Kelompok 5
1. Niluh Febrilian Lorentina 11140067
2. Afifatun 11140071
3. Festivia 11140092
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berisi tentang “Intera Uterine Growth
Retriction(IUGR)” dengan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan serta menambah
wawasan tentang IUGR pada ibu hamil dari pengertian,klasifikasi,factor resiko dan
penatalaksanaannya.Penulisan makalah ini di dasarkan pada data sekunder dari beberapa
informasi baik dari buku maupun internet yang membahas tentang preeklamsi berat yg terjadi
pada ibu hamil.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dan dapat
manambah wawasan kita mengenai lebih dalam tentangmasalah IUGR terutama pada ibu hamil.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan
saran kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Tim penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………… ii
Daftar Isi………………………………………………………………………………. iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………… 2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………….. 3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian…………………………………………………………………………… 4
2.2 Klasifikasi…………………………………………………………………………... 5
2.3 Etiologi……………………………………………………………………………... 7
2.4 Patofisiologi………………………………………………………………………… 10
2.5 Tanda dan Gejala…………………………………………………………………… 11
2.6 Diagnosis…………………………………………………………………………… 11
2.7 Komplikasi…………………………………………………………………………. 12
2.8 Penatalaksaan………………………………………………………………………. 14
2.9 Mortalitas dan Morbiditas…………………………………………………………. 16
2.10 Faktor Resiko…………………………………………………………………….. 16
2.11 Pencegahan………………………………………………………………………… 18
BAB III
TINJAUAN KASUS………………………………………………………………… 20-35
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………. 36
3.2 Saran………………………………………………………………………………... 36
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi institusi
Institusi mampu memberikan pengarahan yang tepat mengenai IUGR.
1.5.2 Bagi tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan mampu mengetahui tanda-tanda pada persalinan premature dengan IUGR
sehingga dapat mengantisipasi hal tersebut serta penanganannya dan dapat memberikan
informasi kepada masyarakat.
1.5.3 Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui mengenai persalinan premature dengan IUGR pada bayi baru lahir
dan mengetahui cara penatalaksanaannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Intermediate IUGR
IUGR Intermediate menunjuk pada hambatan pertumbuhan yang merupakan kombinasi
Type 1 dan Type 2. Gangguan pertumbuhan pada type ini diperkirakan terjadi selama fase
pertengahan pertumbuhan- pada fase hyperplasia dan hipertropi- yang mana terjadi pada usia
kehamilan 20-28 minggu. Pada fase ini, terjadi penurunan kecepatan mitosis dan peningkatan
yang progesif secara menyeluruh pada ukuran sel. Bentuk IUGR ini keadannya tidak sebanyak
jika dibandingkan dengan type1 dan 2, diperkirakan sekitar 5- 10%, dari semua hambatan
pertumbuhan fetus. Hipertensi kronis, Lupus Nepritis, atau penyakit vascular ibu yang lainnya,
menjadi berat dan jika terjadi lebih awal pada timeser II akan mengakibatkan Intermediate IUGR
dengan pertumbuhan simetrik dan tidak memberikan efek Brain Sparring.
2.3 ETOLOGI
1. Faktor Ibu
a.Penyakit hipertensi (kelainan vaskular ibu).
Pada trimester kedua terdapat kelanjutan migrasi interstitial dan endotelium trophoblas
masuk jauh ke dalam arterioli miometrium sehingga aliran menjadi tanpa hambatan menuju
retroplasenter sirkulasi dengan tetap. Aliran darah yang terjamin sangat penting artinya untuk
tumbuh kembang janin dengan baik dalam uterus.
Dikemukakan bahwa jumlah arteri-arterioli yang didestruksi oleh sel trophoblas sekitar
100-150 pada daerah seluas plasenta sehingga cukup untuk menjamin aliran darah tanpa
gangguan pada lumen dan arteri spiralis terbuka.
Gangguan terhadap jalannya destruksi sel trophoblas ke dalam arteri spiralis dan
arteriolinya dapat menimbulkan keadaan yang bersumber dari gangguan aliran darah dalam
bentuk “iskemia retroplasenter”.
Dengan demikian dapat terjadi bentuk hipertensi dalam kehamilan apabila gangguan
iskemianya besar dan gangguan tumbuh kembang janin terjadi apabila iskemia tidak terlalu
besar, tetapi aliran darah dengan nutrisinya merupakan masalah pokok.
b.Kelainan uterus.
Janin yang tumbuh di luar uterus biasanya mengalami hambatan pertumbuhan.
c.Kehamilan kembar.
Kehamilan dengan dua janin atau lebih kemungkinan besar dipersulit oleh pertumbuhan
kurang pada salah satu atau kedua janin dibanding dengan janin tunggal normal. Hambatan
pertumbuhan dilaporkan terjadi pada 10 s/d 50 persen bayi kembar.
d.Ketinggian tempat tinggal
Jika terpajan pada lingkungan yang hipoksik secara kronis, beberapa janin mengalami penurunan
berat badan yang signifikan Janin dari wanita yang tinggal di dataran tinggi biasanya mempunyai
berat badan lebih rendah daripada mereka.
e.Keadaan gizi
Wanita kurus cenderung melahirkan bayi kecil, sebaliknya wanita gemuk cenderung melahirkan
bayi besar. Agar nasib bayi baru lahir menjadi baik, ibu yang kurus memerlukan kenaikan berat
badan yang lebih banyak dari pada ibu-ibu yang gemuk dalam masa kehamilan.
