Anda di halaman 1dari 144

ASUHAN KEBIDANAN COC (CONTINUITY OF CARE) SEJAK

KEHAMILAN,PERSALINAN,NIFAS,BAYI BARU LAHIR DAN KELUARGA


BERENCANA PADA NY. J G2P1A0 DI BPM BIDAN NALOM TANAH TINGGI
KOTA TANGERANG TAHUN 2023

Disusun Oleh:

Deby Silviani
NIM: 2215901001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan Continuity Of Care pada Keterampilan
Dasar Praktik Kebidanan. Penulisanan laporan ini dalam rangka menerapkan tugas mata kuliah
Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan yang merupakan salah satu mata kuliah yang harus
dilalui dalam proses pendidikan profesi bidan. Dalam penyusunan laporan pendahuluan ini
penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Imas Yoyoh, M.Kep., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Tangerang

2. Catur Erty Suksesty, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Tangerang

3. Ika Oktaviani,SST.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing Institusi

4. Wulan Damayanti,SST.,MKM selaku Dosen Pembimbing Institusi

5. Bdn.Nalom R.M,S.Si T.Keb selaku Pembimbing Lahan

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan pendahuluan ini masih jauh dari
kesempurnaan dengan demikian penulis sangat mengharapkan petunjuk dan saran serta kritik
dari berbagai pihak. Akhir kata semoga hasil laporan ini memberikan manfaat yang berguna
bagi yang membutuhkannya.

Tangerang, November 2022

Deby Silviani
DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………………………


Kata Pengantar …………………………………………………………… I
Daftar Isi …………………………………………………………… II
Daftar Gambar …………………………………………………………… III
Daftar Tabel …………………………………………………………… IV
Daftar Lampiran …………………………………………………………… V
Abstract …………………………………………………………… VI
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………… 1
1.3 Tujuan …………………………………………………………… 1
1.4 Ruang Lingkup ………………………………………………………….. 2
1.5 Manfaat Penelitian ………………………………………………………….. 2
1.6 Sumber Data ………………………………………………………….. 4
BAB II TINJAUAN TEORI ………………………………………………………….. 5
2.1 Kehamilan Trimester III ………………………………………………………….. 5
2.2 Definisi nyeri punggung ………………………………………………………….. 19
2.3 Konsep Dasar Persalinan ………………………………………………………….. 24
2.4 Masa Nifas ………………………………………………………….. 39
2.5 Bayi Baru Lahir ………………………………………………………….. 42
2.6 Konseling Keluarga ………………………………………………………….. 45
Berencana
2.7 Kontrasepsi ………………………………………………………….. 46
BAB III Laporan Kasus ………………………………………………………….. 52
3.1 ASKEB Ibu Hamil ………………………………………………………….. 52
3.2 ASKEB Ibu Bersalin ………………………………………………………….. 65
3.3 ASKEB Ibu Nifas ………………………………………………………….. 74
3.4 ASKEB Bayi Baru Lahir ………………………………………………………….. 90
3.5 ASKEB Keluarga ………………………………………………………….. 97
Berencana
BAB IV Pembahasan ………………………………………………………….. 101
4.1 Kehamilan ………………………………………………………….. 103
4.2 Bersalin ………………………………………………………….. 107
4.3 Masa Nifas ………………………………………………………….. 108
4.4 Bayi Baru Lahir ………………………………………………………….. 110
4.5 Keluarga Berencana ………………………………………………………….. 111
PEMBAHASAN JURNAL ………………………………………………………….. 113
BAB V ………………………………………………………….. 116
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………….. 116
5.2 Saran ………………………………………………………….. 116
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 126
DAFTAR GAMBAR

1. Lembar partograph
2. Lembar cap kaki bayi dan cap ibu jari ibu
3. Buku KIA
4. Foto Pada saat Kunjungan ANC Ibu
5. Foto Pada saat pertolongan persalinan
6. Foto pada saat KB
DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Pemberian Imunisasi suntik TT

2. Tabel 2.2.1 Klasifikasi nyeri

3. Tabel 2.2 Skala Nyeri

4. Tabel 2.4 Nyeri berdasarkan sumber atau asal nyeri

5. Tabel 2.3 Lamanya persalinan

6. Tabel 2.5 Jadwal imunisasi bayi

7. Tabel Kunjungan Nifas


DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

1. Buku KIA

2. Foto Cap kaki bayi baru lahir dan cap ibu jari ibu

3. Foto Kunjungan ANC

4. Foto persalinan

5. Foto Pelayanan KB
ABSTRACT
Berdasarkan pengamatan WHO (World Health Organization), target terbaru yang diprogramkan
adalah kesehatan dalam kerangka Sustainable Development Goals (SDGs) yakni angka kematian ibu pada tahun
2030 ditargetkan 70 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi 12 per 1.000 kelahiran hidup.
Menurut WHO tahun 2015, AKI sebanyak 216 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) sedangkan AKB sebanyak
19 per 1.000 KH. Berdasarkan data di BPM Nalom pada tahun 2022 jumlah ibu ANC sebanyak 361 orang, ibu
bersalin sebanyak 92 orang, BBL sebanyak 92 orang, ibu nifas sebanyak 92 orang, dan KB 687 orang.
Tujuan laporan kasus ini untuk memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. J di BPM Nalom
menggunakan metode Case Study dengan pendekatan Continue of Care serta dilakukan pendokumentasian
secara SOAP.
Ruang lingkup laporan kasus yaitu memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. J dimulai
dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan pelayanan keluarga berencana di BPM Nalom Hatta
di Jl. Al Muhajirin No. 17 RT 002/001. Tanah tinggi dan di rumah Ny. J Jl. Meteorologi Tanah Tinggi. Waktu
asuhan kebidanan ini dimulai pada tanggal 10 Desember 2022 sampai 16 Febuari 2023. Responden laporan
adalah ibu hamil G2P1A0 usia kehamilan 34 minggu .

Hasil yang diperoleh dalam asuhan kebidanan yaitu pada kehamilan, Salah satu dari ketidaknyamanan
pada masa kehamilan adalah nyeri punggung, karena dengan nyeri punggung bawah akan mengganggu aktivitas
ibu hamil. Dalam proses kehamilan terjadi perubahan 7eseha tubuh ibu yang semuanya membutuhkan suatu
adaptasi. Dalam proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu mengalami ketidaknyamanan yang meskipun hal ini
adalah fisiologis namun tetap perlu diwaspadai. Tujuan penelitian adalah melakukan asuhan kebidanan
komprehensif pada Ny “J” di BPM Nalom. Sedangkan Pada persalinan, proses persalinan mulai dari kala I
hingga kala IV berjalan dengan normal tanpa ada kegawatdaruratan. Pada masa Nifas, keadaan umum ibu baik,
ASI keluar dan ibu menyusui dengan ASI eksklusif. Pada bayi baru lahir, bayi lahir spontan langsung menangis,
keadaan normal dan tidak ada kelainan. Setelah 40 hari pasca salin, ibu menggunakan kontrasepsi suntik 3
bulan.

Kesimpulan dari asuhan kebidanan komprehensif ini didapat dengan melakukan asuhan kebidanan
secara mandiri dan kolaborasi serta penanganan secara dini, tidak ditemukan adanya penyulit kehamilan,
persalinan, nifas kesehatan. Diharapkan pihak BPM Nalom Tangerang dapat selalu meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan secara komprehensif demi mengurangi angka morbilitas dan mortalitas khususnya pada
ibu dan anak.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Komprehensif, Nyeri Punggung Bawah, Kehamilan Normal.

ABSTRACT
Based on WHO (World Health Organization) observations, the latest target being programmed is health
within the framework of the Sustainable Development Goals (SDGs), namely the maternal mortality rate in 2030
is targeted at 70 per 100,000 live births and the infant mortality rate is 12 per 1,000 live births. According to WHO
in 2015, MMR was 216 per 100,000 live births (KH) while IMR was 19 per 1,000 KH. Based on data at BPM
Nalom in 2022 the number of ANC mothers is 361 people, 92 mothers are giving birth, 92 are BBL, 92 are
postpartum mothers, and 687 are KB. The purpose of this case report is to provide comprehensive midwifery care
to Mrs. J at BPM Nalom uses the Case Study method with the Continue of Care approach and documentation is
carried out using SOAP.
The scope of the case report is to provide comprehensive midwifery care to Mrs. J starts from the period
of pregnancy, childbirth, postpartum, newborn, and family planning services at BPM Nalom Hatta on Jl. Al
Muhajirin No. 17 RT 002/001. High ground and at Mrs. J Jl. Highland Meteorology. This midwifery care period
starts on December 10, 2022 until February 16, 2023. Respondents to the report were G2P1A0 pregnant women,
34 weeks' gestation.
The results obtained in midwifery care are during pregnancy. One of the discomforts during pregnancy
is back pain, because lower back pain will interfere with the activities of pregnant women. In the process of
pregnancy there are changes in the mother's body, all of which require an adaptation. In the process of adaptation,
it is not uncommon for mothers to experience discomfort, even though this is physiological, they still need to be
aware of. The aim of the research was to provide comprehensive midwifery care for Mrs "J" at BPM Nalom.
Meanwhile, in labor, the delivery process from the first stage to the fourth stage runs normally without any
emergencies. During the puerperium, the mother's general condition was good, milk came out and the mother
exclusively breastfed. In newborns, babies born spontaneously cry immediately, the situation is normal and there
are no abnormalities. After 40 days postpartum, the mother uses 3 months of injectable contraception.
The conclusion of this comprehensive midwifery care was obtained by conducting midwifery care
independently and in collaboration as well as early treatment, there were no complications of pregnancy, childbirth,
and postnatal health. It is hoped that BPM Nalom Tangerang can always improve the quality of health services
comprehensively in order to reduce morbidity and mortality rates, especially for mothers and children.
Keywords: Midwifery Care, Comprehensive, Lower Back Pain, Normal Pregnancy .
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan angka

kematian ibu (AKI) sebesar tiga perempatnya pada tahun 2015. Sayangnya, pada tahun

2012, AKI mengalami kenaikan menjadi 359 per 100.000 penduduk atau meningkat

sekitar 57% dibandingkan dengan tahun 2007 yang hanya 228 per 100.000 penduduk.

Tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih terjadi hingga saat ini. Data

Kementerian Kesehatan menunjukkan terdapat 6.856 jumlah kematian ibu tahun 2021,

meningkat darisebelumnya 4.197 kematian ibu tahun 2019. Dalam rangka menjamin ibu

bersalin mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar, sejak tahun 2015 setiap ibu

bersalin diharapkan melakukan persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan yang

kompeten di fasilitas pelayanan kesehatan.

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara

lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium dan konseling. Asuhan kebidanan

komperensif mencakup lima kegiatan pemeriksaan berkesinambungan diantaranya adalah

asuhan kebidanan kehamilan (Antenatal Care), asuhan kebidanan persalinan (Intranatal

Care), asuhan kebidanan masa nifas (Posnatal Care). asuhan kebidanan bayi baru lahir

(Neonatal Care), dan asuhan pada akseptor KB (Continuity Of Care) (Sugeng, 2015).

Kehamilan pada umumnya berkembang dengan normal dan menghasilkan

kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini kadang tidak sesuai dengan

yang diharapkan. Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem tubuh ibu yang

semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologis. Dalam proses

adaptasi tersebut tidak jarang ibu mengalami ketidaknyamanan yang meskipun hal ini

adalah fisiologis namun tetap perlu diwaspadai. Salah satu dari ketidaknyamanan pada
masa kehamilan adalah nyeri punggung. Nyeri punggung adalah gangguan yang umum

terjadi dan ibu hamil mungkin saja memiliki riwayat sakit punggung dimasa lalu. Sebagai

kemungkinan lain, nyeri punggung mungkin dirasakan pertama kalinya dalam kehamilan.

Nyeri punggung bawah sangat sering terjadi dalam kehamilan sehingga digambarkan

sebagai salah satu gangguan minor dalam kehamilan.

Berdasarkan data yang didapatkan di BPM Bidan Nalom, pada tahun 2019 kunjungan

ibu hamil sebanyak 582 orang, sedangkan ibu hamil yang mengalami nyeri punggung

sebesar 86 orang, sedangkan ibu hamil yng tidak ada keluhan sebesar 496 orang, ibu

melahirkan sebanyak 396 orang, ibu nifas sebanyak 396 orang, bayi baru lahir sebanyak

396 orang, Kb sebanyak 743 orang yang terdiri dari KB Cl sebanyak 262orang, KB DP

sebanyak 304 orang, KB IUD sebanyak 12 orang, KB kondom sebanyak 4 orang, dan KB

Pil sebanyak 161 orang.

Berdasarkan data yang didapatkan di BPM Bidan Nalom pada tahun 2020 kunjungan

ibu hamil sebanyak 382 orang, ibu hamil yang mengalami keluhan neri punggung bawah

sebesar 63 orang, sedangkan ibu hamil yang tidak ada keluhan sebesar 319 orang, ibu

melahirkan sebanyak 181 orang, ibu nifas sebanyak 181 orang, bayi baru lahir sebanyak

181 orang, dan ibu dengan akseptor KB sebanyak 638 orang yang terdiri dari KB CL

sebanyak 262 orang, KB DP sebanyak 310 orang, KB IUD sebanyak 5 orang, KB kondom

sebanyak 18 orang, dan KB Pil sebanyak 43 orang.

Berdasarkan data yang didapatkan di BPM Bidan Nalom pada tahun 2021 kunjungan

ibu hamil sebanyak 353 orang, sedangkan ibu hamil yang mengalami nyeri punggung

bawah sebesar 64 orang dan ibu hamil yang tidak ada keluhan 289 orang, ibu melahirkan

sebanyak 86 orang, ibu nifas sebanyak 86 orang, bayi baru lahir sebanyak 86 orang,

dan ibu dengan akseptor KB sebanyak 650 orang yang terdiri dari KB CL sebanyak
183 orang, KB DP sebanyak 370 orang, KB IUD sebanyak 8 orang, KB kondom sebanyak

8 orang, dan KB Pil sebanyak 81 orang.

Berdasarkan data yang didapatkan di BPM Bidan Nalom pada tahun 2022 kunjungan

ibu hamil sebanyak 361 orang dan ibu hamil yang mengalami nyeri punggung bawah

sebesar 58 orang, sedangkan ibu hamil yang tidak ada keluhan sebanyak 303 orang, ibu

melahirkan sebanyak 92 orang, ibu nifas sebanyak 92 orang, bayi baru lahir sebanyak

92 orang, dan ibu dengan akseptor KB sebanyak 687 orang yang terdiri dari KB CL

sebanyak 247 orang, KB DP sebanyak 325 orang, KB IUD sebanyak 4 orang, KB kondom

sebanyak 17 orang, dan KB Pil sebanyak 94 orang.

Oleh sebab itu, penulis ingin mengaplikasikan asuhan kebidanan komprehensif pada

Ny. J dari kehamilan sampai KB. Penulis tertarik untuk menyusun laporan studi kasus

yang berjudul Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. J G2P1A0 H.34 Minggu

Dengan Kehamilan Normal (Nyeri Punggung Bawah) Di BPM Bidan Nalom Tanah

Tinggi Tahun 2023.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL,

neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan menajemen kebidanan pada Ny ‘’J’’

dengan kehamilan normal (Nyeri Punggung Bawah) di BPM Bidan Nalom Tanah Tinggi

Tahun 2023?.

1.3 Tujan

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menganalisis perjalanan kasus dengan melakukan pengkajian,

menegakkan diagnosa dan melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. J

di BPM Bidan Nalom Tanah Tinggi Tahun 2023.


1.3.2 Tujuan Khusus

a. Memberikan asuhan kebidanan komprehensif Ny. J pada masa kehamilan di

BPM Bidan nalom Tanah Tinggi Tahun 2023.

b. Memberikan asuhan kebidanan komprehensif Ny. J pada masa persalinan

di BPM Bidan nalom Tanah Tinggi Tahun 2023.

c. Memberikan asuhan kebidanan komprehensif Ny. J pada masa nifas di

BPM Bidan nalom Tanah Tinggi Tahun 2023.

d. Memberikan asuhan kebidanan komprehensif Ny. J pada bayi baru lahir

dan neonatus di BPM Bidan nalom Tanah Tinggi Tahun 2023.

e. Memberikan asuhan kebidanan komprehensif Ny. J pada pelayanan

Keluarga Berencana di BPM Bidan nalom Tanah Tinggi Tahun 2023.

1.4 Ruang Lingkup

1.4.1 Sasaran

Sasaran asuhan continuity of care ini adalah Ny ‘’J’’ G2P1A0 UK 34 minggu

dengan Kehamilan Nyeri Punggung Bawah di BPM Bidan nalom Tahun

2023.Mulai dari hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB yang dilakukan sesuai

standart asuhan kebidanan.

1.4.2 Tempat

BPM Bidan Nalom jln. Al Muhajirin No. 17 RT 002/001, Tanah Tinggi Kota

Tangerang.

1.4.3 Waktu

Asuhan Kebidanan ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei

2023.
1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Bagi BPM Bidan Nalom

Dapat dijadikan acuan untuk dapat mempertahankan mutu pelayanan terutama

dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan secara komprehensif dan untuk

tenaga kesehatan dapat memberikan ilmu yang dimiliki serta mau membimbing

kepada mahasiswa tentang cara memberikan asuhan yang berkualitas.

1.5.2 Manfaat Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan pengetahuan serta

untuk meningkatkan mutu pendidikan, proses belajar, mengajar, dan menambah

wawasan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa program studi Profesi Kebidanan

Universitas Muhammadiyah Tangerang.

1.6 Sumber Data

Sumber data yang di dapat dari Ny. J di lakukan dari data primer yaitu data yang di

dapatkan dari hasil anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik yang di dapat dari Ny. J .
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Kehamilan Trimester III

2.1.1 Pengertian Kehamilan Trimester III

Pengertian Kehamilan Trimester III

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum

dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi

sampai lahirnya janin. Lamanyahamil normal adalah 40 minggu atau 9 bulan 7 hari

dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) dan tidak lebih dari 43 minggu (Sukarni

dan Wahyu, 2013).

Trimester ketiga berlangsung selama 13 minggu, mulai dari minggu ke – 28 sampai

minggu ke- 40. Pada trimester ketiga, organ tubuh janin sudah terbentuk. Hingga pada

minggu ke – 40 pertumbuhan dan perkembangan utuh telah dicapai (Manuaba, 2010).

Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40 mingu dimana

merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua , seperti

terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi, sehingga disebut juga sebagai periode

penantian (Vivian, 2011).

2.1.2 Perubahan Anatomis Dan Fisiologis Trimester III

a. Uterus

Pada usia gestasi 30 minggu, fundus uteri dapat dipalpasi dibagian tengah

antara umbilikus dan sternum. Pada usia kehamilan 38 minggu, uterus sejajar dengan

sternum. Tuba uterin tampak agakterdorong ke dalam di atas bagian tengah uterus.

Frekuensi dan kekuatan kontraksi otot segmen atas rahim semakin meningkat. Oleh

karena itu, segmen bawah uterus berkembang lebih cepat dan merenggang secara
radial, yang jika terjadi bersamaan dengan pembukaan serviks dan pelunakan jarringan

dasar pelvis, akan menyebabkan presentasi janin memulai penurunannya ke dalam

pelvis bagian atas. Hal ini mengakibatkan tinggi fundus yang disebutdengan lightening,

yang mengurangi tekanan pada bagian atas abdomen. Peningkatan berat uterus 1.000

gram dan peningkatan ukuran uterus 30 x 22,5 x 20 cm (Hutahaean, 2013; Syaiful

& Fatmawati,2019).

b. Serviks Uteri

Serviks akan mengalami perlunakan atau pematangan secarabertahap akibat

bertambahnya aktivitas uterus selama kehamilan, dan akan mengalami dilatasi sampai

pada kehamilan trimester III. Sebagian dilatasi ostium eksternal dapat dideteksi secara

klinis dariusia 24 minggu, dan pada sepertiga primigravida, ostium internal akan

terbuka pada minggu ke-32. Enzim kolagenase dan prostaglandin berperan dalam

pematangan serviks (Hutahaean, 2013; Wagiyo & Putrono, 2016).

c. Vagina dan vulva

Pada kehamilan trimester III terkadang terjadi peningkatan rabas vagina.

Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih.

Pada awal kehamilan, cairan ini bisanya agak kental, sedangkan pada saat mendekati

persalinan cairan tersebut akan lebih cair (Hutahaean, 2013; Wagiyo & Putrono,

2016).

d. Payudara

Pada ibu hamil trimester III terkadang keluar rembesan cairan berwarna

kekuningan dari payudara ibu yang disebut dengankolostrum. Hal ini tidak berbahaya

dan merupakan pertanda bahwapayudara sedang menyiapkan ASI untuk menyusui

bayinya nantinya. Progesterone menyebabkan puting menjadi lebih menonjol dan

dapat digerakkan (Hutahaean, 2013; Syaiful & Fatmawati, 2019).


e. Sistem integument

Perubahan sistem integumen sangat bervariasi tergantung ras. Perubahan yang

terjadi disebabkan oleh hormonal dan peregangan mekanik. Secara umum, perubahan

pada integument meliputi peningkatan ketebalan kulit dan rambut, peningkatan

aktivitas kelenjar keringat, dan peningkatan sirkulasi dan aktivita vasomotor. Striae

gravidarum biasanya terjadi dan terlihat sebagai garis merah yang berubah menjadi

garis putih yang berkilau keperakan, hal ini kadang mengakibatkan rasa gatal (Wagiyo

dan Putrono, 2016; Syaiful & Fatmawati, 2019).

f. Sistem kardiovaskuler

Sejak pertengahan kehamilan denyut nadi waktu istirahat meningkat sekitar 10-

15 kali per menit dan aspek jantung berpindahsedikit ke lateral, bising sistolik pada

saat inspirasi meningkat. Cardiac Output (COP) meningkat sekitar 30-50% selama

kehamilandan tetap tinggi sampai persalinan. Cardiac Output (COP) dapat menurun

bila ibu berbaring terlentang pada akhir kehamilan karenapembesaran uterus menekan

vena cava interior, mengurangi venous kembali ke jantung sehingga menurunkan

Cardiac Output (COP). Sehingga ibu akan mengalami hipotensi sindrom, yaitu

pusing, mual, dan seperti hendak pinsan (Wagiyo dan Putrono, 2016; Syaiful &

Fatmawati, 2019).

g. Sistem respirasi

Kecepatan pernapasan menjadi sedikit lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan

oksigen yang meningkat selama kehamilan (15-20%). Tidal volume meningkat 30-

40%. Pada kehamilan lanjutibu cenderung menggunakan pernafasan dada daripada

pernafasan perut, hal ini disebabkan oleh tekanan ke arah diafragma akibat

pembesaran rahim (Wagiyo dan Putrono, 2016; Syaiful & Fatmawati, 2019).
h. Sistem pencernaan

Nafsu makan pada akhir kehamilan akan meningkat dan sekresi usus

berkurang. Usus besar bergeser ke arah lateral atas danposterior, sehingga aktivitas

peristaltik menurun yang mengakibatkan bising usus menghilang dan konstipasi

umumnya akan terjadi (Wagiyo dan Putrono, 2016; Syaiful & Fatmawati, 2019).

i. Sistem perkemihan

Aliran plasma renal meningkat 30% dan laju fitrasiglomerulus meningkat (30

sampai dengan 50%) pada awal kehamilan mengakibatkan poliuri. Usia kehamian 12

minggu pembesaran uterus menyebabkan penekanan pada vesika urinaria

menyebabkan peningkatan frekuensi miksi yang fisiologis. Kehamilan trimester II

kandung kencing tertarik ke atas pelvik dan uretra memanjang. Kehamilan trimester

III kandung kencing menjadi organ abdomen dan tertekan oleh pembesaran uterus

serta penurunan kepala sehingga menyebabkan peningkatan frekuensibuang air kecil

(Hutahaean, 2013; Wagiyo dan Putrono, 2016).

j. Sistem musculoskeletal

Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil

menyebabkan postur dan cara berjalan berubah (Fauziah dan Sutejo, 2012).

