Dosen Pembimbing:
Ni Ketut Alit Armini., S. Kep., Ns., M. Kep
Disusun oleh :
Kelompok 5
Sutianingsih (132011123026)
Iwan Budiyanto (132011123027)
Rosita Faradilah (132011123028)
Ririn Yuliarti (132011123029)
Sultan Nur Fahmi (132011123030)
Aken Larasati (132011123031)
Syarifah Qurrotu A (132011123032)
Halaman Judul
Daftar Isi................................................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 2
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Persalinan Prematur............................................................................................3
2.1.1 Pengertian Persalinan Prematur.............................................................................3
2.1.2 Penyebab Persalinan Prematur...............................................................................3
2.1.3 Patofisiologi Persalinan Prematur..........................................................................5
2.1.4 Penatalaksanaan Persalinan Prematur....................................................................9
2.2 Konsep Persalinan Postdate...........................................................................................12
2.2.1 Pengertian Persalinan Postdate............................................................................12
2.2.2 Penyebab Persalinan Postdate.............................................................................12
2.2.3 Patofisiologi Persalinan Postdate........................................................................13
2.2.4 Penatalaksanaan Persalinan Postdate...................................................................14
BAB 3 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Konsep Asuhan Keperawatan Persalinan Prematur......................................................17
3.2 Konsep Asuhan Keperawatan Persalinan Postdate........................................................24
BAB 4 PENUTUP..............................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan indikator
yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Menurut World Health
Organization (WHO) kematian ibu adalah kematian selama kehamilan atau periode 42
hari setelah berakhirnya kehamilan, yang terkait dengan kehamilan atau penanganannya,
tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/cedera, sedangkan kematian bayi adalah
kematian anak yang tidak menunjukkan tanda – tanda hidup waktu dilahirkan dan anak
yang meninggal dalam minggu pertama dalam kehidupannya (Saifuddin. 2011). Beberapa
ahli dapat menyatakan bahwa persalinan preterm dan postterm akan meningkatkan angka
morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi.
Persalinan prematur merupakan penyebab utama yaitu 60-80% morbiditas dan
mortalitas neonatal di seluruh dunia. Indonesia memiliki angka kejadian prematur sekitar
19% dan merupakan penyebab utama kematian perinatal. Kelahiran di Indonesia
diperkirakan sebesar 5.000.000 orang per tahun, maka dapat diperhitungkan kematian bayi
56/1000 KH, menjadi sekitar 280.000 per tahun yang artinya sekitar 2,2-2,6 menit bayi
meninggal. Penyebab kematian tersebut antara lain asfiksia (49-60%), infeksi (24-34%),
BBLR (15-20%), trauma persalinan (2-7%), dan cacat bawaan (1-3%) (Kurniasih, 2009).
Penyebab lain dikarenakan oleh kehamilan post date, karena post date dapat berpengaruh
pada ibu antara lain dapat menyebabkan partus lama, kesalahan letak, inersia uteri dan
perdarahan post partum. Sedangkan pengaruh pada kematian bayi kehamilan 43 minggu 3
kali lebih besar dari pada kehamilan 40 minggu. Kejadian persalinan lama pada
primigravida berkisar antara 4 – 8 %, sedangkan multigravida 2 – 4%.
Penyebab kematian ibu dibagi menjadi 2 yaitu kematian langsung yang disebabkan
oleh komplikasi – komplikasi kehamilan, persalinan,masa nifas dan segala intervensi atau
penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut, sedangkan kematian ibu tidak langsung
disebakan oleh penyakit-penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu
kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan.
Dalam menyikapi tingginya AKI di Indonesia sendiri pemerintah membentuk suatu
program yaitu Safe Motherhood Initiatif yang terdiri dari 4 pilar yang diantaranya adalah
Keluarga Berencana, Asuhan Antenatal, Persalinan yang Aman atau Bersih serta
Pelayanan Obstetrik Neonatal Esensial atau Emergensi (Prawirohardjo, 2010). Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan sendiri yang
1
2
bersifat menyeluruh dan bermutu untuk ibu dan bayi adalah melakukan asuhan secara
komprehensif (continuity of care). Mengingat pentingnya hal ini, maka penulis tertarik
untuk melakukan pengkajian tentang kasus persalinan prematur dan post matur.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimanakah konsep teori dari persalinan ibu hamil dengan premature?