Faktor terpenting pemasukan makanan adalah lebih utama pada jumlah kalori yang dikonsumsi
setiap hari dari pada komposisi dari kalori. Dalam masa hamil wanita keadaan gizinya baik perlu
mengkonsumsi 300 kalori lebih banyak dari pada sebelum hamil setiap hari. Penambahan berat
badan yang kurang di dalam masa hamil menyebabkan kelahiran bayi dengan berat badan yang
rendah.
f.Perokok
Kebiasaan merokok terlebih dalam masa kehamilan akan melahirkan bayi yang lebih kecil
sebesar 200 sampai 300 gram pada waktu lahir. Kekurangan berat badan lahir ini disebabkan
oleh dua faktor yaitu :
1)Wanita perokok, cenderung makan sedikit karena itu ibu akan kekurangan substrat di dalam
darahnya yang bisa dipergunakan oleh janin.
2) Merokok menyebabkan pelepasan epinefrin dan norepinefrin yang menyebabkan
vasokonstriksi yang berkepanjangan sehingga terjadi pengurangan jumlah pengaliran darah
kedalam uterus dan yang sampai ke dalam ruang intervillus.
2.Faktor Anak
a. Kelainan congenital
b.Kelainan genetik
c.Infeksi janin, misalnya penyakit TORCH (toksoplasma, rubela, sitomegalovirus, dan herpes).
Infeksi intrauterine adalah penyebab lain dari hambatan pertumbuhan intrauterine.banyaktipe
seperti pada infeksi oleh TORCH (toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, dan herpes simplex)
yang bisa menyebabkan hambatan pertumbuhan intrauterin sampai 30% dari kejadian. Infeksi
AIDS pada ibu hamil menurut laporan bisa mengurangi berat badan lahir bayi sampai 500 gram
dibandingkan dengan bayi-bayi yang lahir sebelum terkena infeksi itu.
Diperkirakan infeksi intrauterin meninggikan kecepatan metabolisme pada janin tanpa
kompensasi peningkatan transportasi substrat oleh plasenta sehingga pertumbuhan janin menjadi
subnormal atau dismatur.
3.Faktor Plasenta
Penyebab faktor plasenta dikenal sebagai insufisiensi plasenta. Faktor plasenta dapat
dikembalikan pada faktor ibu, walaupun begitu ada beberapa kelainan plasenta yang khas seperti
tumor plasenta. Sindroma insufisiensi fungsi plasenta umumnya berkaitan erat dengan aspek
morfologi dari plasenta.
Parameter klinik yang dapat digunakan untuk mendeteksi PJT ketidaksesuaian usia gestasi
dengan besar uterus, laju pertumbuhan terhambat, atau pertambahan berat badan ibu yang
kurang. Kejadian yang terbukti dengan cara ini hanya 10-25%, sehingga perlu digabung dengan
pemeriksaan dan USG Doppler.
a.Manajemen pada kasus preterm dengan pertumbuhan janin terhambat lakukan pematangan
paru dan asupan nutrisi tinggi kalori mudah cerna, dan banyak istirahat.
b.Pada kehamilan 35 minggu tanpa terlihat pertumbuhan janin dapat dilakukan pengakhiran
kehamilan.
c. Jika terdapat oligohidramnion berat disarankan untuk per abdominam.
d.Pada kehamilan aterm tergantung kondisi janin jika memungkinkan dapat dicoba lahir
pervaginam.
2.4 PATOFISIOLOGI
1.Kondisi kekurangan nutrisi pada awal kehamilan
Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan trofoblasdipengaruhi oleh makanan.
Studi pada binatang menunjukkan bahwa kondisi kekurangan nutrisi sebelum implantasi bisa
menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan nutrisi pada awal kehamilan dapat
mengakibatkan janin berat lahir rendah yang simetris. Hal sebaiknya terjadi kondisi percepatan
pertumbuhan pada kondisi hiperglikemia pada kehamilan lanjut.
2.Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan kehamilan
Defisiensi makanan mempengaruhi pertumbuhan janin dan plasenta, tapi bisa juga terjadi
peningkatan pertumbuhan plasenta sebagai kompensasi. Didapati ukuran plasenta yang luas.
3.Kondisi kekurangan nutrisi pada akhir kehamilan
Terjadi pertumbuhan janin yang lambat yang mempengaruhi interaksi antara janin dengan
plasenta. Efek kekurangan makan tergantung pada lamanya kekurangan. Pada kondisi akut
terjadi perlambatan pertumbuhan dan kembali meningkat jika nutrisi yang diberikan membaik.
Pada kondisi kronis mungkin telah terjadi proses perlambatan pertumbuhan yang irreversibel.
3.USG Fetomaternal
Pada USG yang diukur adalah diameter biparietal atau cephalometry angka kebenarannya
mencapai 43-100%. Bila pada USG ditemukan cephalometry yang tidak normal maka dapat kita
sebut sebagai asimetris PJT. Selain itu dengan lingkar perut kita dapat mendeteksi apakah ada
pembesaran organ intra abdomen atau tidak, khususnya pembesaran hati.
Tetapi yang terpenting pada USG ini adalah perbandingan antara ukuran lingkar kepala
dengan lingkar perut untuk mendeteksi adanya asimetris PJT.
4.Doppler Velocimetry
Dengan menggunakan Doppler kita dapat mengetahui adanya bunyi end-diastolik yang tidak
normal pada arteri umbilicalis, ini menandakan bahwa adanya PJT.
2.7 KOMPLIKASI
1.Pada janin
a. Antenatal : gagal nafas dan kematian janin
b. Intranatal : hipoksia dan asidosis
c. setelahlahir :
1). Secara Langsung
a. Asfiksia
b. Hipoglikemi
c. Aspirasi mekonium
Sindroma aspirasi mekonium (SAM) adalah kumpulan gejala yang diakibatkan oleh
terhisapnya mekonium ke dalam saluran pernafasan bayi. SAM seringkali dihubungkan dengan
suatu keadaan yang kita sebut fetal distress. Pada keadaan ini, janin yang mengalami distres akan
menderita hipoksia (kurangnya oksigen di dalam jaringan). Hipoksia jaringan menyebabkan
terjadinya peningkatan aktivitas usus disertai dengan melemasnya spinkter anal. Maka lepaslah
mekonium ke dalam cairan amnion.
a. DIC
Disebarluaskan pembekuan intravascular (DIC), juga dikenal sebagai konsumtif coagulopathy,
adalah patologi aktivasi pembekuan (darah), mekanisme yang terjadi dalam respon terhadap
berbagai penyakit.
b. Hipotermi
c. Perdarahan pada paru
d. Polisitemia
Polisitemia adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel darah merah akibat
pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh sumsum tulang. Polisitemia menyebabkan
darah menjadi kental dan menyebabkan berkurangnya kecepatan aliran darah ketika darah
melalui pembuluh yang kecil. Jika penyakitnya berat, bisa menyebabkan pembentukan bekuan
darah di dalam pembuluh darah. Kulit bayi tampak kemerahan atau kebiruan. Bayi tampak
lemas, pernafasannya cepat, refleks menghisapnya lemah dan denyut jantungnya cepat.
e. Hiperviskositas sindrom
Terjadi karena aliran darah terhambat, akibat darah yang lebih kental. Kekebalan dapat terjadi
karena volume dan jumlah sel bertambah atau plasma lebih kental. Mata terlihat merah dengan
pembuluh darah konjungtiva bertambah. Fundus refleks berwarna merah tua dan fundus
memperlihatkan pengisian pembuluh darah yang berlerbihan sehingga lumen arteri dan vena
melebar, dismal peningkatan perkelokan.
f. Gangguan gastrointestinal
2). Tidak langsung
Pada simetris IUGR keterlambatan perkembangan dimulai dari lambat dari sejak
kelahiran, sedangkan asimetris IUGR dimulai sejak bayi lahir di mana terdapat kegagalan
neurologi dan intelektualitas. Tapi prognosis terburuk ialah IUGR yang disebabkan oleh infeksi
kongenital dan kelainan kromosom.
2. Pada Ibu
a.Preeklampsi
b.Penyakit jantung
c.Malnutrisi
2.8 PENATALAKSANAAN
Langkah pertama dalam menangani PJT adalah mengenali pasien-pasien yang mempunyai
resiko tinggi untuk mengandung janin kecil. Langkah kedua adalah membedakan janin PJT atau
malnutrisi dengan janin yang kecil tetapi sehat. Langkah ketiga adalah menciptakan metode
adekuat untuk pengawasan janin pada pasien-pasien PJT dan melakukan persalinan di bawah
kondisi optimal.
Untuk mengenali pasien-pasien dengan resiko tinggi utuk mengandung janin kecil,
diperlukan riwayat obstetrik yang terinci seperti hipertensi kronik, penyakit ginjal ibu dan
riwayat mengandung bayi kecil pada kehamilan sebelumnya. Selain itu diperlukan pemeriksaan
USG. Pada USG harus dilakukan taksiran usia gestasi untuk menegakkan taksiran usia gestasi
secara klinis. Kemudian ukuran-ukuran yang didapatkan pada pemeriksaan tersebut disesuaikan
dengan usia gestasinya.Pertumbuhan janin yang suboptimal menunjukkan bahwa pasien tersebut
mengandung janin PJT.
Tatalaksana kehamilan dengan PJT bertujuan, karena tidak ada terapi yang paling efektif
sejauh ini, adalah untuk melahirkan bayi yang sudah cukup usia dalam kondisi terbaiknya dan
meminimalisasi risiko pada ibu.