Peningkatan distensi abdomen membuatpanggul miring ke depan, penurunan tonus

otot perut danpeningkatan beban berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan

penyesuaian ulang (realignment) kurvatura spinalis. Berat uterus dan isinya

menyebabkan perubahan titik pusat gravitasi dan garis bentuk tubuh. Lengkung tulang

belakang berubah bentuk mengimbangi pembesaran abdomen (Wagiyo dan Putrono,

2016).

Sikap tubuh lordosis merupakan keadaan yang khas karena kompensasi posisi
uterus yang membesar dan menggeser berat ke belakang lebih tampak pada masa

trimester III yang menyebabkan rasa sakit bagian tubuh belakang karena

meningkatnya beban. Perubahan ini menyebabkan rasa tidak nyaman di punggung

bawahseperti nyeri lumbar dan nyeri ligamen terutama di akhir kehamilan(Syaiful dan

Fatmawati, 2019).

k. Perubahan pada system metabolik

Basal metabolic rate (BMR) umumnya meningkat 15-20% terutama pada

trimester III dan akan kembali ke kondisi sebelum hamil pada 5-6 hari postpartum.

Peningkatan BMR menunjukkan peningkatan kebutuhan dan pemakaian oksigen.

Vasodilatasi perifer dan peningkatan aktivitas kelenjar keringat membantu

mengeluarkan kelebihan panas akibat peningkatan BMR selama hamil. Ibu mungkin

tidak dapat metoleransi suhu lingkungan yang sedikit panas. Kelemahan dan kelelahan

setelah aktivitas ringan, rasa mengantuk mungkin dialami ibu sebagai akibat

peningkatan aktivitas metabolisme (Wagiyo dan Putrono, 2016; Syaiful & Fatmawati,

2019).

l. Perubahan berat badan

Penambahan berat badan selama kehamilan bervariasi antara ibu yang satu

dengan ibu yang lainnya. Kenaikan berat badan selamahamil berdasar usia kehamilan

10 minggu sebesar 600 gr, 20 minggusebesar 4000 gram, 30 minggu sebesar 8500

gram, dan 40 minggu sebesar 12.500 gram. Pada kehamilan trimester III terjadi

penambahan berat badan 0,5 kg/minggu atau sebesar (8-15 kg) (Wagiyo dan Putrono,

2016; Syaiful & Fatmawati, 2019).

2.1.3 Perubahan psikologis kehamilan Trimester III

Salah satu perubahan psikologis pada kehamilan trimester III yaitu kecemasan.
Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi.

Individu yang mengalami cemas akan merasa tidak nyaman dan takut, namun tidak

mengetahui alasan kondisi tersebutterjadi (Videbeck, 2012).

Pada kehamilan trimester III perasaan takut akan muncul pada ibu hamil. Ibu mungkin

akan merasa cemas dengan kehidupan bayi dan dirinya sendiri. Ibu khawatir bayinya lahir

tidak normal, takut akan persalinan (nyeri, kehilangan kendali, rasa sakit dan bahaya fisik

yang akan timbul pada saat melahirkan (Marni dan Margiyati, 2013). Selain itu, ibu juga

akan merasa tidak sabar menunggu kehadiran bayinya, khawatir akan bayinya yang akan

segera lahir sewaktu-waktu, dan bersikap lebih melindungi bayinya dan menghindari

orang tau benda yang dianggap membahayakan bayinya (Astuti, dkk, 2017).

Pada perubahan psikologis timbulnya kecemasan pada ibu hamil trimester III

berhubungan dengan kondisi kesejahteraan ibu dan bayi yang akan dilahirkan,

pengalaman keguguran, rasa aman dan nyaman selama kehamilan, penemuan jati dirinya

dan persiapan menjadi orang tua, sikap memberi dan menerima kehamilan, dan dukungan

keluarga (Janiwarty dan Pieter, 2013).

Gejala kecemasan yang sering dirasakan ibu hamil trimester III yaitudiantaranya cemas,

khawatir, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang,

gangguan pola tidur, mimpi- mimpi yang menegangkan, gangguan konsentrasi dan daya

ingat, keluhan somatik, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan dan

sakit kepala (Hawari, 2016).

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkankecemasan dapat

dilakukan dengan berbagai cara dianataranya yaitu dengan teknik relaksasi nafas dalam.

Relaksasi merupakan metodeefektif untuk mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dan

kecemasan (Laili dan Wartini, 2017). Selain itu terdapat juga beberapa cara untuk
mengurangi kecemasan dianatranya dengan teknik relaksasi otot progresif, terapi pijatan,

imaginery, dan terapi yoga (Rafika, 2018).

2.1.4 Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III


a. Nyeri punggung bawah

Nyeri punggung bawah merupakan salah satu ketidaknyamanan yang

dirasakan pada kehamilan trimester III (Hutahaean, 2013). Nyeri punggung

merupakan nyeri di bagian lumbar, lumbosacral, atau didaerah leher. Nyeri punggung

disebabkan oleh regangan otot otau tekanan pada saraf dan biasanya dirasakan sebagai

rasa sakit, tegangan, atau rasa kaku dibagian punggung (Huldani, 2012). Nyeri

tersebutlah yang menyebabkan reaksi reflektoril pada otot-otot lumbodorsal terutama

pada otot erector spine pada L4 dan L5 sehingga terjadi peningkatan tonus yang

terlokalisir. Nyeri yang dirasakan dengan inetnesitas tinggi dankuat biasanya akan

menetap kurang lebih 10-15 menit kemudian hilang timbul lagi (Pearce, 2013).

Nyeri punggung bawah merupakan masalah otot dan tulangyang sering dialami

dalam kehamilan yang menyebabkan rasa tidak nyaman. Nyeri punggung bawah

dihubungkan dengan lordosis yangdiakibatkan karena peningkatan berat uterus yang

menarik tulang belakang keluar dari garis tubuh (Cunningham, et al, 2013).

Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat seiring bertambahnya usia

kehamilan pada trimester III. Hal ini dikarenakanberat uterus yang semakin membesar

dan postur tubuh secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam

abdomen sehingga untuk mengompensasi penambahan berat badanini, bahu lebih

tertarik ke belakang dan tubuh lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur

dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada ibu hamil trimester III (Purnamasari dan

Widyawati,2019).

Adapun faktor yang dapat mempengaruhi nyeri punggung bawah pada ibu
hamil diantaranya, berubahnya titik berat tubuh seiring dengan membesarnya rahim,

postur tubuh, posisi tidur, meingkatya hormone, keahmailan kembar, riwayat nyeri

pada kehamilan lalu, dan kegemukan (Mafikasari dan Kartikasari, 2015).Selain itu

aktivitas sehari-hari (seperti duduk, bergerak, mengangkat, membungkuk serta

melakukan pekerjaan rumah tnggadan aktivitas kerja rutin) juga bisa menjadi salah

satu factor penyebab nyeri punggung pada ibu hamil (Puspasari, 2019).

Cara mengatasinya :

a) Massage daerah pinggang dan punggung

b) Hindari sepatu hak tinggi

c) Gunakan bantal sewaktu tidur untuk meluruskan pinggang

d) Tekuk kaki daripada membungkuk Ketika mengangkat apapun

e) Lebarkan kedua kaki dan tempakan satu kaki Ketika mengankat apapun

f) Lebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit didepan kaki yang lain

saat menekukkan kaki, sehingga terdapat jarak yang cukup saat bangkit dari

posisi setengh jonkok (Syaiful & fatmawati,2019)

Selain itu,latihan fisik relaksasi berupa senam hamil dapat bermanfaat untuk

mengendurkan setiap sendi-sendi yang kaku dan sakit akibat bertambahnya beban

pada ibu hamil, mengurangi keluhan yang timbul akibat perubahan bentuk tubuh,

memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, sehingga dapat

mencegah atau mengatasi keluhan nyeri di punggung bawah . Melakukan senam hamil

secara teraturdapat menurunkan nyeri punggung bawah, salah satunya dengan gerakan

berlutut memutar tulang panggul, menekuk bokong, menekuk, lutut, dada

(Anggeriani,2015).

b. Edema ekstremitas atas dan bawah


Edema fisiologis pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan

peningkatan tekanan vena pada ekstermitas bawah. Gangguan ini terjadi karena

penumpukan cairan dijaringan. Hal ini ditambah dengan penekanan pembuluh darah

besar di perut sebelahkanan (vena kava) oleh uterus yang membesar, sehingga darah

yangkembali ke jantung berkurang dan menumpuk di tungkai bawah. Penekanan ini

terjadi saat ibu berbaring terlentang atau miring ke kanan. Oleh karena itu, ibu hamil

trimester III disarankan untuk berbarik ke arah kiri (Irianti, 2014).

Edema pada kehamilan dipicu oleh perubahan hormone esteogen, sehingga

dapat meningktkan retensi cairan. Peningkatan retensi cairan berhubungan dengan

perubahan fisik yang terjadi pada kehamilan trimester akhir, yaitu semakin

membesarnya uterus seiring dengan pertambahan berat badan janin dan usia kehamlan

(Juanita, Harvrialni, dan Fadmiyanor, 2018). Edema fisiologis menyebabkan

ketidaknyamanan sepeti perasaan berat, kram, dan juga kesemutan pada kaki (Coban

dan Sirin, 2010).

Cara mengatasinya:

a) Meningkatkan periode istirahat dan berbaring pada posisi miring kiri

b) Meninggikkan kaki apabila duduk memakai stoking

c) Meningkatkan asupan protein

d) Menurunkan asupan karbohidrat karena dapat meretensi cairan di jaringan

e) Menganjurkan untuk minum segelas 6-8 gelas cairan sehari untuk membantu

diuresis natural

f) Menganjurkan ibu untuk cukup berolahraga dan sebisa mungkin jangan

berlama-lama dalam sikap statis atau berdiam diri dalam posisi yang sama

(Fauziah & Sutejo, 2012; Hutahean,2013; Syaiful& Fatmawati 2019).


2.1.5 Kebutuhan dasar ibu hamil Trimester III

a. Kebutuhan fisik

1) Diet makanan

Kebutuhan makanan ibu hamil mutlak harus dipenuhi. Kekurangan nutrisi

dapat menyebabkan anemia, abortus, IUGR, inersia uteri, perdarhan pasca

persalinan, sepsis puerpuralis, dan lain-lain. Sedangkan kelebihan makanan

akan berakibat kegemukan, pre-eklamsia, janin terlalu besar, dan

sebagainya. Hal penting yang harus diperhatikan sebenarnya adalah cara

mengatur menu dan pengolahan menu tersebut dengan berpedoman pada

Pedoman Umum Gizi Seimbang. Bidan sebagai pengawas kecukupan gizinya

dapat melakukan pemantauan terhadap kenaikan berat badan selama

kehamilan. Berat badan sebelum hamil, PBBH, dan indeks massa tubuh (IMT)

masih merupakan indikator yang banyak dipakai untuk menentukan status gizi

ibu. Rendahnya PBBH yang diperburuk oleh rendahnya berat badan sebelum

hamil dan otomatis rendahnya IMT ditengarai akan meningkatkan risiko

kehamilan, seperti BBLR, kelahiran premature, dan komplikasi pada saat

melahirkan. PBBH yang terlalu tinggi berisiko terhadap komplikasi kehamilan

seperti hipertensi, diabetes, dan preeklamsi, komplikasi waktu melahirkan,

serta makrosomia. Untuk menghindari risiko tersebut, ibu hamil harus

memperhatikan asupan gizi sebelum, ketika, dan setelah kehamilan, karena

rerata PBBH yang dianjurkan di negara berkembang adalah 12,5 kilogram.

2) Kebutuhan Energi

a) Protein

Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68%.


Widya karya pangan dan Gizi Nasional menganjurkan untuk menambah

asupan protein menjadi 12% per hari atau 75-100 gram.

b) Zat Bezi

Kebutuhan zat bezi selama hamil meningkat 300% (1.040 mg selama

hamil) dan peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari asupan

makanan ibu selama hamil melainkan perlu di tunjang dengan suplemen zat

besi. Pemberian sumlemen zat besi dapat diberikan sejak minggu ke-12

kehamilan sebesar 30-60 gram setiap hari selama kehamilan dan enak

minggu setelah kelahiran untuk mencengahanemia post partum.

c) Asam folat

Jika kekurangan asam folat maka ibu dapat menderita anemia

megaloblastik dengan gejala diare, depresi, lelah berat, dan selalu

mengantuk. Jika kondisi ini terus berlanjur dan tidak segera ditangani maka

pada ibu hamil akan terjadiBBLR, ablasio plasenta, dan kelainan bentuk

tulang belakang janin (spina bifida)

d) Kalsium

Kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis sebanyak 5%. Oleh

karena itu asupan yang optimal perlu dipertimbangkan.

3) Obat-obatan

Sebenarnya jika kondisi ibu hamil tidak dalam keadaan yang benar- benar

berindikasi untuk diberikan obat-obatan, sebaiknya pemberian obat dihindari.

Penatalaksanaan keluhan dan ketidaknyamanan yang dialami lebih dianjurkan

kepada pencegahan dan perawatan saja. Dalam pemberian terapi, dokter biasanya

akan sangat memperhatikan reaksi obat terhadap kehamilan, karena ada obat

tertentu yang kadang bersifat kontra dengan kehamilan.


4) Senam Hamil

Senam hamil untuk melancarkan sirkulasi darah, nafsu makan bertambah,

perencanaan lebih baik, dan tidur lebih nyenyak.

5) Pakaian

Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam ibu hamil:

a) Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ketat pada bagian perut

b) Bahan mudah menyerap keringat

c) Gunakan bra yang menyokong payudara

d) Memakai sepatu hak rendah

e) Pakaian dalam selalu bersih

6) Istirahat dan Rekreasi

Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunyabeban berat pada

perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan mengalami

kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil. Pada

trimester akhir kehamilan sering diiringi dengan bertambahnya ukuran janin,

sehingga terkadang ibu kesulitan untuk menentukan posisi yang paling baik dan

nyaman untuk tidur. Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke

kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal, dan

untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan bantal pada perut bawah

sebelah kiri. Meskipun dalam keadaan hamil, ibu masih membutuhkan rekreasi

untuk menyegarkan pikiran dan perasaan, misalnya dengan mengunjungi objek

wisata atau pergi ke luar kota.

7) Perawatan Payudara

a) Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan menggunakan

busa
b) Gunakan bra yang menyangga

c) Hindari membersihkan putting dengan sabun mandi

d) Jika ditemukan cairn yang berwarna kekuningan dari payudara berarti

produksi ASI sudah dimulai.

8) Eliminasi

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah

konstipasi dan sering buang air kemih. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh

hormon progesteronyang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya

otot usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan

bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah

dengan mengonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama

ketika lambung dalam keadaan kosong. Meminum air putih hangat ketika perut

dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus. Jika ibu sudah

mengalami dorongan, maka segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi

konstipasi. Sering buang air kecil merupakan keluhan yang umumdirasakan oleh

ibu hamil, terutama pada trimester I dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang

fisiologis. Ini terjadi karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang

mendesak kantong kemih sehingga kapasitasnya berkurang. Sedangkan pada

trimester III terjadi pembesaran janin yang juga menyebabkan desakan pada

kantong kemih. Tindakan mengurangi asupan cairan untuk mengurangi keluhan

ini sangat tidak dianjurkan, karena akan menyebabkan dehidrasi.

9) Seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat

penyakit seperti berikut ini.

a) Sering abortus dan kelahiran prematur.


b) Perdarahan per vaginam.

c) Koitus harus dilakukan dengan hati- hati terutama padaminggu terakhir

kehamilan.

d) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan

infeksi janin intrauteri.

10) Sikap Tubuh yang Baik

Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, tubuh akan mengadakan

penyesuaian fisik dengan pertambahan ukuran janin. Perubahan tubuh yang paling

jelas adalah tulangpunggung bertambah lordosis karena tumpuan tubuh bergeser

lebih ke belakang dibandingkan sikap tubuh ketika tidak hamil. Keluhan yang

sering muncul dari perubahan ini adalah rasa pegal dipunggung dan kram kaki

ketika tidur malam hari. Untuk mencegah dan mengurangi keluhan ini perlu adanya

sikap tubuh yang baik.

11) Imunisasi

Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit

yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.

Tabel 2.1.5 Pemberian Suntik TT

Status Jenis suntikan Interval Lama Persentase


TT Waktu Perlindungan Perlindungan
T0 Belum pernah
mendapat
suntikan TT
T1 TT1 80
T2 TT2 4 minggu 3 tahun 95
dari TT1
T3 TT3 6 bulan dari 5 tahun 99
TT2
T4 TT4 Minimal 1 10 tahun 99
tahun dari
TT3
19
T5 TT5 3 tahun dari Seumur
TT4 hidup
b. Kebutuhan Psikologis

1) Persiapan Saudara Kandung (Sibling)

Sibling rivalry adalah rasa persaingan diantara saudar kandung akibat kelahiran

anak berikutnya. Biasanya terjadi pada anak usia 2- 3 tahun. Sibling rivalry ini

biasanya ditunjukkan denagn penolakan terhadap kelahiran adiknya, menangis,

menarik diri dari lingkungannya, menjauh dari ibunya, atau melakukan kekerasan

terhadap adiknya (memukul, menindih, mencubit, dan lain-lain). Untuk

mencegah sibling rivalry ada beberapa langkah yang dapat dilakukan,

diantaranya sebagai berikut.

a) Jelaskan pada anak tentang posisinya (meskipun ada adiknya, ia tetap

disayangi oleh ayah ibu).

b) Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adiknya.

c) Ajak anak untuk berkomunikasi dengan bayi sejak masih dalam

kandungan.

d) Ajar anak untu melihatbenda-benda yang.berhubungandengan kelahiran

bayi.

2) Dukungan Keluarga

Ibu sangat membutuhkan dukungan dan ungkapan kasihsayang dari orang- orang

terdekatnya, terutama suami. Kadang ibu dihadapkan pada suatu situasi yang ia

sendiri mengalami ketakutan dan kesendirian, terutama pada trimester akhir.

Kekhawatiran tidak disayang setelah bayi lahir kadang juag muncul, sehingga

diharapkan bagi keluarga terdekat agar selalu memberikan dukungan dankasih

sayang. Bidan sangat berperan dalam memberikanpengertian ini pada suami dan

keluarga.
3) Perasaan Aman dan Nyaman selama Kehamilan

Selama kehamilan ibu banyak mengalami ketidaknyamanan fisik dan psikologis.

Bidan bekerja sama dengan keluarga diharapkan berusaha dan secara antusia

memberikan perhatian serta mengupayakan untuk mengatasiketidaknyamanan dan

ketidakamanan yang dialami oleh ibu. Kondisi psikologis yang dialami oleh ibu

akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan bayi. Tingkat kepercayaan ibu

terhadap bidan dan keluarga juga sangat memengaruhi kelancaran proses

persalinan.

4) Persiapan Menjadi Orangtua

Ini sangat penting dipersiapkan karena setelah bayi lahir akan banyak perubahan

peran yang terjadi, mulai dari ibu, ayah, dan keluarga. Bagi pasangan yang baru

pertama punya anak, persiapan dapat dilakukan dengan banyak berkonsultasi

dengan orang yang mampu untuk membagi pengalamnnya dan memberikan

nasehat mengenai persiapan menjadi orang tua. Bagi pasangan yang sudah

mempunyai lebih dari satu anak, dapat belajar dari pengalaman mengasuh anak

sebelumnya. Selain persiapan mental, yang tak kalah pentingnya adalah

persiapan ekonomi, karena bertambah anggota, bertambah pula kebutuhannya.

5) Dukungan dari Tenaga Medis

Bagi seorang ibu hamil, tenaga kesehatan khususnya bidan mempunyai tempat

tersendiri dalam dirinya. Harapan pasien adalah bidan dapat dijadikan sebagai

teman terdekat dimana ia dapat mencurahkan isi hati dan kesulitannya dalam

menghadapi kehamilan dan persalinan. Posisi ini akan sangat efektif sekali jika

bidan dapat mengembangkan kemampuannya dalam menjalin hubungan yang baik

dengan pasien. Adanya hubungan saling percaya akan memudahkan bidan dalam

memberikan penyuluhan kesehatan.


6. Masalah-masalah yang terjadi pada masa kehamilan Trimester III

a. Nyeri perut yang hebat

Pada kehamilan lanjut, jika ibu merasakan nyeri yang hebat, disertai dengan

tanda-tanda syok yang membuat keadaan umum ibu makin lama makin memburuk,

dan disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan beratnya syok, maka kita harus

waspada akan kemungkinan terjadinya solusi plasenta.

b. Sering Kencing

Pada wanita hamil sering terjadi kencing, karena kandung kemih tertekan oleh

rahim yang membesar sering dengan usia kehamilan.

c. Sesak nafas

Disebabkan karena rahim yang membesar, mendasak diafragma ke atas. Jika tidur

dengan bantal yang tinggi, sesak akan berkurang

d. Nyeri pinggang

Sebagian besar disebabkan karena perubahan sikapbadan pada kehamilan yang

lanjut, karena titik berat badan pindah ke depan yang di sebabkan perut yang

membesar

e. Keluaran cairan pervagina

Jika keluhanya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan warna putih keluh, berarti

yang keluar adalah air ketuban. Bila kehamilan belum cukup bulan, hati-hati akan

adanya persalinan preterm dan komplikasi infeksi intrapertumSakit kepala yang

hebat. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklamsi

Varices. Waktu istirahat, kaki hendaknya ditinggikan. Ada juga baiknya

menggunakan kaos kaki panjang dari elastic.

f. Bengkak diwajah dan jari-jari tangan

Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan
tangan, tidak hilang setelah beristirahat, hal ini dapat merupakan pertanda

anemia, gagal jantung atau pre-eklamsi.

2.2 Definisi nyeri punggung

2.2.1 Pengertian
Nyeri adalah bentuk ketidaknyamanan baik sensori maupun emosional yang berhubungan

dengan resiko atau aktualnya kerusakan jaringan tubuh, timbul ketika jaringan sedang

rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri.

(Kemenkes RI,2022). Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran

terhadap kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan. Karena nilainya

bagi kelangsungan hidup, nosiseptor (reseptor nyeri) tidak beradaptasi terhadap stimulasi

yang berulang atau berkepanjangan. Simpanan pengalaman yang menimbulkan nyeri

dalam ingatan membantu kita menghindari kejadian-kejadian yang berpotensi

membahayakan di masa mendatang.

2.2.2 Tipe dan Klasifikasi Nyeri

1) Klasifikasi nyeri dibagi menjadi 2 yaitu:

a) Nyeri akut yaitu nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang dan

yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot.

b) Nyeri kronis yaitu merupakan nyeri yang timbul secara perlahan, biasanya

berlangsung selama cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termasuk nyeri

kronis yaitu nyeri kronis terminal, sindrom nyeri kronis, nyeri psikosomatis.

Gambar 2.2.2 (1) Klasifikasi nyeri

No Nyeri Akut Nyeri Kronis


1. Peristiwa baru, tiba-tiba, durasi Pengalaman nyeri menetap/ kontinu
singkat. selama lebih dari enam bulan.
2. Berkaitan dengan penyakit akut, Intensitas nyeri sukar untuk
seperti operasi, prosedur diturunkan
pengobatan atau trauma
3. Sifat nyeri jelas dan besar Sifatnya kurang jelas dan kecil
kemungkinan untuk hilang. kemungkinan untuk sembuh/hilang
4. Timbulnya akibat Rasa nyeri biasanya meningkat.
stimuluslangsung terhadap
rangsang noksius,
5. Umumnya bersifat sementara, Dikategorikan sebagai :
yaitu samapi dengan a) Nyeri kronis maligna, jika nyeri
apenyembuhan berhubungan denga kanker atau
penyakit progresif lainnya.
b) Nyeri kronis non-maligna, jika
nyeri akibat kerusakan jaringan
non-progresif lalu yang telah
mengalami penyembuhan.
6. Area nyeri dapat diindentifikasi area nyeri tidak mudah diidentifikasi.
rasa nyeri cepat berkurang

2) Berdasarkan Intensitas

Berdasarkan intensitas, nyeri digolongkan nyeri hebat, nyeri sedang, dan nyeri

ringan. Untuk mengukur intensitas nyeriyang dirasakan seseorang, dapat digunakan

alat bantu yanitudengan skala nyeri. Skala nyeri yang umum digunakan alah caraMc.

