DISUSUN OLEH :
DEWI RETNO ASTUTY
1119499
111949921100
2110007
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan Rahmat dan
dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III G4P1A2 Umur Kehamilan
Saya menyadari bahwa laporan kasus ini dapat terselesaikan dengan baik
berkat bantuan dan doa dari berbagai pihak. Penyusun mengucapkan puji syukur
yang sebesar-besarnya atas berkat dan karunia Allah Yang Maha Esa sehingga
laporan kasus ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Laporan
kasus ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak, untuk itu
1. Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia, Bapak Ali Rahman, M.Farm,
Apt
2. Ibu Ika Mardiatul Ulfa, SST, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Fakultas
3. Ibu Zulliati M.Keb selaku sekretaris Prodi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas
Banjarmasin yang telah banyak membantu dalam proses praktik klinik profesi
3
5. Preseptor Pendidikan Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas
Kesehatan Universitas Sari Mulia, Ibu Nita Hestiyana, SST, M.Kes yang telah
banyak memberi arahan dan bimbingan dalam pembuatan laporan kasus ini.
6. Serta teman-teman satu rotasi di ruang nifas dan pihak-pihak lain yang turut
berjasa dalam peyusunan laporan kasus ini yang tidak bisa disebutkan satu-
persatu.
Penulis sadar bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu, segala pendapat, kritikan, dan saran yang membangun sangat
Penulis berharap laporan kasus ini bermanfaat bagi para pembaca secara umumnya
Penulis
4
DAFTAR ISI
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR GAMBAR
v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
membagi preeklampsia menjadi tidak berat dan berat. Preeklampsia tidak berat
adalah preeklampsia dengan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan
preeklampsia dengan tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan tekanan darah
diastolik ≥110 mmHg dengan proteinuria, atau jika tanpa proteinuria didefinisikan
ginjal, udem paru, sakit kepala atau gangguan penglihatan (ACOG, 2013;
Hal utama yang menjadi penyebab kematian dan kesakitan ibu preeklamsia
serebral (Gilbert & Harmon, 2005). Sedangkan efek preeklamsia pada fetal dan
uterine growth retardation (IUGR), prematur, dan abrasion plasenta (Gilbert &
Harmon,
2005).
1
berkembang angka kamatian ibu di sebabkan Preeclampsia masih tinggi
(Rosa,
(Hak lim, 2011). Salah satu penyebab kematian maternal di Indonesia adalah
Angka kematian ibu di Kalimantan Selatan pada tahun 2018 mencapai 108
per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini meningkat poin dibandingkan dengan
capaian tahun 2017 sebesar 103,9 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian
Ibu ini mempunyai manfaat sebagai gambaran tingkat kesehatan ibu selama
kehamilan dan melahirkan. Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2018 masih
berada pada peringkat ke-2 bersama Provinsi Kalimantan Barat (2017) dan di
Kematian ibu merupakan hal yang dapat diatasi dengan berbagai upaya
untuk mencegah dan menangani komplikasi kelahiran. Akses ibu hamil terhadap
factor yang penting dalam menurunkan angka kematian ibu. Menurut data United
Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun 2012, sebanyak 72% wanita
direkomendasikan oleh
2
Kementerian Kesehatan. Kemenkes RI (2016), kebijakan yang berlaku di
Indonesia untuk kunjungan ANC minimal 4 kali selama kehamilan yaitu minimal 1
kali pada trimester I, minimal 1 kali pada trimester II, dan minimal 2 kali pada
Antenatal Care (ANC) minimal delapan kali. Kunjungan pertama pada trimester I
dan 26 minggu, kunjungan pada trimester III umur kehamilan 30, 34, 36, 38, 40
minggu. ANC secara teratur pada ibu hamil diharapkan mampu mendeteksi dini
dan menangani komplikasi yang sering terjadi pada ibu hamil, sehingga
hal inipenting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilannya berjalan
dengan normal.
Nutrisi juga memiliki peran yang besar dalam menentukan kesehatan ibu.
Riset menunjukkan bahwa ada dua jalur kritis dimana nutrisi ibu hamil dapat
Anemia pada ibu hamil berkontribusi sebanyak 20% dari kematian ibu
banyak kedua. Oleh karena itu, asupan gizi dan nutrisi yang cukup, termasuk
suplementasi kalsium, vitamin A&D, asam folat, zat besi, dan pemenuhan
gizi seimbang adalah hal penting yang harus didapatkan oleh ibu hamil.
3
kasus kehamilan patologis yang cukup serius ditemukan yaitu kehamilan atas
untuk melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
Berat Di Puske
skesmas S. Parm
Parma
an Banj
anjarma
rmasin Tahu
ahun 2021”.
21
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk mengetahui lebih lanjut dari asuhan kasus ini maka penulis membuat
C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Parm
Parma
an Banj
anjarmasin Tahun 2021.
2. TUJUAN KHUSUS
4
asuhan kebidanan ibu hamil Trimester III, G4P1A2 umur kehamilan 32-
Banj
Banjarma
rmasin Tahun 2021.
Banj
Banjarma
rmasin Tahun 2021.
