Anda di halaman 1dari 37

TUGAS KELOMPOK II

METODOLOGI PENELITIAN
PENGARUH PEMBERIAN JUS JAMBU BIJI TERHADAP
KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III DI RSUD CIAWI
TAHUN 2021

DISUSUN OLEH :
LENA DWI PRESTIYANI : 205401446246
MARYANI : 205401446247
NOURMA MIRA ROSMAYANTI : 205401446245
RAHMAH SEJATI : 205401446244

UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok makalah yang berjudul
"PENGARUH PEMBERIAN JUS JAMBU BIJI TERHADAP KADAR
HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etnomedika


Kebidanan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang
manusia prasejarah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen pengajar


Etnomedika Kebidanan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 20 Juli 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER ……………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ……………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………. 4
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………….................. 4
1.3.1 Tujuan Umum ……………………………………… 4
1.3.2 Tujuan Khusus ……………………………………… 4
1.4 Manfaat ……………………………………………………. 5
1.4.1 Teoritis ……………………………………………… 5
1.4.2 Bagi Peneliti ………………………………………... 5
1.4.3 Bagi Objek Penelitian ………………………………. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………. 6
2.1 Kehamilan ………………………………………………….. 6
2.1.1 Definisi ………………………………………………. 6
2.1.2 Tanda Gejala Kehamilan …………………………….. 9
2.2.3 Faktor Resiko Kehamilan ……………………………. 9
2.2 Hemoglobin …………..…………………………………….. 9
2.2.1 Fungsi Hemoglobin …………………………………... 10
2.3 Jambu Biji ………………………………………………….. 10
2.3.1 Khasiat Jambu Biji …………………………………… 12
2.3.2 Kandungan ……………………………………………. 12
2.3.3 Manfaat ………………….…………………………… 12
2.3.4 Cara Membuat Jus Jambu Biji ………………………. 12
2.4 Kerangka Teori ………………………………………..……. 13
2.5 Kerangka Konsep …………………………………………… 14
2.6 Definisi Operasional ………………………………………… 14
2.5 Hipotesis ……………………………………………………... 15

ii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………… 16
3.1 Design Penelitian ……………………………………………. 16
3.2 Populasi dan Sampel ………………………………………… 17
3.2.1 Populasi ……………………………………………….. 17
3.2.2 Sampel ………………………………………………… 17
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………................. 17
3.4 Prosedur Pengumpulan Data ……………………………….. 17
3.5 Instrumen Penelitian ………………………………………… 18
3.6 Analisis Data ………………………………………………… 18
3.6.1 Analisis Univariat …………………………………….. 18
3.6.2 Analisis Bivariat ………………………………………. 18
3.7 Etika Penelitian ……………………………………………… 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………… 21


4.1 Hasil …………………………………………………………. 21
4.1.1 Analisis Univariat ……………………………………… 21
4.1.1.1 Karakteristik Responden ……………………… 21
4.1.1.2 Variabel Penelitian ……………………………. 22
4.1.2 Analisis Bivariat ……………………………………….. 23
4.1.1.2 Uji Perbedaan Rata-rata Perubahan Kadar
Hemglobin Sebelum dan Sesudah Intervensi Pada
Kelompok Kontrol ……………………………… 23
4.1.1.2 Uji Perbedaan Rata-rata Perubahan Kadar
Hemoglobin Sebelum Dan Sesudah intervensi
Pada Kelompok Perlakuan ……………………… 23
4.1.1.3 Uji Perbedaan Rata-Rata Perbedaan Perubahan
Kadar Hemoglobin Antara Tablet Fe Dan
Tablet Fe disertai Jus Jambu biji ……………… 24
4.2 Pembahasan …………………………………………………… 24
4.2.1 Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III Yang
Diberi Tablet Fe …………………………………… 24
4.2.2 Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimerster III Yang
Mendapat Tablet FE dan Jus Jambu Biji ………….. 25

iii
4.2.3 Perbedaan Kadar Hemoglobin Ibu hamil
Trimester III yang Mendapat Tablet Fe dan
Tablet Fe disertai Jus Jambu Biji ………………… 25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………….. 27


5.1 Kesimpulan ………………………………………………… 27
5.2 Saran ………………………………………………………. 27
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Anemia merupakan penurunan jumlah hemoglobin darah masih
menjadi permasalahan kesehatan saat ini, serta merupakan jenis malnutrisi
dengan prevalensi tertinggi di dunia. Hal ini ditunjukkan dengan masuknya
anemia ke dalam daftar Global Burden of Disease dengan jumlah penderita
sebanyak 1,159 miliar orang di seluruh dunia (sekitar 25 % dari jumlah
penduduk dunia). Sekitar 50% dari semua penderita anemia mengalami
defisiensi besi (Mairita dkk, 2018).

Data World Health Organization (WHO) tahun 2017, Angka


prevalensi anemia masih tinggi, yaitu secara global prevalensi anemia pada
ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 43,9%. Prevalensi anemia pada ibu
hamil di perkirakan di Asia sebesar 49,4%, Afrika 59,1%, Amerika 28,1%
dan Eropa 26,1%. Di negara-negara berkembang ada sekitar 40% kematian
ibu berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam
kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan, jarak
keduanya saling berinteraksi.

Menurut Kemenkes RI tahun 2017 Angka Kematian Ibu (AKI) di


Indonesia sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan target
Sustainable Develpoment Goals (SDGs) pada tahun 2030 sebesar 70 per
100.000 kelahiran hidup, dan 20-50% penyebab kematian tersebut berkaitan
dengan kehamilan (Kemenkes, 2017).

