Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MELAKSANAKAN MONITORING DAN EVALUASI DALAM PROGRAM


PEMBERDAYAAN YANG MENDASARI BIDAN DALAM KEGIATAN PROMOSI
KESEHATAN DI DTPK DAN DBK

Disusun Oleh :

1. Nandriani Layn NIM P07124021030


2. Ningsih NIM P07124021033
3. Meygitasari NIM P07124021027
4. Nano Musa NIM P07124021032
5. Nurul Fitri Ramadani Kaisuku NIM P07124021034

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

KOTA AMBON

2022
DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………………………... i


Pengesahan Proposal PKM-Pengandian Masyarakat ……………………… ii
Daftar Isi …………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………... 5
1.1 Latar Belakang ………………………………………........... 5
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………….. 6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan……………………………… 7
BAB II GAMBARAN UMUM KEGIATAN …………………………. 7
2.1 Profil Kelompok Sasaran …………………………………... 7
2.2 Kondisi Potensi Sasaran…………………………………….. 7
2.3 Kondisi Kesehatan dan Lingkungan Sasaran……………….. 8
BAB III METODE PELAKSANAAN …………………………………... 10
3.1Tahap persiapan …………………………………….............. 10
3.2 Tahap pelaksanaan……..…………………………………… 10
3.2.1 penyuluhan dan introduksi kesehatan reproduksi remaja 10
3.2.2 pengajaran ………………………………….................. 10
3.3 Tahap evaluasi ……………………………………………… 10
BAB IV POTENSI HASIL IMPLEMENTASI ………………………… 12
Daftar pustaka ……………………………………………………………... 14
Lampiran …………………………………………………………………...
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan yang serius di
negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2014
Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Beberapa negara memiliki AKI
cukup tinggi seperti Afrika Sub-Saharan 179.000 jiwa, Asia Selatan 69.000 jiwa, dan
Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia 190 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49 per 100.000 kelahiran hidup,
Thailand 26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 27 per 100.000 kelahiran hidup, dan
Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).

AKI dilaporkan telah menurun dari 408 pada tahun 1990, menjadi 304 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2000 dan menurun lagi menjadi 262 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2005 (Dinkes Jatim, 2008). Penyebab
terpenting kematian maternal di Indonesia adalah perdarahan 40-60%, infeksi 20-
30% dan keracunan kehamilan 20-30%, sisanya sekitar 5% disebabkan penyakit lain
yang memburuk saat kehamilan atau persalinan. Perdarahan sebagai penyebab
kematian ibu terdiri atas perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum.
Di berbagai negara, paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh

1
perdarahan; proporsinya berkisar antara kurang dari 10% sampai hampir 60%
(Suyono, 2009).

Perdarahan post partum merupakan salah satu masalah penting karena


berhubungan dengan Kesehatan ibu yang dapat menyebabkan kematian. Walaupun
angka kematian maternal telah menurun dari tahun ke tahun dengan adanya pemeriksaan
dan perawatan kehamilan, persalinan di rumah sakit serta adanya fasilitas transfusi darah,
namun perdarahan masih tetap merupakan faktor utama dalam kematian ibu. Walaupun
seorang perempuan bertahan hidup setelah mengalami pendarahan pasca persalinan,
namun ia akan menderita akibat kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan
mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan (Kemenkes, 2015)
Pada tahun 2013, perdarahan yaitu terutama perdarahan postpartum menyebabkan
kematian ibu sebanyak 30,3% di Indonesia. Selain perdarahan, penyebab kematian ibu
tertinggi lainnya adalah hipertensi dalam kehamilan, infeksi, partus lama dan abortus
(Kemenkes RI, 2015).
Perdarahan post partum terjadi secara mendadak dan lebih berbahaya apabila terjadi
pada wanita yang menderita komplikasi kehamilan. Seorang ibu dengan perdarahan
dapat meninggal dalam waktu kurang dari satu jam.Kondisi kematian ibu secara
keseluruhan diperberat oleh tiga terlambatan yaitu terlambat dalam pengambilan
keputusan, terlambat mencapai tempat rujukan dan terlambat mendapatkan pertolongan
yang tepat di fasilitas kesehatan (Kemenkes RI, 2011).
Penyebab Perdarahan Postpartum adalah Tonus/kekuatan otot, keadaan
ketika uterus tidak dapat berkontraksi atau disebut atonia uteri, menyebabkan darah
yang keluar dari uterus tidak dapat berhenti secara alamiah. Hal ini menyebabkan
darah yang keluar semakin banyak dan harus mendapatkan pertolongan. Penyebabnya
yaitu, Trauma/cedera, adanya robekan jalan lahir karena bayi terlalu besar, atau
karena penggunaan obat pacu persalinan yang tidak sesuai dengan aturan dapat
menyebabkan kontraksi terlalu kuat dan robeknya jalan lahir., Jaringan, sisa jaringan
plasenta yang masih menempel pada uterus dapat 2 menyebabkan sumber
perdarahan dari jalan lahir (Yusriana, 2017). Dan Faktor pembekuan darah,
perdarahan yang banyak dapat menyebabkan hilangnya faktorfaktor yang dibutuhkan
darah untuk membantu penutupan luka (Frass, 2015)
Perdarahan post partum dapat ditangani dengan perawatan kebidanan dasar, namun
keterlambatan dapat mengakibatkan komplikasi lebih lanjut sehingga memerlukan
pelayanan kebidanan darurat yang komprehensif. Bukti dan penelitian menunjukkan
bahwa penanganan aktif pada persalinan kala III dapat menurunkan insidensi dan tingkat
perdarahan post partum. Tindakan pencegahan tidak saja dilakukan sewaktu bersalin,
namun juga dimulai sejak ibu hamil dengan melakukan antenatal care yang baik. Semua
ibu hamil harus didorong untuk mempersiapkan kelahiran dan kesiagaan terhadap
komplikasi dan agar melahirkan denganbantuan seorang bidan yang dapat memberikan
perawatan pencegahan perdarahan postpartum (Sarwono, 2008)

Berdasarkan data yang didapatkan, angka kematian Ibu di Provinsi Maluku pada
Tahun 2021 masih tinggi sebesar 114 /100.000 dengan jumlah 70 kasus Kematian Ibu.
Saat ini akses ibu hamil, bersalin dan nifas terhadap pelayanan kesehatan sudah cukup
baik, akan tetapi Angka Kematian Ibu masih cukup tinggi. Kondisi ini kemungkinan
disebabkan antara lain karena kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil dan bersalin yang

2
belum memadai, sistim rujukan maternal dan naenatal belum optimal, kondisi ibu hamil
yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya. Penyebab utama kematian ibu yaitu
hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan post partum, selain itu penyebab karena lain-
lain juga semakin meningkat. Penyebab ini dapat diminimalisir apabila kualitas
Antenatal Care dilaksanakan dengan baik, sehingga mampu menskrining kelainan pada
ibu hamil sedini mungkin.

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kejadian perdarahan post


partum sehingga berdampak pada kurangnya perilaku masyarakat terhadap kejadian
perdarahan post partum, baik dari pengetahuan, Sikap dan Tindakan.Oleh karena itu,
kami Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Maluku akan melakukan pengabdian masyarakat
dengan melakukan penyuluhan kesehatan dan pemberian informasi tambahan tentang
kejadian perdarahan post partum.

B.RUMUSAN MASALAH
Bagaimana mengurangi pendarahan postpartum sebagai factor penyebab
kematian pada ibu bersalin?

C.TUJUAN DAN MANFAAT


Untuk mengetahui cara mengurangi pendarahan postpartum sebagai factor
penyebab kematian pada ibu bersalin.

BAB II

GAMBARAN UMUM KEGIATAN

2.1 Profil Sasaran


Faktor predisposisi perdarahan post partum adalah anemia, usia, paritas, jarak
kelahiran, bayi besar (makrosomia), partus lama, kehamilan ganda, riwayat persalinan,
pelayanan antenatal, regangan uterus. Dan faktor penyebabnya antara lain atonia uteri,
retensio plasenta, inversio uteri, kelainan pembekuan darah, laserasi jalan lahir, retensio
plasenta (Prawirohardjo, 2014).
Wanita yang melahirkan anak pada usia dibawah 20 tahun atau ≥ 35 tahun merupakan
faktor risiko terjadinya perdarahan post partum yang dapat mengakibatkan kematian
maternal. Hal ini dikarenakan bahwa wanita di usia muda <20 tahun dari segi biologis
perkembangan alat alat reproduksinya belum sepenuhnya matang secara optimal, dari segi
psikis belum matang dalam menghadapi tuntutan beban moril, dan emosional dan dari segi
medis sering mendapat gangguan. Salah satu penyulit persalinan yang erat kaitannya dengan
fase pertumbuhan usia muda yang tidak optimal adalah kesempitan panggul yang
menyebabkan timbul nya disporporsi sefalo-pelvik. Angka kejadian kesempitan panggul yang
tinggi pada kehamilan usia muda disebabkan karena perkembangan panggul belum mencapai
keadaan yang maksimal pada saat bayi di lahirkan. Sedangkan pada usia ≥ 35 tahun,
3
elastisitas dari otot-otot panggul dan fungsi alat-alat reproduksi pada umumnya mengalami
penurunan. Makin tua umur ibu maka akan terjadi kemunduran yang progresif dari
endometrium. Hal ini berpengaruh terhadap kekuatan kontraksi pada saat persalinan dan
nifas. Rentan usia beresiko yaitu <20 dan≥ 35 tahun di karenakan kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang resiko kehamilan di usia tersebut. Mereka beranggapan bahwa kehamilan
di usia tersebut adalah aman dan tidak ada masalah (Sunarsih, 2015).

2.1 Kondisi Potensi Wilayah Sasaran


Saat ini akses ibu hamil, bersalin dan nifas terhadap pelayanan kesehatan sudah cukup
baik, akan tetapi Angka Kematian Ibu masih cukup tinggi. Kondisi ini kemungkinan
disebabkan antara lain karena kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil dan bersalin yang
belum memadai, sistim rujukan maternal dan naenatal belum optimal, kondisi ibu hamil yang
tidak sehat dan faktor determinan lainnya. Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi
dalam kehamilan dan perdarahan post partum, selain itu penyebab karena lain-lain juga
semakin meningkat. Penyebab ini dapat diminimalisir apabila kualitas Antenatal
Caredilaksanakan dengan baik, sehingga mampu menskrining kelainan pada ibu hamil sedini
mungkin.

4
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3. 1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilakukan dengan pembentukan dan pembekalan tim yang terdiri dari
2 orang dan selanjutnya menyusun proposal yang kemudian diajukan, persiapan dilaksanakan
selama satu minggu yaitu berupa melakukan kesepakatan kerjasama dengan ketua RT dan ibu
hamil setempat, persiapan materi dan pre planning berupa leaflet, penyusunan jadwal
kegiatan, penentuan tempat penyuluhan yaitu di Puskesmas Air Besar.

3.1 Tahap Pelaksanaan


3.1.1 Penyuluhan dan introduksi pencegahan perdarahan postpartum

Tahap penyuluhan mencakup pengenalan perdarahan post partum pada


ibu bersalin sehingga diharapkan para ibu dapat meningkatkan informasi dan
menjadi lebih waspada dan perhatian terhadap kesehatan mereka.

Tahap ini bertujuan sebagai gambaran awal rencana penyuluhan


perdarahan post partum serta meningkatkan rasa ingin tahu para ibu untuk
bekerjasama dalam mengurangi angka kematian akibat persadarahan post
partum.

3.1.2 Pengajaran

Tahap pengajaran mencakup:


a. Apa yang di maksud dari perdarahan post partum
b. Apa faktor penyebab terjadinya perdarahan post partum
c. Tanda dan gejala perdarahan post partum.
d. Bagaimana cara mencegah terjadinya perdarahan post partum.
e. Dan, pentingnya melakukan pemeriksaan yang rutin untuk mengetahui resiko
terjadinya perdarahan post partum.

Tahap pengajaran bertujuan untuk memberikan pemahaman secara teori


terhadap para ibu sehingga para ibu siap untuk memelihara kesehatannya dan
mencegah terjadinya masalah perdarahan post partum.

3.2 Tahap Evaluasi


Tahap evaluasi dilakukan untuk memberikan solusi dari permasalahan yang dihadapi
oleh ibu hamil dalam mencegah perdarahan post partum.

5
BAB IV
POTENSI HASIL IMPLEMENTASI

Penyuluhan mengenai perdarahan post partum kepada ibu hamil berpotensi


menurunkan angka kematian akibat perdarahan post partum. Indikator keberhasilan pada
tahap ini adalah didapatkan solusi dari permasalahan tersebut dan menjadi acuan untuk ke
depannya dan juga terus berkembang dan berjalannya program ini.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ruqaiyah, Asyima, Amir. F, Rahmat. B. (2022).Jurnal Pengabdian Kepada


Masyarakat Pelamonia VOL. 2 Nomor 1.Pendampingan Masyarakat Terhadap Kejadian
Perdarahan Postpartum Di Desa Sambueja Kecamatan Simbang Kabupaten Maros.ISSN:
2775-3549. 6 pages

Provinsi Maluku, Dinkes (2021).Laporan Kinerja Bidang Kesehatan Masyaraka,


2021. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2022. Pukul 10.55

Harumi. A. M, Kasiati. (2017). Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia, Volume 3, No.


2.Usia Resiko Tinggi Dan Perdarahan Post Partum.Poltekkes Kemenkes Surabaya, Surabaya

Mayasari. W, Samal. M, (2020). Jurnal Pengabmas Masyarakat Sehat. Penyuluhan


Perdarahan Masa Nifas Pada Kader Di Posyandu Desa Kairatu. Politeknik Kesehatan
Kemenkes Denpasar, Denpasar

Anda mungkin juga menyukai