nanah pada konjungtiva, adakah ikhterus pada sklera dan oedem
pada palpebraatau adakah perdarahan.
c) Pada hidung adakah pengeluaran cairan
d) Pada mulut adakah gigi sudah ada, lihat keadaan lidah
e) Telinga adakah pengeluaran dari saluran , dan bentu daun telinga.
f) Leher apalah ada kaku.
4) Payudara
Memeriksa bentuk, Puting , areola warnanya. dan lingkar dada
11
5) Abdomen: Bentuk , kulit tipis , tidak kembung, tali pusat terikat dan tidak berdarah
a) Ekstremitas : Apakah lengkap, kuku panjang
6) Genetalia : Labia mayora meutupi labis minor p[ada perempuan, testis apakah sudah turun pada
laki-laki.
7) Refleks Grap, sucking reflex , ruting reflex dan reflex morro
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah sering
berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan
hasil pengkajian , masalah juga sering menyertai diagnosis.
Diagnosa pada bayi ini adalah Bayi baru lahir cukup bulan fisiologis, dengan masalah
potensial hipotermi.
d. Perencanaan
Pengembangan rencana yang komprehensif sesuai dengan kebutuhan ibu mencakup
komponen:
e. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan seluruh rencana tindakan yang sudah disusun dilaksanakan dengan efisien
dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan, sebagian lagi oleh klien, atau
anggota tim lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri dia tetap memikul tanggung
jawab untuk melaksanakan rencana asuhannya (misal memastikan langkah tersebut benar-benar
terlaksana)
f. Evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan asuhan kebidanan yang telah diberikan kepada pasien harus sesuai
dengan :
1) Tujuan asuhan kebidanan adalah meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan
kesehatan, memfasilitasi ibu untuk menjalani kehamilannya dengan rasa aman dan percaya diri.
12
2) Efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah yaitu dengan mengkaji respon pasien sebagai hasil
pengkajian dalam pelaksanaan asuhan.
3) Hasil asuhan merupakan dalam bentuk konkrit meliputi pemulihan kondisi pasien, peningkatan
kesejahteraan, peningkatan pengetahuan dan kemampuan ibu dalam perawatan diri untuk
memenuhi kebutuhan kesehatannya.
BAB III
PENGKAJIAN : KASIANTEN
A. Pengkajian
Hari/Tanggal : Rabu 28 Juli 2023
Pengkaji : Kasianten
Ruang : bersalin
1. Identitas
a. Nama : By. Ny. S
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. Tgl Lahir/Umur : 1 November 2023/ 0 hari
d. Anak Ke : 1 (pertama)
e. Alamat : Mandala
Identitas orang tua
a. Nama ibu : Ny. S
b. Tgl Lahir/Umur : 19-12-2008/15 tahun
c. Pendidikan : SMP
d. Pekerjaan : Petani
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan melahirkan anak pertamaya pada tanggal 1 november
2023 pukul 10.50 wita, bayi lahir dalam keadaan baik dan sehat
3. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kehamilan dan kelahiran
a) Prenatal
14
(1) Ibu mengatakan ini anak pertama dan tidak pernah keguguran
(2) Ibu mengatakan HPHT 01/02/2023 dengan HTP 8/11/2023
(3) Ibu mengatakan hamil 9 bulan atau 39 minggu
(4) ANC : ibu mengatakan tidak pernah periksa selama
kehamilan
(5) Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit selama
hamil
(6) Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tanda-tanda bayaha
pada kehamilan
(7) Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat selama hamil
b) Natal
Bayi lahir spontan di tolong oleh bidan di Puskesmas Senaru tanggal
1 November 2023 pukul 10.50 wita. Bayi langsung menagis A-S 7-9
dan langsung dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) selam 1 jam
persalianan berlangsung 1 jam dengan warna air ketuban jernih.