D. MANFAAT
1. Bagi penulis
3. Bagi Puskesmas
Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan di puskesmas
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kehamilan
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
sel telur dan sperma di dalam atau diluar rahim dan berakhir dengan
janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002). Kehamilan adalah
mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari (40 minggu) dan tidak
dari konsepsi sampai tiga bulan (0-12 minggu); trimester II, dimulai dari
bulan keempat sampai enam bulan (13-28 minggu); trimester III dari bulan
6) Sering kencing
steroid)
8) Pigmentasi kulit
9) Epulis
1) Uterus membesar
2) Tanda hegar
3) Tanda chadwick
4) Tanda piscaseck
6) Goodell sign
7
2) Teraba bagian-bagian janin
2012: 122)
a. Berat Badan
12,5 kg).
b. Sistem Reproduksi
8
1) Uterus mengalami kenaikan yaitu 20 x 50 gram, volume 10 ml serta
berfungsi.
c. Sistem Muskolesketal
9
mlibilitas dan pliabilitas atau pelunakan meningkat pada sendi
d. Sistem Integumen
adenokortikisteroid.
rambut,
1
kuku, percepatan aktivitas kelenjar keringat dan sebasea, serta
e. Sistem Respirasi
suplai oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) pada janin. Jika inspirasi
kepada maternal.
f. Sistem Gastrointestinal
1
g. Sistem Kardiovaskular
44-50).
h. Sistem Perkemihan
Tanda bahaya ini jika tidak terdeteksi maka akan mengakibatkan kematian.
Untuk mengantisipasi ini maka tidak hanya ibu hamil saja yang perlu
1
Perdarahan tidak normal yang terjadi pada awal kehamilan (perdarahan
disertai rasa nyeri) bisa berarti plasenta previa atau solusio plasenta.
b. Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang.Sakit kepala hebat
penglihatan pada ibu hamil yang secara ringan dan tidak mendadak
tidak normal. Nyeri yang tidak normal apabila nyeri yang hebat,
Hampir separuh ibu hamil mengalami bengkak normal pada kaki yang
1
apabila muncul pada muka dan tangan dan tidak hilang setelah
beristirahat dan disertai keluhan fisik lain. Hal ini dapat merupakan
janin lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus
bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan
lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu
hipertensi dan proteinuri yang baru terjadi pada kehamilan (new onset
1
proteinuria. Sedangkan, untuk edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria
normal.
protein urin massif (lebih dari 5 g) telah dieliminasi dari kriteria pemberatan
yang menunjukkan adanya kebocoran endotel yang luas, suatu ciri khas
signifikan, berbahaya bagi ibu sekaligus janin jika kenaikan ini diabaikan
didapatkan secara kuantitatif produksi protein urin lebih dari 300 mg per 24
jam, namun jika hal ini tidak dapat dilakukan, pemeriksaan dapat digantikan
Penyebab penyakit ini sampai sekarang belum bisa diketahui secara pasti.
dalam kehamilan tetapi tidak ada satupun teori tersebut yang dianggap
a. Usia
1
berkaitan dengan peningkatan atau penurunan fungsi tubuh sehingga
Berdasarkan penelitian dari Dietl, wanita hamil pada usia lebih dari
terjadi pada ibu hamil umur > 40 tahun. Hasilnya juga menunjukkan
kali lipat pada wanita hamil berusia 40 tahun atau lebih baik pada
primipara (RR 1,68 95%CI 1,23 - 2,29), maupun multipara (RR 1,96
b. Primigravida
mekanisme
1
imunologik pembentukan blocking antibody yang dilakukan oleh HLA-G
memiliki kadar sFlt1 dan sFlt1 / PlGF bersirkulasi lebih tinggi daripada
risiko utama. Menurut Duckit risiko meningkat hingga 7 kali lipat (RR
buruk.
1
Kehamilan pertama oleh pasangan yang baru dianggap sebagai faktor
1
Nerenberg mengemukakan berdasarkan penelitian bahwa wanita hamil
yang tidak memiliki diabetes (OR 1.9; 95% CI 1.7-2.1). Diabetes dan
kehamilan, keduanya terkait dengan hasil kesehatan ibu dan janin yang
h. Hipertensi kronik
dari
i. Penyakit Ginjal
Pada wanita hamil, ginjal dipaksa bekerja keras sampai ke titik dimana
Wanita hamil dengan gagal ginjal kronik memiliki ginjal yang semakin
ginjal dalam jangka waktu yang lama biasanya juga menderita tekanan
darah tinggi. Ibu hamil dengan penyakit ginjal dan tekanan darah tinggi
embrio juga dikatakan sebagai faktor risiko. Satu hipotesis yang populer
2
Klasifikasi IMT di Indonesia sudah disesuaikan dengan
IMT
dan risiko ini semakin besar dengan semakin besarnya IMT pada
2
Berdasarkan studi Omar risiko preeklampsia pada kehamilan
a. Pekerjaan
2
yang tidak bekerja dengan tingkat pendapatan yang rendah
faktor risiko kejadian preeklampsia pada ibu hamil dengan risiko 7 kali
pada wanita hamil dimana ibu hamil yang berstatus bekerja berisiko
b. Pendidikan
baik dari orang lain maupun dari media massa. Sejalan dengan
penelitian Vistra Veftisia, et,al (2018) berdasar uji chi square pada
2
ibu yang berpendidikan tinggi.
c. Sosial Ekonomi
kehamilan. Ibu hamil dari latar belakang ekonomi yang tinggi akan
d. Stress
2
mengakibatkan desakan adrenalin dan non adrenalin ke dalam
sistem, dan setelah itu diikuti oleh hormon kortisol. Apabila stress
kehamilan.