Gill dengan menggunakan skala 0-5 (0 = tidak ada nyeri, 1= nyeri ringan, 2 = tidak

menyenangkan, 3 = menganggu, 4 = menakutkan , dan 5 = sangat menakutkan).

Skala ini disebut dengan the present pain intensity.

Pengkajian yang lebih sederhana dan mudah dilakukan adalah

menggunakan skala 0-10, yaitu analog visual skala dengan cara menyatakan sejauh

mana nyeri yang dirsakan klien.

Tidak Nyeri Ringan Nyeri sedang Nyeri berat Nyeri tdk


ada terkontrol
Nyeri
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 2.2.2(2) Skala Nyeri

3) Berdasarkan Transmisi

a) Nyeri menjalar

Terjadi pada bidang yang luas dan pada struktur yang berbentuk dari embrionik
dermatom yang sama

b)Nyeri rujukan (reffered pain)

Nyeri yang bergerak dari suatu daerah ke daerah yang lain .

4) Berdasarkan Sumber Atau Asal Nyeri

Nyeri berdasarkan sumber atau asal nyeri dapat dilihat pada tabel 2.4 di bawah ini.

Tabel 2.2.2.(4) Nyeri Berdasarkan Sumber atau Asal Nyeri

Jenis nyeri
Somatis
Karakteristik Superfisial Dalam Viseral
Kualitas Tajam, Tajam, Tajam, tumpul
menusuk dan tumpul,dan nyeri tonus, dan
membakar nyeri terus kejang
menerus
Lokalisasi Baik Jelek Distensi, iskemi,
Menjalar Tidak Tidak spasme, iritasi
Stimulus Torehan, Torehan kimia (tidak ada
abrasi, panas Iskemi, toleran)
dan dingin pergeseran
tulang
Reaksi aktual Tidak Ya Ya
Reflek kontraksi Ya Ya Ya
Otot

5) Berdasarkan penyebab

Menurut penyebabnya nyeri dibagi menjadi 6, kriteria sebagai berikut.

a. Termik, disebabkan oleh suhu yang ekstrim.

b. Kimia, disebabkan oleh bahan atau zat kimia

c. Mekanik, disebabkan trauma fisik atau mekanis

d. Elektrik disebabkan oleh aliran listrik

e. Psikogenik, nyeri yang tanpa diketahui adanya kelainan fisik, bersifat

fisiologis

f. Neurologik, disebabkan oleh kerusakan jaringan saraf

6) Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Punggung

a) Umur
Nyeri punggung bawah banyak dirsakan umur 20-40 tahun dan meningkat

pada umur 50 tahun, sedangkaan pada wanita terjadi kenaikan setelah umur

60 tahun.

b) Jenis kelamin

Jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat resiko keluhan otot. Hal ini

terjadi karena secara fisiologis kemampuan ototwanita rata-rata sekitar 2/3

dari kemampuan otot pria. Kekuatan optimal otot pada wanita terjadi pada

usia 20-39 tahun dan akan berkurang 20% pada usia 60 tahun.

c) Masa kerja menunjukkan lamanya seseorang bekerja di tempat kerja,

semakin lama kerja semakin tinggi resiko terjadi penyakit akibat kerja.

Melakukan pekerjaan samaselama bertahun-tahun tanpa ada rotasi pekerjaan

menyebabkan pekerjaan tersebut membebani otot dan jaringan

kecenderungan untuk timbulnya kelelahan.

d) Kebiasaan olahraga

Olahraga dapat memberikan pengaruh yang memdai terhadap kesehatan jika

dilakukan dengan teratur dan terukur dengan frekuensi latihan 3x seminggu

selama 20-30 menit, karena kebiasaan olahraga dapat mempengaruhi

kemampuan fisik seseorang dalam melakukan kerja. Kekurangan olahraga

menyebabkan kurangnya freksibilitas pada sendi serta ekstensibilitas

jaringan menjadi kurang baik.

7) Cara Penanganan Nyeri Punggung

a) Mekanik tubuh yang tepat saat mengangkat beban

b) Postur tubuh yang baik

c) Hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban, dan berjalan tanpa

istirahat.
d) Ayunkan panggul/miringkan panggul

e) Gunakan sepatu tumit rendah; sepatu tumit tinggi tidak stabil dan

memperberat masalah pada pusat gravitasi dan lordosis

f) Jika masalah bertambah parah, penggunaan penyokong abdomen eksternal

dianjurkan (contoh: korset maternitas atau penyokong “ Belly Band” yang

elastis)

g) Kompres es pada punggung

h) Kompres hangat (jangan terlalu panas) pada Punggung (contoh bantalan

pemanas, mandi air hangat, duduk dibawah siraman air hangat)

i) Pijatan atau usapan pada punggung

j) Untuk istirahat/ tidur

(a) Kasur yang menyokong

(b) Posisikan badan dengan menggunakan bantal sebagai pengganjal

untuk meluruskan punggung dan meringankan tarikan dan regangan.

2.2.3 Masase ibu hamil dengan keluhan nyeri punggung

A. Punggung

1. Diurut dengan 2 tangan berirama dari bawah ke atas, diurut dengan 1

tangan, diurut dari tengah ke pinggir pakai jempol,

2. Diulang seperti no.1, pijat lemak dari samping

B. Punggung (terapis berdiri)

1. Pijat dengan 2 ibu jari ke atas , pijat pake jempol ke samping

2. Pijat dengan kedua tangan kanan kiri dorong naik, pijat dengan satu

tangan, turunkan lemak dengan kedua tangan,

C. Punggung (terapis dari atas)

1. Pijat kedua jempol dari atas ke bawah di tengah-tengah, pijat jempol


menyamping, turun naik dengan kedua jempol sampai ke atas bahu.

2. Urut pundak kanan kiri,

D. Pijat punggung posisi duduk

1. Pijat naik turun, setelah di pijat kemudian dicemol, pijat dengan kedua

jempol ke atas, pijat pundak ke kanan kiri bergantian

2. Pijat menggunakan ke-2 jempol ke bawah samapai ¼ punggung, pijat

dengan jempol berirama, usap dengan ke-2 tangan dari bawah ke atas,

3. Pukul-pukul berirama, pukul dengan 2 tangan ditangkupkan, pukul

dengan tanagan terbuka berirama.

2.2.4 Senam hamil

Senam adalah olah raga yang dapat mengurangi nyeri punggung selama

hamil. program Back Pain Reducing Program (BPRP) menunjukkan penurunan

angka nyeri punggung secara signifikan setelah 12 minggu. Program BPRP terdiri

dari pendidikankesehatan, pembagian pamflet, kaset video berisi demonstrasi senam,

laporan kegiatan senam dan panggilan telepon. Pendidikan kesehatan berupa

penjelasan tentang anatomi dan fungsi vertebra, perubahan pelvik normal selama

hamil, dan postur tubuh yang tepat untuk mencegah nyeri punggungyang diberikan

pada kelas antenatal. Senam dilaksanakan dirumah masing-masing secara teratur 5-

7 kali per minggu. Panggilan lewat telpon dilaksanakan 1-2 kali setiap minggu untuk

memberikan motivasi danmengkaji intensitas nyeri punggung. (Syamsul,2019).

(Anggraeni,2015) latihan fisik relaksasi berupa senam hamil dapat

bermanfaat untuk mengendurkan setiap sendi-sendi yang kaku dan sakit akibat

bertambahnya beban pada ibu hamil, mengurangi keluhan yang timbul akibat

perubahan bentuk tubuh, memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot


dinding perut, sehinggadapat mencegah atau mengatasi keluhan nyeri di punggung

bawah . Melakukan senam hamil secara teraturdapat menurunkan nyeri punggung

bawah, salah satunya dengan gerakan berlutut memutar tulang panggul, menekuk

bokong,menekuk, lutut, dada .

2.3 Konsep Dasar Persalinan

2.3.1 Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah

cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan

lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai

dengan adanay kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks

secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta. Kelahiran bayi

merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien dan keluarganya.

Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan adalah proses yang normal dan

merupakan kejadian yang sehat.

Persalinan adalah klimaks dari kehamilan, dimana berbagai sistem yang

tampaknya tidak saling berhubungan berkerja dalam kehormonisan untuk

melahirkan bayi.

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun

kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran

janin yang terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan,

dengan presentasi belakang kepala, tanpakomplikasi baik ibu maupun janin.

2.3.2 Tanda Persalinan

1) Lighting

Menjelang minggu ke-36 pada primigravida, terjadi penurunan fundus


uterus karena kepala bayi sudah masuk ke dalampanggul. Penyebab dari proses

ini adalah sebagai berikut :

a. Kontraksi

b. Ketegangan

c. Ketengangan ligamentum rotundum

d. Gaya berat janin, kepada kearah bawah uterus

Masuknya kepala janin ke dalam panggul dapat dirasakan oleh wanita

hamil dengan tanda-tandasebagai berikut :

a. Terasa ringan dibagian atas dan rasa sesak berkurang.

b. Di bagian bawah terasa penuh dan mengganjal.

c. Kesulitan saat berjalan

d. Sering berkemih.

e. Gambaran lightening pada primi gravida menunjukan hubungan

normal antara ketiga , yaitu : power (his); pasage (jalan lahir);

dan passenger (bayi dan plasenta). Pada multipara gambarnya

menjadi tidak sejelas pada primigravida, karena masuknya

kepala janin ke dalam panggul terjadi bersamaan dengan proses

persalinan.

2) Terjadi his permulaan

Pada saat hamil muda sering terjadi Kontraksi Braxton yangkadang dirasakan

sebagai keluhan karena rasa sakit yang ditimbulkan. Biasanya pasien mengeluh

adanya rasa sakit di pinggang dan terasa sangat menganggu, terutama pada

pasien dengan ambang rasa sakit yang rendah. Adanya pembuahan kadar

hormon estrogen dan progestrogen menyebabkan oksitosin semakinmeningkat

dan dapat menjalankan fungsinya dengan efektif untuk menimbulkan kontraksi


atau his permulaan. His permulaan ini sering di istilahkan sebagai his palsu

dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Rasa nyeri ringan dibagian bawah.

b. Datang tidak teratur.

c. Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda-tanda

kemajuan persalinan.

d. Durasi pendek

e. Tidak bertambah bila beraktifitas

2.3.3 Tahapan Persalinan

Menurut Teori Elisabeth, dkk (2015), Tahapan persalinan adalah sebagai berikut :

a) Kala I (Kala Pembukaan)

Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena

serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh

darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran- pergeseran, ketika

serviks mendatar dan membuka.

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan

pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan

kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif.

(a) Fase laten, dimana pembukaan serviks lambat dimulai sejak awal kontraksi

yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap sampai

pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7 – 8 jam.

(b) Fase aktif (pembukaan serviks 4 – 10 cm), berlangsung selama 6 jam dan

dibagi dalam 3 subfase, yaitu:

1) Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 4

cm.
2) Periode dilatasi maksimal:berlangsung selama2 jam, pembukaan

berlangsung cepat menjadi 9 cm.

3) Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam 2 jam pembukaan

menjadi 10 cm atau lengkap.

Perubahan Fisiologis pada Kala I

a) Metabolisme

Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat secara

berangsur-angsur disebabkan karena kecemasan dan aktivitas otot

skeletal, peningkatan ini ditandai dengan adanya peningkatan suhu

tubuh, denyut nadi, curah jantung (cardiac output), pernapasan dan

kehilangan cairan.

b) Tekanan darah

Tekanan darah meningkat selama terjadinya kontraksi ( sistol rata-rata

naik ) 10 – 20 mmHg, diastole naik 5 – 10 mmHg. Antara kontraksi,

tekanan darah kembali seperti saat sebelum persalinan.

c) Suhu tubuh

Oleh karena adanya peningkatan metabolisme, maka suhu tubuh

sedikit meningkat selama persalinan.

d) Detak jantung

Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung akan

meningkat secara dramatis selama kontraksi.

e) Pernapasan

Oleh karena terjadinya peningkatan metabolisme, maka terjadi sedikit

peningkatan laju pernapasan yang dianggap normal, hiperventilasi yang


lama dianggap tidak normal dan bisamenyebabkan alkalosis.

f) Ginjal

Poliuri sering terjadi selama proses persalinan, mungkin dikarenakan

adanya peningkatan cardiac output, peningkatan filtrasi glomerulus dan

peningkatan aliran plasma ginjal. Proteinuria yang sedikit dianggap

normal dalam persalinan.

g) Gastrointestinal

Motilitas lambung dan absorpsi makanan padat secara subtansi berkurang

sangat banyak selama persalinan. Selain itu, berkurangnya pengeluaran

getah lambung menyebabkan aktivitas pencegahan hamper berhenti dan

pengosongan lambung menjadi sangat lambat, cairan tidak berpengaruh

dan meninggalkan perut dalam waktu biasa. Mual dan muntah bisa terjadi

sampai ibu mencapai kahamilan kala I.

h) Hematologi

Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gr/100 ml selama persalinan dan akan

kembali sebelum persalinan sehari pasca persalinan, kecuali terdapat

perdarahan postpartum.

b) Kala II (Kala Pengeluaran Janin)

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan

berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara berlangsung selama 2 jam

dan pada multipara 1 jam.

Tanda dan Gejala Kala II :

(a) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit.

(b) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.


(c) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum

atauvagina.

(d) Perineum terlihat menonjol.

(e) Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.

(f) Peningkatan pengeluaran lenndir dan darah.

Diagnosis Kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang menunjukkan :

1. Pembukaan serviks telah lengkap.

2. Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina.


Tabel 2.3 Lamanya Persalinan
Lama Persalinan
Primipara Multipara
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam ½ jam
Kala III ½ jam ¼ jam
TOTAL 14 ½ jam 7 ¾ jam
Sumber : (Elisabeth, dkk, 2015).
c) Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)

Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya

plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung 5 – 30 menit

setelah bayi lahir.

Perubahan Fisiologis Kala III

Pada kala III persalinan, otot uterus menyebabkan berkurangnya ukuran rongga

uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini

menyebabkan implantasi plasenta karena tempat implantasi menjadi semakin kecil,

sedangkan ukuran plasenta tidak berubah. Setelah lepas, plasenta akan turun ke

bagian bawah uterus atau bagian atas vagina.

Perubahan Psikologis Kala III

(a) Ibu ingin melihat, menyentuh dan memeluk bayinya.

(b)Merasa gembira, lega dan bangga akan dirinya. Juga merasa


sangat lelah.

(c) Memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vaginanya perlu dijahit.

(d)Menaruh perhatian terhadap plasenta.

d) Kala IV (Kala Pengawasan)

Kala IV dimulainya setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah proses

tersebut. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV, yaitu :

(a) Uteruss.

(b) Terjadinya perdarahan, perdarahan dianggap masih normal jika

jumlahnya tidak Tingkat kesadaran.

(c) Pemeriksaan tanda-tanda vitl (tekanan darah, nadi, dan pernafasan)

(d) Kontraksi melebihi 400-500 cc

Asuhan dan Pemantauan pada Kala IV

1. Lakukan rangsangan taktil (seperti pemijatan) pada uterus, untuk

merangsang uterus berkontraksi.

2. Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secaramelintang

antara pusat dan fundus uteri.

3. Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.

4. Periksa perineum dari perdarahan aktif (misalnya apakah ada laserasi atau

episiotomi).

5. Evaluasi kondisi ibu secara umum.

6. Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama kala IV persalinan di

halaman belakang partograf segera setelah asuhan diberikan atau setelah

penilaian dilakukan.

2.3.4 60 Langkah asuhan persalinan normal (APN)

Menurut Teori Prawirohardjo (2014), Ada 60 Langkah asuhan


persalinan normal (APN).

1. Mengenali gejala dan tanda kala dua

Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua

a. Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran

b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat

pada rektum danvagina

c. Perineum tampak menonjol

d. Vulva dan sfingter ani membuka

2. Menyiapkan pertolongan persalinan

Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk

menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru

lahir. Untuk asfiksia→ tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk

bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh

bayi.

a. Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal

bahu bayi

b. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di

dalam partus set

3. Pakai apron/ celemek plastic.

4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci

tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan

tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk

periksa dalam.

6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang


memakai sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi

kontaminasi pada alat suntik

7. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik

Membersihkan vulva dan perineum, menyeka dengan hati-hati dari

depanke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi

air DTT

a. Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja,

bersihkandengan seksama dari arah depan ke belakang

b. Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah

yangtersedia

c. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekotaminasi, lepaskan dan

rendam dalam larutan klorin 0,5% → langkah # 9)

8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap

Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap maka

lakukan amniotomi

9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang

masihmemakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian

lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5%

selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan

10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/ saat relaksasi

uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160x/

menit)

a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal

b. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan

semuahasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.


11. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan

meneran Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan

janin baik danbantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan

sesuai dengankeinginannya.

a. Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan

kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman

penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang

ada

b. Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka

untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran

secara benar

12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada rasa

ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi

setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu

merasa nyaman).

13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan

kuat untuk meneran :

a. Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif

b. Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara

meneran apabila caranya tidak sesuai

c. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya

(kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama)

d. Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi

e. Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)

f. Menilai DJJ setiap kontaksi uterus selesai


g. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah

120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam)

meneran (multigravida)

h. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang

nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam

60 menit

14. Persiapan pertolongan kelahiran bayi

Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika

kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm

15. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu

16. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan

17. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

18. Persiapan pertolongan kelahiran bayi Lahirnya Kepala

19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva

maka lindungi perineum dengan satu tangan yang menahan dengan kain

bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk

menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu

untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.

20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan

yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran

bayi

a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar lepaskan lewat bagian atas

kepala bayi

b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat

dan potong di antara dua klem tersebut


21. Lahirnya Bahu

22. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara
biparental.

23. Anjurkan ibu untuk meneran Setelah kepala lahir, tunggu kepala bayi

melakukan putaran paksi luarsecara spontan

saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal

hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian

gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang

24. Lahirnya Badan dan Tungkai

Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang kepala

dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan

dan siku sebelah atas.

25. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke

punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki

(masukkan telunjuk diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan

melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain

agar bertemu dengan jari telunjuk).

26. Asuhan bayi baru lahir. Lakukan penilaian (selintas) :

a. Apakah bayi cukup bulan?

b. Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan

c. Apakah bayi bergerak dengan aktif ?

d. Jika langkah resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi

pada asfiksia bayibaru lahir.

27. Keringkan tubuh bayi

Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan tubuh lainnya kecuali

bagian tangan tanpa membersihkan verniks.Ganti handuk basah dengan


handuk/ kain yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu

28. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi

bayi dalam uterus (hamil tunggal)

29. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi
baik

30. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit

IM (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan

aspirasisebelum menyuntikkan oksitosin)

31. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira

3cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan

jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama

32. Pemotongan dan pengikatan tali pusat

a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yan telah dijepit (lindungi

perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem

tersebut

b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi

kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan

mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya

c. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan

33. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu bayi.

Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya.

Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih

rendah dari puting susu atau areola mammae ibu.

a. Selimuti ibu-bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi di

kepala bayi.

b. Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling


sedikit satu jam.

c. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu

dinidalam waktu 30-60 menit. Menyusui untuk pertama kali akan

berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu

payudara.

d. Biarkan bayi berada di dada ibu selama satu jam walaupun bayi

sudah berhasil menyusu.

34. Manajemen aktifkala tiga persalinan

35. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva

36. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis,

untuk mendeteksi kontraksi.Tangan lain menegangkan tali pusat

37. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah

sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas

(dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika

plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali

pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi

prosedur di atas.

Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota

keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu

38. Mengeluarkan plasenta

39. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke arah

dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat ke arah distal

maka lanjutkan dorongan ke arah kranial hingga plasenta dapat

dilahirkan.

a. Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan


ditarik secara kuat terutama jika uterus tak berkontraksi) sesuai

dengan sumbu jalan lahir ( ke arah bawah-sejajar lantai-atas)

b. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem

hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan

lahirkan plasenta.

c. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:

1) Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM

2) Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh

3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan


4) Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya

Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila

terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta manual

40. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan

kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban

terpilinkemudian lahirkan dan tempatkan palesenta pada wadah yang

telah disediakan. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan

DTT atau steril untuk melakuan ekslporasi sisa selaput kemudian

gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk

mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal

41. Rangsangan Taktil (Masase) Uterus

42. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan

gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi

(fundus teraba keras).

43. Menilai perdarahan. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu

maupun bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh.


Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus

44. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan

penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.Bila ada robekan

yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.

45. Melakukan prosedur pasca persalinan. Pastikan uterus berkontraksi

dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.

46. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam

larutan klorin 0,5 %, bersihkan noda darah dan cairan tubuh,

lepaskan secara terbalik dan rendam sarung tangan dalam larutan

klorin 0,5 % selama 10 menit. Cuci tangan dengan sabun dan air

bersih mengalir, keringkan tangandengan tissue atau handuk pribadi

yang bersih dan kering.

47. EvaluasiPastikan kandung kemih kosong.

48. Ajarkan ibu atau keluarga cara melakukan massase uterus dan

menilaikontraksi.

49. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

50. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.

51. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernapas dengan baik

(40-60kali / menit)

a. Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi di resusitasi dan

segeramerujuk ke rumah sakit.

b. Jika bayi bernafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera rujuk ke

rumahsakit rujukan.

c. Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan

kembalikontak kulit ibu-bayi dan hangatkan ibu-bayi dalam satu


selimut.

52. Kebersihan dan Keamanan. Tempatkan semua peralatan bekas pakai

dalamlarutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasi (10 menit) cuci dan

bilas peralatan setelah didekontaminasi. Buang bahan-bahan yang

terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.

53. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan

menggunakan airDTT. Bersihkan cairan ketuban, lendir dan darah di

ranjang atau di sekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai pakaian

yang bersih dan kering.

54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan

keluarga untuk memberi ibu minuman dn makanan yang diinginkan.

55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5 %.

Celupkansarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %, balikkan

bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama

10 menit.

56. Cuci kedua tangan degan sabun dan air mengalir kemudian keringkan

tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

Pakai sarung tangan bersih atau DTT untuk melakukan pemeriksaan

fisik bayi.

57. Dalam satu jam pertama, beri salep atau tetes mata profilaksis

infeksi, vitamin K1 1 mg Iman di paha kiri bawah lateral,

pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pernafasan bayi ( normal 40-60

kali /menit) dan temperatur tubuh (normal 36,5 -37,5 ºC) setiap 15

menit. Setelah satu jam pemberian Vitamin K1berikan suntik

imunisasi hepatitis B di paha kanan bawah. Letakkan bayi di dalam


jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan.

58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di

dalamlarutan lorin 0,5 % selama 10 menit.

59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian

keringkan dengan handuk bersih.

60. Dokumentasi.Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang),

periksa tanda vital dan asuhan kala IV. Lengkapi partograf (halaman

depan dan belakang) periksa tanda vital dan asuhan kala IV.

2.4 Masa Nifas

2.4.1 Pengertian masa nifas

Menurut Teori Prawirohardjo (dalam Teori Yeyeh, dkk, 2017), Masa nifas

(puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira

6 minggu.

Menurut Teori Obstetri william (dalam Teori Yeyeh, dkk, 2017), Memberikan

pengertian masa nifas adalah masa nifas adalah masa segera setelah kelahiran sampai

6 minggu. selama masa ini saluran reproduktif anatominya kembali ke keadaan tidak

hamil yang normal.

Menurut Teori Sinopsis Obstetri (dalam Teori Yeyeh, dkk, 2017), memberikan

pengertian masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan

selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil.

2.4.2 Standar Kunjungan Masa Nifas

Menurut Teori Yeyeh, dkk (2017). Selama ibu berada pada masa nifas, paling

sedikit 4 kali bidan harus melakukan kunjungan, dilakukan untuk menilai keadaan ibu

dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-mslah
yang terjadi. Seorang bidan pada saat memberikan asuhan kepada ibu dalam masa

nifas, ada beberapa hal yang harus dilakukan, akan tetapi pemberian asuhan kebidanan

pada ibu masa nifas tergantung dari kondisi ibu sesuai dengan tahapan

perkembangannya antara lain:

a. Kunjungan 1 ( 6-8 jam setelah persalinan )Tujuan :

1. Mencegah perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri.

2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan

berlanjut.

3. Memberikan konseling pada ibu atau slah satu anggota keluarga, bagaimana

mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

4. Pemberian asi awal

5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadi hopotermi.

7. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi

baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam

keadaan stabil.

b. Kunjungan II ( 6 hari setelah persalinan )Tujuan:

1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan baik,

fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau.

2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.

3. Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan, dan istirahat.

4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda

penyulit.

5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,

menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.


c. Kunjungan III ( 2 minggu setelah persalinan )Tujuan :

1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan baik,

fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau.

2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.

3. Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan, dan istirahat.

4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkantanda-

tanda penyulit.

5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, talipusat,

menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

d. Kunjungan IV ( 6 minggu setelah persalinan )Tujuan :

1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ia atau bayi alami.

2. Memberikan konseling untuk KB secara dini.

Asuhan nifas dilakukan selama 2-6 hari setelah melahirkan dan 2-6minggu

setelah melakukan bertujuan untuk:

a. Memastikan bahwa ibu sedang dalam proses penyembuhan yang

aman.

b. Memastikan bahwa bayi sudah bisa menyusu tanpa

kesulitan danbertambah berat badannya.

c. Memastikan bahwa ikatan bayi antara ibu dan bayi sudah terbentuk .

d. Memprakarsai penggunaan kontrasepsi.

e. Menganjurkan ibu membawa bayinya untuk kontrol

(kerumah sakitatau rumah bersalin atau posyandu).

2.5 Bayi Baru Lahir

2.5.1 Pengertian Bayi Baru lahir

Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari umur kelahiran 37 minggu
sampai 42 minggu dan Berat lahir 2.500 gram (Ilmiah, 2015).

Bayi baru normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42

minggu dan berat badannya 2.500 – 4.000 gram (Dewi, 2011).

Menurut Teori Sondakh (2013), Beberapa pengertian dari bayi barulahir

normal adalah:

a. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 – 42
minggu dengan berat lahir antara 2.500 – 4.000 gram.

b. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38 – 42 minggu dengan

berat badan sekitar 2.500 – 3.000 gram dan panjang badan sekitar 5-55 cm.

2.5.2 Pengertian Neonatus

Bayi Baru Lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran,

berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturasi, adaptasi

(menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin kekehidupan ekstra uterin) dan toleransi

bagi BBL untuk dapat hidup dengan baik (Marmi, 2015).

2.5.3 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan padabayi tersebut

selama satu jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan

menunjukan usaha pernafasan spontan dengan sedikit bantuan/ gangguan. Aspek-

aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir adalah menjaga bayi tetap kering dan

hangat, usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya sesegera

mungkin (Prawirohardjo, 2016).

1. Segera setelah dilahirkan badan bayi

a) Sambil secara cepat menilai pernafasannya, letakan bayi dengan handuk diatas

perut ibu dengan kain bersih dan kering atau kassa, lap darah ataulendir dari wajah
bayi untuk mencegah terhalangnya jalan udara.

b) Periksa ulang pernafasan bayi.

2. Dalam waktu 24 jam, bila bayi tidak mengalami masalah apapun,berikanlah

asuhan berikut :

a) Pertahankan Suhu Tubuh Bayi

b) Hindari memandikan bayi sehingga sedikitnya 6 jam dan hanya

setelahitu jika suhunya 36,50C.

c) Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, kepala bayi

harus tertutup.

3. Pemeriksaan Fisik Bayi

Lakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap, ketika memeriksa bayi baru lahir

haruslah diperhatikan hal-hal berikut :

a) Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan

b) Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan

sarung tangandan bertindak lembut pada saat menangani bayi.

c) Lihat, dengarkan, dan rasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari

kepala, danberlanjut secara sistematik menuju jari kaki.

d) Jika ditemukan factor resiko atau masalah, carilah bantuan

lebih lanjutyang memang diperlukan.

4. Pemberian vitamin K

Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir normal dan cukup

bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi

resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 –1 mg I.M

5. Merawat mata

a. Berikan eritromicin 0,5 % atau tetrasiklin 1% untuk pencegahan penyakit


mata krl klamidia, atau

b. Beri tetes mata perak niklat atau neosporin segera setelah lahir.

6. Identifikasi Bayi

Alat pengenal untuk mempermudah identifikasi bayi, perlu segera dipasang

setelah persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi

baru lahir dan harus tetap ditempatnya/terpasang sampai waktu bayi

dipulangkan.

7. Perawatan Lain

a) Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4jam),

mulai dari hari pertama.

b) Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat, dan kering dengan mengganti popok

dan selimut sesuai dengan kebutuhan. Pastikan bayi tidak terlalu dingin (dapat

menyebabkan dehidrasi, ingat bahwa kemampuan pengaturan suhu bayi

masih dalam perkembangan). Apa saja yang masuk ke dalam mulut bayi

haruslah bersih.

c) Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering

d) Peganglah, sayangi, dan nikmati kehidupan bersama bayi.

e) Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu

f) Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit atau infeksi

g) Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik.

8. Jadwal Pemberian Imunisasi


Tabel 2.5
Jadwal Imunisasi pada Bayi
Usia Jenis Imunisasi
0 Bulan Hepatitis B 0
1 Bulan BCG, Polio 1
2 Bulan DPT-Hepatitis B-Hib 1-Polio 2
3 Bulan DPT-Hepatitis B-Hib 2-Polio 3
4 Bulan DPT-Hepatitis B-Hib 3-Polio 4
9 Bulan Campak

Sumber : (Walyani, 2015).


2.5.4 Kunjungan Neonatus

Setiap bayi baru lahir memperoleh pelayanan Kunjungan Neonatal minimal 3 kali,

yaitu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada 3-7 hari, 1 kali pada 8- 28 hari sesuai standar di

satu wilayah kerja pada satu tahun (Kemenkes RI, 2014). Pelayanan yang diberikan

saat kunjungan neonatal adalah pemeriksaansesuai standar Manajemen Terpadu Bayi

Muda (MTBM) dan konseling perawatan bayi baru lahir termasuk ASI eksklusif dan

perawatan tali pusat.

Kunjungan neonatal pertama (KN1) adalah cakupan pelayanan kesehatan bayi baru

lahir (umur 6-48 jam). Pada kunjungan neonatal pertama (KN1), bayi baru lahir

mendapatkan vitamin K1 injeksi dan imunisasi hepatitis B (HB0) bila belum diberikan

pada saat lahir (Kemenkes, 2014).

2.6 Keluarga Berencana

2.6.1 Pengertian Keluarga Berencana

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk mengurangi

kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4 T: terlalu muda melahirkan (di bawah

usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua

melahirkan (di atas usia 35 tahun) (Kemenkes RI, 2015).

Keluarga berencana (KB) merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta

perempuan. Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi

laki-laki dan perempuan untuk merencakan kapan akan mempunyai anak, berapa tahun

jarak usia antara anak, serta kapan akan berhenti mempunyai anak (Kemenkes RI,

2015).

2.6.2 Konseling Keluarga Berencana

2.6.2.1 Pengertian Konseling Keluarga Berencana

Konseling merupakan tindak lanjut dari KIE. Bila seseorang telah termotivasi

melalui KIE, maka selanjutnya ia perlu diberikan konseling. Jenis dan bobot

konseling yang diberikan sudah tentu tergantung pada tingkatan KIE yang telah

diterimanya (Yeyeh, dkk, 2017).

Konseling KB adalah percakapan yang bertujuan untuk membantu calon peserta

KB agar memahami norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS). Dengan

memahami NKKBS, diharapkan mereka memiliki keinginan untuk memiliki

keluarga kecil bahagia sejahtera (KKBS), dan untuk bisa memiliki KKBS mereka

akan merasa perlu memakai alat KB. Agar dapat menolong para calon peserta KB

untuk bisa memilih alat KB yang cocok, perlu diberikan konseling KB, pemilihan

dan pemakaian alat KB yangdidahului dengan konseling KB akan membuat peserta

KB merasa aman dan nyaman (Sulistyawati, 2016).

2.6.2.2 Langkah – Langkah Konseling

Menurut Teori Arum, dkk, (2011), Langkah-langkah dalamkonseling adalah sebagai

berikut:

SA : Salam, sambut kepada klien secara terbuka dan sopan.


T : Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara

mengenai pengalaman Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi,

tujuan, kepentingan, harapan serta keadaan kesehatan dan kehidupan

keluarganya.

U : Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihannya dan

beritahu apa pilihan reproduksinya yang paling mungkin, termasuk pilihan

beberapa jenis kontrasepsi.

TU : Bantulah menentukan pilihannya.

J : Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi

U : Ulang, perlunya dilakukan kunjungan ulang.

2.7 Kontrasepsi

2.7.1 Pengertian Kontrasepsi

Menurut Teori Yuhedi, dkk, (2014), Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel

telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah di

buahi ke dinding rahim.

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya yang

dilakukan dalam pelayanan kontrasepsi dapat bersifat sementara maupun bersifat

permanen (Kementerian Kesehatan RI, 2015).

2.7.2 Syarat Kontrasepsi Yang baik


Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik menurut

(Kementerian Kesehatan RI, 2015) adalah :

a. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya

b. Tidak ada efek samping yang merugikan

c. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan


d. Tidak mengganggu hubungan seksual

e. Cara penggunaanya sederhana

f. Dapat diterima oleh pengguna

g. Dapat diterima oleh pasangan

2.7.3 Tujuan Penggunaan Alat Kontrasespi

a. Menghindari Kehamilan yang tidak diinginkan

Kasus kehamilan yang tidak diinginkan sering terjadi disekitar kita. Pada kasus

kehamilan yang tidak diinginkan kerap berujung pada Tindakan aborsi yang

berdampak pada Kesehatan ibu. Penggunaan alat kontrasepsi dapat menjadi solusi

untuk mengatur jarak kelahiran sehingga meminimalisir terjadinya kehamilan yang

tidak diinginkan.

b. Membantu Tumbuh Kembang Anak

Perencanaan kehamilan yang baik dapat membantu pertumbuhan anak. Anak akan

apat memperoleh kasih sayang dan perhatian lebih banyak dari kedua orang tuanya,

khususnya dalam masa tumbuh kembangnya. Ibu juga dapat memaksimalkan

pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif bagi bayinya.

c. Meningkatkan kualitas Keluarga

Alat kontrasepsi digunakan untuk menjarangkan kehamilan atau menjaga jarak

kelahiran. Dengan demikian penggunaan alat kontrasepsi juga dapat mengurangi

resiko kematian ibu dan bayi karena jarak kelahiran yang terladu dekat atau terlalu

sering. Selain itu, mengatur jarak kelahiran diharapkan mampu dapat meningkatkan

kualitas keluarga, khususnya kehidupan perekonomian keluarga. (KemKes

RI,2018).
d. Mencegah Terjadinya Penyakit Menular Seksusal

Hubungan seksual tidak terlepas dari resiko terjadinya penyakit menular seksual,

meskipun dilakukan antara suami istri. Penyakit Menular Seksual (PMS) ini yatitu

sifilis,gonorhae, hingga HIV/AIDS. PMS dapat dicegah dengan penggunaan alat

kontrasepsi berupa kondom.

2.7.4 Faktor-faktor Yang Berperan Dalam Pemilihan Kontrasepsi


a. Pasangan dan motivasi : umur, gaya hidup, frekuensi senggama, jumlah keluarga

yang diinginkan, dan pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu.

b. Kesehatan : status kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik

dan panggul.

c. Metode kontrasepsi : efektivitas, efek samping, dan biaya (Proverawati, 2010).

Sasaran utama dari pelayanan KB adalah pasangan usia subur (PUS). Pelayanan KB

diberikan diberbagai unit pelayanan baik oeh pemerintah maupun swasta dari tingkat desa

hingga tingkat kota dengan kompetensi yang sangat bervariasi. Pemberi layanan KB

antara lain : Rumah sakit, Puskesmas, Dokter Praktek Swasta, Bidan Praktek Swasta, dan

Bidan Desa. Jenis alat kontrasepsi antara lain suntik, kondom, pil, IUD, implant,

vasektomi, dan tubektomi. Untuk jenis pelayanan KB jenis kondom dapat diperoleh

langsung dari apotek atau toko obat, pos layanan KB, dan kader desa. Kontrasepsi suntik

KB sering dilakukan oleh bidan dan dokter sedangkan kontrasepsi jenis IUD, implant,

vasektomi dan tubektomi harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan

berkompeten.

2.7.5 Sasaran Penggunaan KB

Sasaran program KB dibagi menjadi dua yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak

langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsugnya adalah PUS
yang bertujuan untuk menurukan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi

secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsung adalah pelaksanaan dan

pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui kebijaksanaan,

kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang bekualitas, keluarga

sejahtera (Handayani, 2010).

2.7.6 Ruang Lingkup Program KB

Ruang lingkup program KB mencakup sebagai berikut :

1) Ibu, dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran.

2) Suami, dengan memberikan kesempatan suami agar dapat melakukan,

memperbaiki kesehatan fisik, dan mengurangi beban ekonomi keluarga yang

ditanggungnya.

3) Seluruh Keluarga, dilaksanakannya program KB dapat meningkatan kesehatan

fisik, mental, dan sosial setiap anggota keluarga, dan bagi anak dapat

memperoleh kesempatan yang lebih besar dalam hal pendidikan serta kasih

sayang orang tuanya (Sulistyawati, 2011).

2.7.7 Pengertian Kb suntik 3 bulan

Menurut teori Arum, dkk, (2011), Pengertian Kb suntik 3 bulan Depo

Metroxyprogesteron Asetat adalah metode hormonal yang mengandung hormon

progesterone yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek

progesterone yang kuat dan sangat efektif. Mekanisme kerja kontrasepsi ini sama

seperti kontrasepsi hormonal lainnya. Depo-provera sangat cocok untuk program

postpartum oleh karena tidak mengganggu laktasi.

2.7.8 Metode Kontrasepsi


Metode kontrasepsi hormonal injeksi menurut Kemenkes RI (2015),

Tersedia dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung

progestin, yaitu sebagai berikut :

1. Depomendroksiprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg

DMPA yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara disuntik

intramuskular (di daerah bokong).

2. Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg

noretindron enentat, diberikan setiap dua bulan dengan cara disuntik

intramuskular.

Keuntungan kontrasepsi suntik 3 bulan adalah :

1. Sangat efektif

2. Pencegah kehamilan jangka panjang

3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

4. Tidak mengandung estrogen, sehingga tidak berdampak serius

terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah

5. Tidk memiliki pengaruh terhadap produksi ASI

6. Efek samping sedikit

7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

8. Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun

sampaiperimenopause

9. Membantu mencegah kanker endrometrium dan kehamilan ektopik

10. Menurunkan kejadian tumor jinak payudara

11. Mencegah beberapa penyakit radang panggul

12. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell).

Kerugian kontrasepsi suntik 3 bulan adalah :


1. Klien sangat bergantung pada sarana pelayanan kesehatan

2. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya

3. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,

hepatitis B, atau infeksi virus HIV

4. Terlambatnya kembali kesuburan

5. Terjadi perubahan pada lipid serum dengan penggunaan jangka panjang

Efek Samping kontrasepsi suntik 3 bulan adalah :

1. Gangguan Haid

2. Sakit Kepala

3. Penambahan Berat Badan

4. Keputihan (Leukorea)

5. Pada sistem kardiovaskuler efeknya sangat sedikit, mungkin ada

sedikit peningkatan kadar insulin dan penurunan HDL-Kolestrol.

6. Galaktorea (Pengeluaran ASI yang berlebihan)

7. Depresi

8. Pusing dan mual

9. Pada gangguan jangka panjang juga dapat menimbulkan kekeringan pada

vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), gugup atau jerawat.

10. Gangguan jangka panjangnya yaitu dapat sedikit menurunkan kepadatan

tulang.
BAB III
LAPORAN KASUS

3.1 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL KUNJUNGAN AWAL

3.1.1PEMERIKSAAN TM.III (KUNJUNGAN KE-1)

No Reg : 237
Nama Pengkaji : Deby Silviani
Hari/tanggal : Sabtu/ 10 Desember 2022
Waktu Pengkajian : 18.00 WIB
Tempat Pengkajian : BPM Nalom
DATA SUBJEKTIF
ALASAN DATANG
Ny. J datang ke BPM Nalom ingin memeriksakan kehamilannya, mengaku hamil anak ke 2 dan
belum pernah keguguran. Pada saat kehamilan, pemeriksaan ANC selalu di lakukan rutin di
BPM Nalom.Namun pada kehamilan ini Ny.J mengaku ada keluhan nyeri punggung bawah
semenjak 3 hari yang lalu, nyeri terasa seperti nyut-nyutaan dan hilang timbul saat melakukan
aktifitas yang sangat melelahkan, seperti setelah melakukan aktivitas rumah.
1. Identitas
Jenis Identitas Istri Suami
Nama Ny. Julia Tn. Ardi
Umur 31 tahun 31 tahun
Suku/bangsa Jawa / Indonesia Jawa/Indonesia
Agama Islam Islam
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Ibu Rumah tangga Karyawan
Alamat rumah Tanah tinggi Tanah tinggi
Tlp
085683477**** 085846662****
Alamat kantor ----- Jl.Oto Iskandardinata
Tlp Tangerang
2. Quick cek

No Jenis Quick cek Hasil Keterangan


Ya tidak
1 Sakit kepala hebat √√
2 Gangguan penglihatan √
3 Pembengkakan pada wajah dan tangan √
4 Nyeri abdomen (epigastrium) √
5 Mual dan muntah berlebihan √
6 Pergerakan janin tidak seperti biasa √
7 Pengeluaran pervaginam √
8 Demam √
3. Keluhan saat ini
• Keputihan : tidak ada
• Masalah atau kelainan pada kehamilan ini : tidak ada
• Masalah atau keluhan lainnya : nyeri punggung
4. Riwayat kehamilan sekarang
• HPHT : 12-04-2022
• Siklus haid : 28 hari
• Taksiran waktu persalinan : 19-01-2023
• Pemakaian obat dan jamu-jamuan : tidak pernah
• Kekhawatiran yang berkaitan dengan kehamilan : tidak ada
5. Riwayat obstetrik

Jenis
N Tanggal Tempat Penyulit Riwayat
UK Partus Penolong JK BB PB Ket.
o Partus Partus Menyusui
03-08- 39 Klinik Normal Bidan Tdk ♀ 3000 50c 2 th -
1 2019 mg ada gr m

2 Kehamil
an ini
6. Riwayat kesehatan

No Jenis Hasil Keterangan


Ada
Tidak
ada
1 Jantung √
2 Hipertensi √
3 DM √
4 Asma √
5 Hepatitis √
6 IMS/HIV √
7 TBC √
8 Ginjal kronis √
9 Malaria √
10 Epilepsi √
11 Kejiwaan √
12 Kelainan kongenital √
13 Alergi obat /makanan √
14 Kecelakaan √
15 Tranfusi darah √
• Riwayat imunisasi TT :

TT I : 07-07-2022

TT II : 10-08-2022
• Golongan darah : A
7. Riwayat kontrasepsi
• Kontrasepsi yang pernah digunakan : Suntik 3 bulan, Pil KB
• Kontrasepsi terakhir sebelum hamil : Pil KB
• Keluhan dalam penggunaan kontrasepsi :-

8. Riwayat sosial ekonomi


• Usia pertama menikah: 23 tahun
• Status perkawinan: sah
• Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan dan kesiapan persalinan: Senang
• Dukungan keluarga : Mendukung
• Pengambil keputusan dalam keluarga: Suami
• Kebiasaan/pola makan dan minum:
- Makan: Frekuensi : 3x sehari., porsi : 1 piring

Menu : seimbang (Nasi,sayur mayur,ikan dan buah)

Nafsu makan : Baik


- Minum : 8 gelas sehari
• Kondisi rumah: Nyaman
• Kebiasaan merokok, obat-obatan dan alkohol: Tidak
• Beban kerja dan aktivitas sehari-hari: Mengerjakan kerjaan rumah
• Seksualitas: frekuensi : 1x seminggu keluhan : tidak ada
• Kekerasan dalam rumah tangga: tidak ada
• Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan untuk persalinan: BPM Nalom
• Keinginan ibu memberikan ASI eksklusif: Ya
Rencana ibu memberikan ASI: Ya
DATA OBJEKTIF
1. Kesadaran : baik
2. Keadaan umum : composmentis
3. Keadaan emosional : baik
4. TB : 162 cm BB : 74 kg , LILA: 25cm, IMT : 28
5. TTV

Tekanan darah : .120/80 mmHg Nadi: 82x/menit

Respirasi : 24.x/menit Suhu : 36°C


6. Head to toe
• Wajah : simetris
• Kepala dan rambut : bersih
• Mata: simetris : ya, konjungtiva : tidak pucat, sklera : tidak ikterik
• Hidung : bersih,tidak ada polip
• Mulut : tidak ada sariawan, gigi: tidak ada caries dentis
• Telinga : bersih
• Leher : Pembesaran kelenjar getah bening : tidak,
Pembesaran kelenjar thyroid : tidak
• Payudara : tidak ada benjolan
• Abdomen

Bekas luka operasi : tidak ada

TFU : 27 cm

TBJ :( 27-12)x 155= 2325 gram

Leopold I : teraba bagian bulat lunak (bokong)

Leopold II : teraba bagian Panjang memapan (puka)

Leopold III :teraba bagian bulat keras (kepala)

Kesan : kepala masih bisa di goyangkan (Belum masuk PAP)

Leopold IV : Tidak di lakukan

DJJ : 142 x/menit


• Ekstremitas atas dan bawah : tidak ada oedema
• Anogenital:
- Tukak/luka : tidak ada
- varises : tidak ada
- kelenjar scene : tidak ada
- kelenjar bartholin : tidak ada
- haemoroid : tidak ada

• CVAT: nyeri ketuk : kanan (-) kiri (-)


• Refleks patella : kanan (+) kiri (+)
7. Pemeriksaan penunjang
• HB : 13 gr%
• Golongan darah ABO dan Rhesus : Positif
• HIV : Negatif
• Rapid test (K/P) : Negatif
• Protein Urine : Negatif
ANALISIS
Ny. J usia 31 tahun G2P0A0 H.34 minggu,janin tunggal hidup intra uterin kondisi ibu
dan janin baik.
Masalah: Nyeri punggung bawah belakang
Kebutuhan: Rileksasi
PENATALAKSANAAN

1. Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan berupa
tinggi badan : 162cm, berat badan: 74 kg, LILA: 25cm, IMT : 28. Tanda-tanda vital:
Tekanan darah: 120/80 mmHg, Nadi : 82x/menit, Rr: 24x/menit,pemeriksaan Head to
toe serta pemeriksaa laboratorium semua dalam keadaan baik . Pasien mengetahui hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan.
2. Memerikan KIE tentang tanda bahaya kehamilan Trimester III serta keluhan
ketidaknyamanan pada Trimester 3 seperti nyeri punggung ,serta mudah lelah selama
dapat diatasi dengan istirahat yang cukup. Ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan.
3. Menganjurkan ibu untuk sering mengganti pakaian dalam untuk menjaga kelembaban
pada area genetalia ibu agar tidak lembab. Ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan
4. Menganjurkan ibu untuk berolahraga sperti melakukan senam hamil untuk
merileksasikan anggota tubuhnya atau jalan kaki pada pagi hari.Ibu mengerti dan
bersedia menjalankannya.
5. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe XV tablet 1x1 di habiskan serta
kalsium x tablet 1x1. Ibu bersedia menghabiskan tablet fe yang diberikan
6. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu berikutnya. Ibu bersedia melakukan
kunjungan ulang.
3.1.2 PEMERIKSAAN TM.III (KUNJUNGAN KE-2)

No Reg : 237
Nama Pengkaji : Deby Silviani
Hari/tanggal : Sabtu/ 23 Desember 2022
Waktu Pengkajian : 19.00 WIB
Tempat Pengkajian : BPM Nalom

A. DATA SUBJEKTIF

1) ALASAN DATANG

Ny. J datang ke BPM Nalom ingin memeriksakan kunjungan ulang kehamilannya, ibu

merasa lebih baik dari pemeriksaan sebelumnya dan merasa janin nya bergerak aktif di

dalam perut.