Tatalaksana yang harus dilakukan adalah :
1. PJT pada saat dekat waktu melahirkan. Yang harus dilakukan adalah segera dilahirkan
2. PJT jauh sebelum waktu melahirkan. Kelainan organ harus dicari pada janin ini, dan bila
kelainan kromosom dicurigai maka amniosintesis (pemeriksaan cairan ketuban) atau
pengambilan sampel plasenta, dan pemeriksaan darah janin dianjurkan
a. Tatalaksana umum :
setelah mencari adanya cacat bawaan dan kelainan kromosom. serta infeksi dalam
kehamilan maka aktivitas fisik harus dibatasi disertai dengan nutrisi yang baik. Tirah baring
dengan posisi miring ke kiri, Perbaiki nutrisi dengan menambah 300 kal perhari, Ibu dianjurkan
untuk berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol, Menggunakan aspirin dalam jumlah kecil
dapat membantu dalam beberapa kasus IUGR Apabila istirahat di rumah tidak dapat dilakukan
maka harus segera dirawat di rumah sakit. Pengawasan pada janin termasuk diantaranya adalah
melihat pergerakan janin serta pertumbuhan janin menggunakan USG setiap 3-4 minggu
b. Tatalaksana khusus :
pada PJT yang terjadi jauh sebelum waktunya dilahirkan, hanya terapi suportif yang dapat
dilakukan. Apabila penyebabnya adalah nutrisi ibu hamil tidak adekuat maka nutrisi harus
diperbaiki. Pada wanita hamil perokok berat,penggunaan narkotik dan alkohol, maka semuanya
harus dihentikan.
c. Proses melahirkan :
pematangan paru harus dilakukan pada janin prematur. Pengawasan ketat selama melahirkan
harus dilakukan untuk mencegah komplikasi setelah melahirkan. Operasi caesar dilakukan
apabila terjadi distress janin serta perawatan intensif neonatal care segera setelah dilahirkan
sebaiknya dilakukan. Kemungkinan kejadian distress janin selama melahirkan meningkat pada
PJT karena umumnya PJT banyak disebabkan oleh insufisiensi plasenta yang diperparah
dengan proses melahirkan.
Prognosis:
Pada kasus-kasus PJT yang sangat parah dapat berakibat janin lahir mati (stillbirth) atau jika
bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka panjang dalam masa kanak-kanak nantinya.
Kasus-kasus PJT dapat muncul, sekalipun Sang ibu dalam kondisi sehat, meskipun, faktor-faktor
kekurangan nutrisi dan perokok adalah yang paling sering. Menghindari cara hidup berisiko
tinggi, makan makanan bergizi, dan lakukan kontrol kehamilan secara teratur dapat menekan
risiko munculnya PJT. Perkiraan saat ini mengindikasikan bahwa sekitar 65% wanita pada
negara sedang berkembang paling sedikit memiliki kontrol 1 kali selama kehamilan pada dokter,
bidan, atau perawat.
2.9 Mortalitas dan Morbiditas
Pertumbuhan janin terhambat berkaitan dengan mortalitas dan morbiditas. Kematian janin,
asfiksia lahir,aspirasi mekonium, serta hipoglikemia janin meningkat, demikian juga prevalensi
kelainan perkembangan saraf. Hal ini berlaku baik bagi bayi aterm maupun prematur.
Pertumbuhan dan perkembangan pascanatal pada janin dengan hambatan pertumbuhan
bergantung pada kausa hambatan, gizi selama masa bayi,dan lingkungan sosial. Bayi dengan
hambatan pertumbuhan akibat faktor konstitusional ibu, kromosom,virus atau kongenital akan
tetap kecil seumur hidupnya. Merka yang mengalami hambatan pertumbuhan in utero akibat
insufisiensi plasenta sering dapat tumbuh mengejar ketertinggalannya setelah lahir mendekati
potensi pertumbuhan herediternya jika berada di lingkungan yang optimal. Demikian juga,
prognosis perkembangan neurologis pada bayi dengan hambatan pertumbuhan dipengaruhi oleh
lingkungan pascanatal. Bayi demikian yang lahir dari keluarga dengan tingkat sosiekonomi
tinggi lebih jarang mengalami masalah perkembangan selama tindak lanjut.
6. Kehamilan ekstrauterus
Janin yang tumbuh diluar uterus biasanya mengalami hambatan pertumbuhan.
Malformasi uterus ibu juga diaporkan berkaitan dengan gangguan pertumbuhan janin.
2.11 Pencegahan
Beberapa penyebab dari PJT tidak dapat dicegah. Bagaimanapun juga, faktor seperti diet,
istirahat, dan olahraga rutin dapat dikontrol. Untuk mencegah komplikasi yang serius selama
kehamilan, sebaiknya seorang ibu hamil mengikuti nasihat dari dokternya; makan makanan yang
bergizi tinggi; tidak merokok, minum alkohol dan menggunakan narkotik; mengurangi stress;
berolahraga teratur; serta istirahat dan tidur yang cukup. Suplementasi dari protein, vitamin,
mineral, serta minyak ikan juga baik dikonsumsi. Selain itu pencegahan dari anemia serta
pencegahan dan tatalaksana dari penyakit kronik pada ibu maupun infeksi yang terjadi harus
baik.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah PJT pada janin untuk setiap ibu hamil sebagai
berikut :
a. Usahakan hidup sehat.
Konsumsilah makanan bergizi seimbang. Untuk kuantitas, makanlah seperti biasa ditambah
ekstra 300 kalori/hari.
b. Hindari stress selama kehamilan.
Stress merupakan salah satu faktor pencetus hipertensi.
c. Hindari makanan obat-obatan yang tidak dianjurkan selama kehamilan.
Setiap akan mengkonsumsi obat, pastikan sepengetahuan/resep dokter kandungan.
4. Olah raga teratur.
Olah raga (senam hamil) dapat membuat tubuh bugar, dan mampu memberi keseimbangan
oksigenasi, maupun berat badan.
