Anda di halaman 1dari 8

Selamat datang di Al Keela School - Early Childhood Education -

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Atas nama seluruh jajaran dewan guru dan manajemen sekolah, kami mengucapkan selamat
datang di keluarga besar Al Keela School. Komitmen kami adalah mendampingi dan menyiapkan
putra putri bapak dan ibu agar dapat optimal dalam pendidikannya. Dengan semangat
menyebarkan pendidikan berkualitas untuk semua, kami mengharapkan sinergi positif antara
sekolah dan orang tua untuk dapat mencapai sejatinya tujuan pendidikan, mewujudkan pribadi yang
berakhalak dan berpengetahuan.

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang menjadi pondasi anak tumbuh
kembang menjadi seorang pribadi mandiri. Dengan mengucap Bismillah meminta ridho Allah, kami
telah merancang serangkaian kurikulum yang memadukan antara nilai-nilai agama, literasi Bahasa
Inggris, dan mata pelajaran inti sebagai mata pelajaran utama, dan character building, living skills,
creativepreneur, problem solving sebagai mata pelajaran pendamping.

Buku Penghubung Al Keela ini adalah buku komunikasi antara sekolah dan orang tua, serta buku
panduan yang memuat serangkaian aturan dan norma yang dikembangkan di Al Keela School.
Harapannya buku ini dapat menjadi petunjuk bagi orang tua maupun siswa. Meskipun demikian
apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas bapak dan ibu jangan segan-segan menghubungi guru
pendamping atau kepala sekolah untuk diskusi lebih lanjut. Sekali lagi keterlibatan dan partisipasi
orang tua sangat kami harapkan di dalam dan luar sekolah.

Akhirulkalam terima kasih atas kepercayaan bapak dan ibu kepada kami.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

PLT Kepala Sekolah

Susari Nugraheni, S.S., M.Sc. TESOL


Prinsip yang  digunakan  dalam  proses  pembelajaran anak  usia  dini adalah sebagai
berikut :

1. Belajar melalui bermain


Anak di bawah usia 6 tahun berada pada masa bermain. Pemberian rangsangan pendidikan dengan cara yang tepat
melalui bermain, dapat memberikan pembelajaran yang bermakna pada anak.

2. Berorientasi pada perkembangan anak 


Pendidik harus mampu mengembangkan semua aspek perkembangan sesuai dengan tahapan 
usia anak.

3. Berorientasi pada kebutuhan anak 


Pendidik harus mampu memberi rangsangan  pendidikan atau stimulasi sesuai  dengan kebutuhan anak, termasuk
anak-anak yang mempunyai kebutuhan khusus.

4. Berpusat pada anak 


Pendidik  harus  menciptakan  suasana  yang  bisa  mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas,
inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian sesuai dengan karakteristik, minat, potensi, tingkat perkembangan, dan
kebutuhan anak.

5. Pembelajaran aktif
Pendidik harus mampu menciptakan suasana yang mendorong anak aktif mencari,
menemukan, menentukan pilihan, mengemukakan  pendapat,  dan  melakukan  serta  mengalami sendiri. 

6. Berorientasi pada pengembangan nilai-nilai karakter 


Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter yang
positif pada anak. Pengembangan nilai-nilai karakter tidak dengan pembelajaran langsung, akan tetapi melalui
pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi  pengetahuan dan keterampilan serta melalui pembiasaan dan
keteladanan.

7. Berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup


Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk mengembangkan kemandirian anak. Pengembangan
kecakapan hidup dilakukan  secara terpadu baik melalui pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi
pengetahuan dan keterampilan maupun melalui pembiasaan dan keteladanan. 

8. Didukung oleh lingkungan yang kondusif


Lingkungan pembelajaran diciptakan sedemikian rupa agar menarik, menyenangkan, aman, dan nyaman bagi anak.
Penataan  ruang diatur agar anak  dapat berinteraksi  dengan pendidik, pengasuh, dan anak lain. 

9. Berorientasi pada pembelajaran yang demokratis


Pembelajaran yang demokratis sangat diperlukan untuk mengembangkan rasa saling menghargai antara anak
dengan pendidik, dan antara anak dengan anak lain.
10. Pemanfaatan media belajar, sumber belajar, dan narasumber Penggunaan 
media  belajar, sumber belajar, dan narasumber yang ada di lingkungan PAUD bertujuan agar pembelajaran lebih
kontekstual dan bermakna. Termasuk narasumber adalah orang-orang  dengan  profesi  tertentu  yang dilibatkan
sesuai dengan tema, misalnya dokter, polisi, nelayan, dan petugas pemadam kebakaran.

Sumber : Permendikbud RI Nomor 146 Tahun 2014.

Manajemen Strategis Pendidikan Anak Usia Dini di antaranya: 31


a) Metode global (Ganze method)

Metode ini mendorong anak membuat suatu kesimpulan dengan kalimatnya sendiri. Contohnya,
ketika membaca buku, anak diminta menceritakan kembali dengan rangkaian katanya sendiri.
Sehingga, informasi yang anak peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diserap lebih lama.
Dengan demikian, anak akan terlatih berpikir kreatif dan berinisiatif.

b) Metode percobaan (Experimental method)


Metode pembelajaran ini mendorong anak dan memberikan

kesempatan kepada anak untuk melakukan percobaan sendiri. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Maryam, staf pengajar di sekolah alam Ciganjur, Jakarta Selatan, yang menyatakan
bahwa terdapat tiga tahapan yang dilakukan anak untuk memudahkan masuknya informasi, yaitu
mendengar, menulis atau menggambar lalu melihat dan melajukan percobaan sendiri. 32

c) Metode learning by doing


Menurut Nazhori Author, sabda Rasulullah yang berbunyi,”sholatlah

kamu seperti kamu lihat aku sholat” adalah bukti bahwa proses belajar mengajar sudah berlangsung
sejak zaman Rasulullah sebagai pondasi awal dalam pendidikan Islam. Sabda tersebut juga
mengandung unsur pedagogis, di mana bahasa nonverbal yang disampaikan Rasulullah sampai saat
ini masih menjadi bumbu penyedap dalam melengkapi metode pengajaran. Artinya, bahasa
nonverbal memegang peranan dalam proses belajar mengajar. Bahkan, bahasa nonverbal banyak
digunakan taman kanak-kanak atau kelompok bermain (play groups) yang banyak mengadopsi
model belajar kindergrten-nya Froebel dan model belajar casa dei bambini-nya Maria Montessori.33

Jogjakarta, 2009, hlm. 101


31
Jamal Ma’mur Asmani, Loc.cit

32
Ibid, hlm. 112.

ThufuLA
Dengan demikian sabda Rasulullah berikut pandangannya terhadap pendidikan merupakan
perluasan dari pandangannya terhadap dunia pendidikan, tentang hubungan manusia sebagai
individu dan makhluk Tuhan yang memiliki fitrah suci untuk dikembangkan.

d) Metode home schooling group


Rumah merupakan lingkungan terdekat anak dan tempat belajar

yang paling baik buat anak. Di rumah, anak bisa belajar selaras dengan keinginannya sendiri. Ia
tidak perlu duduk menunggu sampai bel berbunyi, tidak perlu harus bersaing dengan anak-anak
lain, tidak perlu harus ketakutan menjawab salah di depan kelas, dan bisa langsung mendapatkan
penghargaan atau pembetulan jika membuat kesalahan. Di sinilah peran ibu menjadi sangat
penting, karena tugas utama ibu sebetulnya adalah pengatur rumah tangga dan pendidik anak. Di
dalam rumah, banyak sekali saran-sarana yang bosa dipakai untuk pembelajaran anak. Anak dapat
belajar banyak sekali konsep tentang benda, warna, bentuk, dan sebagainya sembari ibu memasak
di dapur. Anak juga dapat mengenal ciptaan Allah melalui berbagai macam makhluk hidup yang ada
di sekitar rumah, mendengarkan ibu membaca do’a-do’a, lantunan ayat-ayat al-Qur’an, dan cerita
para nabi beserta sahabatnya dalam suasana yang nyaman dan menyenangkan. Oleh sebab itu,
rumah merupakan lingkungan yang tepat dalam menyelenggarakan pendidikan untuk anak usia
dini. 34

Metode home schooling groups ini dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, karena dalam
pelaksanaannya bersifat dinamis, dapat bervariasi sesuai dengan keadaan sosial ekonomi orang
tua. Dalam pelaksanaannya home schooling groups ini mengharuskan adanya kelompok-kelompok
belajar dan bermain yang bisa dibuat oleh beberapa orang tua (ibu) anak itu sendiri. Hal tersebut
bertujuan untuk menanamkan konsep sosialisasi pada anak, membangun solidaritas di kalangan
ibu, di samping dapat meringankan beban ibu dan upaya memperbaiki lingkungan masyarakat.
Kurikulum home schooling groups diharapkan dapat mencerminkan kegiatan untuk membangun
kemampuan kepribadian anak, kemampuan ilmu agama, dan keterampilan ilmu pengetahuan
(kognitif, bahasa, motorik kasar, motorik halus, seni, kemandirian, dan sosial emosional). 35

Keterlibatan orang tua (ibu) dalam metode ini sangat dominan

34 35
Ibid, 113. Ibid, 113.

277
Prinsip dan Metode Pendidikan Anak Usia Dini

Vol. 3 | No. 2 | Juli-Desember 2015

dan jarak tempuh anak ke kelompok-kelompok home schooling dapat ditempuh anak dengan
berjalan kaki. Hal demikian menjadikan keunggulan dari home schooling. Peran ibu sebagai
pendidik pertama dan utama tidak hanya dalam rangka mendidik anak-anaknya semata. Hal ini
desebabkan, anak-anaknya berinteraksi dengan anak orang lain di lingkungannya. Anak kita
membutuahkan teman untuk belajar bersosialisasi dan berlatih menjadi pemimpin. 36
Ahmad Atabik dan Ahmad Burhanuddin

Menjadi guru bagi anak-anak usia dini, tidaklah berarti ibu mendidik anaknya secara individual,
namun dapat dilakukan secara berkelompok dengan melibatkan para orang tua (ibu) yang ada di
sekitar lingkungannya menjadi team pengajar (guru). Sistem kelompok belajar dalam bentuk grup,
selain menumbuhkan kebersamaan dan melatih anak dalam bersosialisasi juga menyuburkan
persaudaraan dan kedekatan di antara orang tua sehingga memudahkan memberikan penyelesaian
terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul dari anak-anak tersebut. 37

e) Metode Glenn Doman


Metode ini yaitu, mengajarkan anak bayi kita untuk membaca. Glan

Domman menggunakan metode ini kepada anak yang mengalami cedera otak, sehingga menjadikan
anak tersebut lebih terlambat dari anak-anak yang seusianya, baik dalam hal bicara, membaca
ataupun menganalisis.38

278

36. 36  Ibid, 114.


37. 37  Ibid, hlm. 119
38. 38  Ibid, hlm. 120
39. 39  Ibid, hlm. 122

Metode Glenn Doman mengajak anak belajar dalam suasana yang sangat nyaman. Seolah-olah si
anak diajak bukan belajar, tetapi bermain dengan riang. Suasana inilah yang menimbulkan
keingintahuan anak meningkat. Kegiatan ini dilaksanakan penuh kasih orang tua terhadap anak.
Namun, orang tua tidak diizinkan untuk menguji si anak. Kegiatan harus dihentikan ketika si anak
kelihatan sudah bosan. Menurut metode Glenn Doman, orang tua bisa memulai mengajarkan
anaknya belajar membaca sejak bayi. Bahkan, sejak ia masih dalam kandungan, orang tua sudah
bisa berbicara padanya. Pembelajaran sejak dini akan melatih indra penglihatannya. 39 Dari uraian di
atas, terurai fakta bahwa semakin dini mengajarkan buah hati membaca, akan semakin baik.

1. Nilai Agama dan Moral


Setiap anak, terutama di Indonesia, selalu dibesarkan dengan nilai-nilai agama.  Si Kecil perlu
mengenal agama yang dianut dan menjalankan ibadah, plus berkomunitas. Agama juga
banyak mengajarkan sikap-sikap yang benar, seperti menolong sesama, jujur, sopan, hormat,
dan toleransi dengan penganut agama yang berbeda.

Bila nilai-nilai ini dikembangkan, niscaya akan membawa hal baik pada masyarakat Indonesia
secara majemuk. Orang tua dan lingkungan terdekat sebaiknya mempraktikkan nilai-nilai
agama dan moral ini, untuk mendukung si Kecil mendapat nilai-nilai yang benar.
Baca juga: Jika si Kecil Bertanya tentang Pacaran
2. Fisik dan Motorik
Fisik motorik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan tubuh.
Motorik halus adalah kemampuan untuk menggunakan alat untuk ekplorasi dan ekspresi diri,
seperti menggunakan pensil.
Motorik kasar adalah kemampuan tubuh berkoordinasi, seimbang, lincah dan lentur sesuai
peraturan. Si Kecil bisa melatih bagian ini dengan baik lewat olahraga .
Perkembangan fisik dan perilaku keselamatan, yaitu  memiliki berat badan, tinggi badan, dan
lingkar kepala yang sesuai dengan usianya. Si Kecil juga perlu memiliki kemampuan hidup
bersih dan sehat. Ia juga perlu peduli akan keselamatannya sendiri.

3. Kognitif
Aspek kognitif berhubungan erat dengan akal dan pikiran. Pertumbuhan di area ini sangat luas,
tidak hanya di sekolah tetapi juga dari permainan-permainan yang mengajak si Kecil berpikir.
Pada aspek ini, ia akan belajar:
Memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan praktis, fleksibel, dan diterima
secara sosial. Ia juga bisa menerapkan pengetahuan dan pengalaman dalam suatu kondisi
yang baru ditemui.
Si Kecil bisa berpikir logis, seperti mengenal perbedaan, pola, klasifikasi, sebab akibat,
perencanaan, dan insiatif.
Si Kecil juga bisa mengenal, menyebutkan, serta menggunakan lambang-lambang seperti
angka dan abjad. Si Kecil juga bisa menggambarkan ulang sesuatu yang pernah dilihatnya.
Baca juga: 14 Tips Mengantisipasi Persaingan Kakak Adik

4. Sosial Emosional
Pada aspek tahap perkembangan yang satu ini, sangat terkait erat dengan pengenalan diri dan
orang-orang di sekitar.
Si Kecil mulai memperlihatkan kemampuan diri yang dimilikinya. Ia juga mengenal perasaan
sendiri, mengendalikan diri, dan menyesuaikan diri dengan orang lain.
Ia belajar bertanggung jawab bagi dirinya dan orang lain. Ia mulai mempelajari hak-haknya,
aturan, dan bertanggung jawab atas perilakunya untuk kebaikan sesama.
Ia juga lebih senang bermain dengan teman sebaya, memahami perasaan, merespons,
berbagi, mendengarkan, serta menghargai hak dan pendapat orang lain. Ia pun lebih kooperatif
dan bisa berperilaku sopan.

5. Bahasa
Si Kecil lebih memahami hal yang dimaksudkan orang tua, seperti perintah, aturan, cerita, dan
menghargai bacaan.
Ia bisa berbahasa dengan baik, seperti tanya jawab dan menceritakan kembali.
Ia juga lebih memahami bentuk dan bunyi huruf.
Baca juga: Memilih Alat Musik untuk Anak Sesuai dengan Kepribadiannya

6. Seni
Setiap anak terlahir imajinatif. Maka, tidaklah aneh kalau seni termasuk dalam 6 aspek
perkembangan anak usia dini. Dia bisa bereksplorasi dan mengekspresikan diri dalam hal
musik, drama, lukisan, kerajinan, dan masih banyak lagi. Ia juga lebih menghargai hasil karya
seni.
Beberapa Hal yang Perlu Diketahui Tentang Perkembangan Anak
Setiap aspek perkembangan anak yang telah disebutkan di atas memang perlu untuk
diperhatikan oleh setiap orang tua, bahkan dilatih sedini mungkin. Akan tetapi, tak perlu merasa
khawatir jika anak tidak menunjukkan perkembangan yang sama dengan anak lain seumurnya.
Ada beberapa hal yang perlu Mums dan Dads ketahui tentang perkembangan anak ini, antara
lain:

1. Lakukan pemeriksaan secara rutin


Cara terbaik untuk memastikan bahwa si Kecil mengalami perkembangan yang sesuai usianya
adalah dengan membawanya untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter anak ataupun
bidan. Tenaga medis ini nantinya akan memeriksa perkembangan fisik si Kecil dan berbicara
dengan Mums tentang kemajuan apa yang telah dicapai, termasuk apa yang dapat dilakukan
untuk menstimulasinya di kemudian hari.

2. Tahapan perkembangan hanyalah sebatas pedoman


Ingatlah bahwa tahapan perkembangan ini bukanlah suatu pedoman mutlak yang perlu
diterapkan. Beberapa bayi ada yang melewati satu tahapan lebih awal, namun ada pula yang
justru melewati lebih lambat dari yang lainnya.
Setiap bayi berkembang dengan kecepatannya masing-masing. Perkembangan yang terjadi
lebih lambat dari rata-rata bukanlah cerminan kemampuannya di masa depan.

3. Tahapan perkembangan dimulai dari kepala dan terus turun


Jangan khawatir jika si Kecil mungkin mengalami perkembangan yang sangat cepat dalam
proses berbicaranya, namun justru tak menunjukkan banyak perkembangan untuk berjalan.
Ketahuilah bahwa tahapan perkembangan anak dimulai dari kepala dan bergerak terus ke
bawah dalam urutan tertentu. Si Kecil tidak akan mencapai keterampilan baru sebelum dia bisa
mengembangkan kontrol otot atau pola pikir tertentu yang dibutuhkan oleh keterampilan baru
tersebut.

4. Cara menstimulasi perkembangan anak


Mums dapat memeberikan stimulasi untuk mendukung perkembangan si Kecil, namun bukan
berarti Mums dapat membuatnya memiliki keterampilan baru yang belum siap
dikembangkannya.
Melakukan stimulasi untuk perkembangannya dapat dilakukan dengan mengajaknya bermain,
membacakan cerita, menyanyikan lagu dan mengajaknya menari, atau membiarkan anak
bereksplorasi sendiri dengan lingkungannya.
Melakukan sentuhan fisik seperti menyentuh, memeluk, menggelitik, dan memijatnya juga bisa
menjadi cara yang tepat untuk menstimulasi perkembangan anak.

5. Apabila tahapan perkembangan tampak tidak ada kemajuan


Jika memang Mums merasa perkembangan si Kecil tidak lagi mengalami kemajuan, segera
bicarakan dengan dokter. Semakin cepat Mums mengonsultasikannya pada dokter, dokter
dapat menganalisa penyebab dan mengambil tindakan lebih lanjut.

Melihat perkembangan si Kecil dari waktu ke waktu memang sangat menyenangkan. Rasa tak
sabar menantikan hal baru yang bisa dilakukannya pasti sering Mums alami. Akan tetapi, tak
perlu langsung memaksakan perkembangan si Kecil jika memang ia belum mencapai tahapan
seperti anak-anak lainnya. Ingatlah bahwa perkembangan setiap anak berbeda.

Anda mungkin juga menyukai