3. Etiologi
a. Genetik
2
terkait dengan preeklampsia, tetapi hanya 7 gen yang paling banyak
pada penyakit ini secara jelas belum dapat dijelaskan (Tine et al.,
2018).
b. Iskemia Plasenta
2
desidua dan mimometrium dalam 2 tahap. Pertama sel-sel trofoblas
merusak jaringan elastis pada tunika media dan jaringan otot polos
et al., 2003). Pada usia kehamilan 14-16 minggu terjadi invasi tahap
kedua dari sel trofoblas yang mana sel-sel trofoblas tersebut akan
fibrinoid dinding arteri. Akhir dari proses ini adalah pembuluh darah
mengalami invasi oleh sel sel trofoblas, pada arteri spiralis yang
arteri bertambah kecil atau bahkan mengalami obstruksi. Hal ini akan
2
menyebabkan penurunan aliran darah ke plasenta dan berhubungan
c. Disfungsi Endotel
d. Imunologis
pembentukan
2
antibodi penyekat situs antigenik plasenta terganggu. Perempuan yang
plasenta.
imun humoral dan aktivasi komplemen. Hal ini dapat diikuti dengan
awal trimester dua. Antibodi yang melawan sel endotel ditemukan pada
yang rendah dari arteri spinalis oleh sel sitotrofoblas endovaskuler dan
sitokin (TNF-α dan ILF-1), enzim proteolitik dan radikal bebas oleh
2
Radikal bebas yang dilepas oleh sel desidua akan menyebabkan
produksi prostasiklin dari endotel vaskuler (Silver et al., 2002.). Hal ini
dengan fenotip HLA, DR4, dan aktivasi sistem komplemen netrofil dan
yang tidak memadai dari arteri spiral ibu. Pada hipertensi kehamilan tidak
terjadi invasi sel-sel tropoblas pada lapisan otot arteri spinalis dan jaringan
matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spinalis menjadi tetap kaku dan keras
dapat
3
menjelaskan pathogenesis hipertensi dalam kehamilan selanjutnya. Atas
b. Tahap Kedua.
3
menyebabkan disfungsi endotel sehingga terjadi gangguan sawar
penia.
adanya hipoksia. Kadar sFlt-1 lebih tinggi pada early onset preeklampsia
3
5. Clinical Pathway Preeklampsia Berat
Small for
gestational age Reduced placental perfusion
(Iskemia placenta, hypoksia) Stage II
infant
(3nd trimester)
Antiangiogenic State
Stress oksidative ↑Circulating sFlt1 AT1 Antibody
↓Circulating PIGF ↑sEng
(Other maternal factors : Obesity, stress,
job factor, preexisting poor
vascular health)
3
6. Manifestasi Klinis
a. Preeklampsia
ditegakkan dengan adanya protein urin, namun jika protein urin tidak
didapatkan, salah satu gejala dan gangguan lain dapat digunakan untuk
normal
2) Protein urin melebihi 300 mg dalam 24 jam atau tes urin dipstick
>+1.
Jika tidak didapatkan protein urin, hipertensi dapat diikuti dengan salah
2) Edema paru
3
atau adanya nyeri epigastrum/region kanan atas abdomen
Restriction (FGR).
b. Preeklampsia Berat
g/24 jam
4) Edema paru
3
penglihatan
berat
Gejala preeklampsia bisa terjadi saat ibu masih mengandung. Jika tidak
preeklampsia.
bayi lahir. Hal ini memang tidak mengancam nyawa bayi, tetapi sangat
persalinan dipicu oleh preeklampsia yang dialami saat hamil, kurang tidur,
depresi setelah persalinan, dan perhatian berlebihan pada bayi baru lahir.
migraine,
3
mual, pusing, berat badan yang melonjak, tubuh membengkak terutama di
peneliti percaya bahwa masalah ini disebabkan oleh aliran darah ke rahim
pembuluh darah selama persalinan, dan pola makan yang buruk. Dugaan
mengalami situasi gawat, karena tubuh ibu yang masih lemah dan stres
yang cukup tinggi saat mengasuh bayi baru (Wibowo, Susanto. 2018).
7. Komplikasi
a. Komplikasi Maternal
1) Eklampsia
disebut eklampsia.
(HELLP)
3
kemungkinan disebabkan nekrosis hemoragik periporta di bagian
3) Ablasi Retina
4) Gagal Ginjal
Kelainan
3
ginjal berhubungan dengan terjadinya proteinuria dan retensi garam
5) Edema Paru
paru disebabkan oleh payah jantung kiri, kerusakan sel endotel pada
6) Kerusakan Hati
3
membesar dalam kapsul hati. Hal ini dirasakan oleh ibu sebagai nyeri
epigastrik/nyeri uluhati.
7) Penyakit Kardiovaskuler
8) Gangguan Saraf
sama adalah epilepsi dan gangguan otak karena infeksi, tumor otak,
b. Komplikasi Neonatal
4
Ibu hamil dengan preeklampsia dapat menyebabkan
pertumbuhan.
2) Prematuritas
waktu lahir plasenta terlihat lebih kecil daripada plasenta yang normal
3) Fetal distress
janin.
a. Pencegahan
4
timbulnya gejala klinis sindrom preeklampsi. Hal ini diupayakan
usia kehamilan 20, 26, 30, 34, 36, 38 dan 40 minggu. Preeklampsia
2) Manipulasi Diet
a) Suplemantasi Kalsium
4
konsumsi adalah semenjak kehamilan 20 minggu hingga akhir
b) Suplementasi Vitamin D
proses yang diatur secara ketat oleh kalsium, fosfor dan kadar
4
hormon paratiroid. Setelah hidroksilasi kedua, 1,25(OH)D
tekanan darah.
paling baik. Sinar UVB yang berasal dari matahari diserap oleh
4
kulit dan kemudian mengubah 7-dehidrokolesterol di kulit
11.00; setelah pukul 11.00 intensitas ini relatif stabil dan tinggi
pada pukul
4
Jika intensitas pajanan adalah 2 MED/jam, maka lama
pada
4
pukul 11.00–13.00 selama 1–2 MED/jam. Paparan sinar
c) Antioksidan
4
pada kelompok ibu yang diberikan aspirin setelah 16 minggu
preeklampsia.
kejang.
4
kejadian preeklampsia sebesar 65%. Dosis yang dianjurkan
adalah dua kali dosis untuk mencegah neural tube defect yaitu 1
mg.
b. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan preeklampsia
1) Monitor tekanan darah 2 kali sehari dan cek protein urin rutin
Alternatif
4
pemberian antihipertensi yang lain adalah nitogliserin,
metildopa, labetalol
garam.
selama 7 hari.
d) Roborantia
5
a) Pada kehamilan preterm (<37 minggu), bila desakan darah
3) Pengobatan medicinal
d) Antasida
5
g) Diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema
injeksi 40 mg/jam.
(1) Desakan darah sistolik lebih lebih 180 mmHg. Diastolik lebih
umumnya.
tekanan darah.
oral.
i) Kardiotonika
j) Lain-lain
5
(a) Konsul bagian dalam jantung, mata.
(b) Obat-obat antipiretik berikan bila suhu rektal lebih 38,5cc dapat
jam/IV/hari
(d) Anti nyeri bila penderita kesakitan atau gelisah karena kontraksi
bb/jam).
5
Tabel 2.2 Pemberian MgSO4
Loading dose
4 gr MgSO4 40% dalam 100 cc NaCL, habis dalam
30 menit (73 tetes per menit)
Maintenance dose
6 gr MgSO4 40% dalam 500 cc Ringer Laktat selama 6
jam (28 tetes per menit)
Awasi volume urine, frekuensi nafas dan reflex patella setiap jam
Pastikan tidak ada tanda-tanda intoksikasi magnesium pada setiap pemberian
MgSO4 ulangan
Bila ada kejang ulangan, berikan 2g MgSo4 40% secara intravena
MgSO4 dihentikan bila :
depresi SSP.
c) Berikan oksigen
5
BAB 3
T INJAUAN KASUS
Hari / Tanggal
gal Pengkajia
jian : Sabtu, 19 Juni 2021
Tempat : Puske
skesmas S. Parma
rman
Jam Pengkajia
jian : 10.00 W ita
A. DATA SUBJEKTIF
1. Ident
dentitas
Istri (pas
pasien)
en)
Nama : Ny. L
Umur : 31 tahun
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Banjar / Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : PNS
Alamat : Banjarmasin
Suam
Suami (penanggung jawab)
Nama : Tn. S
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Banjar / Indonesia
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : PNS
Alamat : Banjarmasin
2. Kel
Keluhan Utama
Ibu mengatakan ham
hamil 8 bulan ingin memeriksa
ksakan kandungannya. Ibu
meng
engatakan jani
anin ber
berger
gerak aktif dan ibu menge
engelluh mudah lelah dan
letih, sedi
edikit pus
pusing dan mudah stres beberapa akhir pekan ini.
3. Riwa
Riwayat Per
Perkawin
winan
Kawin 1 (satu) kali, kawin pertama kali umur 17 tahun, dengan suami sekarang
sudah 14 tahun.
4. Riwa
Riwayat Haid
a. Menarche umur : 11 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Teratur/ tidak : Teratur
d. Lamanya : 5-7 hari
e. Banyaknya : 2 kali ganti pembalut/hari
f. Dismenorhoe : Tidak
g. HPHT : 1/11/2020
h. Taksiran partus : 8/8/2021
5. Riwa
Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Bayi
Penyulit
No Thn Tempat/ Keadaan Nifas
UK Penyulit UK Cara Penolong Penyulit BB PB Seks Lahir
KPD RS/ KPD L Sehat
Sectio
37 mgg
Caesarea
3.000 gr
50 cm
2008
Dokter Tidak
1 37
mg ada
2 7 Abortus
2012
mg
3 7 Abortus
2015
mg
4
Ini
2021
6. Riwa
Riwayat Kel
Keluar
uarga Ber
Berencana
a. Jenis : AKDR
b. Lama : 4 (empat) tahun
c. Masalah : Tidak ada
7. Riwa
Riwayat Kes
Kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu :
5
Tidak
dak ada riwa
iwayat penyakit menular atau penyakit keturunan seper
perti asma,
diabetes melitu
litus,
s, jantung dan sebagai
gainya. Ibu mulai mender
derita hipertensi
saat
aat usia keha
ehamila
ilan memasuki usia 25-26 minggu. Ibu mengatakan baru
selesai opname di RS sekitar 3-4 har
hari yang lalu atas indikasi preeklampsia
ber
berat dengan tekanan dar
darah 190/110 mmHg. Selama dirawat, ibu telah
mend
endapatkan terapi
api antikonvulsan MgSO
gSO4, pematang par
paru dengan
Dexamethason dan terap
rapi antihiper
pertensi
ensi berupa Nip
Nipedi
edipine dan
Methyldopa 500 mg.
b. Riwayat kesehatan keluarga :
Tidak
dak ada riwayat penyakit menular atau peny
enyakit keturunan seper
perti
hiper
pertens
ensi, diabetes melit
litus, jant
antung dan sebagainya
8. Kea
Keadaan Kehamila
ilan Sekarang
a. Selama hamil ibu periksa di : Puskesmas, PMB dan praktek dokter
b. Mulai periksa sejak usia kehamilan : 10 minggu
c. Frekuensi periksa kehamilan
Trimester I : 1 kali
Trimester II : 3 kali
Trimester III : 3 kali
d. Status TT : TT 5 (2015)
e. Keluhan/ masalah yang dirasakan ibu :
Umur
No Keluhan/ Masalah Tindakan Oleh K
Kehamilan
1. Pusing, jantung 30 minggu Terapi obat hipertensi Dokter
berdebar methyldopa 500 mg dan Obgyn
suplemen Axanthin dan Kalk
9. Pol
Pola Kebutuhan Sehari-har
hari
a. Nutrisi
Jenis yang dikonsumsi : Nasi, lauk pauk, sayur mayur, buah, air
putih
Frekuensi : 3 kali sehari dan minum 1-2 liter per hari
Porsi makan : + 1 piring
Pantangan : Tidak ada
b. Eliminasi
BAB :
Frekuensi : 1 kali sehari
Konsistensi : Lembek lunak
5
Warna : Cokelat kekuningan
BAK :
Frekuensi : 3-4 kali sehari
Warna : Kekuningan
c. Personal hygiene
Frekuensi mandi : 2 kali sehari
Frekuensi gosok gigi : 2 kali sehari
Frekuensi ganti pakaian : 2 kali sehari
d. Aktifitas
Ibu melakukan aktifitas pekerjaan rumah seperti biasanya (menyapu,
mencuci, memasak dan sebagainya) dan bekerja sebagai pegawai kantor
Pengadilan Negeri Banjarmasin.
e. Tidur dan istirahat
Siang hari : 1-2 jam (kadang-kadang)
Malam hari : 8-9 jam
Masalah : Tidak ada
f. Pola seksual : 1-2 kali semingu
Masalah : Tidak ada
10.
10. Data Psikososial dan Spi
Spiritual
a. Tanggapan ibu terhadap : Ibu menerima kondisi dirinya saat
keadaan dirinya ini dengan sedikit cemas
b. Tanggapan ibu terhadap : Ibu mengharapkan kehamilan
kehamilannya saat ini dan cukup khawatir pada
kondisi kehamilan saat ini
c. Ketaatan ibu beribadah : Ibu dapat melaksanakan
kegiatan ibadah seperti biasa
d. Pemecahan masalah dari ibu : Diskusi dengan suami/keluarga
e. Pengetahuan ibu terhadap : Ibu sedikit banyaknya dapat
kehamilannya informasi kehamilan melalui
media sosial
f. Lingkungan yang berpengaruh
:
Ibu tinggal bersama Suami
Hewan peliharaan : Tidak ada
g. Hubungan sosial ibu dengan : Harmonis
5
mertua, orang tua, keluarga
h. Penentu/ pengambil keputusan : Ibu bersama suami
dalam keluarga
i. Jumlah penghasilan keluarga : Sekitar Rp. 9.000.000-,
j. Yang menanggung biaya ANC : Jaminan Kesehatan BPJS
dan persalinan
B. DATA OBJEKTIF
1. Pem
Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Berat badan
Sebelum hamil : 90 kg
IMT : 37,46
Sekarang : 102 kg
d. Tinggi badan : 155 cm
e. LILA : 36 cm
f. Tanda vital : TD 130/80 mmHg Suhu 36,5 oC,
Nadi 78x/menit Respirasi 22 x/menit
2. Pem
Pemeriksaan Khus
husus
a. Inspeksi
Kepala : Tidak tampak benjolan, tidak ada kelainan
Muka : Simetris, tidak tampak pucat, tidak ada
odema Mata : Simetris, konjuctiva merah, sklera putih
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada kelainan
Hidung : Tidak terlihat obstruksi nafas, tidak ada
kelainan
Mulut : Bersih, tidak ada caries dan gigi berlubang
Leher : Tidak terlihat pembengkakan
Dada/ mamae : Bentuk simetris, sedikit tampak pembesaran,
areola hiperpigmentasi, puting susu menonjol,
tidak ada benjolan
Abdomen : Terdapat bekas operasi sesar, pembesaran
sesuai usia kehamilan
Tungkai : Tidak ada odema dan varises
5
Genitalia : Bersih, Tidak ada kelainan, tidak ada fluor
albus, tidak ada tanda infeksi
b. Palpasi
Leher : Tidak teraba pembengkakan
Dada/ mamae : Tidak teraba ada massa (tumor) atau benjolan
Abdomen
Leopold I : Tinggi fundus uteri pertengahan pusat dan
Prosesus Xipoideus (25 cm) teraba lunak, lebar
dan tidak melenting
Leopold II : Teraba memanjang sebelah kanan (bagian
punggung) dan teraba bagian kecil janin di
sebelah kiri (bagian ekstrimitas)
Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting dan dapat
digoyangkan
TBJ : 2.015 gr
Tungkai : Teraba odema pretibia derajat 1
c. Auskultasi
DJJ terdengar jelas dengan frekuensi 148 x/menit
d. Perkusi
Refleks patella : Kiri/ kanan, (+)/ (+)
Cek ginjal : Kiri/ kanan, (-)/ (-)
e. Pemeriksaan panggul luar : Tidak dilakukan
3. Pem
Pemeriksaan Penunjang :
Hemogl
oglobi
obin : 12,0 gr%
Hbsag : Non Reaktif
H IV : Non Reaktif
Protein Urine : +1 (Pos
Positif)
C. ASSESMENT
1. Diagnosa Kebidanan : G4P1A2 umur kehamilan 32-33 minggu, janin
tunggal hidup intrauterin, letak memanjang,
presentasi kepala dengan Preeklampsia Berat
2. Masalah : Tidak ada
3. Kebutuhan : Konseling tentang penanganan Preeklampsia
Berat dan Tanda Bahaya Kehamilan
5
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberikan informasi kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan yaitu TD 130/80 mmHg, Nadi 78x/menit, Respirasi 22x/menit, Suhu
36,5 oC, Tinggi fundus uteri antara pertengahan pusat dan Prosesus Xipoideus
(sesuai usia kehamilan), TBJ 2.015 gr, DJJ 148x/menit dan kondisi janin sehat.
”Ibu mengerti kondisi kesehatannya saat ini”
Rational Tindakan : Dengan memberikan informasi tentang kondisi
dirinya dan janin, maka ibu akan mengerti sehingga
lebih kooperatif terhadap tindakan dan anjuran
petugas kesehatan
2. Menjelaskan kepada ibu tanda dan gejala preeklampsia yang perlu diwaspadai
ibu hamil yaitu:
a. Tiba-tiba pembengkakan pada muka, kaki, tangan dan mata
b. Tekanan darah menjadi sangat tinggi, yaitu mencapai 160/100mmHg
atau lebih
c. Nyeri perut bagian atas
d. Nyeri kepala yang sangat parah
e. Timbul rasa mual dan muntah
f. Penglihatan kabur
”Ibu mengerti tanda gejala preeklampsia berat yang disampaikan oleh bidan”
Rational Tindakan : Dengan mengetahui gejala preeklamsia
diharapkan ibu lebih waspada pada
keadaan/kondisi saat ini.
6
4. Menjelaskan kepada ibu bahwa preeklampsia berat dalam kehamilan
memerlukan perhatian dan penanganan khusus, karena dapat menimbulkan
komplikasi baik terhadap ibu dan janin berupa eklampsia pada ibu, pertumbuhan
janin terhambat (IUGR), perdarahan saat persalinan bahkan bisa mengakibatkan
kematian ibu dan janin.
”Ibu mengerti komplikasi dari preeklampsia berat yang disampaikan oleh bidan
dan ibu ingin lebih waspada”
Rational Tindakan : Dengan mengetahui komplikasi dari
preeklampsia berat dalam kehamilan, ibu lebih
waspada terhadap kondisi kesehatannya.
5. Memberikan konseling kepada ibu tentang menurunkan resiko preeklampsia
dalam kehamilan diantaranya:
a. Melakukan kontrol rutin selama kehamilan untuk mengukur tekanan
darah, kondisi ibu dan perkembangan janin selama kehamilan
b. Membatasi aktivitas sehari-hari yang terlalu berat, jangan terlalu lelah dan
cukup istirahat
c. Mengontrol asupan nutrisi, diet rendah garam, lemak dan karbohidrat dan
membatasi asupan protein, konsumsi tinggi serat dan sayur mayur serta
menjaga kecukupan air minum
”Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang disampaikan oleh bidan”
Rational Tindakan : Pemeriksaan ANC rutin dan kontrol asupan nutrisi
merupakan langkah tepat untuk mengontol
prognosis preeklampsia dan menurunkan
kejadian preeklampsia dan mencegah munculnya
komplikasi dari preeklampsia berat dalam
kehamilan
d. Terapi komplementer untuk menurunkan resiko preeklampsia
dalam kehamilan:
1) Terapi pijat kaki dan rendam kaki air hangat dan dicampur air kencur
pada suhu 39oC selama 15 menit untuk mengurangi odema pada kaki.
”Ibu mengerti dan ingin mencoba terapi rendam kaki di rumah”
Rational Tindakan : Efek hangat menyebabkan dilatasi pembuluh
darah yang mengakibatkan peningkatan
sirkulasi darah menjadi lancar, menurunkan
6
kekentalan darah sehingga memberikan efek
penurunan tekanan darah. Aromaterapi air
kencur mengandung flavanoid yang membantu
mengurangi odema pada kaki.
2) Suplementasi makanan tinggi antioksidan seperti buah plum
dan mengkonsumsi cokelat hitam sekitar 30 gr per hari.
”Ibu mengerti dan ingin mencoba konsumsi makanan tinggi antioksidan
yang dianjurkan bidan”
Rational Tindakan : Kandungan zat aktif yang berperan sebagai
antibakteri pada buah plum diantarnya
senyawa tanin, flavonoid dan alkaloid yang
dapat bertindak sebagai anti oksidan maupun
antibakteri. (Jahangir dkk, 2015). Flavonoid
erat kaitannya dengan antioksidan karena
memiliki kemampuan untuk memecah radikal
bebas.
Penelitian menunjukkan bahwa coklat hitam
memiliki kandungan flavonoid dan
theobromine yang tinggi yang memiliki fungsi
berupa peningkatan fungsi endotel dan
penurunan tekanan sistolik dan diastolik.
Sehingga dapat mencegah terjadinya
preekslampsia pada kehamilan (Carolia dkk,
2016).
3) Suplementasi makanan tinggi kalium seperti pisang kepok sebanyak
3 buah per hari secara rutin.
”Ibu mengerti dan ingin mencoba konsumsi makanan tinggi kalium yang
dianjurkan bidan”
Rational Tindakan : Buah pisang mempunyai kandungan kalium
yang tinggi dapat membantu mengurangi dan
menurunkan tekanan darah. Kandungan
kalium pada pisang kepok dapat melebarkan
pembuluh darah dan menghambat sekresi
rennin.
6
4) Suplementasi kalsium ataupun makanan yang mengandung tinggi
kalsium diantaranya susu, yogurt, keju, sayuran hijau, makanan laut
seperti ikan sarden, tongkol, teri, dan salmon, kacang-kacangan dan biji-
bijian, seperti kacang tanah, lentil, kedelai, almond, biji chia, dan biji
wijen, sereal, roti, dan oatmeal.
”Ibu mengerti dan ingin mencoba konsumsi makanan tinggi kalsium
yang dianjurkan bidan”
Rational Tindakan : Peran suplementasi kalsium dalam mencegah
terjadinya preeklampsia adalah dengan
mencegah penurunan kadar kalsium serum
sehingga terjadi penurunan konsentrasi
kalsium intraseluler, yang akan mengurangi
kontraktilitas otot halus dan merangsang
terjadinya vasodilatasi pembuluh darah.
6. Memberikan konseling seputar persiapan persalinan diantaranya :
a. Rencanakan melahirkan secara seksio caesarea yang ditolong oleh
dokter di rumah sakit.
b. Menentukan pendamping persalinan Ibu
c. Mempersiapkan calon pendonor darah (jika perlu)
d. Mempersiapkan alat transportasi jika sewaktu-waktu diperlukan
e. Mempersiapkan keperluan ibu dan bayi yang akan dilahirkan (seperti
pakaian, pembalut, peralatan bayi dan lain-lain) serta mempersiapkan KTP,
Kartu Keluarga dan Kartu BPJS.
f. Mempersiapkan dana cadangan atau tabungan untuk biaya persalinan atau
biaya lainnya.
”Ibu memahami penjelasan bidan dan telah menyiapkan persiapan persalinan”
Rational Tindakan : Agar ibu dan suami lebih mempersiapkan
diri menyambut proses persalinan dan kelahiran
bayi. (Ariyanti Titik. 2019)
7. Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya kehamilan diantaranya
a. Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan
sebelumnya b. Muntah terus dan tidak mau makan
c. Air ketuban keluar sebelum waktunya
d. Demam tinggi
6
e. Perdarahan pada hamil tua
f. Bengkak kai, tangan dan wajah atau sakit kepala disertai kejang.
”Ibu mengerti dan memahami penjelasan bidan”
Rational Tindakan : Agar ibu dapat mengenal tanda bahaya kehamilan
dan jika terdapat tanda tersebut ibu dapat segera
memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
(Kementerian Kesehatan RI. 2020)
6
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas kesesuaian dan kesenjangan antara tinjauan
pustaka dan tinjauan kasus pada asuhan kebidanan kepada Ny. L dengan diagnosa
kehamilan anak ke empat dan riwayat saat kehamilan 25-26 minggu ibu mulai
mengalami hipertensi dan sekitar 1 minggu yang lalu ibu dirawat inap di rumah
sakit atas indikasi preeklampsia berat dengan tekanan darah 190/110 mmHg.
saat ibu hamil, ibu mengatakan mengalami hipertensi saat usia kehamilan 25-26
ibu
yang memiliki riwayat hipertensi kronis, diabetes, dan adanya riwayat
masalah tekanan darah mulai meningkat sejak usia kehamilan memasuki 25-26
minggu tetapi dapat pula berkembang sebelum saat tersebut pada penyakit
trofoblastik.
durasi jam kerja 8-9 jam perhari dalam 5 hari kerja dan ibu hanya memiliki waktu
mengatakan cukup merasa stress akibat penyakit kehamilan yang saat ini ibu
alami, terlebih saat ibu harus opname di Rumah sakit untuk penanganan
Preeklampsia Berat. Faktor stress dan kecemasan juga menjadi pemicu untuk
Faktor predisposisi stress dan kecemasan juga telah diteliti oleh Firda
6
Amalia Hardianti dan Queen Khoirun Nisa Mairo (2018) dan jurnal yang berjudul
Hal tersebut juga diperkuat oleh penelitian Kordi et al., (2017) menunjukkan
hasil ibu hamil yang mengalami kecemasan hampir setengahnya n=40 (26,7%)
mengalami preeclampsia. Hal ini terjadi karena pada saat terjadi kecemasan,
hormon stres utama tubuh. ACTH selanjutnya dibawa oleh aliran darah ke
kelenjar adrenal dan ke berbagai organ tubuh lainnya. Kelenjar adrenal akan
darah dan kadar gula darah untuk memenuhi kebutuhan ke otak, jantung, otot,
volume plasma secara langsung sehingga kadar albumin dalam tubuh akan
6
tersebut menjelaskan terjadinya edema pada preeklamsia berat dan diketahui
sehingga tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus.
Pada hasil pemeriksaan Ny. L, di dapat hasil berat badan ibu sebelum
hamil adalah 90 kg dengan IMT 37,46 dengan katagori obesitas dan berat
indeks massa tubuh untuk katagori obesitas sebesar 5-9 kg. Ibu yang memiliki
status gizi sebelum hamil berat badan berlebih (overweight) dan obesitas
Institute of Medicine (2009). Hal ini terjadi karena sejak awal status berat
badan ibu sudah berlebih, sehingga saat hamil berat badannya terus meningkat
dibandingkan dengan wanita yang berat badannya ideal dan kurus (Zhang,
1997).
Hal ini sejalan dengan penelitian jurnal oleh Zahra Wafiyatunnisa dan
Rodiani (2016) yang mengungkapkan bahwa banyak faktor yang telah diketahui
6
hamil. Dengan adanya kenaikan berat badan sebesar 5-7 kg/m2 akan memiliki
Wanita dengan BMI > 35 sebelum kehamilan memiliki risiko empat kali lipat
Beberapa studi juga menemukan bahwa pada wanita dengan BMI < 20 risiko
preeklampsianya berkurang.
endotel yang dipicu oleh adanya obesitas, di mana hal ini akan menyebabkan
mekanisme. Dari studi jurnal yang diteliti oleh Zahra Wafiyatunisa dan Rodiani
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah yaitu 130/90 mmHg (terjadi
Dopamet
(positif).
6
Menurut (Rahmawati ,2012) pada pengkajian diatas dapat diketahui gejala
pada
7
pasien preeclampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan
retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola
sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua
arteriola didalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik,
Adanya protein dalam urin diketahui bahwa ginjal dalam tubuh wanita hamil
mengalami perubahan. Akan tetapi dalam hal keracunan hamil ginjal tersebut
tidak hanya berubah saja, melainkan banyak sedikit mendapat kerusakan pula
Berdasarkan data objektif di atas, pada Ny. S terdapat tanda dan gejala
dan odema pada kedua tungkai. Maka analisa penulis untuk kasus tersebut tidak
7
C. Merumuskan Assesment
ditandai dengan tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik
≥110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam, peningkatan kadar enzim hati
gr/liter, nyeri epigastrum, skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri
Penyulit lain juga bisa terjadi, yaitu kerusakan organ-organ tubuh seperti
gagal jantung, gagal ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan pembekuan darah,
sindroma HELLP, bahkan dapat terjadi kematian pada janin, ibu, atau keduanya
bila preeklampsia tak segera diatasi dengan baik dan benar. Penegakan
gejala di atas.
Dari tinjauan kasus diperoleh data pada klien Ny. L ibu hamil dengan
kehamilan keempat umur kehamilan 32-33 minggu, kondisi berat badan obesitas
dengan IMT sebelum hamil 37,46 dengan gejala yang riwayat hipertensi
data penunjang
7
Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data yang diperoleh, maka
diagnose pada Ny. L adalah asuhan kebidanan ibu hamil G4P1A2 umur
kehamilan 32-33
7
minggu dengan Preeklampsia Berat.
Diagnosa atau masalah potensial yang dapat diidentifikasi pada kasus Ny. L
lain bisa terjadi perdarahan, eklampsia atau kejang, syok dan mengarah ke
kematian ibu. Pada analisa diagnose dan masalah potensial yang terjadi tidak
D. Perencanaan
berdasarkan rational tindakan serta evaluasi dari asuhan yang diberikan. Pada
a. Terapi pijat kaki dan rendam kaki air hangat dan dicampur air kencur
(2021) dalam jurnal Efektifitas Terapi Rendam Kaki Air Hangat terhadap
7
yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah menjadi lancar,
tekanan darah.
membantu mengurangi odema pada kaki. Pijat kaki atau foot massage,
dapat digunakan pada edema yang terlihat dari mata kaki dan kaki pada
hitam.
7
dalam endotel. Cokelat hitam memiliki kandungan flavonoid yang lebih
terutama bila dikonsumsi dengan dosis yang cukup. Pada cokelat hitam
(Cheng et al.,
et al., 2012).
(Jahangir dkk, 2015). Selain itu, juga terdapat zat aktif saponin total
fenol
7
1.05 mg GAE/100mg ekstrak, total flavonoid 0.583 mg CE/100 mg
7
Aktivitas antioksidan pada senyawa flavonid dapat penurunan
kepok.
oksigen ke otak. Dalam penelitian jurnal oleh Ratih Indah Kartika sari
Blood Pressure On Cold Stress Test yang dilakukan pada 20 wanita yang
mengalami hipertensi dan diberikan buah pisang setiap hari selama tujuh
hari mengalami penurunan tekanan darah sistolik 2-6 mmHg dan diastolic
7
8-12 mmHg
kalsium.
2018 yang disusun oleh Teri Wina Herwati, Yulistiani dan Eddy Zarkaty
7
metildopa dosis 500 mg memberikan persentase efek penurunan
dosis
uterpolasenta.
darah.
kalsium, mineral dan vitamin pada ibu hamil, termasuk ibu hamil dengan
8
Pada tinjauan kasus, evaluasi yang berhasil dilakukan adalah pemantauan
preeclampsia
8
berat dan saat ini tekanan darah ibu cukup terkontrol, rasa cemas dan khawatir
ibu mulai berkurang, ibu memahami kondisi kesehatan dirinya dan janin
sehingga ibu sangat kooperatif dan lebih waspada terhadap kemungkinan gejala
Pada akhir evaluasi semua tujuan dan kriteria hasil dapat dicapai karena
adanya kerja sama yang baik antara bidan dengan Ibu dan keluarga. Hasil
evaluasi pada Ny. L sudah sesuai dengan harapan akan tetapi perlu
ibu dan janin dengan tetap dilanjutkan untuk kontrol ulang yang telah
dijadwalkan.
8
BAB 5
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada asuhan kebidanan pada Ny. L yang telah dilakukan dengan diagnosa
1. Dari has
hasil anamnesa dat
data subjektif terdapat faktor-faktor yang dapat
meny
enyebabkan terjadi
adinya preeklampsia yaitu factor indeks massa tubuh
hipertensi selama kehamilan dan factor usia gestasi trimester II yang mulai
pemeriksaan
pada Ny. L terdapat tanda dan gejala terjadinya preeclampsia. Maka dapat
Masalah potensial pada kasus ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada
4. Pad
Pada kasus ini renc
encana asuhan kebi
ebidanan untuk Ny. L melip
liputi pem
pemberian
informa
rmasi tentang hasil pemeriksaan, jelaskan kepada ibu tanda dan gejala,
oleh bidan dan bekerja sama dengan ibu serta suami. Hasil evaluasi
asuhan kebidanan telah terlaksana dan dapat tercapai semua tujuan dan
kriteria hasil dikarenakan adanya kerja sama yang baik disemua pihak.
B. SARAN
1. Bagi Penulis
tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil pada kasus Preeklampsia Berat
(PEB).
8
2. Bagi Institusi Pendidikan
3. Bagi Profesi
8
DAFTAR PUSTAKA
Ramadhani, Nurul Arya. 2020. Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia Di Rsia Sitti
Khadijah I Makassar Periode 1 November 2018 - 31 Oktober 2019. Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makasar.
Sukma, Febi, Elli Hidayati, Siti Nurhasiyah. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Pada Masa Nifas. Jakarta. Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah
USAID,2014.RoleofNutritioninPreventingChildandMaternalDeaths.availableon:https:
//www.usaid.gov/sites/default/files/documents/1864/role-of-nutrition-preventing-
child-maternal-deaths.pdf
Vistra Veftisia, Yulia Nur Khayati. 2018. Hubungan Paritas Dan Pendidikan Ibu
Dengan Kejadian Preeklampsia Di Wilayah Kabupaten Semarang. Jurnal
SIKLUS Volume 07 Nomor 02
8
WHO, 2016, WHO Recommendations on Antenatal Care for Positive Pregnancy
Eksperience, Jurnal WHO,
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/250796/1/9789241549912-eng.pdf?ua=1
Yulia Nur Khayati, Vistra Veftisia. 2018. Hubungan Stress Dan Pekerjaan Dengan
Preeklampsia Di Wilayah Kabupaten Semarang. Indonesian Journal Of
Midwivery (IJM) Vol 1: No 1