Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Setiap jenis pola asuh orang tua menggunakan pendekatan yang berbeda dalam
membesarkan anak, tentu saja masing-masing jenis memiliki kelebihan dan
kekurangan ,penerapan pola asuh terhadap anak akan berimbas pada perkembangan dan
bagaimana sang anak bersikap terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu, pemilihan
pola asuh juga berdampak pada berbagai bidang kehidupan anak dimasa sekarang
ataupun masa depan. Baik di akademik, kesehatan mental, harga diri, hubungan sosial
dan hubungan saat dewasa. Menghadapi era globalisasi yang serba modern seperti
sekarang ini, kemajuan teknologi dan informasi semakin terbuka lebar tanpa adanya
batasan-batasan mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga mengakibatkan
dampak yang ditimbulkannya semakin kompleks. Salah satu yang diakibatkan adalah
semakin berat tugas yang diemban orang tua, khususnya dalam hal mengasuh anak.
Pengasuhan anak merupakan proses yang paling penting dan mendasar agar kelak anak
memiliki kepribadian yang baik dalam menyiapkan seorang anak menjadi manusia
dewasa baik di kalangan keluarga maupun di masyarakat terutama dalam agamanya.
Sumber?

Pola asuh adalah suatu sistem atau cara yang dilakukan untuk
menjaga,marawat.mendidik anak kecil. Pola asuh juga diartikan sebagai seluruh cara
perlakuan orang tua yang diterapkan pada anak, baik di rumah, di sekolah,di pesantren
dan dimasyarakat itu sendiri. Gaya pola asuh orang tua menurut Baumrind, ada empat
gaya pola asuh menurut Baumrind yaitu Authoritative, Authoritrian, Permissive dan
Uninvolved atau neglacful , Pola asuh authoritative menjadi pola asuh yang paling
ideal dibandingkan dengan ketiga pola asuh lainnya, hal ini disebabkan karena adanya
keseimbanganan antara tingginya permintaan orang tua yang dibarengi dengan
tinggainya respon yang diberikan orang tua terhadap anak . Orang tua yang
menerapkan pola asuh authoritative sangat senang dan mendukung dengan perilaku
konstruktif anak, serta berharap anak bisa lebih matang, mandiri, dan berperilaku
sesuai dengan usia perkembangannya. Sumber?

Pola asuh authoritarian atau otoriter lebih berorientasi pada adanya permintaan
yang tinggi dari orang tua terhadap anak dan tidak dibarengi dengan tingginya respon

1
orang tua terhadap anak, hal ini cenderung memperilihatkan kekuatan (power) orang
tua terhadap anak. Pola asuh ini tidak memberikan kesimbangan antara permintaan
orang tua dengan respon orang tua terhadap anak. Pola asuh ini menerapkan disiplin
keras yang sesuai dengan kehendak orang tua dan serta membatasi kebabasan anak
untuk mengungkapkan perasaannya, hal ini akan memberikan efek buruk terhadap
perilaku anak. gaya pola asuh permissive orang tua cenderung untuk mengikuti semua
keinginan anak atau dalam istilah lain mungkin yang tepat yaitu memanjakan anak.

Gaya pola asuh neglectful. Kata lain pola asuh ini yaitu uninvolved, sesuai
dengan artinya bahwa dalam pola asuh ini keterlibatan orang tua maupun respon orang
tua terhadap anak sangat rendah. Orang tua cenderung mengabaikan atau membiarkan
anak berkembang dengan sendiri. Anak dalam proses perkembanganya tentu
membutuhkan pendamping untuk mengarahkan setiap perilaku dalam kehidupanya,
namun tentu jika hal tersebut tidak terjadi maka ini akan mendorong terbentuknya
perilaku buruk pada diri anak.

Berdasarkan penelitian sebelumnya hanya terfokus kepada nilai afektif anak,


perilaku menyimpang karena disebabkan pola asuh yang otoriter, sedangkan pada
pondok pesantren tahfidz quran Thariq Bin Ziyad, tidak menggunakan pola asuh yang
otoriter tetapi pola asuh yang sesuai dengan perkembangan anak, serta mempermudah
anak untuk bertumbuh dan berkembang.tetapi kalau ada anak yang melanggar
peraturan, akan tetap diberikan sangsi sesuai apa yang dilakukan oleh anak. Tetapi
walaupun kita menggunakan pola asuh yang sesuai perkembangan anak tetap saja
didalam penerapan teori masih tetap ada yang tidak sesuai. Bahkan ada yang masih
tetap melanggar peraturan.

Penelitian ini berfokus dipesantren Tahfidz sedangkan yang sebelumnya, ada


dipesantren modern. Walaupun berbeda tempat tetapi didalam pesantren tetap terdapat
penyimpangan-penyimpangan serta perilaku yang kurang baik, dikarenakan oleh
teman sebaya atau pengaruh yang telah didapat sebelumnya dan juga lingkungan
sekitar yang memadai untuk melakukan kesalahan itu.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apa saja yang terjadi dilingkungan
pesantren, pentingnya melakukan penelitian ini agar kita bisa memperbaiki pola asuh
kedepan, karena pola asuh sangat penting untuk kita mendidik anak-anak yang lebih

2
baik, ini bukan tertuju kepada orang tua saja, tetapi untuk para guru dan pada
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai