Anda di halaman 1dari 3

“PENERAPAN POLA ASUH KELUARGA DI ERA MODERN”

Keluarga adalah salah satu tempat pendidikan yang paling penting dan pertama pembentukan
karakter bagi anak. Pola asuh pada anak bertujuan untuk melayani kebutuhan fisik dan psikis
anak dan dapat diimplementasikan dalam bentuk-bentuknya. Mensosialisasikan norma-norma
yang berlaku di masyarakat agar anak dapat hidup rukun dengan masyarakat. Pendidikan
tidak dapat dipisahkan dari manusia dalam kehidupannya, termasuk dalam lingkungannya
keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, orang tua dan kemudian
saudara kandung memegang peranan yang sangat penting dalam penyelenggaraan
pendidikan. Jika seorang anak mengenyam pendidikan di lingkungan keluarga, maka akan
dilanjutkan dengan pendidikan lanjutan, yaitu dengan pendidikan formal yang diperoleh di
lingkungan sekolah. Peran pendidikan yang sebelumnya dimainkan oleh orang tua telah
digantikan oleh seorang guru di sekolah. Kemudian, setelah pendidikan keluarga dan sekolah,
anak-anak untuk mengenyam pendidikan di lembaga pendidikan masyarakat. Saat ini,
masyarakat hidup di era modern dan mengalami perkembangan teknologi yang maju tidak
biasa. Manusia tidak bisa hidup tanpa teknologi. Teknologi adalah segalanya bagi manusia,
sehingga juga menaungi dampak positif dan negatifnya bagi manusia. Dampak negatif
perkembangan era modern terlihat jelas, seperti perilaku moral anak yang cukup
memprihatinkan. Oleh karena itu peran orang tua dalam lingkungan keluarga sangat
menentukan nilai-nilai yang diperoleh anak. Mengantisipasi anak di era modern sekarang ini
yang paling berkesan adalah pola asuhnya. Sistem pendidikan ini juga merupakan contoh
yang baik bagi orang tua kepada anak-anaknya. Selain itu, orang tua yang masih hidup di era
modern ini, tidak hanya teknologi yang mendominasi saat ini, tetapi juga memiliki informasi
tentang perkembangan anak. Pola asuh berarti tidak lepas dari pengawasan orang tua
terhadap anaknya. Setiap perilaku anak dikendalikan oleh orang tua. Dari kelahiran anak
hingga pernikahan, cinta orang tua kepada anaknya tidak berhenti bahkan setelah orang tua
benar-benar menunaikan tugasnya. Ada tiga pola asuh yang berbeda-beda, diantaranya
otoriter, permisif dan demokratis. Ketiga tipe pola asuh ini, diantaranya.

1. Pertama, pola asuh orang tua tipe otoriter adalah orang tua yang berusaha untuk
“membentuk, mengendalikan, dan mengevaluasi, perilaku serta sikap anak”
berdasarkan kemauan orang tua. Kemauan orang tua dari tipe ini, selalu
menginginkan kebaikan terhadap anaknya, tetapi malah anak justru salah tanggap
terhadap orang tua, sehingga anak merasa tertekan atau stress bahkan bisa juga
menimbulkan depresi.
2. Kedua, pola asuh permisif adalah menerima dengan secara terbuka kemauan anak,
tetapi kepada hal yang positif, apa yang anak kerjakan. Tipe ini juga, orang tua sangat
longgar terhadap anak sehingga anak diberi kebebasan semaunya.
3. Ketiga, pola asuh orang tua tipe demokratis atau autoritatif adalah mengarahkan anak
secara rasional dan selalu sikap terbuka kepada anak, dan mengajari anak untuk selalu
hidup mandiri. Pola asuh tipe demokratis, anak lebih condong melihat dampak negatif
terhadap sesuatu yang dilakukannya, sehingga anak lebih menjauh jika terjadi sesuatu
yang dianggap mencelakakan dirinya, misalnya perkelahian antar pelajar.

Gaya pengasuhan yang berbeda memiliki efek yang berbeda pula. Berbeda dengan anak
berikutnya. Pola asuh otoritatif adalah salah satu bentuk pola asuh berisi aturan. Gaya
pengasuhan ini dicapai melalui pemberian mereka melakukan sesuatu yang baik menurut
orang tuanya. Hukuman juga diberikan jika anak terbukti bersalah melakukan suatu
kejahatan. Dalam pola asuh otoriter, orang tua memaksa anaknya untuk mengikuti kemauan
orang tua. Pola asuh otoriter ini juga dapat bermanfaat bagi kematangan emosi anak ketika
sang ibu menggunakan pola asuh tersebut dan sebaliknya ketika digunakan bersama-sama.
Pola asuh permisif adalah pola asuh dimana orang tua tidak mundur menetapkan batasan dan
biasanya anak tumbuh tanpa arah. Dengan gaya pola asuh permisif biasanya terjadi
masalahnya seperti anak-anak jadi tidak peduli dengan tanggung jawab baik tanggung jawab
sosial dan kebutuhan untuk bisa bersahabat dengan orang lain. Pola asuh permisif adalah
gaya pengasuhan orang tua yang dicirikan dengan tidak membimbing anak dan menyetujui
segala tingkah laku anak termasuk keinginankeinginan yang sifatnya segera dan tidak
menggunakan hukuman. Pola asuh ini memiliki manfaat yaitu anak menjadi jauh lebih
bahagia hal ini dikarenakan, orang tua memprioritaskan anak dari segalam macam hal atau
dengan kata lain kebahagiaan anak adalah yang utama. Dengan gaya pola asuh ini membuat
anak lebih kreatif, mereka lebih bebas mengeksplorasi berbagai hal baru tetapi orang tua tetap
mengingatkan ingat untuk memberi wawasan dan tontonan yang tidak menyakitinya. Pola
asuh demokratis ini didasarkan atas pengertian dan rasa hormat orang tua terhadap anaknya.
Orang tua akan memberikan aturan yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak. Orang
tua yang fleksibel dan otoratif mendorong anak untuk memberikan penjelasan yang rasional
dan masuk akal tentang peran anak dirumah. Pola asuh demokratis ini memiliki manfaat
terhadap pencapaian pertimbangan moral. Pola asuh demokratis biasanya memiliki
komunikasi dua arah, yang membuat anak untuk berpikir bebas tetapi tetap di bawah kontrol
orang tua jadi anak-anak memiliki moral yang baik dan pikiran terbuka.  Kemauan
berkomunikasi antar sesama warga dalam sebuah keluarga sebenarnya bukan saja di saat
masing-masing memerlukan suatu dari yang lain, tetapi dapat berasal dari berbagai
kepentingan dan keperluan, baik yang bermanfaat bagi fisik biologis maupin psikis dan
sosial. Peranan komunikasi dalam keluarga sangatlah penting dan perlu dibina dan
dilestarikan kelancaran dan efektivitasnya dalam kehidupan keseharian yang dijalani.

Anda mungkin juga menyukai