5. Hindari alkohol, rokok, dan narkoba.
6. Periksakan kehamilan secara rutin.
Pada saat kehamilan, pemeriksaan rutin sangat penting dilakukan agar kondisi ibu dan janin
dapat selalu terpantau. Termasuk, jika ada kondisi PJT, dapat diketahui sedini mungkin. Setiap
ibu hamil dianjurkan melakukan pemeriksaan setiap 4 minggu sampai dengan usia kehamilan 28
minggu. Kemudian, dari minggu ke 28-36, pemeriksaan dilakukan setidaknya setiap 2 minggu
sekali. Selanjutnya, lakukan pemeriksaan setiap 1 minggu sampai dengan usia kelahiran atau 40
minggu. Semakin besar usia kehamilan, semakin mungkin pula terjadi hambatan atau gangguan.
Jadi, pemeriksaan harus dilakukan lebih sering seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus
Seorang Ny.Humur 23 tahun G1P0A0Ah0 umur kehamilan 32 minggu, datang ke RB Suka Cita
Cinta mengeluh tidak nafsu makan dan gerakan janinnya berkurang, tidak seperti
biasanya.berdasarkan hasil pemeriksaan: TFU 26 cm, BB ibu hanya naik 5kg dari awal
kehamilan, KU ibu baik dan pemeriksaan penunjang : hasil USG: IUGR.
3. Riwayat menstruasi
Menarche : 13tahun Siklus : 28 hari
4. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : sah Menikah ke :1
1. Belum - - - - - - - -
penah
memakai
kontrasepsi
Frekuensi : 1x
Trimester II
Frekuensi : -
Keluhan : -
Komlikasi : -
Terapi : -
Trimester III
Frekuensi : -
Keluhan : -
Komplikasi : -
Terapi : -
d. Imunisasi TT : 1 kali
TT 1 : TT caten
TT 2 : -
TT 3 : -
TT 4 : -
TT 5 : -
a. Nutrisi
Makan
Minum
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi 2 xsehari 1xsehari
BAK
c. Istirahat
Tidur siang
Tidur malam
d. Personal hygiene
Mandi :2 x/hari 2 x/hari
Ganti pakaian :3 x/hari 3 x/hari
Gosok gigi : 3 x/hari 3 x/hari
Keramas : 3 x/minggu 3 x/minggu
e. Pola seksualitas
Frekuensi: 3 x/ minggu 2 x/ minggu
1. Pemeriksaan umum
Kesadaran : composmentis
Tanda vital
BB saat hamil : 51 kg
2. Pemeriksaan Fisik
Payudara :simetris, putting susu menonjol, areola mamae hiperpigmentasi,tidak ada masa, tidak nyeri
tekan, belum ada pegeluaran kolostrum.
Abdomen : tidak ada striae, tidak ada bekas operasi, terdapat linea nigra,
Palpasi
Leopold I :TFU 3 jari diatas pusat. Pada bagian fundus teraba lunak, bulak dan tidak melenting (bokong)
Leopold II :pada perut ibu bagian kiri teraba bagian kecil-kecil, tahanan lemah(ekstremitas)
Pada perut ibu bagian kanan teraba panjang, keras, tahanan kuat(punggung)
Leopold III : pada perut ibu bagian bawah teraba bulat, keras, melenting(kepala)
Leopold IV : kedua tangan bertemu/ konvergen(bagian terendah janin belum masuk panggul)
Ekstremitas Atas : simetris, jumlah jari lengkap,tidak ada odema. LILA :22 cm
Ekstremitas Bawah : simetris,jumlah jari lengkap, tidak ada odema, tidak ada varises.
Genitalia Luar : bersih, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar batholini.
(bila perlu)
4. Data Penunjang
Tidak ada
A. Diagnosa kebidanan
Data Dasar:
Ny.H G1P0A0Ah0 hamil 32 minggu umur 23 tahun janin tunggal hidup intra uteri preskep,puka
dengan IUGR ( Intera Uterine Growth Restriction).
Ds:
Do:
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status emosional : stabil\
Tanda vital
Palpasi Leopold
Leopold I : kepala
B. Masalah
Ibu mengatakan cemas terhadap kondisi janinnya.
Data dasar:
Ds: ibu mengatakan nafsu maknnya berkurang dan derakan janinnya melemah.
Do: ibu tampak lemah.
III. IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Gawat janin
A. Mandiri
Tidak ada
B. Kolaborasi
Melakukan kolaborasi dengan dokter specialis obstetric ginekologi dan ahli gizi.,
C. Merujuk
Tidak ada
V. PERENCANAAN Tanggal:25-09-2012 pukul: 09.35 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaannya yaitu TD: 120/90 mmHg, N: 80x/menit, R: 20 x/menit,
S: 370 C, BB: 51 kg, TFU : 26 cm.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang keluhan yang dirasakan yaitu tidak nafsu makan. Pada
kehamilan lanjut/TM III biasanya ibu mengalami tidak nafsu makan hal ini dapat disebabkan
karena masalah psikologis dari ibu, karena kehamilan ibu sudah mendekati proses persalinan.
Keluhan yang dirasakan ibu dapat juga terjadi karena pada TM III penyerapan makanan pada
usus juga berkurang, sehingga ibu bermasalah pada BAB, yang menyebabkan perut ibu terasa
penuh dan ibu tidak nafsu makan. Ibu juga mengeluh gerakan janin ibu berkurang hal ini
disebabkan bisa karena pemenuhan nutrisi pada janin ibu terganggu, karena porsi makan ibu
berkurang dan ibu jarang makan. Apabila ibu tidak nafsu makan ibu dapat makan sedikit-sedikit
tetapi sering untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ibu dan janin.
3. Menganjurkan ibu untuk menjaga jarak dengan hewan peliharaan di dalam rumah, karena hewan
peliharaan ibu (kucing) dapat menyebabkan TORCH dan dapat menyebabkan kecacatan bawaan
pada janin ibu, hal ini didapatkan dari kotoran kucing yang mencemari lingkungan rumah.
4. Mengingatkan ibu tentang kebutuhan nutrisi pada kehamilan yaitu menu seimbang, dapat
didapatkan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, dapat didapkan dari
daging, telur,kacang-kacangan. Karbohidrat, dapat didapatkan dari nasi, gandum.
Vitamin,didapatkan dari buah-buahan yang segar dan sayuran segar.Ibu juga memenuhi
kebutuhan cairan dengan minum minimal 8 gelas dan bila perlu susu satu gelas. Sebaiknya ibu
memenuhi kebutuhan kalori selama kehamilan dengan cara makan makanan selingan di sela-sela
waktu makan pagi-siang dan siang-malam. Ibu juga diharapkan makan makanan yang manis
supaya pada saat janin ibu lahir tidak berat bayi lahir rendah (BBLR).
5. Mengingatkan ibu tentang pola aktifitas dan kebutuhan istirahat yaitu ibu boleh melakukan
pekerjaan yang tidak memberatkan serta membuat ibu kelelahan, ibu disarankan untuk tidak
mengangkat barang yang berat-berat, serta ibu memenuhi kebutuhan istirahat yaitu tidur malam
7-8 jam dan tidur siang 1-2 jam per hari.
6. Mengingatkan ibu tentang personal hygiene yaitu selama kehamilan sebaiknya ibu menjaga
personal hygiene yaitu dengan mandi 2x dalam sehari, gosok gigi 3x sehari, keramas 3x/minggu,
ganti pakaian 2x/hari, dang ganti pakaian dalam minimal 3x dan selesai BAB/BAK, serta saat
lembab.
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dua minggi/ saat ibu ada keluhan.
VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya.
2. Ibu sudah mengerti tentang keluhan yang ibu rasakan dan ibu bersedia mengikuti saran bidan
untuk makan sedikit-sedikit tetapi sering untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
3. Ibu bersedia menjaga jarak dengan hewan peliharaannya dirumah.
4. Ibu sudah mengetahui tentang kebutuhan nutrisi, cairan dan kebutuhan kalori dan ibu bersedia
memenuhinya.
5. Ibu sudah mengetahui tentang pola aktifitas dan istirahat pada ibu hamil.
6. Ibu sudah mengetahui tentang kebutuhan diri/ personal hygiene dan akan menerapkannya
dirumah.
7. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang dua minggu/ saat ada keluhan.
BAB III
PENUTUP
3.1KESIMPULAN
Pertumbuhan Janin Terhambat atau Intra Uterine Growth Restriction adalah suatu
keadaan dimana terjadi gangguan nutrisi dan pertumbuhan janin yang mengakibatkan berat
badan lahir dibawah batasan tertentu dari usia kehamilannya.
Penyebab pertumbuhan terhambat ini dapat dilihat dari penyebab ibu, janin dan
plasenta. Untuk penanganannya dapat dilakukan langkah pertama dalam menangani PJT adalah
mengenali pasien-pasien yang mempunyai resiko tinggi untuk mengandung janin kecil. Langkah
kedua adalah membedakan janin PJT atau malnutrisi dengan janin yang kecil tetapi sehat.
Langkah ketiga adalah menciptakan metode adekuat untuk pengawasan janin pada pasien-pasien
PJT dan melakukan persalinan di bawah kondisi optimal.
3.2 SARAN
Agar dapat mengurangi angka kejadian IUGR, disaran kepada setiap ibu hamil agar lebih
memperhatikan kehamilannya, terutama pada asupan gizinya, istirahat yang cukup seperti
berbaring miring, dll.
DAFTAR PUSTAKA
DI SUSUN OLEH:
IIS SHOLIHAT
13211351
TINGKAT IIA
DOSEN PEMBIMBING
DEVI SYARIF,S.SiT.M.Keb
Puji dan syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat
dan penyertaannya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah tentang
“Oligohidramnion”, saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dalam menyusun makalah ini.
Penyusunan makalah ini telah saya selesaikan dengan lancar, tetapi saya menyadari
bahwa penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna, jadi saya mohon
untuk memberikan masukan, kritik, dan saran yang membangun demi perbaikan dalam
penyusunan tugas makalah ini.