2. Bagaimanakah konsep teori dari persalinan ibu hamil dengan postdate?
3. Bagiamanakah asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan persalinan premature dan
postdate?
1.3 Tujuan
1. Mengidentifikasi konsep persalinan ibu hamil dengan premature,
2. Mengidentifikasi konsep persalinan ibu hamil dengan postdate,
3. Menjelaskan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan persalinan premature dan
postdate.
1.4 Manfaat
Sebagai masukan dalam memberikan pelayanan kesehatan / asuhan keperawatan pada
ibu bersalin dengan komplikasi premature dan postdate.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
6) Antibiotika
Antibiotika diberikan hanya diberikan bilamana kehamilan mengandung
risiko terjadinya infeksi, seperti ketuban pecah dini. Obat diberikan per oral,
yangdianjurkan adalah eritromisin 3 x 500 mg selama 3 hari. Obat pilihan lain
adalahampisilin 3 x 500 mg selama tiga hari atau antibiotka lain klinsdamisin .
7) Proses persalinan
Pada kasus yang melahirkan di usia 24 minggu, sebaiknya melakukan
operasi sesar
2.2 KONSEP PERSALINAN POSTDATE
2.2.1 Pengertian Persalinan Postdate
Kehamilan postdate adalah kehamilan yang berakhir antara 40 dan 42 minggu
(Julie,et al, 2010). Menurut WHO (2006) kehamilan postdate adalah suatu kehamilan
yang berlangsung apada atau melebihi 42 minggu atau 294 hari. akhir-akhir ini istilah ini
digunakan untuk menunjukkan kehamilan yang berlangsung melbihi 41 minggu.
Penatalaksanaan yang diberikan untuk mengakhiri kehamilan ini sama tergantung dari
umur kehamikan ibu.
2.2.2 Penyebab Persalinan Postdate
Sampai saat ini sebab terjadinya kehamilan postdate belum jelas. Beberapa teori
yang diajukan pada umumnya menyatakan bahwa terjadinya kehamilan postdate sebagai
akibat gangguan terhadap timbulnya persalinan. Beberapa teori diajukan antara lain
sebagai berikut:
1. Pengaruh Progesteron
Penurunan hormon progesteron dalam kehamilan dipeercaya merupakankejadian
perubahan endoktrin yang penting dalam memacu prosesbiomolekuler pada persalinan
dan meningkatkan sensitivitas uterusterhadap oksitosin. Sehingga menduga bahwa
terjadinya kehamilan karenaberlangsungnya pengaruh progesteron.
2. Teori Oksitosin
Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan post termmemberi
kesan bahwa oksitosin secara fisiologis memegang peran pentingdalam menimbulkan
persalinan dan pelepasan dari neurohipofisis ibuhamil yang kurang pada usia
kehamilan lanjut
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
Nyeri akut berhubungan dengan agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Observasi nyeri secara komprehensif termasuk
injuri (fisik, biologis, kimia, selama 1x24 jam klien tidak mengalami lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
psikologis), kontraksi otot dan efek nyeri, dengan kriteria hasil: dan faktor presipitasi
obat-obatan. 1. Mampu mengontrol nyeri (tahu 2. Observasi tanda vital
penyebab 3. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri, mampu menggunakan tehnik nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
nonfarmakologi untuk mengurangi kebisingan
nyeri, mencari bantuan) 4. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang intervensi
dengan menggunakan manajemen 5. Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi: napas
nyeri dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/
3. Mampu mengenali nyeri (skala, dingin
intensitas, frekuensi dan tanda 6. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
nyeri)
4. Menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang
5. Tandavital dalam rentang normal
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
6. Tidak mengalami gangguan tidur
Intoleransi aktivitas berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Observasi adanya pembatasan klien dalam
dengan hipersensitivitas otot/seluler, selama 1x24 jam klien bertoleransi melakukan aktivitas
tirah baring, kelemahan terhadap aktivitas dengan kriteria hasil : 2. Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik 3. Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
tanpa disertai 4. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan
peningkatan tekanan darah, nadi emosi secara berlebihan
2. Mampu melakukana ktivitas sehari 5. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi
hari (ADLs) Medik dalam merencanakan progran,terapi yang
secara mandiri tepat.