2) DATA KEBIDANAN

Riwayat Kehamilan sekarang

- G...P...A... : G2P1A0

- HPHT : 12 April 2022

- TP : 19 Januari 2023

- Usia Kehamilan : 3 6 minggu


- ANC : Ke- 2

- Tablet Fe : ±14 tablet yang dikonsumsi selama pemeriksaan kehamilan


2 minggu yang lalu

- Gerakan Janin : ± 10 kali dirasakan per hari

- Tanda Bahaya Selama hamil : Tidak ada

- Keluhan/Kelainan Selama Kehamilan : Tidak ada

B. DATA OBJEKTIF
1) Kesadaran : baik
2) Keadaan umum : composmentis
3) Keadaan emosional : baik
4) TB : 162 cm BB : 76 kg, LILA: 25 cm IMT : 28
5) TTV

6) Tekanan darah : .110/70 mmHg Nadi: 80x/menit

7) Respirasi : 24.x/menit Suhu : 36,5°C


8) Head to toe
• Wajah : simetris
• Kepala dan rambut : bersih
• Mata: simetris : ya, konjungtiva : tidak pucat, sklera : tidak ikterik
• Hidung : bersih,tidak ada polip
• Mulut : tidak ada sariawan, gigi: tidak ada caries dentis
• Telinga : bersih
• Leher : Pembesaran kelenjar getah bening : tidak,

Pembesaran kelenjar thyroid : tidak


• Payudara : tidak ada benjolan
• Abdomen

Bekas luka operasi : tidak ada

TFU : 29 cm

TBJ : (29-12) X 155= 2635 Gram

Leopold I : teraba bagian bulat lunak (bokong)

Leopold II : teraba bagian Panjang memapan (puka)

Leopold III :teraba bagian bulat keras (kepala) (Belum masuk PAP)

Leopold IV : Tidak dilakukan

DJJ : 142 x/menit


• Ekstremitas atas dan bawah : tidak ada oedema
• Anogenital:
- Tukak/luka : tidak ada
- varises : tidak ada
- kelenjar scene : tidak ada
- kelenjar bartholin : tidak ada
- haemoroid : tidak ada
• CVAT: nyeri ketuk : kanan (-) kiri (-)
• Refleks patella : kanan (+) kiri (+)
9. Pemeriksaan penunjang
• HB : 13 gr%
• Golongan darah ABO dan Rhesus : Positif
• HIV : Negatif
• Rapid test (K/P) : Negatif

ANALISIS
Ny. J usia 31 tahun G2P1A0 H.36 minggu,janin tunggal hidup intra uterin kondisi ibu
dan janin baik.

PENATALAKSANAAN

1) Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan


berupa tinggi badan : 162cm, berat badan: 74 kg, IMT : 28. Tanda-tanda vital:
Tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi : 80x/menit, Rr: 24x/menit,pemeriksaan
Head to toe serta pemeriksaa laboratorium semua dalam keadaan baik . Pasien
mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
2) Memberikan dukungan mental kepada ibu agar ibu lebih merasa tenang dalam
menghadapi kehamilan trimester III. Ibu sangat senang terhadap dukungan yang
telah diberikan
3) Menganjurkan ibu untuk makan dengan porsi kecil tapi sering. Ibu mengerti
demgan penjelasan yang diberikan
4) Menganjurkan ibu untuk malam hari mengurangi minum air karena bisa
menyebabkan sering BAK pada malam hari. Ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan.
5) Mengingatkan ibu kembali untuk sering mengganti pakaian dalam untuk menjaga
kelembaban pada area genetalia ibu agar tidak lembab. Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
6) Menganjurkan ibu untuk lebih banyak mengkonsumsi sayur dan buah daripada
nasi untuk mencegah konstipasi.Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan.
7) Mengingatkan ibu kembali untuk berolahraga sperti melakuksn senam hamil atau
jalan kaki pada pagi hari.Ibu mengerti dan bersedia menjalankannya.
8) Memberitahukan kepada ibu terhadap tanda-tanda bahaya kehamilan yang terjadi
secara tiba-tiba.Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
9) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet fe x tablet 1x1 di habiskan serta
kalsium x tablet 1x1. Ibu bersedia menghabiskan tablet fe yang diberikan
10) Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu berikutnya. Ibu bersedia
melakukan kunjungan ulang.
3.1.3 PEMERIKSAAN TM.III (KUNJUNGAN KE-3)

No Reg : 237
Nama Pengkaji : Deby Silviani
Hari/tanggal : Sabtu/ 29 Desember 2022
Waktu Pengkajian : 17.00 WIB
Tempat Pengkajian : BPM Nalom

A. DATA SUBJEKTIF

1) ALASAN DATANG

Pada tanggal 29 Desember 2022 pukul 17.00 WIB, Ibu datang ke BPM Nalom

Tanah Tinggi mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya, ibu mengatakan

dalam keadaan sehat dan janin bergerak aktif.

2) DATA KEBIDANAN

Riwayat Kehamilan sekarang

- G...P...A... : G2P1A0

- HPHT : 12 April 2022

- TP : 19 Januari 2023

- Usia Kehamilan : 3 7 minggu

- ANC : Ke- 3

- Tablet Fe : 90 tablet yang dikonsumsi selama pemeriksaan kehamilan.

- Gerakan Janin : ± 10 kali dirasakan per hari

- Tanda Bahaya Selama hamil : Tidak ada

- Keluhan/Kelainan Selama Kehamilan : Tidak ada


B. DATA OBJEKTIF
1) Kesadaran : baik
2) Keadaan umum : composmentis
3) Keadaan emosional : baik
4) TB : 162 cm BB : 74 kg, IMT : 28
5) TTV

6) Tekanan darah : .120/70 mmHg Nadi: 82x/menit

7) Respirasi : 20x/menit Suhu : 36,2°C


8) Head to toe
• Wajah : simetris
• Kepala dan rambut : bersih
• Mata: simetris : ya, konjungtiva : tidak pucat, sklera : tidak ikterik
• Hidung : bersih,tidak ada polip
• Mulut : tidak ada sariawan, gigi: tidak ada caries dentis
• Telinga : bersih
• Leher : Pembesaran kelenjar getah bening : tidak,

Pembesaran kelenjar thyroid : tidak


• Payudara : tidak ada benjolan
• Abdomen

Bekas luka operasi : tidak ada

TFU : 29 cm

TBJ :(29-12)x155=2635 gr

Leopold I : teraba bagian bulat lunak (bokong)

Leopold II : teraba bagian Panjang memapan (puka)

Leopold III :teraba bagian bulat keras (kepala) (sudah masuk PAP)

Leopold IV : Penurunan 4/5 bagian

DJJ : 142 x/menit


• Ekstremitas atas dan bawah : tidak ada oedema
• Anogenital:
- Tukak/luka : tidak ada
- varises : tidak ada
- kelenjar scene : tidak ada
- kelenjar bartholin : tidak ada
- haemoroid : tidak ada

• CVAT: nyeri ketuk : kanan (-) kiri (-)


• Refleks patella : kanan (+) kiri (+)
10. Pemeriksaan penunjang
• HB : 13 gr%
• Golongan darah ABO dan Rhesus : Positif
• HIV : Negatif
• Rapid test (K/P) : Negatif
• Protein Urine :Negatif

ANALISIS
Ny. J usia 31 tahun G2P0A0 H.37 minggu,janin tunggal hidup intra uterin kondisi ibu
dan janin baik.
PENATALAKSANAAN

1) Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan


berupa tinggi badan : 162cm, berat badan: 74 kg, IMT : 28. Tanda-tanda vital:
Tekanan darah: 120/70 mmHg, Nadi : 80x/menit, Rr: 24x/menit,pemeriksaan
Head to toe serta pemeriksaa laboratorium semua dalam keadaan baik . Pasien
mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
2) Memberitahukan ibu tentang tanda-tanda persalinan,serta memberitahukan ibu
kebutuhan yang harus di bawa jika sudah ada tanda-tanda persalinan, baik berupa
barang untuk kebutuhan ibu bersalin dan kebutuhan calon bayi. Ibu mengerti
dengan penjelasan yang diberikan
3) Menyiapkan persiapan dalam pengambil keputusan di keluarga jika ada keadaan
kegawatdaruratan di persalinan, menyiapkan kendaraan, pendononor darah,serta
dana untuk persalinan. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
4) Memberikan pengetahuan kepada ibu tentang pentingnya IMD dan Asi eksklusif
pasca salin. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
5) Memberitahukan ibu tentang macam-macam KB pasca salin. Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.
6) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet fe x tablet 1x1 di habiskan serta
kalsium x tablet 1x1. Ibu bersedia menghabiskan tablet fe yang diberikan
7) Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu berikutnya atau jika ada
tanda-tanda persalinan . Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang.

3.2 ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN

SOAP KALA I
Tanggal : 07 -01-2023
Pkl : 05.30 wib
Oleh : Deby silviani
Tempat : BP Nalom

SUBJEKTIF
Ny. J datang ke BPM Nalom pukul 05.30 wib dengan keluhan mulas-mulas sejak 20.00 wib
dan mengaku keluar lendir darah.

OBJEKTIF
Keadaan umum: baik, Kesadaran: composmentis, keadaan emosional: stabil. TTV: TD:
120/70mmHg, N: 80x/mnt, Rr: 22x/mnt, S: 36℃, Palpasi : Leopold 1: teraba bagian bulat,lunak
(bokong), Leopold II: Teraba Panjang mempan (puka), Leopold III: teraba bagian bulat keras
(kepala), Leopold IV: 4/5 bagian. VT: Portio; tipis, lunak, pembukaan : 4cm, ketuban : utuh,
presentasi: kepala, posisi: UUK kanan, Penurunan: H1. Penyusupan: tidak ada molase. His:
3x10’40”, DJJ: 140x/menit.

ANALISA
Ny. J usia 31 tahun G2P1A0 UK 38 minggu , inpartu kala 1fase aktif , presentasi kepala, janin
tunggal hidup intra uterin. Kondisi ibu dan janin baik.

PLANNING
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami mengenai hasil pemeriksaan
dalam keadaan normal . Ibu dan suami mengetahui hasil pemeriksaan dalam batas normal.
2. Membimbing ibu mengenai tekhnik relaksasi pengurangan rasa nyeri. Ibu mengerti
dengan tekhnik relaksasi pengurangan nyeri.
3. Memberikan KIE kepada ibu mengenai posisi mobilisasi dan posisi bersalin. Ibu mengerti
dengan penjelasan yang diberikan
4. Memfasilitasi ibu untuk makan dan minum pada saat tidak ada his. Ibu mau makan dan
minum saat tiak ada his.
5. Menganjurkan ibu untuk jalan-jalan kecil saat tidak ada his. Ibu mau melakukannya.
6. Memberi ibu dukungan dengan mengelus perut ibu dan punggung ibu . Ibu terlihat
nyaman.
7. Mempersiapkan tempat,alat-alat dan perlengkapan ibu dan bayi untuk proses persalinan.
Alat-alat untuk menolong persalinan yaitu bakinstrumen steril berisi 2 buah arteri klem,
1 buah gunting tali pusat, 1 buah stand doek, 2 pasang handscoon steril, 1 buah benang
tali usat, kassa steril,Peralatan bayi yang harus disiapkan yaitung kain bedong, baju,
popok,sarung tangan,sarung kaki, dan topi bayi.
8. Melakukan observasi dan memantau kemajuan persalinan dengan menggunakan
partograf. Partograf terlampir.

SOAP KALA I Lanjutan


Tanggal : 07 -01-2023
Pkl : 09.30 wib
Oleh : Deby silviani
Tempat : BP Nalom

SUBJEKTIF
Ny. J mengeluh mulas-mulas semakin sering dan kuat.

OBJEKTIF
Keadaan umum: baik, Kesadaran: composmentis, keadaan emosional: stabil. TTV: TD:
120/80mmHg, N: 80x/mnt, Rr: 22x/mnt, S: 36℃. VT: Portio; tipis, lunak, pembukaan : 8 cm,
ketuban : utuh, presentasi: kepala, posisi: UUK kanan, Penurunan: H3. Penyusupan: (-). His:
4x10’45”, DJJ: 142x/menit.

ANALISA
Ny. J usia 30 tahun G2P1A0 UK 38 minggu , inpartu kala 1 fase aktif , presentasi kepala, janin
tunggal hidup intra uterin. Kondisi ibu dan janin baik.

PLANNING
1. Menginformasikan kemajuan persalinan dan memberitahu kondisi ibu dan jann serta
memantau perkembangan TTV, His, DJJ setiap 30 menit, dengan hasil TD: 120/80mmHg,
N: TD: 120/80mmHg, N: 80x/mnt, Rr: 22x/mnt. VT: Portio; tipis, lunak, pembukaan : 8
cm, ketuban : utuh, presentasi: kepala, posisi: UUK kanan, Penurunan: H2. Penyusupan:
tidak ada molase. His: 4x10’45”, DJJ: 142x/menit. Ibu dan suami sudah mengetahui hasil
pemeriksaan.
2. Menganjurkan keluarga untuk memberikan makan dan minum saat tidak ada his. Ibu mau
makan dan minum.
3. Membimbing ibu mengenai tekhnik relaksasi pengurangan rasa nyeri. Ibu mengerti
dengan tekhnik relaksasi pengurangan nyeri.
4. Memberi ibu dukungan dengan mengelus perut ibu dan punggung ibu . Ibu terlihat
nyaman.
5. Melakukan observasi dan memantau kemajuan persalinan dengan menggunakan
partograf. Partograf terlampir.

SOAP KALA II
Tanggal : 07 -01-2023
Pkl : 11.00 wib
Oleh : Deby silviani
Tempat : BP Nalom

SUBJEKTIF
Ny. J mengeluh mulas semakin kuat dan terasa keluar air-air berbau amis dan ingin Buang
air besar (BAB).

OBJEKTIF
Keadaan umum: baik, Kesadaran: composmentis, keadaan emosional: stabil. VT: Portio;
tidak teraba, pembukaan : 10 cm, ketuban : pecah,jernih, Penurunan: H4. Penyusupan: tidak
ada molase. His: 4x10’50”, DJJ: 144x/menit. Genetalia: Perineum menonjol,vulva
membuka,adanya tekanan pada anus, keluar ketuban.

ANALISA
Ny. J usia 30 tahun G2P1A0 UK 38 minggu , inpartu kala II , presentasi kepala, janin tunggal
hidup intra uterin. Kondisi ibu dan janin baik.
PLANNING
1. Menginformasikan kemajuan persalinan dan memberitahu kondisi ibu dan jann serta
memantau perkembangan TTV, His, DJJ setiap 30 menit, dengan VT: Portio; tidak teraba,
pembukaan : 10 cm, ketuban : pecah,jernih, presentasi: kepala, posisi: UUK kanan,
Penurunan: H4. Penyusupan (-). His: 4x10’50”, DJJ: 144x/menit. Ibu dan suami sudah
mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memastikan semua alat-alat sudah lengkap. Semua alat-alat yang diperlukan sudah
lengkap.
3. Memakai alat perlindungan diri (APD) dan mendekatkan partus set. APD sudah di pakai
dan partus set sudah lengkap.
4. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala II.Tanda gejala kala II sudah terlihat seperti
adanya rasa ingin meneran,tekanan anus dan perineum menonjol.
5. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap,ketuban sudah pecah,dan keadaan
janin baik. Membantu ibu dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya.
6. Memberitahu ibu cara mengejan yang baik dan benar pada saat ada his. Ibu mengerti
dengan penjelasan yang di berikan
7. Mengajarkan ibu tekhnik relaksasi yang baik dan benar saat tidak ada His. Ibu mengerti
dengan penjelasan yang diberikan.
8. Memberikan nutrisi baik makan atau minum pada ibu jika saat tidak ada his. Ibu mau
minum saat tidak ada his
9. Melakukan pemeriksaan DJJ saat tidak ada His. DJJ : 144x/menit dalam keadaan normal.

10. Melakukan pertolongan persalinan dengan 60 Langkah APN dan Asuhan Sayang Ibu. Bayi
lahir pada tanggal 07 Januari 2023 pukul 11.10 WIB dengan keadaan sehat, menangis kuat,
jenis kelamin Laki-laki.
SOAP KALA III

Tanggal : 07 Januari 2023


Pkl : 11.25 wib
Oleh : Deby silviani
Tempat : BPM Nalom

SUBJEKTIF

Ibu mengatakan merasa lelah karena meneran, Ibu mengatakan perutnya masih mules dan
merasakan adanya keluar darah dari kemaluannya.

OBJEKTIF
Keadaan umum: lelah, Kesadaran: composmentis, keadaan emosional: stabil. TTV: TD:
110/70mmHg, N: 80x/mnt, Rr: 22x/mnt. Perdarahan: 200 cc. Uterus teraba bulat dan
keras.Kandung kemih kosong.Tampak tali pusat menjulur di vulva pada saat dilakukan PTT.
Adanya semburan darah

ANALISA
Ny. J P2A0, partus kala III, keadaan ibu dan bayi sehat dan baik.

PLANNING

1. Menginformasikan kepada ibu dan suami bahwa saat ini waktu untuk
pengeluaran uri/plasenta. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

2. Memindahkan klem tali pusat 5-10 cm dari vulva.Potong tali pusat dan ikat tali pusat.

3. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat diatas tulang pubis, dan
menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
Pukul 11.10 WIB dilakukan PPT dengan memegang tali pusat dan klem dengan tangan
yang lain. Menunggu uterus berkontraksi kemudian melakukan penegangan ke arah
bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada
bagian bawah uterus secara dorso kranial dengan hati-hati untuk membantu mencegah
terjadinya inversio uteri namun uteri masih belum terlepas seluruhnya. Pukul 11.25
WIB dilakukan PTT kedua, setelah dilakukan penegangan tali plasenta terjadi tanda-
tanda pelepasan plasenta dengan tali plasenta bertambah panjang dan keluar
semburan darah tiba-tiba lalu plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan
kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua
tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin dengan
lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut. Plasenta lahir pada pukul 11.25
WIB.
4. Segera melakukan massase uterus menggunakan telapak tangan di fundus dan
melakukan masase dengan gerakan melingkar searah jarum jam selama 15 detikdan
mengajarkan ibu dansuami untuk melakukan masase sendiri. Kontraksi baik, uterus
bulat dan keras, TFU 2 jari di bawah pusat. Ibu sudah mengetahui cara masasse uterus
dan kontraksi uterus baik

5. Memeriksa kelengkapan plasenta dan mengevaluasi adanya laserasi pada perineum dan
vagina. Kotiledon lengkap, selaput ketuban utuh, panjang tali pusat 50 cm.

6. Evaluasi laserasi jalan lahir pada vagina dan perineum. Tidak terdapat laserasi pada
jalan lahir.
SOAP KALA IV
Tanggal : 07-01-2023
Pkl : 11.25 wib
Oleh : Deby silviani
Tempat : BPM Nalom

SUBJEKTIF

Ibu mengatakan perutnya masih mules namun senang dan lega karena bayi lahir normal dan
plasentajuga sudah. Ibu mengatakan lapar dan haus dan ingin makan dan minum.

OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda-tanda vital : TD : 110/80 mmHg Nadi : 78 x/mnt
RR : 24 x/menit Suhu : 36,50C

3. Pemeriksaan Kebidanan
a. Abomen
1) TFU : 2 jari di bawah pusat
2) Kontraksi : Baik
3) Kandung kemih : Kosong
b. Genetalia
1) Laserasi : Tidak ada
2) Perdarahan : ± 100 cc

ANALISA
Ny. J P2A0 kala IV , keadaan ibu dan bayi sehat dan baik

PLANNING
1. Memberitahukan ibu dan keluarga dengan hasil pemeriksaan keadaan umum baik,TTV:
TD: 110/80mmHg, N: 78x/menit, RR:78x/menit, S: 36,5℃. TFU: 2 jari bawah pusat,
kontraksi: baik, kandung kemih: kosong, perdarahan : ±100cc. Ibu sudah mengetahui
hasil pemeriksaan.

2. Mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan massase uterus yaitu dengan cara
meletakkan telapak tangan diatas perut dan melakukan gerakan melingkar searah jarum
jam. Ibu dan suami sudah mengerti dan mempraktekkannya dengan benar dihadapan petugas.

3. Membersihkan ibu menggunakan washlap dan air DTT dan memasang doek dan
celana dalam ibu serta mengganti pakaian ibu. Dan mendekontaminasi peralatan bekas
pakai ke dalam larutan klorin 0,5%. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke
dalam tempat sampah yang sesuai. Ibu sudah dibersihkan dan peralatan bekas pakai telah
di rendam dalam larutan klorin 0,5 %.

4. Menganjurkan ibu untuk memulai memberikan ASI dengan melakukan IMD (Inisiasi
Menyusui Dini) dan bayi tetap diselimuti dan memakaitopi untuk menjaga kehangatan
bayi. IMD berhasil selama 1 jam. Kolostrum sudah keluar dan daya hisap bayi kuat.

5. Memindahkan ibu ke ruang nifas dan menganjurkan suami atau keluarga untuk memberi
asupan makan dan minum untuk memulihkan tenaga ibu. Ibu dan keluarga sudah mengerti
dan mau memperhatikan asupan makanan dan minum untuk memulihkan tenaga ibu.

6. Memantau keadaan ibu setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan memantau keadaan ibu
setiap 30 menit pada 1 jam kedua.
TABEL

PEMANTAUAN KALA IV

Kontra
Jam Tinggi Fundus Kandung
Waktu Tekanan darah Nadi Suhu ksi Pendarahan
\ke- Uteri kemih
uterus
80 2 jari dibawah 10 ml
11.25 120/70 mmHg 36,50C keras Kosong
x/menit pusat
80 2 jari dibawah keras Kosong
1 11.40 120/70 mmHg x/menit - Pusat 10ml
80 3jari dibawah keras Kosong
11.55 120/70 mmHg - 5ml
x/menit pusat
82 3 jari dibawah keras Kosong
12.10 120/70 mmHg - 5ml
x/menit Pusat
82 3 jari dibawah keras Kosong
12.40 120/80 mmHg 36,50C 5ml
x/menit Pusat
2
82 3 jari dibawah keras Kosong
13.10 120/80 mmHg - 5ml
x/menit Pusat

3.3 ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS


3.3.1 NIFAS (6 JAM)

Tanggal Pengkajian : 07-01-2023


Waktu : 17.10 WIB

A. DATA SUBJEKTIF

1) Keluhan Pasien

Ibu mengaku merasa Bahagia dan sudah dapat ke toilet sendiri.

2) Riwayat Persalinan

Jenis persalinan : Spontan

Penolong : Bidan

Tanggal lahir : 07 Januari 2023

Jam lahir : 11.10 WIB

Jenis kelamin : Laki-laki

BBL : 3100 gr
PBL : 50 Cm

Keadaan anak : Baik

Indikasi : Tidak ada

Tindakan pada pasca persalinan : IMD

B. DATA OBJEKTIF

1) Pemeriksaan fisik

Kesadaran : Composmentis

Keadaan umum : Baik

Tekanan darah : 120/80 mmHg

RR : 22 x/menit

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,50 C
2) Pemeriksaan kebidanan Inspeksi

Mata

- Scklera : Putih

- Konjungtiva : Merah muda

- Refleks Pupil : Positif

- Muka (oedema) : Tidak ada

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,

limfe dan vena jugularis

Payudara

- Bentuk / ukuran : Simetris

- Areola mamae : Hiperpigmentasi


- Putting susu : Menonjol

- Colostrum : (+)

- ASI : (+)
Abdomen :Simetris

Genetalia eksterna

- Perineum : Bersih

- Perdarahan : Baik

- Jenis lokhea : Rubra

- Warna : Merah kehitaman

- Ekstremitas bawah

- Oedema : Tidak ada

- Varices : Tidak ada Palpasi

- TFU : 3 jari bawah pusat

- Kontraksi uterus : Baik

- Involusi uteri : Baik

- Inspekulo : Tidak dilakukan

C. ANALISA DATA

Ny. J P2A0 Post Partum 6 jam normal

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, seperti: TD : 120/80 mmHg, RR : 22

x/menit , Nadi: 80 x/menit, S: 36,50C, TFU : 3 jari bawah pusat. Ibu sudah

mengetahui hasil pemeriksaan pada dirinya.

2. Memberitahu ibu bahwa mules yang ibu rasakan pasca melahirkan adalah

normal, hal ini karena uterus ibu sedang berkontraksi untuk kembali ke bentuk

semula.Ibu mengerti penjelasan bidan.

3. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan bernutrisi seperti nasi, sayur-

sayuran, buah-buahan, telur, ikan, gandum dan lain-lain agar asupan nutrisi ibu

terpenuhi karena ibu harus memberi asi pada bayinya.Ibu mengerti penjelasan
bidan dan mau melakukannya.

4. Memberitahu ibu agar selalu menjaga kebersihan alat genetalia nya agar tidak

terjadi infeksi dan mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari dan jika basah

atau lembab. Ibu mengerti penjelasan bidan dan mau melakukannya.

5. Memberitahukan ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin tanpa harus

menunggu bayi nangis atau bangun (setiap 2 jam sekali). Ibu bersedia

melakukannya.

6. Mengajarkan ibu posisi yang benar saat menyusui, seperti ibu dalam posisi

yang nyaman, kepala dan badan bayi berada dalam garis lurus, wajah bayi

menghadap payudara dan hidung berhadapan dengan puting, ibu harus

memeluk badan bayi dan dekat dengan badannya, sebagian besar areola (bagian

hitam disekitar puting) masuk ke dalam mulut bayi, mulut terbuka lebar, bibir

bawah melengkung ke luar, dan dagu menyentuh payudara ibu. Ibu mengerti

penjelasan bidan dan mau melakukannya.

7. Memberitahu ibu tanda bahaya pada masa nifas seperti:keluar darah yang

banyak dari vagina, suhu tubuh meningkat, perut tidak mengecil, sakit kepala

yang hebat, bengkak pada bagian wajah kaki dan tangan. jika ibu merasakan

tanda tersebut ibu dianjurkan pergi ke pelayanan kesehatan terdekat. Ibu

mengerti penjelasan bidan dan mau melakukannya

8. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 6 hari lagi atau jika ada keluhan. Ibu

mengerti penjelasan bidan dan mau untuk kunjungan ulang.


3.3.2 NIFAS (6 Hari)

Tanggal Pengkajian : 13-01-2023

Waktu : 16.00 WIB

A. DATA SUBJEKTIF

1) Keluhan Pasien

Ibu mengaku ingin control ulang ibu dan bayi setelah melahirkan hari ke 6.

2) Riwayat Persalinan

Jenis persalinan : Spontan

Penolong : Bidan

Tanggal lahir : 07 Januari 2023

Jam lahir : 11.10 WIB

Jenis kelamin : Laki-laki

BBL : 3100 gr

PBL : 50 Cm

Keadaan anak : Baik

Indikasi : Tidak ada

Tindakan pada pasca persalinan : IMD

B. DATA OBJEKTIF

1) Pemeriksaan fisik

Kesadaran : Composmentis

Keadaan umum : Baik

Tekanan darah : 120/90 mmHg

RR : 22 x/menit

Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,00 C
2) Pemeriksaan kebidanan Inspeksi

Mata

- Scklera : Putih

- Konjungtiva : Merah muda

- Refleks Pupil : Positif

- Muka (oedema) : Tidak ada

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,

limfe dan vena jugularis

Payudara

- Bentuk / ukuran : Simetris

- Areola mamae : Hiperpigmentasi


- Putting susu : Menonjol

- Colostrum : (+)

- ASI : (+)

Abdomen :Simetris

Genetalia eksterna

- Perineum : Bersih

- Perdarahan : Baik

- Jenis lokhea : Sanguinolenta

- Warna

: Merah kecoklatan

- Ekstremitas bawah

- Oedema : Tidak ada

- Varices : Tidak ada Palpasi

- TFU : 1 jari di atas symfisis


- Kontraksi uterus : Baik

- Involusi uteri : Baik

- Inspekulo : Tidak dilakukan

C. ANALISA DATA

Ny. J P2A0 Post Partum 6 hari normal

D. PENATALAKSANAAN

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, seperti: TD : 120/90 mmHg, RR : 22

x/menit , Nadi: 82 x/menit, S: 36,50C, TFU : 1 jari diatas symfisis. Ibu sudah

mengetahui hasil pemeriksaan pada dirinya.

2) Memberitahu ibu bahwa mules yang ibu rasakan pasca melahirkan adalah

normal, hal ini karena uterus ibu sedang berkontraksi untuk kembali ke bentuk

semula.Ibu mengerti penjelasan bidan.

3) Menganjurkan ibu untuk makan-makanan bernutrisi seperti nasi, sayur-

sayuran, buah-buahan, telur, ikan, gandum dan lain-lain agar asupan nutrisi ibu

terpenuhi karena ibu harus memberi asi pada bayinya.Ibu mengerti penjelasan

bidan dan mau melakukannya.

4) Memberitahu ibu agar selalu menjaga kebersihan alat genetalia nya agar tidak

terjadi infeksi dan mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari dan jika basah

atau lembab. Ibu mengerti penjelasan bidan dan mau melakukannya.

5) Memberitahukan ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin tanpa harus

menunggu bayi nangis atau bangun (setiap 2 jam sekali). Ibu bersedia

melakukannya.

6) Mengajarkan ibu posisi yang benar saat menyusui, seperti ibu dalam posisi

yang nyaman, kepala dan badan bayi berada dalam garis lurus, wajah bayi

menghadap payudara dan hidung berhadapan dengan puting, ibu harus


memeluk badan bayi dan dekat dengan badannya, sebagian besar areola (bagian

hitam disekitar puting) masuk ke dalam mulut bayi, mulut terbuka lebar, bibir

bawah melengkung ke luar, dan dagu menyentuh payudara ibu. Ibu mengerti

penjelasan bidan dan mau melakukannya.

7) Memberitahu ibu tanda bahaya pada masa nifas seperti:keluar darah yang

banyak dari vagina, suhu tubuh meningkat, perut tidak mengecil, sakit kepala

yang hebat, bengkak pada bagian wajah kaki dan tangan. jika ibu merasakan

tanda tersebut ibu dianjurkan pergi ke pelayanan kesehatan terdekat. Ibu

mengerti penjelasan bidan dan mau melakukannya

8) Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu atau jika ada keluhan. Ibu

mengerti penjelasan bidan dan mau untuk kunjungan ulang.

3.3.3 NIFAS (14 hari )

Tanggal Pengkajian : 21-01-2023

Waktu : 16.00 WIB

A. DATA SUBJEKTIF

1) Keluhan Pasien

Ibu mengaku ingin control ulang ibu dan bayi setelah 14 hari setelah melahirkan.

2) Riwayat Persalinan

Jenis persalinan : Spontan

Penolong : Bidan

Tanggal lahir : 07 Januari 2023


Jam lahir : 11.10 WIB

Jenis kelamin : Laki-laki

BBL : 3100 gr

PBL : 50 Cm

Keadaan anak : Baik

Indikasi : Tidak ada

Tindakan pada pasca persalinan : IMD

B .DATA OBJEKTIF

1) Pemeriksaan fisik

Kesadaran : Composmentis

Keadaan umum : Baik

Tekanan darah : 120/80 mmHg

RR : 22 x/menit

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,50 C

2) Pemeriksaan kebidanan Inspeksi

Mata

a. Scklera : Putih

b. Konjungtiva : Merah muda

c. Refleks Pupil : Positif

d. Muka (oedema) : Tidak ada

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,

limfe dan vena jugularis

Payudara
e. Bentuk / ukuran : Simetris

f. Areola mamae : Hiperpigmentasi


g. Putting susu : Menonjol

h. Colostrum : (+)

- ASI : (+)

Abdomen :Simetris

Genetalia eksterna

i. Perineum : Bersih

j. Perdarahan : Baik

k. Jenis lokhea : Serosa

l. Warna

: Kuning

m. Ekstremitas bawah

n. Oedema : Tidak ada

o. Varices : Tidak ada Palpasi

p. TFU : Tidak teraba

q. Kontraksi uterus : Baik

r. Involusi uteri : Baik

s. Inspekulo : Tidak dilakukan

C. ANALISA DATA
Ny. J P2A0 Post partum 14 hari normal
D. PENATALAKSANAAN

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, seperti: TD : 120/80 mmHg, RR : 22

x/menit , Nadi: 80 x/menit, S: 360C, TFU : tidak teraba, Lochea: Serosa. Ibu

sudah mengetahui hasil pemeriksaan pada dirinya.

2) Mengingatkan ibu kembali untuk makan-makanan bernutrisi seperti nasi,


sayur- sayuran, buah-buahan, telur, ikan, gandum dan lain-lain agar asupan

nutrisi ibu terpenuhi karena ibu harus memberi asi pada bayinya.Ibu mengerti

penjelasan bidan dan mau melakukannya.

3) Mengingatkan kembali ibu agar selalu menjaga kebersihan alat genetalia nya

agar tidak terjadi infeksi dan mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari dan

jika basah atau lembab. Ibu mengerti penjelasan bidan dan mau melakukannya.

4) Mengingatkan ibu kembali untuk memberikan ASI sesering mungkin tanpa

harus menunggu bayi nangis atau bangun (setiap 2 jam sekali), serta

memberitahukan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa

makanan tambahan lain. Ibu bersedia melakukannya.

5) Mengingatkan ibu Kembali posisi yang benar saat menyusui, seperti ibu dalam

posisi yang nyaman, kepala dan badan bayi berada dalam garis lurus, wajah

bayi menghadap payudara dan hidung berhadapan dengan puting, ibu harus

memeluk badan bayi dan dekat dengan badannya, sebagian besar areola (bagian

hitam disekitar puting) masuk ke dalam mulut bayi, mulut terbuka lebar, bibir

bawah melengkung ke luar, dan dagu menyentuh payudara ibu. Ibu mengerti

penjelasan bidan dan mau melakukannya.

6) Memberitahu ibu cara untuk melakukan perawatan payudara di rumah. Ibu

mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

7) Memberitahukan ibu untuk memilih untuk menggunakan alat kontrasepsi

untuk menjaga jarak kelahiran, serta menjelaskan kepada ibu macam-macam

alat kontrasepsi yang aman selama menyusui, serta manfaat dan kekurangan

dari setiap alat kontrasepsi. Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan.

8) Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 6 minggu atau jika ada keluhan. Ibu

mengerti penjelasan bidan dan mau untuk kunjungan ulang.


3.3.4 NIFAS (6 Minggu )

Tanggal Pengkajian : 18-02-2023

Waktu : 17.00 WIB

A. DATA SUBJEKTIF

1) Keluhan Pasien

Ibu mengaku ingin control ulang ibu dan bayi setelah 6 minggu setelah melahirkan

dan mengaku ingin menjadi calon akseptor KB suntik 3 bulan.

2) Riwayat Persalinan

Jenis persalinan : Spontan

Penolong : Bidan

Tanggal lahir : 07 Januari 2023

Jam lahir : 11.10 WIB

Jenis kelamin : Laki-laki

BBL : 3100 gr

PBL : 50 Cm

Keadaan anak : Baik

Indikasi : Tidak ada

Tindakan pada pasca persalinan : IMD

B .DATA OBJEKTIF

1) Pemeriksaan fisik

Kesadaran : Composmentis

Keadaan umum : Baik

Tekanan darah : 110/70 mmHg


RR : 20 x/menit

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,70 C

3) Pemeriksaan kebidanan Inspeksi

Mata

a. Scklera : Putih

b. Konjungtiva : Merah muda

c. Refleks Pupil : Positif

d. Muka (oedema) : Tidak ada

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,

limfe dan vena jugularis

Payudara

e. Bentuk / ukuran : Simetris

f. Areola mamae : Hiperpigmentasi


g. Putting susu : Menonjol

h. Colostrum : (+)

- ASI : (+)

Abdomen :Simetris

Genetalia eksterna

i. Perineum : Bersih

j. Perdarahan : Baik

k. Jenis lokhea : Alba

l. Warna

: Putih

m. Ekstremitas bawah
n. Oedema : Tidak ada

o. Varices : Tidak ada Palpasi

p. TFU : Tidak teraba

q. Kontraksi uterus : Baik

r. Involusi uteri : Baik

s. Inspekulo : Tidak dilakukan

C. ANALISA DATA
Ny. J P2A0 Post Partum 6 minggu normal dengan calon akseptor KB suntik 3 bulan
D. PENATALAKSANAAN

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, seperti: TD : 110/70 mmHg, RR : 20

x/menit , Nadi: 80 x/menit, S: 36,70C, TFU : tidak teraba, Lochea: Serosa. Ibu

sudah mengetahui hasil pemeriksaan pada dirinya.

2) Menganjurkan ibu untuk makan-makanan bernutrisi seperti nasi, sayur-

sayuran, buah-buahan, telur, ikan, gandum dan lain-lain agar asupan nutrisi

ibu terpenuhi karena ibu harus memberi asi pada bayinya.Ibu mengerti

penjelasan bidan dan mau melakukannya.

3) Mengingatkan kembali ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin tanpa

harus menunggu bayi nangis atau bangun (setiap 2 jam sekali), serta

memberitahukan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa

makanan tambahan lain. Ibu bersedia melakukannya.

4) Mengingatkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari minimal 2 jam.

Ibu bersedia melakukannya.

5) Memberikan konseling tentang KB, memberikan efek samping tentang KB

suntik 3 bulan Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.


Tabel Kunjungan Nifas

No Jenis KF (6 jam) KF(6 hari) KNF14 hari KF IV(6


Pemeriksaan minggu)

Hari : Sabtu Hari : J u m a t Hari : Sabtu Hari :Sabtu


Tgl : 07-01-2023 Tgl : 13-01-2023 Tgl : 21-01-2023 Tgl : 18-02-2023
Jam :17.10 WIB Jam : 16.00 WIB Jam : 14.00 WIB Jam : 17.00 WIB
DATA SUBJEKTIF
Keluhan Pasien Ibu merasa bahagia Tidak ada Tidak ada Tidak ada
dan sudah bisa ke
toilet sendiri
DATA OBJEKTIF
1 Keadaan Baik Baik Baik Baik
Umum
2 Tanda-tanda - TD : 120/80 - TD : 120/90 - TD : 120/80 - TD : 110/70
Vital : mmHg mmHg mmHg mmHg
- TD (mmHg) - Suhu : 36,50C - Suhu : 360C - Suhu : 36,50C --Suhu : 36,70C
- Suhu (0C) - Pernafasan(22x/me - Pernafasan(22x/- Pernafasan(22 -Pernafasan(20x/menit)
- Pernafasan nit) menit) x/menit) -Nadi (80 x/menit))
(kali/meni - Nadi (80 x/menit) - Nadi Nadi (80 x/menit))
t) (82x/menit))
- Nadi
(kali/m
enit)
3 Perdarahan 5 cc 5 cc 2 cc Tidak ada
pervaginam

4 Kondisi Bersih,tdk ada luka Bersih,tdk ada luka Bersih Bersih


perineum jahitan jahitan

5 Tanda-tanda Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


infeksi

6 Kontraksi Normal Normal Normal Normal


rahim

7 Tinggi fundus 2 jari di bawah 1 jari diatas Tidak teraba Tidak teraba
uteri pusat sympisis

8. Pemeriksaan Normal Normal Normal dan ibu Normal dan ibu melakukan
payudaradan dan ibu dan ibu melakukan asi asi eksklusif pada bayi
anjuran melakuka melakuka eksklusif pada
pemberian n asi n asi bayi
ASI eksklusif eksklusif
Eksklusif pada bayi pada bayi
9 Lokhia dan Rubra Sanguilenta Serosa Alba
perdarahan

10 Pemberian 1 kali 1 kali - -


kapsul vit.A
11 Pelayanan Belum dilakukan Belum dilakukan Belum dilakukan KB suntik 3 bulan
kontrasepsi
pasca
persalinan
12 Penanganan -- - - -
risiko tinggi
dan
komplikasi
pada nifas
13 Memeriksa - - - -
masalah/keluha
n ibu tindakan
(terapi/rujukan/
umpan
)
ANALISA DATA
1) Diagnosa P2A0 6 P2A06 hari P2A0 14 hari P2A06 minggu postpartum
2) Masalah jam postpartum postpartum Tidak ada
postpartu Tidak ada Tidak ada
mTidak
ada
3) Kebutuhan - KIE hasil - KIE hasil - KIE hasil - KIE hasil pemeriksaan
pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan - KIE asupan nutrisi
- KIE Kunjungan - KIE asupan - KIE asupan nutrisi - KIE personal hygiene
Ulang nutrisi - KIE personal
- KIE asupan nutri - KIE personal hygiene
hygiene
- KIE kunjungan - KIE kunjungan
ulang ulang

Penatalaksanaan - Memberitahu - Memberitahu - Memberitahu ibu - Memberitahu ibu hasil


ibu hasil ibuhasil hasil pemeiksaan pemeiksaan keadaan ibu
pemeiksaan pemeiksaan keadaan ibu baik- baik- baik saja.
keadaan ibu keadaanibu baik saja. (ibu (ibu mengerti dengan
baik-baik saja. baik-baik saja. mengerti dengan penjelasan)
(ibu mengerti (ibu mengerti dengan penjelasan)
dengan penjelasan) penjelasan) - Memberikan ibu KIE
- Memberikan ibu tentang ASI Eksklusif
- Mengajarkan - Memberikan ibu KIE tentang ASI (ibu mengerti dan mau
ibu untuk KIE tentang ASI Eksklusif (ibu melakukannya)
ambulasi dini Eksklusif mengerti dan mau
(ibu mengerti dan (ibu mengerti dan melakukannya) - Memberitahu ibu untuk
mau mau memenuhi kebutuhan
melakukannya) melakukannya) - Memberitahu ibu nutrisi nya
tentang (ibu mengerti dan mau
- Menganjurkan - Memberitahu ibu menggunakan alat melakukannya)
ibu untuk tentang kontrasepsi KB
istirahat yang perawatan (ibu mengerti dan
cukup (ibu payudara mau
mengerti dan (ibu mengerti melakukannya)
mau dengan
melakukannya) penjelasan bidan)

- Memberikan
ibu KIE
tentang ASI
Eksklusif (ibu
mengerti dan
mau
melakukannya)
- Memberitahu
ibu tentang
tanda bahaya
masa nifas (ibu
mengerti dan
mau
melakukannya)

3.4 ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

No Reg : 237
Nama Pengkaji : Deby Silviani
Hari/tanggal : Sabtu/ 07 -01-2023
Waktu Pengkajian : 11.10 wib
Tempat Pengkajian : BPM Nalom

3.4.1 Bayi Baru Lahir atau Neonatus (1 Jam)

PENGKAJIAN
1. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas Orang Tua
Nama : Ny. Julia
Umur : 31 tahun
Pekerjaan : IRT
Agama :Islam
Pendidikan : SMA
Suku/Bangsa : Jawa
Alamat :Tanah tinggi
Alamat Kantor :---
Nama Suami : Tn. Ardi
Umur :31 tahun
Pekerjaan :Karyawan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Suku/Bangsa :Jawa
Alamat : Tanah tinggi
Alamat Kantor : Jl. Otto iskandardinata

Anamnesa pada tanggal: 07-01-2023.Pukul: 11.10 wib Oleh: Deby silviani


Quick Cek :
• Tidak mau minum atau memuntahkan semua ATAU
• Kejang ATAU
• Bergerak hanya jika dirangsang ATAU
• Napas cepat ( ≥ 60 kali / menit ) ATAU
• Napas lambat ( < 30 kali / menit ) ATAU
• Tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat ATAU
• Merintih ATAU
• Teraba demam (suhu ketiak > 37,50C) ATAU
• Teraba dingin (suhu ketiak < 360C) ATAU
• Tampak kuning pada telapak tangan dan kaki ATAU
• Perdarahan
• Pada Ibu
a. Riwayat Kehamilan Sekarang
1) Pemeriksaan Ante Natal
(a) Keluhan
❖ Trimester I : tidak ada
❖ Trimester II : tidak ada
❖ Trimester III : tidak ada

(b) Imunisasi : TT1: 26-06-02022 TT2: 26-07-2022

2) Riwayat penyakit dalam kehamilan


❖ Kardiovaskuler : tidak ada
❖ Diabetes Melitus : tidak ada
❖ TBC : tidak ada
❖ Asma : tidak ada
❖ Malaria : tidak ada
❖ PMS : tidak ada
❖ HIV/AIDS : tidak ada
❖ Lain-lain : tidak ada

3) Riwayat Komplikasi kehamilan


(a) Perdarahan : tidak ada
(b) Preeklamsi : tidak ada
(c) Eklamsi : tidak ada
(d) Lain-lain : tidak ada

b. Riwayat Persalinan Sekarang


(1) Jenis Persalinan : normal
(2) Ditolong Oleh :Bd. Deby silviani
(3) Lama Persalinan : ………………………………………………
(a) Kala I : 6 Jam
(b) Kala II : 10 Menit
(c) Kala III : 15 Menit :

(4) Keadaan bayi saat lahir: Normal (langsung menangis kencang)


(5) Jumlah Air Ketuban : 600ml
(6) Komplikasi Persalinan : tidak ada

2. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Suhu : 36,5℃
b. Pernafasan : 46x/menit
c. Nadi : 132x/menit
d. Keaktifan : baik
e. Tangisan : kencang,kuat

2. Antropometri
a. Lingkar Kepala : 34 cm
b. Lingkar dada : 32cm
c. Lingkar Lengan Atas : 10cm
d. Berat Badan : 3100gram
e. Panjang Badan : 50 cm

3. Refleks
a. Refleks Moro : positif
b. Refleks Rooting : positif
c. Refleks Tonic Neck : positif
d. Refleks Grafs/Plantar : positif
e. Refleks Suching : positif
f. Refleks Babinsky : positif

4. Pemeriksaan Fisik Secara sistematis


a. Kepala : Ubun-ubun besar/kecil cembung, kepala dapat difleksikan
Kearah dada dan tidak ada moulage, tidak ada caput
Sucedaneum, tidak ada cepal hematoma.
b. Muka : Tidak terdapat ciri ras mongol
c. Mata : Bentuk mata kanan dan kiri simetris, strabismus mata
kanan dan kiri baik, tidak ada odem palpebra, sclera
tidak ikhterik dan konjungtiva merah muda
d. Hidung : Bentuk hidung simetris, terdapat saluran palatum
durum/mole, bernafas melalui cuping hidung
e. Mulut : Bentuk simetris, ada palatum, gigi belum tumbuh
f. Telinga : Telinga kana dan kiri simetris bilateral,tidak ada
pengeluaran cairan, ada saluran telinga, telinga elastis
g. Leher : Tidak ada pembengkakan, pergerkan tonik neck baik dan
bisa di gerakkan di fleksikan ke arah dada.
h. Dada : Bentuk kanan dan kiri simetris, pergerakan diafragma
sesuai dengan irama pernafasan.
i. Perut : Tidak ada kelainan pada perut
j Tali pusat : Tali pusat dalam keadaan basah dan dibungkus dengan
kassa steril, daerah sekitar tali pusat dalam keadaan baik.
k. Ekstremitas : Bentuk simetris tidak ada polidaktili,dan sidaktili pada
jari kaki dan tangan,tidak ada trauma dan fraktur
l. Anus : Berlubang, anus terpisah dengn genetalia dan tidak ada
kelainan. BAB sudah pukul: 11.30 wib

5. Eliminasi
a. Miksi : Sudah
b. Mekonium : Sudah

II. ANALISA
Bayi Ny. J usia 1 jam neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan keadaan
baik.

Perencanaan
1. Menjaga kehangatan bayi dengan mengeringkan tubuh bayi kecuali kedua telapak
tangan menggunakan kain bersih dan kering,serta memakaikan baju bayi. Bayi
sudah dikeringkan dan di pakaikan baju.
2. Membersihkan jalan nafas dengan menghisap lendir menggunakan suction. Jalan
nafas sudah dibersihkan
3. Membungkus tali pusat dengan menggunakan kassa steril, serta melakukan
perawatan tali pusat agar tetap bersih dan kering. Tali pusat sudah di bungkus
dengan kassa steril
4. Memberikan salep mata oxytetracycline 1% pada bayi.Salep mata telah diberikan
5. Memberikan Vit. K 1 mg pada ½ paha kiri secara IM. Vit.K sudah diberikan
6. Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan topi bayi
dan menganurkan ibu untuk mendekap bayinya. Bayi dalam keadaan hangat.
7. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jam sekali . Ibu mengerti dan
bersedia menerapkannya.
8. Memberitahukan ibu 3 jam kemudian bayi akan diberikan imunisasi Hepatitits B.
Ibu bersedia
9. Memberitahu ibu jika ada tanda-tanda bahaya pada bayinya sepert: kejang,
demam,tidak mau menyusui, bayi merintih, mata bernanah, kulit ,mata kuning
untuk segera memberitahu. Ibu mengerti.
10. Melakukan pemeriksaan antropometri pada bayi Ny. J. Hasil Pemeriksaan PB: 50
cm, BB: 3000 gram, LK: 34 cm, LD: 32 cm. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
11. Melakukan pendokumentasian serta cap sidik jari telapak kaki bayi dan telapak
tangan ibu. Pendokumentasian sudah dilakukan.
3.4.2 Bayi Baru Lahir atau Neonatus (6 Jam )

I. PENGKAJIAN

Pada tanggal: 07-01-2023. Pukul: 17.10 wib Oleh: Deby silviani

1. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan ASI Lancar dan bayi menyusu kuat .

2. DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik, composmentis
b. TTV : Pernafasan : 46x/mnt, Nadi : 120x/mnt, Suhu 36,50C
c. Berat badan : 3100 gr
d. Panjang badan: 50 cm
2) Pemeriksaan Fisik
a. Wajah tidak pucat, tidak oedema, conjungtiva merah muda, sklera putih
b. Dada : Tidak ada retraksi dinding dada, pernafasan teratur.
c. Bayi menghisap kuat saat menyusu kuat
d. Eliminasi
BAK : 5-6 kali/hari warna jernih
BAB : 1 kali/hari feses berwarna kuning .

II. ANALISA
Bayi Ny. J Neonatus usia 6 jam normal.
Masalah : Tidak ada

III. Perencanaan

1) Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital bayi S: 36,5 ℃, Nadi : 120x/menit, RR:


46x/mnt. Hasil pemeriksaan Bayi dalam keadaan batas normal.
2) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jam sekali dan memotivasi ibu
untuk tetap memberikan ASI secara eksklusif sesuai kebutuhan bayi selama
minimal 6 bulan tanpa makan tambahan. Ibu mengerti dan bersedia
menerapkannya.
3) Imunisasi Hb 0 sudah di berikan pukul l14.00 wib dengan dosis 0,5 ml secara IM
di paha luar atas sebelah kanan. Ibu sudah mengetahui.
4) Memngingatkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya. Ibu mengerti.
5) Memberitahukan ibu untuk melakukan kunjungan ulang selanjutnya pada tanggal
13 januari 2023 atau jika ada keluhan . Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang.
3.4.3 Bayi Baru Lahir atau Neonatus (6 Hari )

I. PENGKAJIAN

Pada tanggal: 13-01-2023. Pukul: 16.00 wib Oleh: Deby silviani

1. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan ASI Lancar dan bayi menyusu kuat dan ibu mengatakan tali pusat
sudah puput tanggal 12 Januari 2023.

2. DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik, composmentis
b. TTV : Pernafasan : 46x/mnt, Nadi : 124x/mnt, Suhu 36,30C
c. Berat badan : 3200 gr
d. Panjang badan: 51 cm
2) Pemeriksaan Fisik
a. Wajah tidak pucat, tidak oedema, conjungtiva merah muda, sklera putih
b. Bayi menghisap kuat saat menyusu
c. Tali pusat sudah lepas, dan tidak ada tanda-tanda infeksi
d. Eliminasi
BAK : 5-6 kali/hari warna jernih
BAB : 2-3 kali/hari feses berwarna kuning dan padat.

II. ANALISA
Bayi Ny. J Neonatus usia 6 hari normal.
Masalah : Tidak ada

III. Perencanaan

1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital bayi S: 36,3 ℃, Nadi : 124x/menit, RR:


46x/mnt. Hasil pemeriksaan Bayi dalam keadaan batas normal.
2. Melihat tali pusat yang sudah puput untuk mengidentifikasi apakah ada tanda-
tanda infeksi. Pusat dalam keadaan kering dan tidak berbau.
3. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jam sekali dan memotivasi ibu
untuk tetap memberikan ASI secara eksklusif sesuai kebutuhan bayi selama
minimal 6 bulan tanpa makan tambahan. Ibu mengerti dan bersedia
menerapkannya.
4. Memberitahukan ibu untuk melakukan kunjungan ulang selanjutnya pada tanggal
21 januari 2023 atau jika ada keluhan . Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang.

3.4.3 Bayi Baru Lahir atau Neonatus (14 hari )

I. PENGKAJIAN

Pada tanggal: 21-01-2023. Pukul: 16.00 wib Oleh: Deby silviani

1. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayinya masih menyusui ASI dan sehat.

2. DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik, composmentis
b. TTV : Pernafasan : 42x/mnt, Nadi : 120x/mnt, Suhu 36,70C
c. Berat badan : 3500 gr
d. Panjang badan: 57 cm
2) Pemeriksaan Fisik
a. Wajah tidak pucat, tidak oedema, conjungtiva merah muda, sklera putih
b. Bayi menghisap kuat saat menyusu
c. Tali pusat sudah lepas, dan tidak ada tanda-tanda infeksi
d. Eliminasi
BAK : 5-6 kali/hari warna jernih
BAB : 2-3 kali/hari feses berwarna kuning dan padat.

II. ANALISA
Bayi Ny. J Neonatus normal 14 hari.
Masalah : Tidak ada

III. Perencanaan
1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital bayi S: 36,7 ℃, Nadi : 120x/menit, RR:
42x/mnt. Hasil pemeriksaan Bayi dalam keadaan batas normal.
2. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jam sekali dan memotivasi ibu
untuk tetap memberikan ASI secara eksklusif sesuai kebutuhan bayi selama
minimal 6 bulan tanpa makan tambahan. Ibu mengerti dan bersedia
menerapkannya.
3. Memberitahukan ibu untuk melakukan imunisasi yang ke 2, saat usia bayi 1 bulan
untuk imunisasi BCG dan Polio 1. Ibu menyetujuinya.
Tabel 3.4 Kunjungan Neonatus

No Jenis Kunjungan I Kunjungan II Kunjungan III


Pemeriksaan (6-48 Jam ) (3-7 hari) (14harii)
DATA SUBJEKTIF
Keluhan Tidak ada Tidak ada Tidak ada

DATA OBJEKTIF
1 Baik Baik Baik
Keadaan umum

2 3100 gram 3200 gram 3500 gram


Berat badan (Kg)

3 50 cm 51 cm 57 cm
Panjang badan (Cm)

36,50C 36,30C 36,70C


Suhu (0C)

4 Tanyakan ibu, bayi sakit Tidak ada Tidak ada Tidak ada
apa
?
5 Memeriksa kemungkinan 46 x/menit 46 x/menit 42 x/menit
penyakit sangat berat 120 x/menit 124 x/menit 120 x/menit
atauinfeksi bakteri
- Frekuensi
napas
(kali/menit)
- Frekuensi
denyut
3.5 KELUARGA BERENCANA

Tanggal Pengkajian : 18 Febuari 2023

Waktu Pengkajian : 15.00 WIB

A. DATA SUBJEKTIF

1) Alasan Datang

Ibu datang ke BPM Nalom telah 40 hari, melahirkan anak ke-2 nya dan mengaku

masih menyusui bayinya serta ibu ingin melakukan KB suntik 3 bulan.

2) Jumlah Anak Hidup

- Perempuan : 1 orang
- Laki-Laki : 1 orang

3) Umur Anak Terakhir : 1 bulan

4) Status Peserta KB : Baru

B. DATA OBJEKTIF

1) Pemeriksaan Fisik

- Keadaan Umum : Baik

- Tekanan darah : 110/80 mmHg

- Pernafasan : 22 x/menit

- Nadi : 80 x/menit
- Suhu : 36,5 0C

- Berat Badan :78 Kg

- PD. Posisi Rahim (IUD) : (-)

2) Data Kebidanan

- Haid terakhir :-

- Hamil / diduga hamil : Tidak hamil


- Jumlah P.. A.. : P2A0

- Menyusui / Tidak : Menyusui

- Genetalia Externa : Bersih

3) Riwayat Penyakit

- Hipertensi : Tidak ada

- Hepatitis : Tidak ada

- Pendarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya : Tidak ada

- Flour albus kronis : Tidak ada

- Tumor Payudara /Rahim : Tidak ada

- Diabetes Militus : Tidak ada

C. ANALISA

Ny. J P2A0 post partum 40 hari calon akseptor baru KB suntik 3 bulan

Masalah : Tidak ada


Kebutuhan : KIE tentang cara kerja KB Suntik 3 bulan

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan Tanda-tanda vital, seperti TD : 110/80

mmHg, RR : 22 x/menit, Nadi : 80 x/menit, Suhu : 36,50C. Ibu sudah mengetahui

hasil pemeriksaan pada dirinya.

2. Melakukan informed choice yaitu membuat pilihan setelah mendapatkan

penjelasan tentang alternatif asuhan yang akan dialaminya. bidan melakukan

konseling tentang macam-macam KB, kekurangan dan keuntungan KB. serta

lebih menyarankan kepada ibu untuk memilih KB Mantap seperti AKBK (Alat

Kontrasepsi Bawah Kulit), AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau KB


suntik 3 bulan. Informed choice sudah dilakukan dan ibu memilih KB suntik 3

bulan.

3. Memberikan KIE kepada ibu tentang keuntungan dan kekurangan KB suntik 3

bulan.

1) keuntungan KB suntik 3 bulain adalah mencegah kehamilan jangka panjang,

tidak mengganggu produksi ASI, dan tidak mengganggu hubungan seksual.

2) kekurangan KB suntuik 3 bulan adalah butuh waktu lama atau beberapa

bulan untuk mengembalikan kesuburan dan tidak memberikan perlindungan

terhadap penyakit menular seksual (PMS)Memberikan KIE efek samping

dari KB suntik 3 bulan seperti siklus haid tidak teratur, berat badan naik,

pendarahan banyak atau sedikit, timbul jerawat. Ibu mengerti penjelasan

bidan

4. Melakukan informed consentyaitu persetujuan atau izin pasien atau keluarga

untuk melakukan penyuntikan KB suntik 3 bulan. Informed consent telah

dilakukan.

5. Melakukan penyuntikan KB 3 bulan dibokong dengan cara penyuntikan IM

pada 1/3 SIAS. Penyuntikan telah dilakukan.

6. Memberikan KIE kepada ibu untuk tidak melakukan hubungan seksualdalam

waktu 24 Jam setelah penyuntikan. Ibu mengerti dan mau melakukannya.

7. Memberikan KIE kepad ibu untuk mengompres bekas suntikan jika ibumerasa

pegal-pegal. Ibu mengerti dan mau melakukannya.

8. Memberikan KIE kepada ibu untuk makan-makanan yang bernutrisi seperti

nasi, lauk-pauk, sayuran, buah-buahan dan minimal minum 8 gelas per hari. Ibu

mau melakukannya.

9. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 13 Mei 2023 atau jika
ada keluhan ibu bisa datang ke bidan.

10. Melakukan pendokumentasian . Pendokumentasian sudah dilakukan.


BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan laporan akhir ini penulis akan menjelaskan tentang manajemen

asuhan kebidanan Continuity Of Care di BPM Nalom terhadap Ny. J dengan kesesuaian

antara teori dan kenyataan yang terjadi pada kasus yang diambil dan teori yang mendukung

dalam melaksanakan asuhan pada Ny. J.

4.1 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III

Berdasarkan hasil data subjektif pada tanggal 10 Desember 2022, waktu pengkajian

pukul 18.00 WIB Ny. J umur 31 tahun, Suku /bangsa Jawa/Indonesia, agama Islam,

lulusan SMA, pekerjaan ibu rumah tangga, dan suami Tn. A umur 31 tahun, suku/bangsa

Jawa/Indonesia, lulusan SMA, pekerjaan karyawan, bertempat tinggal di Jl. Tanah

tinggi, Ibu datang ke BPM Nalom mengatakan hamil 9 bulan anak ke-2 dan ingin

memeriksakan kehamilannya sejak 3 hari yang lalu merasakan nyeri punggung, nyeri

terasa seperti nyut-nyutaan dan hilang timbul saat melakukan aktifitas yang sangat

melelahkan, seperti setelah melakukan aktivitas rumah. Menurut teori (Anggraeni,2015)

latihan fisik relaksasi berupa senam hamil dapat bermanfaat untuk mengendurkan setiap

sendi-sendi yang kaku dan sakit akibat bertambahnya beban pada ibu hamil, mengurangi

keluhan yang timbul akibat perubahan bentuk tubuh, memperkuat dan mempertahankan

elastisitas otot-otot dinding perut, sehinggadapat mencegah atau mengatasi keluhan nyeri

di punggung bawah . Melakukan senam hamil secara teratur dapat menurunkan nyeri

punggung bawah, salah satunya dengan gerakan berlutut memutar tulang panggul,

menekuk bokong,menekuk, lutut, dada . Jadi, menurut peneliti tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktek .


Hari pertama haid terakhir ibu mengatakan pada tanggal 12 April 2022 dan

dapat ditentukan tafsiran persalinannya pada tanggal 19 Januari 2023. Selama kehamilan

ini Ny. J memeriksakan kehamilannya sebanyak 7 kali yaitu pada trimester I sebanyak

1 kali, pada trimester II sebanyak 3 kali, dan pada trimester III sebanyak 3 kali

kunjungan.

Berdasarkan teori Sulistyawati, Ari, 2016 yang menyatakan bahwa Frekuensi

pemeriksaan kehamilan yang memenuhi standar yaitu dilakukannya kunjungan

antenatal minimal 4 kali kunjungan selama kehamilan dengan frekuensi pemeriksaan

antenatal pada trimester I minimal 1 kali, trimester II minimal 1 kali, dan pada trimester

III minimal 2 kali.

Menurut asumsi peneliti dari data subjektif, ibu sudah melakukan 4 kali

kunjungan selama kehamilan . Hal ini terjadi karena ibu sudah mengetahui standar

kunjungan antenatal care harus minimal 4 kali kunjungan selama kehamilan untuk

memantau keadaan ibu dan janin. Jadi, menurut peneliti tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek karena kunjungan kehamilan yang ibu lakukan telah memenuhi

standar kunjungan antenatal care (ANC).

Berdasarkan hasil data objekif pada Ny. J dengan mengikuti stándar 14 T didapat hasil

pemeriksaan yaitu berat badan ibu sekarang 74 kg dan berat badan sebelum hamil 63 kg,

Tinggi badan Ny. J adalah 162 cm, Tekanan darah 120/80 mmHg, LILA 25 cm, TFU 27

cm dengan TBJ : 2325 gram. Presentasi kepala janin dan denyut jantung janin (DJJ) 142

x/menit, Imunisasi TT yang didapatkan Ny. J sebanyak dua kali, yaitu TT1 pada tanggal

07 Juli 2022, TT2 pada tanggal 10 Agustus 2022. Tablet penambah darah sudah

didapatkan Ny. J sebanyak 90 tablet yang dikonsumsi selama kehamilan. Pemeriksaan

laboratorium pada Ny. J di BPM Nalom berupa pemeriksaan HB. Tata laksana kasus
didapatkan HB ibu yaitu 13 gr%. untuk pemeriksaan Protein urine (-). Temu wicara

konseling yang diberikan pada Ny. J adalah KIE tentang tanda bahaya kehamilan,

ketidaknyamanan pada Trimester III, KIE tentang tanda- tanda persalinan, dan KIE

tentang persiapan persalinan, memberikan dukungan mental kepada ibu agar lebih merasa

tenang dalam mempersiapkan Trimester III, Menganjurkan ibu untuk berolahraga sperti

melakukan senam hamil untuk merileksasikan anggota tubuhnya atau jalan kaki pada pagi

hari guna untuk mengurangi keluhan nyeri punggung bawah. Ibu mengerti dan bersedia

menjalankannya.

Berdasarkan teori kemenkes RI (2015) standar pelayanan Antenatal care (ANC)

terdiri dari 14 T yaitu timbang berat badan dan ukur tinggi badan,ukur tekanan darah,

nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas LILA, ukur tinggi fundus uteri ,presentasi janin

dan denyut jantung janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi

Tetanus Toksid (TT) bila diperlukan, beri tablet tambah darah (tablet FE), terapi

yodium,terapi malaria (endemic),tes VDRL, Tes kebugaran (senam hamil), periksa

laboratorium (rutin dan khusus), tatalaksana /penanganan khusus , dan temu wicara

(konseling). dan penambahan berat badan ibu selama hamil menurut kemenkes

maksimal 12 kg.

Menurut asumsi peneliti dari hasil data objektif pada Ny. J didapat bahwa di

tempat praktek tidak menerapkan standar pelayanan 14 T sedangkan yang telah

ditetapkan kemenkes ada 14 T. Jadi, menurut peneliti ada kesenjangan antara teori dan

praktek . Karena tidak dilakukan pemeriksaan tes malaria yang disebabkan bukan

wilayah endemic, serta tidak di berikanterapi yodium.

Menurut asumsi peneliti, Ny. J imunisasi TT lengkap di berikan. Hal ini sesuai

dengan teori pada tabel Kemenkes, 2015 bahwa setiap ibu hamil wajib diberikan

imunisasi TT guna untuk mencegah tetanus pada ibu serta janinnya.


Penambahan berat badan ibu selama hamil masih juga dalam batas normal yaitu naik

sebanyak 11 kg. Jadi, menurut peneliti tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Diagnosa kunjungan awal Trimester 3 di dapatkan, Ny J usia 31 tahun G1P0A0 H. 34

minggu sejak 3 hari yang lalu merasakan nyeri punggung, nyeri terasa seperti nyut-

nyutaan dan hilang timbul saat melakukan aktifitas yang sangat melelahkan, seperti

setelah melakukan aktivitas rumah. Hal ini senada dengan teori Nyeri punggung bawah

merupakan salah satu ketidaknyamanan yang dirasakan pada kehamilan trimester III

(Hutahaean, 2013). Nyeri punggung merupakan nyeri di bagian lumbar, lumbosacral, atau

didaerah leher. Nyeri punggung disebabkan oleh regangan otot atau tekanan pada saraf

dan biasanya dirasakan sebagai rasa sakit, tegangan, atau rasa kaku dibagian punggung

(Huldani, 2012).

4.2 Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

4.2.1 Kala 1

Berdasarkan hasil data subjektif pada tanggal 07 Januari 2023 Pukul 05.30 WIB

Ny. J datang ke BPM Nalom mengatakan mules-mules sejak pukul 20.00 WIB, keluar

lendir darah. Hari Pertama Haid Terakhir Ibu yakni pada tanggal 12 April 2022 dan

tapsiran persalinan ibu berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir yakni pada tanggal 19

Januari 2023. Usia kehamilan ibu adalah 38 minggu.

Berdasarkan teori yeyeh, dkk (2015) memberikan definisi persalinan normal

adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) dari dalam uterus (Rahim)

dengan presentasi kepala melalui vagina tanpa alat atau pertolongan istimewa yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lamanya persalinan berlangsung

dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.

Menurut asumsi peneliti dari hasil data subjektif pada Ny. J didapat bahwa usia
kehamilan Ny. J saat ini sudah cukup bulan dan berdasarkan teori Sarwono (dalam

yeyeh, dkk, 2015) pada usia kehamilan cukup bulan yaitu dimulai dari 37 minggu -

42 minggu sudah bisa dilakukan pengeluaran hasil konsepsi (janin). Jadi, menurut

peneliti tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek karena sesuai dengan teori, umur

kehamilan 37 minggu sudah boleh dilakukan persiapan pertolongan persalinan.

Berdasarkan hasil data objektif pada Ny. J yang dilakukan pada pukul 05.30 wib

didapat bahwa keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional

stabil, HIS 3x 10menit lamanya 40 detik, DJJ 140 x/menit, Palpasi: Leopold I : teraba

bagian bulat lunak (bokong), Leopold II : teraba bagian Panjang memapan,Leopold III:

teraba bagian bulat,keras dan melenting (kepala), Leopold IV: 4/5 bag, VT: portio:tipis

lunak, pembukaan: 4 cm, ketuban: utuh,portio: tipis,lunak, presentasi: kepala, posisi:

UUK kanan, penurunan: H1, penyusupan: (-).

Berdasarkan hasil data objektif pada Ny. J yang dilakukan pada pukul 09.30 wib

didapat bahwa keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional

stabil, TTV: TD: 120/80 mmHg, Nadi:80x/menit, Rr: 22x/menit, HIS 4x 10menit

lamanya 45detik, DJJ 142 x/menit, VT: portio:tipis lunak, pembukaan: 8 cm, ketuban:

utuh, presentasi: kepala, posisi: UUK kanan, penurunan: H3+, penyusupan: (-).

Berdasarkan hasil data objektif pada Ny. J yang dilakukan pada pukul 11.00 wib

didapat bahwa keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional

stabil, TTV: TD: 120/80 mmHg, Nadi:82x/menit, Rr: 22x/menit, HIS 4x 10menit

lamanya 50 detik, DJJ 142 x/menit, VT: portio:tidak teraba, pembukaan: 10cm,

ketuban: pecah jernih, presentasi: kepala, posisi: UUK kanan, penurunan: H4,

penyusupan: (-). Genetalia: perineum menonjol, vulva membuka, adanya tekanan pada

anus.

Dalam hal ini, menurut dengan teori Elisabeth, dkk (2015) yang mengatakan masa
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, terjadinya kontraksi uterus

dan adanya pembukaan serviks. Pada Fase aktif frekuensi kontraksi uterus umumnya

meningkat 3x dalam 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih, serviks

membuka dari 4 cm sampai 10 cm, dan terjadi penurunan bagian terbawah janin.

Menurut asumsi peneliti berdasarkan hasil data Objektif pada Ny. J dan berdasarkan

teori dari Elisabeth, dkk (2015) terdapat kesamaan yaitu hasil data objektif ibu sesuai

dengan teori yang menyebutkan bahwa masa inpartu ditandai dengan keluarnya lendir

bercampur darah, terjadinya kontraksi uterus dan adanya pembukaan serviks.

Berdasarkan kesamaan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa ibu telah memasuki

masa inpartu dan sesuai dengan teori diatas, Ibu telah memasuki fase aktif pada

kala I persalinan karena berdasarkan frekuensi DJJ pada ibu dan juga hasil

pemeriksaan dalam menunjukan hasil yang sama seperti yang disebutkan dalam teori.

Jadi, menurut peneliti tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek karena semuahasil

data Objektif dan pemeriksaan dalam pada ibu sesuai dengan teori yang ada.

4.2.2 Kala II

Berdasarkan hasil data subjektif Ny. J pada tanggal 07 Januari 2023 pukul 11.00

Ny. J mengeluh sakitnya semakin kuat dan terasa keluar air-air berbau amis dan ingin

ingin buang air besar (BAB). Dan berdasarkan data Objektif pada Ny. J didapat hasil

bahwa Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos menthis, keadaan emosional stabil,

HIS 4x 10menit lamanya 45 detik, DJJ 144 x/menit, perineum menonjol, vulva

membuka, anus ada tekanan, pemeriksaan dalam porsio tidak teraba, pembukaan 10cm,

ketuban (-) pecah jernih, presentasi kepala, dan penurunan: H4+.

Dalam hal ini, menurut teori Elisabeth, dkk (2015) yang mengatakan Kala II

persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm). Tanda dan Gejala

Kala II yaitu His semakin kuat dengan interval 2 sampai 3 menit, Ibu merasa ingin
meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, Ibu merasakan makin meningkatnya

tekanan pada rektum, Perineum terlihat menonjol, Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat

membuka.