Akhir kata saya berharap tugas ini sangat berguna dan membantu
menyumbangkan pengetahuan tentang mata kuliah asuhan kebidanan patologi khususnya
bagi mahasiswa Kebidanan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2 Tujuan..................................................................................................................... 1
BAB III LANDASAN TEORITIS
A. KONSEP TEORITIS OLIGOHIDRAMNION
2.1 Defenisi............................................................................................................. 3
2.2 Etiologi.............................................................................................................. 3
2.3 Patofisiologi...................................................................................................... 4
2.4 Gambaran Klinis/gejala..................................................................................... 5
2.5 Pemeriksaan Penunjng....................................................................................... 5
2.6 Akibat................................................................................................................. 5
2.7 Tindakan Konservatif......................................................................................... 6
2.8 Oligohidramnion Awitan Dini............................................................................ 7
2.9 Prognosis............................................................................................................. 7
2.10Hipoplasia Paru.................................................................................................. 8
2.11Diagnosis Oligohidramnion............................................................................... 9
2.12Penatalaksanaan................................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk dapat mengetahui asuhan kebidanan pada masalah oligohidramnion dan
manajemennya dalam asuhan kebidanan
2.2 Etiologi
Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin. Etiologi
primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik pertumbuhannya dan etiologi
sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini.
Cara mengeceknya :
Dengan memeriksa indeks cairan ketuban, yakni jumlah pengukuran kedalaman
gambaran air ketuban di empat sisi kuadran perut ibu. Dilakukan lewat USG
(ultrasonografi). Nilai nominalnya berkisar antara 10-20 cm. Bila kurang dari 10 cm
disebut air ketuban telah berkurang. Jika kurang dari 5 cm, inilah yang disebut
oligohidramnion.
2.6 Akibat Oligohidramnion
a. Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan
,keguguran,janin meninggal dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi
partus prematurus yaitu picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan
dinding rahim.
b. Jika terjadi pada trimester kedua kehamilan, akan amat mengganggu tumbuh kembang
janin.
c. Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti club-foot,
cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery appereance).
d. Jika terjadi menjelang persalinan, meningkatkan risiko terjadinya komplikasi selama
kelahiran. Seperti tidak efektifnya kontraksi rahim akibat tekanan di dalam rahim yang
tidak seragam ke segala arah. Buntutnya, persalinan jadi lama atau malah “berhenti”.
Hal yang dapat dilakukan oleh ibu hamil dengan oligohidramnion adalah :
a. Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta tingkatkan konsumsi cairan
b. Banyak istirahat
c. Stop merokok dan/atau jadi perokok pasif
d. Amati frekuensi gerakan atau aktivitas janin
e. Laporkan segera ke dokter jika terjadi tanda-tanda kelahiran prematur seperti
pendarahan atau keluar cairan dari vagina.
Tindakan Dokter
Jika tidak terjadi peningkatan jumlah air ketuban yang disertai dengan tanda-
tanda tidak sesuainya pertumbuhan berat janin dan terganggunya aliran darah,tali pusat
biasanya dokter akan memutuskan segera melahirkan janin.Apalagi jika ditemukan pada
kehamilan cukup bulan.
2.9 Prognosis
Prognosis janin buruk pada oligohidramnion awitan dini dan hanya separuh janin
yang hidup.Sering terjadi persalinan premature dan kematian neonatus.Oligohidramnion
dilaporkan berkaitan dengan pelekatan antara amnion dan bagian-bagian janin serta
dapat menyebabkan cacat serius termasuk amputasi.Selain itu,dengan tidak adanya cairan
amnion,janin mengalami tekanan dari semua sisi dan menunjukkan penampilan yang aneh
disertai cacat musculoskeletal seperti jari tubuh.
b) Amniotic band
Karena sedikitnya air ketuban ,dapat menyebabkan terjadi hubungan langsung
antara membrane dengan janin sehingga dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang
janin intrauteri.Dapat dijumpai ekstremitas terputus oleh karena hubungan atau ikatan
dengan membrannya.
Salah satu bentuk oligohidramnion adalah akibat ketuban pecah menjelang aterm
sehingga dapat menimbulkan komplikasi serius pada janin.Untuk mengurangi tekanan
langsung otot rahim terhadap tali pusat/plasenta yang menimbulkan fetal distress
dilakukan upaya “amniotic infusion” suatu terapi yang bersifat sementara untuk
mengurangi kompresi dan ada kemungkinan untuk meningkatkan persalinan per
vaginam.
2.12 Penatalaksanaan :
a. USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang
sangat abnormal)
b. Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta tingkatkan konsumsi cairan
c. Banyak istirahat
d. Stop merokok dan/atau jadi perokok pasif
e. Amati frekuensi gerakan atau aktivitas janin
f. Laporkan segera ke dokter jika terjadi tanda-tanda kelahiran prematur seperti
pendarahan atau keluar cairan dari vagina.
B. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
Langkah I: Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk pengumpulan data, pengelompokan
data dan menganalisa data sehingga dapat diketahui masalah dan keadaan klien. Pada
langkah pertama ini dikumpulkan semua data atau informasi yang akurat dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Data – data yang di kumpulkan meliputi :
1. Data subjektif
a. Biodata atau identitas klien dan suami
Yang dikaji : nama,umur,agama,suku,pendidikan,pekerjaan dan alamat.
Gunanya adalah untuk mengenal klien dan membedakan antara pasien yang satu dengan
pasien yang lainnya.
b. Keluhan utama
Merupakan alasan utama kenapa ibu berkunjung ke BPS dan apa-apa saja yang
dirasakan ibu.