2) Faktor lingkungan
Ibu mengatakan dalam lingkungan keluarga dan tetangga tidak ada
menderita penyakit menular. Keadaan lingkungan rumah bersih
3) Faktor genetik
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada penyakit bawaan dan tidak
ada keturunan kembar
4) Faktor sosial
Ibu, suami, berserta keluarga lainnya merasa bahagia dengan
kelahiran bayinya
5) Faktor Psikososial
a. Kontak dini : dilakukan segera stelah lahir
b. Pemberian IMD : dilakukan segera setelah lahir
c. Menyentuh : dilakukan segera setelah lahir
d. Kontak mata : dilakukan segera setelah lahir
15
B. DATA OBJEKTIF
Tanggal 1 November 2023 jam 14.00
1. Pemeriksaan khusus Apgar score
a. Keadaan umum baik : baik
b. Kesadaran : komposmetis
c. Tanda vital
Denyut jantung : 146x/menit
Suhu : 36,6
Pernapasan : 42x/menit
2. Atropometri
Berat Badan (BB) : 2500 gram
Panjamg Badan : 47 cm
Lingkar kepala : 29 cm
Lingkar dada : 29 cm
Lingkar lengan 10 cm
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : ubun-ubun datar, satura normal, tidak ada caput
suksedanium, tidak ada troma jalan lahir seperti cephal hematum,
dan lingkar kepala normal
Wajah : tanpak normal, tidak ada kelianan
Mata : gerkan mata normal, semetris dengan daun telingga, tidak
ada sekret atau tanda-tanda infeksi, tidak ada perdarahan, sclera
tidak ikterus
Hidung : bentuk normal, tidak ada pernapsan cuping hidung
Mulut : bibir tidak labiokhisis, warna merah, platum normal, lidah
bersih
Telingga : lunak, tidak da tanda-tanda infeksi, tidak dad kelinan
Leher : tidak da pembekaan kelenjar tiroid, tidak ada bendungan
vena jugularis
b. Dada :
Insfeksi : simetri, klavikula normal, puting susu menonjol, tidak ada
tarikan dinding dada saat bernafas
16
Dx : Bayi Ny. “S” Umur 0 hari dengan bayi cukup bulan sesuai masa
kehamilan
Ds : - Ibu mengtakan HTP 08/11/2023
- Bayi lahir tanggal 1/11/2023 pukul 10.50 wita
Do : - Usia kehamilan 39 minggu
- Keadaan umum bayi baik, BB 2500 gram, PB 47 cm, A-S 7-9
- Warna kulit kemerahan, gerkan aktif, tangisan kuat
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
D. INDENTIFIKASI DIANGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Diangnosa Potensial : Tidak ada
Masalah potensial : tidak adad
E. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA, KOLABORASI, DAN
RUJUKAN
Kebutuhan segera : Tidak ada
Kolaborasi : Tidak ada
Rujukan : Tidak ada
F. INTERVENSI
Tanggal 1 November 2023 jam 12.00
1) Jelaskan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bayi
2) Lakukan inform consent pada ibu dan keluarga
3) Tetap menjaga kehangantan bayi
4) Lakukan pemberian injeksi vit K
5) Lakukan pemberian salep mata pada bayi
6) Anjuraka ibu dan keluaraga untuk tetap menjaga kehagatan bayi
G. IMPLEMENTASI
H. EVALUASI
I. .
1) Penyakit masa anak-anak : Batuk, pilek demam
2) Alergi : Tidak ada
3) Pengalaman sakit/dirawat sebelumnya :
4) Pengobatan terakhir :
18
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Composmentis
2) Kondisi klien secara umum : Baik
3) Tanda-tanda vital : TD 100/60 mmHg, N : 94x/mnt, S :
36.3 o C, SPO2 98 %.
4) TB/BB : 150 cm/ 63kg
5) Keadaan kulit : warna sawo matang, tdk ada
kelainan kulit
b. Pemeriksaan Cepalo Kaudal
1) Kepala : bentuk normal, rambut bersih
Mata : bersih, penglihatan normal, sclera tidak ikterus, konjungtiva
merah
Telinga : simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada nyeri, fungsi
pendengaran baik
Hidung : tidak ada polif, secret ataupun nyeri
Mulut : Bicara normal, bibir kering, lidah merah muda, selaput
20
mukosa normal
Gigi : Tidak ada caries, nafas agak bau, suara agak serak, ada dahak
2) Leher : Tidak ada kelainan, tidak ada nyeri telan
3) Dada : bentuk simetris, ada tarikan dinding dada, puting susu
menonjol terdapat pengeluaran colostrum
4) Abdomen : tidak ada kelainan
- Inspeksi: terlihat luka bekas operasi
- Palpasi : nyeri tekan bekas operasi
- Auskultasi : bisning usus dalam batas normal
- Perkusi : massa (-)
5) Genetalia :
Inspeksi : tidak ada luka perineum, terdapat pengeluaran lochea
+100 cc
6) Anus dan Rectum : tidak ada hemoroid
7) Extremitas
Ektremitas atas :
a) Inkspeksi : bentuk simetris,kuku jari tangan tampak bersih.
b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan
c) Auskultasi: tidak dilakukan
d) Perkusi : tidak dilakukan
Ektremitas bawah :
a) Inkspeksi : tidak simetris
kuku jari kaki tampak bersih.
b) Palpasi : ada nyeri tekan.
c) Auskultasi: tidak dilakukan
d) Perkusi : tidak dilakukan
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium :
Nama Test Hasil Satuan Nilai Metode
Rujukan
Darah Lengkap
21
SGPT Flowcytometri
Glukosa Darah Laser Optical
Glukosa Sewaktu Flowcytometri
Calculated
Calculated
Urease-GLDH,UV
Sarcosine Oxidase
IFCC
GOD-POD
6. Terapi yang diberikan tgl 28 Juli 2023
a. infus RL drip Fentanyl + kentamin 10 tpm
b. keterolac 3x1 amp/iv jam 18.30amp/iv/jam 18.30
c. cefotaxime 1 gr jam 18.30
d. Asam Tranneksamat 3x1 amp/iv jam 18.30
e. Oxytosin 2 amp/ 24 jam
J. Analisa Data
Tgl/Jam Data Focus Etiologi Problem
28 Juli DS : Section caesarea Gangguan
didefinisikan rasa nyaman
2023 - Ny N mengatakan
sebagai proses karena nyeri
nyeri luka jahitan,
10.30 kelahiran janin bekas luka
menggigil, mual
dengan melalui SC
Wita -
operasi dinding
DO :
abdomen
- k/u baik ks: cm, TD:
(laporotomi) dan
87/55mmhg, N :
dinding uterus
92x/m, RR: 20x/m, S:
(hiterektomi).
36,3, Spo2 : 97%,
Definisi tersebut
CUT (+), Tfu spusat,
tidak meliputi
perdarhan (-), PPV
pengangkatan
(+), UT :100cc,
janin dari ruang
warna kuning
abdomen dalam
kasus ruptur uteri
atau kehamilan
abdomen
23
L. Rencana (Intervensi)
N Tg Dx Tujuan dan Intervensi Rasional
o l Kriteria Hasil
1 28- Ketidaknyamana Setelah - Jaga - Denga
7- n akibat nyeri dilakukan kebersihan n
23 perut bekas Luka Asuhan badan dan menjag
SC kebidanan daerah luka a
selama 1 x 24 operasi person
jam untuk al
- Klien mampu mencegah hygien
mengidentifik terjadinya e
asi dan infeksi secara
mengontrol - Mengajarka baik
faktor yang n tehnik makan
dapat relaksasi resiko
menyebabkan terjadi
yeri dan tidak nya
nyaman : infeksi
pasien merasa dapat
lega dan dihinda
terlihat tenang ri
M. Implementasi
Tgl Dx Jam Implementasi Respon Hasil
28-7- Ketidaknyamana 15.30 - Jaga personal - klien
n akibat nyeri Wita hygiene mengatakan
23
perut bekas luka dengan lebih
SC menganjurkan nyaman
ibu menggunak
menggunakan an kain
pakaian bersih yang bersih
dan kering dan kering
- Klien
mengataka
n bisa
mengontrol
24
rasa nyeri
luka SC
- Klien
tampak
nyaman
N. Evaluasi
Tgl Dx Jam Catatan Paraf
Perkembangan
29/07/2023 Ketidaknyamanan 06.00 DS :
akibat nyeri perut - Os mengeluh
Wita
luka SC masih nyeri
perut luka
SC
- Klien
mengatakan
mampu dan
mengerti tentang
personal hygiene
dan Teknik
relaksasi yang
telah diajarkan
DO:
- TD 102/70
mmHg, N :
90x/mnt, S : 36.3
o
C, SPO2 97 %.
Tfu 2 jari
bawah
pusat,Cut (+)
baik,
perdarahan
25
3x1
Sf 2x1
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
31
Alim, Z., & Safitri, Y. A. 2016. Faktor yang mempengaruhi kejadian ketuban
pecah dini pada ibu hamil trimester III di rumah sakit bantuan lawang.
Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti, 4(1), 95–103.
Asizah, A. 2019. Hubungan Usia, Paritas, Riwayat Ketuban Pecah Dini Dan
Preeklamsia Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini (Di Rsud Syarifah
Ambami Rato Ebu Bangkalan Kab. Bangkalan). STIKes Ngudia Husada
Madura.
Fitriyani, F. 2018. Faktor Determinan Pada Ketuban Pecah Dini. Jurnal Media
Kesehatan, 11(1). https://doi.org/10.33088/jmk.v11i1.357
Herawati, I., & Oktavianti, L. 2017. Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Ketubsn
Pecah Dini Di Rsud Kota Bekasi Periode Juni-September 2016. Kesehatan
Komunitas, 9(2).
Huda, N., Sulastri, S. K., & Kp, S. E. S. 2013. Faktor-Faktor yang mempengaruhi
ketuban pecah dini di RS PKU muhammadiyah surakarta. Universitas
Muhammadiyah Surakarta