1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Parenting diambil dari sebuah kata bahasa Inggris yaitu ‘parent’, arti kata tersebut
merujuk pada orang tua. Sedangkan dalam bahasa Inggris, kata imbuhan ing memiliki arti
‘kata kerja’ yang maknanya sedang melakukan sesuatu. Jadi jika dilihat dari makna
parenting berdasarkan kosakata aslinya, artinya dari parenting adalah orang yang sedang
melakukan atau mengerjakan aktivitas sebagai orang tua. Selanjutnya kata parenting
berdasar makan atau arti merupakan ilmu tentang mengasuh, membimbing, serta
mendidik anak dengan cara baik dan benar. Orang tua merupakan madrasah pertama bagi
anak-anaknya, oleh karena itu sebelum membimbing dan mengasuh anak, orang tua harus
memiliki ilmu terlebih dahulu. Anak bagaikan lembaran putih kosong yang dapat dihias
dengan berbagai coretan atau tulisan. Coretan tersebut dapat menjadi indah atau justru
tidak beraturan tergantung dari orang tua dan pola asuh yang diterapkan.
Pola asuh adalah pola pengasuhan orang tua terhadap anak, yaitu bagaimana orang tua
memperlakukan anak, mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak
dalam mencapai proses kedewasaan sampai dengan membentuk perilaku anak sesuai
dengan norma dan nilai yang baik dan sesuai dengan kehidupan masyarakat (Fitriyani,
2015).
Berdasarkan definisi tentang pola asuh orang tua di atas, dapat disimpulkan bahwa pola
asuh orang tua merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua dalam
berinteraksi dengan anak selama mengadakan kegiatan pengasuhan untuk membentuk
perilaku anak yang baik.
Orang tua memiliki cara dan pola tersendiri dalam mengasuh dan membimbing anak.
Cara dan pola tersebut akan berbeda antara satu keluarga dengan keluarga lainnya. Dari
penelitian Diana baumrind pada 1971, ada beberapa pola asuh yang ditunjukan oleh para
orang tua (Santrock, 2011) yaitu:
a. Pola pengasuhan otoriter (Authoritarian parenting)
Merupakan gaya pengasuhan yang mendorong anak untuk mandiri namun masih
menerapkan batas dan kendali pada tindakan mereka. Ada tindakan verbal memberi
dan menerima, dan orangtua bersikap hangat serta penyayang terhadap anaknya.
Ciri khas dari pola asuh demokratis adalah adanya komunikasi yang baik antara
anak dan orang tua, dimana orang tua melibatkan diri dan berdiskusi tentang
masalah yang dialami anak. Orang tua biasa memberikan pujian apabila anak
melakukan hal yang baik dan mengajarkan anak agar melakukan segala 11 sesuatu
secara mandiri dengan rasa tanggung jawab dan mencerminkan rasa kasih sayang.
Merupakan gaya pengasuhan di mana orang tua sangat terlibat dengan anakanak
mereka tetapi hanya sedikit menuntut atau mengendalikan mereka. Orangtua
semacam itu membiarkan anak-anak mereka melakukan apa yang mereka inginkan.
Hasilnya adalah bahwa anak-anak tidak pernah belajar mengendalikan perilaku
mereka sendiri dan selalu berharap mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Beberapa orang tua dengan sengaja membesarkan anak-anak mereka dengan cara
ini karena mereka percaya kombinasi keterlibatan yang hangat dan sedikit
pengekangan akan menghasilkan anak yang kreatif dan percaya diri.
PKBM INSAN MADANI merupakan PKBM dengan misi sosial, membantu para
peserta didik terutama mereka dari keluarga tidak mampu. Namun, seringkali nilai-nilai
Pola asuh yang baik seringkali tidak diaplikasikan dalam pola asuh orangtua peserta didik.
Oleh sebab itu, saya pribadi menyakini untuk mengajukan pelatihan ini pertama tama
kepada para orangtua peserta didik, agar nanti kedepannya mereka bisa membimbing
anak-anaknya sendiri dan bisa menyebar luaskan manfaat dari Pendidikan dan pelatihan
ini ke lingkungan sekitarnya untuk lebih memahami pola asuh yang baik untuk diterapkan
kepada anak-anak mereka melalui pemaparan materi dan pelatihan oleh para mentor.