Keluhan yang dialami ibu biasanya ibu mengatakan pergerakan janin dirasakan nyeri oleh
ibu, sewaktu kontraksi terasa sakit sekali, ibu dengan kehamilan yang lewat bulan dan
mengeluh nyeri saat kontraksi.
c. riwayat perkawinan
kemungkinan ditemukan status perkawinan,umur waktu kawin,berapa lama
kawin.karena ini akan mempengaruhi kehamilan ibu.
d. Riwayat menstruasi
Yang ditanyakan disini adalah kapan HPHT untuk menentukan usia kehamilan dan
tafsiran persalinan, bagaimana siklus haid, berapa lama, berapa banyaknya, kapan
pertama kali haid dan apakah ada merasakan nyeri saat haid.
e. Riwayat obstetric
Ditanyakan tentang:
a. Kehamilan yang lalu
Untuk mengetahui ibu pernah hamil berapa kali,apakah iu mersakan mual
muntah,dll.
g. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan yang lalu:
Kemungkinan klien pernah mengalami penyakit jantung,hipertensi,DM,dll.
2. Riwayat kesehatan sekarang:
Kemungkinan klien mengalami penyakit jantung,hipertensi,DM,dll.
i. Riwayat kontrasepsi
kemungkinan klien pernah menggunakan kontrasepsi atau tidak.
j. Riwayat seksualitas
apakah klien ada mengalami gangguan dengan aktifitas seksualnya.
l. Riwayat spiritual
kemungkinan klien melakukan ibadah agama dan kepercayaan dengan baik.
m. Riwayat psikologis
kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga dengan kehamilan
ini.misalnya:takut,cemas,atau senang.
2. Data objektif
Dikumpulkan dari hasil pemeriksaan.
a. pemeriksaan umum:untuk mengetahui keadaan ibu secara umum.
b. pasien sadar akan menunjukkan tidak adanya kelainan psikologis dan kesadaran umum
juga mencakup pemeriksaan tanda-tanda vital, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan
atas yang bertujuan untuk mengetahui keadaan gizi pasien.
c. pemeriksaaan fisik
Secara inspeksi :yaitu pemeriksaan pandang dari kepala sampai kaki
a. Mata : oedema atau tidak
b. Konjungtiva : pucat atau tidak
c. Sclera : ikhterik atau tidak
d. Mulud dan gigi : lidah bersih atau tidak,gigi ada karies atau tidak
e. Leher : kelenjar tiroid ada pembesaran atau tidak,kelenjar
getah bening ada pembengkakan atau tidak.
f. Payudara : simetris atau tidak,putting susu menonjol atau tidak
g. Abdomen : ada luka bekas operasi atau tidak berapa tinggi TFU dan
apakah sesuai dengan usia kehamilan atau tidak
h. Vulva : bersih atau tidak,ada varies atau tidak,oedema atau
tidak
i. Vagina : ada pengeluaran dari vagina atau tidak
j. Anus : ada haemoraid atau tidak
k. Ekstremitas : ada kelainan atau tidak
Secara palpasi
: Untuk menentukan TFU,apa kemungkinan yang terdapat di
fundus,mis:kepala,bokong atau yang lainnya.
: Untuk menentukan apa yang terdapat pad bagian kiri dan
kanan perut klien,kemungkinan teraba punggung,anggota gerak,bokong atau kepala.
: Untuk menentukan apa yang teraba pada bagian terbawah
dari perut ibu,kemungkinan teraba kepala,bokong atau yang lainnya.
: Untuk menentukan sejauh mana kepala masuk ke rongga
panggul ibu dan seberapa masuknya dihititung dengan perlimaan.
Data fokus dihasilkan pemeriksaan palpasi : janin teraba jelas, tinggi fundus uteri lebih
kecil dan uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan, Djj terdengar lebih jelas, janin
mudah berpindah tempat.
Secara auskultrasi
Kemungkinan terdengar DJJ, berapa frekuensinya, teratur atau tidak, bagaimana
intensitasnya dan dimana punctum maximumnya.
Secara perkusi
Pemeriksaan reflek patella kiri dan kanan yang berkaitan dengan kekurangan vitamin B
dan penyakit syaraf.
b. Masalah
Kemungkinan masalah yang akan timbul adalah nyeri pada perut.
Dasar : pergerakan anak yang tidak optimal karena kurangnya cairan ketuban.
c. Kebutuhan
1. berikan dukungan psikologis kepada ibu dan keluarga.
Dasar : keadaan kehamilan ibu yang bermasalah.
2. Tirah baring atau Istirahat yang cukup.
Dasar : berbaring membuat sirkulasi oksigen ke otak lebih lancar sehingga ibu tidak
mengalami nafas.
3. Hidrasi.
Dasar : kebutuhan cairan yang cendrung meningkat pada ibu hamil.
4. Nutrisi.
Dasar : ibu membutuhkan asupan gizi yang cukup .
5. Pemantauan kesejahteraan janin.
Dasar :cairan amnion yang sedikit membuat janin sukar beraktifitas.
1. Kesimpulan
Oligohidramnion adalah kondisi di mana cairan ketuban terlalu sedikit, yang
didefinisikan sebagai indeks cairan amnion (AFI (amniotic fluid index)) di bawah
persentil.atau suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari
500 cc.Gejalanya yaitu,uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan,ibu merasa nyeri di
perut pada setiap pergerakan anak,bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan
kelima dan terdengar lebih jelas,bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan
tidak ada yang keluar.
2. Saran
Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat
diperlukan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA