Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KELOMPOK

RESUME KEPERAWATAN PADA NY.A DENGAN


DIAGNOSA MEDIS PREEKLAMSIA DI POLI OBGYN RSUP
TADJUDDIN CHALID MAKASSAR

OLEH :
KELOMPOK 3

1. SURDAN SAMLAWI NS0621139


2. MUSDALIFAH NS0621107
3. JUSMAN NS0621084
4. MARDIANA SOLEMAN NS0621092
5. RESKI ENDRIANI NS0621126
6. SUCI SUGIARTI NS0621138
7. MELANIA TODADAI NS0621100
8. IRMA YANTI NS0621081

CI Lahan CI Institusi

( ) ( )

PROGRAM STUDI PREFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2022
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP DASAR MEDIS
1. Definisi
Preeklampsia merupakan gangguan hipertensi yang terjadi pada
ibu hamil dengan usia kehamilan lebih dari 20 minggu yang ditandai
dengan meningkatnya tekanan darah ≥ 140/90 MmHg disertai dengan
edema dan proteinuria (Faiqoh, 2014).
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang
ditandai dengan tingginya tekanan darah, tingginya kadar protein dalam
urine serta edema. Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya
hipertensi spesifik yang disebabkan kehamilan disertai dengan gangguan
sistem organ lainnya pada usia kehamilan diatas 20 minggu. Preeklampsia,
sebelumya selalu didefinisikan dengan adanya hipertensi dan proteinuri
yang baru terjadi pada kehamilan (new onset hypertension with
proteinuria) (POGI, 2016).
Meskipun kedua kriteria ini masih menjadi definisi klasik
preeklampsia, beberapa wanita lain menunjukkan adanya hipertensi
disertai gangguan multsistem lain yang menunjukkan adanya kondisi berat
dari preeklampsia meskipun pasien tersebut tidak mengalami proteinuri.
Sedangkan, untuk edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik
karena sangat banyak ditemukan pada wanita dengan kehamilan normal
(POGI, 2016).
2. Etiologi
Sampai dengan saat ini penyebab utama preeklamsia masih belum
diketahui secara pasti. Beberapa ahli percaya bahwa preeklamsia diawali
dengan adanya kelainan pada plasenta, yaitu organ yang berfungsi
menerima suplai darah dan nutrisi bagi bayi selama masih di dalam
kandungan.
Teori lain menjelaskan preeklampsia sering terjadi pada
Primigravida, Kehamilan Post Matur /Post Term serta Kehamian Ganda.
Berdasarkan teori teori tersebut preeklampsia sering juga disebut“
Deseases Of Theory” . Beberapa landasan teori yang dapat dikemukakan
diantaranya adalah (Nuraini, 2011) :
a. Teori Genetik
Berdasarkan pada teori ini preeklampsia merupakan penyakit yang
dapat diturunkan atau bersifat heriditer, faktor genetik menunjukkan
kecenderungan meningkatnya frekuensi preeklampsi pada anak-anak
dari ibu yang menderita preeklampsia, serta peran Renin-Angiotensin-
Aldosteron-System (RAAS) dimana enzim renin merupakan enzim
yang dihasilkan oleh ginjal dan berfungsi untuk meningkatkan tekanan
darah bekerja sama dengan hormon aldosteron dan angiotensin lalu
membentuk sistem.
b. Teori Immunologis
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan jarang
timbul pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat diterangkan bahwa
pada kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies terhadap
antigen plasenta tidak sempurna.
c. Teori Prostasiklin & Tromboksan
Pada preeklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler,
sehingga terjadi penurunan produksi prostasiklin yang pada kehamilan
normal meningkat, aktifitas penggumpalan dan fibrinolisis, yang
kemudian akan diganti trombin dan plasmin. Trombin akan
mengkonsumsi antitrombin mentebabkan pelepasan tromboksan dan
serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.
Menurut Marianti (2017) selain Primigravida, Kehamilan Ganda
serta Riwayat Preeklampsia, beberapa faktor lainnya yang bisa
meningkatkan resiko preeklamsia antara lain adalah :
a. Malnutrisi Berat.
b. Riwayat penyakit seperti : Diabetes Mellitus, Lupus, Hypertensi
dan Penyakit Ginjal.
c. Jarak kehamilan yang cukup jauh dari kehamilan pertama.
d. Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
e. Obesitas.
f. Riwayat keluarga dengan preeklampsia.
3. Patofisiologi
Pada preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah yang disertai
dengan retensi air dan garam. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat
arteriola glomerolus. Pada beberapa kasus, lumen aretriola sedemikan
sempitnya sehingga nyata dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika
semua arteriola di dalam tubuh mengalami spasme maka tekanan darah
akan naik, sebagai usaha untuk mengatasai kenaikan tekanan perifer agar
oksigen jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan
edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam
ruangan interstisial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air
dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga
terjadi perubahan pada glomerolus.
Vosokontriksi merupakan dasar patogenesis preeklampsia yang
dapat menimbulkan peningkatan total perifer resisten dan menimbulkan
hipertensi. Adanya vasokonstriksi juga akan menimbulkan hipoksia pada
endotel setempat, sehingga terjadi kerusakan endotel, kebocoran arteriola
disertai perdarahan mikro tempat endotel.
Pada preeklampsia serum antioksidan kadarnya menurun dan
plasenta menjadi sumber terjadinya peroksidase lemak. Sedangkan pada
wanita hamil normal, serumnya mengandung transferin, ion tembaga dan
sulfhidril yang berperan sebagai antioksidan yang cukup kuat. Peroksidase
lemak beredar dalam aliran darah melalui ikatan lipoprotein. Peroksidase
lemak ini akan sampai kesemua komponen sel yang dilewati termasuk sel-
sel endotel tersebut. Rusaknya sel-sel endotel tersebut akan mengakibatkan
antara lain ; adhesi dan agregasi trombosit, gangguan permeabilitas lapisan
endotel terhadap plasma, terlepasnya enzim lisosom, thromboksan dan
serotonin sebagai akibat rusaknya trombosit. Produksi tetrasiklin terhenti,
terganggunya keseimbangan prostasiklin dan tromboksan, terjadi hipoksia
plasenta akibat konsumsi oksigen dan perioksidase lemak (Nuraini, 2011).