Menurut asumsi peneliti berdasarkan hasil data Subjektif bertambahnya rasa

sakit yang ibu rasakan dari perut bagian bawah ke pinggang dan adanya dorongan ingin

meneran dari ibu sesuai dengan teori Elisabeth, dkk, 2015 menunjukan ibu telah

memasuki tanda dan gejala kala II dalam persalinan. Menurut peneliti tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek karena diagnosa yang ditegakan pada Ny. J sesuai

dengan teori yang ada.

4.2.3 Kala III

Pada kala III berlangsung sekitar 10 menit dari lahirnya bayi. Melakukan manajemen

aktif kala III yaitu dimulai dengan memastikan tidak ada janin kedua, menyuntikkan

oksitosin 10 IU IM di 1/3 paha bagian luar segera setelah bayi lahir, melakukan PTT

apabila sudah ada tanda-tandalepasnya plasenta seperti semburan darah secara tiba-tiba,

tali pusat memanjang, uterus membundar, kemudian menjepit tali pusat 5-10 cm di

depan vulva, tangan kanan melakukan PTT dan tangan kiri melakukan gerakkan dorso

cranial.

Apabila plasenta sudah ada di introitus vagina melakukan putaran searah

jarum jam, setelah lahir memeriksa kelengkapan plasenta dan meletakkan plasenta

ditempat yang sudah disediakan. Melakukan masase fundus uteri agar rahim

berkontraksi dengan baik. Plasenta lahir pukul 11.25 WIB, berat ± 500 gram,

kelengkapan kotiledon : lengkap, selaput : utuh, tali pusat panjangnya : ± 50 cm, insersi

: marginalis.

Berdasarkan teori Elisabeth, dkk (2015) yang mengatakan bahwa Kala III
persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan

selaput ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung 5 – 30 menit setelah bayi lahir.

Setelah Bayi lahir bidan harus melakukan Manajement aktif kala III diantaranya yaitu

melakukan suntikkan oksitosin10 IU IM, melakukan peregangan tali pusat terkendali

(PTT), dan masase fundus uteri.

Menurut asumsi peneliti pada Kala III penatalaksanaan yang diberikan sudah

tepat. Hal ini terjadi karena proses pengeluaran plasenta lahirsecara normal karena tidak

lebih dari 30 menit seperti teori yang dikemukan oleh Elisabeth, dkk (2015) bahwa

proses kala III berlangsung 5 – 30 menit. melakukan penyuntikan Oksitosin secara IM,

pada saat terjadi tanda – tanda pelepasan plasenta, melakukan peregangan tali pusat

terkendali (PTT) dengan benar dan melakukan masase fundus uteri setelah plasenta

lahir juga sesuai dengan teori Elisabeth,dkk (2015). Jadi, Menurut peneliti tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

4.2.4 Kala IV

Pada Kala IV persalinan dimulai dari pengeluaran plasenta yaitu dari pukul

11.25 WIB. Berdasarkan hasil data Subjektif Ny. J mengatakan lelah dan perutnya

masih terasa mules setelah persalinan. hasil data Objektif pada Ny. J didapat Keadaan

umum baik, Kesadaran Composmentis, Keadaan emosional stabil, TTV: TD: 110/80

mmHg, Nadi: 78x/menit, Rr: 24x/menit, Suhu: 36,5 ℃, Kontraksi uterus Baik, TFU

2 Jari di bawah pusat, Kandung kemih: kosong , Perdarahan ± 100 cc. lalu dilakukan

pemantauan lanjut setiap 15menit dalam 1 jam pertama pasca persalinan, dan setiap

30 menit pada 1 jam kedua pasca persalinan. dari hasil pemantau didapat tanda-tanda

vital ibu dalam batas normal, kontraksi uterus ibu baik, TFU 1 jari dibawah pusat,

kandung kemih: kosobg, dan perdarahan pada 1 jam pertama ± 30cc dan 1 jam kedua

± 10 cc.
Berdasarkan teori Elisabeth, dkk (2015) mengatakan bahwa Kala IV dimulainya

setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah proses tersebut. Observasi yang

harus dilakukan pada kala IV, yaitu Tingkat kesadaran, Pemeriksaan tanda-tanda vital

(tekanan darah, nadi dan pernapasan), Kontraksi uteruss. Terjadinya perdarahan,

perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 – 500 cc.

Pasca melahirkan akan terjadi Involusi Uterus pada ibu yaitu proses kembalinya alat

kandunganatau uterus sehingga mencapai keadaan sebelum hamil.

Menurut Asumsi peneliti Berdasarkan hasil data subjektif ibu merasa lelah dan

perutnya terasa mules adalah hal yang fisiologis karena pasca melahirkan uterus akan

melakukan involusi yaitu pengembalian Rahim ke bentuk semula karena proses inilah

perut ibu terasa seperti mules. Dan semua yang harus dipantau pada kala IV telah

dilakukan mulai dari tanda-tandavital, kontraksi uterus, kandung kemih, dan jumlah

perdarahan pada Ny. J masih batas normal karena tidak lebih dari 500 cc hal ini sesuai

dengan teori Elisabeth, dkk (2015). Jadi, menurut peneliti tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktek yang telah dilakukan.

4.3 Masa Nifas

Berdasarkan hasil data subjektif Nifas 6 jam pada tanggal 07 Januari 2023,

waktu pengkajian 17.10 WIB, Ny. J mengatakan ibu merasa masih mules namun

Bahagia dan sudah dapat ke toilet sendiri, dengan Riwayat persalinan tanggal lahir 07

Januari 2023, jam lahir 11.10 WIB, jenis kelamin laki-laki, berat badan lahir 3100 gr,

panjang badan 50 cm, keadaan anak baik, indikasi tidak ada, dan tindakan pasca

persalinan melakukan IMD. Pada Ny. J P2A0 post partum 6 jam, konseling yang

dilakukan adalah memeberitahu ibu bahwa mules yang ibu rasakan pasca melahirkan

adalah normal, menganjurkan ibu untuk makan-makanan bernutrisiseperti sayur, buah-

buahan, telur,daging, ikan, memberitahu ibu untuk selalu menjaga kebersihan area
genetalia, menjelaskan dan mengajari ibu cara perawatan payudara, dengan perawatan

payudara yang baik dapat memperlancarkan aliran ASI. Alat yang digunakan seperti

minyak kelapa/ babyoil, handuk kering, washlap, baskom, air hangat dan dingin,dan

baskom. Mengajrkan ibu cara posisi menyusui yang benar, memberitahu ibu terhadap

tanda-tanda bahaya nifas, seperti keluar darah yang banyak dari vagina seperti air

keran, suhu tubuh meningkat, perut tidak mengecil,nyeri kepala hebat, bengkak pada

bagian kaki dan wajah.

Menurut asumsi peneliti memberitahu tanda-tanda masa nifas kepada Ny. J

adalah hal yang tepat. Hal ini juga sesuai denga teori William (dalam teori Yeyeh,dkk

2017). Jadi menurut peneliti tidak terjadi kesenjangan anatara teori dan praktek.

Menurut asumsi peneliti mengajarkan perawatan payudara pada ibu pasca

melahirkan adalah hal yang tepat. hal ini juga sesuai dengan teori Yeyeh,dkk (2017).

Jadi, menurut peneliti tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek yang telah

dilakukan.

Kunjungan ke-I Ny. J dalam asuhan masa nifas ialah 6 jam postpartum dimana

ibu masih dirawat di BPM Nalom yaitu pada tanggal 07 Januari 2023, kunjungan ke-

II ( 6 hari setelah persalinan) yaitu pada tanggal 13 Januari 2023, Kunjungan ke-III (14

hari/2 minggu setelah persalinan) yaitu pada tanggal 21 Januari 2023, Kunjungan ke-

IV (6 minggu setelah persalinan ) yaitu pada tanggal 18 Febuari 2023.

Berdasarkan teori Menurut Yeyeh, dkk (2017) Selama ibu berada pada masa

nifas, paling sedikit 4 kali bidan harus melakukan kunjungan, Kunjungan I ( 6 jam

postpartum), Kunjungan II ( 6 hari setelah persalinan ), Kunjungan III ( 2 minggu

setelah persalinan ), Kunjungan IV ( 6 minggu setelah persalinan ).

Menurut asumsi peneliti jumlah kunjungan yang telah dilakukan pada Ny. J

selama masa nifas sebanyak 4 kali adalah tepat karena sesuai dengan teori Yeyeh,
dkk (2017) bidan wajib melakukan kunjungan sebanyak 4 kali sesuai dengan jadwal

yang telah ditetapkan dan tanggal kunjungan yang dilakukan Ny. J sesuai dengan

waktu yang ditetapkan dalam teori yang ada. Jadi, Menurut peneliti tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

4.4 Asuhan Bayi Baru Lahir

Setelah melakukan Asuhan Persalinan Normal pada Ny. J , didapatkan hasil

data subjektif pada tanggal 07 Januari 2023. pukul 11.10 WIB bayi Ny. J lahir spontan

dan cukup bulan serta langsung menangis. Setelah bayi lahir dilakukan IMD selama 1

jam. Kemudian melakukan pemeriksaan antropometri didapatkan Nilai APGAR Score

9/10, jenis kelamin laki-laki, dengan BBL :3100 gram, PBL : 50 cm, LK : 33 cm, LD :

34 cm, LILA : 10 cm, refleks morro, rooting, sucking, swallowing positif dan tidak ada

kompilaksi apapun. Memberian Vit. K dan salep mata, mempertahankan kehangatan

bayi, serta perawatan tali pusat dengan membungkus menggunakankassa steril dan kering

serta pada 3 jam setelah bayi lahir dilakukan pemberian imunisasi HB0.

Berdasarkan teori Prawirohardjo (2016) segera setelah dilahirkan bayi lakukan

penilaian awal lihat pernapasan bayi tonus otot dan kulit bayi, lakukan pemeriksaan

antropometri dengan ciri-ciri normal bayi lahir aterm antara 37 – 42 minggu, nilai

APGAR > 7, berat badan 2500 – 4000 gram, panjang badan 47-52 cm, lingkar dada 30-

38 cm, lingkar kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11-12 cm. Pemberian vitamin K dan

salep mata, menjaga kehangatan bayi dan melakukan perawatan tali pusat dengan

membungkusmenggunakan kassa steril dan kering.

Menurut asumsi peneliti berdasarkan teori Prawirohardjo (2016) dengan hasil

pemeriksaan antropometri yang telah dilakukan pada bayi didapat hasil bahwa bayi Ny.

J lahir normal karena lahir aterm, nilai APGAR >7, berat badan bayi termasuk normal,

panjang badan bayi termasuk normal, dan saat lahir langsung menangis kuat. Bayi
menyusui dengan kuat karena bayi aktif dan pada saat perawatan tali pusat membungkus

dengan menggunakan kassa steril dan kering adalah benar karena hal tersebut bertujuan

untuk mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat. Jadi, Menurut peneliti tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

4.5 Keluarga Berencana

Berdasarkan hasil data subjektif pada Ny. J pada tanggal 18 Febuari 2023 pukul

15.00 WIB Ny. J mengatakan telah 40 hari melahirkan anak ke-2 nya dan ingin

melakukan KB suntik 3 bulan dan saat ini ibu masih menyusui bayinya ASI. selama

kunjungan masa nifas Ny. J telah mendapatkan penjelasan mengenai macam-macam

metode kontrasepsi dan Ny. J mengatakan memilih KB suntik 3 bulan yaitu Depo

Metroxyprogesteron Asetat dengan dosis 150 Mg yang mengandung hormon

progesterone sebagai pilihannya karena suntik KB 3 bulan aman untuk dipakai pada ibu

menyusui dan tidak menghambat kelancaran atau mengurangi ASI.

Menurut teori Arum, dkk, (2011), Pengertian Kb suntik 3 bulan Depo

Metroxyprogesteron Asetat adalah metode hormonal yang mengandung hormon

progesterone yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek

progesterone yang kuat dan sangat efektif. Mekanisme kerja kontrasepsi ini sama seperti

kontrasepsi hormonal lainnya. Depo-provera sangat cocok untuk program postpartum

oleh karena tidak mengganggu laktasi.

Menurut asumsi peneliti metode kontrasepsi yang dipilih sesuai dengan keadaan ibu

yang masih menyusui hal ini sesuai dengan teori dari Arum, dkk (2011). Jadi, menurut

penulis tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.


PEMBAHASAN JURNAL

Dari hasil penelitian tugas akhir “ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA


NY “H” G3P2A0 DENGAN KEHAMILAN NORMAL (NYERI PUNGGUNG) DI PMB
KUNTUM KHOLIDAH, SST DESA. DIWEK KECAMATAN. DIWEK KABUPATEN.
JOMBANG 2017”. Mendapatkan hasil kesimpulan Proses kehamilan memungkinkan
terjadinya perubahan fisiologis dan psikologis yang mengakibatkan rasa ketidaknyamanan pada
ibu hamil. Salah satu perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan trimester tiga adalah
nyeri punggung bagian bawah. Nyeri punggung bagian bawah adalah nyeri punggung yang
terjadi pada area lumbosacral. Pada wanita hamil berat uterus yang semakin membesar akan
menyebabkan punggung lordosis sehingga terjadi lengkungan punggung yang mengakibatkan
peregangan otot punggung dan menimbulkan rasa nyeri. Tujuan ini adalah memberikan asuhan
secara Continuity Of Care pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, Neonatus dan KB pada ibu
dengan keluhan nyeri punggung. Metode Penelitian ini adalah dengan wawancara, observasi,
dan penatalaksanaan asuhan. Subyek dalam asuhan ini adalah Ny “H” G3P2A0 dengan
kehamilan normal (Nyeri Punggung) di PMB Kuntum Kholidah, SST Ds. Diwek Kec. Diwek
Kab. Jombang. Hasil Penelitian kebidanan secara Continuity Of Care pada Ny “H” selama
kehamilan trimester II dan III dengan nyeri punggung, pada persalinan secara spontan tanpa
ada penyulit, pada masa nifas dengan nifas normal, pada BBL dengan BBL normal, pada masa
neonatus dengan neonatus normal, dan menjadi akseptor baru KB Suntik 3 bulan. Kesimpulan
dari asuhan kebidanan secara Continuity Of Care ini didapat dengan melakukan asuhan
kebidanan secara mandiri dan kolaborasi serta penanganan secara dini, tidak ditemukan adanya
penyulit dari mulai kehamilan, persalinan, BBL, nifas, neonatus dan KB. Saran kepada bidan
untuk melakukan asuhan kebidanan secara continue of care dalam melakukan pelayanan yang
berkualitas dan juga memberikan masukan tentang pemeriksaan Hb selama kehamilan awal,
kehamilan akhir dan juga saat nifas.

Hasil Penelitian dari Siska,2020 Dengan Judul “Asuhan Kebidanan Continuity Of Care

Pada Ny. A G3P2A0 H.31 minggu Kehamilan Normal Dengan Keluhan Nyeri Punggung Di

PMB Ita Afriati”. Dengan Hasil, Pendahuluan Proses kehamilan memungkinkan terjadinya

perubahan fisiologis dan psikologis yang mengakibatkan rasa ketidaknyamanan pada ibu hamil.

Salah satu perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan trimester tiga adalah nyeri
punggung bagian bawah. Tujuan memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu

hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan pada Ny “A” dengan Kehamilan Normal (Nyeri Punggung) di PMB Ita

Afriati Ningrum., Amd.Keb Peterongan Jombang. Metode asuhan kebidanan dalam LTA ini

dengan wawancara, observasi dan penatalaksanaan asuhan. Subyek dalam asuhan ini adalah Ny

“A” G3P2A0 usia kehhamilan 31 Minggu kehamilan normal dengan nyeri punggung di di PMB

Ita Afriati Ningrum., Amd.Keb Peterongan Jombang. Hasil asuhan kebidanan secara

komprehensif pada Ny “A” selama kehamilan trisemester III dengan nyeri punggung pada

persalinan secara spontan tidak ada penyulit, pada masa nifas dengan nifas normal, pada BBL

dengan BBLN, pada masa neonatus dengan neonatus normal, dan menjadi akseptor baru KB

Suntik 3 bulan. Kesimpulan dari asuhan kebidanan secara komprehensif ini didapat dengan

melakukan asuhan kebidanan secara mandiri dan kolaborasi serta penanganan secara dini, tidak

ditemukan adanya penyulit dari mulai kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus. Saran kepada

bidan untuk melakukan scrining secara teratur pada semua ibu hamil disetiap kunjungan dan

melakukan asuhan kebidanan secara kolaborasi bila ditemukan adanya komplikasi.

Hasil penelitian dari Tri Endah Suryani, 2022. Dengan Judul “Asuhan Kebidanan

Komprehensif Pada Ibu Hamil Nyeri Punggung Bagian Bawah Dengan Melakukan Endorphin

Message” . DEngan Hasil Indikator kesehatan ibu dan anak dapat dilihat dari jumlah AKI dan

AKB. Salah satu upaya untuk menurunkan AKI dan AKB adalah melaksanakan asuhan

kebidanan komprehensif dan berkelanjutan (Continuity Of Care). Kehamilan merupakan

kondisi alamiah yang unik karena pada masa kehamilan ibu akan mengalami perubahan

anatomi dan fisiologis. Hampir semua organ mengalami perubahan, akibat dari perubahan

adaptasi tersebut muncul ketidaknyaman yang akan dirasakan salah satunya nyeri punggung.

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah memberikan asuhan kebidanan pada masa kehamilan,
persalinan, neonatus, nifas dan keluarga berencana di PMB R dengan menggunakan pendekatan

manajemen kebidanan. Sasarannya adalah Ny. N usia 21 tahun G2P1A0 usia kehamilan 25

minggu dengan nyeri punggung bagian bawah akan diberikan asuhan secara komprehensif.

Hasil asuhan komprehensif pada Ny. N selama kehamilan adalah Ny. N telah melakukan

kunjungan sebanyak 9 kali, kualitas pelayanan ANC yang diperoleh sudah memenuhi standar

10T. Pada kehamilan trimester I mengalami hyperemesis gravidarum tingkat I, asuhan yang

diberikan makan sedikit tapi sering, HEG pun teratasi. Pada trimester II dan III mengalami nyeri

punggung bagian bawah, asuhan kebidanan komplementer yang diberikan yaitu endorphin

massage dengan frekuensi 3-5 kali dalam seminggu durasi 15-30 menit, hasilnya nyeri

punggung teratasi. Pada persalinan ibu didampingi oleh suami, asuhan yang diberikan yaitu

melakukan endorphin massage, yoga gerakan squat pose dan gym ball, persalinan berjalan

dengan normal, bayi baru lahir tampak bugar dengan BB 3300 gram dan PB 48 cm, selama kala

kala I melakukan observasi menggunakan partograf. Pada masa nifas dan laktasi penulis

memberikan asuhan komplementer pijat oksitosin dan terapi cahaya pada neonatus. Asuhan

keluarga berencana telah dilakukan dan ibu memutuskan menjadi aksesptor KB IUD setelah 6

bulan. Pada masa kehamilan dan neonatus terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik

karena pada TM I ibu tidak melakukan kunjungan dengan dokter dan bayi tidak dilakukan IMD.

Pada persalinan, nifas, dan KB tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. Diharapkan bidan

dapat mendeteksi dini dan mencegah terjadinya komplikasi pada kehamilan agar dapat

membantu menurunkan AKI dan AKB.


BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Asuhan kebidanan pada Ny. “J” telah dilakukan dari masa kehamilan dengan usia 34

minggu,dengan melakukan pemeriksaan kehamilan pada Trimester III sebanyak 3 kali

kunjungan, pemantauan persalinan, nifas, neonatus dan KB menggunakan dokumentasi

SOAP maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Asuhan kebidanan ibu hamil trimester III pada Ny.“J” kehamilan normal dengan

keluhan Nyeri Punggung.

2. Asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny.”J” dengan persalinan normal

3. Asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny.“J” dengan nifas normal.

4. Asuhan kebidanan BBL pada By Ny.”J” dengan Bayi Baru Lahir Normal.

5. Asuhan kebidanan neonatus pada By Ny.“J” dengan neonatus cukup bulan normal.

6. Asuhan kebidanan KB pada Ny “J” dengan Akseptor baru KB suntik 3 bulan.

5.2 Saran

1. Bagi Bidan

Diharapkan bidan dapat meningkatkan asuhan kebidanan secara continuity of care

dalam melakukan pelayanan yang berkualitas bagi kesehatan ibu, anak dan masyarakat

dengan cara pendampingan ke ibu hamil dengan cara ANC terpadu, mengajari suami

masase untuk mengurangi nyeri punggung pada ibu hamil mulai trimester 2 sampai

akhir kehamilan, dapat memberikan masukan bagi Bidan dalam memberikan asuhan

kebidanan pada ibu hamil khususnya konseling tentang kehamilan yang beresiko dan

juga pemeriksaan Hb selama kehamilan awal, kehamilan akhir dan pada saat nifas.
2. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan secara dini, yaitu melakukan

pemeriksaan ANC secara rutin dari awal kehamilan sampai penggunaan akseptor KB,

dan diharapkan ibu mengikuti setiap program kegiatan ibu hamil yang dilakukan oleh

tenaga kesehatan atau bidan didaerah tersebut.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat menerapkan asuhan kebidanan komprehensif yang bisa dilakukan dari

trimester pertama agar lebih baik lagi dan menambah wawasan, meningkatkan

pemahaman, dan menambah pengalaman nyata tentang asuhan kebidanan secara

komprehensif (continuity of care) pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan

kontrasepsi dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan pada kasus

gangguan rasa nyaman nyeri punggung, dan menjadi bahan refrensi atau rujukan bagi

peneliti selanjutnya dalam kasus nyeri punggung serta melakukan screening (deteksi

awal) pada awal kehamilan di semua ibu hamil untuk melakukan kunjungan awal pada

trimester I kehamilan.
LAMPIRAN

1. Foto cap kaki bayi dan cap tangan ibu jari ibu
2. Foto Buku KIA
3. Foto Kunjungan ANC
4. Foto Pertolongan Persalinan
5. Foto Partograf
6. Foto Pelayanan KB
DAFTAR PUSTAKA

Arum, dkk. (2011). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Nuha


Medica.

Dewi, dkk. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.
Elisabeth, dkk. (2015). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Ilmiah. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.
Kemenkes RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta : Kemenkes
RI.
Kemenkes RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta : KemenkesRI.

Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta : Kemenkes
RI.
KemenkesRI,2022.Artikel“ManajemenNyeri”

.https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1052/manajemen-

nyeri#:~:text=Nyeri%20adalah%20bentuk%20ketidaknyamanan%20baik,bereaksi

%20untuk%20menghilangkan%20rasa%20nyeri.. Diakses Tanggal 02-06-2023.

Marmi. (2014). Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: PT. Pustaka
Pelajar.

Prawihardjo. (2016). Ilmu Kebidanan Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.
Siska,2020.Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny “A” G3p2a0 31 Minggu
Kehamilan Normal Dengan Keluhan Nyeri Punggung Di Pmb Ita Afriati
Ningrum.,Amd.Keb Peterongan Jombang .http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/4555/.
Diakses Tanggal 03 Juni 2023.

Sugeng. (2015). Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta: CV Sugeng Seto.

Sulistyawati. (2016). Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana. Jakarta :


Salemba Medika.
Sulistyawati. (2016). Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba
Medika.
Tina Uswatun Hasanah,2017. Hasil Penelitian “ASUHAN KEBIDANAN
KOMPREHENSIF PADA NY “H” G3P2A0 DENGAN KEHAMILAN NORMAL
(NYERI PUNGGUNG) DI PMB KUNTUM KHOLIDAH, SST DESA. DIWEK
KECAMATAN. DIWEK KABUPATEN. JOMBANG 2017”..http://repo.stikesicme-
jbg.ac.id/2203/. Diakses Tanggal 03 Juni 2023.

Walyani, (2015). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru


Press.

Walyani. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: PustakaBaru
Press.

Yeyeh, dkk. (2015). Asuhan Kebidanan II Persalinan. Jakarta : Trans Info Media.Yeyeh,

dkk. (2017). Asuhan Kebidanan III Nifas. Jakarta : Trans Info Media.

Yeyeh, dkk. (2017). Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana. Jakarta : Trans Info
Media.
Yuhedi, dkk. (2014). Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan KB. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai