Anda di halaman 1dari 11

EVIDENCE BASED DALAM PERIODE ANTEPARTUM

( KHUSUSNYA PEMBERIAN KIE NUTRISI PADA KEHAMILAN )

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIZA ARDILLAH VERAWATI LUBIS

NIM : 1891090

DOSEN PENGAMPU : DIAH EVAWANNA ANUHGERA,SST,M.Tr.Keb

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

FAKULTAS KEBIDANAN

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

T.A. 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ EVIDENCE BASED DALAM PERIODE
ANTEPARTUM (KHUSUSNYA PEMBERIAN KIE NUTRISI KEHAMILAN) ”.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun tak
lepas dari itu kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Lubuk Pakam, 07 Juli 2021


Riza Ardillah V. Lbs
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR….…. ………………………..………………………………….……..
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………
Latar
Belakang…………………………………………………………………………………..
Rumusan
Masalah……………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………
Pengertian ANC………….
……………………………………………………………………...
Pengaruh Responden terhadap Kader ANC
…………………………………………………….
Fungsi Pembrian Tablet Zat Besi pada Ibu
Hamil………………………………………………
Faktor yang Mempengarui Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Zat
Besi……………………………………………………………………………………………..
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Imunisasi TT Sebelum dan Sesudah diberikan Pendidikan
Kesehatan Kesehatan pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol……………………
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………
KESIMPULAN………………………………………………………………………………...
SARAN…………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evidenced Based Midwifery (EBM) ini sangat penting peranannya pada dunia kebidanan
karena dengan adanya EBM maka dapat mencegah tindakan–tindakan yang tidak
diperlukan/tidak bermanfaat bahkan merugikan bagi pasien,terutama pada proses persalinan
yang diharapkan berjalan dengan lancar dan aman sehingga dapat menurunkan angka
kematian ibu dan angka kematian bayi.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi
sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini kadang tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Oleh
karena itu pelayanan antenatal/ asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor
dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Sebelum dikenal adanya asuhan berdasarkan evidence based, asuhan yang diberikan
berdasarkan tradisional. Asuhan yang banyak berkembang saat ini sebenarnya berasal dari
model yang dikembangkan di Eropa pada awal dekade abad ini. Lebih mengarah keritual dari
pada rasional. Biasanya asuhan ini lebih mengarah ke frekuensi dan jumlah daripada terhadap
unsur yang mengarah kepada tujuan yang esensial. Menurut MNH (Maternal Neonatal
Health) asuhan antenatal atau yang dikenal antenatal care merupakan prosedur rutin yang
dilakukan petugas (dokter/bidan/perawat) dalam membina suatu hubungan dalam proses
pelayanan pada ibu hamil untuk mempersiapkan persalinan. Dengan memberikan asuhan
antenal yang baik akan menjadi salah satu tiang penyangga dalam safe motherhood dalam
usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Faktor gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu hamil,
pertumbuhan dan perkembangan janin, persalinan dan risiko komplikasi yang terjadi selama
kehamilan. Status gizi sebelum kehamilan, salah satunya berat badan yang ideal, merupakan
faktor kunci yang akan mempengaruhi kesehatan ibu hamil secara umum. Pengaturan
makanan dan gaya hidup sehat pada kehamilan dapat menurunkan risiko komplikasi selama
kehamilan dan persalinan.
Tidak hanya kebutuhan nutrisi Ibu hamil, pemberian suntikan tetanus toksoid, melainkan juga
screening kesejahteraan ibu dan janin juga harus dilakukan melalui pemeriksaan antenatal
care di setiap trimester misalnya seperti pemberian vaksin tetanus toksoid. Kemudian dari
pada itu persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan hal yang penting, sebab
dengan persiapan yang lebih baik maka ibu lebih siap untuk menyusui bayinya. Oleh karena
itu, sebaiknya ibu hamil masuk dalam kelas “ Bimbingan Persiapan Menyusui “(PMB). Suatu
pusat pelayanan kesehatan seperti RS, RB dan Puskesmas harus mempunyai kebijakan yang
berkenaan dengan pelayanan ibu hamil yang menunjang keberhasilan menyusui

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan ANC?
2. Bagaimana pengaruh responden terhadap kader ANC?
3. Apakah fungsi pemberian tablet zat besi pada Ibu hamil?
4. Apakah faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet
zat besi?
5. Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian ANC.
2. Untuk mengetahi bagaimana pengaruh responden terhadap kader ANC.
3. Untuk mengetahui fungsi pemberian tablet zat besi pada Ibu hamil.
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet zat besi .
5. Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan. kesehatan pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol
BAB III
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian ANC (Antenatal Care)

Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan tenaga profesional
(dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, dan perawat) kepada ibu hamil selama
masa kehamilan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang diterapkan dalam Standar
Pelayanan Kebidanan (SPK) (Kementerian Kesehatan RI, 2009).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup (Badan Pusat
Statistik, 2012). Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI tahun 2007 yang
mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup (Badan Pusat Statistik, 2007). Sehingga belum
mencapai target kelahiran hidup sesuai MDGs pada tahun 2015 yaitu 102 per 100.000
kelahiran hidup. Angka kematian yang tinggi menurut Wiknjosastro H. (2007) disebabkan
dua hal pokok yaitu masih kurangnya pengetahuan mengenai sebab akibat dan
penanggulangan komplikasi-komplikasi penting dalam kehamilan, persalinan, nifas, serta
kurang meratanya pelayanan kebidanan yang baik untuk semua ibu hamil, salah satunya yaitu
pelayanan antenatal care (ANC).
Cakupan pemeriksaan kehamilan ibu di Indonesia berdasarkan data dari Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2010 secara keseluruhan 83,8% ibu yang memeriksakan
kehamilannya pada tenaga kesehatan (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Cakupan kunjungan
ibu hamil K4 Jawa Tengah yaitu 92,99% sehingga telah mencapai target Rencana Stratergi
(Renstra) 2012 sebesar 90%. Akan tetapi di Jawa tengah masih terdapat Kabupaten yang
memiliki cakupan kunjungan K4 di bawah target. Kabupaten dengan cakupan kunjungan K4
terendah adalah Kabupaten Rembang yaitu sebesar 86,98% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah, 2012).
Berdasarkan profil kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012, kunjungan terendah
puskesmas Sumber sebesar 80,46% (Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, 2013). Data
kunjungan K4 pada tahun 2013 yang terendah juga puskesmas Sumber sebesar 71,91%.
Terdapat dua desa dengan angka kunjungan K4 terendah yaitu Desa Kedungtulup (79,2%)
dan Desa Logung ( 69,77%) (Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, 2014). Studi
pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 26 November 2013 telah dilakukan peneliti
terhadap 15 ibu hamil di Desa Kedungtulup. Hasil pengisian kuesioner pengetahuan ibu
hamil tentang antenatal care menunjukkan hanya 4 orang (26,67%) yang berpengetahuan
baik, 4 orang (26,67%) berpengetahuan cukup dan 7 orang (46,67%) berpengetahuan kurang.
Sedangkan untuk pemeriksaan kehamilan, 8 orang (53,33%) periksa di bidan desa, 3 orang
(20%) periksa di puskesmas, dan 4 orang (26,7%) tidak memeriksakan kehamilannya.
Berdasarkan FGD yang dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2014 dan dihadiri oleh Bidan
Desa, perwakilan kader posyandu dan ibu hamil diperoleh hasil bahwa peran masyarakat
untuk meningkatkan angka kunjungan ANC sangat dibutuhkan dalam hal ini adalah kader
kesehatan.

B. Pengaruh Responden terhadap Kader ANC

Kader kesehatan mempunyai peran yang penting karena merupakan pelayan kesehatan yang
berada di dekat sasaran kesehatan yaitu ibu hamil dan memiliki frekuensi tatap muka yang
sering daripada petugas kesehatan lainnya. Menurut Effendy M. (2010), faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi keberhasilan penyuluhan kesehatan adalah salah satunya kepercayaan
masyarakat. Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang
yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan penyampai
informasi. Begitu juga halnya dengan kader ANC yang merupakan bagian dari masyarakat itu
sendiri. Sehingga dapat dengan mudah responden menerima informasi yang diberikan oleh
kader ANC. Sedangkan pada kelompok kontrol, penyuluhan diberikan oleh peneliti. Peneliti
merupakan orang asing bagi responden. Sehingga sedikit sulit untuk mendapatkan
kepercayaan masyarakat.
Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar S. (2008) bahwa pembentukan sikap terutama terjadi
karena pendidikan di samping adanya pengalaman pribadi, pengaruh kebudayaan, media
massa, dan emosional seseorang. Faktor yang memegang peranan penting dalam perubahan
sikap responden kemungkinan adalah reaksi/respon terhadap penyuluhan yang diberikan oleh
kader ANC, selain karena keterlibatan faktor perasaan dan emosi. Reaksi tersebut terdiri atas
suka dan tidak suka terhadap materi yang disampaikan dalam penyuluhan ANC.
Menurut Ellis dalam Purwanto MN. (2010), yang sangat memegang peranan penting dalam
sikap adalah faktor perasaan dan emosi, dan faktor kedua adalah reaksi/respon, atau
kecenderungan untuk bereaksi. Dalam beberapa hal, sikap merupakan penentu yang penting
dalam tingkah laku manusia. Peningkatan skor sikap setelah mengikuti penyuluhan oleh
kader ANC merupakan respon tertutup dari responden yang menggembirakan terhadap
evalusi pelaksanaan pemberdayaan kader ANC. Menurut Notoatmodjo S. (2010), sikap
merupakan reaksi yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
Pemberdayaan kader ANC menekankan pada penguasaan pengetahuan responden terhadap
ANC yang diimbangi dengan kegiatan persuasif kader ANC pada responden, sedangkan
penyuluhan berorientasi pada peningkatan pengetahuannya saja. Penyuluhan atau ceramah
merupakan metode yang paling konvensional dan kurang partisipatif, akan tetapi metode ini
cocok untuk sasaran dengan latar belakang pendidikan yang rendah ataupun tinggi.

C. Fungsi Pemberian Tablet Zat Besi pada Ibu Hamil

Suplementasi tablet besi merupakan salah satu cara yang bermanfaat dalam mengatasi
anemia. Di Indonesia, suplementasi besi sudah lama diberikan secara rutin pada Ibu hamil di
Puskesmas dan Posyandu, menggunakan tablet yang mengandung 60 mg/hari dapat menaikan
kadar Hb sebanyak 1 gr% per bulan. Sejauh ini hasil yang dicapai belum menggembirakan,
terbukti dari prevalensi anemia pada Ibu hamil yang masih tinggi baik di tingkat nasional
maupun di tingkat jawa tengah (Prawirohardjo, 2002).
Ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya di bidan Desa Pageraji sebagian besar mengalami
anemia dengan rata-rata kadar Hb di bawah 10,5 gr%. Hasil wawancara dengan 6 orang ibu
hamil tentang pentingnya ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe secara teratur, didapatkan 3
orang mengetahui pentingnya minum tablet Fe secara teratur, sementara 3 orang kurang
mengetahui kalau harus mengkonsumsi secara teratur.
Dalam hal kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe didapatkan 2 orang mengkonsumsi
tablet Fe secara teratur, sementara 4 ibu mengkonsumsi tablet Fe secara tidak teratur karena
ibu lupa minum, merasa mual jika minum tablet Fe.
Semakin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak
kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Sebagai gambaran kebutuhan zat besi pada
setiap kehamilan yaitu meningkatkan sel darah ibu 500 mg, Fe Terdapat dalam plasenta 300
mg, Fe Untuk darah janin 100 mg, dan Fe Jumlah 900 mg Fe.

D. Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet


Zat Besi

Menurut Never (2002) dalam Wipayani (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
ibu hamil meminum tablet zat besi yaitu :
1) Pengetahuan Pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan manfaat dari zat besi didapat
dari penyuluhan yang diberikan bidan pada waktu ibu hamil tersebut melakukan
pemeriksaan ANC. Tingkat pengetahuan ibu juga mempengaruhi kepatuhan ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet zat besi.
2) Tingkat Pendidikan Latar belakang pendidikan ibu hamil juga sangat berpengaruh
terhadap kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi.
3) Pemeriksaan ANC Pemeriksaan ANC mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet Fe, karena dengan melakukan pemeriksaan kehamilan ibu hamil
akan mendapat informasi tentang pentingnya tablet Fe bagi kehamilannya.
E. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Imunisasi TT Sebelum dan Sesudah diberikan
Pendidikan Kesehatan pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya diketahui bahwa rata-rata nilai
pengetahuan responden pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mengalami
peningkatan. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yang melatarbelakangi
seperti umur responden yang berada pada rentang umur 20-35 tahun yang merupakan tahap
dewasa awal, sebagian besar pendidikan responden adalah SMA, dan media informasi. Rata-
rata pengetahuan ibu hamil pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mengalami
peningkatan dengan selisih pengetahuan pada kedua kelompok sebanyak 30,19. Peningkatan
pengetahuan lebih tinggi terjadi pada kelompok eksperimen yang mendapatkan pendidikan
kesehatan.
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti pendidikan, media informasi, lingkungan, tingkat ekonomi, pengalaman dan usia.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan
melalui panca indra yang sebagian besar didapatkan melalui mata dan telinga. Menurut
Hurlock (2007), usia 20-35 tahun merupakan usia yang tepat dalam menganalisa dan
menerima suatu informasi dibandingkan dengan usia pertengahan. Semakin dewasa umur
seseorang maka akan semakin lebih matang dan lebih baik dalam berpikir dan bertindak.
Menurut Notoatmodjo (2007), semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang
tersebut untuk menerima informasi. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka informasi
semakin mudah didapatkan, baik dari orang lain maupun dari media massa. Sebagian besar
responden dalam penelitian ini berpendidikan SMA sehinggga lebih mudah menerima
informasi tentang imunisasi TT.
Menurut Saam dan Wahyuni (2012), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu sendiri seperti pendidikan dan
persepsi. Faktor lain yang berasal dari luar yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
seperti informasi, sosial, budaya, dan lingkungan. Kemajuan teknologi menghasilkan
tersedianya bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan
masyarakat, khusunya ibu hamil. Berdasarkan teori tersebut dapat diketahui bahwa
pentingnya informasi sehingga dapat munculnya pengetahuan baru tentang suatu objek, hal
ini dapat membentuk perilaku baru oleh individu yang dalam hal ini menggambarkan
pengetahuan responden sebelum diberikan pendidikan tentang imunisasi TT.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2011), menunjukkan adanya
peningkatan pengetahuan yang signifikan pada kelompok eksperimen dan kontrol dengan
selisih pengetahuan pada kedua kelompok sebanyak 11,33. Sejalan dengan pendapat Perry
dan Potter (2005) bahwa pendidikan kesehatan seringkali melibatkan perubahan sikap dan
nilai sehingga dapat menimbulkan keyakinan yang memotivasi seseorang untuk belajar dan
mengaplikasikan pendidikan tentang fakta yang diberikan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan tenaga profesional
(dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, dan perawat) kepada ibu hamil selama
masa kehamilan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang diterapkan dalam Standar
Pelayanan Kebidanan (SPK) (Kementerian Kesehatan RI, 2009).
Kader kesehatan mempunyai peran yang penting karena merupakan pelayan kesehatan yang
berada di dekat sasaran kesehatan yaitu ibu hamil dan memiliki frekuensi tatap muka yang
sering daripada petugas kesehatan lainnya. Menurut Effendy M. (2010), faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi keberhasilan penyuluhan kesehatan adalah salah satunya kepercayaan
masyarakat. Begitu juga halnya dengan kader ANC yang merupakan bagian dari masyarakat
itu sendiri. Sehingga dapat dengan mudah responden menerima informasi yang diberikan
oleh kader ANC. Sedangkan pada kelompok kontrol, penyuluhan diberikan oleh peneliti.
Peneliti merupakan orang asing bagi responden. Sehingga sedikit sulit untuk mendapatkan
kepercayaan masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan yaitu ada perbedaan pengetahuan, sikap dan
kunjungan ANC ibu hamil sebelum dan sesudah pemberdayaan kader ANC di Desa
Kedungtulup Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang. Pada pemberian pendidikan
kesehatan tentang imunisasi TT efektif terhadap peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang
imunisasi TT.
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ibu hamil yang patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe lebih banyak (50,9%) dibandingkan
yang tidak patuh (49,1%).
2. Ibu hamil di Desa Pageraji Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas yang mengalami
anemia dan tidak mengalami anemia jumlahnya sama yaitu 56 orang (50,0%).
3. Ada hubungan antara kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian
anemia di Desa Pageraji Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas dengan nilai p =
0,005.

B. SARAN
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini
kedepannya. Terimakasih

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/Windy%20Lbs/Downloads/ANC.pdf
file:///C:/Users/Windy%20Lbs/Downloads/TABLET%20FE.pdf
file:///C:/Users/Windy%20Lbs/Downloads/
Efektifitas_pendidikan_kesehatan_tentang.pdf

Anda mungkin juga menyukai