Dampak dari Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko


kelahiran prematur, kematian ibu dan anak, serta penyakit infeksi.
Anemia defisiensi besi pada ibu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin/bayi saat kehamilan maupun setelahnya. Anemia
sering diderita pada wanita usia subur. Hal ini disebabkan karena
terjadinya siklus menstruasi pada wanita setiap bulannya. Kekurangan
zat besi dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga dapat

1
menyebabkan produktivitas menurun. Asupan zat besi dapat diperoleh
melalui makanan bersumber protein hewani seperti hati, ikan, dan daging.
Namun tidak semua masyarakat dapat mengonsumsi makanan tersebut,
sehingga diperlukan asupan zat besi tambahan yang diperoleh dari tablet
tambah darah (TTD) (Kemenkes RI, 2019).

Faktor faktor yang berhubungan untuk terjadinya anemia kehamilan


diantaranya Usia, paritas, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi dan
kepatuhan konsumsi tablet Fe (Krisnawati et al, 2015), sedangkan
menurut Handayani (2016) faktor yang berhubugan dengan dengan
anemia kehamilan diantaranya adalah konsumsi Fe, jarak kehamilan,
status gizi dan pengetahuan.

Pada ibu hamil, anemia yang paling banyak terjadi adalah anemia
defisiensi zat besi serta asam folat dan vitamin B12 sehingga
dibutuhkan pemberian makanan yang mengandung protein, zat besi,
asam folat, dan vitamin B12. Untuk mencegah terjadinya anemia pada
ibu hamil, diperlukan nutrisi yang baik dengan mengonsumsi makanan
yang mengandung zat besi seperti sayuran berdaun hijau, daging merah,
sereal, telur, dan kacang tanah dapat membantu memenuhi kebutuhan zat besi
(Proverawati, 2011).

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator


keberhasilan layanan kesehatan di Indonesia. Kematian ibu dapat terjadi
karena anemia. Angka kematian ibu menunjukan bahwa angka kematian ibu
adalah 70% untuk ibu-ibu yang anemia dan 19,7% untuk mereka yang
non anemia. Kematian ibu 15-20 secara langsung atau tidak langsung
berhubungan dengan anemia. Anemia pada kehamilan juga berhubungan
dengan meningkatnya kesakitan ibu (Amalia,2018).

Hasil penelitian riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2010) menyatakan


masih banyak penduduk yang tidak cukup mengonsumsi sayuran dan buah-
buahan. Data (Riskesdas, 2013) menyebutkan sebanyak 93,5% penduduk usia
>10 tahun mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan di bawah anjuran.

2
Padahal, konsumsi sayuran dan buah-buahan merupakan salah satu bagian
penting dalam mewujudkan Gizi Seimbang(Kemenkes RI, 2017).

Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin,


mineral, dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung dalam
sayuran dan buah-buahan berperan sebagai antioksidan atau penangkal
senyawa jahat dalam tubuh. Berbeda dengan sayuran, buah-buahan juga
menyediakan karbohidrat terutama berupa fruktosa dan glukosa. Sayur
tertentu juga menyediakan karbohidrat, seperti wortel dan kentang sayur.
Sementara buah tertentu juga menyediakan lemak tidak jenuh seperti buah
alpukat dan buah merah(Kemenkes RI, 2017).

Salah satu zat yang sangat membantu penyerapan zat besi adalah
vitamin C (asam askorbat). Asam askorbat dapat di peroleh dari tablet
vitamin C atau secara alami terdapat pada buah-buahan dan sayuran. Vitamin
C dapat
meningkatkan penyerapan besi non heme empat kali lipat dan dengan jumlah
200mg akan meningkatkan absorpsi besi obat sedikitnya 30%
(Goodman,2010).

Buah yang mengandung asam askorbat tidak selalu berwarna kuning,


pada jambu biji mengandung asam askorbat 2 kali lipat dari jeruk yaitu
sekitar
87 mg/100 gram jambu biji. Selain itu setiap 100 gram jambu biji juga
mengandung Kalori 49 kal, Protein 0,9 gram, Lemak 0,3 gram, Karbohidrat
12,2 gram, Kalsium 14 mg, Fosfor 28 mg, Besi 1,1 mg, Vitamin A 25 SI,
Vitamin B1 0,05 mg dan Air 86 gram. Vitamin C yang terkandung dalam
jambu biji memperbesar penyerapan zat besi oleh tubuh, sehingga tubuh di
harapkan dapat menyerap zat besi secara optimal dan meningkatkan kadar hb
dalam tubuh (Rhamnosa, 2008).

Berdasarkan penelitian sebelumnnya oleh andiyani nurul putri pada


tahun 2017 di Puskesmas Pakualaman Yogyakarta yaitu ada pengaruh
jus jambu biji terhadap perubahan kadar hemoglobin pada ibu hamil
trimester III yang megkonsumsi tablet Fe.

3
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di Klinik
Pratama Rahma (2018) dapat diketahui bahwa pada 10 orang ibu hamil yang
mengalami anemia sebanyak 6 orang atau 60% dari ibu hamil yang dilakukan
pengecekkan kadar Hb. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Jus Jambu Biji
Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester III”

1.2. Rumusan Masalah

Apabila dilihat dari cakupan pemberian tablet Fe oleh pemerintah di


Indonesia dan hampir mencapai target. Namun, angka prevalensi kejadian
anemia masih tinggi. Hal ini dipengaruhi juga oleh faktor pola
konsumsi tablet besi yang tidak didukung oleh pemenuhan vitamin C
yang sangat membantu dalam proses penyerapan zat besi. Dari uraian
tersebut diperoleh pertanyaan penelitian, “Pengaruh Pemberian Jus
Jambu Biji Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester
III”

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah Pengaruh Pemberian Jus


Jambu Biji Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester III.

1.3.2. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui distribusi kadar hemoglobin sebelum dan sesudah


pada ibu hamil trimester III yang mendapat tablet Fe.
2) Untuk mengetahui distribusi kadar hemoglobin sebelum dan sesudah
pada ibu hamil trimester III yang mendapat tablet Fe dan jus Jambu
Biji.

3) Menganalisi perbedaan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III


yang mendapat tablet Fe dan tablet Fe diseratai dengan jus Jambu Biji.

4
1.4. Manfaat
1.4.1. Teoritis

Sebagai referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang


berhubungan dengan peningkatan kemampuan eksperimen serta menjadi
bahan kajian lebih lanjut.

1.4.2. Bagi Peneliti

Seluruh rangkaian kegiatan dan hasil penelitian diharapkan


dapat lebih memantapkan penguasaan fungsi kelimuan yang dipelajari
selama mengikuti program perkuliahan di Universitas Nasional Fakultas
Ilmu Kesehatan Program Studi DIV Kebidanan Jakarta. Dan Rangkaian
kegiatan penelitian ini juga merupakan sarana pengembangan wawasan
serta pengalaman dalam menganalisis permasalahan khususnya dalam
ruang lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil.

1.4.3. Bagi Objek Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu


hamil tentang cara konsumsi tablet besi yang benar sehingga tidak terjadi
gangguan penyerapan zat besi dan anemia pada masa hamil dapat dicegah
sejak awal.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan
2.1.1 Definisi

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan


didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester
kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu
(minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-
28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2014).

2.1.2 Tanda dan Gejala Kehamilan.

Tanda dan gejala kehamilan menurut Manuaba (2008) dibagi


menjadi 3 bagian, yaitu;
1) Tanda dugaan kehamilan
a) Amenore (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita
hamil tidak haid dengan diketahuinya tanggal hari pertama
menstruasi terakhir adalah penanda untuk menentukan
tanggal taksiran persalinan.

b) Mual dan Muntah


Biasa terjadi pada bulan pertama hingga bulan terakhir
trimester pertama. Sering terjadi pada pagi hari atau sering
disebut “morning sickness”.

c) Mengidam (ingin makanan khusus)

6
Sering terjadi pada bulan pertama kehamilan akan
tetapi akan menghilang dengan semakin tuanya usia kehamilan.
d) Anoreksia (tidak ada selera makan)
Hanya berlangsung ada triwulan pertama tetapi akan
menghilang dengan semakin tuanya kehamilan

e) Mamae menjadi tegang dan membesar


Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon esterogen dan
progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.

f) Sering buang air kecil


Sering buang kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan
oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada
triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini
bisa kembali terjadi dikarenakan kandung kemih tertekan oleh
kepala janin.

g) Konstipasi atau obstipasi


Hal ini bisa terjadi karena tonus otot usus menurun yang
disebabkan oleh hormon steroid yang dapat menyebabkan
kesulitan buang air besar.

h) Pigmentasi (perubahan warna kulit)


Pada areola mamae, genital, chloasma, serta linea alba akan
berwarna lebih tegas, melebar, dan bertambah gelap pada bagian
perut bagian bawah.

i) Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae (gusi berdarah) hal ini sering
terjadi pada trimester pertama.

j) Varises (pemekaran vena-vena)


Pengaruh hormon esterogen dan progesteron yang menyebabkan
pembesaran pembuluh vena. Pembesaran pembuluh vena pada
darah ini terjadi di sekitar genetalian eksterna, kaki, dan betis
serta payudara.

7
2) Tanda kemungkinan kehamilan
a) Perut membesar
Perut membesar dapat dijadikan kemungkinan kehamilan
bila usia kehamilan sudah memasuki lebih dari 14 minggu
karena sudah adanya massa

b) Uterus membesar
Uterus membesar karena terjadi perubahan dalam bentuk, besar,
dan konsistensi dari rahim. Pada pemeriksaan dalam dapat
diraba bahwa uterus membesar dan bentuknya semakin lama
akan semakin membesar.

c) Tanda hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak
terutama daerah isthmus. Pada minggu-minggu pertama,
isthmus uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri.
Hipertrofi isthmus pada triwulan pertama mengakibatkan
isthmus menjadi panjang dan lebih lunak.

d) Tanda chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva,
vagina, dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh
pengaruh hormon esterogen.

e) Tanda piscasek
Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang pembesaran itu
tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya.
Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah satu bagian.

f) Tanda Braston Hicks


Tanda braxton hicks adalah tanda apabila uterus dirangsang
mudah berkomunikasi. Tanda braxton hicks merupakan
tanda khas uterus dalam kehamilan. Tanda ini terjadi karena

8
pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada
kehamilan misalnya pada mioma uteri tanda braxton hicks tidak
ditemukan.

g) Teraba Ballotement
Ballotement merupakan fenomena bandul atau pantulan balik.
Hal ini adalah tanda adanya janin di dalam uterus.

h) Reaksi kehamilan positif


Ciri khas yang dipakai dengan menentukan adanya human
chlorionic gonadotropin pada kehamilan muda adalah air
kencing pertama pada pagi hari. Tes ini dapat membantu
menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.

3) Tanda pasti kehamilan


a) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa, atau diraba juga
bagian-bagian janin.
b) Denyut jantung janin
Denyut jantung janin bisa didengar dengan stetoskop monoral
leanec, dicatat dan didengar dengan alat doppler dicatat dengan
fotoelektro kardiograf, dan dilihat pada ultrasonografi.
c) Terlihat tulang-tulang janin dalam fotorontgen.

2.1.3 Faktor Resiko Kehamilan

Menurut Direktorat Bina Kesehatan Ibu (2009), faktor risiko pada


ibu hamil adalah:
1) Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2) Anak lebih dari 4.
3) Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun.

4) Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas


kurang dari 23,5 cm, atau penambahan berat badan < 9 kg
selama masa kehamilan.

2.2 Hemoglobin

9
Hemoglobin merupakan zat warna yang terdapat dalam darah merah
yang berguna untuk mengangkut oksigen dan CO2 dalam tubuh (Adriani,
M, Bambang W, 2012). Hemoglobin adalah ikatan antara protein, besi dan
zat warna. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml
darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada
darah merah (Supariasa, Bakri dan Ibnu, 2012). Hemoglobin adalah protein
yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya gabung) terhadap
oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam
sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen membawa
dari paru-paru ke jaringan-jaringan (Evelyn, 2009). Rendahnya kadar
hemoglobin dapat mempengaruhi berbagai fungsi hemoglobin dalam
tubuh.

2.2.1 Fungsi Hemoglobin

Hemoglobin dalam darah berfungsi untuk membawa oksigen


dari paru –paru ke seluruh tubuh dan membawa kembali
karbondioksida dari seluruh sel –sel ke paru-paru untuk dikeluarkan
dari tubuh. Sekitar 80% besi tubuh berada didalam hemoglobin (Sunita,
2001). Menurut Depkes RI dalam Almatsier (2005), fungsi hemoglobin
antara lain :

a. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam


jaringan-jaringan tubuh.

b. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh


jaringan -jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.

c. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil


metabolisme ke paru-paru untuk di buang, untuk mengetahui apakah
seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan
pengukuran kadar Hb. Penurunan kadar Hb dari normal berarti
kekurangan darah yang disebut anemia (Widayanti, 2008).

2.3 Jambu Biji

10
Jambu biji (Psidium guajava L.) adalah salah satu tanaman buah jenis
perdu. Tanaman ini berasal dari Brazilia Amerika Tengah, menyebar ke
Asia salah satunya Indonesia. Jenis jambu biji yaitu jambu getas
merah, jambu bangkok, jambu kristal, jambu sukun, jambu kamboja, jambu
australia, jambu tukan, jambu klutuk, dan jambu batu. Jenis jambu yang
banyak dikembangkan di Indonesia yaitu jambu getas merah, jambu
bangkok, jambu kristal, jambu sukun, dan jambu kamboja. Jenis jambu
tersebut banyak dikembangkan di Indonesia karena memiliki nilai ekonomis
tinggi dan banyak diminta oleh pasar (Mahfiatus et al., 2015).

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)


Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Family : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava Linn

Tumbuhan jambu biji memiliki batang dengan bagian bawah


yang lebih besar, semakin ke atas semakin mengecil dan mempunyai
banyak cabang. Cabang jambu biji berkayu dengan permukaan yang licin
dan terlihat lepasnya kerak (bagian kulit yang mati), arah tumbuh batang
tegak lurus. Jambu biji memiliki cabang sirung pendek, yaitu cabang-
cabang dengan ruas yang pendek. (Saparinto, S. & Susiana, R. 2016 )

Jambu biji memiliki akar tunggang yang bercabang berbentuk


kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah sehingga memberi kekuatan
yang lebih besar pada batang dan juga daerah perakaran menjadi amat luas
sehingga dapat menyerap air dan zat makanan yang lebih banyak. Daun
jambu biji tergolong tidak lengkap karena hanya terdiri tangkai dan
helaian daun saja, di sebut daun tangkai.

Daun berfungsi sebagai alat pengambilan zat-zat makanan,


respirasi dan asimilasi. Bunga jambu biji kecil bewarna putih. Bunga

11
jambu biji terdiri dari kelopak dua mahkota yang masing-masing terdiri
atas 4-5 daun berkelopak dan sejumlah daun mahkota yang sama dan
memiliki benang sari dengan warna yang cerah. Bakal buah tenggelam
dan mempunyai satu tangkai putik(Saparinto, S, et al, 2016 ).

2.3.1 Khasiat Jambu Biji

1) Memiliki kandungan vitamin C dua kali lebih banyak


dibandingkan jeruk manis.
2) Memiliki kekayaan serat yang mampu menurunkan kolestrol.
3) Mampu meningkatkan keteraturan denyut jantung jika di konsumsi
secara teratur.

4) Mampu melindungi tubuh dari serangan berbagai jenis kanker.

2.3.2 Kandungan Jambu Biji

Jambu biji sangat kaya vitamin C, lebih tinggi dari buah jeruk, dan
jauh lebih tinggi dari pada kiwi yang disebut-sebut sebagai rajanya vitamin
C. Di samping serat, terutama pektin yang merupakan serat larut, jambu biji
juga mengandung mineral seperti mangan dan magnesium, serta asam
amino esensial seperti tryptophan.

2.3.3 Manfaat Jambu Biji

1) Mengobati sembelit, sebab kandungan serat yang tinggi pada jambu


biji membantu proses pencernaan. Kandungan mineral dan serat
pada jambu biji juga melindungi selaput membran mukosa usus.

2) Serat, mineral dan vitamin dalam buah jambi biji mampu


menjaga kekebalan tubuh. Hal ini sangat dibutuhkan bagi yang
terkena virus nyamuk demam berdarah dan penyakit lainnya.

3) Penguat Jantung serta Menyehatkan Saluran Pencernaan dan


Obat Pencegah Penyakit Kanker.

12
4) Manfaat buah jambu biji untuk kesehatan lainnya adalah untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi makanan. Kandungan vitamin B3
dan B6 sangat baik untuk perkembangan rangsang otak dan
menambah nafsu makan.

2.3.4 Cara Membuat Jus Jambu Biji.

Bahan :
1. 100 gram jambu biji merah matang.
2. Air dingin 100 cc
3. Juicer
4. Gelas / Botol kaca

Cara Membuat :
1) Cuci bersih jambu biji
2) Potong-potong menjadi beberapa bagian.
3) Masukan ke dalam juicer.
4) Masukan air sebanyak 100 cc, lalu blender selama 3 menit.
5) Setelah itu d saring untuk memisahkan sari buah dengan bijinya.
6) Jus jambu biji siap di sajikan
7) Masukan ke dalam gelas/botol kaca lalu bagi menjadi 2 bagian.
(Noormindhawati, 2016)

2.4 Kerangka Teori

Jenis konsumsi makanan


yang menghambat zat besi :
teh, kopi

Jenis konsumsi makanan


yang menghambat zat besi :
teh, kopi
Kadar Hemoglobin
Anemia

Jenis konsumsi makanan


yang menghambat zat besi :
teh, kopi
13
Jenis konsumsi makanan
yang menghambat zat besi :
teh, kopi

Gambar 2.1 Kerangka Teori

2.5 Kerangka Konsep


Secara konseptual, variabel-variabel yang yang di teliti dalam
penelitian ini terdiri dari variabel independent dan dependent seperti gambar
berikut :
Variabel Independent Variabel Dependent

Tablet FE
Perbedaan kadar
Hemoglobin pada
tablet Fe dan Ibu Hamil
konsumsi jus
jambu biji

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


2.6 Definisi Operasional
Setiap variabel harus dirumuskan secara operasional untuk
memudahkan pemahaman dan pengukuran setiap variabel yang ada dalam
penelitian. Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :

Variabel Definisi Operasional Instrumen Hasil Ukur Skala Data


Penelitian
Tablet FE Tablet zat besi folat Lembar Sesuai Nominal
200 mg ferrosulfat observasi dosis dan
dan 0,25 mg asam waktu yang
folat yang dikonsumsi telah
1 kali sehari setiap ditentukan
hari.

14
Mengobservasi
suplementasi tablet Fe
selama 14 hari.

tablet Fe Jambu biji 100 gr Lembar Sesuai dosis Nominal


dan perhari observasi dan waktu
konsumsi yang diolah dalam yang telah
jus jambu bentuk Di tentukan
biji juice. Dan dikonsumsi
2 kali pada pagi dan
sore selama 14 hari
berturut-turut.
Kadar Nilai hemoglobin Hemoglobi Kadar Rasio
Hemoglobi dalam n testing hemoglobin
n darah ibu hamil System dalam
sebelum Quik satuan gr/dL
dan sesudah Check.
intervensi
pada kelompok
control dan
kelompok perlakuan.

2.7 Hipotesis
Ha : Tablet Fe dan konsumsi jambu biji efektif meningkatkan Hemoglobin
ibu
hamil trimester III.

15
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Design Penelitian

Penelitian Ini menggunakan jenis penelitian quasi experiment


yaitu untuk mengidentifikasi Efektifitas Jus Jambu Biji Terhadap Perubahan
Kadar Hemoglobin Ibu Hamil di RSUD Ciawi – Bogor Tahun 2021. Disain
penelitian ini adalah Pre Post Test Control Group Design untuk
mengetahui pengaruh perlakuan pada kelompok intervensi dengan cara
membandingkan dengan kelompok kontrol.

Desain ini menggunakan 2 kelompok eksperimen dan kelompok


kontrol. Kelompok eksperimen diberikan jus jambu biji sedangkan kelompok
kontrol tidak diberi jus jambu biji. Postest dilakukan pada kedua
kelompok, pada kelompok eksperimen postest dilakukan setelah diberikan
jus jambu biji. Rancangan tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut :

O1 X 02

03 04

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

Keterangan :

O1 : Kadar Hemoglobin pada kelompok perlakuan

16
O2 : Kadar Hemoglobin sesudah diberikan Jus Jambu Biji pada
kelompok perlakuan.
X : Pemberian Jus Jambu Biji
O3 : Kadar Hemoglobin pada kelompok kontrol
O4 : Kadar Hemoglobin kelompok kontrol tidak diberi Jus Jambu Biji.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Ciawi Bogor. Pemilihan lokasi


berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti dimana dari 10
orang yang di teliti terdapat 6 orang yang enemia atau sebanyak 60%.
Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus
2021.

3.3 Populasi dan Sample


3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III
yang ada di RSUD Ciawi Bogor dari bulan Mei-Juni 2021 yaitu sebanyak
sebanyak 30 orang.

3.3.2 Sample

Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 15 orang untuk


kelompok kontrol dan 15 orang untuk kelompok eksperimen. Adapun
Kriteria inklusi sampelnya adalah Ibu dengan usia kehamilan trimester III (
32-34 minggu).

3.4 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan


proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Nursalam,2016). Dalam penelitian ini, prosedur pengumpulan
data yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

1) Mempersiapkan materi dan konsep teori yang mendukung.

17
2) Melakukan konsultasi dengan pembimbing.
3) Mengurus izin kode etik penelitian ke Universitas Muhammadiyah
Jakarta ( UMJ)
4) Mengurus dan memberikan surat pengantar dari kampus Universitas
Nasional Jakarta kepada pengurus RSUD Ciawi yang bertempat di
Bogor.
5) Memberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan penelitian dan
menentukan responden sesuai dengan kriteria inklusi.
6) Kemudian responden di arahkan untuk mengisi “informed consent”
Sebelum dilakukan intervensi peneliti terlebih dahulu menjelaskan
tentang anemia dan manfaat Jus Jambu Biji terhadap kejadian anemia
pada responden.
7) Peneliti melakukan intervensi pengaruh meminum Jus Jambu Biji
terhadap kadar hemoglobin pada Ibu Hami Trimester III di lakukan 2
kali dalam satu hari selama 14 hari berturut-turut .

8) Peneliti melakukan penelitian, pengolahan, dan analisa data.

3.5 Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1) Lembar observasi.
2) Alat pemeriksaan kadar hemoglobin yang digunakan adalah Easy
Touch Blood Hemoglobin.

3) Daftar kontrol

3.6 Analisis Data


3.6.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan dengan analisis deskriptif untuk


melihat karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Hasil analisa
akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi.

3.6.2 Analisis Bivariat

18
Analisis bivariat untuk melihat kadar hemoglobin pada ibu hamil
sebelum dan sesudah pada kelompok control dan kelompok
perlakuan berupa pemberian tablet beserta tablet Fe kombinasi jus
jambu biji dengan menggunakan program SPSS, kemudian
dilakukan uji statistic (uji paired t-test) dengan kesimpulan jika nilai
p<0.05 maka Ho ditolak artinya ada perbedaan perubahan kadar
hemoglobin pada kelompok control dan kelompok perlakuan
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.

3.7 Etika Penelitian

Etika dalam penelitian menunjukkan pada prinsip-prinsip etis yang


diharapkan dalam kegiatan penelitian, dari proposal penelitian sampai dengan
publikasi hasil penelitian. Secara garis besar, dalam melaksanakan sebuah
penelitian ada empat prinsip yang harus dipegang teguh (Notoadmojo, 2018).

1) Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity).

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk


mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian
tersebut. Di samping itu, peneliti juga memberikan kebebasan kepada
subjek untuk memberikan informasi atau tidak memberikan informasi
(berpartisipasi). Sebagai ungkapan, peneliti menghormati harkat dan
martabat subjek penelitian, peneliti seyogianya mempersiapkan formulir
persetujuan subjek (inform concent).

2) Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for


privacy and confidentiality)
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi
dan kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang
berhak untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain.
Oleh sebab itu, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai
identitas dan kerahasiaan identitas subjek.

19
3) Keadilan dan inklusivitas / keterbukaan (respect for justice an
inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan
kejujuran, keterbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu, dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan menjelaskan
prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek
penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa
membedakan jender, agama, etnis, dan sebagainya.

4) Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (bancing harms


and benefits)
Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal
mungkin bagi masyarakat pada umumnya, dan subjek penelitian pada
khususnya. Penelitian hendaknya berusaha meminimalisasikan dampak
yang merugikan bagi subjek.

20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Penelitian telah dilakukan terhadap 30 responden yang bersedia


menjadi responden penelitian. Responden di bagi menjadi 2 kelompok yaitu
15 responden kontrol dan 15 responden di beri perlakuan. kelompok kontrol
hanya mengkonsumsi tablet Fe dan kelompok perlakuan mengkonsumsi Fe
kombinasi jambu biji selama 14 hari. Hasil penelitian dibagi menjadi analisis
univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat menggambarkan
karakteristik responden. Analisis bivariat menggambarkan uji perbedaan rata-
rata pada sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol dengan konsumsi
tablet Fe dan perlakuan dengan konsumsi Fe kombinasi Jambu biji.

4.1.1 Analisis Univariat

Hasil analisis menggambarkan responden berdasarkan umur dengan


usia kehamilan trimester III.

4.1.1.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diteliti dalam penelitian ini


meliputi : umur
Untuk melihat umur responden dengan usia kehamilan
trimester III dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1

21
Table 4.1
Distribusi Frekuensi Umur Responden Dengan
Usia Kehamilan Trimester III di RSUD Ciawi Bogor.

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa umur


responden dengan usia kehamilan trimester III yang diberi tablet Fe di
RSUD Ciawi Bogor lebih banyak dengan umur 20-35 tahun sebanyak
9 orang (60%) dan lebih sedikit dengan umur>35 tahun sebanyak 6
orang (40%).umur responden dengan usia kehamilan trimester III yang
diberi tablet Fe kombinasi jambu biji di RSUD Ciawi Bogor lebih
banyak dengan umur 20-35 sebanyak 10 orang (66,7%) dan sebih sedikit
dengan umur<35 sebanyak 5 orang (33,3% ).

4.1.1.2 Variabel Penelitian


Tabel 4.2
Distribusi Kadar Hemoglobin Sebelum Dan Sesudah Pada
Responden Yang Mendapat Tablet Fe dan Tablet Fe Disertai Jus
Jambu Biji

22
Berdasarkan tabel diatas dapat di lihat dari kelompok Tablet
Fe yang mengalami perubahan hemoglobin sebanyak 8 orang
(53,3%) dan yang tidak mengalami perubahan sebanyak 7 orang (46,7%).
Pada kelompok Tablet Fe disertai Jus Jambu Biji yang mengalami
perubahan hemoglobin sebanyak 12 orang (80%) dan yang tidak
mengalami perubahan sebanyak 3 orang (20%).

4.1.2 Analisis Bivariat


4.1.2.1 Uji Perbedaan Rata-rata Perubahan Kadar Hemglobin Sebelum dan
Sesudah Intervensi Pada Kelompok Kontrol.

Hasil analisis perubahan kadar hemoglobin sebelum dan


sesudah pada ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 4.3
Perbedaan Rata-rata Perubahan Kadar Hemoglobin Sebelum
dan Sesudah Intervensi Pada Kelompok Tablet FE

Dari hasil uji analisis menggunakan independent t-test didapatkan


nilai p-value = 0,012< α (0,05) dengan selisih nilai rata-rata 0,012.
Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan peningkatan kadar
hemoglobin sebelum dan setelah diberikan tblet Fe pada kelompok
kontrol.

4.1.2.2 Uji Perbedaan Rata-rata Perubahan Kadar Hemoglobin Sebelum


Dan Sesudah intervensi Pada Kelompok Perlakuan.

23
Hasil analisis perubahan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah
pada ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe dan jus jambu biji
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.4
Pebedaan Rata-rata Perubahan Kadar Hemoglobin Sebelum Dan
Sesudah Pada Kelompok Tablet Fe dan Jus Jambu Biji

Dari hasil uji analisis menggunakan independent t-test didapatkan


nilai p-value = 0,001< α (0,05) dengan selisih nilai rata-rata 0,44.
Maka dapat disimpulkan ada perbedaan peningkatan kadar
hemoglobin yang signifikan sebelum dan setelah diberikan tablet Fe
kombinasi jus jambu biji pada kelompok perlakuan.

4.1.2.3 Uji Perbedaan Rata-Rata Perbedaan Perubahan Kadar Hemoglobin


Antara Tablet Fe Dan Tablet Fe disertai Jus Jambu biji.

Perbedaan perubahan kadar hemoglobin antara kelompok ibu


hamil yang mengkonsumsi tablet Fe dengan kelompok ibu hamil
yang mengkonsumsi tablet Fe kombinasi jus jambu biji disajikan
pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.5
Perbedaan Rata-Rata Perubahan Kadar Hemoglobin Tablet Fe dan
Tablet Fe disertai Jus Jambu Biji Setelah Intervensi

Berdasarkan hasil analisa menggunakan independen T-test dapat


dilihat bahwa ada perbedaan kenaikan kadar hemoglobin pada kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan dimana nilai rata-rata selisih kadar

24
hemoglobin sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol yaitu 0,12 dan
rata-rata selisih kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pada
kelonpok perlakuan yaitu 0,44. sedangkan nilai p-value = 0,001< α
(0,05), sehingga Ho di tolak Ha diterima yang artinya terdapat
pengaruh jus jambu biji terhadap perubahan kadar hemoglobin pada ibu
hamil.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III Yang Diberi Tablet Fe

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari uji statistik t


independen di dapatkan nilai rata-rata perubahan kadar hemoglobin
sebelum dan sesudah pada kelompok yang diberi Tablet Fe yaitu
sebelum dilakukan intervensi (9.84 mg/dL) dan setelah dilakukan
intervensi (9.96 mg/dL). Hasil analisis data tersebut sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sari (2016) dalam penelitiannya tentang
efektivitas pemberian tablet Fe terhadap peningkatan kadar Hb pada
ibu hamil trimester III, dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa
pemberian tablet Fe efektif dalam peningkatan kadar Hb pada ibu hamil
trimester III.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 88 tahun 2014 tentang standar tablet tambah darah bagi wanita
usia subur dan ibu hamil yaitu Bagi wanita usia subur diberikan
sebanyak 1 (satu) kali seminggu dan 1 (satu) kali sehari selama haid
dan untuk ibu hamil diberikan setiap hari selama masa kehamilannya
atau minimal 90 (sembilan puluh) tablet. Program suplementasi besi
adalah salah satu rogram pemerintah di bidangkesehatan yang bertujuan
untuk mngurangi dan mencegah anemia terutama pada kehamilan.
Namun pemberian tablet besi memiliki efek samping yang
enyebabkan ibu hamil tidak nyaman jika mengkonsumsinya, diantaranya
mual, muntah, konstipasi, tinja berwarna hitam, nyeri epigastrik dan diare
(Irianto, 2014).
4.2.2 Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimerster III Yang Mendapat Tablet
FE dan Jus Jambu Biji.

25
Nilai rata-rata perubahan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah
pada kelompok perlakuan yaitu sebelum dilakukan intervensi (10.04
mg/dL) dan setelah dilakukan intervensi menjadi (10.48 mg/dL).
Terdapat perubahan peningkatan kadar hemoglobin yang lebih signifikan
pada kelompok perlakuan yang diberikan tablet Fe kombinasi jus jambu.

4.2.3 Perbedaan Kadar Hemoglobin Ibu hamil Trimester III yang


Mendapat Tablet Fe dan Tablet Fe disertai Jus Jambu Biji.

Berdasarkan hasil analisa menggunakan independen T-test dapat


dilihat bahwa ada perbedaan kenaikan kadar hemoglobin pada kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan dimana nilai rata-rata selisih kadar
hemoglobin sebelum pada kelompok Tablet Fe lebih banyak yaitu
0,44 mg/dl di bandingkan dengan kelompok Tablet Fe disertai Jus
Jambu Biji dimana perubahan nilai rata-rata yaitu 0,12 mg/dl sehingga
nilai p-value =0,001< (0,05), artinya Ha diterima atau terdapat
pengaruh jus jambu biji terhadap perubahan kadar hemoglobin pada
ibu hamil yang lebih signifikan.

26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik


kesimpulan sebagai berikut :

1) Distribusi rata-rata perubahan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah


pada kelompok Tablet Fe yaitu sebelum dilakukan intervensi(9.84mg/dL)
dan setelah dilakukan intervensi (9.96 mg/dL).
2) Distribusi rata-rata perubahan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah
pada klompok Tablet Fe dan Jus Jambu Biji yaitu sebelum dilakukan
intervensi(10.04 mg/dL) dan setelah dilakukan intervensi menjadi
(10.48 mg/dL).

3) Perbedaan rata-rata perubahan kadar hemoglobin antara kelompok


ontrol dan kelompok perlakuan yaitu ibu hamil yang mengkonsumsi
tablet Fe kombinasi jus jambu biji di Klinik Pratama Rahma adalah
(0,12 mg/dL) dengan (0,44 mg/dL) dengan nilai p-value =0,001<
(0,05), artinya terdapat pengaruh jus jambu biji terhadap perubahan
kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III.

27
5.2 Saran

1) Bagi klinik diharapkan memberikan KIE pada ibu hamil normal umumnya
dan khususnya pada ibu hamil dengan anemia, yaitu dengan
emberikan KIE cara mengkonsumsi tablet Fe yaitu tablet Fe dapat
dikonsumsi dengan menggunakan jus jambu biji yang bertujuan agar
penyerapan lebih maksimal sehingga resiko tinggi ibu hamil dapat dicegah
sejak awal kehamilannya.
2) Bagi ibu hamil dapat menjadikan jus jambu biji bersamaan dengan
tablet Fe sebagai pilihan alternatif dalam meningkatkan kadar hemoglobin
selama kehamilan.
3) Bagi penelitian selanjutnya agar melakukan penelitian dengan rentan
waktu yang lebih lama guna mendapat hasil yang lebih signifikan dan
menggunakan sumber buku panduan dengan tahun terbaru.

28
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2010. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. PT Gramedia


Pustaka Utama.Jakarta.

, S. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Amiruddin, R., Wahyuddin (2007). Studi kasus kontrol faktor biomedis


terhadap kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Bantimurung.
Jurnal Medika Nusantara Vol. 25 No. 2.

Arikunto S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka


Cipta. Jakarta

Arisman, MB. 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan. Buku Kedokteran


EGC.Jakarta

Arnati Wulansari. (2013). Penyelenggaraan Makanan dan Tingkat Kepuasan


Konsumen di Kantin Zea Mays Institut Pertanian Bogor. Skripsi
IPB, Bogor.

Champe PC, Harvey RA, Ferrier DR (2010). Biokimia Ulasan Bergambar.


Edisi 3. Alih Bahasa : Anita Novrianti. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.

29
Fatmah alam FKM UI, 2007
http:/www.freetechebooks.com/download/penyebabanemia21.html
.12 Maret 2018 (10.20)

Fransisca D.K. (2010). Usia Produktif Kerja. www.bappenas.go.id/get-file


erver/node/2860/. 12 Maret 2018 (10.11)

Goodman & Gilman. 2010. Dasar Farmakologi Terapi. Buku Kedokteran


EGC.Jakarta.

Gunawan, S.G., 2008. Farmakologi dan Terapi .ed 5.Balai Penerbit FKUI.
Jakarta

Herdiana. 2007. Anemia pada


Kehamilan.http://www.daniehar.multiply.com.13
Maret 2018 (11.15)

Kemeterian kesehatan RI, 2010. Profil Kesehatan Republik Indonesia 2010.


Jakarta.
, 2014. Profil Kesehatan Republik Indonesia 2014.Jakarta.
, 2015. Profil Kesehatan Republik Indonesia 2015.Jakarta.
, 2017. Profil Kesehatan Republik Indonesia 2015.Jakarta.

Manuaba, I.B.G. 2010. ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana Edisi 2. Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Marty, T. 2012. Khasiat Istimewa Jambu Klutuk. Dunia Sehat. Jakarta

Minarno, Eko Budi dan Liliek Hariani. 2008. Gizi Dan Kesehatan
Perspektif AlQur’an dan Sains. Malang: Uin-Malang Press.

Mochtar, Rustam.2012. Sinopsi Obstetri. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Murray R.K. (2009). Protein Plasma dan Imunoglobulin. Biokimia


Harper. Hal. 610–612. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Ningrumwahyuni. 2009. Pemberian Tablet Fe Pada Ibu Hamil Untuk


Mencegah Anemia.

Notoatmodjo, S.2010 “Metode Penelitian Kesehatan” . Rineka Cipta. Jakarta.

30
Oppusungu, R. 2009. Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (fe)
terhadap Produktifitas kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau
di PT X. Kabupaten Deli Serdang.Tesis. Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara.www.usu.library.com. 13 Maret 2018 (14.20).

Rhamnosa. 2008. Kenali Si Vitamin C.http://rhamnosa.wordpress.com. 12


Maret 2018 (14.11)

Saifuddin. 2012. Buku Panduan Praktis Kesehatan Maternal dan


Neonatal. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo. Jakarta.

, A.B. 2011. Ilmu Kebidanan . PT. Bina Pustaka Sarwono


Prawirihardjo. Jakarta

Sediaoetama, AD. 2010. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jilid I.
M. Sc.Dian Rakyat. Jakarta.

Sulistiyowati, 2015. Pengaruh Jambu Biji Merah Terhadap Hb Saat


Menstruasi Pada Mahasiswi DIII Kebidanan Stikes
Muhammadiyah Lamongan.JurnalKebidanan Dan Keperawatan
Vol.11 No. 2

Utama, dkk.2013. Perbandingan Zat Besi Dengan Dan Tanpa Vitamin C


Terhadap Kadar Hemoglobin Wanita Usia Subur.Jurnal Kesehatan
Masyarakat. Vol. 7 No. 8

Wiknjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Wirawan, dkk.2015. Pengaruh Tablet Besi Dan Tablet Besi Plus Vitamin
C Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil. Bulletin Penelitian
System Kesehatan. Vol. 18. No. 3

Zarianis. 2006. Esensial Anatomi Dan fisiologi Dalam Asuhan


Maternitas. EGC: Jakarta.

31
32

Anda mungkin juga menyukai