Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PERTEMUAN 1 & 2

KONSEP DASAR PARENTING

NAMA : KHAIRUN NISA


NIM : 2015201013
PRODI : SI KEBIDANAN
TINGKAT / KELAS : III / A

DOSEN PENGAMPU
RAHMAWANI FAUZA, SST., MKM

MATA KULIAH
PARENTING DALAM KEBIDANAN

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN


TA. 2022
SOAL
1. Seorang ibu mendatangi klinik bidan dengan keluhan ibu tersebut merasa memerlukan
konseling tentang bagaimana tahapan pembentukan parenting. Di bawah ini yang
bukan merupakan tahapan pembentukan parenting adalah…..
a. Melakukan identifikasi kebutuhan orangtua Setiap orangtua memiliki kebutuhan
dan keinginan yang berbeda-beda terhadap anak-anaknya yang menjadi peserta
didik dilembaga PAUD.
b. Membentuk kepanitiaan parenting yang melibatkan komite sekolah. Kepanitiaan
dalam program parenting di bentuk dengan melibatkan komite sekolah sehingga
program parenting yang akan dikembangkan betul-betul dapat menjembatani
kebutuhan 11 orangtua dan kebutuhan sekolah/lembaga PAUD
c. Membuat job deskripsi masing-masing bagian. Setelah susunan kepanitiaan untuk
program parenting dengan struktur organisasi yang jelas sudah terbentuk
selanjutnya masing-masing bagian menyusun job deskripsi atau rencana tugas di
masing-masing bagian dan seksi yang ada.
d. Menyusun program Perangkat organisasi yang terbentuk selanjutnya bekerja
dibawah komando Ketua program Parenting untuk menyusun program yang akan
dilaksanakan, siapa pelaksananya, siapa narasumbernya, berapa anggarannya.
e. Semua salah

2. Seorang ibu mendatangi klinik bidan dengan keluhan ibu tersebut merasa memerlukan
konseling tentang bagaimana tahapan pembentukan parenting. Adapun tujuan dari
pengembangan program parenting adalah…..
Jawab :
 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dalam melaksanakan
perawatan, pengasuhan, dan pendidikan anak di dalam keluarga sendiri dengan
landasan dasar-dasar karakter yang baik.
 Mempertemukan kepentingan dan keinginan antara pihak keluarga dan pihak
sekolah guna mensikronkan keduanya sehingga pendidikan karakter yang
dikembangkan di lembaga PAUD dapat ditindak lanjuti di lingkungan keluarga
 Menghubungkan antara program sekolah dengan program rumah.
3. Sebuah keluarga selalu memastikan anaknya mengikuti semua aturan ketat dari ayah
dan ibunya. Dari pola asuh di atas termasuk kedalam jenis parenting?
a. Otoriter
b. Demokrasi
c. Otoritatif
d. Permisif
e. Komunikatif

4. Sebuah keluarga selalu memastikan anaknya mengikuti semua aturan ketat dari ayah
dan ibunya. Apa akibat yang dapat terjadi pada jenis pola asuh tersebut?
Jawab :
Walau anak yang dididik otoriter seringkali bersikap baik dan taat aturan, namun
dampak negatifnya juga banyak, Moms. Ini beberapa di antaranya:
 Ketergantungan aturan. Karena terbiasa menjalankan aturan, maka hidupnya
jadi semacam ketergantungan aturan yang membuatnya sulit hidup tanpa
arahan. Ketika anak dihadapkan dengan kondisi yang aturannya bebas atau
tidak jelas, ia merasa tidak aman dan tidak tahu pasti akan berbuat apa.
 Kurang percaya diri. Pola asuh otoriter membuat anak tidak terbiasa
mengambil keputusan, karena semua keputusan dan pilihan sudah ditetapkan
oleh orang tuanya. Dampaknya, anak jadi tidak percaya diri, terutama dalam
membawa diri di lingkungan baru atau di kondisi sosial lainnya.
 Suka memberontak. Anak-anak dari orang tua otoriter akan tumbuh lelah dan
muak dengan aturan ketat tanpa henti. Akibatnya, mereka akan coba-coba
mencari tahu batasan orang tua mereka dengan melakukan aksi yang mungkin
membahayakan diri mereka sendiri.
 Pelaku bullying. Children see, children do! Sikap Anda adalah contoh bagi
anak. Maka jika anak sering melihat hukuman adalah hal yang normal terjadi,
bisa jadi ia akan menjadi pelaku bullying di sekolah.
 Sulit berekspresi. Terbiasa tunduk pada peraturan dan hukuman, membuat Si
Kecil sulit berekspresi. Ia bahkan cenderung tumbuh menjadi pemalu dan
tidak percaya diri untuk berteman.
5. Sebuah keluarga Jarang sekali mendisiplinkan anak, selain itu Sangat jarang atau
bahkan tidak pernah memiliki ekspektasi atau responsif terhadap hal-hal yang
dialami anak, sifatnya non-tradisional dan memberikan banyak kelonggaran pada
anak, cenderung menghindari konfrontasi komunikatif, lebih banyak memposisikan
diri sebagai teman bagi anaknya. Pola tersebut termasuk kedalam jenis pola asuh….
a. Otoriter
b. Demokrasi
c. Otoritatif
d. Permisif
e. Komunikatif

Anda mungkin juga menyukai