3. Keseimbangan aktivitas dan istirahat 6. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
Ansietas berhubungan dengan krisis Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Jelaskan pada pasien tentang proses penyakit
situasional, ancaman yang dirasakan selama 1x24 jam klien tidak merasa 2. Jelaskan semua tes dan pengobatan pada pasien
atau aktual pada diri dan janin. cemas dengan kriteria hasil : dan keluarga
1. Memiliki informasi untuk mengurangi 3. Sediakan reinforcement positif ketika pasien
takut melakukan perilaku untuk mengurangi takut
2. Menggunakan tehnik relaksasi 4. Sediakan perawatan yang berkesinambungan
3. Mempertahankan hubungan sosial dan 5. Kurangi stimulasi lingkungan yang dapat
fungsi peran menyebabkan misinterprestasif.
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
4. Mengontrol respon takut 6. Dorong mengungkapkan secara verbal perasaan,
persepsi dan rasa takut yang sama
7. Dorong klien untuk mempraktekan tehnik
relaksasi
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Dalam tahap pelaksanaan keperawatan penulis dapat melaksanakan semua
rencana keperawatan sesua dengan perencanaan yang telah di buat dan semua
pelaksanaan keperawatan didokumentasikan dalam catatan perkembangan
keperawatan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan ini tidak semua dilakukan oleh
penulis tetapi dibantu oleh perawat ruangan danpenanggung jawab pasien
sehingga walupun penulis tidak memantau perkembangan pasien selama 24
jam, penulis juga dapat mengikuti perkembangan pasien dengan melihat
catatan perawat ruangan dan catatan perkembangan pasien dari dokter yang
menangani.
5. EVALUASI
Pada tahap evaluasi merupakan tahap akhir dan alat ukur untuk
mengevaluasi keberhasilan pemberian asuhan keperawatan. Pelaksanaan
evaluasi yang penulis lakukan sesuai dengan teori yang menggunakan metode
SOAP karena dapat ditarik kesimpulan berhasil tidaknya asuhan keperawatan
yang diberikan berdasarkan pengkajian baik dari data subjektif maupun data
objektif sehingga dapat menganalisa kemudian membuat perecanaan sesuai
dengan hasil kesimpulan.
e. Riwayat menstruasi
Teratur / tidaknya haid untuk mengetahui HPHT hal ini perlu
dikaji untuk menentukan umur kehamilan yang sebenarnya apabila
tidak jelas bisa ditanyakan mulai kapan terasa gerakan janin.
f. Riwayat kehamilan sekarang
Untuk mengetahui riwayat antenatal ibu apakah teratur atau
tidak, apakah sudah mendapat imunisasi TT, obat-obat apa saja yang
dikonsumsi ibu selama hamil dan apakah terdapat keluhan ataupun
penyakit penyerta kehamilan.
g. Riwayat kontrasepsi
Ditanyakan metode yang dipakai dan keluhannya karena salah
satu efek samping kontrasepsi adalah haid yang tidak teratur atau
tidak haid sehingga dapat menimbulkan ketidaktepatan dalam
menentukan HPHT.
11) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Bagaimana pola makan dan kebutuhan cairan, tersedianya nutrisi
berkaitan dengan kebutuhan metabolisme tubuh, karena masalah yang
berkaitan dengan pemenuhan nutrisi dan penyebabnya biasanya saling
berkaitan.
b. Eliminasi
Menjelaskan pola dari ekskresi, hal ini penting diketahui pola
eliminasi dalam keadaan sebelum dan selama hamil karena merupakan
proses penting dalam tubuh.
c. Personal hygiene
Untuk mengetahui pola hidup bersih dalam kehidupan sehari- hari
ibu apakah kurang atau tidak karena pada masa selama hamil sampai
melahirkan rentan terhadap penyakit.
d. Pola aktivitas dan istirahat
Untuk mengetahui aktivitas ibu selama hamil , pola istirahat ibu
selama hamil apakah cukup atau tidak karena kecapaian dan kurang
istirahat dapat menurunkan daya tahan tubuh ibu selanjutnya.
e. Pola kebutuhan seksual
Untuk mengetahui apakah ada masalah dalam pemenuhan
kebutuhan seksual dan frekuensinya terutama dalam akhir kehamilan
karena sperma mengandung prostaglandin yang dapat membantu
kontraksi uterus karena hal ini baik jika dilakukan pada kehamilan
serotinus.
f. Data psikososial, spiritual dan emosional
Bertujuan untuk mengetahui hubungan ibu dengan suami dan
keluarga, hubungan kasih sayang, dukungan dari pihak keluarga. Dan juga
perlu dikaji apakah ibu dan keluarga berdoa sesuai dengan
kepercayaannya demi kelangsungan dan kelancaran persalinan dan
bagaimana emosi ibu selama hamil stabil atau tidak karena kemua hal
tersebut dapat membantu proses penyelarasan masalh ibu.
g. Keadaan sosial ekonomi
Untuk mengetahui kemampuan pasien berkaitan dengan biaya
perawatan dan pengobatan yang akan diberikan di RS.
b. Data obyektif
1. Keadaan umum
Baik atau lemah, tampak kesakitan atau tidak, kesadarnnya
bagaimana, badannya kurus atau gemuk, berapa tekanan darahnya,
respirasinya, suhunya, tinggi badan, berat badannya apakah normal atau
tidak, hal ini untuk mengetahui adanya ketidaknormalan keadaan umum
yang dapat mempengaruhi kehamilan dan persalinan ibu.
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala: kulit kepala bersih atau tidak.
b. Muka: pucat atau tidak, skelera ikterik atau tidak, terdapat gerakan
otot wajah atau tidak.
c. Mata: apakah pucat atau tidak, konjungtiva anemis atau tidak, sclera
ikterik tidak, penglihatan baik atau tidak.
d. Hidung: bersih atau tidak, penciuman terganggu atau tidak, terdapat
lendir atau tidak, ada polip atau tidak.
e. Telinga bersih atau tidak, pendengaran baik atau tidak, terdapat cairan
atau tidak.
f. Mulut: bibir kering atau tidak, mulut bersih atau tidak, terdapat
stomatitis atau tidak.
g. Gigi: bersih atau tidak, terdapat caries atau tidak, gusi mudah
berdarah atau tidak.
h. Leher: terdapat pembesaran kelenjar tyroid atau tidak.
i. Ketiak: terdapat pembesaran kelenjar limfe atau tidak.
j. Dada: bentuknya bagaimana, terdapat retraksi dinding dada tidak,
pernafasan teratur atau tidak, bunyi jantung bagaimana.
k. Payudara: terdapat benjolan atau tidak.
l. Perut: terdapat luka bekas operasi atau tidak, terdapat pembesaran
atau nyeri tekan atau tidak.
m. Vulva:dari faktor predisposisi ketuban pecah dini adalah infeksi pada
genetalia.
n. Anus: terdapat hemoroid atau tidak.
o. Ekstremitas atas dan bawah: bentuk simetris atau tidak, terdapat
kelainan anatomi fisiologi tidak, kaki oedem tidak, varices atau tidak.
3. Pemeriksaan obstetrik
1) Muka: terdapat kloasma gravidarum atau tidak, oedem atau tidak.
2) Payudara: bentuknya bagaimana, aerola menghitam atau tidak, papilla
menonjol atau tidak, kolostrum sudah menonjol atau belum.
3) Perut:
a) Inspeksi: bentuknya bagaimana, terdapat strie gravidarum atau
tidak,ada linea atau tidak, ada bekas operasi atau tidak.
b) Palpasi:
- Leopod I: tinggi fundus uteri berapa sesuai dengan umur
kehamilan tidak, pada bagian atas teraba bagian apa dan
bagaimana.
- Leopod II: bagian kanan perut ibu teraba apa dan bagaimana,
kiri perut ibu teraba apa, ini untuk menentukan posisi punggung
janin.
- Leopod III: bagian bawah perut ibu teraba apa, masih bisa
digoyang atau tidak,ini untuk menentukan presentasi bagain
bawah janin dalam panggul ibu dan sudah masuk pintu atas
panggul belum.
- Leopod IV: untuk mengetahui apakah bagian bawah janin
sudah masuk pintu atas panggul ( PAP ) belum dan seberapa
masuknya.
c) Auskultasi:
- DIJ
DIJ perlu dikaji untuk mengetahui denyut jantung janin
dalam keadaan normal atau distrees. Dengan adanya
insufisiensi plasenta maka janin mengalami hipoksia atau
kekurangan oksigen dan tekanan vena umbilicus. Hal ini
disebut gawat janin. Pentingnya DIJ adalah ada kaitanya dengan
tindakan segera yaitu pengakhiran kehamilan.
d) TBJ (taksiran berat janin)
Pada kehamilan serotinus pada umumnya ditemukan TBJ
tidak sesuai dengan umur kehamilan, ini dimungkinkan bayi
menjadi besar atau makin kecil.
e) TFU (tinggi fundus uteri)
TFU pada kehamilan serotinus perlu dijkaji untuk
mengetahui apakah bertambah tinggi atau malah mengalami
penurunan. Jika mengalami penurunan dimungkinkan terjadi
pertumbuhan janin yang terlambat karena adannya insufisiensi
plasenta.
f) Gerakan janin
Ditanyakan apakah gerakan janin berkurang atau tidak, pada
kehamilan serotinus biasanya disertai dengan oligohidramnion
sehingga gerakan janin terbatas.
g) Pemeriksaan dalam
Untuk mengetahui bagaimana keadaan vagina, penipisan
serviks, konsistensi serviks, kulit ketuban, penurunan kepala,
denominator dan apakah ada bagian yang menumbung.
Pemeriksaan dalam pada kehamilan serotinus penting dilakukan
untuk mengetahui nilai Bishop score sebagai syarat dilakukannya
induksi persalinan dan tindakan selanjutnya.
h) Pemeriksaan penunjang
Data penunjang merupakan data yang memperjelas atau
menguatkan data subyektif yang telah ada untuk menegakkan
diagnosa. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah USG,
KTG, dan pemeriksaan penunjang yang lainnya seperti
amniosintesis, pemeriksaan serologi air ketuban.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Diagnosa pada Bayi
1) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan asfiksia.
2) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan pasokan
oksigen.
3) Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
penurunan pasokan nutrisi dan terhentinya pertumbuhan janin.
4) Gangguan termoregulasi : hipotermi berhubungan dengan suhu tubuh
tidak stabil karena hilangnya lemak subkutan.
5) Resiko tinggi cedera pada janin berhubungan dengan distress janin.
6) Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
pengelupasan kulit.
b. Diagnosa pada Ibu
1. Ansietas berhubungan dengan pertus macet
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terbukanyaintrauterin
dengan ekstrauterin
3. INTERVENSI
1) Diagnosa I : Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan asfiksia.
a. Tinjau ulang informasi yang berhubungan dengan kondisi bayi, seperti
lamanya persalinan, Apgar scor, obat-obatan yang digunankan ibu
selama kehamilan, termasuk betametason.
Rasional :Persalinan lama meningkatkan resiko hipoksia, dan depresi
pernapasan dapat terjadi setelah pemberian atau penggunaan obat oleh
ibu
b. Perhatikan usia gestasi, berat badan, dan jenis kelamin.
Rasional :Neonatus lahir lebih dari 42 minggu beresiko terjadinya
aspirasi mekonium
c. Kaji status pernapasan, perhatikan tanda-tanda distress pernapasan (mis.,
takipnea, pernapasan cuping hidung, ronki, atau krakels).
Rasional :Takipnea menandakan distress pernapasan, khususnya bila
pernapasan lebih besar dari 60x/menit setelah 5 jam kehidupan pertama
d. Hisap hidung dan orofaring dengan hati-hati, sesuai kebutuhan.
Rasional :Mungkin perlu untuk mempertahankan kepatenan jalan napas.
e. Observasi terhadap tanda dan lokasi sianosis
Rasional :Sianosis adalah tanda lanjut dari PaO2 rendah
2) Diagnosa II :Resiko tinggi cedera pada janin berhubungan dengan distress
janin.
a. Auskultasi dan laporkan irama jantung janin, perhatikan kekuatan ,
regularitas, dan frekuensi. Perhatikan adanya perubahan pada gerakan
janin. Catat perkiraan tanggal kelahiran ( PTK ) dan tinggi fundus.
Rasional : Menandakan kesejahteraan janin. PTK membantu
memberikan perkiraan kasar tentang usia janin untuk membantu
merencanakan kesempatan viabilitas
b. Kaji kondisi ibu dan adanya kontraksi uterus atau tanda-tanda lain dari
ancaman kelahiran
Rasional : Bila dilatasi servik berlanjut ( 4 cm atau lebih ) atau terjadi
kontraksi uterus teratur, kemungkinan mempertahankan kehamilan
adalah kecil.
c. Pantau tanda vital. Catat kehangatan, pengisian kapiler.
Rasional :Perubahan menunjukkan penurunan sirkulasi/hipoksia yang
meningkatkan oklusi kapiler.
d. Kaji ekstremitas bawah untuk tekstur kulit, edema, luka.
Rasional :Penurunan sirkulasi perifer sering menimbulkan perubahan
dermal dan pelambatan penyembuhan
e. Pertahankan suhu lingkungan dan kehangatan tubuh
Rasional :Mencegah vasokonstriksi, membantu dalam mempertahankan
sirkulasi dan perfusi
3) Diagnosa III : Ansietas berhubungan dengan pertus macet
a. Jelaskan prosedur intervensi keperawatan dan tindakan. Pertahankan
komunikasi terbuka, diskusikan dengan klien kemungkinan efek samping
dan hasil, pertahankan sikap optimis.
Rasional :Pengetahuan tentang alasan untuk aktifitas ini dapat
menurunkan rasa takut dari ketidaktahuan.
b. Orientasikan klien dengan pasangan pada lingkungan persalinan.
Rasional :Membantu klien dan orang terdekat merasa mudah dan lebih
nyaman pada sekitar kita.
c. Anjurkan tehnik relaksasi seperti teknik distraksi atau napas dalam
Rasional :Memungkinkan klien untuk merileksasikan otot-otot supaya
tidak tegang
d. Anjurkan penggungkapan rasa takut atau masalah
Rasional :Dapat membantu menurunkan ansietas dan merangsang
identifikasi perilaku koping.
e. Pantau tanda-tanda vital.
Rasional :TTV dapat berubah karena ansietas
4. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direcanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi
5. EVALUASI
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan
tujuan yang hendak dicapai.
3.1 Contoh Asuhan Keperawatan Kasus Semu Prematur
Seorang wanita bernama Ny. A berusia 33 tahun beragama islam,
tinggal di Sidoarjo, Surabaya, dengan pekerjaan sebagai seorang perawat di
salah satu rumah sakit di Surabaya. Saat ini Ny. A sedang mengandung anak
ke 3 dan usia kehamilan 30 minggu pada tanggal 30 maret 2019, saat berkerja
ia mengalami pecah ketuban dini lalu segera dibawa ke IGD RSUD
SOETOMO pada pukul 10.00 WIB, Ny S dalam kondisi cemas dengan
keadaan yang dialaminya saat itu dengan keluarnya cairan per vagina lendir
bercampur darah, perut terasa mules dan nyeri pada abdomen seperti di
remas-remas karena kontraksi di uterus dan air ketuban telah pecah. Setelah
dilakukan pengkajian di triage IGD lantai 1 Ny. A dipindahkan ke IGD VK
lantai 2 dan pemeriksaan di dapat data, Servix telah terbuka sampai 3 cm dan
pemeriksaan USG didapat panjang servik kurang dari 2 cm. Pada 29 Maret
2019 Ny.S pernah bercerita kepada suaminya bahwa ia merasa sering
mengalami kontraksi selama 30 detik dalam kurun waktu setiap 10 menit dan
distensi pada abdomen. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
anak pertama : 9 bulan 1 minggu / perempuan / 15 tahun / dokter / 2300gram /
spiral 1,5 tahun dan anak kedua 9 bulan 2 minggu
/ perempuan / 13 tahun / dokter / 3100 gram /-. Ny.S riwayat obesitas dan
jarak kehamilan antara anak kedua dan anak ketiga terlalu dekat. Status nutrisi
tidak pernah diperhatikan, pola makan tidak diatur, porsi makannya lebih
dominan pada karbohidrat dengan sedikit sayuran dan lauk-pauk.
A. Pengkajian
1. Identitas
- Nama : Ny. A
- Umur : 35 tahun
- Alamat : Sidoarjo
- Pekerjaan : Perawat
- Agama : Islam
- Status perkawinan: sudah menikah
2. Keluhan utama
Ny. A mengatakan mules dan nyeri seperti di remes-remes.
3. Riwayat obstetri
Usia kehamilan 30 minggu, dan pada 30 Maret 2020 pukul 10.00
WIB terjadi pecah ketuban
4. Riwayat kesehatan
Ny. A riwayat obesitas dan jarak kehamilan antara anak kedua dan
anak ketiga terlalu dekat.
5. Tanda-tanda persalinan
Merasa sering mengalami kontraksi selama 30 detik dalam kurun
waktu setiap 10 menit sejak 29 Maret 2020
Adanya pengeluaran lender kemerahan atau cairan pervagina dan
diikuti pembukaan 3 cm, serta hasil USG panjang servik kurang dari
2 cm
6. Riwayat kehamilan
- HPHT 1 September 2019
- Perdarahan antepartum
7. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
- 9 bulan 1 minggu/perempuan/15tahun/dokter/2300gram/ spiral 1,5
tahun
- 9 bulan 2 minggu/perempuan/13tahun/dokter/3100gram/ -
8. Makan dan cairan
Status nutrisi tidak pernah diperhatikan, pola makan tidak diatur,
porsi makannya lebih dominan pada karbohidrat dengan sedikit
sayuran dan lauk-pauk.
9. Seksualitas
Uterus distensi berlebihan
10. Psikologis
Kecemasan atau ketakutan dan gelisah atas apa yang sedang dialami
menjelang persalinan preterm.
B. Pemeriksaan penunjang
USG : Menunjukkan panjang servik kurang dari 2 cm
C. Pemeriksaan fisik
1. Observasi
- Keadaan umum: penampilan pasien saat datang, tampak takut dan
gelisah
- Kesadaran: Compos mentis
- TD :130/80 mmHg,
- N : 85 X/menit
- RR : 26 X/menit
- S : 36,5 C
2. Kepala dan leher
Simetris dan pada leher KGB tidak teraba, kelenjar tiroid tidak
membesar.
3. Dada (thoraks)
Simetris
4. Abdomen
- Palpasi Leopold I : TFU 20 cm
- Palpasi Leopold II : Letak punggung janin membujur dari atas ke
bawah
- Palpasi Leopold III : Letak kepala belum masuk PAP
- Palpasi Leopold IV : Janin Belum masuk PAP, DJJ : 13-14-13
5. Genetalia
Servik sudah terbuka sampai 3 cm
6. Ekstrimitas
Tidak ditemukan kelainan
D. Analisis data
mmHg, N : 85 X/menit,
RR : 26 x/menit, T: 36,5 Ansietas
C
C. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan agen pencedera biologis
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Riwayat penyakit/prenatal/ intranatal/ postpartum (coret yang tidak perlu) saat ini:
Lain-lain:
MenstruasiRiwayat
Menarche: Siklus:
Banyaknya: Lama:
HPHT: 1 September 2018 Dismenorhea:
Usia Kehamilan: 30 minggu Taksiran Partus:
Lain-lain:
G....P.................
Hamil Usia Jenis Usia anak KB/ Jenis/
Penolong Penyulit BB/PB
ke- kehamilan persalinan saat ini Lama
1 9 bulan 1 Normal Bidan Tidak 2300 15 th Spiral/
Riwayat Obstetri
Keadaan umum: Penampilan pasien saat datang, tampak takut dan gelisah
Kesadaran: Compos Mentis
Observasi
Rambut: hitam
Mata: konjungtiva, pucat ; Sklera putih
(x) Edema palpebra ; O Penglihatan kabur ; lain-lain: _________________
Hidung: (x) Epistaksis ; lain-lain: ________________________________________
Kepala dan leher
Mulut: mukosa bibir simetris ; lidah bersih ; gigi tidak ada carries
Kebersihan mulut: bersih ; lain-lain: ______________________
Telinga: gangguan pendengarantidak ada gangguan pendengaran ; O Otorhea ; O otalgia ;
O tinitus ; kebersihan: bersih ; lain-lain: _________________
Cloasma: ada ; Jerawat tidak ada jerawat
(x) Nyeri telan ; (x) pembesaran kelenjar tiroid ; O Vena jugularis
Lain-lain:
Masalah keperawatan:
Jantung: Irama: _____________ ; S1/S2: _______________ ; Nyeri dada : tidak ada nyeri
Bunyi: normal / murmur / gallop ;
Nafas: Suara nafas: vesikuler / wheezing / stridor / Ronchi, Keterangan:
Dada (Thoraks)
Ginekologi:
Pembesaran: ada / tidak ; benjolan: ada / tidak , area: ______________________
Ascites: ada / tidak ; Peristaltik: _______________ ; Nyeri tekan: _____________
Luka: ___________________________ ; Lain-lain: ________________________
Prenatal dan Intranatal:
Inspeksi: Striae: livide ; Línea: nigra
Perut (Abdomen)
Masalah keperawatan:
USG :
Menunjukkan
panjang servik
kurang dari 2 cm
Surabaya,…………………….
Ners,
( )
FORMAT ANALISA DATA
DS:
DO:
1. Subjektif Klien mampu menggambarkan 6. Berikan dukungan emosi selama stres. 6. Memberikan dukungan emo
7. Kolaborasi pemberian obat jenis anti depresan menenangkan klien dan m
Mengeluh pusing kecemasan pola kopingnya
apabila klien benar-benar tidak mampu penerimaan serta bantuan dukun
Anoreksia sendiri mengendalikan dirinya. masa stres.
Palpitasi
7. Agen farmakologi dapat digunak
Merasa tidak berdaya
1. Klien menunjukan salah satu pilihan untuk
peningkatan konsentrasi dan kecemasan pada klien.
ketepatan fikiran
2. Klien menunjukan
kemampuan untuk meyakinkan
2. Objektif
diri sendiri
Diagnosa Keperawatan Tanggal dan Implementasi Tanggal dan Evaluasi (SOAP) Paraf
Jam Jam
30 Maret Mengidentifikasi karakteristik 30 Maret S : Pasien mengeluh nyeri
Nyeri Akut 2019 nyeri (mis. pencetus, pereda, 2019
kualitas, lokasi, intensitas, bagian abdomen
09.00 wib frekuensi, durasi)
Kode : D.0077 Memonitor tanda-tanda vital 09.30 O : Pasien menunjukkan mimik
sebelum dan sesudah pemberian
Nyeri akut b/d agen pencidera analgesik meringis atau menahan dan
fisik Memonitor efektifitas analgesik
Terapeutik merasakan nyeri, terjadi
Mengidentifikasi skala nyeri
pecah ketuban dini.
Mengidentifikasi respons nyeri
non verbal - TD 130/80 mmHg, N :
85 X/menit, RR : 26
x/menit, T: 36,5 C
30 Maret 30 Maret A : Masalah Belum Teratasi
2019 2019
10.00 wib Memantau perubahan tanda- 10.30 P : Intervensi dilanjutkan
Ansietas tanda vital dan kondisi yang
menunjukan peningkatan
kecemasan klien.
Kode : D.0080
Memberikan informasi serta
bimbingan antisipasi tentang S : Pasien mengatakan cemas
Diagnosis : Ansietes
segala bentuk kemungkinan
O : Pasien terlihat cemas
yang akan terjadi di masa yang
Ansietas b/d kekhawatiran dan gelisah , TD 130/80
akan datang.
mengalami kegagalan
Mengajarkan teknik relaksasi mmHg, N : 85 X/menit,
diri dan pengendalian perasaan
RR : 26 x/menit, T: 36,5 C
engatif atas segala hal yang
A : Masalah Belum Teratasi
dirasakan klien.
P : Intervensi Dilanjutkan
Menginstruksikan untuk
melaporkan timbulnya gejala-
gejala kecemasan yang muncul
yang tidak dapat lagi dkontrol.
Meningkatkan koping individu
klien.
Memberikan dukungan emosi
selama stres.
Mengkolaborasi pemberian obat
jenis anti depresan apabila klien
benar-benar tidak mampu
mengendalikan dirinya.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum usiakehamilan 37
minggu (Alston, 2012).Kehamilan postdate adalah kehamilan yang berakhir
antara 40 dan 42 minggu (Julie,et al, 2010).
4.2 Saran
Mahasiswa dapat lebih update tentang sumber-sumber yang di dapat.
Mahasiswa diharapkan dapat lebih memahami tentang kasus persalinan premature
dan postdate.
DAFTAR PUSTAKA