4. Manifestasi Klinik
Tanda klinis utama dari preeklampsia adalah tekanan darah yang
terus meningkat, peningkatan tekanan darah mencapai 140/90 mm Hg atau
lebih atau sering ditemukan nilai tekanan darah yang tinggi dalam 2 kali
pemeriksaan rutin yang terpisah. Selain hipertensi, tanda klinis dan gejala
lainnya dari preeklamsia adalah :
a. Tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110
mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit
menggunakan lengan yang sama.
b. Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter.
c. Nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen.
d. Edema Paru.
e. Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus.
f. Oligohidramnion
Beberapa penelitian terbaru menunjukkan rendahnya hubungan
antara kuantitas protein urin terhadap luaran preeklampsia, sehingga
kondisi protein urin masif ( lebih dari 5 g) telah dieleminasi dari kriteria
pemberatan preeklampsia (preeklampsia berat). Kriteria terbaru tidak lagi
mengkategorikan lagi preeklampsia ringan, dikarenakan setiap
preeklampsia merupakan kondisi yang berbahaya dan dapat
mengakibatkan peningkatan morbiditas dan mortalitas secara signifikan
dalam waktu singkat (POGI, 2016).
5. Penatalaksanaan Medik
Menurut (Pratiwi, 2017) penatalaksanaan pada preeklampsi adalah
sebagai berikut :
a. Tirah Baring miring ke satu posisi.
b. Monitor tanda-tanda vital, refleks dan DJJ.
c. Diet tinggi kalori, tinggi protein, rendah karbohidrat lemak dan
garam.
d. Pemenuhan kebutuhan cairan : Jika jumlah urine < 30 ml/jam
pemberian cairan infus Ringer Laktat 60-125 ml/jam.
e. Pemberian obat-obatan sedative, anti hypertensi dan diuretik.
f. Monitor keadaan janin ( Aminoscopy, Ultrasografi).
g. Monitor tanda-tanda kelahiran persiapan kelahiran dengan induksi
partus pada usia kehamilan diatas 37 minggu.
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep
diterapkan dalam praktik keperawatan, terdiri atas lima tahap yang
berurutan dan saling berhubungan, yaitu pengkajian, diagnosis,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Tahap- tahap tersebut
berintegrasi terhadap fungsi intelektual problem-solving dalam
mendefinisikan suatu asuhan keperawatan (Nur Salam, 2013). Berikut
lima tahap konsep asuhan keperawatan pada klien dengan preeklampsi:
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan
yang dihadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat
ditentukan (Purba, 2019)
a. Anamnesa
Pada langkah pertama harus mengumplkan semua informasi yang
akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
klien.
b. Identitas
Nama, umur, ras atau suku, agama, status perkawinan, pekerjaan.
Maksud pertanyaan ini adalah untuk identitas(mengenal) klien dan
menentukan status sosial ekonominya yang harus kita ketahui.
c. Keluhan utama
Alasan ibu datang ketempat bidan/klinik yang diungkapkan dengan
kata-kata sendiri. Riwayat pernikahan : Nikah atau tidak, berapa kali
nikah dan berapa lama nikah
d. Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat kehamilan sekarang meliputi HPHT, gerak janin, tanda-
tanda bahaya, keluhan-keluhan pada kehamilan, penggunaan obat-
obatan, kekhawatiran yang dirasakan ibu.
e. Riwayat kebidanan yang lalu
Riwayat kebidanan yang lalu meliputi jumlah anak, anak yang lahir
hidup, persalinan aterm, persalinan premature, keguguran, persalinan
dengan tindakan, riwayat perdarahan pada kehamilan, persalinan dan
nifas sebelumnya, kehamilan dengan tekanan darah tinggi, berat badan
bayi, dan masalah-masalah yang di alami ibu.
f. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan termasuk penyakit-penyakit yang didapat
dahulu dan sekarang, seperti masalah hipertensi, diabetes mellitus,
malaria, PMS atau HIV/AIDS.
g. Riwayat sosial dan ekonomi
Riwayat sosial dan ekonomi meliputi status perkawinan, respon ibu
dan keluarga terhadap kehamilan ibu, riwayat KB, dukungan keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga, gizi yang dikonsumsi dan
kebiasaan makan, kebiasaan hidup sehat, merokok dan minuman keras,
mengkonsimsi obat-obat terlarang, kegiatan sehari-hari, tempat dan
petugas kesehatan yang di inginkan.
2. Pemeriksaan Fisik Keperawatan
Pemeriksaan Fisik Lengkap Perlu Dilakukan Pada Kunjungan
Awal Wanita Hamil Untuk Memastikan Apakah Wanita Hamil Tersebut
Mempunyai Abnormalitas Media Atau Penyakit. Berikut Adalah
Pemeriksaan Fisik Yang Dilakukan:
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum Dan Kesadaran Penderita Composmentis
(Kesadaran Baik), Gangguan Kesadaran Meliputi Apatis (Masa
Bodoh), Samnolen (Kesadaran Menurun), Spoor (Mengantuk), Koma.
b. Pengukuran tanda-tanda vital.
1) Tekanan darah: Tekanan darah yang normal adalah 110/80 mmHg
sampai 140/90 mmHg. Bila > 140/90 mmHg hati-hati adanya
hipertensi/preeklamsi.
2) Nadi : Nadi normal adalah 60-100 menit. Bila nadi tidak normal
mungkin ada kelainan paru-paru atau jantung.
3) Pernapasan: Pernapasan normal adalah 18-24 kali/menit.
4) Suhu Badan: Suhu badan normal adalah 36,5 - 37,5 . Bila suhu
lebih tinggi dari 37,5 kemungkinan ada infeksi.
5) Tinggi Badan : Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko
apabila hasil pengukuran <145 cm.
6) Berat Badan . Pada kehamilan peningkatan berat badan sektar 25
% dari sebelum hamil (9,5 - 12,5 kg). Selama TM I kisaran
pertambahan berat badan sebaiknya 1-2 kg (350-500 gr/minggu)
sedangkan pada trimester II dan III sebanyak 0,5 kg/ minggu.
Kenaikan BB ibu hamil berhubungan dengan Indeks Massa Tubuh
(IMT) agar kita bisa mengontrol kenaikan BB itu hamil agar tidak
berlebihan dan tidak juga kekurangan.
7) IMT dapat di interpretasikan dalam kategori berat kurang dengan
IMT kurang dari 19,8, kategori normal dengan IMT 19,8-26,
kategori berat lebih atau tinggi dengan IMT 26-29 dan kategori
obesitas dengan IMT lebih dari 29.
8) Kepala dan Leher
a) Apakah ada edema pada wajah, adakah cloasma gravidarium
b) Pada mata adakah pucat pada konjungtiva, adakah ikhterus
pada sklera dan oedem pada palpebra
c) Pada hidung adakah pengeluaran cairan atau polip
d) Pada mulut adakah gigi yang berlubang, lihat keadaan lidah
e) Telinga adakah pengeluaran dari saluran luar telinga.
f) Leher apalah ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembuluh
limfe.
9) Payudara
a) Memeriksa bentuk, ukuran dan simestris atau tidak

b) Puting payudara menonjol, datar, atau masuk kedalam.

c) Ada colostrum atau cairan lain dari puting susu.

d) Pada saat klien berbaring, lakukan palpasi secara sistematis


dari arah payudara danaksila, kemungkinan terdapat massa atau
pembesaran pembuluh limfe dan benjolan.

10) Abdomen
a) Leopold I
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang
berada pada bagian fundus dan mengukur tinggi fundus uteri
menggunakan pita cm (Mc. Donald). Pemeriksaan ini
sebaiknya dilakukan pada UK(usia kehamilan) 24 minggu
(4bulan) ketika semua bagian janin sudah dapat diraba
b) Leopold II
Untuk mengetahui letak janin memanjang atau melintang,
dan bagian yang teraba disebelah kiri atau kanan.
c) Leopold III
Untuk menetukan bagian terbawah janin (presentasi).
d) Leopold IV
Untuk menetukan bagian terbawah janin apakah sudah
memasuki PAP (divergen) atau belum memasuki PAP
(convergen).
e) Denyut jantung janin biasa di dengar pada kuadran bagian
punggung, 3 jari dibawah pusat ibu. Denyut jantung janin yang
normal 130-160 kali/menit.
f) Tafsiran berat badan janin (TBJ) untuk mengetahui tafsiran
berat badan janin saat usia kehamilan trimester III. Dengan
rumus : (TFUn)x155 = ... gram
n = 13 jika kepala belum masuk pintu atas panggul (PAP)
n = 12 jika kepala berada di atas PAP
n = 11 jika kepala sudah masuk PAP
g) Pemeriksaan panggul, ukuran panggul luar meliputi:
1) Distansia spinarum: jarak antara spina iliaka anterior
superior kiri dan kanan (23cm-26cm).
2) Distansia cristarum: jarak antara crista iliaka kiri dan
kanan (26cm-29cm).
3) Conjugata eksterna: jarak antara tepi atas simfisis pubis
dan ujung prosessus spina
11) Ekstremitas : apakah ada edema, apakah kuku pucat,aApakah ada
varices dan bagaimana refleks patella
12) Genetalia,Lihat adanya luka, varices, atau pengeluaran cairan
3. Diagnostik test/Pemeriksaan diagnostic
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada
preeklampsia adalah sebagai berikut (Abiee, 2012) :
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah :
a) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal
hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr %) \
b) Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol %).
c) Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3 ).
2) Urinalisis
Ditemukan protein dalam urine.
3) Pemeriksaan Fungsi hati
a) Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl ).
b) LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat.
c) Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.
d) Serum Glutamat pirufat transaminase (SGPT ) meningkat (N=
15-45 u/ml).
e) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat
(N= <31 u/l).
f) Total protein serum menurun (N= 6,7-8,7 g/dl)
4) Tes kimia darah
Asam urat meningkat (N= 2,4-2,7 mg/dl)
b. Radiologi
1) Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus.
Pernafasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume
cairan ketuban sedikit.
2) Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin lemah.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA

Faiqoh, E. (2014). Hubungan karakteristik ibu, anc dan kepatuhan perawatan ibu
hamil dengan terjadinya preeklampsia. Jurnal Berkala Epidemiologi.
Marianti. (2017). Alodokter - Preeclampsia. Retrieved from
https://www.alodokter.com/preeklamsia
Nur Salam. (2013). Proses Keperawatan. Retrieved from
fkep.unand.ac.id/images/Proses_kep.doc
Nuraini, A. (2011). Pre Eclampsia. Retrieved from
http://repository.ump.ac.id/846/3/Affifah Nur Ariani BAB II.pdf
POGI. (2016). PNPK Pre Eklamsi. Retrieved from
https://pogi.or.id/publish/download/pnpk-dan-ppk/
Pratiwi, W. (2017). Asuhan Keperawatan Pre Eklampsi. Retrieved from
https://www.academia.edu/36262522/PRE_EKLAMSI
Purba, M. A. (2019). Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.
https://doi.org/https://doi.org/10.31227/osf.io/pz42x

Anda mungkin juga menyukai