B. Tujuan dan Manfaat
Penguasaan pengetahuan dan keterampilan dasar yang dibutuhkan oleh orang tua
dalam memberi pola asuh yang baik dan benar pada anak tentunya banyak memberikan
manfaat. Berikut ini adalah kebutuhan yang ingin digali dalam Pendidikan dan Pelaihan
parenting ini, yaitu:
a. Meningkatkan Kesadaran
Mengasuh anak bukan hal yang mudah dan tidak bisa sembarangan. Oleh karena
itu, dibutuhkan berbagai macam pengetahuan. Pengetahuan itu tidak serta-merta
bisa diserap dari pengalaman orang lain seperti orang tua, mertua, saudara, ataupun
tetangga. Karena pada dasarnya karakter anak itu berbeda-beda, jadi dalam hal
pengasuhan juga harus berbeda.
b. Meningkatkan Keterampilan
Karena risiko dalam kehidupan tidak pernah bisa diduga kapan datangnya, maka
memiliki asuransi jiwa adalah bentuk jaminan perlindungan bagi keluarga tercinta.
Jika ingin memiliki asuransi jiwa, sekarang sudah tersedia secara online sehingga
prosesnya lebih cepat dan sesuai kebutuhan karena bisa menentukan sendiri nilai
premi yang harus dibayarkan agar sesuai dengan kebutuhan finansial.
a. Kita mengasuh dan mendidik anak untuk membentuk aqidah yang kuat
pada anak. Makanya pendidikan yang pertama itu adalah pendidikan tauhid, dimana
orangtua menanamkan tauhid atau aqidah yang benar sesuai Al Qur’an dan Sunnah
kepada anak-anaknya.
Pasti tidak ada orangtua yang menginginkan anaknya menjadi anak-anak yang
berakhlak buruk, bukan? Setiap orangtua, masyarakat, mengharapkan anak-anak
tumbuh dengan akhlak dan perilaku yang baik. Nah, salah satu tujuan pengasuhan
yang penting juga adalah untuk membentuk anak-anak dengan karakter yang baik
ini juga.
2. PELAKSANAAN
Kegiatan pendidikan dan pelatihan diadakan pada Hari Kamis tanggal 24 November 2022
bertempat di Aula Sekolah PKBM Insan Madani pada jam 08.00-10.00 WIB.
b. Pemateri Pelatihan
Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan Parenting : 3 Pola Asuh Orangtua Di Pkbm Insan
Madani ini di isi oleh 2 pemateri :
1. Ketua PKBM Insan Madani : Bapak Reza Ahmad Madani, S.T (Open Speech)
2. Kepala Sekolah Kober Rohmatika : Ibu Ilmia Amalia, S.Pd (Key Note Speaker)
c. Peserta Pelatihan
Pelatihan diikuti oleh para Orang Tua Siswa PKBM Insan Madani, yang terdiri dari
orangtua siswa Paket A (Setara SD), dan Paket B (Setara SMP) PKBM Insan Madani
dengan jumlah sebanyak 30an Peserta
d. Materi Pelatihan
Materi pelatihan tentang 3 Pola Asuh Utama Orangtua , dimana 3 pola Asuh tersebut
adalah (1) Pola pengasuhan otoriter (Authoritarian parenting), (2) Pola pengasuhan
demokratis (Authoritative Parenting), dan (3) Pola pengasuhan membiarkan (Permissive).
e. Metode Pelatihan
Metode yang kita gunakan adalah Metode Kelas atau Classroom Methods yang terdiri
dari:
2. Studi Kasus, dalam studi kasus dimana pelatih memberikan suatu kasus kepada
peserta.
4. Diskusi, melalui diskusi peserta dilatih untuk berani memberikan pendapat dan
rumusannya.
a. Kesimpulan
Kegiatan pelatihan telah terlaksana dengan baik dan tanpa menemukan kendala yang
berat. Selain itu para orangtua siwa yang hadir juga bisa mengikuti pelatihan yang
disampaikan bahkan bisa mempraktikkannya dan punya komitmen untuk menerapkan
pada pribadi dan lingkungan
b. Saran
Semoga kegiatan ini bisa lebih sering diadakan dan jumlah peserta yang bisa
mengikuti pelatihan ini bisa lebih banyak lagi.
4. SUSUNAN KEPANITIAAN
5. DOKUMNETASI KEGIATAN