Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di zaman era globalisasi pada masa sekarang ini pengelolaan sistem informasi yang
baik sangat di perlukan. Proses modernisasi yang berjalan terus-menerus memberi
dampak teknologi yang canggih. Sesuai dengan tuntutan zaman dan peradaban. Transisi
dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri tidak selamanya memberikan
perubahan-perubahan yang positif bagi anggota masyarakat yaitu anggota keluarga.
Sering kali dampak kejayaan teknologi membawa sikap hidup manusia dihadapkan
kepada berbagai macam konflik, baik yang bersekala rumit maupun yang bersekala
sederhana. Problema tersebut tidak mampu lagi ditelusuri dengan keterampilan ilmiah
dan keterampilan teknikal saja. Kempuan mengatasi problema itu perlu adanya suatu
sistem, dan sistem itu akan memberikan solusi untuk mengatasi suatu permasalahan
yang muncul.
Mengarah kepada sistem informasi yang dapat megubah pola- pola kehidupan
anggota masyarakat, mau tidak mau masyarakat harus bisa memampaatkan informasi
tersebut untuk suatu kebaikan anggota masyarakat. Jika tidak bisa dimampaatkan dalam
suatu kebaikan ini akan berdampak kepada suatu kekacauan atau konflik yang terjadi.
Kebaikan sistem informasi sangat diperlukan, oleh sebab itu perlu adanya tatakelola
yang baik, manajemen yang baik, apalagi di dalam sistem informasi manajemen
pendidikan agama islam dalam keluarga di perlukan tatakelola pengorganisasian,
pengarahan, pemotivasian dan pengendalian yang baik.
Mengutip pengertian keluarga dalam buku Helmawati “ Pendidikan Keluarga”,
keluarga adalah kelompok kecil yang memiliki pemimpin dan anggota, mempunyai
pembagian tugas dan kerja, serta hak dan kewajiban bagi masing-masing anggotanya.
Keluarga adalah tempat pertama dan yang utama dimana anak-anak belajar.dari
keluarga mereka mempelajari sifat keyakinan, sifat mulia, komunikasi dan interaksi
sosial, serta keterampilan hidup.
Dengan kondisi tersebut maka sistem informasi manajemen pendidikan agama islam
di keluarga sangat diperlukan, demi mencapainya keluarga sakinah, mawaddah serta

1
warohmah. Untuk mencapai demikian itu tidak mudah seperti membalikan telapak
tangan, itu harus kerja keras seluruh anggota keluarga.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Perencanaan Pendidikan Islam dalam keluarga ?
b. Bagaimana Pengambilan keputusan Pendidikan Islam dalam keluarga ?
c. Bagaimana Pengendalian Pendidikan Agama Islam dalam keluarga ?

C. Tujuan
a. Mengetahui Bagaimana Perencanaan Pendidikan Islam dalam keluarga ?
b. Mengetahui Bagaimana Pengambilan keputusan Pendidikan Islam dalam keluarga ?
c. Mengetahui Bagaimana Pengendalian Pendidikan Agama Islam dalam keluarga ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perencanaan Pendidikan Islam dalam Keluarga


Perencanaan Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Perencanaan adalah suatu
cara memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, di sertai dengan
berbagai langkah antisipasif guna memperkecil terjadi kesenjangan sehingga kegiatan
tersebut mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Perencanaan menurut Goetz perencanaaan merupakan kemampuan memilih satu
kemungkinan dari berbagai kemungkinan yang tersedia dan di pandang paling tepat
untuk mencapai tujuan.
Penyelenggaraan pendidikan di keluarga dikatakan berjalan secara efektif bilamana
apa yang menjadi tujuan benar-benar dapat dicapai, dan dalam mencapainya
dikeluarkan pengorbanan berupa pikiran, tenaga, biaya, waktu dan sebagainya Dengan
perencanaan, pelaksanaan pendidikan di keluarga dapat berjalan secara lebih terarah dan
teratur rapi. Hal ini bisa terjadi, sebab dengan pemikiran secara masak mengenai tujuan
apa yang akan dicapai (tertuang tujuan pendidikan), hal-hal apa yang harus
dilaksanakan (tertuang kurikulum), dan bagaimana cara melaksanakannya dalam rangka
pendidikan agama itu, (tertuang metode), atas dasar inilah maka kegiatan pendidikan di
keluarga itu dapat diurutkan dan diatur sedemikian rupa, tahap demi tahap yang
mengarah pada pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Beberapa hal yang
perlu direncanakan pada pendidikan keluarga meliputi :
a. Tujuan yang ingin di capai
b. Metode apa yang digunakan
c. Materi yang diajarkan
d. Fasilitas belajar1
Kepentingan dari perencanaan adalah untuk memudahkan orang tua dalam melakukan
pengawasan dan penilaian terhadap jalannya pelaksanaan pendidikan baik yang sedang
berlangsung maupun yang sudah selesai.

1
Helmawati, 2014. pendidikan keluarga, Bandung, PT Remaja Rosdakarya. Hal 42.

3
Demikianlah proses pelaksanaan pendidikan dikeluarga yang didasarkan pada suatu
rencana yang telah dipersiapkan secara matang akan lebih baik hasilnya bila mana
dibandingkan dengan pelaksanaan pendidikan yang dilakukan secara sambil lalu dan
sembrono. Ada beberapa prinsip dalam perencanaan pendidikan keluarga antara lain :
a. Prinsip pertama perencaan pendidikan di keluarga adalah kooperatif. Suatu program
kegiatan pendidikan di keluarga hendaknya merupakan hasil pemikiran bersama
antara ayah dan ibu sebagai pendidik anaknya.
b. Prinsip kedua, didasarkan pada kebutuhan dan fakta yang riil dan objektif. Dalam
hal ini rencana tidak boleh merupakan cita-cita atau impian belaka, rencana harus
dilaksanakan dan merupakan titik tolah untuk memilih suatu usaha yang konkret.
c. Prinsip ketiga, harus fleksibel; maksudnya waktu penyusunan rencana harus
dipikirkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi.
d. Prinsip keempat, harus mengandung unsur evaluasi; dalam hal ini ayah dan ibu
bertugas sebagai pengawas dengan tujuan agar mereka dapat mengatur hasil
pendidikan tersebut dengan senantiasa berpedoman pada rencana dan tujuan yang
hendak dicapai.2

B. Pengambilan keputusan Pendidikan Islam dalam keluarga


Pendidikan agama dalam keluarga yang perlu ditanamkan ialah keterkaitan yang
erat antara taqwa, budi luhur dan juga makna keterkaitan antara iman dan amal saleh,
hubungan dengan Allah (habl-un min al-Lah) dan hubungan dengan sesama manusia
(habl-un minal-nas) bahwasanya terdapat keterkaitan yang mutlak antara Ketuhanan
sebagai dimensi hidup pertama manusia yang vertikal dengan Kemanusiaan sebagai
dimensi kedua hidup manusia yang horizontal. Orang tua berperan sebagai penyaring
bagi anak dari segala pengaruh buruk yang terdapat dari lingkungan. Oleh karena itu
kedua orang tua (ibu dan bapak) harus membekali diri dengan berbagai ilmu
pengetahuan terutama ilmu agama, yang nantinya di transfer dan di internalisasikan
kepada anak, serta orang tua dituntut untuk menyiapkan waktu yang cukup guna
mendampingi dalam memberikan pendidikan bagi anaknya khususnya pendidikan
agama.
2
Helmawati, , 2015. Bandung Sistem Informasi Manajemen , PT Remaja Rosdakarya. Hal 14.

4
Keluarga adalah sekolah tempat putra putri belajar dalam hal ini adalah orang
tua, sebab orang tua merupakan lingkungan pertama yang diterima anak sekaligus
sebagai pondasi bagi pengembangan pribadi anak, orang tua yang mampu menyadari
akan peran dan fungsinya yang sedemikian strategis akan mampu menempatkan dirinya
secara lebih baik dan menempatkan pola asuh dan pola pendidikan secara lebih tepat
akan membawa dampak yang positif bagi perkembangan anak selanjutnya.
Pernyataan ini didukung dengan adanya sebuah pepatah dalam pradigma lama
menyatakan bahwa keluarga dipandang sebagai tulang punggung pendidikan serta orang
tua berperan sebagai pengambil keputusan dalam upaya menyiapkan anak menjadi
manusia seutuhnya maka kerja sama antara keluarga dan sekolah serta masyarakat
mutlak di perlukan, pada masa kecil orang tualah yang memegang peranan yang sangat
menentukan dalam pembentukan pondasi kepribadian anak pada masa itulah
kesempatan emas bagi orang tua dan keluarga untuk memberikan warna dasar bagi
anaknya tanpa diganggu dan dipengaruhi faktor lain. 3
Orang tua punya kekuasaan penuh untuk memberikan yang terbaik bagi
anaknya. Memasuki usia sekolah, maka peran orang tua sudah dipengaruhi oleh pihak
lain, yaitu pihak sekolah, sekolah merupakan lingkungan kedua bagi anak sekolah juga
memiliki peranan yang sangat besar bagi pembentukan kepribadian anak. Namun
menyerahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah bukan langkah tepat sebaliknya pihak
sekolah yang mengambil peran penuh terhadap pendidikan anak juga bukan langkah
yang efektif, upaya yang terbaik yang perlu dilakukan adalah kerja sama yang erat dan
komonikatif antara pihak keluarga dan sekolah. Generasi muda adalah masa depan
bangsa untuk mewujudkan cita-cita tersebut, anak sebagai generasi muda dituntut untuk
memiliki karakter yang baik serta sifat-sifat asasi yang harus menjadi pedoman untuk
melangkah.
Semua orang tua tentu menyaksikan sendiri betapa banyak budaya dan pola pikir
yang dapat merusak generasi kita di masa datang dan menjauhkan dari nilai-nilai
akhlakul karimah. Dalam konteks seperti ini peran orang tua sangat dibutuhkan
seyogyanya sedini mungkin menanamkan ajaran Islam (pendidikan keimanan). Karna
pendidikan tersebut sangat penting sekali karna jika seorang anak telah dibekali iman
3
Helmawati, 2015. Bandung Sistem Informasi Manajemen , PT Remaja Rosdakarya. Hal 15.

5
sejak kecilnya, maka jika dewasa kelak ia tidak akan terjerumus pada tindakan-tindakan
yang bertentangan dengan agama Islam. Agama atau jalan hidup yang benar, anak
tergantung kepada orang tuanya bagaimana cara didikannya oleh sebab itu orang tua di
tuntut untuk membimbing. Sebuah pepatah dari Frank Outlaw mengatakan,”...wacth
your character, for it becomes your destiny”. Jika difahami seperti pepatah demikian,
“Berhati-hatilah dengan karaktermu, karena karaktermu akan menentukan nasibmu.”
sadar atau tidak sadar, sesungguhnya apa yang terjadi di dalam hidup seseorang
termasuk diri kita, merupakan buah dari karakter yang melekat pada diri kita. Dengan
demikian pemeliharaan orang tua kepada anaknya ialah dengan jalan mendidik,
melindungi dan mengajarkan pendidikan sejak dini, terutama dalam hal pendidikan
iman. Dengan bekal imanlah seorang mampu mengendalikan dirinya dalam menghadapi
arus globalisasi. Pendidikan Islam mewajibkan kita untuk selalu ingat bahwa kita tidak
butuh Ilmu pengetahuan semata-mata tapi yang paling kita butuhkan adalah
pengetahuan akhlak yang terpuji dan kesopanan. Olehnya itu yang perlu kita perhatikan
adalah karakter seseorang akan dipengaruhi oleh pendidikan dalam keluarga, figur atau
keteladanan orang tua sangat di dambakan, dalam keluarga akan tercermin pada
kehidupan seorang anak di mana dia berada dengan memperhatikan kebiasaan itu. 4

C. Pengendalian Pendidikan Islam dalam keluarga


Pendidikan Anak dalam Keluarga Pembentukan manusia menjadi insan kamil
(insan yang sempurna) atau memiliki kepribadian yang utama bisa diawali dengan
pendidikan anak, Ditambah lagi bahwa masa anak-anak adalah masa dimana seseorang
sangat mudah menyerap ilmu-ilmu yang diajarkan. Setiap anak dilahirkan dalam
keadaan fitrah. Abdullah Nashih Ulwan, salah satu seorang tokoh muslim yang sangat
perhatian sekali terhadap pendidikan anak, karya monumentalnya adalah kitab Tarbiyah
al-Aulād fī al-Islām yang mana didalam kitab ini membahas secara mendalam dan
terperinci tentang pendidikan anak, termasuk di dalamnya tentang bagaimana peran dan
tanggung jawab pendidik. Menurut Nashih Ulwan, para pendidik sudah seharusnya
mengetahui metode dan sistem Islam di dalam mendidik anak-anak. Dengan demikian
mereka dapat berjalan di jalan yang lurus dan benar dalam mendidik generasi dan

4
Bedjo Siswanto, 1990, manajemen modern, Bandung,Sinar Baru. Hal 35

6
memperbaiki masyarakat. Metode dan sistem itu dapat memindahkan generasi dari
lingkungan yang rusak dan menyimpang kepada kehidupan yang suci, mulia, dan
berakhlak.

Demikianlah yang seharusnya dilakukan pendidik. Abdullah Nashih Ulwan,


dalam bukunya “Pendidikan Anak Dalam Islam” , menjelaskan bahwa ada setidaknya
tujuh tanggung jawab pendidikan yang harus di tanamkan oleh pendidik maupun orang
tua kepada anak-anaknya, yaitu:

a. Pendidikan keimanan
Pendidikan Iman adalah, mengikat anak dengan dasar-dasar iman saat dia dapat
berfikir, membiasakanya dengan rukun Islam yang indah saat ia mampu
membedakan (usia tamyiz)
b. Pendidikan Akhlak
Yang dimaksud pendidikan Akhlak adalah sejumlah prinsip-prinsip akhlak dan
nilai-nilai moral yang harus ditanamkan kepada anak-anak, agar bisa dijadikan
kebiasaan oleh anak sejak dini, lalu meningkat baligh. Arti pendidikan Akhlak
adalah proses pembinaan budi pekerti anak sehingga menjadi budi pekerti yang
mulia. Tentunya prinsip-prinsip akhlak dan nilai-nilai moral merupakan salah satu
buah dari iman yang tertanam kokoh, dan pertumbuhan agama yang benar.
c. Pendidikan Fisik
Dari sekian tanggung jawab yang dibebakan Islam kepada para pendidik, yaitu
orang tua (ayah dan ibu) adalah pendidikan fisik, agar mereka dapat membesarkan
anak dengan sebaikbaiknya, dimana anak memiliki fisik yang kuat, tubuh yang
sehat dan sehat.
d. Pendidikan Intelektual
Pendidikan intelektual adalah membentuk dan membina pikiran anak dengan
hal-hal yang bermanfaat, berupa ilmu-ilmu syar’i ilmu pengetahuan dan budaya
modern. Di harapkan anak akan matang pikirannya serta menjadi orang berilmu dan
berbudaya. 5

5
Helmawati, 2014, Pendidikan keluarga, Bandung , PT Remaja Rosdakarya. Hal 24.

7
e. Pendidikan Mental/Psikis
Pendidikan psikis dimaksudkan untuk mendidik anak sejak ia mampu berpikir
untuk berwatak berani, berterus terang, perkasa, senang, berbuat baik pada orang
lain, mampu mengontrol emosi, serta memiliki semua keutaman jiwa dan akhlak.
f. Pendidikan Sosial
Pendidikan soial adalah mendidik anak sejak dini untuk komit dengan etika-
etika sosial yang baik dan dasar-dasar jiwa yang luhur. Dengan demikian si anak
dapat hidup ditengah masyarakat dengan pergaulan dan adab yang baik, pemikiran
yang matang dan bertindak secara bijaksana. Tanggung jawab ini merupakan
tanggung jawab terpenting bagi para orang tua didalam mempersiapkan anak, baik
pendidikan keimanan, moral maupun kejiwaan. Sebab pendidikan sosial ini
merupakan manifestassi perilaku dan watak yang mendidik anak untuk
menjalankan Kewajiban, tata krama, kritik sosial, politik dan pergaulan yang baik
bersama orang lain.6
g. Pendidikan Seks
Yang dimaksud dengan pendidikan seks adalah mengajarkan dan menerangkan
kepada anak serta menyadarkannya mengenai berbagai masalah yang berkaitan
dengan seks, naluri terhadap lawan jenis dan perkawinan. Hal ini dilakukan agar
ketika anak tumbuh dewasa dan memahami masalah-masalah kehidupan, ia dapat
mengetahui yang halal dan yang haram.Menurut Soemiarti yakin bahwa segala
bentuk pendidikan adalah berdasarkan pengaruh dari pancaindera, dan melalui
pengalaman serta potensi-potensi yang dimiliki untuk dikembangkan. Lingkungan
rumah tangga dianggap sebagai pusat kegiatan bagi para ibu dalam mendidik anak,
ibu mempunyai tanggung jawab yang terbesar dalam pendidikan anak.

BAB III

6
Helmawati, 2014,Pendidikan keluarga, Bandung , PT Remaja Rosdakarya. Hal 25.

8
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem informasi manajemen adalah sebagai sebuah metode formal untuk
menyediakan informasi yang angkurat dan tepat waktu bagi manajemen yang
diperlukan untuk mempermudah proses pengambilan keputusan, dan memungkinkan
fungsi-fungsi dari manajemen seperti perencanaan, pengendalian, dan oprasional
organisasi dapat dilaksanakan secara efektif.
Pendidikan islam di keluarga adalah lebih ditekankan kepada dua unsur yaitu
pertama unsur pendidikan akhlak meliputi keyakinan bertauhid, membiasakan akhlak
terpuji dan menghindari akhlak tercela.kedua unsur pendidikan pembiasaan seperti,
solat wajib, membaca ayat suci al-qur’an, berdo’a, mengucapkan salam, cara brpakaian
dan hidup sederhana.
Pengaruh sistem informasi menegemen pendidikan agama islam terhadap keluarga
akan memengaruhi pendidikan akhlak dan pembiasaan-pembiasaan yang sedang
dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

9
Helmawati, sistem informasi manajemen PAI, Bandung, PT Remaja Rosdakarya. 2015.

Bedjo Siswanto, manajemen modern, Bandung,Sinar Baru, 1990.

Helmawati, Pendidikan keluarga, Bandung , PT Remaja Rosdakarya. 2014.

10

Anda mungkin juga menyukai